BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Data selanjutnya yang diperlukan dalam perencanaan jalan adalah data lalu
lintas harian rata – rata yang diperoleh dari pengamatan dan survey di
lapangan dengan angka dari pertumbuhan lalu lintas setiap tahunnya sebesar
5%. Data lalu lintas harian rata – rata Jalan Kembang - Tubanan tertuang
dalam tabel 4.1 berikut :
56
Tabel 4.1 Data Jumlah Kendaraan/Hari
Jumlah Kendaraan /Hari
No Jenis Kendaraan
Tahun 2018
1. Mobil Penumpang 755
2. Bus 8 Ton 5
3. Truk 2 As 10 Ton 258
4. Truk 2 As 13 Ton 5
5. Truk 3 As 13 Ton 2
6. Truk Gandeng 0
Sumber : Survey, 2018
57
Nilai CBR yang mewakili adalah yang diperoleh dari angka prosentase
90%, sesuai tabel berikut :
Dari hasil grafik di atas, nilai CBR yang mewakili adalah 1,95 %
58
Tabel 4.4 Perhitungan Data Lalu Lintas
Jenis Kendaraan
Truk 2 Truk 2 Truk 3 Total
Tahun Mobil Bus Truk
As As As Kendaraan
Penumpang 8 Ton Gandeng
10 Ton 13 Ton 13 Ton
1 2 3 4 5 6 7 8
i 5 5 5 5 5 5
2018 755 5 258 5 2 1 1026
2019 793 5 271 5 2 1 1077
2020 832 6 284 6 2 1 1131
2021 874 6 299 6 2 1 1188
2022 918 6 314 6 2 1 1247
2023 964 6 329 6 3 1 1309
2024 1012 7 346 7 3 1 1375
2025 1062 7 363 7 3 1 1444
2026 1115 7 381 7 3 1 1516
2027 1171 8 400 8 3 2 1592
2028 1230 8 420 8 3 2 1671
2029 1291 9 441 9 3 2 1755
2030 1356 9 463 9 4 2 1843
2031 1424 9 486 9 4 2 1935
2032 1495 10 511 10 4 2 2031
2033 1570 10 536 10 4 2 2133
2034 1648 11 563 11 4 2 2240
2035 1730 11 591 11 5 2 2352
2036 1817 12 621 12 5 2 2469
2037 1908 13 652 13 5 3 2593
2038 2003 13 685 13 5 3 2722
Sumber : Analisis, 2019
59
4.4. Perencanaan Tebal Perkerasan Kaku
Perencanaan tebal perkerasan kaku dapat diuraikan ke dalam langkah – langkah perhitungan yang diawali dengan
perhitungan analisis lalu lintas yang terdiri dari beberapa jenis kendaran dari mobil penumpang, bus, truk dll. Perhitungan
analisis lalu lintas sebagai berikut :
4.4.1. Analisis Lalu Lintas
Perhitungan dari analisis lalu lintas dapat diuraikan ke dalam tabel di bawah ini:
60
Keterangan Tabel 4.5.
RD = roda depan, RB = roda belakang, RGD = roda gandeng depan,
RGB = roda gandeng belakang, BS = beban sumbu, JS = jumlah
sumbu, STRT = sumbu tunggal roda tunggal, STRG = sumbu
tunggal roda ganda, STdRG = sumbu tandem roda ganda.
x 100
x 100 = 0,99
x 100
61
x 100 = 0,92
x 100
x 100 = 48,58
x 100
x 100 = 0,92
x 100
x 100 = 48,58
x 100
x 100 = 50
x 100
x 100 = 50
x 100
x 100 = 100
62
4.4.2.2. Perhitungan Proporsi Sumbu
Perhitungan Proporsi Sumbu juga terdiri dari 3
perhitungan beban sumbu yaitu sebagai berikut :
1. Proporsi Sumbu Sumbu STRT
x 100
.
x 100 = 97,65
.
