TEKAN BETON
ABSTRAK
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui besar kuat tekan beton dengan penambahan 0%,
5%, 10% dan 15% pasir besi sebagai bahan campuran dalam pembuatan beton. Dalam
penelitian ini pencampuran beton dilakukan dengan empat komposisi yaitu masing-masing
dengan variasi penambahan 0%, 5%, 10% dan 15%. Pengujian dilakukan pada umur
perawatan 3, 7 dan 28 hari, dengan dimensi benda uji 15 cm x 30 cm. setiap komposisi dibuat
9 benda uji dengan jumlah keseluruhan 36 benda uji. Hasil pengujian kuat tekan beton yang
dihasilkan mengalami peningkatan seiring dengan meningkatnya komposisi pasir besi yang
ditambahkan pada campuran beton. Kuat tekan beton normal (0%) pada umur 3 hari adalah
97,2 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 126,4 Kg/cm2 dan 28 hari adalah 145,3 Kg/cm2, Kuat tekan
beton dengan penambahan pasir besi (5%) pada umur 3 hari adalah 100 Kg/cm2, umur 7 hari
adalah 134,9 Kg/cm2 dan 28 hari adalah 158,5 Kg/cm2, Kuat tekan beton dengan penambahan
pasir besi (10%) pada umur 3 hari adalah 104,7 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 144,4 Kg/cm2
dan 28 hari adalah 166,1 Kg/cm2 dan Kuat tekan beton dengan penambahan pasir besi (15%)
pada umur 3 hari adalah 124,6 Kg/cm2, umur 7 hari adalah 164,2 Kg/cm2 dan 28 hari adalah
205,7 Kg/cm2.
81
B. KAJIAN PUSTAKA 5) Beton tahan aus dan tahan bakar,
sehingga perawatannya lebih murah.
1. Pengertian Umum Beton b. Kekurangan Beton
1) Beton dianggap tidak mampu
Beton merupakan hasil dari menahan gaya tarik, sehingga
pencampuran bahan-bahan agregat halus mudahretak.Oleh karena itu perlu di
dan kasar, dengan menambahkan semen beri baja tulangan sebagai penahan
yang berfungsi sebagai perekat bahan susun gaya tarik.
beton dan air sebagai bahan pengikat pada 2) Beton keras menyusut dan
reaksi kimia selama proses pengerasan dan mengembang bila terjadi perubahan
perawatan beton berlangsung. suhu, sehingga perlu dibuat dilatasi
(expansion joint) untuk mencegah
Beton (Ir. Tri Mulyono MT., 2004, terjadinya retakan-retakan akibat
Teknologi Beton) merupakan fungsi dari terjadinya perubahan suhu.
bahan penyusunnya yang terdiri dari 3) Untuk mendapatkan beton kedap air
bahan semen hidrolik (portland cement), secara sempurna, harus dilakukan
agregat kasar, agregat halus, air dan bahan dengan pengerjaan yang teliti.
tambahan (admixture atau additive). 4) Bentuk yang telah dibuat sulit untuk
diubah, karena beton yang sudah
Berdasarkan pasal 3.12 SNI-03-2847- kering bersifat kaku dan proses
2002, beton merupakan campuran antara pelaksanaan pekerjaannya
semen portland atau semen hidrolik yang membutuhkan ketelitian yang tinggi.
lain, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan atau tanpa bahan tambahan yang 2. Bahan Penyusun Beton
membentuk massa padat. Kemajuan
pengetahuan tentang teknologi beton telah Untuk mengetahui dan memahami
dapat memenuhi berbagai tuntutan tertentu, prilaku beton maka diperlukan pengetahuan
misalnya pemakaian bahan lokal yang dapat tentang karakteristik masing-masing
diperoleh di suatu daerah tertentu dengan komponen.
mengubah perbandingan bahan dasar yang
sesuai maupun cara pengerjaan yang cocok a. Semen Portland
dengan kemampuan pekerja, serta Semen Portland dibuat dari serbuk
kebutuhan penampilan yang sesuai. Namun, halus mineral kristalin yang komposisi
perlu diperhatikan bahwa kualitas bahan utamanya adalah kalsium dan
penyusun beton harus memenuhi syarat alumunium silikat. Penambahan air pada
atau ketentuan yang telah ditetapkan pada mineral ini menghasilkan pasta yang jika
buku standar ( SK. SNI. T-15-1990-03. ) mengering akan mempunyai kekuatan
seperti batu (Nawy, 1990). Menurut
Secara umum kelebihan dan ASTM C–150.1985, Semen Portland
kekurangan beton adalah: didefinisikan sebagai semen hidrolik
a. Kelebihan Beton yang dihasilkan dengan menggiling
1) Harganya relatif murah klinker yang terdiri dari kalsium sulfat
2) Beton segar dapat dengan mudah sebagai bahan tambahan yang digiling
dicetak sesuai dengan keinginan. bersama–sama dengan bahan utamanya.
