Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

PENGANTAR PENDIDIKAN
ASAS-ASAS PENDIDIKAN

Oleh :
Kelompok 4

1. Binti Mar'atul Isnaini (190211614899)

2. Cindy Rizky Rati (190211614884)

3. Rosilia Ariyanti (190211614877)

4. Zona Septi Nilasari (190211614893)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG (UM)

KOTA MALANG
2020/2021

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pada era globalisasi kini, ilmu dan teknologi berkembang dengan pesat, terutama
teknologi informasi. Teknologi informasi menyebabkan cepatnya arus komunikasi.
Hal tersebut berdampak kepada norma kehidupan masyarakat serta ekonomi. Contoh
dari dampak terebut antara lain, berkurangnya tenaga kerja pedidikan yang terampil,
berpudarnya budaya lokal karena adanya budaya global, menurunnya norma-norma
yang ada di dalam masyarakat sehingga menimbulkan masalah sosial dan
disintergrasi. Kemajuan pengetahuan dan teknolgi semakin penting demi kemajuan
bangsa Indonesia. Ukuran kessejahteraan ssutu bangsa darimodal fisik atau sumber
daya alam, kini bergeser pada modal intelektual, pengetahuan dan kepercayaan

Karena hal tersebut, pendidikan sangat dibutuhkan demi memberikan kecakaan


hidup. Hal ini dapat dilaksanakan dengan cara, memberikan keterampilan, kemahiran,
dan keahlian pada peserta didik dengan kompestensi tinggi agar peserta didik mampu
bertahan dalam suasana yang berubah-ubah dalam kehidupan. Peseta didik
sebenarnya sudah memperoleh kecakapan sejak dini mulai dari pendidikan yang
formal di sekolah hingga informal di lingkungan masyarakat. Hal ini dibutuhkan
demi menjadi masyarakat yang berpengetahuan dan belajar banyak.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari asas-asas pendidikan?

2. Apa saja asas - asas pendidikan?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari asas-asas pendidikan.

2. Mengetahui apa saja asas – asas pendidikan.


PEMBAHASAN

A. Asas Pokok Pendidikan


Asas pendidikan merupakan sesuatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan
pendidikan. Khusus di Indonesia, terdapat beberapa asas pendidikan yang
memberi arah dalam merancang dan melaksanakan pendidikan itu. Asas-asas
tersebut bersumber baik dari kecenderungan umum pendidikan di dunia
maupun yang bersumber dari pemikiran dan pengalaman sepanjang sejarah upaya
pendidikan di Indonesia. Diantara asas tersebut adalah Asas Tut Wuri Handayani,
Asas belajar sepanjang hayat (life long learning) dan Asas kemadirian belajar. Asas-
asas itu dianggap sangat relevan dengan upaya pendidikan. Oleh karena itu, setiap
tenaga kependidikan harus memahami dengan tepat ketiga asas tersebut agar dapat
menerapkannya dengan semestinya dalam penyelenggaraan pendidikan sehari-hari.

B. Macam-Macam Asas Pendidikan

1. Asas Tut Wuri Handayani.

Asas tut wuri handayani (jika dibelakang, mengikuti dengan awas) yang
merupakan asas pendidikan Indonesia hingga saat ini bersumber dari asas Taman
Siswa. Asas ini dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara. Asas tut wuri
handayani ini bermakna bahwa setiap orang berhak mengatur dirinya sendiri
dengan berpedoman kepada tata tertib kehidupan yang umum. Asas ini
merupakan inti dari sistim among dari perguruan tinggi itu yang merupakan asas
pertama. Asas yang dikumandangkan oleh Ki Hajar Dewantara ini mendapat
tanggapan positif dari Drs. R.M.P. Sostrokartono (filsuf dan ahli bahasa).

Terdapat dua semboyan untuk melengkapinya agar menjadi satu kesatuan asas,
yakni :
a. Ing Ngarsa Sung Tuladha

Ing ngarsa sung tuladha (di depan memberi contoh) adalah hal yang baik
mengingat kebutuhan anak maupun pertimbangan guru. Di bagian depan,
seorang guru akan membawa buah pikiran para muridnya itu ke dalam
sistem ilmu pengetahuan yang lebih luas. Ia menempatkan pikiran /
gagasan / pendapat para muridnya dalam cakrawala yang baru, yang lebih
luas. Dalam posisi ini ia membimbing dan memberi teladan. Akhirnya,
dengan filosofi semacam ini, siswa (dengan bantuan guru dan teman-
temannya) mengkonstruksi pengetahuannya sendiri di antara pengetahuan
yang telah dikonstruksi oleh banyak orang termasuk oleh para ahli.

b. Ing Madya Mangun Karsa

Ing madya mangun karsa (di tengah membangkitkan kehendak)


diterapkan dalam situasi ketika anak didik kurang bergairah atau ragu-ragu
untuk mengambil keputusan atau tindakan, sehingga perlu diupayakan
untuk memperkuat motivasi. Dan, guru maju ke tengah- tengah (pemikiran)
para muridnya. Dalam posisi ini ia menciptakan situasi yang memungkinkan
para muridnya mengembangkan, memperbaiki, mempertajam, atau bahkan
mungkin mengganti pengetahuan yang telah dimilikinya itu sehingga
diperoleh pengetahuan baru yang lebih masuk akal, lebih jelas, dan lebih
banyak manfaatnya.

2. Asas Belajar Sepanjang Hayat (life long learning)

Artinya, setiap manusia Indonesia diharapkan untuk selalu berkembang


sepanjang hidupnya dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah diharapkan
agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar.

