Oleh :
Iskandar
NIM : 1207036067
TUGAS AKHIR
Oleh :
Iskandar
NIM : 1207036067
ii
Iskandar
iii
PRAKATA
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan Judul
Perhitungan Tebal Lapis Tambah (Overlay) Ruas Jalan Rantau Berangin Tandun
Provinsi Riau.
Adapun maksud dan tujuan Tugas Akhir ini adalah salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi DIII Teknik Sipil pada Fakultas Teknik Universitas
Riau.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
sangatlah sulit bagi penulis untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Mhd. Shalahuddin, ST.,MT, selaku Dosen Pembimbing I.
2. Ibu Ir. Sri Djuniati, MT, selaku Dosen Pembimbing II dan selaku
koordiator Tugas Akhir.
3. Bapak Dr. Imam Suprayogi, MT. selaku Ketua Program Studi DIII
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Riau.
4. Bapak Horas Saut MM. ST.,MT, Bapak Bochari, ST.,MT, dan Ibu
Eloanora, ST.,M.Eng, selaku penguji.
5. Seluruh Dosen, staf pengajar dan tata usaha Fakultas Teknik Universitas
Riau.
6. Bapak Andre Novan, ST.,MT, dan seluruh staf karyawan PT. Indo Desai
Nusantara yang telah memberikan izin pemakaian data lendutan balik
ruas jalan Rantau Berangin Tandun.
7. Seluruh Staf dan karyawan Direktorat Lalu lintas Polda Riau yang telah
memberikan data kendaraan lima tahun terakhir.
8. Rekan saya Devid Nugraha dan Yudi Prayuda yang telah membantu
dalam pelaksanaan survey kelapangan untuk pengambilan data primer.
9. Ayah dan Ibu, yang selalu memberikan dukungan moril dan materil,
sehingga penulis selalu semangat dalam menyelesaikan laporan ini.
iv
Penulis menyadari bahwa dalam penulisa Tugas Akhir ini masih terdapat
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari Bapak dan Ibu
Dosen serta berbagai pihak sangat penulis harapkan.
ISKANDAR
: Iskandar
NIM
: 1207036067
: Universitas Riau
Fakultas
: Teknik
Jenis Karya
: Tugas Akhir
: Pekanbaru
ISKANDAR
vi
Perhitungan Tebal Lapis Tambah (overlay) Ruas Jalan Rantau Berangin Tandun Provinsi Riau
Iskandar
Program Studi Teknik Sipil DIII, Fakultas Teknik Universitas Riau
ABSTRAK
Jalan yang mengalami keruskan dapat menimbulkan ketidak nyamanan bagi
pengguna jalan. Jalan yang rusak harus dilakukan perbaikan atau peningkatan.
Perhitungan overlay dengan menggunakan data lendutan balik pada jalan Rantau
Berangin - Tandun Provinsi Riau dilakukan untuk melengkapi sarana dan prasarana
jalan. Tujuan penelitian ini untuk menghitung tebal lapis tambahan (overlay), umur
rencana 5 tahun dan 10 tahun, pertumbuhan lalu lintas 6%, adapun panjang jalan
yang ditinjau adalah 43 Km dari STA 087+000 sampai STA 130+000, pengambilan
LHR selama 3 hari, dengan mengamati mobil bermuatan dan kosong, kesimpulan
yang didapat tebal lapisan tambahan pada Jalan Rantau Berangin Tandun Untuk
AE18KSAL 5 tahun adalah 6,7 cm dan AE18KSAL 10 tahun 8,7 cm.
vii
Add a layer thickness calculation ( overlay ) Roads Rantau Berangin Tandun Riau Province
Iskandar
DIII Civil Engineering Program , Faculty of Engineering, University of Riau
ABSTRACT
Road damage can cause inconvenience for road users . Roads are damaged should
be repaired or increased . Overlay calculations using data deflection on the way
through the Rantau Berangin - Tandun Riau province conducted to complete the
road infrastructure . The purpose of this study was to calculate the extra thick layer
( overlay ) , the design life of 5 years and 10 years , traffic growth of 6% , while the
length of the road under review is 43 Km from STA 000 to STA 087 + 130 + 000 ,
making LHR for 3 days , by observing a car laden and empty , the conclusion
obtained additional layer thickness at Jalan Rantau Berangin - Tandun for
AE18KSAL 5 years was 6.7 cm and 8.7 cm AE18KSAL 10 years
viii
viii
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
ii
iii
iv
vi
ABSTRAK .......................................................................................................
vii
ix
xi
xii
Umum . ....................................................................................................
