Anda di halaman 1dari 11

STUDI EKSPERIMENTAL SUBTITUSI PASIR BESI TERHADAP NILAI KUAT

TEKAN BETON

Irzal Agus1 dan Marlina Midu2


(Dosen Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Unidayan Baubau)1
(Mahasiswa Teknik Sipil Fakultas Teknik Unidayan)2
Email : zargiyaz17@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar kuat tekan beton dengan penambahan 0%,
5%, 10% dan 15% pasir besi sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton. Dalam
penelitian ini pencampuran beton dilakukan dengan empat komposisi yaitu masing-masing
dengan variasi penambahan 0%, 5%, 10% dan 15%. Pengujian dilakukan pada umur
perawatan 3, 7 dan 28 hari, dengan dimensi benda uji 15 cm x 30 cm. setiap komposisi dibuat
9 benda uji dengan jumlah keseluruhan 36 benda uji. Hasil pengujian kuat tekan beton yang
dihasilkan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya komposisi pasir besi yang
ditambahkan pada campuran beton. Kuat tekan beton normal (0%) pada umur 3 hari adalah
97,2 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 126,4 Kg/cm2 dan 28 hari adalah 145,3 Kg/cm2, Kuat tekan
beton dengan penambahan pasir besi (5%) pada umur 3 hari adalah 100 Kg/cm2, umur 7 hari
adalah 134,9 Kg/cm2 dan 28 hari adalah 158,5 Kg/cm2, Kuat tekan beton dengan penambahan
pasir besi (10%) pada umur 3 hari adalah 104,7 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 144,4 Kg/cm2
dan 28 hari adalah 166,1 Kg/cm2 dan Kuat tekan beton dengan penambahan pasir besi (15%)
pada umur 3 hari adalah 124,6 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 164,2 Kg/cm2 dan 28 hari adalah
205,7 Kg/cm2.

Kata Kunci : Beton, Pasir Besi, Kuat Tekan.

A. PENDAHULUAN konstruksi perlu terus berinovasi dalam


pembuatan beton. Salah satunya dengan
Beton merupakan suatu material hasil memanfaatkan pasir besi sebagai campuran
dari campuran semen, agregat halus, dalam pembuatan beton untuk mengurangi
agregat kasar, air dan kadang-kadang penggunaan pasir sungai. Dalam penelitian
dengan bahan tambah yang bervariasi. ini pasir besi yang digunakan berasal dari
Beton adalah bahan yang sering di pakai Kelurahan Laompo Kecamatan Batauga
dalam industri konstruksi. Hal tersebut yang berfungsi sebagai bahan tambah
dikarenakan beton memilki keunggulan agregat halus, karena biasanya agregat
dibandingkan bahan lain. Beton memiliki halus yang digunakan sebagai campuran
kuat tekan yang tinggi. Proses pembuatan beton hanya pasir sungai.
pembuatannya mudah dan bahan baku Penambahan pasir besi dalam campuran
pembuatan beton juga mudah diperoleh. pembuatan beton diharapkan dapat
Selain itu beton juga memiliki ketahanan membuat beton lebih padat karena ukuran
yang baik terhadap kondisi lingkungan. butirannya yang lebih kecil dari pasir
sungai yang biasa digunakan dalam
Salah satu bahan penyusun beton pembuatan beton. Pasir besi yang
adalah agregat halus (pasir). Pembangunan mengandung Silikon dioksida (SiO2) yang
yang sangat pesat mengakibatkan dapat membantu kinerja semen sebagai
kebutuhan akan agregat halus (pasir) bahan pengikat, di mungkinkan dapat
semakin meningkat sehingga persediaan meningkatkan kuat tekan pada beton.
semakin berkurang, oleh karena itu industri

