Disusun Oleh:
Dosen:
Dr. Ir. Imam Aschuri
Asisten Pembimbing:
Fauziah Fitriani Iskandar, S.T.,M.T
LABORATORIUM GEOTEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
2020
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM
SIA – 209 MEKANIKA TANAH 2
Disetujui
Asisten Pembimbing
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Mekanika Tanah 2
ini.
Laporan Mekanika Tanah ini kami buat sebagai syarat mengikuti Ujian Akhir
Semester (UAS) Mekanika Tanah 2.
Judul laporan praktikum ini disesuaikan dengan Mata Kuliah Mekanika Tanah 2 serta
sub-bab pada awal praktikum pada Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Nasional. Pada
dasarnya makalah ini merupakan bagian dari sebuah pembelajaran dan penelitian.
Dengan selesainya laporan ini tidak terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah
membantu kami menyelesaikannya. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada :
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB IV .............................................................................................................................1
UJI KERUCUT PASIR (SAND CONE TEST)................................................................1
4.1 Tujuan....................................................................................................................1
4.2 Ruang Lingkup ......................................................................................................1
4.3 Landasan Teori......................................................................................................1
4.4 Peralatan Pengujian ..............................................................................................1
4.5 Benda Uji ...............................................................................................................3
4.6 Prosedur Pengujian ...............................................................................................3
4.7 Perhitungan ........................................................................................................5
4.8 Data Pengujian ...................................................................................................7
BAB V UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ..............................................1
5.1 Tujuan ................................................................................................................1
5.2 Ruang Lingkup ..................................................................................................1
5.3 Landasan Teori ..................................................................................................1
5.4 Peralatan Pengujian...........................................................................................2
5.5 Prosedur Pengujian ...........................................................................................3
5.6 Perhitungan ........................................................................................................5
5.7 Data Pengujian ................................................................................................. 10
BAB VI UJI KUAT TEKAN BEBAS (UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGHT)
..........................................................................................................................................1
6.1 Tujuan ................................................................................................................1
6.2 Ruang Lingkup ..................................................................................................1
6.3 Landasan Teori ..................................................................................................1
6.4 Peralatan Pengujian...........................................................................................2
6.5 Prosedur Pengujian ...........................................................................................2
6.7 Hasil Pengujian ..................................................................................................5
BAB VII UJI TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST) ................................................................1
7.1 Tujuan ................................................................................................................1
7.2 Ruang Lingkup ..................................................................................................1
7.3 Landasan Teori ..................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN
a. Bentuk atau tipe – tipe tanah yang dapat diteliti pada praktikum Mekanika Tanah
2.
b. Alat – alat apa saja yang dipakai dalam praktikum Mekanika Tanah 2.
c. Bagaimana proses kerja dalam penelitian yang dilakukan pada praktikum
Mekanika Tanah 2.
d. Contoh – contoh perhitungan dari data pengujian.
BAB II
UJI PEMADATAN (COMPACTION TEST)
2.1 Tujuan
Untuk mendapatkan hubungan antara kadar air dan kepadatan tanah, sehingga dapat
diperoleh kadar air optimum (Optimum Moisture Content/OMC) pada saat kepadatan kering
maksimum (Maximum Dry Density/MDD).
a. Kadar air
b. Energi pemadatan dan volume pemadatan
c. Jenis dan sifat tanah
a) Cetakan : Terbuat dari logam berdinding teguh dan dibuat sesuai dengan ukuran dan
kapasitas yang sesuai dengan diameter 152,40 mm mempunyai kapasitas 2124 cm3
± 21 cm3 dengan diameter dalam 152,40 mm ± 0,66 mm dan tinggi 116,43 mm ±
0,13 mm.
Catatan 1 : Jenis cetakan lain dengan kapasitas seperti ditentukan di atas dapat
digunakan, asalkan hasil uji dikorelasikan dengan hasil uji dari beberapa jenis tanah
yang sama dengan yang menggunakan cetakan berdinding teguh. Catatan korelasi
tersebut harus selalu tersedia dan mudah diperoleh apabila diperlukan.
b) Alat penumbuk : Terbuat dari logam dengan massa 4,536 kg ± 0,009 kg dan
mempunyai permukaan berbentuk bundar dan rata, diameter 50,80 mm ± 0,25 mm.
Penumbuk harus dilengkapi dengan selubung yang dapat mengatur jatuh bebas
setinggi 457 mm ± 2 mm di atas permukaan tanah yang akan dipadatkan
c) Extruder : Terdiri dari sebuah dongkrak, pengungkit, rangka, atau alat lain yang
sesuai
d) Oven pengering : oven yang dilengakapi dengan alat pengatur temperature untuk
mengeringkan contoh tanah basah sampai (110±5)ᵒC
f) Pisau Perata : Dibuat dari baja yang kaku dengan panjang minimum 25 cm. Salah
satu sisi memanjang pisau perata harus tajam dan sisi lainnya datar. Batas toleransi
pisau perata yang dihitung pada kelurusan sisi memanjang tidak boleh melebihi 0,1%
dari panjang.
g) Saringan : Saringan 50 mm, saringan 19 mm dan saringan No.4 (4,75 mm), sesuai
persyaratan SNI 07-6866-2002.
h) Cawan : Cawan terbuat dari material tahan karat dan tidak mudah berubah berat atau
rusakterhadap panas dan dingin yang berulang. Cawan ini harus mempunyai tutup
yang rapat untuk menjaga kehilangan kelembaban pada benda uji sebelum penentuan
beratawal dan menjaga penyerapan kelembaban dari atmosfir karena pengeringan
dan sebelum penentuan berat akhir. Satu cawan diperlukan untuk setiap penentuan
kadar air.
a) Jenis tanah yang digunakan berjenis tanah lempung. Apabila contoh tanah yang
diterima dari lapangan masih dalam keadaan basah atau lembab, contoh tanah
tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu sehingga menjadi gembur. Kemudian
gumpalan-gumpalan tanah tersebut ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari
pengurangan ukuran butiran aslinya atau pecah.
b) Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75 mm).
c) Berat dari contoh uji yang telah disaring dengan saringan No. 4 seberat 5 kg.
d) Masing-masing contoh tanah ditambahkan air dan diaduk sampai merata.
Penambahan air dilakukan secara bertahap, pada tahap awal penambahan air diatur
sedemikian rupa sehingga kadar airnya 2% sampai dengan 6% di bawah kadar air
optimum. Penambahan air tahap berikutnya dilakukan setelah pemadatan dan
pemecahan kembali benda uji. Perbedaan kadar air pada masing-masing tahap sekitar
1% sampai dengan 3%
e) Masing-masing contoh uji dimasukkan ke dalam kantong plastik atau wadah lainnya
dan ditutup rapat, kemudian didiamkan selama 24 jam.
f) Contoh tanah kering-oven – Apabila contoh tanah kering oven yang digunakan,
contoh harus dikeringkan selama paling kurang 12 jam atau sampai beratnya tetap,
dalam sebuah oven dengan temperatur 110ᵒC± 5ᵒC (230ᵒF ± 9ᵒF), dinginkan pada
temperature ruang, kemudian ditimbang dan dimasukkan ke dalam piknometer. Air
suling harus ditambahkan ke dalam piknometer dalam jumlah yang dapat menutupi
contoh secara keseluruhan. Contoh harus direndam selama paling kurang 12 jam.