3.4
PENUTUP
5.1
Kesimpulan . ............................................................................................. 33
5.2
Saran . ....................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1 Kondisi Kerusakan Jalan Rantau Berangin Tandun..................
24
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Klasifikasi Jalan Menurut Kelas, LHR, Fungsi, Dan Tipe Jalan. .....
xii
VJP
MST
SMP
db
FK
Faktor Keseragaman
dR
Standar deviasi
UE18KSAL
AE18KSAL
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Lampiran 2.
3.
Surat Izin Pemakaian Data dan Data Lendutan Dari Hasil Pengujian
Benkleman Beam Dari PT INDO DESAIN NUSANTARA
Lampiran 6.
Lampiran 7.
Lembar Asistensi
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Transportasi darat adalah satu diantara beberapa transportasi yang sangat
penting untuk meningkatkan pembangunan suatu daerah, oleh karena itu
pembangunan jalan sangat penting untuk diperhatikan baik dari segi perencanaan
maupun perawatan jalan.
Kerusakan perkerasan lentur timbul dari akibat beban lalu lintas, pada tahapan
berikutnya biasanya diikuti dengan retak kemudian ambles atau terjadinya
penurunan aspal dan bahkan berlobang. Hal ini terjadi karena beban yang dibawa
oleh suatu kendaraan atau kendaraan yang melewati pada jalan tersebut
kemungkinan melebihi dari daya dukung kapasitas jalan tersebut.
Jalan yang mengalami keruskan dapat menimbulkan ketidak nyamanan bagi
pengguna jalan. Jalan yang rusak harus dilakukan perbaikan atau peningkatan.
Perhitungan tebal lapis tambah (overlay) merupakan suatu unsur penting dalam
perencanaan penigkatan jalan.
Jalan Rantau Berangin Tandun merupakan salah satu jalan Provinsi Riau
dengan panjang 43 Km dari STA 087+000 sampai STA 130+000 dan lebar 6 m.
Sket lokasi penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.1. Jalan Rantau Berangin
Tandun ini telah dilakukan peningkatan dan perawatan pada tahun 2013
(http://lpse.riau.go.id), namun sekarang harus dilakukan peningkatan lagi,
dikarenakan telah banyak mengalami kerusakan seperti Keretakan (crack),
berlubang atau pelepasan butir (raveling) pada bagian badan jalan, sehingga
menimbulkan ketidak nyamanan kendaraan yang melintasi jalur tersebut. Kondisi
kerusakan jalan tersebut dapat dilihat pada Gambar 1.1 dan Gambar 1.2.
b.
c.
d.
e.
Pengambilan data LHR jalan pada ruas Jalan Rantau Berangin Tandun
dilakukan selama 3x24 jam yaitu pada Tanggal 9, 10 dan 11 Mei 2015
f.
2.
Hasil perhitungan ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan bagi yang
akan meneliti tentang perhitungan tebal lapis tambah (overlay), terutama
bagi adik tingkat.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1
Umum
Jalan adalah jalur -jalur tanah di atas permukaan bumi yang sengaja dibuat
Fungsi Jalan
Jalan memiliki kegunaan (Direktorat Pembinaan Jalan Kota, 1990) antara
lain:
a. Sebagai prasarana transportasi
b. Mempengaruhi perkembangan penduduk
c. Mempengaruhi perkembangan ekonomi suatu daerah
d. Sebagai prasarana pemenuhan kebutuhan sosial
e. Sebagai prasarana untuk pemenuhan kebutuhan rekreasi
f. Sebagai prasarana yang mempermudah perkembangan budaya
5
2.3
Klasifikasi Jalan
Menurut peraturan pemerintah No 34/2006 tentang jalan bagian kedua sistem
jaringan jalan, sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan sekunder.
