1. Agregat berat
2. Agregat normal
3. Agregat ringan
1.Agregat berat
Dipakai untuk membuat beton yang memiliki berat isi yang tinggi > 2400
kg/m3. Jenis beton ini dipakai untuk perlindungan sinar X, sinar gamma atau
neutron.
Beton yang digunakan untuk reaktor pemecah inti (nuklir) menggunakan
beton berat ini, karena kalau dipakai timbal kurang ekonomis.
Untuk beton dengan berat isi yang tinggi, dipakai batu barit (BaSO 4) berat isi
4,15 - 4,45 ; bijih besi (batu magnetit atau limonite, berat isi 4,40 - 5,00
butiran atau potongan besi berat isi 6,80 – 7,60.
Dengan menggunakan batu barit berat isi 3200 kg/m 3, dgn butiran besi berat
isi 4800 kg/m3
2. Agregat normal
Jenis ini biasanya kita jumpai sehari-hari dalam pembuatan beton, berat isi
1800-2500 kg/m3. Agregat dipakai adalah batu alam yang padat dan
kompak, dr jenis batuan beku, batu endapan atau batu metamorphosa.
Jenis agregat yg digunakan tidak hanya batuan alam, tetapi juga agregat
buatan dari tanur tinggi
3. Agregat ringan
Jenis agregat ringan memberi beton dengan berat isi 300 – 1800 kg/m 3
Dibagi lagi dengan beton setengah berat dgn berat isi 1200 – 1800 kg/m 3 dan
beton ringan dgn berta isi < 1200 kg/m 3.
SIFAT-SIFAT AGERGAT
1. Bentuk butir dan keadaan permukaannya.
a. Bulat
Bentuk bulat penuh atau bulat telor
Jenis ini ialah pasir dan kerikil dari sungai dan pantai
b. Tidak beraturan
Bentuk alamiah tidak beraturan atau sebagian terjadi karena pergeseran mempunyai sisi/tepi
yg bulat. Jenis ini kerikil sungai, kerikil darat dan kerikil berasal dari lahar gunung api.
c. Bersudut
Bentuk ini tidak beraturan, mempunyai sudut yg tajam dan permukaan yg kasar. Jenis ini hasil
pemecahan dgn mesin dr berbagai batuan.
d. Pipih
Ialah bahan yg tebalnya jauh lebih kecil dr dimensi lainnya, jenis agregat ini berasal dr
batu-batu yg berlapis.
e. Memanjang
Ialah bahan yg panjangnya jauh melebihi dua dimensi lainnya
Tanah liat yg sering terdapat dalam agregat mungkin berbentuk gumpalan atau
lapisan yg menutupi permukaan agregat. Tanah liat pada pemukaan agregat akan
mengurangi kekuatan ikatan antara pasta simen dgn agregat, sehingga
mengurangi kekuatan dan ketahanan beton.
Tanah liat akan menyerap banyak air dan dapat mempertinggi jumlah air dalam
pembuatan beton.
Terdapatnya tanah liat, lumpur dan debu menyebabkna bertambahnya air
pengaduk dalam pembuatan beton, berkurangnya ikatan antara pasta dan
agregat, menambah penyusutan dan creep.
Karena pengaruh jelek ini maka jumlahnya dalam agregat dibatasi tidak boleh lebih
dari 5 % untuk agregat halus dan 1 % untuk agregat kasar.
c. Garam chlorida dan sulfat
Pasir yg terdapat di pantai atau di muara sungai yg berhubungan dengan air
laut. Kemungkinan mengandung garam2 chlorida dan sulfat (Na, Mg,
chlorida dan Mg sulfat). Garam ini dapat dihilangkan dgn mencuci dengan
air tawar.
• Perubahan kondisi fisik itu ialah : antara beku dan mencair, kondisi basah dan
mengering, panas dan membeku (perubahan akibat perubahan cuaca) .
• Agregat tidak kekal bila perubahan volume/bentuk yang terjadi oleh perubahan
fisik dapat mengakibatkan kerusakan pada beton. Kerusakan dapat berupa
kerutan2 setempat, retak2 pada permukaan , pecah-pecah yang agak dalam
sampai kerusakan yang berbahayapada suatu konstruksi.
REAKSI ALKALI AGREGAT
• Adalah : Reaksi antara alkali (Na2O dan K2O) dalam semen atau dari luar dengan silika
aktif yang terkandung dalam agregat.
• Sifat pengembangan linear dr agregat sangat berpengaruh terhadap beton yang mengalami kondisi
suhu yang berubah-ubah
• Jika koefisien linear antara agregat dan pasta semen jauh berbeda maka akan terjadi gerakan thermal
yang berbeda dalam beton yang akan merusak ikatan antara agregat dan pasta semen, bila beton
mengalami suhu berbeda dan berganti-ganti (panas ke dingin).
• Pasta semen mempunyai koefisien 11 x 10-6 s/d 16 x 10-6 per oC
• Apabila perbedaan koefisien dari agregat dan pasta semen kurang dr 5,5 x 10 -6 per oC, sifat tahan lama
beton akan dapat dipengaruhi.