Total 1931
Sumber: Survei Lokasi
Tabel 4.2. Data Lalu Lintas Jalan Alternatif Medan – Bandar Baru
No STA CBR
1 0+200 4,95
2 0+400 1,81
3 0+600 5,2
4 0+800 18,7
5 1+000 14,11
6 1+200 5,35
7 1+400 35,34
8 1+600 9,16
9 1+800 12,04
10 2+000 5,33
CBR max 35,34
CBR min 1,81
CBR rata-rata 11,199
Sumber: Hasil Perhitungan
Menurut RDS ( Road Design System), nilai CBR desain dapat diperoleh dengan
rumus:
CBR desain = CBR rata-rata – (1 x SD)
Keterangan:
CBR desain = Nilai CBR yang dicari
CBR rata-rata = Nilai CBR rata-rata yang diperoleh dari data yang ada
SD = Standard Deviasi = Simpangan baku
Dengan data CBR yang sudah ada maka CBR desain dapat diperoleh sebagai
berikut:
CBR rata-rata = 11,199
SD = 5,905119
CBR desain = 11,199 - 5,905119
= 5,29%
Jumlah kendaraan harian rata – rata pada awal umur rencana dapat dihitun
g menggunakan rumus:
Maka volume lalu lintas harian rata-rata pada awal umur rencana dapat di
lihat seperti pada Tabel 4.4. di bawah ini.
Tabel 4.4. Volume Lalu Lintas Harian Rata-rata Awal Umur Rencana (2021)
No. Jenis Kendaraan Jumlah Kendaraan
1 Sepeda Motor, Roda 3 1813
5 Bus Kecil 0
6 Bus Besar 0
7 Truck 2 as 46
8 Truck 3 as 10
VDF 4
VDF 5
VDF 4
VDF 5
Kendaraan
UR
(1+ 0,01i) −1
R=
0,01i
Dengan :
R : Faktor pertumbuhan lalu lintas
i : Laju pertumbuhan lalu lintas (%)
UR : Umur rencana (tahun)
Maka untuk analisis ini nilai faktor pertumbuhan lalu lintas, yaitu
UR
(1+0,01 i) −1
R(2021 – 2023) =
0,01i
2
(1+0,0483) −1
R(2021 – 2023) =
0,0483
1,0989−1
R(2021 – 2023) =
0,0483
R(2021 – 2023) = 2,04
UR
(1+0,01 i) −1
R(2024 – 2041) =
0,01i
18
(1+0,0483) −1
R(2024 – 2041) =
0,0483
2,3374−1
R(2024 – 2041) =
0,0483
R(2024 – 2041) = 27,69
CESA5 583402
Keterangan:
1 = Kontraktor kecil – medium.
2 = Kontraktor besar dengan sumber daya yang memadai.
3 = Membutuhkan keahlian dan tenaga ahli khusus spesialis BURDA.
Berdasarkan Tabel 4.7. di atas maka struktur perkerasan yang digunakan
adalah AC atau HRS dengan kontraktor yang menyelesaikan perkerasan lentur ad
alah kontraktor kecil – medium sampai kontraktor besar dengan alat yang memad
ai.
4.1.4 Menentukan Desain Pondasi
Dalam Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 2017) No.04/SE/Db/2017 san
gat ditekankan dalam hal perbaikan tanah dasar, dengan melihat kondisi CBR tana
h dasar dan nilai CESA5 yang akan diterima perkerasan. Maka bila CBR desain pe
rkerasan sebesar 5,49% dan CESA5 sebesar 583402 maka didapatkan hasil seperti
pada Tabel 4.8. di bawah ini.
Berdasarkan Tabel 4.9 di atas maka tanah dasar tidak perlu dilakukan pen
ingkatan tebal minimum.
4.1.5 Menentukan Desain Tebal Perkerasan Jalan
Desain tebal perkerasan pada Manual Perkerasan Jalan (Revisi Juni 201
7) No.04/SE/Db/2017 terbagi atas tiga alternatif desain. Pada pemilihan jenis perk
erasan maka didapat jenis perkerasan AC atau HRS. Berdasarkan jenis perkerasan
yang dipilih tersebut maka bagan desain tebal perkerasan jalan yang digunakan ad
alah bagan desain 3B. Hasil tebal perkerasan dengan nilai CESA 5 583402 dapat di
lihat pada bagan desain di bawah ini.