1. Sistem jaringan jalan primer disusun berdasarkan rencana tata ruang dan
pelayanan distribusi barang dan jasa untuk meningkatkan semua wilayah di
tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang
berwujud pusat-pusat kegiatan sebagai berikut.
a. Menghubungkan secara menerus pusat kegiatan nasional, pusat kegiatan
wilayah, pusat kegiatan lokal sampai kepusat kegiatan lingkungan.
b. Menghubungkan antar pusat kegiatan nasional.
2. Sistem jaringan jalan sekunder disusun berdasarkan rencana tata ruang wilayah
kabupaten/kota dan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di
dalam kawasan perkotaan yang menghubungkan secara menerus kawasan yang
mempunyai fungsi primer, fungsi sekunder kesatu, fungsi sekunder kedua,
fungsi sekunder ketiga, dan seterusnya.
Sebuah sistem jalan negara serta sebagian besar jalan raya lokal dan jalan-jalan
peghubung terdiri dari beberapa jenis atau kelas jalan. Contoh ekxtrim adalah jalan
untuk kendaraan berkecepatan tinggi dan memiliki volume lalu-lintas yang tinggi
pula, tanpa kaitan dengan lalu-lintas lokal didekatnya. Pada sisi lain terdapat jalan
lokal di luar kota yang menampung volume lalu-lintas yang rendah, dan kadangkadang direncanakan untuk kecepatan yang rendah pula dan fungsi utamanya
melayani kepentingan pertanian. Klasifikasi jalan ditunjukkan pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Klasifikasi Jalan Menurut Kelas, LHR, Fungsi, dan Tipe Jalan
Spesifikasi Penyediaan
Sarana
LHR (smp/hari)
Jalan
Sedang
<145.900 <109.400 <72.900 <27100
Jalan Raya
Fungsi Jalan
Tipe Jalan
Jalan Kecil
<19.500
Lokal
Lingkungan
(Kelas III)
2/2 TT
dengan
persil,
menghubungkan
antar
persil,
serta
10
jalur gerak (jalan) yang diamati dalam suatu jangka waktu tertentu, ukuran untuk
jumlah lalu lintas biasanya diukur dalam satuan kendaraan perhari, perjam atau
permenit.
Suatu volume lalu lintas yang umum dipergunakan sehubung dengan
penentuan jumlah dan lebar jalur adalah :
1. Lalu Lintas Harian Rata-rata (LHR)
Lalu lintas harian rata-rata (LHR) adalah jumlah lalu lintas rata-rata yang
melewati lajur yang diamati dalam satu hari (24 jam).
2. Volume jam perencanaan (VJP)
Volume jam perencanaan (VJP) adalah jumlah lalu lintas yang melewati jalur
gerak yang diamati setiap satu jam dalam satu hari.
Jenis kendaraan yang memakai jalan beraneka ragam, bervariasi baik
ukuran berat total dan konfigurasi beban sumbunya. Oleh karena volume lalu lintas
umumnya dikelompokan atas beberapa kelompok yang masing masing kelompok
diwakili oleh satu jenis kendaraan rencana. ( Shirley L. Hendarsin, 2000). Setiap
kendaraan memiliki faktor ekivalen yang berbeda berdasarkan jenis kendaraannya.
Faktor ekivalen ini dalam satuan mobil penumpang (SMP).
2.4.2
survey harus lebih jelas dahulu, dan metode survey biasanya ditetapkan sesuai
dengan tujuan survey, dana, peralatan dan waktu yang tersedia (F.D.Hobbs, 1995)
Survey lalu lintas yang biasanya dilakukan adalah :
1. Survey jumlah (Volume) kendaraan :
Adalah mencatat jumlah kendaraan yang lewat dengan spesifikasi tiap jenis
kendaraan dalam jangka waktu tertentu. Survey ini dapat dilakukan dengan cara:
11
Berbagai sistem pencacah otomatis tersedia dan sistem yang baru tentu
dikembangkan. Banyak sistem yang dapat langsung dihubungkan dengan
komputer untuk kemudahan dan kecepatan pemrosesan data selanjutnya.
b. Manual Traffic Count.
