LOKAL
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Berbasis Budaya
Lokal
Dosen Pengampu : Abdullah Efendi, M.Pd.
Di susun oleh:
1. Ismatun Nisak 221330000951
2. Muhammad Nur Muzakka 221330000932
3. Diana Shima Amritha 221330000984
4. Amelia Bactiara Putri 221330000985
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah ini. Dengan penulisan makalah ini semoga dapat dijadikan
sebuah sarana sebagai penunjang pembelajaran. Kami mengucapkan
terima kasih kepada dosen pembimbing kami Bapak Abdullah
Efendi, M.Pd. selaku dosen mata kuliah Pendidikan Berbasis
Budaya Lokal yang telah memberikan tugas makalah ini sehingga
kami dapat memahami tentang “Hakikat Pendidikan Berbasis
Budaya Lokal” serta anggota kelompok yang telah bekerja sama
dalam pembuatan makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.........................................................................i
KATA PENGANTAR......................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................2
C. Tujuan Makalah...........................................................................2
D. Manfaat Makalah.........................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..................................................................3
A. Pengertian Hakikat Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal......3
B. Tujuan Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal.........................4
C. Urgensi Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal........................5
D. Manfaat Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal.......................7
BAB III PENUTUP..........................................................................8
Kesimpulan........................................................................................8
Saran...................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah proses belajar mengajar antara peserta didik
dengan pendidik untuk meningkatkan sumber daya manusia dan
mampu membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Namun jika
melihat kondisi pendidikan di Indonesia saat ini tidak seperti yang
diharapkan. Meski telah dilakukan upaya perbaikan sistem
pendidikan, seperti perubahan kurikulum, kualitas pendidikan di
Indonesia masih jauh tertinggal dari negara lain.
Menurut Elvira (2021) pendidikan merupakan penentu bagi
perkembangan dan perwujudan individu, terutama bagi
pembangunan bangsa dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan
tergantung pada cara kebudayaan itu mengenal, menghargai dan
memanfaatkan sumber daya manusia. Dalam hal ini sangat erat
kaitannya dengan mutu pendidikan yang diberikan kepada anggota
masyarakat, yakni para siswa. Secara umum, pendidikan bertujuan
untuk menyediakan lingkungan di mana peserta didik dapat
mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal,
memungkinkan mereka untuk mewujudkan diri dan berfungsi
sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan individu dan sosialnya. Oleh
karena itu, budaya perlu dikenalkan dan ditanamkan dalam proses
pendidikan untuk mengoptimalkan mutu pendidikan.
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka penulis
akan memaparkan penjelasan mengenai hakikat pendidikan berbasis
budaya lokal.
1
B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian hakikat pendidikan berbasis budaya lokal?
2. Apa tujuan pendidikan berbasis budaya lokal?
3. Bagaimana urgensi pendidikan berbasis budaya lokal?
4. Apa manfaat pendidikan berbasis budaya lokal?
C. Tujuan Makalah
1. Untuk menjelaskan pengertian hakikat pendidikan berbasis
budaya lokal.
2. Untuk menjelaskan tujuan pendidikan berbasis budaya lokal.
3. Untuk memaparkan urgensi pendidikan berbasis budaya lokal.
4. Untuk menjelaskan manfaat pendidikan berbasis budaya lokal.
D. Manfaat Makalah
1. Bagi penulis makalah, makalah ini dapat dijadikan sebagai
wujud pemenuhan tanggung jawab dan pembelajaran terhadap
tugas mata kuliah hakikat pendidikan berbasis budaya lokal,
serta dapat dijadikan kajian awal untuk melakukan penulisan
selanjutnya.
2. Bagi pembaca makalah, makalah ini dapat memberikan
wawasan dan pengetahuan kepada pembaca tentang hakikat
pendidikan berbasis budaya lokal di sekolah dasar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dan memberikan
pengaruh yang baik bagi perkembangan pendidikan dan kemajuan
belajar peserta didik. Banyak yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan kualitas, proses, dan hasil belajar peserta didik
melalui pendidikan yang melibatkan dan menitikberatkan pada
nilai-nilai penting secara budaya. Pentingnya budaya ini
memberikan banyak dampak positif bagi perkembangan pendidikan
dan keberhasilan belajar siswa, menjadikan budaya sebagai bagian
dari kurikulum pendidikan.
4
C. Urgensi Pendidikan Berbasis Kebudayaan Lokal
Ada berbagai bentuk dekulturalisasi atau gejala kemunduran
budaya lokal saat ini, salah satunya adalah pola penamaan. Nama
peserta didik kebanyakan adalah nama asing yang terkesan modern.
Bahkan ada beberapa peserta didik yang malu dengan nama mereka
yang merupak an nama khas Jawa, karena menjadi bahan tertawaan
teman-temannya. Sebaliknya, peserta didik juga lebih banyak
menghafal lagu-lagu pop modern dan barat dengan lagu daerah. Hal
seperti itu tentu mengkhawatirkan. Setelah batik, reog, tembang
Rasa Sayange dan tari Pendet "dianggap milik Malaysia", bukan
tidak mungkin suatu hari nanti akan semakin banyak budaya lokal
yang mengaku milik negara tetangga.
