Adalah adukan yang terdiri dari agregat kasar (kerikil), agregat halus (pasir), bahan perekat (tanah liat, kapur, semen portland) dan air Beton adalah campuran antara semen Portland atau semen hidraulik yang lain, agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tanpa bahan tambah membentuk massa padat (SNI) Bahan penyusun : 1. Semen 2. Air 3. agregat halus 4. agregat kasar (batu pecah/kerikil) Semen Portland (PC) adalah bahan perekat hidrolis yaitu bahan perekat yang dapat mengeras bila bersenyawa dengan air dan berbentuk benda padat yang tidak larut dalam air. semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara menggiling terak semen portland terutama yang terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis dan digiling bersama-sama dengan bahan tambahan berupa satu atau lebih kristal senyawa kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan bahan tambahan lain. SemenPortland dibentuk dari oksida-oksida utama yaitu : Kapur (CaO), Silika (SiO2), Alumina ( Al2O3), Besi (Fe2O3). CaO 60-67 % SiO2 17-25 % Al2O3 3-8 % Fe2O3 0,5-6 % MgO 0, 1-4 % Alkali(K2O + Na2O) 0,2 – 1,3 % SO3 1-3 % a. Kehalusan Butir (Fineness) Kehalusan butir semen akan mempengaruhi proses hidrasi. Semakin halus butiran semen maka luas permukaan butir untuk suatu jumlah berat semen tertentu menjadi lebih besar sehingga jumlah air yang dibutuhkan juga banyak. Semakin halus butiran semen maka proses hidrasinya semakin cepat sehingga semen mempunyai kekuatan awal tinggi. Selain itu butiran semen yang halus akan mengurangi bleeding, tetapi semen cenderung terjadi penyusutan yang besar dan mempermudah terjadinya retak susut pada beton. ASTM mensyaratkan tingkat kehalusan butiran semen adalah pada ayakan no. 200 butiran semen yang lolos sebesar lebih dari 78 %. Tingkat kehalusan semen diuji dengan alat Blaine. Berat jenis semen berkisar antara 3,10 – 3,30 dengan berat jenis rata-rata sebesar 3,15. BJ semen penting untuk diketahui karena dengan mengetahui BJ semen akan dapat dilihat kualitas semen itu. Waktu ikat adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk mengeras mulai semen bereaksi dengan air sampai pasta semen mengeras dan cukup kaku untuk menahan tekanan. Waktu ikat semen ada dua, (1) waktu ikat awal(initial setting time), yaitu waktu dari pencampuran semen dengan air sampai pasta semen hilang sifat keplastisannya, (2) waktu ikat akhir (final setting time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen sampai beton mengeras. Waktu ikat awal semen berkisar antara 1-2 jam. Waktu ikat awal semen sangat penting diketahui untuk mengontrol pekerjaan beton. Untuk tujuan-tujuan tertentu kadangkadang dibutuhkan waktu initial setting time lebih dari 2 jam. Biasanya waktu yang lebih lama ini digunakan untuk pengangkutan beton (transportasi), penuangan, pemadatan dan finishing. Waktu ikatan semen akan lebih pendek apabila temperaturnya lebih dari 30°C. Waktu ikat ini sangat dipengaruhi oleh jumlah air dan lingkungan sekitarnya. Kuat tekan semen sangat penting karena akan sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton. Kuat tekan semen ini merupakan gambaran kemampuan semen dalam melakukan pengikatan (daya rekatnya) sebagai bahan pengikat. Kuat tekan semen diuji dengan cara membuat benda uji terdiri dari semen dan pasir silica dengan perbandingan tertentu dan dibuat kubus 5 x 5 x 5 cm. benda uji tersebut kemudian dilakukan perawatan (curing) dengan cara direndam dalam air. Setelah berumur 3, 7, 14 dan 28 hari benda uji diuji kuat tekannya. Tujuanutama dari penggunaan air adalah agar terjadi hidrasi yaitu reaksi kimia antara semen dan air yang menyebabkan campuran ini menjadi keras setelah lewat beberapa waktu tertentu Ketentuan umum air yang digunakan untuk beton, yaitu ; 1. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam- garam. Zat organik atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton dan atau baja tulangan. Air tawar yang umumnya dapat diminum baik air yang telah diolah diperusahaan air minum maupun tanpa diolah dapat dipakai untuk pembuatan beton. 2. Air yang dipergunakan untuk pembuatan beton pratekan dan beton yang didalamnya akan tertanam logam aluminium serta beton bertulang tidak boleh mengandung sejumlah ion khlorida. Sebagai pedoman, kadar ion khlorida (Cl) tidak melampaui 500 mg per liter air. Agregat disebut agregat kasar apabila ukurannya sudah melebihi (4,8 mm). Sifat agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir beton keras dan daya tahannya terhadap disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek perusak lainnya Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 5 mm-40 mm; Batupecah alami Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah alami yang digali. Batu ini dapat berasal dari gunung api, jenis sedimen atau jenis metamorf. Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang tinggi terhadap beton, batu pecah kurang memberikan kemudahan pengerjaan dan pengecoran dibandingkan dengan jenis agregat kasar lainnya. Kerikil alami Kerikil ini didapat dari proses alami yaitu dari pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air sungai yang mengalir. Kerikil memberikan kekuatan yang lebih rendah dari pada batu pecah, tetapi memberikan kemudahan pengerjaan yang lebih tinggi. Agregat kasar buatan Terutama berupa slag atau shale yang bisa digunakan untuk beton berbobot ringan. Biasanya merupakan hasil dari proses lain seperti dari blast-furnace dan lain - lain. Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot berat Dengan adanya tuntutan yang spesifik pada jaman atom sekarang ini, juga untuk pelindung dari radiasi nuklir sebagai akibat dari semakin banyaknya pembangkit atom dan stasiun tenaga nuklir, maka perlu ada beton yang dapat melindungi dari sinar x, sinar gamma dan neutron. Pada beton demikian syarat ekonomis maupun syarat kemudahan pengerjaan tidak begitu menentukan. Agregat kasar yang diklasifikasikan disini, misalnya baja pecah, barit, magnetik dan limonit. Berat volume beton yang dengan agregat biasa adalah sekitar 144 lb/ft3 Agregat halus merupakan pengisi yang berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara ukuran no. 4 dan no. 100 saringan standar Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas bahan organik, lempung, partikel yang lebih kecil dan saringan no. 100 atau Program Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau berupa batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 5,0 mm; Berat volume beton bergantung pada berat volume agregat, berarti juga bergantung pada jenis agregatnya, apakah berbobot ringan, normal atau berat. Untuk memahami cara menetapkan nilai berat volume agregat dengan mnggunakan alat silinder logam dan bahan agregat dengan ukuran butir lolos saringan dengan ukuran 20 mm dan tertahan pada saringan no. 4. Pengukuran berat jenis agregat diperlukan untuk perencanaan campuran agregat, misalnya dengan aspal. Campuran ini berdasarkan perbandingan berat, karena lebih teliti dibandingkan dengan perbandingan volume dan juga untuk menentukan banyaknya pori agregat. Berat jenis yang kecil akan mempunyai volume yang besar sehingga dengan berat yang sama akan membutuhkan aspal yang banyak. Kandungan unsur kimia belerang dan senyawa yang terdapat dalam pasir akan membantu terjadinya korosi (karat) didalam beton. Pada senyawa ini tidak boleh melebihi 1 % berat agregat dihitung sebagai SO3. Pasir alami sering mengandung zat- zat organis yang tercampur (sisa-sisa tanaman, humus, dan lain-lain). Ini juga berpengaruh negatif terhadap semen, sebab organis yang tercampur dapat membentuk asam organis dan zat-zat lainnya yang dapat bereaksi dengan semen yang sedang mengeras yang menyebabkan berkurangnya kekuatan beton. A. Menyiapkan bahan penyusun : Dengan cara : 1. Perbandingan volume,misalnya Pc:Ps:Kr = 1:2:3 2. Perbadingan berat (dengan satuan kg) Direndam Dibasahi air Ditutup karung goni basah dll Alat uji : Compaction Testing Mechine Kuat tekan beton yang disyaratkan f’c adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh perencana struktur (berdasarkan benda uji berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi 300 mm); Untuk mengetahui mutu beton yaitu perbandingan antara beban maksimal yang bisa ditahan dibagi luas penampang. Rumus : = P/A dengan satuan (Kg/m2) atau (MPa) Mutu K-225 setara fc’ = 19 MPa, dst. Konversi dari mutu K ke fc’ dikalikan 0,083 Modulus elastis untuk beton normal (E = 4700 √ fc’) Beratdibagi volume beton segar, dengan satuan Kg/m3 atau Ton/m3. Airyang terserap dalam beton dalam waktu tertentu, dengan satuan %. Faktor air semen (water ratio cement = w/c) Faktor air semen adalah perbandingan berat air terhadap berat semen. Faktor air semen (FAS = w/c) = berat air/berat semen. Faktor air semen harus dihitung sehingga campuran air dan semen menjadi pasta yang baik, artinya tidak kelebihan air dan tidak kelebihan semen. Apabila faktor air semen tinggi, berat air tinggi, sehingga kelebihan air akibatnya air akan merembes keluar membawa sebagian pasta semen, pasta tidak cukup mengikat agregat dan mengisi rongga yang menyebabkan beton tidak kuat. Hal ini harus dipahami oleh pelaksana pembuat mortar atau beton. Kadang kala karena menginginkan jumlah pasta yang besar dengan menambahkan air tanpa perhitungan, sehingga menjadi encer. misal 0,5 : 0,6 :0,7 Slump adalah salah satu ukuran kekentalan adukan beton dinyatakan dalam mm ditentukan dengan alat kerucut Abram
Nilai kelecakan beton
Pemisahan (segration) Beton dikatakan mengalami pemisahan apabila agregat kasar terpisah dari campuran selama pengangkutan, pengecoran dan pemadatan sehingga sukar dipadatkan, berongga-rongga tidak homogen, beton yang berongga-rongga kurang kuat/mudah pecah. Bleeding adalah pemisahan air dari campuran beton yang merembes kepermukaan beton waktu diangkut, dipadatkan atau setelah dipadatkan. Bleeding terjadi karena: - Pemakaian air yang berlebihan. - Semennya kurang. - Agregat kasar turun karena beratnya sendiri dan air naik kepermukaan dengan sendirinya akibat gaya capillary. Bleeding dapat mengakibatkan permukaan beton rusak dan apabila penguapan lebih cepat dari bleeding, beton akan retak-retak. Pada proses pengeringan beton terjadi penguapan dari "capillary water" yang menyebabkan terjadinya penyusutan dari volume beton atau shrinkage. Shrinkage ini dipengaruhi oleh : - Komposisi semen. - Jumlah mixing water - Concrete mix. - Curing condition. Beton Ringan : beton yang mempunyai berat isi < 1900 kg/m3 beton yang memiliki agregat ringan atau campurran agregat kasar ringan dan pasir alam sebagai pengganti agregat halus ringan dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat isi maksimum beton 1850 kg/m3 dan harus memenuhi ketentuan kuat tekanan dan kuat tarik belah beton ringan untuk tujuan strktural; Beton normal adalah beton yang mempunyai berat isi 2200 - 2500 kg/m3 Beton Berat : beton yang mempunyai berat isi > 2500 kg/m3 Beton Ringan struktur : beton yang mempunyai Kuat tekan < 1700 kg/m2 : Beton Ringan pasangan batu : beton yang mempunyai Kuat tekan 700 - 1400 kg/m2 Beton normal adalah beton yang mempunyai Kuat tekan 2400 kg/m2 Beton Berat : beton yang mempunyai Kuat tekan > 2500 kg/m2