a. Volume Lalu Lintas
Surveyor menempati suatu titik tertentu ditepi jalan sehingga mendapatkan
pandangan yang jelas sedapat mungkin petugas terhindar dari panas dan
hujan. Petugas mencatat setiap kendaraan yang melewati titik yang telah
ditentukan pada formulir lapangan atau dengan hand tally (suatu alat kecil
yang dapat menjumlah secara kumulatif) dan memindahkannya pada formulir
lapangan.
b. Volume lalu lintas terklasifikasi
Cara melakukan pencacahan volume lalulintas secara manual serupa dengan
pencacahan volume lalulintas, namun diperlukan formulir yang berbeda,
seperti contoh-contoh.
c. Jangka waktu pelaksanaan survei
Jangka waktu tergantung maksud dan kondisi lalu lintas yang akan
dipecahkan. Jika masalah kemacetan pada saat jam sibuk , maka pencacahan
volume lalulintas dengan interval 5 menit, selain diperlukan data volume
selama sehari. Dalam memperoleh data arus lalulintas, maka survei dilakukan
selama 24 jam, akan tetapi waktu, akan tetapi waktu terbesar adalah antara
jam 06.00 pagi sampai jam 18.00 malam ( 12 jam).
12
Perkembangan daerah
b.
c.
d.
Perkembangan penduduk
Faktor lalu lintas dinyatakan dalam persen pertahun. Faktor pertumbuhan lalu lintas
dibagi atas :
a. Faktor pertumbuhan lalu lintas selama umur rencana, didasarkan atas data
volume lalu lintas sebelum perencanaan dan volume lalu lintas rencana.
b. Faktor pertumbuhan lalu lintas selama pelaksanaan, biasanya lebih kecil atau
sama nilainnya dengan faktor selama umur rencana.
13
berat total, konfigurasi dan beban sumbu, daya, dan lain sebagainnya. Oleh karena
itu volume lalu lintas umumnya dikelompokkan atas beberapa kelompok diwakili
oleh satu jenis kendaraan. Pengelompokan jenis kendaraan untuk perencanaan tebal
perkerasan dapat dilakukan sebagai berikut :
1. Mobil penumpang, termasuk didalamnnya semua kendaraan dengan berat
total 2 ton.
2. Bus
3. Truk 2 as
4. Truk 3 as
5. Truk 5 as
6. Semi trailer
14
15
2.5
16
2.6.1
permukaan jalan.
Survey dapat dilakukan secara visual ataupun dengan bantuan alat mekanis. Survey
secara visual meliputi :
1) Penilaian kondisi dari lapisan permukaan, baik, kritis ataukah rusak.
2) Penilaian kenyamanan kendaraan dengan mempergunakan mobil toyota canvas
berkecepatan 40 Km/Jam. Penilaian dikelompokkan menjadi nyaman, kurang
nyaman, dan tidak nyaman.
3) Penilaian berat kerusakkan yang terjadi, baik kualitas maupun kuantitasnnya.
Penilaian dilakukan terhadap retak-retak (cracking), lubang (pot hole), ruting
(alur), pelepasan butir (ravelling), pengelupasan lapisan permukaan (stripping),
keriting (corrugation), amblas (depression), bleeding, sungkur (shoving), dan
jembul (upheavel).
Survey dengan bantuan alat yaitu dengan mempergunakan alat roughometer
yang ditempelkan pada sumbu belakang roda kendaraan penguji. Prinsip dasar dari
alat ini adalah mengukur jumlah gerakan vertikal sumbu belakang pada kecepatan
tertentu.
2.6.2 Survey Kelayakan Struktural Kontruksi Perkerasan
Kelayakan struktural kontruksi perkerasan dapat ditentukan dengan dua
cara yaitu secara destruktif dan secara non destruktif. Pemeriksaan destruktif yaitu
dilakukan dengan cara membuat tes pit pada perkerasaan jalan lama, mengambil
sampel ataupun melakukan pemeriksaan langsung dilokasi tersebut. Pemeriksaan
ini tidak terlalu disukai karena mengakibatkan kerusakan kondisi perkerasan jalan
lama.
