TUGAS AKHIR
17 0404 138
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2021
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala karunia, rahmat dan
berkatNya yang dilimpahkan bagi penulis sehingga saya dapat menyelesaikan
Tugas Akhir ini.
Tugas Akhir ini merupakan syarat untuk mencapai gelar sarjana Teknik Sipil
bidang studi Geoteknik Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Sumatera, dengan judul :
Penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian Tugas Akhir ini tidak terlepas
dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
beberapa pihak yang berperan penting yaitu :
1. Bapak Benno Saragih dan Ibu Rosanna sebagai kedua orangtua penulis yang
turut memberikan dukungan penuh kasih sayang, kesabaran dalam
mendidik , menjaga, serta mendoakan agar penulis dapat terus melanjutkan
studinya sampai akhir.
2. Bapak Ir. Rudi Iskandar, M.T selaku Dosen pembimbing dan Penguji yang
telah dengan sabar memberi bimbingan, saran, dan dukungan dalam bentuk
waktu dan pemikiran untuk menyelesaikan Tugas Akhir ini.
3. Bapak Dr. Ir. Moh. Sofian Asmirza S M.Sc. dan Ibu Ir. Ika Puji Hastuty,
M.T selaku dosen Pembanding dan Penguji penulis di Departemen Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Dr. M. Ridwan Anas, S.T., M.T., selaku Sekretaris Departemen
Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak/Ibu Dosen Staff Pengajar Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sumatera Utara.
ii
Penulis Menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis meminta maaf
bilamana pembaca menemukan banyak kekurangan dalam Tugas Akhir ini, dan
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari Bapak dan
Ibu Staf Pengajar serta rekan-rekan mahasiswa demi penyempurnaan Tugas
Akhir ini.
iii
Penulis,
iv
ABSTRAK .............................................................................................................. i
4.3 Pemodelan Bendungan dan Lapisan Tanah pada PLAXIS V.8.6 ............51
vi
4.3.5 Muka Air Tanah dan Kondisi Awal (Initial Condition) ...................54
vii
Gambar 2.2 Tekanan,elevasi, dan tinggi energi total aliran dalam tanah ...............8
Gambar 2.4 Flownet aliran air di dalam tanah lewat turap ...................................17
Gambar 2.8 (a) 15 titik nodal dan (b) 6 titik nodal ................................................26
Gambar 2.9 (a) Titik Tegangan 12 titik dan (b) Titik tegangan 3 titik .................26
Gambar 4.8 Penetapan muka air tanah dalam kondisi awal ..................................55
Gambar 4.9 Penetapan muka air tanah dalam kondisi banjir ................................55
Gambar 4.10 Penetapan muka air tanah dalam kondisi muka air normal .............55
Gambar 4.11 Tekanan air pori aktif dalam kondisi muka air banjir .....................56
Gambar 4.12 Tekanan air pori aktif dalam kondisi muka air normal ....................56
Gambar 4.14 Jaringan elemen pada saat kondisi muka air banjir .........................57
viii
Gambar 4.19 Aliran normal untuk kondisi muka air banjir ..................................60
Gambar 4.21 Aliran normal untuk kondisi muka air normal ................................61
Gambar 4.25 Perbandingan diagram kondisi muka air banjir dan kondisi muka
Gambar 4.26 Keterangan ukuran pada kondisi banjir (Elv. 251,78) ....................63
Gambar 4.27 Keterangan ukuran pada kondisi normal (Elv. 246,80) ..................64
ix
i Gradien hidrolik
xi
C Konstanta
Gs Spesific Gravity
St Penurunan total
Si Penurunan segera
𝛼 Sudut (°)
𝜗 Poisson’s Ratio
c Kohesi (kg/m2)
Ψ Sudut dilantasi
xii
xiii
PENDAHLUAN
1.3 Tujuan
Adapun manfaat dan tujuan dari penulisan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis hubungan antara tinggi muka air banjir dan normal terhadap
kecepatan rembesan pada Bendungan Lau Simeme
2. Menganalisis hubungan antara tinggi muka air di hulu dan hilir bendungan
dengan kecepatan rembesan pada di tubuh Bendungan Lau Simeme
3. Mengetahui debit yang terjadi dan nilai faktor keamanan rembesan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
2.3 Permeabilitas
Menurut Bernoulli, tinggi energi total (total head) adalah tinggi energi
elevasi atau Elevation Head(z) ditambah tinggi energi tekanan atau pressure
Head(h) yaitu Ketinggian kolom air hAatau hB. Didalam pipa diukur dalam
millimeter atau meter di atas titiknya. Tekanan hidrostatis bergantung pada
kedalaman suatu titik di bawah muka air tanah. Untuk mengetahui besar
tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut Bernaulli,
tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh
persamaan :
𝑝 𝑣2
h= + 2𝑔 + 𝑧 (2.1)
𝛾𝑤
Dengan :
Jadi, tinggi energi total (h) sama dengan tinggi energi elevasi di tambah tinggi
energi tekanan pada titik tertentu yang ditinjau, yaitu sama dengan jarak
vertikal yang diukur dari bidang referensi ke permukaan air dalam pipa.
