Kelas 1B
Disusun Oleh
Kelompok 4 :
1. Nurul Azmy (1910125120017)
2. Try Suci Sepiana (1910125220002)
3. Wulan Maulidasari (1910125220052)
4. Nada Azizah (1910125220077)
5. Wanda Azizah (1910125220107)
6. Ade Ahmadianur (1910125310087)
7. Esty Fahlupi Yurinda (1910125320027)
8. Nor Latifah (1910125320037)
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan,
rahmat serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami mampu menyelesaikan tugas makalah
tentang“ Landasan & Asas-Asas Pendidikan Serta Penerapannya ”
Pada kesempatan ini kami juga tidak lupa untuk mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Amberansyah, S.Pd, M.Pd selaku dosen mata kuliah Pengantar Pendidikan yang
telah memberi kempatan kami belajar dalam pembuatan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami
miliki masih kurang. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
ada saran yang membangun.
Kelompok 4
1
DAFTAR ISI
A. Kesimpulan……………….……………………………………...……. ...............18
B. Saran………………………………...…………..……………………. ................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai usaha sadar yang sistematik selalu bertolak dari sejumlah
landasan serta mengindahkan sejumlah landasan dan asas-asas tertentu. Landasan
dan asas tersebut sangat penting, karena pendidikan merupakan pilar utama terhadap
pengembangan manusia dan masyarakat suatu bangsa tertentu.
Beberapa diantara landasan pendidikan tersebut adalah landasan filosofi,
sosiologis, dan kultural, yang sangat memegang peranan penting dalam menentukan
tujuan pendidikan. Selanjutnya landasan ilmiah dan teknologi akan mendorong
pendidikan itu menjemput masa depan. Kajian berbagai landasan landasan
pendidikan itu akan membentuk wawasan yang tepat tentang pendidikan. Dengan
wawasan dan pendidikan yang tepat, serta dengan menerapkan asas-asas pendidikan
yang tepat pula, akan dapat memberi peluang yang lebih besar dalam merancang
dan menyelenggarakan program pendidikan yang tepat wawasan.
Makalah ini akan memusatkan paparan dalam berbagai landasan dan asas
pendidikan, serta beberapa hal yang berkaitan dengan penerapannya. Landasan
pendidikan tersebut adalah landasan filosofis, sosiologis, kultural, psikologis, dan
iptek. Sedangkan asas-asas pendidikan yang akan dikaji adalah Asas tut wuri
handayani, asas belajar sepanjang hidup, dan asas kemandirian dalam belajar.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari landasan pendidikan ?
2. Apa saja jenis-jenis dari landasan pendidikan ?
3. Apa pengertian dari asas pendidikan ?
4. Apa saja jenis-jenis dari asas-asas pendidikan ?
5. Bagaimana cara menerapkan landasan pendidikan & asas-asas pendidikan ?
6. Apa tujuan pendidikan dan apa fungsi dari pendidikan ?
3
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari landasan pendidikan.
2. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dari landasan pendidikan.
3. Untuk mengetahui dan memahami pengertian dari asas pendidikan.
4. Untuk mengetahui dan memahami jenis-jenis dari asas-asas pendidikan.
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana cara menerapkan landasan
pendidikan & asas-asas pendidikan.
6. Untuk mengetahui dan memahami tujuan pendidikan dan fungsi dari
pendidikan.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
pendidikan, dsb. Landasan ilmiah pendidikan dikenal pula sebagai landasan
empiris pendidikan atau landasan factual pendidikan.
4. Landasan yuridis atau hukum pendidikan, yaitu asumsi-asumsi yang
bersumber dari peraturan perundang-undangan yang berlaku yang menjadi
titik tolak dalam rangka praktek pendidikan dan atau studi pendidikan.
6
dengan berbagai bibit unggul, atau pun sebaliknya mampu membuat bom yang dapat
menghancurkan manusia dan kebudayaannya.
a. Bahwa setiap orang mempunyai hak untuk mengatur dirinya sendiri dengan
mengingat tertibnya persatuan dalam peri kehidupan umum
b. Bahwa pengajaran harus member pengetahuan yang berfaedah, yang dalam
arti lahir dan batin dapat memerdekakan diri.