Pemeriksaan non destruktif yaitu suatu cara pemeriksaan dengan
mempergunakan alat yang diletakkan diatas permukaan jalan sehingga tidak
berakibat rusaknnya kontruksi perkerasan jalan. Alat yang umum dipergunakan di
Indonesia saat ini adalah alat Benkelman Beam.
17
Benkleman Beam
Salah satu cara penilaian struktur perkerasan adalah dengan melakukan test
yang tidak merusak struktur perkerasan (non destructive field test). Test dilakukan
dengan pengukuran lendutan yang terjadi akibat beban lalu lintas yang
dihubungkan dengan kebutuhan tebal perkerasan. Beberapa macam peralatan yang
dikembangkan untuk pengujian ini, seperti :
a. Road rater
b. Benkleman beam
c. Deflectometer
d. Dynaflect
Benkleman beam dikembangkan oleh AC Benkleman. Lendutan yang diukur
dalam pemeriksaan ini adalah lendutan balik vertikal yang terjadi pada permukaan
jalan akibat dihilangkannya beban.
2.8
dR =
............................................................................................( II.1 )
dengan :
db = jumlah nilai lendun balik semua titik uji
n = jumlah titik uji lendutan balik
b. Nilai standar deviasi dihitung dengan persamaan :
.( 2 ). ()2
S =
(1)
...............................................................................( II.2 )
Dimana :
S
= Standar deviasi
Db
18
FK = x 100%
...................................................................................( II.3 )
Dengan batasan :
1. FK 15% sangat seragam
2. FK = 15% - 20% Seragam
3. FK = 20% - 25% baik
4. FK = 25% - 30% cukup
5. FK = 30% - 40% jelek
6. FK > 40% tidak seragam. Pembagian seksi-seksi diusahakan dengan
keseragaman tidak lebih besar dari 40% dan setiap seksi panjangnnya tidak
kurang dari 500 m (untuk kemudahan pelaksanaan overlay).
Nilai lendutan balik yang mewakili
Dwakil = dR + 2 S untuk jalan arteri/tol
....................................(II.4)
..................................(II.5)
..................................(II.6)
19
Tabel 2.3 Faktor Hubungan Umur Rencana (n) dengan Perkembangan Lalu lintas
N
(Tahun)
10
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
15
20
1,01
2,04
3,09
4,16
5,25
6,37
7,51
8,7
9,85
11,05
17,45
24,55
1,02
2,08
3,18
4,33
5,53
6,77
8,06
9,51
10,79
12,25
20,25
30,4
1,02
2,1
3,23
4,42
5,66
6,97
8,35
9,62
11,3
12,9
22,15
33,4
1,03
2,12
3,3
4,51
5,8
7,18
8,65
10,2
11,84
13,6
23,9
37,95
1,04
2,16
3,38
4,69
6,1
7,53
9,28
11,05
12,99
15,05
28,3
47,7
1,05
2,21
3,48
4,87
6,41
8,1
9,96
12
14,26
16,73
33,36
60,2
Gambar 2.2. Grafik Hubungan Antara Lendutan Balik Ijin dengan AE18KSAL
Sumber : Departemen Pekerjaan Umum, Pd-T-05-2005-B
20
3 cm
0,5737
0,5747
0,6175
0,6488
0,6836
0,7242
0,7734
0,8311
1,0764
1,19
1,3246
1,484
1,6729
1,8966
2,1616
-
4 cm
0,5735
0,591
0,6137
0,6378
0,6707
0,7081
0,7525
0,8056
1,0354
1,1431
1,2722
1,4264
1,6105
1,8305
2,0732
-
9 cm
0,5516
0,5558
0,561
0,5672
0,5047
0,5843
0,5958
0,61
0,6746
0,7065
0,7457
0,7737
0,8525
0,9246
1,0128
1,1209
1,2531
1,4151
1,6132
1,8556
2,1521
-
10 cm
0,5488
0,5517
0,5551
0,5573
0,5645
0,57
0,5786
0,5882
0,6324
0,6544
0,6814
0,7147
0,7555
0,8057
0,8673
0,943
1,0358
1,147
1,2895
1,4608
1,6707
1,7283
2,243
-
21
Tabel 2.4 Hubungan Lendutan Sebelum Overlay dan Lendutan Ijin. (Lanjutan)
Lendutan
sebelum
(mm)
0,9
1
1,1
1,2
1,3
1,4
1,5
1,6
1,7
2
2,1
2,2
2,3
2,4
2,5
2,6
2,7
2,8
2,9
3
3,1
3,2
3,3
3,4
3,5
11 cm
0,5467
0,5487
0,5509
0,5536
0,557
0,5612
0,5663
0,5726
0,6021
0,6168
0,635
0,6574
0,6851
0,7192
0,7612
0,8129
0,8765
0,9547
1,0508
1,167
1,3141
1,4922
1,711
1,9294
2,3007
15 cm
0,5434
0,5436
0,5437
0,544
0,5443
0,5447
0,5452
0,5459
0,5476
0,5517
0,5544
0,5577
0,5623
0,5679
0,5751
0,5841
0,5755
0,6077
0,6276
0,6477
0,6776
0,7121
0,7547
0,8
0,8736
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Pendahuluan
a.