Berdasarkan tabel di atas maka hasil desain tebal perkerasan lentur yaitu:
4,0 cm AC – WC
6,0 cm AC – BC
C1 . A 1+C 2 . A2 +C 3 . A3 . fk
C=
A 1+ A 2+ A 3
C = 0,34
Tc=t 1 +t 2
( )
0, 167
2 nd
t 1 = x 3 ,28 xIox
3 √ is
L
t 2=
60xV
Dengan perhitungan t1 di bawah ini
( )
0 ,167
2 0,013
x3,28 x3 x
Taspal =
3 √ 0,02
( )
0 ,167
2 0,2
x3,28 x1 x
bahu =
3 √ 0,04
T
( )
0 ,167
2 0,8
x3,28 x100 x
3 √ 0,06
Tsekitar =
= 2,67 menit
= 0,92 + 1,14
= 2,06 menit
Berdasarkan hasil perhitungan di atas maka nilai t1 yang digunakan Tterbesar yaitu
Tsekitar adalah 2,67 menit.
L
t 2=
60xV
t 2 = 9 , 84 menit
Dari perhitungan t1 dan t2 maka didapatkan waktu konsentrasi (Tc) adalah sebagai
berikut
Tc = t1 + t2
Tc = 12,51 menit
2009 100
2010 100
2011 83
2012 111
2013 108
2014 143
2015 122
2016 87
2017 141
2018 123
Dengan data curah hujan yang diperoleh dari BMKG, maka selanjutnya data cura
h hujan tersebut diolah untuk mencari intensitas curah hujan rencana. Berikut mer
upakan perhitungan intensitas curah hujan rencana seperti pada tabel 4.12 di bawa
h ini.
Berikut cara perhitungan intensitas curah hujan dapat dilihat pada tabel dibawah i
ni:
Xi – X (Xi - X )²
Xi (mm/ja
Tahun N m)
1118
X=
10
= 111,8
Berdasarkan tabel di atas maka didapat nilai dari standar deviasi intensitas
curah hujan adalah sebagai berikut
S=
√ 3793,6
10−1
S = 20,5308
Setelah perhitungan standar deviasi maka di hitung nilai factor frekuensi (K) men
ggunakan rumus sebagai berikut :
Yt −Yn
K=
Sn
Dengan nilai:
2,2054−0,4952
K= = K = 1,80097
0,9496
Setelah nilai factor frekuensi didapat maka dihitung hujan dalam periode T tahun
Xt Xr (K Sx)
90 % x Xt
I=
4
90 % x 148,78
I=
4
I = 33,47 mm/jam
1
Q= xC x I x A
3,6
1
Q= x 0,34 x 167 x 0,0676
3,6
Q = 1,07 m3/s
4.2.6 Perhitungan Dimensi Saluran Drainase
Perhitungan dimensi saluran didasarkan pada debit yang ditampung oleh s
aluran, setelah debit rencana sudah didapat maka berikutnya dapat dihitung dimen
si dari drainase yang akan direncanakan. Berikut adalah perhitungan dimensi drai
nase jalan alternatif Medan – Bandar baru STA 0+000 – STA 0+800.
0,09 m3/ s
Luas Penampang basah (A) =
1,50 m/ s
A=bxh
A = 2h x h
A = 2h2
h =
√ A
2
h =
√ 0,71m 2
2
h = 0,59 m
= 0,6 m
dengan didapatnya tinggi penampang basah (h) = 0,26 meter maka lebar p
enampang basah adalah:
b = 2h
b = 2 x 0,6
b = 1,2 m
Jadi dimensi penampang basah dari drainase tersebut adalah:
b = 1,2 meter
h = 0,6 meter
w = 0,5 meter
Berikut dimensi drainase dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
W = 0,5 m
Htotal = 1,1 m
h = 0,6 m
b = 1,2 m
Gambar 4.4 Dimensi Drainase