Anda di halaman 1dari 10

Asas-asas Pendidikan

Kemajuan Ilmu dan teknologi, terutama teknologi informasi menyebabkan arus komunikasi menjadi
cepat dan tanpa batas. Hal ini brdampak lagsung pada bidang Norma kehidupan dan ekonomi, seperti
tersingkirnya tenaga kerja yang kurang berpendidikan dan kurang trampil, terkikisnya budaya lokal
karena cepatnya arus informasi dan budaya global, serta menurunnya norma-norma masyarakat kita
yang bersifat pluralistik sehingga rawan terhadap timbulnya gejolak sosial dan disintegrasi bangsa.
Adanya pasar bebas, kemampuan bersaing, penguasaan pengetahuan dan teknologi, menjadi semakin
penting untuk kemajuan suatu bangsa. Ukuran kesejahteraan suatu bangsa telah bergeser dari modal
fisik atau sumber daya alam ke modal intelektual, pengetahuan, sosial, dan kepercayaan.

Hal ini membutuhkan pendidikan yang memberikan kecakapan hidup (Life Skill ), yaitu yang memberikan
keterampilan, kemahiran, dan keahlian dengan kompetensi tinggi pada peserta didik sehingga selalu
mampu bertahan dalam suasana yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif dalam kehidupannya.
Kecakapan ini sebenarnya telah diperoleh siswa sejak dini mulai pendidikan formal di sekolah maupun
yang bersifat informal, yang akan membuatnya menjadi masyrakat berpengetahuan yang belajar
sepanjang hayat (Life Long Learning).

1.2.Rumusan Masalah

Apakah pengertian asas-asas pendidikan?

Ada berapa asas asas pendidikan?

Bagaimana penerapan asas-asas pendidikan?

1.3.Tujuan

Untuk mengetahui asas-asas pendidikan dan untuk memgetahui bagaimana penerapan asas-asas
pendidikan.

BAB II

PEMBAHASAN
A.Pengertian Asas Pendidikan

Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau tumpuan berpikir, baik pada
tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.

Khusus di Indonesia , terdapat sejumlah asas yang memberi arah dalam merancang dan melaksanakan
pendidikan itu. Asas-asas tersebut antara lain:

1. Asas Tut wuri Handayani

Asas tut wuri handayani, yang kini menjadi semboyan Diknas pada awalnya merupakan salah satu dari
asas 1922 yakni : tujuh buah asas dari Perguruan Nasional Taman Siswa (didirikan 3 Juli 1922).. Asas atau
semboyan ini dikumandangkan oleh Ki Hadjar Dewantara. dan mendapat dukungan dari positif dari Drs.
RMP Sosrokartono dengan menambahkan dua semboyan yaitu : Ing Ngarso Sung Tuladha dan Ing Madya
Mangun Karsa. Ketiga semboyan itu telah menyatu menjadi satu kesatuan asas.

Asas tut wuri handayani merupakan inti dari asas 1922 yang menegaskan bahwa setiap orang
mempunyai hak mengatur dirinya dengan mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum.

Keadaan yang dapat ditemukan dalam pendidikan berkaitan dengan asas ini antara lain :

a. Peserta didik mendapat kebebasan dalam memilih pendidikan dan keterampilan yang diminati di
semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan yang disediakan sesuai potensi, bakat, dan kemampuan yang
dimiliki.

b. Peserta didik mendapat kebebasan memilih pendidikan kejuruan yang diminati agar
mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja dan bidang yang diinginkan.

c. Peserta didik yang memiliki kecerdasan luar biasa mendapat kesempatan untuk memasuki program
pendidikan dan keterampilan yang diminati sesuai dengan gaya dan irama belajarnya.
d. Peserta didik yang memiliki keistimewaan atau kekurangan dalam fisik dan mental memperoleh
kesempatan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang sesuai dengan keadaanya.

e. Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan memperoleh pendidikan keterampilan


yang sesuai dengan kondisi daerahnya.

f. Peserta didik dari keluarga tidak mampu mendapatkan kesempatan memperoleh pendidikan dan
keterampilan sesuai dengan minat dan kemampuanya dengan bantuan dan dari pemerintah masyarakat.

2. Asas Belajar sepanjang hayat

Istilah belajar sepanjang hayat erat kaitannya dengan istilah “pendidikan seumur hidup”. UNESCO
Institute for Education menetapkan suatu definisi kerja yakni pendidikan seumur hidup adalah
pendidikan yang harus :

Meliputi seluruh hidup setiap individu.