81
B. KAJIAN PUSTAKA 5) Beton tahan aus dan tahan bakar,
sehingga perawatannya lebih murah.
1. Pengertian Umum Beton b. Kekurangan Beton
1) Beton dianggap tidak mampu
Beton merupakan hasil dari menahan gaya tarik, sehingga
pencampuran bahan-bahan agregat halus mudahretak.Oleh karena itu perlu di
dan kasar, dengan menambahkan semen beri baja tulangan sebagai penahan
yang berfungsi sebagai perekat bahan susun gaya tarik.
beton dan air sebagai bahan pengikat pada 2) Beton keras menyusut dan
reaksi kimia selama proses pengerasan dan mengembang bila terjadi perubahan
perawatan beton berlangsung. suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi
(expansion joint) untuk mencegah
Beton (Ir. Tri Mulyono MT., 2004, terjadinya retakan-retakan akibat
Teknologi Beton) merupakan fungsi dari terjadinya perubahan suhu.
bahan penyusunnya yang terdiri dari 3) Untuk mendapatkan beton kedap air
bahan semen hidrolik (portland cement), secara sempurna, harus dilakukan
agregat kasar, agregat halus, air dan bahan dengan pengerjaan yang teliti.
tambahan (admixture atau additive). 4) Bentuk yang telah dibuat sulit untuk
diubah, karena beton yang sudah
Berdasarkan pasal 3.12 SNI-03-2847- kering bersifat kaku dan proses
2002, beton merupakan campuran antara pelaksanaan pekerjaannya
semen portland atau semen hidrolik yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.
lain, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan tambahan yang 2. Bahan Penyusun Beton
membentuk massa padat. Kemajuan
pengetahuan tentang teknologi beton telah Untuk mengetahui dan memahami
dapat memenuhi berbagai tuntutan tertentu, prilaku beton maka diperlukan pengetahuan
misalnya pemakaian bahan lokal yang dapat tentang karakteristik masing-masing
diperoleh di suatu daerah tertentu dengan komponen.
mengubah perbandingan bahan dasar yang
sesuai maupun cara pengerjaan yang cocok a. Semen Portland
dengan kemampuan pekerja, serta Semen Portland dibuat dari serbuk
kebutuhan penampilan yang sesuai. Namun, halus mineral kristalin yang komposisi
perlu diperhatikan bahwa kualitas bahan utamanya adalah kalsium dan
penyusun beton harus memenuhi syarat alumunium silikat. Penambahan air pada
atau ketentuan yang telah ditetapkan pada mineral ini menghasilkan pasta yang jika
buku standar ( SK. SNI. T-15-1990-03. ) mengering akan mempunyai kekuatan
seperti batu (Nawy, 1990). Menurut
Secara umum kelebihan dan ASTM C–150.1985, Semen Portland
kekurangan beton adalah: didefinisikan sebagai semen hidrolik
a. Kelebihan Beton yang dihasilkan dengan menggiling
1) Harganya relatif murah klinker yang terdiri dari kalsium sulfat
2) Beton segar dapat dengan mudah sebagai bahan tambahan yang digiling
dicetak sesuai dengan keinginan. bersama–sama dengan bahan utamanya.
Cetakan dapat pula dipakai berulang
kali sehingga lebih ekonomis. b. Agregat
3) Beton segar dapat disemprotkan pada
Agregat untuk bahan campuran
permukaan beton lama yang retak beton adalah agregat halus (pasir) dan
maupun dapat diisikan kedalam agregat kasar (kerikil). Keduanya dapat
retakan beton dalam proses diperoleh secara alamiah maupun buatan
perbaikan. (manual).
4) Biaya pemeliharaannya kecil

82
1) Agregat halus (pasir alami) Tabel 2. Gradasi Saringan Ideal Agregat
Agregat Halus merupakan Kasar
pengisi (fillerberupa pasir. Ukurannya DIAMETER PERSEN GRADASI
bervariasi antara ukuran saringan SARINGAN LOLOS IDEAL
No.4 sampai No.100 (saringan (MM) (%) (%)
standar Amerika). 25,00 100 100
19,00 90 -100 95
2) Àgregat kasar (kerikil, batu pecah, 12,50 - -
atau pecahan dari blast furnance) 9,50 20 – 55 37,5
4,75 0 – 10 5
Menurut ASTM C 33 - 03 dan
2,36 0–5 2,5
ASTM C 125 - 06, agregat kasar
adalah agregat dengan ukuran butir (Sumber: ASTM C 33/ 03)
lebih besar dari 4,75 mm. Ketentuan
mengenai agregat kasar antara lain : 3) Pasir Besi
a) Harus terdiri dari butir – butir yang Pasir besi adalah pasir yang
keras dan tidak berpori. banyak megandung besi. Di dalam
b) Butir – butir agregat kasar harus Ensiklopedi Nasional Indonesia
bersifat kekal, artinya tidak pecah disebutkan bahwa pasir besi adalah
atau hancur oleh pengaruh – bijih laterit dengan kandungan pokok
pengaruh cuaca, seperti terik berupa mineral oksida besi. Pasir besi
matahari dan hujan. mempunyai berat jenis tinggi sekitar
c) Tidak boleh mengandung zat – zat 4,2-5,2 gr/cm3. Pasir besi merupakan
yang dapat merusak beton, seperti salah satu hasil dari Sumber Daya
zat – zat yang relatif alkali. Alam yang ada di Indonesia dimana
d) Tidak boleh mengandung lumpur ketersediaannya dapat dijumpai di
lebih dari 1 %. Apabila kadar daerah pesisir pantai, salah satunya
lumpur melampaui 1 %, maka pesisir Sulawesi yang berada di
agregat kasar harus dicuci. Kelurahan Laompo Kecamatan
Batauga Kabupaten Buton Selatan.
Tabel 1. Gradasi Saringan Ideal Agregat Pasir besi ini banyak dimanfaatkan
Halus dalam industri logam besi, selain itu
Diameter Persen Gradasi juga sudah banyak digunakan pada
Saringan Lolos Ideal industri semen. Pasir besi
(mm) (%) (%) memepunyai komposisi oksida besi
9,5 mm 100 100 (Fe2O3), Silika dioksida (SiO2) dan
4,75 mm 95 – 100 97,5 Magnesium (MgO) dan ukuran
2,36 mm 80 – 100 90 butiran 80-100 mesh. Subsitusi 10%
1,18 mm 50 – 85 67,5 dan 20% pasir besi sebagai pengganti
600 μm 25 – 60 42,5 semen dalam campuran beton
300 μm 5 – 30 17,5 memberikan peningkatan kualitas
150 μm 0 – 10 5 mutu beton. Untuk 10% pasir besi
(Sumber: ASTM C 33/ 03) kuat tekannya meningkat sebesar
2,91% dari beton normal, dan untuk
20% pasir besi kuat tekannya
meningkat sebesar 16,48% dari beton
normal ( Ahmad Surya Hadi, 2010 ).