2. Proporsi Sumbu Sumbu STRG
x 100
x 100 = 1,80
.
3. Proporsi Sumbu Sumbu STdRG
x 100
x 100 = 0,55
.
a b c d e f g (dxexf)
6 14 0,99 97,65 1,23 x 107 11,8 x 108
5 13 0,92 97,65 1,23 x 107 11,0 x 108
STRT 4 685 48,58 97,65 1,23 x 107 583,5 x 108
3 13 0,92 97,65 1,23 x 107 11,0 x 108
2 685 48,58 97,65 1,23 x 107 583,5 x 108
Total 1410 100,00
8 13 50,00 1,80 1,23 x 107 11,0 x 108
STRG
5 13 50,00 1,80 1,23 x 107 11,0 x 108
Total 26 100,00
63
Beban Propor Propor Lalu Repetisi
Jenis Jumlah
Sumbu si si lintas yang
Sumbu Sumbu
(ton) Beban Sumbu rencana terjadi
a b c d e f g (dxexf)
STdRG 14 8 100,00 0,55 1,23 x 107 6,8 x 108
Total 8 100,00
1229,1 x
Komulatif
108
Sumber : Analisis, 2019
berikut :
0,50
fcf = 3,13.K.(fc’)
0,50
= 3,13.0,75.(400)
3
= 46,95 Kg/cm atau 4,695 MPa
64
Gambar 4.2 Tebal pondasi bawah minimum untuk perkerasan
kaku
Sumber : Pd T-14-2003 perencanaan perkerasan jalan beton semen
65
Gambar 4.3 CBR tanah dasar efektif
Sumber : Pd T-14-2003 perencanaan perkerasan jalan beton semen
Dari gambar grafik di atas CBR tanah dasar efektif adalah sebesar
5 % dikarenakan CBR tanah dasarnya kurang dari 2%.
h. Tebal taksiran plat beton : 250 mm
66
Gambar 4.4 Grafik perencanaan, fcf = 4,25 MPa lalu lintas luar
kota tanpa ruji, dengan FKB =1,1
Sumber : Pd T-14-2003 perencanaan perkerasan jalan beton semen
67
4.4.4. Analisa Perhitungan Fatik Dan Erosi
Perhitungan analisa fatik dan erosi diuraikan ke dalam tabel di bawah ini :
Berdasarkan perhitungan di atas rusak fatik (telah lebih kecil dari 100%) maka tebal pelat diambil 25 cm
68
Keterangan Pengisian Tabel 4.7 adalah sebagai berikut:
Kolom (1) : jenis sumbu (STRT, STRG, STdRG)
Kolom (2) : beban sumbu ton di ubah ke kN
Kolom (3) : beban rencana per roda (kN)
( )
Kolom (4) : repetisi yang terjadi (di ambil dari tabel 4.6
kolom g)
Kolom (5) : faktor tegangan dan erosi ( diambil dari tabel 4.8)
TE = tegangan ekivalen
FRT = faktor rasio tegangan
FE = faktor erosi
Kolom (6) : analisa fatik repitisi ijin (diambil dari gambar
(4.5;4.7;4.9;4.11;4.13;4.15;4.17;4.19)
TT = Tidak Terbatas
69
Tabel 4.8 Tegangan Ekuivalen Dan Faktor Erosi Dengan/Tanpa
Bahu Beton
70
Diketahui:STRT : beban per roda = 33; FRT = 0,13
71
Diketahui:STRT : beban per roda = 33; FE = 1,54
72