c.
d.
e.
Study literatur
Studi literatur yaitu dengan mempelajari buku-buku atau referensi
referensi yang berkaitan dengan penulisan tugas akhir ini, seperti bukubuku teknik sipil yang berkaitan dengan pembahasan mengenai tinjauan
22
23
Observasi
Penulis melakukan tinjauan kelapangan secara langsung untuk melihat
secara nyata tentang kondisi yang ada dilapangan dan mendapatkan datadata pendukung lainnya.
Adapun tinjauan observasinya yang dilakukan
1. Cek kondisi jalan yang bisa dioverlay dan tidak
Dokumentasi cek kondisi jalan dapat dilihat pada Lampiran 1.
3.2
Pengumpulan Data
Data yang diperlukan terdiri atas :
a. Data Primer
Data Volume Arus Lalu Lintas
Pengumpulan data volume lalu lintas harian rata rata (LHR) kendaraan
ringan dan kendaraan berat, diperoleh dari survey langsung ke lapangan.
Survey LHR dilakukan di STA 125+300. Lokasi survey LHR dapat dilihat
pada Gambar 3.3. Survey dilakukan dengan cara pencatatan pada formulir.
Formulir yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran 2.
Pencatatan dilakukan dengan cara terpisah antara kendaraan bermuatan dan
tidak. Surveyor sebanyak 3 orang, orang 1 dan 2 bagian pencatatan, orang ke
3 bagian dokumentasi sambil beristirahat, setiap 4 jam bergiliran orang ke 1
kemudian yang bertugas sebagai dokumentasi dan beristirahat, 4 jam
kemudian orang ke 2 sebagai dokumentasi dan istirahat digantikan dengan
orang ke 1, begitulah seterusnya secara bergiliran. Data dan dokumentasi
hasil survey LHR dapat dilihat pada Lampiran 3 dan Lampiran 4.
24
Tandun
R.Berangin
STA 125+300
Ar-rahmah
= Masjid
= Posisi surveyor
= Arah jalan
b. Data Sekunder
1. Data lendutan balik dari hasil pengujian Benkelman Beam, data ini
diperoleh dari PT. Indo Desain Nusantara. Data dapat dilihat pada Tabel
3.1 dan Lampiran 5.
Tabel 3.1 Pengukuran Lendutan Balik Dengan Benkleman Beam
Temperatur (0C)
d.ft.C
Sta.
d1
d2
d3
d4
tu
tp
tb
tl
ft
(mm)
120+000
0,82
0,53
0,51
28,3
30,0
32,8
30,6
1,19
1,1
1,309
115+000
0,9
0,79
0,77
28,5
30,0
32,8
30,6
1,19
1,6
1,904
111+000
0,8
0,41
0,31
29,1
29,5
32,8
30,5
1,19
1,0
1,19
106+000
0,91
0,72
0,7
31,7
38,7
47,7
42,0
0,95
1,5
1,425
100+000
0,75
0,6
0,56
31,3
34,9
37,3
35,0
1,0
1,3
1,3
191+000
0,73
0,49
0,47
29,4
31,2
32,2
30,9
1,18
1,0
1,18
25
2. Data jumlah kendaraan lima tahun terakhir, data ini berguna untuk
mengetahui persentase perkembangan lalu lintas setiap tahunnya, data ini
diperoleh dari Direktorat Lalu Lintas Provinsi Riau. Data dapat dilihat
pada Tabel 3.2 dan Lampiran 6.