3. Perencanaan Campuran Beton ( MIX


DESIGN )

Ada beberapa metode untuk


merencanakan campuran beton, antara lain
83
menururut SK SNI T-15-1990-03 dengan 2) Volume pekerjaan (m3) semakin
judul buku “Tata cara Pembuatan Rencana besar akan menghasilkan standar
Campuran Beton Normal” adalah metode deviasi yang kecil.
DOE (Departement of Environment) dari
Inggris. Adapun untuk perencanaan Tabel 4. Deviasi tandar (MPa)
campuran beton pada Percobaan ini Tingkat pengendalian S (MPa)
digunakan cara DOE dari Inggris. mutu pekerjaan
Perencanaan campuran beton dalam Memuaskan 2.8
Percobaan ini menggunakan campuran Sangat baik 3.5
menurut cara Inggris (British Standard). Baik 4.2
Langkah-langkah dalam perhitungan Cukup 5.6
perencanaan beton dengan metode DOE Jelek 7.0
adalah sebagai berikut : Tampa kendali 8.4
(Sumber : Buku Teknologi Beton, hal.169)
a. Penentuan Kuat Tekan Beton
Penentuan kuat tekan beton c. Penetapan Jenis Agregat
berdasarkan kekuatan beton pada umur Jenis Kerikil dan pasir ditetapkan,
28 hari. Rumus yang digunakan dalam apakah berupa agregat alami (tak
menghitung kuat tekan rata-rata: dipecah) ataukah agregat jenis batu
pecah.
f’cr = f’ c + 1,64s ...( 1 )
Dimana : d. Mencari Faktor Air Semen ( FAS )
f’cr = kuat tekan beton rata- rata Dalam penelitian ini digunakan
(kg/cm²) FAS sebesar 0,54 yang diperoleh
f’ c = kuat tekan (kg/cm²) berdasarkan Mix Design jenis beton tak
s = standar deviasi (kg/cm²) bertulang. Berdasarkan Persyaratan FAS
m = nilai tambah margin (kg/cm) (Buku Teknologi Beton, Hal 169) Faktor
Air Semen yang digunakan dapat dilihat
b. Penetapan Nilai Standar Deviasi (S) pada tabel 5.
Penentuan nilai standar deviasi
berdasarkan 2 hal yaitu : Tabel 5. Persyaratan FAS
1) Mutu pengendalian pelaksanaan Jenis Beton Kondisi FAS
pencampuran beton. Semakin kecil Lingkungan Maks
nilai standar deviasinya maka Beton Ringan 0.65
pengendalian pelaksanaan Bertulang Sedang 0.55
pencampuran beton semakin baik. Biasa Berat 0.45
Pra-tegang Ringan 0.65
Tabel 3. Mutu pelaksanaan pekerjaan Sedang 0.55
diukur dengan deviasi standar (kg/cm²) Berat 0.45
Volume Beton tak Ringan 0.70
Mutu Pelaksanaan bertulang Sedang 0.60
Pekerjaan
Dapat Berat 0.50
Satuan Baik (Sumber : Buku Teknologi Beton, hal.169)
Ukuran Baik Diterim
(M3) Sekali
a
e. Penentuan Nilai Slump
45< S 55< S 65< S
Kecil < 1000 Penentuan nilai slump berdasarkan
≤ 55 ≤ 65 ≤ 85
pemakaian beton untuk jenis kontruksi
1000 – 35< S 45< S 55< S
Sedang tertentu lihat Tabel 6, untuk penelitian
3000 ≤ 45 ≤ 55 ≤ 75
25< S 35< S 45< S ini penentuan nilai slump yaitu
Besar > 3000 pemakaian beton untuk jenis kontruksi
≤ 35 ≤ 45 ≤ 65
(Sumber : Buku Teknologi Beton, hal.161) pondasi telapak tidak bertulang kaison,
dan struktur di bawah tanah.