Pergerakan air tanah atau yang biasa disebut dengan aliran air tanah
terjadi karena adanya perbedaan tekanan air. Untuk menghitung kecepatan
aliran air yang mengalir dapat menggunakan persamaan yang sederhana yaitu
Hukum Darcy.
Dalam tanah jenuh, asalkan rongga pori tanah tidak sangat besar, aliran
air adalah laminer. Pada rentang aliran laminer, Darcy (1956), mengusulkan
hubungan antara kecepatan dan gradient hidrolik sebagai berikut :
v=kxi (2.3)
Dengan :
∆h
i= (2.5)
𝐿
Dengan :
𝑑1 +𝑑2
A (m2) = ( ) x t………………….. (2.6)
2
D d2 C
A B
d1
Gambar 2.3 Bidang datar trapezium
(Sumber : Analytic Geometry(Geometri Analitik),2018 )
k 𝜌𝑤 g
k (cm/det) = (2.7)
𝜇
Dengan :
𝑉𝑣 𝐴𝑣 . 1 𝐴𝑣
𝑛= = = (2.8)
𝑣 𝐴 .1 𝐴
Dimana:
10
Dengan:
vs = v / n (2.10)
vs = ki / n (2.11)
Dengan:
11
12
a. Uji tinggi jatuh (falling head test) (ASTM D 2434 - 68) Uji ini untuk
tanah berbutir halus seperti lempung dan lanau, dimana koefisien
permeabilitas dapat dicari dengan Persamaan :
Q = k.i.A = k. 𝐿 . 𝐴 = 𝑎 𝑑𝑡 ……………..……(2.13)
ℎ 𝑑ℎ
Dengan :
13
𝐻 2
𝑇𝑣 𝛾𝑤 ∆𝑒 ( 2 )
𝑘= …………………… (2.15)
𝑡. ∆𝜎. (1 + 3)
𝐻 2
0,848 𝛾𝑤 ∆𝑒 ( 2 )
𝑘= ……………...…… (2.16)
𝑡90 . ∆𝜎. (1 + 3)
Dengan :
Tv = Faktor waktu
2.9 Rembesan
Di alam, aliran air melewati tidak hanya satu arah atau seragam di
seluruh luasan yang tegak lurus arah aliran. Pada kasus yang demikian aliran
air tanah umumnya ditentukan dengan menggunakan grafik yang di sebut
jaring arus (flownet). Konsep jaring arus didasarkan pada persamaan
kontinuitas lapelace. Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada
analisis dua dimensi. Bila tanah dianggap homogen dan isotropis (kx=kz= k),
maka dalam bidang x-z hukum Darcy dapat dinyatakan sebagai berikut:
14
𝛿ℎ …………….……….. (2.18)
𝑣𝑧 = 𝑘𝑖𝑧 = − 𝑘
𝛿𝑧
2.10 Grouting
15
1
D = 3 H + C …………….……..… (2.19)
Dengan,
C = Konstanta (8-20)
16
𝑖𝑐 …………………………… (2.20)
𝑆𝐹 =
𝑖𝑒
17
𝐺𝑠 −1
Ic = ………………………… (2.21)
1+𝑒
Dengan:
GS = Spesifik gravity
e = Void ratio
18
19
2.....Penurunan.konsolidasi.primer.(primary.consolidation
settlement).
3.....Penurunan.konsolidasi.sekunder.(secondary.consolidation
settlement).