Tabel 3.2 Rekapitulasi Data Kendaraan Tahun 2011 S/D 2015
JUMLAH / JENIS KENDARAAN
NO
TAHUN
MOBIL
PNP
BUS
MOBIL
BRG
SPD
MOTOR
RANSUS
TOTAL
TAHUN 2011
31.797
496
17.781
435.084
136
485.294
TAHUN 2012
39.288
569
18.675
465.527
157
524.216
TAHUN 2013
45.623
629
31.570
463.012
143
540.977
TAHUN 2014
69.069
623
27.411
482.387
136
579.899
10.326
152
6.157
88.122
101
104.858
JUMLAH
196.103
2.469
101.594
1.934.132
673
2.235.244
Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan secara manual. Hasil dan pembahasan terdapat
pada Bab IV.
3.4
26
Mulai
Studi Literatur
Survey Lokasi
Pengumpulan Data
-
Data Primer
Sekunder
Pengolahan Data
Hasil dan
Pembahasan
Kesimpulan dan Saran
Selesai
Gambar 3.2 Flowchart Metodelogi Penelitian
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1
Kumpulan Data
Adapun data-data yang didapatkan dan yang dibutuhkan dalam perencanaan
ini adalah :
: Ruas Jalan Rantau Berangin Tandun
a. Lokasi
Provinsi riau
b. Panjang jalan yang ditinjau
: 43 Km
c. Fungsi jalan
: Kolektor
d. Tipe Jalan
Persentase perkembangan lalu lintas dari tahun 2011 s/d 2015 didapat
berbeda beda perentase peningkatannya, maka diambil nilai rata rata.
dengan persentase perkembangan
2011 - 2012 =
2012 - 2013 =
2013- 2014 =
524294485294
485294
540977524294
524294
579899540977
540977
100 % = 8%
100 % = 3%
100 % = 7%
8%+3%+7%
3
= 6%
Tabel 4.2 untuk kendaraan tidak bermuatan, sesuai hasil survei di lapangan pada
lampiran 3, dan dapat dilihat foto dokumentasi pada lampiran 4.
27
28
Mopen
Truck
Truck
Truck
1.2L
1.2 H
1.22
Trailer
Bus
1.2+2.2
1.2-2
1.2-2.2
Sabtu
Dua arah
851
14
420
407
226
24
860
12
394
397
228
22
Dua arah
857
374
394
216
17
Total
2568
35
1188
1198
670
63
Rata-rata
856
11,67
396
399,33
223,33
21
Minggu
Dua arah
Senin
Tabel 4.3 Data lalu lintas harian rata-rata kendaraan tidak bermuatan
Hari
Mopen
Truck
Truck
Truck
1.2L
1.2 H
1.22
Trailer
Bus
1.2+2.2
1.2-2
1.2-2.2
Sabtu
Dua arah
779
333
315
98
19
688
271
306
97
14
Minggu
Dua arah
Senin
Dua arah
681
250
299
103
12
Total
2148
19
854
920
298
45
Rata-rata
716
7,33
284,67
306,67
99,33
15
4.3
Mobil penumpang
0,342
Bus
3,507
Truk (1.2L)
86,090
Truk (1.2H)
= 2007,209
Truk (1.22)
612,291
Trailer (1.2-22)
= 21 knd x 10,183
213,843
Total
= 2923,283
29
Mobil penumpang
0,072
Bus
0,027
Truk (1.2L)
0,342
Truk (1.2H)
4,385
Truk (1.22)
0,437
Trailer (1.2-22)
= 15 knd x 0,0327
0,491
5,753
Total
n = 5 tahun dan R
= 7,18
= 13,60
Sehingga :
-
= 7,67 x 106
= 14,54 x 106
4.5
()
8,24
6
= 1,37 mm
30
.(2 ) ()2
S =
(1)
6 .(11,72) (67,92)
6 (61)
S = 0,28
3. FK =
=
x 100%
0,28
1,37
x 100%
= 21%
Faktor keseragaman nilai lendutan Sta 087+000 sampai 130+000 sebesar
21%, berarti faktor keseragaman data baik.