84
Tabel 6. Penetapan nilai slump Dimana:
No Pemakaian Beton Maks Min Bjgab = Berat jenis gabungan
agregat
Dinding, plat pondasi,
Xa = % agrgat halus
1 dan pondasi telapak 12,5 5
Xb = % agregat kasar
tulang
Pondasi telapak tidak Bjxa = Berat jenis spesifik SSD
bertulang kaison, dan pasir
2 9 2,5 Bjxa = Berat jenis spesifik SSD
struktur di bawah
tanah kerikil
Pelat, balok, kolom, dan
3 15 7,5
dinding i. Penentuan Berat Beton Segar
4 Pengeras jalan 7,5 5,2 Berat beton segar dapat ditentukan
dengan menggunakan grafik berdasarkan
5 Pembetonan massal 7,5 2,5
data berat jenis gabungan dan kebutuhan
(Sumber : PBI,1971) air pengaduk untuk setiap meter kubik.
f. Penentuan Nilai Kadar Air Bebas
j. Koreksi Campuran Beton untuk
Pelaksanaan
Tabel 7. Penentuan Nilai Kadar Air Bebas
Koreksi campuran beton untuk
Besar Slump (mm)
Ukuran Jenis pelaksanaan ini dapat menggunakan
Kerikil Batua rumus sebagai berikut:
60- 1) Berat lapangan pasir
Maks. n 0-10 10-30 30-60
100
(mm)
Alami 150 180 205 225
BSSDP
BLp = ( 1 + Rp ) * ( 1 - Wp ... ( 4 )
10 Batu )
180 205 230 250
Pecah
Alami 135 160 180 195 Dimana:
BSSDP = Berat Pasir (kg/m³)
20 Batu
170 190 210 225 Rp = Absorbsi Pasir (%)
Pecah
Wp = Kadar Air Pasir (%)
Alami 115 140 160 175
40 Batu
155 175 190 205
2) Berat lapangan Krikil (BLk)
Pecah
(Sumber :Buku Teknologi Beton, hal:188) BSSDK
BLp = ( 1 + Rk ) * ( 1 - Wk ... ( 5 )
g. Perhitungan Jumlah Semen )
Kadar atau jumlah semen dapat
dihitung dengan rumus : Dimana:
BSSDK = Berat Pasir (kg/m³)
Fas ... ( 2 ) Rk = Absorbsi Krikil (%)
Kadar Semen = Kadar air bebas Wp = Kadar Air Krikil (%)

h. Penentuan Berat Jenis Gabungan 3) Berat lapangan Krikil (BLk)


Berat jenis gabungan adalah
gabungan dari berat jenis agregat halus BLk= Wa + (BSSDp – BLp) + (BSSDk – BLk) ... (6)
dan agregat kasar dengan prosentase dari
campuran agregat tersebut. Berat jenis Dimana:
gabungan dapat dihitung dengan rumus: Wa = Kadar Air Bebas (kg/m³)

Bjgab = * Bjxa + * Bjxb ...( 3 )

