Anda di halaman 1dari 46

Disusun Oleh

Sri Sumarni ST., MT.


 Adalah adukan yang terdiri dari agregat kasar
(kerikil), agregat halus (pasir), bahan perekat
(tanah liat, kapur, semen portland) dan air
 Beton adalah campuran antara semen
Portland atau semen hidraulik yang lain,
agregat halus, agregat kasar dan air dengan
atau tanpa bahan tambah membentuk massa
padat (SNI)
Bahan penyusun :
1. Semen
2. Air
3. agregat halus
4. agregat kasar (batu pecah/kerikil)
 Semen Portland (PC) adalah bahan perekat
hidrolis yaitu bahan perekat yang dapat
mengeras bila bersenyawa dengan air dan
berbentuk benda padat yang tidak larut dalam
air.
 semen hidrolis yang dihasilkan dengan cara
menggiling terak semen portland terutama yang
terdiri atas kalsium silikat yang bersifat hidrolis
dan digiling bersama-sama dengan bahan
tambahan berupa satu atau lebih kristal senyawa
kalsium sulfat dan boleh ditambah dengan
bahan tambahan lain.
 SemenPortland dibentuk dari oksida-oksida
utama yaitu : Kapur (CaO), Silika (SiO2),
Alumina ( Al2O3), Besi (Fe2O3).
 CaO 60-67 %
 SiO2 17-25 %
 Al2O3 3-8 %
 Fe2O3 0,5-6 %
 MgO 0, 1-4 %
 Alkali(K2O + Na2O) 0,2 – 1,3 %
 SO3 1-3 %
 a. Kehalusan Butir (Fineness)
Kehalusan butir semen akan mempengaruhi proses
hidrasi. Semakin halus butiran semen maka luas
permukaan butir untuk suatu jumlah berat semen
tertentu menjadi lebih besar sehingga jumlah air
yang dibutuhkan juga banyak. Semakin halus butiran
semen maka proses hidrasinya semakin cepat
sehingga semen mempunyai kekuatan awal tinggi.
Selain itu butiran semen yang halus akan mengurangi
bleeding, tetapi semen cenderung terjadi penyusutan
yang besar dan mempermudah terjadinya retak susut
pada beton.
 ASTM mensyaratkan tingkat kehalusan butiran semen
adalah pada ayakan no. 200 butiran semen yang lolos
sebesar lebih dari 78 %.
 Tingkat kehalusan semen diuji dengan alat Blaine.
 Berat jenis semen berkisar antara 3,10 – 3,30
dengan berat jenis rata-rata sebesar 3,15. BJ
semen penting untuk diketahui karena
dengan mengetahui BJ semen akan dapat
dilihat kualitas semen itu.
 Waktu ikat adalah waktu yang dibutuhkan semen untuk
mengeras mulai semen bereaksi dengan air sampai pasta
semen mengeras dan cukup kaku untuk menahan tekanan.
 Waktu ikat semen ada dua, (1) waktu ikat awal(initial
setting time), yaitu waktu dari pencampuran semen
dengan air sampai pasta semen hilang sifat keplastisannya,
(2) waktu ikat akhir (final setting time) yaitu waktu antara
terbentuknya pasta semen sampai beton mengeras.
 Waktu ikat awal semen berkisar antara 1-2 jam. Waktu ikat
awal semen sangat penting diketahui untuk mengontrol
pekerjaan beton. Untuk tujuan-tujuan tertentu
kadangkadang dibutuhkan waktu initial setting time lebih
dari 2 jam. Biasanya waktu yang lebih lama ini digunakan
untuk pengangkutan beton (transportasi), penuangan,
pemadatan dan finishing. Waktu ikatan semen akan lebih
pendek apabila temperaturnya lebih dari 30°C. Waktu ikat
ini sangat dipengaruhi oleh jumlah air dan lingkungan
sekitarnya.
 Kuat tekan semen sangat penting karena akan
sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton.
 Kuat tekan semen ini merupakan gambaran
kemampuan semen dalam melakukan pengikatan
(daya rekatnya) sebagai bahan pengikat.
 Kuat tekan semen diuji dengan cara membuat
benda uji terdiri dari semen dan pasir silica
dengan perbandingan tertentu dan dibuat kubus
5 x 5 x 5 cm.
 benda uji tersebut kemudian dilakukan
perawatan (curing) dengan cara direndam dalam
air. Setelah berumur 3, 7, 14 dan 28 hari benda
uji diuji kuat tekannya.
 Tujuanutama dari penggunaan air adalah
agar terjadi hidrasi yaitu reaksi kimia antara
semen dan air yang menyebabkan campuran
ini menjadi keras setelah lewat beberapa
waktu tertentu
 Ketentuan umum air yang digunakan untuk beton, yaitu ;
1. Air yang digunakan untuk pembuatan beton harus bersih,
tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam-
garam. Zat organik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak beton dan atau baja tulangan. Air tawar yang
umumnya dapat diminum baik air yang telah diolah
diperusahaan air minum maupun tanpa diolah dapat
dipakai untuk pembuatan beton.
2. Air yang dipergunakan untuk pembuatan beton pratekan
dan beton yang didalamnya akan tertanam logam
aluminium serta beton bertulang tidak boleh mengandung
sejumlah ion khlorida. Sebagai pedoman, kadar ion
khlorida (Cl) tidak melampaui 500 mg per liter air.
 Agregat disebut agregat kasar apabila
ukurannya sudah melebihi (4,8 mm). Sifat
agregat kasar mempengaruhi kekuatan akhir
beton keras dan daya tahannya terhadap
disintegrasi beton, cuaca dan efek-efek
perusak lainnya
 Agregat kasar adalah kerikil sebagai hasil
desintegrasi alami dari batu atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
antara 5 mm-40 mm;