Mengarah kepada pembentukan, pembaharuan, peningkatan dan penyempurnaan secara sistematis


pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self fulfilment) setiap individu.

Meningkatkan kemampuan dan motivasi utnuk belajar mandiri.

Mengakui kontribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin terjadi, termasuk yang formal, non
formal dan informal.

Ada 2 misi yang diemban dalam proses belajar mengajar berdasarkan latar pendidikan seumur hidup
yaitu :: membelajarkan peserta didik dengan efisien dan efektif dan serentak dengan itu, meningkatkan
kemauan dan kemampuan belajar mandiri sebagai basis belajar sepanjang hayat.

3. Azas Kemandirian dalam Belajar


Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas tut wuri handayani dan belajar sepanjang hayat. Implikasi dari
asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran komunikator, fasiltator, organisator, dsb. Pendidik
diharapkan dapat menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

B. Penerapan asas-asas Pendidikan (di sekolah dan di luar sekolah)

1. Keadaan yang di temui

Dalam kaitan penerapan asas Tut Wuri Handayani, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang, yakni :

1) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan dan keterampilan yang diminatinya
di semua jenis, jalur, dan jenjang pendidikan yang disediakan oleh pemerintah sesuai peran dan
profesinya dalam masyarakat. Peserta didik bertanggung jawab atas pendidikannya sendiri

2) Peserta didik mendapat kebebasan untuk memilih pendidikan kejuruan yang diminatinya agar
dapat mempersiapkan diri untuk memasuki lapangan kerja bidang tertentu yang diinginkannya

3) Peserta didik memiliki kecerdasan yang luar biasa diberikan kesempatan untuk memasuki program
pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan gaya dan irama belajarnya

4) Peserta didik yang memiliki kelainan atau cacat fisik atau mental memperoleh kesempatan untuk
memilih pendidikan dan ketrampilan sesuai dengan cacat yang disandang agar dapat bertumbuh
menjadi manusia yang mandiri

5) Peserta didik di daerah terpencil mendapat kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan
ketrampilan agar dapat berkembang menjadi manusia yang memiliki kemampuan dasar yang memadai
sebagai manusia yang mandiri, yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal
(Jurnal Pendidikan,1989)
Dalam kaitan asas belajar sepanjang hayat, dapat dikemukakan beberapa keadaan yang ditemui
sekarang, yaitu :

1) Usaha pemerintah memperluas kesempatan belajar telah mengalami peningkatan. Terbukti dengan
semakin banyaknya peserta didik dari tahun ke tahun yang dapat ditampung baik dalam lembaga
pendidikan formal, non formal, dan informal; berbagai jenis pendidikan; dan berbagai jenjang
pendidikan dari TK sampai perguruan tinggi

2) Usaha pemerintah dalam pengadaan dan pembinaan guru dan tenaga kependidikan pada semua
jalur, jenis, dan jenjang agar mereka dapat melaksanakan tugsnya secara proporsional. Dan pada
gilirannya dapat meningkatkan kualitas hasil pendidikan di seluruh tanah air. Pembinaan guru dan tenaga
guru dilaksanakan baik didalam negeri maupun diluar negeri

3) Usaha pembaharuan kurikulum dan pengembangan kurikulum dan isi pendidikan agar mampu
memenuhi tantangan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas melalui pendidikan

4) Usaha pengadaan dan pengembangan sarana dan prasarana yang semakin meningkat: ruang
belajar, perpustakaan, media pengajaran, bengkel kerja, sarana pelatihan dan ketrampilan, sarana
pendidikan jasmani

5) Pengadaan buku ajar yang diperuntukan bagi berbagai program pendidikan masyarakat yang
bertujuan untuk:

a) Meningkatkan sumber penghasilan keluarga secara layak dan hidup bermasyarakat secara
berbudaya melalui berbagai cara belajar

b) Menunjang tercapainya tujuan pendidikan manusia seutuhnya

6) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan generasi muda: kepemimpinan dan ketrampilan,
kesegaran jasmani dan daya kreasi, sikap patriotisme dan idealisme, kesadaran berbangsa dan
bernegara, kepribadian dan budi luhur
7) Usaha pengadaan berbagai program pembinaan keolahragaan dengan memberikan kesempatan
yang seluas-luasnya kepada anggota masyarakat untuk melakukan berbagai macam kegiatanolahraga
untuk meningkatkan kesehatan dan kebugaran serta prestasi di bidang olahraga

8) Usaha pengadaan berbagai program peningkatan peran wanita dengan memberikan kesempatan
seluas-luasnya dalam upaya mewujudkan keluarga sehat, sejahtera dan bahagia; peningkatan ilmu
pngetahuan dan teknologi, ketrampilan serta ketahanan mental.