85
4. Kuat Tekan Beton n = Jumlah benda uji.
S = Standar deviasi.
Kuat tekan beton adalah besarnya K = 1,64.
beban persatuan luas yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan Bentuk dan ukuran benda uji sangat
gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mempengaruhi kuat tekan beton yang
mesin tekan (SNI 03- 1974-1990). dihasilkan. Adapun bentuk standar benda
Pengujian kekuatan tekan beton dilakukan uji menurut Standar Nasional Indonesia
dengan menggunakan mesin tekan. Hasil adalah silinder berdiameter 150 mm dan
massa beban maksimum akan terbaca tinggi 300 mm, namun apabila karena
dalam satuan ton. Benda uji diletakkan pada alasan tertentu tidak dapat membuat
bidang tekan mesin secara sentris. silinder, maka boleh digunakan kubus sisi
Pembebanan dilakukan secara perlahan 150 mm. Apabila digunakan kubus sisi 150
sampai beton mengalami kehancuran. mm, maka hasil uji kuat tekannya perlu
dikalikan faktor koreksi sebesar 0,83.
Kuat tekan beton dari masing-masing
benda uji dapat dihitung dengan rumus :
C. METODE PENELITIAN
f’ c =P/A ... ( 7 )
1. Tinjauan Umum Penelitian
Dimana :
f’ c = Kuat tekan beton dari masing- Metode penelitian yang digunakan
masing benda uji (kg/cm²). adalah metode eksperimental di
P = Beban Maksimum (Kg). laboratorium yaitu dengan mengadakan
A = Luas bidang tekan beton atau percobaan secara langsung untuk
luas permukaan (cm²). mendapatkan data atau hasil yang
menghubungkan antara variabel-variabel
Standar deviasi sangat ditentukan yang di selidiki. Pengujian yang dilakukan
berdasarkan tingkat mutu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah pengujian kuat
dilapangan. Makin baik mutu peralatan, tekan beton. Untuk pengujian yang
pengawasan dan pelaksanaannya maka dilakukan menggunakan standart SK-SNI
standar deviasi yang ditentukan makin dan Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik
kecil, begitu pula sebaliknya. Standar laboratorium pengujian beton dari
deviasi ini selanjutnya mempengaruhi Mahasiswa Jurusan Sipil, Fakultas Teknik,
dalam perhitungan mencari nilai kuat tekan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
rata-rata.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Standar deviasi dapat dihitung
dengan rumus : Penelitian kuat tekan beton dilakukan
di Laboratorium Bahan dan Struktur Teknik
Σ ( f' c - f' cm Sipil Universitas Dayanu Ikhsanuddin
S = ... ( 8 ) Baubau. Penelitian ini dilaksanakan pada
n–1
bulan Agustus 2016 sampai selesai. Selama
penelitian dilaboratorium, penulis selalu
Sedangkan untuk menghitung kekuatan melakukan komunikasi baik dengan dosen
tekan beton karakteristik : pembimbing maupun teknisi
dilaboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk
f’ ck = f’ cm – ( k x s ) ... ( 9 ) meminimalisir kesalahan yang mungkin
Dimana : terjadi pada saat penelitian dan khususnya
f’ cm =Kuat tekan beton masing-masing pada saat pengolahan data hasil
benda uji (kg/cm²). pemeriksaan material.
f’ ck = Kuat tekan beton karakteristik
(kg/cm²).
86
3. Teknik Pengumpulan Data Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Analisa
Saringan Agregat Halus
Penelitian kuat tekan beton dilakukan Material 1300 Gram
di Laboratorium Bahan dan Struktur Teknik No Lubang
Berat
Saring Ayakan % %
Sipil Universitas Dayanu Ikhsanuddin an (mm)
Tertahan %
Komulatif Komulatif
Rata-rata Tertahan
Baubau. Penelitian ini dilaksanakan pada (gr)
Tertahan Lolos
bulan Agustus 2016 sampai selesai. Selama 1 25 0,00 0,00 0,00 100
penelitian dilaboratorium, penulis selalu
¾ 19 0,00 0,00 0,00 100
melakukan komunikasi baik dengan dosen
pembimbing maupun teknisi ½ 12,5 0,00 0,00 0,00 100
dilaboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk 3/8 9,5 0,00 0,00 0,00 100
meminimalisir kesalahan yang mungkin 4 4,75 5,00 0,38 0,38 99,62
terjadi pada saat penelitian dan khususnya
8 2,36 120,00 9,23 9,62 90,38
pada saat pengolahan data hasil
pemeriksaan material. 16 1,18 140,00 10,77 20,38 79,62

30 0,6 230,00 17,69 38,08 61,92


4. Pelaksanaan Penelitian
50 0,3 490,00 37,69 75,77 24,23

Metode pelaksanaan penelitian 100 0,15 285,00 21,92 97,69 2,31


sebagai berikut : 200 0,075 30,00 2,31 100,00 0,00
a. Pemeriksaan Karakteristik Agregat Pan - 0,00 0,00 100,00 0,00
b. Pemeriksaan Beton
Sumber: Hasil analisa data
c. Perlakuan Terhadap Benda Uji
Berdasarkan spesifikasi diatas, maka
D. HASIL PENELITIAN DAN hasil pemeriksaan analisa saringan Agregat
PEMBAHASAN Halus (Pasir laut) Kelurahan Laompo
masuk dalam daerah Gradasi III atau Pasir
1. Karakteristik Material Agregat Halus agak halus.

Hasil pemeriksaan karakteristik


agregat halus pasir Kelurahan Laompo
Kecamatan Batauga yang dapat dilihat pada
tabel 8.

