Anda di halaman 1dari 50

PENGUJIAN BAHAN SUTOYO

DPU BINA MARGA


CAMPURAN BETON PROVINSI JAWA TIMUR
DEFINISI DAN ISTILAH
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari pasir, kerikil, batu pecah atau agregat agregat lain
yang dicampur jadi satu dengan suatu pasta yang terbuat dari semen dan air membentuk suatu massa
mirip batuan.
Beton normal Merupakan beton yang cukup berat, dengan Berat 2200-2500 kg/m³ dengan nilai kuat
tekan 15 – 40 MPa.
Beton ringan Merupakan beton dengan berat kurang dari 1800 kg/m³. Nilai kuat tekannya lebih kecil
dari beton Normal.
Beton berat merupkan beton dengan berat lebih dari 2500 kg/ m3
Beton massa Beton massa adalah beton yang dituang dalam volume besar yaitu perbandingan antara
volume dan luas permukaannya besar lebih dari 1,2.
 Dianggap beton massa jika dimensinya lebih dari 1 m3.
 Pada beton masa yang perlu diwaspadai adalah panas hydrasi, sehingga terjadi perbedaan panas antara bagian dalam dan
permukaan beton yang rawan terjadi retak-retak.
Beton Siklop adalah sama dengan beton normal, bedanya digunakan agregat
dengan ukuran besar-besar, yaitu:
 Diamater bisa mencapai 20 cm.
 Proporsi agregat yang berukuran lebih besar tidak boleh lebih dari 20 %

Mortar sering disebut juga mortel atau spesi ialah adukan yang terdiri dari
pasir, bahan perekat, kapur dan PC
Jenis-jenis semen portland yang terdapat di Indonesia.
 Jenis I (OPC) adalah semen portland untuk konstruksi umum yang penggunaan tidak memerlukan
persyaratan-persyaratan khusus seperti yang diisyaratkan pada jenis-jenis lain.
 Jenis II adalah semen portland untuk konstruksi yang memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan
panas hidrasi sedang.
 Jenis III adalah semen portland untuk konstruksi yang menuntut persyaratan kekuatan awal yang
tinggi.
 Jenis IV adalah semen portland untuk konstruksi yang menuntut persyaratan panas hidrasi yang
rendah.
 Jenis V adalah semen portland untuk konstruksi yang menuntut persyaratan sangat tahan terhadap
sulfat
Semen portland pozolan (PPC) adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari
campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus:
 Diproduksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama,
 Atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan,
 Atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 %
massa semen portland pozolan.

Pozolan adalah bahan yang mengandung silika atau senyawanya dan alumina:
 Tidak mempunyai sifat mengikat seperti semen, akan tetapi dalam bentuknya yang halus dan dengan
adanya air,
 Senyawa tersebut akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar
membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen
Standar mutu pozolan menurut ASTM C618-92a dibedakan menjadi tiga
kelas, dimana tiap-tiap kelas ditentukan komposisi kimia dan sifat fisiknya.
Pozzolan mempunyai mutu yang baik apabila jmlah kadar SiO2 + Al2O3 +
Fe2O3 tinggi dan reaktifitasnya tinggi dengan kapur. Ketiga kelas pozzolan
tersebut adalah :
 Kelas N : Pozolan alam atau hasil pembakaran, pozzolan alam yang dapat digolongkan didalam jenis
ini seperti tanah diatomoic, opaline cherts dan shales, tuff (batu putih/ debu vulkanic) dan abu
vulkanik atau pumicite, dimana bisa diproses melalui pembakaran atau tidak. Selain itu juga berbagai
material hasil pembakaran yang mempunyai sifat pozzolan yang baik.
 Kelas C : Fly ash yang mngandung CaO di atas 10% yang dihasilakan dari pembakaran lignite atau
sub-bitumen batubara.
 Kelas F : Fly ash yang mngandung CaO kurang dari 10% yang dihasilakan dari pembakaran lignite
atau sub-bitumen batubara
Semen portland komposit (PCC) adalah bahan pengikat hidrolis hasil penggilingan
bersama-sama terak semen portland dan gips dengan satu atau lebih bahan
anorganik, atau hasil pencampuran antara bubuk semen portland dengan bubuk
bahan anorganik lain.
 Bahan anorganik tersebut antara lain terak tanur tinggi (blast furnace slag), pozolan, senyawa silikat,
batu kapur, dengan kadar total bahan anorganik 6% - 35 % dari massa semen portland komposit

Penggunaan Semen portland komposit dapat digunakan untuk konstruksi umum


seperti: pekerjaan beton, pasangan bata, selokan, jalan, pagar dinding dan pembuatan
elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan, panel beton, bata
beton (paving block) dan sebagainya.
Modulus kehalusan adalah komulatif prosen berat tertahan serangkaian urutan
saringan dibagi dengan 100. Semakin besar nilai modulus halus berarti semakin
kasar jenis fraksi yang bersangkutan
BAHAN CAMPURAN BETON
Semen
Agregat
 Batu pecah
 Pasir