7
c. Bahwa pengajaran harus berdasar pada kebudayaan dan kebangsaan sendiri.
d. Bahwa pengajaran harus tersebar luas sampai dapat menjangkau kepada
seluruh rakyat.
e. Bahwa untuk mengejar kemerdekaan hidup yang sepenuh-penunya lahir
maupun batin hendaklah diusahakan dengan kekuatan sendiri, dan menolak
bantuan apapun dan dari siapa pun yang mengikat, baik berupa ikatan lahir
maupun ikatan batin.
f. Bahwa sebagai konsekuensi hidup dengan kekuatan sendiri maka mutlak harus
membelanjai sendiri segala usaha yang dilakukan.
g. Bahwa dalam mendidik anak-anak perlu adanya keikhlasan lahir dan batin
untuk mengorbankan segala kepentingan pribadi demi keselamatan dan
kebahagiaan anak-anak.
8
perubahan perilaku (kognitif / afektif / psikomotor) yang relative tetap karena
pengaruh pengalaman, sedang isuilah ‘pendidikan’ menekankan pada usaha
sadar dan sistematis untuk penciptaan suatu lingkungan yang memungkinkan
pengaruh pengalaman tersebut lebih efisien dan efektif, dengan kata lain,
9
akan menjadi dasar pengembangan kemandirian dalam belajar di dalam bentuk-
bentuk kegiatan terstruktur dan mandiri, atau kegiatan kokurikuler dan
ekstrakurikuler itu.
10
2) Diagnosis, yakni mempertajam masalah termasuk perkiraan faktor
penyebabnya.
3) Hipotesis, yakni penemuan gagasan yang diperkirakan dapat mengatasi
masalah,
4) Pengujian hipotesis, yakni pelaksanaanberbagai hipotesis dan
membandingkan hasilnya serta implikasinya masing-masing jika
dipraktekkan.
5) Evaluasi, yakni mempertimbangkan hasilnya setelah hipotesis terbaik
dilaksanakan.
Landasan Sosiologis
Sosiologi lahir dalam abad ke-19 di Eropa, karena pergeseran pan-
dangan tentang masyarakat, sebagai ilmu empiris yang memperoleh pijakan
yang kukuh. Sosiologi sebagai ilmu yang otonom dapat lahir karena terlepas
dari pengaruh filsafat. Nama sosiologi untuk pertama kal digunakan oleh
August Comte (1798-1857) pada tahun 1839, sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan positif yang mempelajari masyarakat.
Sosiologi mempelajari berbagai tindakan sosial yang menjelma dalam
realitas sosial. Mengingat banyaknya realitas sosial maka lahirlah berbagai
cabang sosilolgi seperti sosiologi kebudayaan, sosiologi ekonomi, sosiologi
agama, sosiologi pengetahuan, sosiologi pendidikan dan lain-lain.
1) Hubungan sistem pendidikan dengan aspek masyarakat lain, yang
mempelajari:
a) Fungsi pendidikan dalam kebudayaan.
b) Hubungan system pendidikan dan proses kontrol sisoal dan system
kekuasaan.
c) Fungsi sistem pendidikan dalam memelihara dan mendorong proses
sosial dan perubahan kebudayaan.
d) Hubungan Pendidikan dengan kelas sosial atau system status.
e) Fungsionalisasi sistem pendidikan formal dalam hubungannya dengan
ras, kebudayaan, atau kelompok-kelompok dalam masyarakat.
11
2) Hubungan kemanusiaan disekolah yang meliputi:
a) Sifat kebudayaan sekolah khususnya yang berbeda dengan
kebudayaan di luar sekolah.
b) Pola interaksi sosial atau struktur masyarakat sekolah.
Landasan Kultural
Pendidikan selalu terkait dengan manusia, sedang setiap manusia
selalu menjadi anggota masyarakat dan pendukung kebudayaan tertentu Oleh
karena itu, dalam UU-RI No. 2 Tahun 1989 Pasal 1 Ayat ditegaskan bahwa
yang dimaksudkan dengan Sistem Pendidikan Nasional adalah pendidikan
yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan yang berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945. Kebudayaan dan pendidikan mempunyai hubungan
timbal balik, sebab kebudayaan dapat dilestarikan/dikembangkan dengan jalan
mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi penerus dengan jalan
pendidikan, baik secara informal maupun secara formal. Sebaliknya bentuk,
ciri-ciri, dan pelaksanaan pendidikan itu ikut ditentukan oleh kebudayaan
masyarakat di mana proses pendidikan itu berlangsung. Dimaksudkan dengan
kebudayaan adalah hasil cipta dan karya manusia berupa norma-norma, nilai-
nilai, kepercayaan, tingkah laku, dan teknologi yang dipelajari dan dimiliki
oleh semua anggota masyarakat tertentu.