2.6 Prosedur Pengujian
Prosedur yang digunakan pada pengujian pemadatan tanah di laboratorium yaitu sebagai
berikut:
1) Keringkan Timbang massa cetakan dan keping alas dengan ketelitian 1 gram (B1)
serta ukur diameter dalam dan tingginya dengan ketelitian 0,1 mm.
2) Pasang leher sambung pada cetakan dan keping alas, kemudian dikunci dan
ditempatkan pada landasan dari beton dengan massa tidak kurang dari 100 kg yang
diletakkan pada dasar yang stabil.
3) Ambil contoh uji (sebaiknya dimulai dari contoh uji dengan kadar air yang mendekati
kadar air optimum) yang akan dipadatkan, tuangkan ke dalam baki dan aduk sampai
merata.
4) Padatkan contoh uji di dalam cetakan (dengan leher sambung) dalam 5 lapis dengan
ketebalan yang sama. untuk lapis 1, isi contoh uji ke dalam cetakan dengan jumlah
yang sedikit melebihi 1/5 dari ketebalan padat total, sebarkan secara merata dan
ditekan sedikit dengan alat penumbuk atau alat lain yang serupa agar tidak lepas atau
rata. Padatkan secara merata pada seluruh bagian permukaan contoh uji di dalam
cetakan dengan menggunakan alat penumbuk dengan massa 4,54 kg yang dijatuhkan
secara bebas dari ketinggian 457 mm di atas permukaan contoh uji tersebut sebanyak
56 kali. lakukan pemadatan untuk lapis 2, lapis 3, lapis 4 dan lapis 5 dengan cara yang
sama seperti untuk lapis 1.
5
8
1
3 9 4
7 6
2
Gambar 2.8 Pola Penumbukan Tanah
5) Lepaskan leher sambung, potong kelebihan contoh uji yang telah dipadatkan dan
ratakan permukaannya menggunakan pisau perata, sehingga betul-betul rata dengan
permukaan cetakan.
6) Timbang massa cetakan yang berisi benda uji dan keping alasnya dengan ketelitian
1 gram.
7) Buka keping alas dan keluarkan benda uji dari dalam cetakan menggunakan alat
pengeluar benda uji (extruder). Belah benda uji secara vertikal menjadi 2 bagian yang
sama, kemudian ambil sejumlah contoh yang mewakili dari salah satu bagian untuk
pengujian kadar air.
2.7 Perhitungan
Energi pemadatan (E) (Kg/cm3)
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ 𝑝𝑎𝑙𝑢 𝑥 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑙𝑢 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑙𝑢 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑗𝑎𝑡𝑢ℎ𝑎𝑛
E=
1
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒
3
• Kepadatan Basah
𝑊2 − 𝑊1
𝛾𝑚 =
𝑉
• Kadar air tanah (w)
𝑊𝑤
𝑤= 𝑥 100%
𝑊𝑠
dimana : Ww = berat air (gram)
Ws = berat tanah kering (gram)
• Porositas (n)
𝑒
𝑛 = 1+𝑒 𝑥 100%
• Volume pori
Volume pori = volume tanah basah – volume tanah kering
COMPACTION TEST
PREPARATION PROJECT CONSULTANT (PPC) PACKAGE 4
LOCATION RUAS JALAN MUNJUNGAN - PRIGI : STA. 4+870
HOLE No TP - 2 DATE OF
TEST
SAMPLE No DS - 1 TESTED BY
SAMPLE DEPTH 0.50 ~ 2,00 m CHECKED BY
SAMPLE NO 1 2 3 4 5
Weight Of Wet Soil (gr) 2500 2500 2500 2500 2500
Water Added (cc) 375 450 525 600 675
DENSITY DETERMINATION
Weight Of (gr) 3271 3461 3571 3531 3461
Sample + Mold
Weight Of (gr) 1.989 1.989 1.989 1.989 1.989
Mold
Volume Of (cm3) 921 921 921 921 921
Mold
Weight Of (gr)
Wet Soil
1.282 1.472 1.582 1.542 1.472
Wet Density (gr/cm3)
1,392 1,598 1,718 1,674 1,598
Dry Density (gr/cm3) 1,177 1,368 1,520 1,186 1,210
WATER CONTENT
Weight Of Wet (gr) 72,61 77,61 73,61 81,61 80,61
Soil + Tare
Weight Of Dry (gr) 63,59 68,46 66,76 61,52 64,52
Soil + Tare
Weight Of (gr) 14,31 14,01 14,01 12,71 14,31
Tare
Weight Of (gr)
Water 9,02 9,15 6,85 20,09 16,09
Weight Of Dry (gr)
Soil 49,28 54,45 52,75 48,81 50,21
Water Content (%)
18,30357 16,804 12,986 41,160 32,045
Zero Air Void (%) 1,766 1,814 1,949 1,258 1,421
COMPACTION CURVE
Compaction Methode T - 180 Maximum Dry Density (gr/cm3) 1,52
Specific Gravity 2,61
Optimum Water Content (%) 27,0
Compaction Curve
2,500
Berat isi Kering (gram/cm3)
2,000
MDD
1,500
1,000
0,500
OMC
0,000
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45
Kadar Air (%)
= 1,718 gr/cm3
3) Weight of Water (gr) = (𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝑊𝑒𝑡 𝑆𝑜𝑖𝑙 𝑇𝑎𝑟𝑒) – ( 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝐷𝑟𝑦 𝑆𝑜𝑖𝑙 + 𝑇𝑎𝑟𝑒 )
= 73,61-66,76
= 6,85 gr
4) Weight of Dry Soil (gr) = ( 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝑊𝑒𝑡 𝑆𝑜𝑖𝑙 + 𝑇𝑎𝑟𝑒 ) − ( 𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝑇𝑎𝑟𝑒 )
= 66,76 - 14,01
= 52,75 gr
𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟
5) Water Content (%) = (𝑊𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡 𝑂𝑓 𝐷𝑟𝑦 𝑆𝑜𝑖𝑙 ) × 100%
6,85
= (52,75) 𝑥 100%
= 12,986 %
Specific Gravity
6) Zero Air Void (%) = (1+( 𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑓𝑖𝑐 𝐺𝑟𝑎𝑣𝑖𝑡𝑦 × 𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 %)
2,61
= (1+12,986 %)
= 1,949 %
Wet Density
7) Dry Density) (gr/cm3)= (1+𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡%)
1,718
= (1+12,986)
= 1,520 gram/cm3
BAB III
UJI CBR (CALIFORNIA BEARING RATIO)
3.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan angka CBR (California Bearing
Ratio) Laboratorium yang digunakan dalam menentukan kualitas relatif tanah subbase,
subgrade untuk pekerjaan jalan (pavement) dan menentukan presentase pengembangan
suatu tanah (evaluasi kemungkinan tanah mengembang/expansive soils).
Uji CBR dilakukan di lapangan dan di laboraturium. Uji yang dilakukan di lapangan
dilaksanakan setelah subgrade selesai dimampatkan dan pengukuran di laboratorium
dikaitkan dengan percobaan pemampatan atau CBR design. Harga CBR adalah nilai yang
menyatakan kualitas tanah dasar (daya dukung bahan/tanah) dibandingkan dengan bahan
standar berupa batu pecah yang mempunyai nilai CBR sebesar 100% dalam memikul beban.