Penurunan total dari tanah berbutir halus yang jenuh ialah jumlah dari
penurunan segera, penurunan konsolidasi primer, dan penurunan konsolidasi
sekunder. Bila dinyatakan dalam bentuk persamaan, penurunan total adalah
(Hardiyanto, 2002):
dimana:
𝑆t = Penurunan total,
𝑆i = Penurunan segera,
20
𝑇𝑣 𝑥 𝐻 2 …………...……….…… (2.25)
𝑡=
𝐶𝑣
Dimana :
Tv = Faktor waktu
21
𝑘
𝑞= (𝐻12 − 𝐻22 ) ……….…….....…… (2.28)
2𝑑
22
23
[K]{D} = {R}
Dimana :
24
25
b. Titik Nodal dalam program ini pilihan titik nodal ada dua, yaitu
15 titik nodal dan 6 titik nodal. Penyebaran titik-titik nodal dalam suatu
elemen baik pada elemen 15 titik nodal maupun pada elemen 6 titik nodal.
(a) (b)
(a) (b)
Gambar 2.9 (a) Titik tegangan 12 titik dan (b) Titik tegangan 3 titik
26
b. Kohesi (c) dan sudut geser (ϕ) memodelkan perilaku plastis dari
tanah
𝜎ℎ
𝐾𝑜 = ………..….……..…… (2.34)
𝜎𝑣
Dimana:
𝑣 𝜎ℎ
= ………………....…… (2.35)
1 − 𝑣 𝜎𝑣
Secara umum nilai υ bervariasi dari 0,3 sampai 0,4 namun untuk
kasus-kasus penggalian (unloading) nilai υ yang lebih kecil masih realistis.
Nilai kohesi c dan sudut geser ϕ diperoleh dari uji geser Triaxial, atau
diperoleh dari hubungan empiris berdasarkan data uji lapangan. Sementara
sudut dilantasi (ψ) digunakan untuk memodelkan regangan volumetrik
plastik yang bernilai positif. Pada tanah lempung, umumnya tidak terjadi
dilantasi (ψ = 0), sementara pada tanah pasir dilantasi tergantung dari
27
28
29
30
31
32
33
34
METODE PENELITIAN
3.1 Pendahuluan
35
Untuk lebih menjelaskan alur pada proses penelitian ini dapat di lihat
pada diagram alir penelitian yang disajikan pada Gambar 3.1.
Mulai
Studi Pustaka
Perumusan Masalah
Pembatasan Masalah
Pengumpulan Data
Sekunder
2. Peta Topografi
Analisis Data
36
Outuput:
1. Letak kedudukan air di tubuh bendungan
2. Kecepatan rembesan (m/det)
3. Debit aliran (m3/det)
4. Faktor keamanan
Kesimpulan
Selesai
37
a. Mulailah program masukan dan pilih proyek baru dalam kotak dialog
buka/buka proyek.
a. Klik material sets , dan muncul lembar-tab material sets. Klik new,
dan pada general, masukkan material model (Mohr-Coulumb), dan
masukkan saturated density dan unsaturated density. Dan beralih ke
parameters, input semua parameter tanah, seperti : Young modulus
(E), poisson’s ratio, sudut geser, kohesi. Beralih ke tab ground
waters, input flow parameters. Setelah selesai di input, maka klik
oke.
38
c. kemudian klik garis freatik untuk membuat tinggi muka air yang
kita inginkan
4. Melakukan perhitungan
39
40
Lokasi Penelitian
41
42
43
44
45
46
(Sumber : Jurnal Analisa Kestabilan Bendungan Lolak 1, Analisa Kestabilan Bangunan Embung Nunuka 1, Analisis Stabilitas
Lereng Bendungan Jatigede Dengan Parameter Gempa Termodifikasi, Das 1983)
𝑬
1 Lempung/Clay 18,7 13,9 0,35 20.000 30,1 18,3 2,61E-06
47
48
49
50
51
17,5 m
588,33 m
Boundary Condition
52
53
Muka air tanah pada kondisi awal ditentukan pada elevasi 0,00
sebelum melakukan tekanan air pori awal (initial condition) dan
tegangan awal (initial soil stress) seperti Gambar 4.8.