Sesuai dengan uraian di atas, maka secara singkat pemerintah secara lintas sektoral telah mengupayakan
usaha-usaha untuk menjawab tantangan asas pendidikan sepanjang hayat dengan cara pengadaan
sarana dan prasarana, kesempatan serta sumber daya manusia yang menunjang.

2. Permasalahan yang dihadapi

a. Masalah Peningkatan Mutu Pendidikan

Kebijakan peningkatan mutu pendidikan tidak harus dipertimbangkan dengan kebijaksanaan pemerataan
pendidikan. Karena peningkatan kualitas pendidikan harus diimbangi dengan peningkatan kualitas
pendidikan. Pendidikan bertujuan membangun sumber daya manusia yang mutunya sejajar dengan
mutu sumber daya manusia negara lain.

Pemerintah mengusahakan berbagai cara dalam upaya peningkatan mutu pendidikan, antara lain: (1)
Pembinaan guru dan tenaga pendidikan di semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan, (2) Pengembangan sarana dan prasarana sesuai dengan perkembangan
ilmu dan teknologi, (3) Pengembangan kurikulum dan isi pendidikan sesuai dengan perkembangan ilmu
dan teknologi serta pengembangan nilai-nilai budaya bangsa, (4) Pengembangan buku ajar sesuai
dengan tuntutan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan budaya bangsa.

b. Masalah Peningkatan Relevansi Pendidikan


Kebijaksanaan peningkatan relevansi pendidikan mengacu pada keterkaitannya dengan: ke-bhineka
tunggal ika-an masyarakat, letak geografi Indonesia yang luas, dan pembangunan manusia Indonesia
yang multidimensional.

Pemerintah telah dan sedang mengusahakan peningkatan relevansi penyelenggaraan pendidikan yang
efektif dan efisien (1) meningkatkan kemudahan dalam komunikasi informasi antara pusat–daerah,
daerah–daerah, agar arus komunikasi informasi pembaharuan pendidikan berjalan lancar, (2)
desiminasi–inovasi pendidikan: kelembagaan’ sumber daya manusia, sarana dan prasarana, proses
belajar mengajar yang dilaksanakan secara terpadu, dan (3) peningkatan kegiatan penelitian untuk
memberi masukan dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan.

c. Masalah pendekatan komunikasi oleh guru

Sekarang masih terdapat kecendrungan bahwa peserta didik terikat oleh penggunaan komunikasi satu
arah dalam kegiatan pembelajaran dengan mengandalkan metode ceramah. Dalam komunikasi
demikian, pendididk menempatkan dirinya dalam kedudukan yang lebih tinggi dari peserta didik. Tidak
jarang, peserta didik dijadikan objek komunikasi oleh seorang guru. Dengan rendahnya umpan balik dari
peserta didik, dan cenderung hanya menghasilkan perubahan pengetahuan (Rogers dan Schoemaker,
1981 : Depdikbud, 1983) memberikan implikasi yang negatif terhadap out put pendidikan, yakni
membuat peserta didik tidak terdorong untuk belajar mandiri, mereka lebih bergantung kepada
informasi yang diberikan pendidik.

d. Masalah peranan pendidik

Metode pembelejaran yang dilakukan oleh pendidik kepada peserta didik, yakni metode ceramah
dimana pendidik melakukan komunikasi satu arah, pendidik sering menempatkan dirinya sebagai orang
yang paling dominan. Tidak jarang, pendidik, dosen atau guru menempatkan dirinya sebagai orang yang
paling dan serba tahu dalam segala hal pada waktu kegiatan belajar berlangsung. Tugas seorang pendidik
sebenarnya mendorong peserta didik untuk mencari informasi sendiri yang dikatakan sebagai upaya
belajar mandiri.

e. Masalah tujuan belajar


Learning to know dan learning to do belum cukup untuk dijadikan tujuan belajar. Oleh karena kemajuan
teknologi terutama kemajuan transpotasi dan komunikasi membuat dunia semakin sempit, sehingga
intensitas interaksi manusia semakin tinggi tanpa dibatasi oleh perbedaan suku, agama, ras, dan asal-
usul. Oleh karena itu, tujuan belajar diperluas dengan learning to life together dan learnign to be.