1. CBR Rendaman
𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒑𝒆𝒏𝒈𝒖𝒋𝒊𝒂𝒏
CBR = 𝒕𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝒔𝒕𝒂𝒏𝒅𝒂𝒓
𝒙 𝟏𝟎𝟎%
Tabel 3.2 Korelasi Nilai CBR dengan Kondisi Tanah, Kegunaan dan Klasifikasi Tanah
a) Cetakan Logam : .Cetakan logam (mold) berbentuk silinder dengan diameter dalam
152,4 ± 0,66 mm dengan tinggi 177,8 ± 0,13 mm. Cetakan dilengkapi dengan leher
sambungan (collar) dengan tinggi ± 50 mm dan keping alas yang berlubang banyak
yang dapat dipasang pas (tidak bergerak) pada kedua ujung cetakan.
b) Keping pemisah : kepingan pemisah dari logam (spacer disk) dengan diameter 150,8
mm dan tebal 61,4 mm.
c) Penumbuk : Terbuat dari logam dengan massa 4,536 kg ± 0,009 kg dan mempunyai
permukaan berbentuk bundar dan rata, diameter 50,80 mm ± 0,25 mm. Penumbuk
harus dilengkapi dengan selubung yang dapat mengatur jatuh bebas setinggi 457 mm
± 2 mm di atas permukaan tanah yang akan dipadatkan
k) Cawan : Cawan terbuat dari material tahan karat dan tidak mudah berubah berat atau
rusakterhadap panas dan dingin yang berulang. Cawan ini harus mempunyai tutup
yang rapat untuk menjaga kehilangan kelembaban pada benda uji sebelum penentuan
beratawal dan menjaga penyerapan kelembaban dari atmosfir karena pengeringan
dan sebelum penentuan berat akhir. Satu cawan diperlukan untuk setiap penentuan
kadar air.
l) Peralatan bantu : seperti bak pencampur (baki), sendok pengaduk, pisau pemotong,
alat perata, kertas filter dan timbangan.
a) Jenis tanah yang digunakan berjenis tanah lempung. Apabila contoh tanah yang
diterima dari lapangan masih dalam keadaan basah atau lembab, contoh tanah
tersebut harus dikeringkan terlebih dahulu sehingga menjadi gembur. Kemudian
gumpalan-gumpalan tanah tersebut ditumbuk sedemikian rupa untuk menghindari
pengurangan ukuran butiran aslinya atau pecah.
b) Saring sejumlah tanah gembur yang mewakili dengan saringan No.4 (4,75 mm)
yang telah dicampur air.
c) Berat dari contoh uji yang telah disaring dengan saringan No. 4 seberat 5 kg untuk
masing-masing pengujian CBR.
2. Cetakan, leher dan keping alas dipasang jadi satu dan tempatkan pada landasan
yang kokoh. Letakkan kertas koran di atas keping alas agar tanah tidak menempel
saat cetakan dibuka.
Catatan: sebaiknya oleskan pelumas atau oli terlebih dahulu pada bagian dalam
cetakan, terutama bidang pertemuan antara cetakan dan leher sambung.
3. Masukkan tanah yang telah dijenuhkan ke dalam cetakan secara bertahap dalam
5 layer.
Masing-masing sample ditumbuk dengan manual hammer dengan berat 4.5 kg
dan tinggi jatuh 45 cm.
- Sample 1: 10x tumbukan per layer
- Sample 2: 30x tumbukan per layer
- Sample 3: 65x tumbukan per layer
4. Posisi menumbuk harus tegak lurus cetakan, arah tumbukan pertama-tama
dilakukan pada bagian atas-bawah-kiri-kanan lalu tumbukan dilakukan memutar
pada bagian luar dan dalam cetakan secara bergantian dan merata.
5. Lepaskan leher sambung, potong kelebihan tanah dari bagian keliling leher
dengan pisau.
6. Ratakan permukaan tanah sehingga sebidang dengan permukaan cetakan.
7. Timbang cetakan yang berisi benda uji setelah permukaannya diratakan.
8. Masukkan cetakan yang berisi benda uji ke dalam mesin penetrasi.
• Proses Penetrasi
1. Balik cetakan dan letakkan keping beban 2.27 kg di atas permukaan benda uji.
2. Posisikan torak penetrasi pada permukaan benda uji dan pastikan bahwa torak
penetrasi telah menyentuh permukaan benda uji.
Catatan: agar torak penetrasi menyentuh benda uji, atur bagian torak penetrasi(bagian
atas) saja, jangan mengatur(menaikkan) posisi benda uji.
3. Pasangkan pemberat selanjutnya (piringan pemisah) pada benda uji (total beban
= 4,54 kg).
4. Proses penetrasi dapat dimulai dan pembacaan dilakukan setiap 30 detik selama
10 menit.
Catatan: jaga strain rate pada nilai 0,025 inch/30 detik dengan mengatur gear yang
dipakai saat proses penetrasi, gear yang dipakai adalah gear dengan posisi paling
dalam.
5. Keluarkan tanah dari cetakan, ambil bagian atas, tengah, dan bawah minimal 100
gram untuk tanah berbutir halus atau 500 gram untuk tanah berbutir kasar.
6. Masukkan tanah ke dalam cawan, timbang, lalu oven.
3.7 Perhitungan
Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian CBR (California Bearing
Ratio) di laboratorium yaitu sebagai berikut:
1. Prosentase Pembangunan :
𝑺
% 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒆𝒎𝒃𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝑯
Dimana :
S = Pengembangan sample/perubahan tinggi sample (mm)
H = Tinggi awal sample tanah (mm)
2. Gambarkan kurva tahanan penetrasi sebagai ordinat terhadap penetrasi sebagai
absis.