12
a. Pengertian tentang landasan kultural
Kebudayaan sebagai gagasan dan karya manusia beserta hasil budi
dan karya itu akan selalu terkait dengan pendidikan, utamanya belajar
Kebudayaan dalam arti luas tersebut dapat berwujud:
a) ideal seperti ide, gagasan, nilai, dan sebagainya
b) kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat, dan
c) Fisik yakni benda hasil karya manusia. (Koentjaraningrat, 1975: 15-
22).
Landasan Psikologi
Pendidikan selalu melibatkan aspek kejiwaan manusia, sehingga
landasan psikologis merupakan salah satu landasan yang penting dalambidang
pendidikan. Pada umumnya landasan psikologis dari pendidikn tersebut
terutama tertuju pada pemahaman manusia, khususnya tentang proses
perkembangan dan proses belajar. Terdapat beberapa pandangan tentang
hakikat manusia ditinjau dari segi psikologis dalam kaitannya dengan
pendidikan, yakni strategi disposisional, strategi behavioral, d strategi
phenomenologis/humanistik. Strategi disposisional, terutam pandangan
konstitusional dari Kretschmer dan Sheldon, memberi tekanan pada peranan
faktor hereditas dalam perkembangan manus Pada strategi behavioral dan
strategi phenomenologis ditekankan perana faktor belajar dalam
perkembangan tersebut, akan tetapi keduanya mempunyai pandangan yang
berbeda tentang bagaimana proses belajar itu terjadi.
Perbedaan itu terjadi karena adanya "rwo models of man (istilah dari
William D. Hitt, 1969) yang menyebabkan terjadinya "Lockean and
Leibnitzian tradition" (istilah dari G.W. Allport). Bagi tradisi ala J. Locke
(Lockean Tradition) pengetahuan berasal dari stimulasi eksternal sehingga
manusia adalah penerima dan pelanjt informasi (a receiver and transmitter of
information); sedang tradisi al G Leibnitz (Leibnitzian Tradition) berpendapat
bahwa pengetahuan dihasilkan dari dalam, manusia sebagai pembangkit atau
generator informasi (is derived from within, man is a generator of information)
Strategi behavioral yang bertolak dari "Lockean tradition” memandang
manusia terutama sebagai makhluk pasif yang lergantung pada pengaruh
13
lingkungannya; pandangan ini antara lain tampak pada B.F Skinner dengan
"A Scientific Psychology "nya. Strategi phenomenologis bertolak dari
"Leibnitzian tradition" yang memandang marusia sebagai makhluk aktif yang
mampu beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri; pandangan ini tampak
pada "A Humanistik Psychology" dari Carl R. Rogers. Dalam kenyataannya,
manusia bukan hanya receiver and transmitter of infor mation" tetapi juga
"generator of information (SuloLipu La Sulo 1981: 40-41). Perbedaan
pandangan tentang hakikat manusia ditinjau dan segi paikoedukatif tersebut
antara lain tampak dalam perbedaan pandangan tentang teori-teori belajar,
faktor-faktor penentu perkembangan manusia dan sebagainya, Perbedaan
pandangan tersebut dapat berdampak pula dalam pandangan tentang
pendidikan.
1) Maslow Mengemukakan kategori kebutuhan-kebutuhan menjadi enam
kelompok mulai dari sederhana sampai mendasar meliputi;
a) Kebutuhan fisiologis: Kebutuhan untuk mempertahankan hidup
(makan, tidur, istirahat, dan sebagainya)
b) Kebutuhan rasa aman: Kebutuhan untuk secara terus-menerus merasa
aman dan bebas dari ketakutan
c) Keburuhan akan cinta dan pengakuan Kebutuhan berkaitan denpa
kasih sayang dan cinta dalam kelompok dan dilindungi oleh orang
lain.
d) Kebutuhan harga diri (esteem needs) Kebutuhan berkaitan denpa
perolehan pengakuan oleh orang lain sebagai orang yang berkehendak
baik
e) Kebutuhan untuk aktualisasi dini. Kebutuhan untuk dapat melakuka
sesuatu dan mewujudkan potensi-potensi yang dimiliki (menyataka
pendapat, perasaan, dan sebagainya).
f) Kebutuhan untuk mengetahui dan memahami: Kebutuhan yang
berkaitan dengan penguasaan iptek.
15
yang beragam dari potensi dibawah normal sampai jauh diatas normal (Qym,
2009, dalam Jurnal Ilmu Pendidikan).