Diketahui:STRT : beban per roda = 27,5; FRT = 0,13
73
Diketahui:STRT : beban per roda = 27,5; FE = 1,54
74
Diketahui:STRT : beban per roda = 22; FRT = 0,13
75
Diketahui:STRT : beban per roda = 22; FE = 1,54
76
Diketahui:STRT : beban per roda = 16,5; FRT = 0,13
77
Diketahui:STRT : beban per roda = 16,5; FE = 1,54
78
Diketahui:STRT : beban per roda = 11; FRT = 0,13
79
Diketahui:STRT : beban per roda = 11; FE = 1,54
80
Diketahui:STRG : beban per roda = 22; FRT = 0,23
81
Diketahui:STRG : beban per roda = 22; FE = 2,14
82
Diketahui:STRG : beban per roda = 13,75; FRT = 0,23
83
Diketahui:STRG : beban per roda = 13,75; FE = 2,14
84
Diketahui:STdRG : beban per roda = 19,25; FRT = 0,21
85
Diketahui:STRG : beban per roda = 19,25; FE = 2,32
86
4.4.5. Perhitungan Tulangan
Diketahui sebagai berikut :
Jenis Perkerasan = beton bersambung tanpa tulangan
Tebal plat = 25 cm
Lebar plat = 2 x 4 meter
4.4.5.1. Tulangan Sambungan Untuk Arah Memanjang (tie
bar)
Sambungan untuk arah memanjang (tie bar) memakai
batang ulir yang memiliki berdiameter 16 mm dan jarak
yang digunakan adalah 60 cm. Untuk panjang batang
pengikat pada sambungan arah memanjang dihitungan
dengan rumus sbb :
I = (38,3 x Ø) + 60
I = (38,3 x 16) + 60
I = 672,8 mm ≈ 700 mm
1 125<h<140 20
2 140<h<160 24
3 160<h<190 28
4 190 <h < 220 33
5 220 < h < 250 36
Sumber : Pd T-14-2003 Perencanaan perkerasan jalan beton semen
87
Sesuai pada tabel diatas ruji/dowel yang digunakan untuk
sambungan melintang dengan tebal 250 mm adalah diameter
36 mm.
88
Tabel 4.11 Perhitungan Data Lalu Lintas
Jenis Kend araan
Total
Mob il Truk 2 Truk 2 Truk 3 Truk
Tahun Bus Kend ar a
Penum As As As Gan
8 Ton an
pang 10 Ton 13 Ton 13 Ton deng
1 2 3 4 5 6 7 8
2038 2003 13 685 13 5 3 2722
Sumber : Analisis, 2019
89
Berdasarkan tabel di atas Angka Ekuivalen dari masing – masing
sumbu adalah sebagai berikut :
a. Mobil penumpang (1+1) = 0,0002 + 0,0002 = 0,0004
b. Bus 8 ton (3+5) = 0,0183 + 0,1410 = 0,1593
c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 0,0577 + 0,2923 = 0,3500
d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 0,1410 + 0,9238 = 1,0648
e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 0,2923 + 0,5415 + 0,5415 = 1,3753
90
Sedangkan perhitungan LEA pada15 tahun berikutnya ( Tabel 4.4.