3. Tentukan tegangan penetrasi untuk sample pada penetrasi 0,1” dan 0,2”. Harga
CBR untuk :
- Penetrasi 0,1”
𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒋𝒊𝒂𝒏.(𝒍𝒃𝒔)
𝑪𝑩𝑹 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟑 𝒙 𝟏𝟎𝟎𝟎
- Penetrasi 0,2”
𝑻𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 𝑷𝒆𝒏𝒈𝒖𝒋𝒊𝒂𝒏.(𝒍𝒃𝒔)
𝑪𝑩𝑹 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝟑 𝒙 𝟏𝟓𝟎𝟎
4. Hitung berat isi basah (𝛾) dan berat isi kering (𝛾𝑑 )
Proving Ring
PENETRATIONS Proving Ring Calibration 4,401 Proving Ring Calibration 4,401 4,401
Calibration
Times Penetration Dial Reading Load (Ibs) Dial Reading Load (Ibs) Dial Reading Load (Ibs )
(minutes) (inch) Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom Top Bottom
0 0 0
0.00 0 0 0 0
8,85 15,67 31,73
0.25 0,0125 2,01 3,56 7,21
22,05 38,2 77,46
0.50 0,025 5,01 8,68 17,6
35,25 60,65 122,96
1.00 0,05 8,01 13,78 27,94
51,1 87,93 178,33
1.50 0,075 11,61 19,98 40,52
62,98 107,91 218,82
2.00 0,1 14,31 24,52 49,72
76,62 131,63 266,92
3.00 0,15 17,41 29,91 60,65
88,94 152,45 309,17
4.00 0,2 20,21 34,64 70,25
101,27 173,93 352,7
0.80 0,3 23,01 39,52 80,14
110,51 189,6 384,43
8.00 0,4 25,11 43,08 87,35
116,23 199,41 404,36
10.00 0,5 26,41 45,31 91,88
Beban (Lbs)
Beban (Lbs)
Beban Lbs)
80 150 250
200
60 100
150
40
100
50
20 50
0 0 0
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6
Penetrasi (Inchi) Penetrasi (Inchi) Penetrasi (Inchi)
Gambar 3.7 Penetrasi CBR Sampel 1 Gambar 3.8 Penetrasi CBR Sampel 2 Gambar 3.9 Penetrasi CBR Sampel 3
1,5 1,5
1,0 1,0
0,5 0,5
0,0 0,0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 0 1 2 3 4 5 6 7 8
Kadar Air (%) CBR (%)
CBR DESIGN
= 31,03 %
Dry Density
Before Soaked (No. Mold 6)
1. Wt. wet soil+mold = 7941 gram
2. Weight of mold = 4251 gram
3. Volume of mold = 2041 cm³
4. Weight of wet soil = (wt. wet soil+mold) – weight of mold
= 7941 – 4251
= 3690 gram
𝑤𝑒𝑖𝑔𝑡 𝑜𝑓 𝑤𝑒𝑡 𝑠𝑜𝑖𝑙
5. Wet density = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑜𝑓 𝑚𝑜𝑙𝑑
= 1,82 gr/cm³
𝑤𝑒𝑡 𝑑𝑒𝑛𝑠𝑖𝑡𝑦
6. Dry density = (1+𝑤𝑎𝑡𝑒𝑟 𝑐𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡%)
= 1,38 gr/cm³
= 7,29 %
𝑡𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑢𝑗𝑖𝑎𝑛 (𝑙𝑏𝑠)
CBR Penetration 0,2” = 𝑥100%
3 𝑥 1500
309,17
Pukulan 65 kali = 3 𝑥 1500 𝑥100%
= 6,87%
BAB IV
UJI KERUCUT PASIR (SAND CONE TEST)
4.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan kepadatan tanah di lapangan dan
kepadatan relatif tanah (%) terhadap kepadatan tanah dari hasil pengujian di laboratorium
(hasil pemadatan kompaksi).
a) Botol transparan : kapasitas kurang lebih 4 liter (1 galon) dan corong yang
dilengkapi dengan lubang katup silinder pengatur berdiameter 12.7 mm untuk
saluran pasir, dan mempunyai corong dibagian ujungnya.
c) Pasir otawa : pasir yang memiliki berat jenis yang konstan (tidak berubah) dalam
keadaan apapun.
e) Timbangan : dua buah timbangan dengan kemampuan baca 0.01 gram dan 0.001
gram
f) Oven pengering : oven yang dilengakapi dengan alat pengatur temperature untuk
mengeringkan contoh tanah basah sampai (110±5)ᵒC
g) Alat bantu lainnya: linggis kecil, palu, pahat, kuas kecil, mistar dan buku catatan.
𝑾𝟕
𝚼𝐦 =
𝑽𝑯
Dengan,
Υm = Berat isi tanah ( 𝑔𝑟𝑎𝑚/𝑐𝑚3 ),
𝑊7 = Berat tanah basah dalam lubang (𝑔𝑟𝑎𝑚),
𝑉𝐻 = Volume lubang uji ( 𝑐𝑚3 ).
• Berat isi kering tanah dari lubang uji (Υd)
𝚼𝐦
𝚼𝐝 = 𝒘
𝟏 + (𝟏𝟎𝟎)
Contoh Perhitungan
1) Berat tanah kering (gr) = (Berat cawan + tanah kering) – Berat cawan
= 365– 10,13
= 24,87 gram
2) Berat Air (gr) = ((Berat cawan + tanah) – Berat Cawan) – Berat tanah
kering
= (45 – 10,13) – 25,87
= 10 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑎𝑖𝑟
3) Kadar Air (Wc) (%) = (𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑘𝑒𝑟𝑖𝑛𝑔) 𝑥 100
10
= ( 24,87) 𝑥 100
= 40,21 %
= 4959,2375 cm3
= 4959,24 cm3
Berat pasir
6) pasir ottawa(gr/cm3) = 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑘𝑎𝑙𝑒𝑛𝑔
7625,6
= 4959,24
= 1,54 gr/cm3
7) Berat pasir di lubang (gram) = Berat pasir – (Berat pasir sisa+berat pasir gundukan)
= 7625,6 – (3355+1555)
= 2715,6 gram
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑝𝑎𝑠𝑖𝑟 𝑑𝑖 𝑙𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔
8) 𝑉𝐿𝑢𝑏𝑎𝑛𝑔 ( 𝑉𝐻 ) (cm3 ) =
pasir ottawa
2715,6
= 1,54
= 1766,065 𝑐𝑚3
((𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛+𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ)−(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑐𝑎𝑤𝑎𝑛))
9) pasir yang di uji (w)(gr/cm3) = 𝑉𝐻
(45−10.13)
= 1766,065
= 0,0197 gr/cm3
w
10) Berat isi tanah kering (d)(gr/cm3) = 100+𝑊𝑐
0,0197
= (100+0,4021)
BAB V
UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST)
5.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk memahami sifat kemampu mampatan suatu jenis
tanah, Yaitu sifat-sifat perubahan isi dan proses keluarnya air dari dalam pori tanah yang
disebabkan adanya perubahan tekanan vertikal yang bekerja pada tanah tersebut akibat
pembebanan.
Pada umumnya konsolidasi terjadi dalam satu arah saja atau disebut juga one
dimensional consolidation. Pergerakan arah horizontal dapat diabaikan, karena tertahan oleh
lapisan tanah yang berada di sekelilingnya. Parameter konsolidasi suatu tanah yaitu koefisien
kompresi (Cc) dan koefisien konsolidasi (Cv). Koefisien kompresi berhubungan dengan berapa
besarnya penurunan yang akan terjadi. Nilai koefisien kompresi (Cc) adalah kemiringan garis
penurunan dari gariskonsolidasi tanah teoritis atau sama dengan garis konsolidasi tanah asli.
a. Load device dengan akurasi ± 0,5% dari tekanan yang diberikan. Beban yang digunakan
sebesar 0,316 kg ; 0,632 kg ; 1,264 kg ; 3,16 kg ; 7,9 kg ; 15,8 kg.
b. Consolidometer dengan toleransi diameter dalam ring sebesar 0,075 mm, minimum
diameter spesimen sebesar 50 mm, minimum tinggi spesimen sebesar 12 mm, minimum
ratio diameter dan tinggi spesimen sebesar 2,5.
c. Batu pori
d. Pengukur deformasi (ketelitian 0,0025 mm)
e. Alat pengeluar contoh dari dalam tabung (extruder)
f. Pemotong yang terdiri dari pisau tipis dan tajam serta pisau kawat
g. Cincin sampel
h. Neraca dengan ketelitian 0,1 gram
i. Oven yang dilengkapi dengan pengukur suhu untuk memanasi sampai 110o ± 5oC j
j. Kertas saring
k. Stopwatch
l. Sampel Undisturbed
5.5 Prosedur Pengujian
Prosedur yang harus diikuti untuk melakukan pengujian konsolidasi , sebagai berikut :
b. Dengan menggunakan ring, cetak sampel tanah dan ratakan dengan pisau.
c. Tempatkan batu pori di bagian atas dan bawah dari cincin sehingga benda uji yang sudah
dilapisi kertas saring terapit oleh kedua batu pori, masukkan kedalam consolidometer.
d. Pasanglah pelat penumpu di atas batu pori.