Tabel 8. Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat


Agregat Halus pasir Kelurahan Laompo
Hasil
Jenis Pemeriksaan
No
Pemeriksaan Pasir
Satuan Gambar 1. Batas gradasi pasir
Kel.Laompo
1 Berat Jenis : 2. Karakteristik Material Agregat Kasar
Berat
2,62 -- Hasil Pemeriksaan agregat
JenisBulk
Berat JenisSSD 2,56 -- kasar/kerikil (Batu alam) Kelurahan
Berat Jenis Laompo yang digunakan dalam penelitian
2,52 --
Semu ini dapat dilihat pada Tabel 10.
Penyerapan 1,55 %
2 Berat IsLepas 1,70 gr/cm3
3 Berat IsiPadat 1,83 gr/cm3
4 KadarLumpur 1,39 %
5 Kadar Air 1,72 %
Sumber: Hasil analisa data

87
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat 3. Karakteristik Bahan Tambah Pasir Besi
Agregat Kasar Kelurahan Laompo
Hasil Hasil pemeriksaan sifat-sifat Bahan
Pemeriksaan Tambah Paisr Besi Kelurahan Laompo
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Kerikil dapat dilihat pada Tabel 21.
Kel.Laompo
1 Berat Jenis : Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat
Berat Jenis Bulk 2,64 -- Bahan Tambah (Pasir Besi) Kelurahan
Berat Jenis SSD 2,57 -- Laompo
Berat Jenis Semu Hasil
2,53 -- Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Penyerapan Pasir Besi
1,70 % Kel.Laompo
2 Keausan 27,20 % 1 Berat Jenis :
3 Berat Isi Lepas 1,65 gr/cm3 Berat Jenis Bulk 3,32 --
4 Berat Isi Padat 1,77 gr/cm3 Berat Jenis SSD 3,23 --
5 Kadar Air 1,18 % Berat Jenis Semu 3,19 --
6 Kadar lumpur 0,87 % Penyerapan 1,25 %
Sumber: Hasil analisa data 2 Berat Isi Lepas 2,06 gr/cm3
3 Berat Isi Padat 2,39 gr/cm3
Tabel 11. Hasil Analisa Saringan Agregat 4 Kadar Lumpur 1,04 %
Kasar 5 Kadar Air 1,04 %
No. Lubang
Material 2500 Gram Sumber: Hasil analisa data
Saringa Ayakan Berat Berat
Tertahan
n (mm) Tertahan Tertahan Lewat%
(Gr) (Gr)
% Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Analisa
1 1/2" 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00 Saringan Bahan Tambah Pasir Besi
1 25 120,00 4,80 4,80 95,20 Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga.
¾ 19 610,00 24,40 29,20 70,80 Material 1300 Gram
½ 12,5 670,00 26,80 56,00 44,00
Berat
3/8 9,5 580,00 23,20 79,20 20,80 No Lubang %
Tertah %
4 4,75 465,00 18,60 97,80 2,20 Sari Ayakan % Kom
an Kom
8 2,36 50,00 2,00 99,80 0,20 ngan (mm) Terta ulatif
Rata- ulatif
16 1,18 5,00 0,20 100,00 0,00 han Terta
rata Lolos
30 0,6 0,00 0,00 100,00 0,00 han
(gr)
50 0,3 0,00 0,00 100,00 0,00 1 25 0,00 0,00 0,00 100
PAN - 0,00 0,00 100,00 0,00
¾ 19 0,00 0,00 0,00 100
Sumber: Hasil analisa data ½ 12,5 0,00 0,00 0,00 100
3/8 9,5 0,00 0,00 0,00 100
Berdasarkan spesifikasi diatas, maka 100,0
4 4,57 0,00 0,00 0,00
hasil pemeriksaan analisa saringan Agregat 0
Kasar (Batu Alam) Kelurahan Laompo 100,0
8 2,36 0,00 0,00 0,00
masuk dalam daerah Gradasi Standar 0
100,0
Agregat dengan butiran maksimum 40 mm. 16 1,18 0,00 0,00 0,00
0
30 0,6 5,00 0,33 0,33 99,67
50 0,3 755,00 50,33 50,67 49,33
100,0
100 0,15 740,00 49,33 0,00
0
100,0
200 0,075 0,00 0,00 0,00
0
100,0
Pan - 0,00 0,00 0,00
0
Sumber: Hasil analisa data

Gambar 2. Batas gradasi kerikil Berdasarkan spesifikasi, maka hasil


pemeriksaan analisa saringan Bahan

88
Tambah (Pasir Besi) Kelurahan Laompo Tabel 15. Perencanaan mix design beton
masuk dalam daerah Gradasi 4 atau Pasir dengan penambahan pasir besi (5%)
Halus. Berat/ Rasio
Berat Berat
Untuk Untuk
Bahan M3 Terhada
1 9
Beton Beton p Jml.
Sampel Sampe
(kg) Semen
(kg) l (kg)
Air 191,92 0,56 1,02 9,16
Semen 342,59 1,00 1,82 16,35
Pasi
344,85 1,01 1,83 16,45
r
1520,6
Kerikil 4,44 8,06 72,55
4
Gambar 3. Batas gradasi pasir besi Pasir
17,24 0,05 0,09 0,82
Besi
4. Air Sumber: Hasil Analisa Data