= dR + 1,64 S
AE18KSAL (5 tahun)
= 0,85 mm
= 0,70 mm
31
0,85
0,70
5,67 x 106
14,54 x 106
Gambar 4.1 Grafik Hubungan Antara Lendutan Balik Ijin Dengan AE18KSAL
Keterangan :
= Dijin (5 tahun)
= Dijin (10 tahun)
4.7
sebelum overlay (dR) = 1,8 mm dan lendutan ijin (Dijin) 0,85 mm dan 0,70 mm ( 5
tahun dan 10 tahun). Dikarenakan nilai dR dan nilai Dijin tidak terdapat pada Tabel
2.4, maka dilakukan interpolasi sebagai berikut:
Tabel 4.4 Nilai yang Akan Diinterpolasi
Lendutan
sebelum
(mm)
6 cm
0,8838
1,7
Dx1
1,8
0,9626
2
Dx1
= 0,8838 +
Dx1
= 0,9101
To5th
0,850
0,9626 - 0,8838
x
2 - 1,7
(1,8 1,7)
To10th
0,700
9 cm
0,6746
Dx4
0,7065
32
0,863 - 0,802
2 - 1,7
76
0,822 0,910
x (0,850 0,910)
Dx2
0,802
Dx2
0,822
To5th
To5th
= 6,685 cm 6,7 cm
Dx3
0,731
Dx3
0,729
Dx4
= 0,6746 +
Dx4
= 0,6852
To10th =
(1,8 1,7)
(1,8 1,7)
0,7065 - 0,6746
x
2 - 1,7
(1,8 1,7)
0,726 - 0,731
2 - 1,7
87
x (0,700 0,729)
0,6852 0,729
6 cm
0,8838
0,9101
0,9626
6,7 cm
0,850
8,7 cm
0,700
9 cm
0,6746
0,6852
0,7065
AE18KSAL (5 tahun)
overlay = 6,7 cm
-
overlay = 8,7 cm
Untuk lebih jelas, ruas jalan yang di overlay dapat di lihat pada gambar 4.2.
33
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari perhitungan yang dilakukan penulis, maka dapat disimpulkan tebal lapis
overlay pada ruas jalan Rantau Berangin - Tandun dapat diambil kesimpul sebagai
berikut :
1.
Berdasarkan stasiun yang dihitung pada data lendutan dari Sta 087+000
sampai Sta 130+000 dapat diperoleh nilai lendutan balik dilapangan
sebelum di overlay D = 1,8 mm
2.
5.2
AE18KSAL(10 tahun)
Saran
Penulis ingin menyampaikan beberapa saran yang berguna bagi pembaca
34
DAFTAR PUSTAKA
Depertemen Pekerjaan Umum, (2005). Pd-T-05-2005. Perencanaan Tebal Lapis
Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan.
F.D Hobbs, (1995). Perencanaan Dan Teknik Lalu Lintas. Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
http://lpse.riau.go.id/,(2013). http://lpse.riau.go.id/eproc/publicberitadetail.filedw
nload:download/3232333130303033393b3;jsessionid=FCF510C887D75A49F8A
420E2F7CF5031?t:ac=310903. Di download Kamis 09 April 2015.
35
LAMPIRAN 1
Dokumentasi Cek Kondisi Jalan
LAMPIRAN 2
Formulir Lalulintas Harian Rata-ratan
(LHR)
LAMPIRAN 3
Data Hasil Survei Lalu Lintas Harian Ratarata (LHR)
LAMPIRAN 4
Dokumentasi Survei Lalu Lintas Harian
Rata-rata (LHR)
LAMPIRAN 5
Surat Izin Pemakaian Data dan Data
Lendutan Dari Hasil Pengujian Benkleman
Beam Dari PT INDO DESAIN
NUSANTARA
LAMPIRAN 6
Data Kendaraan Selama 5 Tahun Terakhir
Dari Direktorat Lalu Lintas Polda Riau
LAMPIRAN 7
Lembar Asistensi