Catatan: Pada permulaan percobaan, batupori harus benar-benar rapat pada permukaan
benda uji, dan pelat penumpu serta alat pembeban harus rapat satu sama lainnya. Jika hal ini
tidak diperhatikan, maka pada pembebanan yang pertama mungkin diperoleh pembacaan
penurunan yang jauh lebih besar dari pada harga sesungguhnya.
e. Letakkan consolidometer yang sudah berisi benda uji pada alat konsolidasi sehingga
bagian yang runcing dari pelat penumpu menyentuh tepat pada alat pembeban.
Catatan: Untuk memperhitungkan faktor pengaruh alat diadakan koreksi terhadap pengaruh
alat dan dapat ditentukan dengan mempergunakan benda uji besi yang mempunyai ukuran
sama dengan ukuran benda uji. Pembebanan dilakukan seperti biasa.Penurunan yang dibaca
pada setiap pembebanan adalah harga koreksi yang diperlukan.
f. Penuhi dengan air agar sample tetap jenuh dan diamkan selama 24 jam.
g. Catat penurunan sampel, d, pada interval waktu sebagai berikut, 0; 0.15; 1; 2.15; 4; 6.15;
9; 12.15; 16; 20.15; 25; 36; 64; 100; 1440 menit diukur sejak beban dikenakan pada
sampel.
Catatan: Pada beberapa macam tanah tertentu, ada kemungkinan bahwa pada pembebanan
yang pertama akan terjadi pengembangan (swelling) setelah sel konsolidasi diisi air. Bilamana
hal ini terjadi, pasanglah segera beban yang kedua dan bacalah arloji penurunan seperti di
atas.Jika pada pembebanan yang kedua ini masih terjadi pengembangan, maka pasanglah
beban ketiga dan seterusnya sampai tidak terjadi pengembangan.
i. Catat kembali penurunan sampel, d, akibat beban yang digunakan dengan waktu
pencatatan seperti pada poin d.
j. Setelah semua pembebanan sudah dikenakan pada sampel, lakukan juga unloading
sebanyak dua kali dan reloading satu kali.
Catatan: Pembacaan unloading dilaksanakan pada saat t= 0 dan t = 1440 menit.
k. Segera setelah pencatatan terakhir selesai, bongkar dengan cepat dan hati-hati,
keluarkan ring beserta sampel dari alat konsolidometer dan bersihkan air yang masih
menggenang diatas sampel.
l. Kemudian keluarkan sampel dari ring dan timbang berat tanah basah.
m. Setelah tanah ditimbang, oven selama 24 jam pada temperatur 110oC dan catat berat
kering tanah.
5.6 Perhitungan
Berikut ini adalah data-data yang harus diambil selama praktikum berlangsung:
Tabel 5.2 Tabel data – data pengujian konsolidasi
Jumlah
No. Proses Data yang Diambil Simbol Satuan Data Keterangan
Total
Diameter Sampel D mm 1
Perhitungan :
a. Hitunglah berat tanah basah, berat isi dan kadar air benda uji, sebelum dan sesudah
percobaan serta hitung pula berat tanah keringnya (Bk). Penentuan berat kering dan
kadar air dengan cara mengeringkan benda uji segera sesudah test selesai dilakukan.
b. Ada dua cara untuk menggambarkan hasil percobaan konsolidasi. Cara pertama adalah
membuat grafik penurunan terhadap tekanan, cara kedua adalah membuat grafik angka
pori terhadap tekanan. Pada kedua cara ini untuk harga-harga tekanan dipergunakan
skala logaritmis. Bila dipakai cara pertama, maka pembacaan penurunan terakhir pada
setiap pembebanan digambarkan pada grafik terhadap tekanan. Bila dipakai cara kedua
maka dilakukan perhitungan seperti berikut :
c. Menghitung tinggi efektif benda uji :
𝑩𝒌
𝑯𝒕 =
𝑨𝒙𝑮
Dengan :
𝐻𝑡 = tinggi efektif benda uji
= tinggi butiran-butiran tanah (jika diaanggap menjadi asatu)
A = luas benda uji
G = Specific Gravity
Bk = berat tanah kering
d. Hitung besar penurunan total (H) yang terjadi pada setiap pembebanan. H =
pembacaan arloji pada permulaan percobaan dikurangi pembacaan arloji sesudah
pembebanan yang bersangkutan.
e. Hitung angka pori semula (angka pori asli = e0) dengan rumus :
𝑯𝟎 − 𝑯𝟏
𝒆𝒐 =
𝑯𝟏
Dengan :
𝐻0 = Tinggi contoh semula
f. Hitung perubahan angka pori (e) pada setiap pembebanan dari rumus :
𝐇
𝐞 =
𝑯𝒕
g. Hitung angka pori (e) pada setiap pembebanan dengan rumus :
e = 𝒆𝒐 - e
h. Gambarkanlah harga-harga angkapori ini pada grafik angka pori terhadap tekanan,
dengan mempergunakan skala logaritmis untuk tekanan. Dari grafik angka pori
terhadap tekanan dapat ditentukan nilai preconsolidation pressure (Pc) dengan metode
cassagrande (Braja edisi ke-5, hal. 276) sebagai berikut:
• Dengan melakukan pengamatan secara visual pada grafik, tentukan titik a di mana
grafik e versus log p memiliki jari-jari kelengkungan yang paling minimum.
• Gambar garis datar ab.
• Gambar garis singgung ac pada titik a.
• Gambar garis ad yang merupakan garis bagi sudut bac.
• Perpanjang bagian grafik e versus log p yang merupakan garis lurus hingga
memotong garis ad di titik f.
• Absis untuk titik f adalah besarnya tekanan prakonsolidasi (pc).
Nilai t90 dapat ditentukan dengan menggunakan grafik dial reading terhadap akar
waktu.
• Gambar suatu garis AB melalui bagian awal kurva (ambil kurva yang lurus).
• Gambar suatu garis AC sehingga OC = 1.15 OB. Absis titik D, yang merupakan
perpotongan antara garis AC dan kurva konsolidasi merupakan perpotongan antara
garis AC dan kurva konsolidasi, memberikan harga akar waktu untuk tercapainya
konsolidasi 90 %.