Air yang digunakan di Laboratorium Tabel 16. Perencanaan mix design beton
adalah air yang tidak berwarna, tidak dengan penambahan pasir besi (10%)
Berat Berat
berbau, juga tidak mempunyai rasa tertentu. Rasio
Bahan Berat/M3 Untuk Untuk
Terhadap
Sehingga sangat baik untuk digunakan Beton Beton (kg) 1 Sampel 9 Sampel
Jml. Semen
(kg) (kg)
dalam pencampuran beton.
Air 191,92 0,56 1,02 9,16

5. Semen Semen 342,59 1,00 1,82 16,35

Pasir 344,85 1,01 1,83 16,45


Semen yang dipergunakan pada Kerikil 1520,64 4,44 8,06 72,55
penelitian ini adalah semen yang umum Pasir
34,48 0,10 0,18 1,65
digunakan untuk konstruksi beton dan Besi
banyak tersedia dipasaran yaitu jenis semen Sumber: Hasil Analisa Data
yang diproduksi pabrik semen Tonasa.
Tabel 17. Perencanaan mix design beton
6. Hasil Pemeriksaan Komposisi Agregat dengan penambahan pasir besi (15%)
Berat Berat
dari Hasil Uji Karateristik Agregat Bahan Berat/M3
Rasio
Untuk Untuk
Terhadap
Beton Beton (kg) 1 Sampel 9 Sampel
Jml. Semen
(kg) (kg)
Perancangan komposisi agregat
Air 191,92 0,56 1,02 9,16
(halus dan kasar) berdasarkan gradasinya
Semen 342,59 1,00 1,82 16,35
untuk adukan beton dari hasil
penggabungan agregat diperoleh komposisi Pasir 344,85 1,01 1,83 16,45

18,38% pasir dan 81,62% kerikil Kerikil 1520,64 4,44 8,06 72,55
Pasir
51,73 0,15 0,27 2,47
Besi
7. Perencanaan Mix Design Sumber: Hasil Analisa Data

Tabel 14. Perencanaan mix design Beton 8. Hasil Pengujian Kuat Tekan
Normal (0%)
Berat Hasil pengujian yang dilakukan
Berat/ Rasio Berat
Untuk
Bahan M3 Terhada Untuk terhadap benda uji diperoleh kuat tekan
9
Beton Beton p Jml. 1 Sampel rata-rata beton pada tiap-tiap umur
Sampel
(kg) Semen (kg)
(kg) pengujian berdasarkan komposisi
Air 191,92 0,56 1,02 9,16 penambahan pasir besi:
Semen 342,59 1,00 1,82 16,35
Pasir 344,85 1,01 1,83 16,45
Kerikil 1520,64 4,44 8,06 72,55
Sumber: Hasil Analisa Data

89
a. Hasil Pengujian Beton Normal (0%)

Tabel 18. Hasil Pengujian Kuat Tekan


Rata-rata Beton Normal (0%)
Kuat Tekan
No Uraian
(Kg/ )
1 Kuat tekan beton umur 3 hari 97,2