Air
Bahan tambah
 Mempercepat setting
 Memperlambat setting
SEMEN
Semen Portland adalah serbuk halus klinker (silika – silika kalsium yang bersifat
hidrolis) dan gips sebagai bahan tambah.
Bahan baku semen adalah batu kapur (60% – 66%), tanah liat (30% – 40%), pasir
silika dan pasir besi sebagai bahan koreksi apabila dalam tanah liat tidak terdapat
SiO2 dan Fe2O3.
JENIS SEMEN
OPC (Ordinary Portland Cement)
 Type I, untuk bangunan umum tanpa persyaratan khusus
 Type II, untuk bangunan tahan asam sulfat dan panas hidrasi sedang
 Type III, untuk bangunan yang memerlukan kekuatan awal tinggi
 Type IV, untuk bangunan dengan panas hidrasi rendah
 Type V, untuk bangunan dengan ketahanan tinggi terhadap asam sulfat

PCC (Portland Composite Cement)


 Beton pracetak, prategang, pratekan, sal irigasi, pasangan batu, plesteran

PPC (Portland Pozzoland Cement)


 Bangunan umum, tahan sulfat, memerlukan panas hidrasi sedang
 Banyak di pasaran
PENGUJIAN SEMEN
Berat jenis
Konsistensi
Waktu ikat
Kehalusan
Kekekalan
Kuat tekan
BERAT JENIS
Berat jenis pada semen secara teoritis antara 3.1 sampai 3.3.
Jika semen tersebut pada waktu pembuatan dicampur dengan bahan lain, seperti abu
batu yang warnanya menyerupai semen atau semen tersebut sudah ada yang
mengeras maka berat jenisnya akan lebih rendah.
Alat uji berat jenis semen digunakan tabung Le Chatelier.

Perbandingan karakteristik untuk perancangan campuran

No. Uraian OPC PPC PCC Ket


1. Berat Jenis (ton/m3) 3,15 3,10 3,05
Faktor air semen max
2. - Terendam terus 0,45 - 0,50 0,46 - 0,52 0,44 - 0,48
- Asam sulfat 0,40 – 0,45 0,42 – 0,46 0,38 – 0,43
KONSISTENSI
Konsistensi adalah banyaknya air untuk proses hidrasi sehingga seluruh butiran semen terhidrasi
sempurna sehingga kekuatan semen mencapai maksimum.
Menurut standar SII atau ASTM untuk uji konsistensi dilakukan dengan menggunakan
alat Vicat.
Cara pengujiannya dengan mencoba – coba persentase air
Konsistensi tercapai apabila jarum vicat dengan diameter 10 mm masuk ke dalam pasta semen
dalam waktu 30 detik sedalam (10±1 mm).
Umumnya persentase air untuk mencapai konsistensi berkisar antara 26% – 29%.
Nilai ini tergantung dari
 kehalusan semen,
 komposisi senyawa dalam semen,
 suhu udara dan
 kelembaban disekitarnya.
WAKTU IKAT
Waktu pengikatan pada pasta semen ada 2 (dua) macam
 Waktu ikat awal (setting time)
 waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi tidak plastis
 Waktu ikat awal menurut standar SII minimum 45 menit
 Waktu ikat awal tercapai apabila masuknya jarum vicat ke dalam sampel dalam waktu 30 detik sedalam 25 mm
 Waktu ikat akhir (final setting).
 waktu ikat akhir adalah waktu yang dibutuhkan sejak semen bercampur dengan air dari kondisi plastis menjadi “keras”.
 Yang dimaksud dengan keras pada waktu ikat akhir adalah hanya bentuknya saja yang sudah kaku, tetapi pasta semen tersebut belum
boleh dibebani, baik oleh berat sendiri maupun beban dari luar.
 waktu ikat akhir maksimum 360 menit.
 Waktu ikat akhir tercapai apabila pada saat jarum vicat diletakkan diatas sampel selama 30 detik, pada permukaan sampel tidak berbekas
atau tidak tercetak.
KEHALUSAN
Kecepatan reaksi antara semen dengan air sangat dipengaruhi oleh kehalusan butiran semennya.
Makin halus butiran semen, maka makin cepat semen tersebut bereaksi.
Untuk menguji kehalusan pada semen menurut SNI 15-2045-1994 menggunakan alat Bline.
Hasil uji kehalusan adalah luas permukaan spesifik butirannya.
Makin halus butiran semen, maka luas permukaan butirannya lebih besar, sehingga butiran tersebut
makin cepat bereaksi dengan air, dan mengikat agregat lebih luas.
Semen dinyatakan halus apabila nilai luas permukaan spesifiknya lebih dari 280 m 2/kg.
Kehalusan pada semen dipengaruhi oleh proses penggilingan klinker
semen yang sudah mengeras karena terhidrasi oleh air akan memberikan luas spesifik yang rendah,
karena butiran semen tersebut sudah saling mengikat, sehingga tidak berupa butiran yang halus
lagi
KEKEKALAN
Jika semen mengembang (tidak kekal) pada beton yang sudah mengeras, dalam beton
timbul tegangan tarik, akibatnya beton akan mengalami retak.
Sifat mengembang pada semen disebabkan oleh reaksi senyawa MgO dan CaO,
Apabila kedua senyawa ini bereaksi dengan air akan terbentuk Ca(OH)2 dan Mg(OH)2 yang
disertai dengan perubahan volume, dimana volumenya lebih besar dari asalnya
Mengembangnya semen akibat MgO dapat diuji dengan alat autoclave.
Semen dinyatakan kekal jika nilai perubahan bentuknya tidak melebihi 0.8%.
sifat mengembang pada semen juga diakibatkan :
 perubahan suhu yang tinggi,
 reaksi antara C3A dalam semen dengan sulfat dan lainnya.
KUAT TEKAN
Kekuatan pada semen timbul karena reaksi anatara C 3S dan C2S dengan air membentuk Calsium Silikat
Hidrat (C3S2H3) atau dalam semen disebut Tobermorin,
Sifat dari Tobermorin adalah keras dan tidak mudah larut dalam air, sifat inilah yang diharapkan dalam
bahan perekat untuk beton.
Untuk menguji kuat tekan pada semen, dibuat sampel berbentuk kubus dengan sisi 50 mm.
Sampel dibuat dengan campuran semen, pasir standard dan air dengan perbandingan 1 : 2.75 : 0.485
dalam komposisi berat.
Pasir standard harus menggunakan pasir Ottawa atau pasir silika yang kekerasannya sama dengan pasir
Ottawa, selain pasirnya harus standar juga gradasinya harus memenuhi syarat.
Ketiga bahan tersebut diaduk, lalu dicetak membentuk kubus.
Pengadukan dan pencetakan harus mengikuti standar SII.
Pada umur tertentu dilakukan pengujian.
Untuk semen jenis I pada umur 3 (tiga) hari harus memiliki kuat tekan lebih dari 125 kg/cm 2 dan pada
umur 7 (tujuh) hari harus lebih dari 200 kg/cm2.
AGREGAT KASAR (BATU
PECAH DAN ATAU KERIKIL)
Berat jenis dan penyerapan
 Menghitung koreksi factor air semen