Gambar 5.3 Grafik Hubungan Antara Pemampatan (bertambah beban) dan Waktu
Plot grafik Cv terhadap log tekanan. Jika pengerjaan benar maka akan terjadi
penurunan nilai Cv.
j. Hitunglah derajat kejenuhan sebelum dan sesudah percobaan dengan rumus :
𝑾𝒙𝑮
𝑺𝒕 =
𝒆
Dengan :
𝑆𝑡 = derajat kejenuhan
W = kadar air
G = Specific Gravity
E = angka pori
k. Tentukan nilai Cc
PROJECT RUAS JALAN SUTRO BTS M ALANG DAN PANTAI SINE - SUM BER SIH
BORING NO BH.2 / STA 7+875 TESTED BY Aji
DEPTH 7.00 - 7.50 m DATE 1/16/2020
DIAL AVERAGE
APPLIED FINAL FITTING
CHANGE e e HEIGHT FOR H Cv
PRES S URE DIAL TIME(t90)
(H) LOAD
kg/cm2 cm cm cm cm sec cm2/sec
0.00 1.0325 0.7922 2.061
0.0190 0.0165 1.026 86.1 0.0104
0.25 1.0135 0.7757 2.0420
0.0120 0.0104 1.018 86.1 0.0102
0.50 1.0015 0.7653 2.0300
0.0240 0.0209 1.009 101.1 0.0085
1.00 0.9775 0.7444 2.0060
0.0714 0.0621 0.985 101.1 0.0081
2.00 0.9061 0.6823 1.9346
0.0146 0.0127 0.964 130.1 0.0061
4.00 0.8915 0.6696 1.9200
0.0665 0.0578 0.943 101.1 0.0075
8.00 0.8250 0.6118 1.8535
0.0270 0.0235 0.934
2.00 0.8520 0.6353 1.8805
0.0430 0.0374 0.951
0.25 0.8950 0.6727 1.9235
Gambar 5.5 Grafik Hubungan Antara Void Ratio dan Applied Pressure
Cv vs Applied Pressure
0,011
0,01
Cv (cm2/sec)
0,009
0,008
0,007
0,006
0,005
0,1 1 10
Pressure (kg/cm2)
Analisis perhitungan :
1 1
a. 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 𝐴𝑟𝑒𝑎 (𝐴) = 4 × 𝜋 × 𝐷2 = 4 × 𝜋 × 5,0162 = 19,75 𝑐𝑚2
f. 𝑊𝑡. 𝑊𝑒𝑡 𝑆𝑜𝑖𝑙 = (𝑊𝑡. 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 + 𝑊𝑡. 𝑆𝑜𝑖𝑙 ) − 𝑊𝑡. 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑎𝑖𝑛𝑒𝑟 = 122,61 −
40,61 = 82 𝑘𝑔
g. 𝑊𝑡. 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 = 𝑊𝑡. 𝑊𝑒𝑡 𝑆𝑜𝑖𝑙 – 𝑊𝑡. 𝐷𝑟𝑦 𝑆𝑜𝑖𝑙 = 82 − 60,1 = 21,39 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑊𝑡. 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 21,39
h. 𝑊𝑎𝑡𝑒𝑟 𝐶𝑜𝑛𝑡𝑒𝑛𝑡 = 𝑊𝑡.𝐷𝑟𝑦 𝑆𝑜𝑖𝑙 = 60,61 = 35,29
BAB VI
UJI KUAT TEKAN BEBAS
(UNCONFINED COMPRESSIVE STRENGHT)
6.1 Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengukur kuat tekan bebas (unconfined
comprissive shear strength) dari tanah lempung/ lanau. Kuat tekan bebas adalah harga
tegangan aksial maksimum yang dapat ditahan oleh tanah sebelum mengalami keruntuhan
geser. Dari kuat tekan bebas ini, dapat diketahui:
b. Derajat kepekaan (degree of sensitivity), yaitu rasio antara kuat tekan bebas dalam
kondisi asli (undisturbed) dan dalam kondisi remolded.
a) Letakkan sampel tanah pada alat Unconfined Compression Test dengan benar
(hingga tanah menyentuh dial dengan cara memutar keran)
b) Letakkan deformation dial, kemudian set pada angka 0
c) Kemudian catat pembacaan awal dari proving ring dial dan waktu
d) Atur kecepatan regangan 0,5 – 2% per menit pada alat Unconfined Compression
Test. Agar kecepatan regangannya sesuai maka dipilih kecepatan 1,14 mm/menit
pada alat Unconfined Compression Test. (Penggunaan alat ini dapat juga
dilakukan secara manual)
e) Catat pembacaan dari proving ring dial pada lembar pencatatan
f) Percobaan dihentikan setelah pembacaan proving ring dial tetap atau mulai turun
beberapa kali ( min. 3 kali)
g) Lakukan tahap a – f untuk tanah remolded
Catatan:
Pada saat merubah tanah dari undisturbed menjadi disturb/remolded, jika tanah sangat
lunak cukup dipecah-pecahkan dengan tangan saja (tidak perlu dipotong-potong hingga
kecil) karena tanah yang sangat lunak akan dengan mudah menempel pada tangan atau
alat potong sehingga akan mengurangi volume tanah. Perlu diingat bahwa jumlah tanah
pada percobaan sampel tanah undisturb dan remolded sebisa mungkin harus sama dan
jika terjadi kekurangan tidak diperkenankan untuk menambah volume tanah.
h) Tentukan kadar air pada sampel tanah (lihat bab Kadar Air).
6.6 Perhitungan
Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian kuat tekan bebas di lapangan
yaitu sebagai berikut:
Berikut ini adalah data-data yang harus diambil selama praktikum berlangsung:
Tabel 6.1 Keterangan data yang harus diambil pada pengujian kuat tekan bebas
Jumlah Data
No. Proses Data yang Diambil Simbol Sat. Keterangan
Total
Sebelum
1 Kalibrasi Alat k - 1
Praktikum
Akhir
3 Kadar Air w % 1
Percobaan
𝜺𝟏 = ∆𝑳⁄𝑳
𝟎
𝜀1 = Axial strain
𝑨𝟎
𝑨=
(𝟏 − 𝜺𝟏 )
Pada praktikum ini data luas sampel telah diberikan pada form data.
Deviator stress :
𝑷
𝝈𝒄 =
𝑨
A = Corrected area
Kuat tekan bebas (qu) didapat ketika gaya tekan pada dial reading maksimum
dengan nilai A (corrected area) terkecil.