Pendidikan sepanjang hayat adalah pendidikan yang harus :

a. Meliputi seluruh hidup setiap individu.

b. Mengarah kepada pembentukan, pembaruan, peningkatan, dan


penyempurnaan secara sistematis pengetahuan, keterampilan, dan sikap
yang dapat meningkatkan kondisi hidupnya.

c. Tujuan akhirnya adalah mengembangkan penyadaran diri (self


fulfilment) setiap individu.

d. Meningkatkan kemampuan dan motivasi untuk belajar mandiri.

e. Mengakui konstribusi dari semua pengaruh pendidikan yang mungkin


terjadi termasuk yang formal, nonformal, dan informal.

Kurikulum yang dapat mendukung terwujudnya belajar sepanjang hayat


harus dirancang dan diimplementasi dengan memperhatikan dua dimensi sebagai
berikut :

a. Dimensi vertikal dari kurikulum sekolah yang meliputi disamping


keterkaitan dan kesinambungan antar tingkatan persekolahan, harus pula
terkait dengan kehidupan peserta didik di masa depan. Termasuk dimensi
vertikal diantara lain :

1) Keterkaitan antara kurikulum dengan masa depan peserta didik.

2) Kurikulum dan perubahan sosial kebudayaan

3) “the forecasting curriculum” yakni perancangan kurikulum


berdasarkan suatu prognosis.

4) Keterpaduan bahan ajaran dan pengorganisasian pengetahuan.

5) Penyiapan untuk memikul tanggung jawab.

6) Pengintegrasian dengan pengalaman yang telah dimiliki peserta didik.

7) Dapat melihat kemanfaatan yang akan didapatkan dengan tetap


mengikuti pendidikan.

b. Dimensi horizontal dari kurikulum sekolah yakni keterkaitan antara


pengalaman belajar di sekolah dengan pengalaman di luar sekolah, antara
lain :

1) Kurikulum sekolah merefleksi kehidupan di luar sekolah.

2) Memperluas kegiatan belajar keluar sekolah.

3) Melibatkan orang tua dan masyarakat dalam kegiatan belajar


mengajar.

3. Asas Kemandirian dalam Belajar

Asas ini tidak dapat dipisahkan dari 2 asas ; tut wuri handayani dan belajar
sepanjang hayat. Implikasi dari asas ini adalah pendidik harus menjalankan peran
komunikator, fasilitator, organisator, dsb. Pendidik diharapkan dapat
menyediakan dan mengatur berbagai sumber belajar sedemikian rupa sehingga
memudahkan peserta didik berinteraksi dengan sumber belajar tersebut.

Pengembangan kemandirian dalam belajar ini sebaiknya dimulai dalam


kegiatan intrakurikuler, yang dikembangkan dan dimantapkan selanjutnya dalam
kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler atau untuk latar perguruan tinggi.
Dimulai dalam kegiatan tatap muka dan dikembangkan lalu dimantapkan dalam
kegiatan terstruktur dan kegiatan mandiri. Kegiatan intrakurikuler berfungsi
membentuk konsep-konsep dasar dan cara-cara pemanfaatan berbagai sumber
belajar, yang menjadi dasar pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam
bentuk-bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri atau kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler.
PENUTUP

Kesimpulan

Pendidikan selalu berkaitan dengan manusia, Pendidikan di Indonesia tidak lepas


dari seorang Ki Hajar Dewantara yang mempopulerkan tiga asas penting dalam
kegiatan pendidikan dan masih dijadikan teladan sampai sekarang yaitu asas tut wuri
handayani, asas ing ngarso sung tolodo, dan asas ing madyo mangun karso.

Ketiga asas ini saling berhubungan sehingga menjadi sebuah acuan untuk
menerapkan sistem pendidikan yang tepat bagi bangsa serta terus menjunjung tinggi
kebudayaan nasional daripada kebudayaan asing. Semangat untuk melestarikan “Tut
Wuri Handayani” dalam dunia pendidikan dirasa sangat penting, hal itu dapat dilihat
dari semboyan Ki Hadjar tersebut yaitu membuat orang menjadi pribadi yang
mandiri.

Saran

A. Asas-asas pendidikan sangat dibutuhkan dalam dunia pendidikan demi


terwujudnya pendidikan yang baik.

B. Motifasi pembelajaran perlu ditingkatkan agar asas pendidikan lebih efektif lagi
dalam pembelajaran

C. Alangkah baiknya jika azas-azas pendidikan tersebut dipahami benar oleh setiap
tenaga kependidikan di Indonesia, agar sistem pendidikan di Indonesia berjalan
dengan baik.
DAFTAR RUJUKAN

1. Syahril, dan Zelhendri Zen. 2012. Pengantar Pendidikan. Padang : Sukabina


http://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/asas-asas-pendidikan/, diakses 7
Februari 2019.
2. H.Zahara Idris, dan H.Lisma Jamal.1992. Pengantar Pendidikan 2. Jakarta :
PT.Gramedia Widiasarana Indonesia
3. Ahmad Irfan, 2019. Pengantar Pendidikan.
https://www.academia.edu/41411163/MAKALAH_ASAS_ASAS_PENDIDIKAN ,
diakses 8 Februari 2019.
4. Puput Putriani. 2016. Pengantar Pendidikan
http://puputriyani6.blogspot.com/2016/04/asas-asas-pendidikan.html?m=1 , diakses 9
Februari 2019
5. Edi Prasetio. 2014. Pengantar Pendidikan
https://www.academia.edu/11743776/Asas-asas_pendidikan , diakses 9 Februari 2019

Anda mungkin juga menyukai