Berat isi lepas


 Untuk menentukan takaran

Saringan
 Untuk menentukan ukuran butir maksimum

Kadar air
 Untuk koreksi porsi agregat kasar dalam campuran

Abrasi
Kekekalan bentuk
PASIR
Saringan
 Untuk menentukan zona
 Untuk penentuan porsi pasir dalam campuran

Berat isi lepas


 Minimal 1,2 ton/ m3
 Koversi jumlah takaran

Kadar air
 `Untuk koreksi perhitungan porsi pasir

Sand equivalent
Kandungan bahan Organik
CARA PENENTUAN PROPORSI AGREGAT
GABUNGAN
Proporsi agregat kasar dan agregat halus dapat dihitung dengan metoda analitis dengan
langkah sebagai berikut:
a. Pilih agregat gabungan sesuai butir maksimum yang ditetapkan, missal 38 mm
b. Mengacu saringan lolos no.4 (4,8mm), tetapkan nilai tengah dari batas bawah dan
batas atas gradasi gabungan, yaitu (Y0)
c. Pasir zona terpilih yang digunakan, yang lolos saringan no 4 = (Y1)
d. Agregat kasar ditetapkan yang lolos saringan no 4 = (Y2)
e. Gunakan rumus berikut untuk menentukan porsi agregat halus = X