Perhitungan Lalu Lintas) pada tahun 2038 adalah :
a. Mobil penumpang (1+1) = 2003 x 0,5 x 0,0004 = 0,401
b. Bus 8 ton (3+5) = 13 x 0,5 x 0,1593 = 1,035
c. Truk 2 as 10 ton (4+6) = 685 x 0,5 x 0,3500 = 119,875
d. Truk 2 as 13 ton (5+8) = 13 x 0,5 x 1,0648 = 6,921
e. Truk 3 as 20 ton (6+7+7) = 5 x 0,5 x 1,3753 = 3,438
+
LEA (a+b+c+d+e) = 131,670
LER = 90,359 X
= 180,719
4.5.7. Menentukan Indeks Tebal Perkerasan
Berdasarkan data hasil CBR dilapangan didapatkan bahwa nilai CBR
yang mewakili adalah 1,95 sehingga kita dapat menentukan nilai
DDT menggunakan rumus sebagai berikut :
DDT = 1,6649 + 4,3592 log (CBR)
DDT = 1,6649 + 4,3592 log (1,95)
DDT = 2,93 ≈ 3
91
Selanjutnya adalah penentuan nilai FR ( Faktor Regional )
berdasarkan pengamatan curah hujan di lapangan dengan intensitas
curah hujan yang rendah dapat ditentukan dari Tabel berikut :
Iklim I
1,0-1,5
< 900 0,5 1,0 1,5-2,0 1,5 2,0-2,5
mm/th
Iklim II
> 900 1,5 2,0-2,5 2,0 2,5-3,0 2,5 3,0-3,5
mm/th
Sumber : (Bina Marga, 1987) SKBI-2.3.26.1987
92
Tabel 4.15 Indeks Permukaan Awal ( IPo)
≥4 ≤ 1000
Laston
3,9 – 3,5 < 1000
93
Gambar 4.21 Nomogram untuk IPt = 2 dan IPo ≥ 4
Sumber : (Bina Marga, 1987) SKBI-2.3.26.198
94
Tabel 4.16 Koefisien Kekuatan Relatif (a)
Koefisien Kekuatan
Kekuatan Bahan
Relatif
a1 Kt (Kg/ Jenis Bahan
MS CBR
a2 a3
(Kg) cm2) (%)
0,40 744
0,35 590
LASTON
0,32 454
0,30 340
0,35 744
0,31 590
LABUSTAG
0,28 454
0,26 340
0,30 HRA
0,26 340 Aspal Makadam
0,25 340 Lapen mekanis
0,20 Lapen Manual
0,28 590
0,26 454 LASTON ATAS
0,24 340
95
Sesuai gambar di atas koefisien kekuatan relatifnya adalah :
a1 = 0,40; a2 = 0,14; a3 = 0,12
Batas – batas minimum untuk tebal lapis perkerasan sesuai pada
tabel di bawah ini :
96
D1 = 7,5
D2 = 20
D3 = ?
ITP = a1 x D1 + a2 x D2 + a3 x D3
9,5 = 0,40 x 7,5 + 0,14 x 20 + 0,12 x D3
9,5 = 3 + 2,8 + 0,12 D3
D3 = 9,5 – 5,8
0,12
D3 = 30,8 cm ≈ 31 cm
97
Perkerasan kaku (fc'45 MPa), t = 25 cm
Lapis Pondasi Bawah Beton Kurus (fc'10 MPa), t = 15 cm
Marka Jalan Termoplastik Lapis Pondasi Agregat Klas A
(putus-putus)
2% 2%
8.00
8,00 m
2% 2%
8.00
8,00 m
98
sehingga tidak diperlukan serta frekwensi beban lalu lintas,
perawatan. sehingga diperlukan adanya
perawatan berkala.
Kebanyakan digunakan pada
Pada umumnya digunakan untuk
3 jalan yang mempunyai volume
semua tingkat volume lalu lintas.
lalu lintas yang tinggi.
Secara teknis pendistribusian Secara teknis pendistribusian
beban hanya sampai pada plat beban tersebar dari lapis
4
beton saja (merata) perkerasan hingga mencapai tanah
dasar.
Biaya awal konstruksi lebih Biaya awal konstruksi relatif
5
mahal lebih murah.
Pelaksanaan pelapisan ulang Pelaksanaan
6 akan sulit dilakukan pemeliharaan/pelapisan ulang
lebih mudah dilakukan
Waktu pelaksanaan pekerjaan Waktu pelaksaan pekerjaan
sedikit lebih lama karena harus relatif lebih cepat karena tidak
7
mempertibangkan umur beton. memerlukan umur, jalan langsung
bisa dibuka.
Akibat dari repetisi beban, Akibat dari repetisi beban,
perkerasan kaku mengalami perkerasan lentur akan timbul
8
retak – retak pada bagian lendutan (rutting) di sepanjang
permukaannya jalur roda kendaraan
Jika temperatur udara berubah,
Jika temperatur udara berubah,
9 modulus kekakuan pada
modulus kekakuan ikut berubah
perkerasan kaku tidak berubah
99