 Batupecah alami
Bahan ini didapat dari cadas atau batu pecah
alami yang digali. Batu ini dapat berasal dari
gunung api, jenis sedimen atau jenis
metamorf.
Meskipun dapat menghasilkan kekuatan yang
tinggi terhadap beton, batu pecah kurang
memberikan kemudahan pengerjaan dan
pengecoran dibandingkan dengan jenis
agregat kasar lainnya.
 Kerikil alami
Kerikil ini didapat dari proses alami yaitu dari
pengikisan tepi maupun dasar sungai oleh air
sungai yang mengalir.
Kerikil memberikan kekuatan yang lebih
rendah dari pada batu pecah, tetapi
memberikan kemudahan pengerjaan yang
lebih tinggi.
 Agregat kasar buatan
Terutama berupa slag atau shale yang bisa
digunakan untuk beton berbobot ringan.
Biasanya merupakan hasil dari proses lain
seperti dari blast-furnace dan lain - lain.
 Agregat untuk pelindung nuklir dan berbobot
berat
Dengan adanya tuntutan yang spesifik pada
jaman atom sekarang ini, juga untuk pelindung
dari radiasi nuklir sebagai akibat dari semakin
banyaknya pembangkit atom dan stasiun tenaga
nuklir, maka perlu ada beton yang dapat
melindungi dari sinar x, sinar gamma dan
neutron.
Pada beton demikian syarat ekonomis maupun
syarat kemudahan pengerjaan tidak begitu
menentukan. Agregat kasar yang diklasifikasikan
disini, misalnya baja pecah, barit, magnetik dan
limonit. Berat volume beton yang dengan
agregat biasa adalah sekitar 144 lb/ft3
 Agregat halus merupakan pengisi yang
berupa pasir. Ukurannya bervariasi antara
ukuran no. 4 dan no. 100 saringan standar
Amerika. Agregat halus yang baik harus bebas
bahan organik, lempung, partikel yang lebih
kecil dan saringan no. 100 atau Program
 Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batu atau berupa
batu pecah yang diperoleh dari industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm;
 Berat volume beton bergantung pada berat
volume agregat, berarti juga bergantung
pada jenis agregatnya, apakah berbobot
ringan, normal atau berat. Untuk memahami
cara menetapkan nilai berat volume agregat
dengan mnggunakan alat silinder logam dan
bahan agregat dengan ukuran butir lolos
saringan dengan ukuran 20 mm dan tertahan
pada saringan no. 4.
 Pengukuran berat jenis agregat diperlukan
untuk perencanaan campuran agregat,
misalnya dengan aspal. Campuran ini
berdasarkan perbandingan berat, karena
lebih teliti dibandingkan dengan
perbandingan volume dan juga untuk
menentukan banyaknya pori agregat. Berat
jenis yang kecil akan mempunyai volume
yang besar sehingga dengan berat yang sama
akan membutuhkan aspal yang banyak.
 Kandungan unsur kimia belerang dan senyawa yang
terdapat dalam pasir akan membantu terjadinya korosi
(karat) didalam beton.
 Pada senyawa ini tidak boleh melebihi 1 % berat agregat
dihitung sebagai SO3. Pasir alami sering mengandung zat-
zat organis yang tercampur (sisa-sisa tanaman, humus, dan
lain-lain). Ini juga berpengaruh negatif terhadap semen,
sebab organis yang tercampur dapat membentuk asam
organis dan zat-zat lainnya yang dapat bereaksi dengan
semen yang sedang mengeras yang menyebabkan
berkurangnya kekuatan beton.
A. Menyiapkan bahan penyusun :
 Dengan cara :
1. Perbandingan volume,misalnya Pc:Ps:Kr =
1:2:3
2. Perbadingan berat (dengan satuan kg)
 Direndam
 Dibasahi air
 Ditutup karung goni basah
 dll
 Alat uji : Compaction Testing Mechine
 Kuat tekan beton yang disyaratkan f’c
adalah kuat tekan yang ditetapkan oleh
perencana struktur (berdasarkan benda uji
berbentuk silinder diameter 150 mm, tinggi
300 mm);
 Untuk mengetahui mutu beton
yaitu perbandingan antara beban maksimal
yang bisa ditahan dibagi luas penampang.
Rumus :  = P/A dengan satuan (Kg/m2) atau
(MPa)
Mutu K-225 setara fc’ = 19 MPa, dst.
Konversi dari mutu K ke fc’ dikalikan
0,083
Modulus elastis untuk beton normal (E =
4700 √ fc’)
 Beratdibagi volume beton segar, dengan
satuan Kg/m3 atau Ton/m3.
 Airyang terserap dalam beton dalam waktu
tertentu, dengan satuan %.
 Faktor air semen (water ratio cement = w/c)
 Faktor air semen adalah perbandingan berat air terhadap
berat semen. Faktor air semen (FAS = w/c) = berat
air/berat semen.
 Faktor air semen harus dihitung sehingga campuran air dan
semen menjadi pasta yang baik, artinya tidak kelebihan air
dan tidak kelebihan semen.
 Apabila faktor air semen tinggi, berat air tinggi, sehingga
kelebihan air akibatnya air akan merembes keluar
membawa sebagian pasta semen, pasta tidak cukup
mengikat agregat dan mengisi rongga yang menyebabkan
beton tidak kuat. Hal ini harus dipahami oleh pelaksana
pembuat mortar atau beton. Kadang kala karena
menginginkan jumlah pasta yang besar dengan
menambahkan air tanpa perhitungan, sehingga menjadi
encer.
 misal 0,5 : 0,6 :0,7
 Slump adalah salah satu ukuran kekentalan
adukan beton dinyatakan dalam mm
ditentukan dengan alat kerucut Abram