3. Pengembangan penerapan asas-asas pendidikan

Sehubungan dengan permasalah yang dihadapi dalam penerapan asas-asas pendidikan, maka perlu
diadakannya upaya pengembangan penerapan asas-asas pendidikan dengan tujuan untuk membantu
mengatasi permasalahan yang telah dijelaskan sebelumnya.

a. Meningkatkan mutu pendidikan

Dalam menghadapi masalah peningkatan sumber daya manusia sesuai perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi pemerintah telah dan sedang mengupayakan peningkatan: mutu guru dan tenaga
kependidikan, mutu sarana dan prasarana pendidikan, mutu kurikulum dan isi kurikulum sesuai
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta perkembangan nilai-nilai budaya bangsa.

b. Meningkatkan relevansi pendidikan

Dalam upaya meningkatkan relevansi pendidikan, pemerintah melakukan berbagai upaya (1) usaha
menemukan cara baru dan pemanfaatan teknologi pendidikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik
yang beragam, (2) usaha pemanfaatan hasil penelitian pendidikan bagi peningkatan kualitas kegiatan
pembelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik, dan (3) usaha pengadaan ruang belajar, ruang
khusus (bengkel kerja, konseling, pertemuan, dan sebagainya) yang menunjang kegiatan pembelajaran.

c. Mengembangkan komunikasi dua arah

Dalam meningkatkan umpan balik dari siswa, seorang guru harus mengembangkan komunikasi dua arah.
Siswa tidak hanya mendengarkan namun juga memberikan respon dalam setiap permasalahan yang
diberikan seorang pendidik. Dengan demikian, peserta didik akan terdorong untuk belajar mandiri, tidak
tergantung kepada pendidik saja.

d. Menggeser peranan pendidik menjadi fasilitator, informator, motivator, dan organisator.

Fasilitator sebagai penyedia layanan misalnya memberikan kasus yang harus dipecahkan atau
didiskusikan. Informator sebagai pemberi informasi terkini yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
Motivator sebagai pemberi motivasi kepada peserta didik. Organisator yang membimbing peserta didik
menyelesaikan tahap-tahap pembelajaran yang telah ada.

f. Mengembangkan tujuan belajar menjadi learning to know, learning to do, learning to life together,
dan learning to be.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, dan hasilnya tidak segera tampak. Oleh karena itu
pendidikan harus dirancang dan dilaksanakan secermat mungkin dengan memperhatikan sejumlah asas
pendidikan.

Pendidikan di Indonesia tidak lepas dari kiprah Ki Hajar Dewantara sang pelopor pendidikan yang
mempopulerkan tiga asas penting dalam kegiatan pendidikan yang masih dijadikan teladan sampai
sekarang yaitu asas tut wuri handayani, asas ing ngarso sungtolodo, dan asas ing madyo mangunkarso.

Ketiga asas ini saling berhubungan hendaknya menjadi acuan untuk menerapkan sistem pendidikan yang
tepat bagi bangsa ini dan terus menjunjung tinggi kebudayaan nasional daripada kebudayaan asing.
Semangat untuk terus melestarikan “Tut Wuri Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa begitu penting,
mengingat makna dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang mandiri.

B. Saran
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh sebab itu
penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan
pembuatan makalah ini dan bermanfaat khususnya untuk penulis dan umumnya untuk pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Johnson, Elanie B. PH. D., (2009): Contextual Teaching and Learning; Mizan Media Utama, Bandung.

Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo. (2005): Pengantar Pendidikan. Rineka Cipta, Jakarta.

http://www.melodramaticmind.com/2009/10/asas-asas-pendidikan-indonesia-dan.html

·http://id.shvoong.com/law-and-politics/international-relations/2116885-perbedaan-asas-ius-soli-
dengan/

http://fatamorghana.wordpress.com/2008/07/12/bab-iii-landasan-dan-asas-asas-pendidikan-serta-
penerapannya/.

Anda mungkin juga menyukai