𝒒𝒖
𝑪𝒖 =
𝟐
𝒒𝒖 𝑼𝒏𝒅𝒊𝒔𝒕𝒖𝒓𝒃𝒆𝒅
𝑺𝒕 =
𝒒𝒖 𝒓𝒆𝒎𝒐𝒍𝒅𝒆𝒅
Contoh Perhitungan
1
1. A0 = 4 × 𝜋 × 𝐷2
1
= × 3,14 × 32,52
4
= 829,577 mm2
2. W2 = 38 - (1⁄3)
= 37,67 gram
3. W3 = W2 + 0,1 – P
= 37,67 + 0,1 – 1
= 36,77 gram
4. Ww = W2 - W3
= 37,67 – 36,77
= 0,9 gram
5. Wds = W3 – W1
= 36,77 – 14,11
= 22,66 gram
𝑊
6. Kadar Air = 𝑊𝑊 × 100%
𝑑𝑠
0,9
= 22,66 × 100%
= 3,820574501 %
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑎𝑐𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑖𝑎𝑙 𝑑𝑒𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖 ×𝑘𝑎𝑙𝑖𝑏𝑟𝑎𝑠𝑖
7. 𝜀 = x 100
𝐻𝑜
43 ×0,01
= x 100
70
= 0,61429 %
8. P = Pembacaan Dial Beban × Kalibrasi
= 5,8 × 0,0014
= 0,00812 kN
𝐴
9. A = (1−𝜀0
1)
829,577
( )
1000000
= 0,61429
1−( )
100
= 0,000834704 m2
𝑏𝑒𝑏𝑎𝑛
10. 𝜎𝑐 = A (Luas terkoreksi)
0,00812
= 0,000834704
= 9,72800 kN/m2
𝑞𝑢
11. Cu = 2
21
= 2
= 10,5 kg/cm2
BAB VII
UJI TRIAXIAL (TRIAXIAL TEST)
7.1 Tujuan
Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mencari kohesi (c) dan sudut geser dalam (ϕ)
dari tanah. Dimana c dan ϕ diperlukan untuk menghitung besarnya daya dukung tanah,
tegangan tanah, dan kestabilan lereng.
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 1
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
ditutup dan contoh tanah diberi tegangan geser sampai contoh tanah runtuh,
biasanya tegangan air pori diukur selama tegangan geser diberikan.
c. Consolidated – Drained Test (CD Test)
Pada pengujian ini aliran air diperbolehkan mengalir selama pengujian, mula-
mula diberikan tegangan normal sampai konsolidasi selesai, kemudian diberikan
tegangan geser sampai terjadi keruntuhan dengan aliran air tetap terbuka.
Pemberian tegangan harus dilakukan secara perlahan-lahan, supaya tegangan air
pori tetap nol tidak berubah.
Tabel 7.1 Parameter kuat geser yang didapat dari hasil uji triaksial
Tipe Pengujian Parameter yang didapat
Unconsolidated Undarained (UU) Cu ;
Consolidated Undrained (CU) c ; ; u ; c’ ; ’
Consolidated Drained (CD) c ; ; u ; c’ ; ’
Dimana:
c (c’) = kohesi (efektif)
(’) = sudut geser dalam
u = tekanan air pori
• Regangan vertikal:
L
=
L0
Dimana :
L = Perubahan panjang
L0 = Panjang contoh tanah awal
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 2
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
Dimana :
A0 = Luas penampang mula-mula (cm2)
A = Luas penampang setelah dikoreksi (cm2)
k. Loading Frame;
l. Sample Extruder;
m. Timbangan;
n. Alat pemotong (gergaji kawat);
o. Oven, can;
p. Air bercampur Gliserin; dan
q. Stopwatch;
Dimana:
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 4
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
2. Kedua permukaan diratakan dan contoh tanah dikeluarkan dari cetakan kemudian
ditimbang beratnya;
3. Dengan bantuan strectcher contoh tanah diselubungi membran karet;
4. Batu pori dipasang dibagian bawah;
5. Membran bagian bawah atas diikat dengan karet membran;
6. Contoh tanah diletakkan pada alat triaxial, percobaan dilakukan dengan cara
Undrained Unconsolidated;
7. Sel triaxial diisi air hingga penuh dan meluap, tegangan air pori dinaikkan hingga
0,5 kg/cm2 (σ3);
8. Tegangan vertikal diberikan dengan cara tangkai beban ditekan di bagian atas
contoh tanah yang dijalankan oleh mesin dengan kecepatan tertentu;
9. Kran penghubung batu pori dengan alat pengukur tekanan air pori dibuka dan
tekanan air pori dibaca pada pipa U, untuk mengukur tekanan air pori. Pembacaan
tekanan air pori tersebut dilakukan tanpa terjadi aliran air dari contoh tanah
(Undrained), yaitu dengan mengatur screw control. Pembacaan tekanan air pori
dilakukan bersama dengan pembacaan proving ring dial pada setiap strain dial
bergerak 20 divisi;
10. Pembacaan dilanjutkan sampai pembacaan proving ring dial memperlihatkan
penurunan sebanyak tiga kali atau sampai strain mencapai 15%;
11. Contoh tanah dari sel triaxial dikeluarkan kemudian digambarkan bidang
runtuhnya;
12. Kemudian contoh tanah dibagi menjadi tiga bagian untuk diperiksa kadar airnya;
dan
13. Pengujian ini dilakukan lagi dengan tegangan sel 1 kg/cm2, dan 2 kg/cm2 seperti
prosedur diatas.
7.7 Perhitungan
Prosedur perhitungan yang digunakan pada pengujian triaxial ini yaitu setelah
melakukan pengujian, data dianalisis dengan rumus-rumus yang ada.
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 5
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
A B C D E G H I J K M N O P O
0 0.00 0.00 10.69 0.000 0 33.00 0.00 10.69 0.584 0 0.00 0.00 10.69 0.000
20 11.00 0.50 10.74 0.194 20 41.00 0.50 10.74 0.721 20 80.00 0.50 10.74 1.407
40 20.00 1.01 10.80 0.350 40 50.00 1.01 10.80 0.875 40 99.00 1.01 10.80 1.733
60 25.00 1.51 10.85 0.435 60 62.00 1.51 10.85 1.080 60 102.00 1.51 10.85 1.776
80 36.00 2.01 10.91 0.624 80 73.00 2.01 10.91 1.265 80 114.00 2.01 10.91 1.975
100 48.00 2.51 10.96 0.827 100 82.00 2.51 10.96 1.414 100 121.00 2.51 10.96 2.086
120 52.00 3.02 11.02 0.892 120 91.00 3.02 11.02 1.561 120 130.00 3.02 11.02 2.229
140 63.00 3.52 11.08 1.075 140 96.00 3.52 11.08 1.638 140 135.00 3.52 11.08 2.303
160 73.00 4.02 11.14 1.239 160 101.00 4.02 11.14 1.714 160 140.00 4.02 11.14 2.376
180 83.00 4.52 11.19 1.401 180 113.00 4.52 11.19 1.908 180 145.00 4.52 11.19 2.448
200 98.00 5.03 11.25 1.646 200 124.00 5.03 11.25 2.082 200 150.00 5.03 11.25 2.519
220 113.00 5.53 11.31 1.888 220 133.00 5.53 11.31 2.222 220 166.00 5.53 11.31 2.773
240 121.00 6.03 11.37 2.011 240 142.00 6.03 11.37 2.359 240 174.00 6.03 11.37 2.891
260 133.00 6.53 11.44 2.198 260 153.00 6.53 11.44 2.529 260 186.00 6.53 11.44 3.074
280 145.00 7.04 11.50 2.384 280 164.00 7.04 11.50 2.696 280 195.00 7.04 11.50 3.205
300 153.00 7.54 11.56 2.501 300 173.00 7.54 11.56 2.828 300 200.00 7.54 11.56 3.270
320 164.00 8.04 11.62 2.667 320 182.00 8.04 11.62 2.959 320 204.00 8.04 11.62 3.317
340 176.00 8.54 11.69 2.846 340 190.00 8.54 11.69 3.073 340 207.00 8.54 11.69 3.348
360 180.00 9.05 11.75 2.895 360 194.00 9.05 11.75 3.120 360 213.00 9.05 11.75 3.426
380 183.00 9.55 11.82 2.927 380 196.30 9.55 11.82 3.140 380 215.00 9.55 11.82 3.439
420 185.00 10.55 11.95 2.926 420 195.00 10.55 11.95 3.084 420 214.00 10.55 11.95 3.385
460 184.00 11.56 12.09 2.878 460 194.00 11.56 12.09 3.034 460 212.00 11.56 12.09 3.315
500 183.00 12.56 12.22 2.829
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 6
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
3,500
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 7
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
= 10,69 cm2
𝐷𝑒𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛 × 𝐷𝑖𝑎𝑙 𝐺𝑎𝑢𝑔𝑒 𝑆𝑢𝑏𝑑𝑒𝑦𝑣𝑖𝑠𝑖𝑜𝑛
b. Unit Starin = ( ) × 100%
𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑚𝑒𝑛 𝐻𝑒𝑖𝑔ℎ𝑡
40 ×0,002
= × 100%
7,96
= 1,01 %
c. 𝑆𝑝𝑒𝑐𝑖𝑚𝑒𝑛 𝐴𝑟𝑒𝑎
Correct Area = ( 𝑈𝑛𝑖𝑡 𝑆𝑡𝑎𝑟𝑖𝑛 )
1−
100
= 10,69
1,01
1−
100
= 10,80 cm2
𝐿𝑜𝑎𝑑 𝐷𝑖𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 × 𝐿𝑜𝑎𝑑 𝑅𝑖𝑛𝑔 𝐶𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡
d. Dev Stress =( )
𝐶𝑜𝑟𝑟𝑒𝑐𝑡 𝐴𝑟𝑒𝑎
20 ×0,189
=
10,80
= 0,350 kg/cm2
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VII - 8
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
BAB VIII
UJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR (DS) TEST)
8.1 Tujuan
Pengujian ini bertujuan untuk menentukan parameter kuat geser tanah, yaitu c dan φ.