54
Gambar 4.9 Penetapan muka air tanah dalam kondisi muka air
banjir (El. 251,78 m)
Gambar 4.10 Penetapan muka air tanah dalam kondisi muka air normal
(El. 246,8 m)
55
Gambar 4.11 Tekanan air pori aktif dalam kondisi muka air banjir
Gambar 4.12 Tekanan air pori aktif dalam kondisi muka air normal
56
Gambar 4.14 Jaringan elemen pada saat kondisi muka air banjir
57
Gambar 4.16 Jaringan elemen pada saat kondisi muka air normal
58
Garis freatik
Bidang Aliran
59
60
61
62
Elv. 246,80 m
61,78 m 159,069 m
Elv. 251,78 313,744 m
63
61,78
= 2,61 x 10-6 (159,07) = 1,01 𝑥 10-6 m/detik
Q = k.i.A
169,372 m
56,8 m
∆𝐻
v = k.i = k. 𝐿
56,80
= 2,61 x 10-6 (169,26 ) = 0,87 x 10-6 m/detik
𝑑1+ 𝑑2 460,51+299,08
A =( )𝑥 𝑡 = ( ) x 56,8 = 21572,19 m2
2 2
64
Sedangkan untuk faktor keamanan untuk kondsi muka air banjir dan
muka air normal adalah:
70,30 𝑥 10−3 𝑚
Fkair muka banjir 50,92 𝑥 10−3 𝑚 = 1,38
70,30 𝑥 10−3 𝑚
Fkair muka normal 44,27 𝑥 10−3 𝑚 = 1,59
65
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh dari Tugas Akhir ini adalah:
1) Setiap pertambahan tinggi muka air di hulu maka, nilai tekanan
rembesan akan semakin meningkat di hilir. Semakin kecil
perpindahan yang terjadi pada saat kondisi muka air tentu maka
faktor keamanannya juga semakin besar begitu pula sebaliknya.
2) Nilai kecepatan aliran rembesan dan debit total kestabilan
bendungan berdasarkan program PLAXIS V.8.6:
a. Kecepatan untuk kondisi muka air banjir (v)= 10,66 x 10-6
m/detik, dengan debit (Q)= 2,66 x 10-6 m3/detik.
b. Kecepatan untuk kondisi muka air normal (v) = 9,88 x 10-6
m/detik, dengan debit (Q)= 1,56 x 10-6 m3/detik.
3) Nilai kecepatan aliran rembesan menggunakan hukum Darcy dan
debit total kestabilan bendungan menggunakan cara Dupuit (1863) :
a. Kecepatan untuk kondisi muka air banjir (v) = 1,01 x 10-6
m/detik, dengan debit(Q)= 24,20 x 10-3 m3/detik
b. Kecepatan untuk kondisi muka air normal (v) = 0,87 x 10-6
m/detik, dengan debit (Q)= 18,85 x 10-3 m3/detik
4) Nilai faktor keamanan program PLAXIS V.8.6:
a. Faktor keamanan untuk kondisi muka air banjir = 2,75
b. Faktor keamanan untuk kondisi muka air normal = 2,93
5) Nilai faktor keamanan metode analisis :
c. Faktor keamanan untuk kondisi muka air banjir = 1,38
d. Faktor keamanan untuk kondisi muka air normal = 1,59
6) Perbedaan nilai faktor keamanan kestabilan bendungan akibat
rembesan dengan program PLAXIS V.8.6 dan metode analisis,
dikarenakan metode analisis tidak menggunakan parameter
66
67
Alwin, Muhammad (2018). “Kajian Garis Freatis Pada Tubuh Bendungan Urugan
Untuk Mengatasi Rembesan Berdasarkan Kepadatan Tanah Menggunakan
Aplikasi Geostudio. Seep/W”. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang:
Universitas Brawijaya.
Azmeri, Rizalihadi,M dan Irma Yanita. (2013) .”Observasi Garis Freatis pada
Model Bendungan Berdasarkan Kepadatan Tanah Melalui Model Fisik”,
Vol.20 No.1, Darussalam Banda Aceh.
68
Harseno, Adi, (2008), “Tinjauan Tinggi Tekanan Air di Bawah Bendungan dengan
Turap dan Tanpa Turap pada Tanah Berbutir Halus”, Majalah Ilmiah UKRIM.
Ilmiatul, Nur. (2016). “Kajian Garis Freatis Pada Tubuh Bendungan Urugan untuk
Mengatasi Rembesan Berdasarkan Kepadatan Tanah Modifikasi dengan Uji
Model Fisik”. Skripsi. Tidak dipublikasikan. Malang: Universitas Brawijaya.
69
Sari, Undayani Cita. (2016). “Kajian Pengaruh Tekanan Air Pori Terhadap
Rembesan Dan Stabilitas Bendungan Sermo.” Universitas Diponegoro.
SNI 8062 : (2015) , “Tata Cara Desain Tubuh Bendungan Tipe Urugan”, ICS
93.100.
Sri Harto Br. 2000. Hidrologi : “Teori, Masalah, Penyelesaian”. Nafiri Offset.
Yogyakarta.
70
Wicaksana, Surya P, (2014), “Analisis Aliran Air Tanah di Bawah Turap dengan
Uji Coba Laboratorium”, Jurnal Teknik Universitas Sriwijaya.
71