Dimana :
Y0 = Ideal gradasi gabungan lolos saringan No.4
Y1 = prosen pasir lolos saringan no 4
Y2 = prose n Batu Pecah lolos saringan no.4
PERSYARATAN YANG HARUS
DIPENUHI
1. Berat jenis, penyerapan air dan kadar air agregat
Untuk memperhitungkan koreksi kadar air berdasarkan kandungan kadar air dalam
masing-masing fraksi agregat. Perancangan campuran standar mengacu pada agregat
dalam kondisi jenuh air. Dengan pengertian sebagai berikut:
a. Kondisi jenuh berarti kadar air sesuai nilai penyerapan agregat
b. Jika kadar air melebihi nilai penyerapan berarti kelebihan air, sehingga ada koreksi
minus kadar air, namun harus menambah porsi agregat sesuai dengan porsi lebihnya
c. Jika kadar air kurang dari nilai penyerapannya maka harus ada koreksi plus kadar air,
namun harus diikuti dengan pengurangan porsi agregat sebesar koreksi plus kadar air
air
2. Berat isi agregat, fraksi kasar maupun fraksi halus, maka nilai minimum berat isi adalah
1200 kg/ m3
3. Air pencampur yang dibutuhkan berdasarkan target slump, adalah air yang bukan
termasuk yang diserap dalam agregat, atau lebih tepat disebut sebagai air bebas.
Ukuran butir maksimum agregat kasar
1/5 dimensi terkecil struktur (lebar atau tinggi)
1/3 ketebalan plat
3/4 jarak bersih tulangan atau selimut beton
Modulus kehalusan
Tingkat kekasaran suatu fraksi agregat, semakin besar semakin kasar, nilai modulus kehalusan
agregat adalah jumlah komulatif prosen butir tertahan dibagi dengan 100.
Batasan nilai modulus halus untuk masing-masing fraksi agregat adalah:
Halus = 1,5-3,8
Kasar = 6,0-7,1
Kuat tekan yang ditargetkan
Kuat tekan yang ditargetkan harus ditambah nilai margin (angka keamanan) yang dihitung dari
standar deviasi sebesar 6-8 Mpa dikalikan dengan angka realibilitas (k) antara 90-95%, yaitu
sekitar 1,34 s/d 1,64 akibat cacat sebesar 5-10%; dalam perhitungan di dalam pedoman ini
digunkan angka k= 1,34. Sesuai spesifikasi 2018 revisi 2.
PENGUJIAN CAMPURAN
BETON
Uji konsistensi campuran (slump test)
Kuat tekan
 Di laboratorium
 Benda uji kubur 15 cm x 15 cm x 15 cm
 Benda uji silinder diameter 15 cm tebal 30 cm
 Di lapangan
 Uji Hammer test
 Pengambilan benda uji dengan core drill diameter 7 cm

Kuat lentur
 Benda uji ukuran 50 cm x 15 cm x 15 cm
UJI KONSISTENSI BETON DI
LAPANGAN
Dilakukan setiap kedatangan truck mixer
Menggunakan Alat uji slump (Abrams), diameter atas 10 cm, diameter bawah 20 cm dan tinggi 30 cm
dilengkapi dengan batang penusuk /perojok diameter 16 mm
Diisi bahan campuran sebayak 3 lapis masing-masing dirojok 25 x
Setelah pengisian terakhir bahan diratakan dengan bagian atas cetakan
Cetakan dilepas pelan-pelan, sehingga yang tinggal adalah campuran beton segar yang mengalami
penurunan
Cetakan dibalik diletakkan di sebelah campuran beton segar tersebut
Letakkan batang perojok tepat di atas cetakan dan campuran beton segar yang mengalami penurunan
Ukur jarak bersih antara permukaan campuran dengan batang perojok,maka jarak tersebut disebut
sebagai nilai slump
UJI KUAT TEKAN BETON
Pembuatan benda uji :
Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira-kira 1/3 isi cetakan.
Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara merata.
Ratakan permukaan beton.
Biarkan beton dalam cetakan selama ± 24 jam dan letakkan pada tempat yang bebas
getaranserta ditutup dengan bahan yang kedap air.
Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses perawatan (curring) beton berlangsung
dengan baik, maka peredam dilakukan sampai batas waktu pengujian kuat tekan beton.
Catatan 1 kN = 0, 1 ton = 100 kg

Jadi kuat tekan dari percobaan tersebut adalah 254 kg/cm2


PENGUJIAN KUAT TEKAN
DENGAN HAMMER TEST
Bersihkan permukaan yang akan dilakukan uji
Apabila permukaan tidak rata harus digosok dengan batu penggosok
Tentukan arah hammer test, tegak, horizontal atau dari bawah
Lakukan minimal 9 titik uji untuk mewakili 1 lokasi uji
UJI KUAT TEKAN BETON
DENGAN BENDA UJI INTI
Core drill dilakukan apabila tidak tersedia data laboratorium harian yang
disyaratkan, atau data kurang atau hasil uji hammer rata-rata tidak memenuhi
persyaratan
Gunakan diameter core maksimal 3 inci (7 mm)
Gunakan sensor untuk menghindari terkena tulangan
Carikan lokasi yang nilai strukturnya paling rendah
Tebal benda uji yang akan diuji kuat tekan dikoreksi terhadap 2 x diameter.
UJI KUAT TARIK LENTUR
Alat uji sama dengan uji kuat tekan beton
Posisi benda uji horizontal di atas 2 (dua) tumpuan
Umumnya dilakukan untuk pengujian perkerasan jalan beton
NILAI KUAT TARIK LENTUR

Anda mungkin juga menyukai