16
Tujuan pendidikan yang pernah diperkenalkan di Indonesia, yaitu :
1. Tujuan umum adalah tujuan akhir atau tertinggi yang berlaku disemua
lembaga dan kegiatan pendidikan.
2. Tujuan institusional adalah tujuan yang menjadi tugas suatu lembaga
pendidikan untuk mencapainya.
3. Tujuan kurikuler, yaitu tujuan yang akan dicapai oleh mata pelajaran atau
bidang studi tertentu.
4. Tujuan instruksional adalah tujuan yang ingin dicapai pada waktu guru
mengajar suatu pokok bahasan tertentu.
2. Fungsi Pendidikan
Fungsi pendidikan merupakan serangkaian tugas atau misi yang diemban
dan harus dilaksanakan oleh pendidikan( DirtoHadosusanto, dkk, 1995: 57 ).
Selain itu pendidikan mempunyai fungsi:
1. Menyiapkan sebagai fungsi
2. Menyiapkan tenaga kerja
3. Menyiapkan warga negara yang baik
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Landasan merupakan tempat bertumpu atau titik tolak atau dasar pijakan ini
dapat bersiat material. Pendidikan adalah sesuatu yang universal dan berlangsung
terus tak terputus dari generasi kegenerasi di mana pun di dunia ini. Adapun beberapa
macam landasan pendidikan yaitu ; Landasan religius, landasan filosofis, landasan
kultural, landasan ilmiah dan teknologi, dan landasan psikologi.
Fungsi landasan pendidikan yaitu misi utama mata kuliah landasan-landasan
pendidikan dalam pendidikan tenaga kependidikan tidak tertuju kepada
pengembangan aspek keterampilan khusus mengenai pendidikan sesuai spesialisasi
jurusan atau program pendidikan, melainkan tertuju kepada pengembangan wawasan
kependidikan, yaitu berkenaan dengan berbagai asumsi yang bersifat umum tentang
pendidikan yang harus dipilih dan diadopsi oleh tenaga kependidikan sehingga
menjadi cara pandang dan bersikap dalam rangka melaksanakan tugasnya.
Asas pendidikan merupakan suatu kebenaran yang menjadi dasar atau
tumpuan berpikir, baik pada tahap perancangan maupun pelaksanaan pendidikan.
Asas pokok pendidikan terdiri beberapa bagian yaitu ; asas tut wuri handayani, asas
belajar sepanjang hayat, dan asas kemandirian dalam belajar. Dalam asas-asas
tersebut terdapat perbedaan yang mencolok walaupun asas-asas tersebut merupakan
yang tidak dapat dipisahkan. Dalam asas Tut Wuri Handayani menekankan pada
peran pendidik dan anak didik dalam kegiatan belajar namun dalam asas belajar
sepanjang hayat menekankan pada peran anak didik dalam belajar. Anak didik dalam
asas belajar sepanjang hayat bukan berarti anak didik yang selalu membutuhkan
pendidik dalam belajar, melainkan dalam semua orang yang ingin belajar seumur
hidupnya. Sedangkan asas kemandirian dalam belajar menekankan dalam proses
belajar yang harus mandiri dan tidak selalu tergantung dengan orang lain.
Tujuan pendidikan merupakan sesuatu yang ingin dicapai oleh kegiatan
pendidikan adalah suatu yang logis bahwa pendidikan itu harus dimulai dengan
tujuan, yang diasumsikan dengan nilai. Fungsi pendidikan merupakan serangkaian
tugas atau misi yang diemban dan harus dilaksanakan oleh pendidikan
18
B. Saran
Saran dari makalah ini adalah makalah yang kami buat ini masih perlu untuk
diperbaiki, karena pada penulisan makalah ini diperlukan ketepatan dan ketelitian
yang tinggi. Oleh sebab itu, kami mengharapkan saran, pendapat maupun kritikan
terhadap makalah kami ini, supaya makalah kami ini dapat disempurnakan
19
DAFTAR PUSTAKA
Tirtahardja Umar dan La Sulo. 2008. Pengantar Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta
Neolaka, A., & Neolaka, G.A.A. 2017. Landasan Pendidikan Dasar Pengenalan Diri Sendiri
Menuju Perubahan Hidup. Depok : Kencana
Ahmadi, Rulam. 2014. Pengantar Pendidikan Asas & Filsafat Pendidikan. Yogyakarta : Ar-
Ruzz Media
20