Anda di halaman 1dari 3

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DATA PERENCANAAN PERKERASAN JALAN

Kebutuhan perencanaan perkerasan jalan lentur dan kaku membutuhkan 3 (tiga) kelompok data yang
harus diperhatikan secara detail, yaitu :

1. Data Lalu-lintas
2. Data kondisi Tanah Dasar, dan
3. Data karakteristik material penyusun lapis konstruksi perkerasan jalan

Masing-masing data tersebut memiliki karakteristik yang berbeda-beda antara wilayah satu dengan
wilayah lainnya, sehingga untuk detail perencanaan perkerasan jalan diperlukan Identifikasi
kebutuhannya agar tercapai perencanaan yang akurat dan tepat, dan dapat diterapkan di lapangan
dengan tanpa banyak perubahan dan kesalahan.

Pada lingkup pembahasan kali ini yang akan dilaksanakan identifikasi adalah kebutuhan data lalu-
lintas di wilayah Jawa Timur yang melintas di jalan Provinsi.

Dalam perencanaan perkerasan jalan kebutuhan data lalu-lintas dikelompokkan menjadi 2 (dua)
bagian, yaitu untuk kebutuhan :

1. Perencanaan konstruksi perkerasan jalan :


a. Lapis pondasi
b. Lapis permukaan (campuran beraspal atau beton)
2. Perencanaan kapasitas jalan, yang meliputi :
a. Lebar perkerasan
b. Lebar bahu jalan
c. Kondisi hambatan samping

Pada perencanaan konstruksi perkerasan data lalu-lintas yang dibutuhkan adalah kendaraan berat
(Niaga) yang berupa semua jenis truk pengangkut barang, antara lain:

1. Bus 2 sumbu berat 9 ton, dengan konfiigurasi sumbu 1-2


2. Truk 2 sumbu berat 5 ton dengan konfigurasi sumbu 1-1
3. Truk 2 sumbu berat 8 ton dengan konfigurasi sumbu 1-2
4. Truk 3 sumbu berat 21 ton dengan konfigurasi sumbu 1-2.2
5. Truk gandeng 4 sumbu berat 30 ton dengan konfigurasi sumbu 1.2-2.2
6. Truk trailer 4 sumbu berat 30 ton dengan konfigurasi sumbu 1.2-22
7. Truk trailer 5 sumbu berat 40 ton dengan konfigurasi sumbu 1.2-222
8. Truk mixer 3 sumbu berat 20 ton dengan konfigurasi sumbu 1-22

Data lalu-lintas diperoleh dari survey pada hari tertentu yang mewakili lalu-lintas harian yang akan
diproyeksikan dalam rata-rata tahunan dan selanjutnya akan diproyeksikan sesuai umur rencana
pelayanan jalan dengan faktor pertumbuhan tertentuberdasarkan tat-ruang wilayah dan rencana
pertumbuhan industri, pergudangan dan perusahaan lain yang telah tertera pada tata ruang wilayah
dan tata ruang kawasan strategis nasional.

Untuk keperluan data tersebut diperlukan peta lokasi kawasan industri, perdagangan, pergudangan
dan pariwisata nasional baik existing maupun rencana jangka panjang. Dalam pemetaan wilayah
kebutuhan analisa data lalu-lintas kendaraan niaga di Jawa Timur dikelompokkan menjadi :
1. Wilayah utara, meliputi
a. Industri dan pergudangan Surabaya, Gresik, Lamongan, Babat, Bojonegoro dan Tuban
b. Pariwisata dan perdagangan Surabaya dan Gresik
2. Wilayah selatan
a. Pariwisata dan perdagangan Malang, Batu, Tulung Agung, Trenggalek dan Pacitan
3. Wilayah barat
a. Perdagangan Madiun, Magetan dan Ponorogo
4. Wilayah tengah
a. Industri dan Pergudangan, Sidoarjo, Mojokerto, Mojosari, Pasuruan
5. Wilayah Timur
a. Industri dan pergudangan Probolinggo, Lumajang, Jember dan Banyuwangi
b. Pariwisata Probolinggo dan Banyuwangi

Sehingga dapat disimpilkan bahwa ruas-ruas jalan Provinsi yang berada dan menuju atau dari wilayah
tengah menopang beban kendaraan berat lebih tinggi dari pada ruas-ruas jalan lainnya. Adapun ruas-
ruas jalan dimaksud adalah sebagai berikut :

1. Lamongan-Mojokerto-Jombang
2. Babat-Ploso-Jombang
3. Kediri-Batu
4. Mojosari-Sidoarjo-Krian
5. Nganjuk-Kediri-Blitar-Tulung Agung
6. Bojonegoro-Pakah-Ponco-Tuban

Pada ruas-ruas tersebut di atas perhitungan kendaraan berat perlu diperhatikan secara khusus agar
tidak salah perhitungan dalam memperkirakan volume lalu-lintas berat selama umur rencana.

Sedang untuk kebutuhan perencanaan kapasitas jalan yang meliputi lebar perkerasan dan bahu jalan
akan didasarkan pada volume beberapa jenis kendaraan, yaitu :

1. Kendaraan pribadi
2. Mobil penumpang
3. Bus besar
4. Bus sedang
5. Pick up
6. Minibus
7. Sepeda Motor
8. Kendaraan tak bermotor

Mobil penumpang, Bus besar, Bus menengah dapat diperoleh dari terminal yang saling terhubung
antar kabupaten/ Kota sehingga data angkutan umum tidak perlu dihitung pada saat survey
penghitungan lalu-lintas. Sedangkan kendaraan lain dilakukan perhitungan pada titik-titik tertentu
yang mewakili ruas jalan yang menghubungkan pusat-pusat kegiatan antar kota ataupun dalam kota.

Hasil survey dan data kendaraan umum dianalisa untuk menjadi satuan mobil penumpang (Smp)
harian rata-rata, selanjutnya dengan memprediksikan faktor pertumbuhan lalu-lintas akan diperoleh
volume kendaraan rata-rata harian pertahun. Pada tahun tertentu volume kendaraan rata-rata harian
akan yang mendekati kapasitas rencana jalan atau dengan kata lain volume per kapasitas mendekati
nilai 1 (satu) atau Derajad kejenuhan, DS=1. Pada tahun dimana terjadi DS=1 berarti harus menambah
jumlah lajur atau menambah jaringan jalan baru sehingga derajad kejenuhan menjadi lebih kecil atau
dengan kata lain kapasitas jalan meningkat lebih besar. Hal berlaku pada kapasitas persimpangan,
apabila panjang antrian kendaraan semakin besar berarti kapasitas sudah terpenuhi, artinya harus
menambah kapasitas dengan pelebaran/ penambahan lajur atau dengan menggunakan simpang tidak
sebidang.

Inilah prosedur identifikasi data lalu-lintas dan analisnya terkait kebutuhan perencanaan jalan,
khususnya perencanaan konstruksi perkerasan dan lebar lajur atau jumlah lajur yang dibutuhkan agar
konstruksi menjadi kuat dan awet, serta mampu menampung volume kendaraan sampai umur
rencana pelayanan yang disyaratkan. Berikut terlampir format survey Lalu-lintas harian rata-rata dan
format survey kendaraan niaga

Anda mungkin juga menyukai