Cetakan dapat pula dipakai berulang
kali sehingga lebih ekonomis. b. Agregat
3) Beton segar dapat disemprotkan pada
Agregat untuk bahan campuran
permukaan beton lama yang retak beton adalah agregat halus (pasir) dan
maupun dapat diisikan kedalam agregat kasar (kerikil). Keduanya dapat
retakan beton dalam proses diperoleh secara alamiah maupun buatan
perbaikan. (manual).
4) Biaya pemeliharaannya kecil
82
1) Agregat halus (pasir alami) Tabel 2. Gradasi Saringan Ideal Agregat
Agregat Halus merupakan Kasar
pengisi (fillerberupa pasir. Ukurannya DIAMETER PERSEN GRADASI
bervariasi antara ukuran saringan SARINGAN LOLOS IDEAL
No.4 sampai No.100 (saringan (MM) (%) (%)
standar Amerika). 25,00 100 100
19,00 90 -100 95
2) Àgregat kasar (kerikil, batu pecah, 12,50 - -
atau pecahan dari blast furnance) 9,50 20 – 55 37,5
4,75 0 – 10 5
Menurut ASTM C 33 - 03 dan
2,36 0–5 2,5
ASTM C 125 - 06, agregat kasar
adalah agregat dengan ukuran butir (Sumber: ASTM C 33/ 03)
lebih besar dari 4,75 mm. Ketentuan
mengenai agregat kasar antara lain : 3) Pasir Besi
a) Harus terdiri dari butir – butir yang Pasir besi adalah pasir yang
keras dan tidak berpori. banyak megandung besi. Di dalam
b) Butir – butir agregat kasar harus Ensiklopedi Nasional Indonesia
bersifat kekal, artinya tidak pecah disebutkan bahwa pasir besi adalah
atau hancur oleh pengaruh – bijih laterit dengan kandungan pokok
pengaruh cuaca, seperti terik berupa mineral oksida besi. Pasir besi
matahari dan hujan. mempunyai berat jenis tinggi sekitar
c) Tidak boleh mengandung zat – zat 4,2-5,2 gr/cm3. Pasir besi merupakan
yang dapat merusak beton, seperti salah satu hasil dari Sumber Daya
zat – zat yang relatif alkali. Alam yang ada di Indonesia dimana
d) Tidak boleh mengandung lumpur ketersediaannya dapat dijumpai di
lebih dari 1 %. Apabila kadar daerah pesisir pantai, salah satunya
lumpur melampaui 1 %, maka pesisir Sulawesi yang berada di
agregat kasar harus dicuci. Kelurahan Laompo Kecamatan
Batauga Kabupaten Buton Selatan.
Tabel 1. Gradasi Saringan Ideal Agregat Pasir besi ini banyak dimanfaatkan
Halus dalam industri logam besi, selain itu
Diameter Persen Gradasi juga sudah banyak digunakan pada
Saringan Lolos Ideal industri semen. Pasir besi
(mm) (%) (%) memepunyai komposisi oksida besi
9,5 mm 100 100 (Fe2O3), Silika dioksida (SiO2) dan
4,75 mm 95 – 100 97,5 Magnesium (MgO) dan ukuran
2,36 mm 80 – 100 90 butiran 80-100 mesh. Subsitusi 10%
1,18 mm 50 – 85 67,5 dan 20% pasir besi sebagai pengganti
600 μm 25 – 60 42,5 semen dalam campuran beton
300 μm 5 – 30 17,5 memberikan peningkatan kualitas
150 μm 0 – 10 5 mutu beton. Untuk 10% pasir besi
(Sumber: ASTM C 33/ 03) kuat tekannya meningkat sebesar
2,91% dari beton normal, dan untuk
20% pasir besi kuat tekannya
meningkat sebesar 16,48% dari beton
normal ( Ahmad Surya Hadi, 2010 ).