2 Kuat tekan beton umur 7 hari 126,4


Kuat tekan beton umur 28
3 145,3
hari
Sumber: Hasil Analisa Data Gambar 4. Grafik Kuat Tekan Beton
dengan Komposisi Pasir besi 0%, 5%, 10%
b. Hasil Pengujian Beton Dengan Bahan dan 15%
Tambah (5%)
Tabel 19. Hasil Pengujian Kuat Tekan Dari gambar 4, dapat dilihat variasi
Rata-rata Dengan Bahan Tambah 5% penambahan pasir besi mempengaruhi kuat
No Uraian
Kuat Tekan tekan beton. Kuat tekan beton meningkat
(Kg/ ) seiring dengan meningkatnya komposisi
1 Kuat tekan beton umur 3 hari 100 penambahan pasir besi dan umur beton
2 Kuat tekan beton umur 7 hari 134,9 Semakin bertambah umur beton, semakin
Kuat tekan beton umur 28 naik pula kuat tekan beton yang diperoleh.
3 158,5
hari Untuk perbandingan campuran 5%, 10%
Sumber: Hasil Analisa Data dan 15% lebih besar kuat tekan yang
dihasilkan dibandingkan dengan beton
c. Hasil Pengujian Beton Dengan Bahan normal (0%) dan kuat tekan yang dicapai
Tambah (10%) telah mencapai kuat tekan yang
direncanakan.
Tabel 19. Hasil Pengujian Kuat Tekan
Rata-rata Dengan Bahan Tambah 10%
Kuat Tekan
No Uraian
(Kg/ )
E. KESIMPULAN
1 Kuat tekan beton umur 3 hari 104,7 Berdasarkan hasil penelitian pada
2 Kuat tekan beton umur 7 hari 144,4 Laboratorium Bahan Dan Struktur Jurusan
3
Kuat tekan beton umur 28
166,1
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
hari Dayanu Ikhsanuddin Baubau, penulis dapat
Sumber: Hasil Analisa Data mengambil kesimpulan :
Kuat tekan beton yang dihasilkan untuk
d. Hasil Pengujian Beton Dengan Bahan komposisi 0% menunjukan hasil pada umur
Tambah (15%) 3 hari diperoleh 97,2 kg/cm2, pada umur 7
hari diperoleh 126,4 kg/cm2, dan pada umur
Tabel 20. Hasil Pengujian Kuat Tekan 28 hari diperoleh 145,3 kg/cm2, untuk
Rata-rata Dengan Bahan Tambah 15% komposisi pasir besi 5% menunjukan hasil
Kuat Tekan
No Uraian
(Kg/ )
pada umur 3 hari diperoleh 100,0 kg/cm2,
pada umur 7 hari diperoleh 134,9 kg/cm2,
1 Kuat tekan beton umur 3 hari 124,6
dan pada umur 28 hari diperoleh 158,5
2 Kuat tekan beton umur 7 hari 164,2 kg/cm2, untuk komposisi pasir besi 10%
Kuat tekan beton umur 28 menunjukan hasil pada umur 3 hari
3 205,7
hari
diperoleh 104,7 kg/cm2, pada umur 7 hari
Sumber: Hasil Analisa Data
diperoleh 144,4 kg/cm2, dan pada umur 28
hari diperoleh 166,1 kg/cm2, dan untuk
komposisi Pasir besi 15% menunjukan
hasil pada umur 3 hari diperoleh 124,6
kg/cm2, pada umur 7 hari diperoleh 164,2
90
kg/cm2, dan pada umur 28 hari diperoleh Rafil dan Hakim. 2000. Pengaruh
205,7 kg/cm2. Dari hasil kuat tekan beton Pemakaian Agregat Pasir Besi
yang diperoleh menunjukan bahwa kuat Terhadap Kuat Desak.,Tugas
tekan beton meningkat seiring dengan Akhir. Yogjakarta: Fakultas Teknik
meningkatnya komposisi penambahan pasir Sipil Universitas Islam Indonesia.
besi dan umur beton.
Salam, Nurfitriani. 2015. Pengaruh
Penambahan Styrofoam Terhadap
DAFTAR PUSTAKA Nilai Kuat Tekan Beton, Tugas
Akhir. Baubau: Fakultas Teknik
Sipil Universitas Dayanu
Anonim, Badan Standarisasi Nasional. Iksanuddin.
Persyaratan SNI 03-1973-1990
Metode Pengujian Berat Isi Beton. Siregar, A. Husin dkk. 2008, Pemanfaatan
Pasir Pantai Sepempang dan Batu
Anonim, Batuan, Universitas Guna Darma, Pecah Asal Ranai Sebagai Bahan
http: //elearning. gunadarma.ac.id/ Pembuatan Beton Normal, Forum
bahan konstruksi teknik/bab4 Teknik Sipil No. XVIII/1-Januari
bantan.pdf. 2008. Universitas Gajah Mada.
Anonim, Bidang Pengujian dan Tjokrodimuljo, Kardiyono. (2007).
Pengembangan Teknologi., 2010. Teknologi Beton. Yogyakarta: Biro
Persyaratan SNI, Buku I, Dinas Penerbit KMTS FT UGM.
Bina Marga Propinsi Sulawesi
Selatan, Makassar.
Anonim, Bidang Pengujian dan
Pengembangan Teknologi., 2010.
Persyaratan SNI, Buku II, Dinas
Bina Marga Provinsi Sulawesi
Selatan, Makassar.
ASTM C 33/03. Standard Spesification For
Concrete aggregates.
Drs.Muhtarom Riyadi, SST.& Amalia,Spd.,
SST.2005. Teknologi Beton I.
Jurusan Teknik Sipil,Politeknik
Negeri Jakarta, Jakarta
Hadi,Ahmad Surya. 2010. Uji Kuat Tekan
Beton Dengan Pasir Besi Sebagai
Bahan Pengganti Sebagian Semen.
TugasAkhir. Yogjakarta: Fakultas
Teknik Sipil Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta.
Ir. Tri Muliyono, MT, Teknologi Beton,
Penerbit Andi.
Prasetio, Muhammad Yanuar Ardi. 2011.
Porositas Dan Permeabilitas Beton
Menggunakan Pasir Tailling
Tambang Timah Dan Pasir Besi.
Skripsi,Tugas Akhir. Surakarta:
Fakultas Teknik Sipil Universitas
Sebelas Maret.
91

Anda mungkin juga menyukai