Infiltrasi budaya dari Barat semakin memperkaya tatanan
kehidupan sosial budaya masyarakat Indonesia. Parahnya lagi,
beberapa generasi muda di negeri ini cenderung menerima budaya
ini. Ketika mencoba melihat fenomena yang ada seperti maraknya
pergaulan bebas, kasus narkoba, dll, situasinya menjadi lebih
konkrit.
Dalam pusaran pengaruh hegemoni global, yang terjadi juga
membuat lembaga pendidikan seolah kehilangan ruang hidup.
Selain itu juga membuat peserta didik semakin kurang mengetahui
sejarah lokal dan tradisi budaya yang ada di masyarakat. Oleh
karena itu, akan lebih baik jika diupayakan agar berbagai budaya
yang telah ada tetap terjaga dan dilestarikan bersama.
Dengan pendidikan berbasis budaya lokal, seseorang bisa
optimis menciptakan pendidikan yang memberi makna bagi
kehidupan masyarakat. Pendidikan nasional harus mampu
menghasilkan pribadi-pribadi yang berintegritas tinggi. Hanya
dengan begitu mereka dapat melahirkan putra dan putri bangsa yang
hebat dan bermartabat dalam semangat pendidikan, yaitu
humanisasi.
5
Budaya asli digali, dipoles, dikemas, dipelihara dan
dilaksanakan dengan baik sebagai pedoman alternatif bagi
kehidupan manusia. Nilai-nilai ini dapat digunakan untuk
menyaring nilai-nilai baru agar tidak mengganggu jati diri bangsa
dan menjaga keharmonisan hubungan antara manusia dengan
Penciptanya, alam lingkungan dan sesamanya. Selain itu, budaya
asli dapat menjadi benteng yang kuat melawan modernitas
hilangnya nilai-nilai adat setempat yang mengakar dalam komunitas
atau masyarakat daerah.
Dalam pendidikan berbasis budaya lokal, tuntunan nilai-nilai
budaya lokal merupakan standar yang menentukan baik atau
buruknya perbuatan seorang anak. Sebagai kriteria penentu, nilai-
nilai budaya lokal dapat menjadi dasar pengembangan pembelajaran
yang lebih khas. Makna belajar dalam konteks budaya lokal akan
menunjukkan suatu dimensi pembelajaran yang selain merangsang
pengetahuan seseorang, mampu menghidupkan pengetahuan itu,
menjadikannya kontekstual dan berwawasan budaya daerah.
Salah satu penerapannya adalah dengan menggunakan nilai-nilai
budaya lokal sebagai dasar pendidikan, misalnya jika ada falsafah
hidup di daerah yang paling dekat dengan sekolah maka menjadi
dasar nilai-nilai kehidupan di daerah tersebut, seperti alon-alon
waton klakon (masyarakat Jawa Tengah), rawe-rawe rantas malang-
malang putung (masyarakat Jawa Timur) atau Gusjigang
(masyarakat Kudus) dan sebagainya. Maka pendidik harus memulai
meneruskan dan menginternalisasikan nilai-nilai budaya lokal
tersebut sebagai pijakan dan semangat mencerdaskan setiap anak
didik. Dengan demikian, pendidik akan menjadi fasilitator yang
baik dalam menginternalisasi nilai-nilai budaya lokal bagi peserta
didik yang bersinggungan langsung dengan proses pembelajaran.
Pada posisi tersebut, nilai-nilai yang terkandung dalam budaya
asli suatu daerah akan menjadi senjata ampuh dalam membentuk
karakter anak bangsa, agar mereka memiliki jiwa nasionalisme yang
6
tinggi, serta mampu menjadi penjaga kelestarian. daerah setempat
melalui sikap sehari-hari dengan budaya kepribadian yang kuat.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kehidupan manusia berkembang selamanya. Manusia selalu
belajar karena manusia memperoleh berbagai macam pengetahuan
yang bermanfaat bagi dirinya melalui belajar. Selain belajar,
manusia memiliki nilai-nilai luhur yang menjadi pedoman hidup
dan perilakunya, serta menjadi ciri khas manusia itu sendiri.
Manusia selalu menjaga budaya yang telah diwariskan secara turun-
temurun demi kelestariannya. Dalam hal ini, selain manusia belajar,
manusia juga berusaha mempertahankan budayanya sendiri dan
berpedoman pada budaya dalam kehidupan dan perilakunya.
Melalui strategi pendidikan berbasis budaya, muncul terobosan baru
di bidang pendidikan yang memungkinkan manusia menjadi
manusia yang bisa menjadi manusia. Tidak hanya belajar tetapi
mengamalkan nilai-nilai budayanya sehingga menghasilkan
generasi muda yang tidak hanya cerdas secara akademis tetapi juga
literat. Oleh karena itu, pendidikan berbasis budaya ini harus
dikembangkan melalui berbagai upaya yang dapat dilakukan oleh
guru, orang tua, serta masyarakat.
B. Saran
Setelah menguraikan penjelasan mengenai hal-hal yang
berkaitan dengan hakikat hendidikan berbasis kebudayaan lokal,
diharapkan makalah ini dapat dipelajari dan dipahami dengan baik
sebagai bahan acuan dalam proses pembelajaran serta dapat
menciptakan inovasi dan selalu menanamkan nilai-nilai kebudayaan
pada proses pendidikan.
8
DAFTAR PUSTAKA