Anda di halaman 1dari 15

AGREGAT

Salah satu bahan utama dalam Teknologi Beton

NAMA : ADI NUGROHO


NIM : 1520001381
• Agregat dalam beton digunakan sebagai bahan pengisi, dan
dipandang sebagai bahan untuk mempermurah harga beton.

• Agregat dalam beton menempati volume terbesar  + ¾ vol beton


(60-70 %), maka untuk mendapatkan beton yang baik perlu mutu
agregat yang baik pula, dan sifat agregat akan mempengaruhi sifat
daya tahan beton, karena sifat2 fisisnya, sifat kimianya akan
mempengaruhi sifat panas ,.

• Pertimbangan ekonomi menjadi hal utama dalam pemilihan agregat,


karena banyak memberikan keuntungan ditinjau secara teknis dalam
memakai agregat.
JENIS AGREGAT

1. Agregat berat
2. Agregat normal
3. Agregat ringan
1.Agregat berat
Dipakai untuk membuat beton yang memiliki berat isi yang tinggi > 2400
kg/m3. Jenis beton ini dipakai untuk perlindungan sinar X, sinar gamma atau
neutron.
Beton yang digunakan untuk reaktor pemecah inti (nuklir) menggunakan
beton berat ini, karena kalau dipakai timbal kurang ekonomis.
Untuk beton dengan berat isi yang tinggi, dipakai batu barit (BaSO 4) berat isi
4,15 - 4,45 ; bijih besi (batu magnetit atau limonite, berat isi 4,40 - 5,00
butiran atau potongan besi berat isi 6,80 – 7,60.
Dengan menggunakan batu barit berat isi 3200 kg/m 3, dgn butiran besi berat
isi 4800 kg/m3
2. Agregat normal
Jenis ini biasanya kita jumpai sehari-hari dalam pembuatan beton, berat isi
1800-2500 kg/m3. Agregat dipakai adalah batu alam yang padat dan
kompak, dr jenis batuan beku, batu endapan atau batu metamorphosa.
Jenis agregat yg digunakan tidak hanya batuan alam, tetapi juga agregat
buatan dari tanur tinggi

3. Agregat ringan
Jenis agregat ringan memberi beton dengan berat isi 300 – 1800 kg/m 3
Dibagi lagi dengan beton setengah berat dgn berat isi 1200 – 1800 kg/m 3 dan
beton ringan dgn berta isi < 1200 kg/m 3.
SIFAT-SIFAT AGERGAT
1. Bentuk butir dan keadaan permukaannya.
a. Bulat
Bentuk bulat penuh atau bulat telor
Jenis ini ialah pasir dan kerikil dari sungai dan pantai

b. Tidak beraturan
Bentuk alamiah tidak beraturan atau sebagian terjadi karena pergeseran mempunyai sisi/tepi
yg bulat. Jenis ini kerikil sungai, kerikil darat dan kerikil berasal dari lahar gunung api.

c. Bersudut
Bentuk ini tidak beraturan, mempunyai sudut yg tajam dan permukaan yg kasar. Jenis ini hasil
pemecahan dgn mesin dr berbagai batuan.
d. Pipih
Ialah bahan yg tebalnya jauh lebih kecil dr dimensi lainnya, jenis agregat ini berasal dr
batu-batu yg berlapis.

e. Memanjang
Ialah bahan yg panjangnya jauh melebihi dua dimensi lainnya

f. Pipih dan memanjang


Ialah bahan yg panjangnya jauh melebihi lebarnya dan lebarnya jauh melebihi tebalnya

Disamping itu juga diperhatikan Kekuatan agregat


Kekuatan agregat sangat mempengaruhi kekuatan beton, agregat yg lemah tidak akan
menghasilkan kekuatan beton yg kuat.
BAHAN YANG MERUGIKAN YANG
TERDAPAT DALAM AGREGAT
a. Zat organik
Banyak terdapat dalam agregat halus (pasir) yg diambil dari endapan pasir di
tegalan. Pasir dr sungai biasa dicuci kadar zat organiknya rendah. Sedang agregat
kasar pada umumnya tidak mengandung zat organik.
Cara kolorimetrik menurut standar industri dipergunakan sebagai petunjuk apakah
pengujian lanjut diperlukan, pengujian ini zat organik dinetralkan dgn NaOH dan
warna cairan dibandingkan dgn warna standard.
Zat organik memperlambat pengikatan (setting) semen dan juga memperlambat
perkembangan kekuatan beton.
b. Tanah liat, lumpur dan debu yang sangat halus