 Nilai kelecakan beton


 Pemisahan (segration)
Beton dikatakan mengalami pemisahan
apabila agregat kasar terpisah dari campuran
selama pengangkutan, pengecoran dan
pemadatan sehingga sukar dipadatkan,
berongga-rongga tidak homogen, beton yang
berongga-rongga kurang kuat/mudah pecah.
Bleeding adalah pemisahan air dari campuran
beton yang merembes kepermukaan beton waktu
diangkut, dipadatkan atau setelah dipadatkan.
Bleeding terjadi karena:
- Pemakaian air yang berlebihan.
- Semennya kurang.
- Agregat kasar turun karena beratnya sendiri dan
air naik kepermukaan dengan sendirinya akibat
gaya capillary.
Bleeding dapat mengakibatkan permukaan beton
rusak dan apabila penguapan lebih cepat dari
bleeding, beton akan retak-retak.
 Pada proses pengeringan beton terjadi
penguapan dari "capillary water" yang
menyebabkan terjadinya penyusutan dari
volume beton atau shrinkage. Shrinkage ini
dipengaruhi oleh :
- Komposisi semen.
- Jumlah mixing water
- Concrete mix.
- Curing condition.
Beton Ringan : beton yang mempunyai
berat isi < 1900 kg/m3
beton yang memiliki agregat ringan atau
campurran agregat kasar ringan dan pasir alam sebagai
pengganti agregat halus
ringan dengan ketentuan tidak boleh melampaui berat
isi maksimum beton
1850 kg/m3 dan harus memenuhi ketentuan kuat
tekanan dan kuat tarik belah
beton ringan untuk tujuan strktural;
Beton normal adalah beton yang mempunyai
berat isi 2200 - 2500 kg/m3
Beton Berat : beton yang mempunyai
berat isi > 2500 kg/m3
Beton Ringan struktur : beton yang mempunyai
Kuat tekan < 1700 kg/m2 :
Beton Ringan pasangan batu : beton yang
mempunyai
Kuat tekan 700 - 1400 kg/m2
Beton normal adalah beton yang mempunyai
Kuat tekan 2400 kg/m2
Beton Berat : beton yang mempunyai
Kuat tekan > 2500 kg/m2

Anda mungkin juga menyukai