Untuk tanah kohesif parameter tanah dipengaruhi oleh metode test, derajat
kejenuhan, dan kondisi tanah Normally atau Over Consolidated.
a. Tegangan Normal (σn):
𝑷𝒗
σ= (kg/cm2)
𝑨
b. Tegangan Geser (τ):
𝑷𝒉
τ= (kg/cm2)
𝑨
c. Tanah Kohesif:
τ = c + σn.tgφ (kg/cm2)
d. Tanah Non-Kohesif:
τ = σn.tgφ (kg/cm2)
Dimana:
Pv = beban vertikal (kg)
Ph = beban horizontal (kg)
A = luas dari contoh tanah (cm2)
8.4 Peralatan Pengujian
Peralatan yang digunakan pada pengujian Direct Shear di laboratorium yaitu sebagai
berikut:
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 2
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 3
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
8.7 Perhitungan
Adapun perhitungan yang digunakan dalam Direct Shear adalah sebagai berikut:
1. Gaya geser:
P = pembacaan dial x kalibrasi proving ring
2. Luas bidang geser:
𝝅 .𝒅𝟐
A=
𝟒
Dimana: d = diameter sampel
3. Tegangan geser:
𝑷
τ=
𝑨
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 4
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
Diketahui :
Waktu = 2 menit
Bacaan Dial = 12,2 mm
Kalibrasi Alat Uji = 0,34 kgf/dif
Beban = 1 kg
3,14 𝑥 6,332
Luas Sampel (A) = = 31,454 cm2
4
Perhitungan :
𝐁𝐞𝐛𝐚𝐧 1
1) Gaya Normal = = = 0,032 kg/cm2
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 31.454
2) Gaya Geser = bacaan dial × kalibrasi alat uji = 12,2 × 0,34 = 4,148 kg
𝐆𝐚𝐲𝐚 𝐆𝐞𝐬𝐞𝐫 4,148
3) Tegangan Geser = 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 = 31,454 = 0,132 kg/cm
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 5
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
Diketahui :
Waktu = 2 menit
Bacaan Dial = 15,7 mm
Kalibrasi Alat Uji = 0,34 kgf/dif
Beban = 2 kg
3,14 𝑥 6,332
Luas Sampel (A) = = 31,454 cm2
4
Perhitungan :
𝐁𝐞𝐛𝐚𝐧 2
1) Gaya Normal = = = 0,64 kg/cm2
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 31.454
2) Gaya Geser = bacaan dial × kalibrasi alat uji = 15,7 × 0,34 = 5,338 kg
𝐆𝐚𝐲𝐚 𝐆𝐞𝐬𝐞𝐫 5,338
3) Tegangan Geser = 𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐒𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 = 31,454 = 0,170 kg/cm
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 6
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
Diketahui :
Waktu = 2 menit
Bacaan Dial = 20 mm
Kalibrasi Alat Uji = 0,34 kgf/dif
Beban = 4 kg
3,14 𝑥 6,332
Luas Sampel (A) = = 31,454 cm2
4
Perhitungan :
𝐁𝐞𝐛𝐚𝐧 4
4) Gaya Normal = = = 0,013 kg/cm2
𝐋𝐮𝐚𝐬 𝐬𝐚𝐦𝐩𝐞𝐥 31.454
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 7
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
0 100 200 300 400 500 600
Deformasi (mm)
P = 1 kg P = 2 kg P = 4 kg
Gambar 8.2 Grafik Hubungan Horizontal Deformation dan Shear Stress sampel 1,2,3
I
LAPORAN MEKANIKA TANAH 2 BAB VIII - 8
LABORATORIUM GEOTEKNIK
FTSP - JURUSAN TEKNIK SIPIL
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Jalan. PHH. Mustafa 23 Bandung 40124 Telp. 022-7272215
BAB IX
KESIMPULAN DAN SARAN
9.1 Kesimpulan
9.1.1 BAB II UJI PEMADATAN TANAH (COMPACTION TEST)
Dari pengujian pemadatan tanah ini diperoleh Kadar Air Optimum (Optimum
Water Content) sebesar 27 %, dan Maksimum Kepadatan Keringnya (Maximum Dry
Density) sebanyak 1,52 gr/cm3.
• Kadar Air
• Energi pemadatan dan volume pemadatan
• Jenis dan sifat tanah
9.1.2 BAB III UJI CALIOFRNIA BEARING RATIO (CBR)
Dari pengujian CBR (California Bearing Ratio) ini diperoleh nilai CBR seperti pada
tabel berikut.
Number of
penetrations 0,1 inch (%) penetrations 0,2 inch (%)
blows
10 times 2,1 1,98
30 times 3,6 3,39
65 times 7,29 6,87
Sehingga dapat disimpulkan semakin besar beban yang diuji semakin besar pula
nilai CBR nya, itu beratti daya dukung tanah tersebut baik dan dapat menahan beban yang
tinggi.
Dari pengujian kerucut pasir (sand cone) ini dapat diketahui kepadatan suatu
tanah di lapangan terhadap kepadatan tanah dari hasil pengujian pemadatan di
laboratorium yang disebut hasil kompaksi. Diperoleh berat isi kering sebesar 0,0001962
gram/cm3 kadar air sebesar 40,21 %.