Tanah liat yg sering terdapat dalam agregat mungkin berbentuk gumpalan atau
lapisan yg menutupi permukaan agregat. Tanah liat pada pemukaan agregat akan
mengurangi kekuatan ikatan antara pasta simen dgn agregat, sehingga
mengurangi kekuatan dan ketahanan beton.
Tanah liat akan menyerap banyak air dan dapat mempertinggi jumlah air dalam
pembuatan beton.
Terdapatnya tanah liat, lumpur dan debu menyebabkna bertambahnya air
pengaduk dalam pembuatan beton, berkurangnya ikatan antara pasta dan
agregat, menambah penyusutan dan creep.
Karena pengaruh jelek ini maka jumlahnya dalam agregat dibatasi tidak boleh lebih
dari 5 % untuk agregat halus dan 1 % untuk agregat kasar.
c. Garam chlorida dan sulfat
Pasir yg terdapat di pantai atau di muara sungai yg berhubungan dengan air
laut. Kemungkinan mengandung garam2 chlorida dan sulfat (Na, Mg,
chlorida dan Mg sulfat). Garam ini dapat dihilangkan dgn mencuci dengan
air tawar.

d. Partikel-partikel yang tidak kekal


Dalam agregat kemungkinan terdapat partikel2 yg ringan, yg lunak yang
dapat berubah komposisinya atau hancur. Partikel yg ringan berupa arang
dan kayu. Partikel yg lunak yaitu lumpur, tanah liat yg mengeras kalau
terendam air akan mengembang dan pecah.
SIFAT KEKAL AGREGAT
• Maksudnya : Kemampuan agregat untuk menahan terjadinya perubahan volume
akibat adanya perubahan kondisi fisik.

• Perubahan kondisi fisik itu ialah : antara beku dan mencair, kondisi basah dan
mengering, panas dan membeku (perubahan akibat perubahan cuaca) .

• Agregat tidak kekal bila perubahan volume/bentuk yang terjadi oleh perubahan
fisik dapat mengakibatkan kerusakan pada beton. Kerusakan dapat berupa
kerutan2 setempat, retak2 pada permukaan , pecah-pecah yang agak dalam
sampai kerusakan yang berbahayapada suatu konstruksi.
REAKSI ALKALI AGREGAT
• Adalah : Reaksi antara alkali (Na2O dan K2O) dalam semen atau dari luar dengan silika
aktif yang terkandung dalam agregat.

• Silika yang reaktif adalah Opal, Amorp, Chalcedony dan tridymite.


• Reaksi terjadi antara alkali hidroksida yang berasal dari alkali dalam semen dengan silika
aktif dalam agregat, membentuk alkali-silika gel dipermukaan agregat.
• Gel ini bersifat mengikat air lalu volumenya mengembang
• Karena agregat dibungkus oleh pasta semen, maka terjadilah tekanan oleh
membesarnya volume gel yang memecahkan dan merusak pasta semen.
• Membesarnya volume gel terjadi oleh tekanan hidrolik mengembangnya zat padat hasil
reaksi antara alkali dan silika aktif, dan reaksi pengembangan tersebut lambat sekali.
• Disamping sifat reaktifnya agregat, kadar alkali dalam semen sangat menentukan
kemungkinan terjadinya reaksi.
• Faktor air semen yang rendah atau kadar semen yang tinggi dalam beton akan
mempertinggi kemungkinan terjadinya reaksi alkali agregat.
• Untuk mencegahnya kadar alkali dalam semen dibatasi maksimum 0,6 %.
• Reaksi ini terjadi lambat setelah 1 atau 2 tahun apabila terjadi reaksi ini.
SIFAT-SIFAT THERMAL
Ada 3 sifat thermal agregat yang berpengaruh pada sifat beton.yaitu :
Koefisien pengembangan linier
Jenis panas
Daya hantar panas
2 sifat yang terakhir sangat penting dalam hubungan dengan beton massa dan beton untuk isolasi panas

• Sifat pengembangan linear dr agregat sangat berpengaruh terhadap beton yang mengalami kondisi
suhu yang berubah-ubah
• Jika koefisien linear antara agregat dan pasta semen jauh berbeda maka akan terjadi gerakan thermal
yang berbeda dalam beton yang akan merusak ikatan antara agregat dan pasta semen, bila beton
mengalami suhu berbeda dan berganti-ganti (panas ke dingin).
• Pasta semen mempunyai koefisien 11 x 10-6 s/d 16 x 10-6 per oC
• Apabila perbedaan koefisien dari agregat dan pasta semen kurang dr 5,5 x 10 -6 per oC, sifat tahan lama
beton akan dapat dipengaruhi.

Anda mungkin juga menyukai