84
Tabel 6. Penetapan nilai slump Dimana:
No Pemakaian Beton Maks Min Bjgab = Berat jenis gabungan
agregat
Dinding, plat pondasi,
Xa = % agrgat halus
1 dan pondasi telapak 12,5 5
Xb = % agregat kasar
tulang
Pondasi telapak tidak Bjxa = Berat jenis spesifik SSD
bertulang kaison, dan pasir
2 9 2,5 Bjxa = Berat jenis spesifik SSD
struktur di bawah
tanah kerikil
Pelat, balok, kolom, dan
3 15 7,5
dinding i. Penentuan Berat Beton Segar
4 Pengeras jalan 7,5 5,2 Berat beton segar dapat ditentukan
dengan menggunakan grafik berdasarkan
5 Pembetonan massal 7,5 2,5
data berat jenis gabungan dan kebutuhan
(Sumber : PBI,1971) air pengaduk untuk setiap meter kubik.
f. Penentuan Nilai Kadar Air Bebas
j. Koreksi Campuran Beton untuk
Pelaksanaan
Tabel 7. Penentuan Nilai Kadar Air Bebas
Koreksi campuran beton untuk
Besar Slump (mm)
Ukuran Jenis pelaksanaan ini dapat menggunakan
Kerikil Batua rumus sebagai berikut:
60- 1) Berat lapangan pasir
Maks. n 0-10 10-30 30-60
100
(mm)
Alami 150 180 205 225
BSSDP
BLp = ( 1 + Rp ) * ( 1 - Wp ... ( 4 )
10 Batu )
180 205 230 250
Pecah
Alami 135 160 180 195 Dimana:
BSSDP = Berat Pasir (kg/m³)
20 Batu
170 190 210 225 Rp = Absorbsi Pasir (%)
Pecah
Wp = Kadar Air Pasir (%)
Alami 115 140 160 175
40 Batu
155 175 190 205
2) Berat lapangan Krikil (BLk)
Pecah
(Sumber :Buku Teknologi Beton, hal:188) BSSDK
BLp = ( 1 + Rk ) * ( 1 - Wk ... ( 5 )
g. Perhitungan Jumlah Semen )
Kadar atau jumlah semen dapat
dihitung dengan rumus : Dimana:
BSSDK = Berat Pasir (kg/m³)
Fas ... ( 2 ) Rk = Absorbsi Krikil (%)
Kadar Semen = Kadar air bebas Wp = Kadar Air Krikil (%)
85
4. Kuat Tekan Beton n = Jumlah benda uji.
S = Standar deviasi.
Kuat tekan beton adalah besarnya K = 1,64.
beban persatuan luas yang menyebabkan
benda uji beton hancur bila dibebani dengan Bentuk dan ukuran benda uji sangat
gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mempengaruhi kuat tekan beton yang
mesin tekan (SNI 03- 1974-1990). dihasilkan. Adapun bentuk standar benda
Pengujian kekuatan tekan beton dilakukan uji menurut Standar Nasional Indonesia
dengan menggunakan mesin tekan. Hasil adalah silinder berdiameter 150 mm dan
massa beban maksimum akan terbaca tinggi 300 mm, namun apabila karena
dalam satuan ton. Benda uji diletakkan pada alasan tertentu tidak dapat membuat
bidang tekan mesin secara sentris. silinder, maka boleh digunakan kubus sisi
Pembebanan dilakukan secara perlahan 150 mm. Apabila digunakan kubus sisi 150
sampai beton mengalami kehancuran. mm, maka hasil uji kuat tekannya perlu
dikalikan faktor koreksi sebesar 0,83.
Kuat tekan beton dari masing-masing
benda uji dapat dihitung dengan rumus :
C. METODE PENELITIAN
f’ c =P/A ... ( 7 )
1. Tinjauan Umum Penelitian
Dimana :
f’ c = Kuat tekan beton dari masing- Metode penelitian yang digunakan
masing benda uji (kg/cm²). adalah metode eksperimental di
P = Beban Maksimum (Kg). laboratorium yaitu dengan mengadakan
A = Luas bidang tekan beton atau percobaan secara langsung untuk
luas permukaan (cm²). mendapatkan data atau hasil yang
menghubungkan antara variabel-variabel
Standar deviasi sangat ditentukan yang di selidiki. Pengujian yang dilakukan
berdasarkan tingkat mutu pelaksanaan dalam penelitian ini adalah pengujian kuat
dilapangan. Makin baik mutu peralatan, tekan beton. Untuk pengujian yang
pengawasan dan pelaksanaannya maka dilakukan menggunakan standart SK-SNI
standar deviasi yang ditentukan makin dan Petunjuk Praktikum Asistensi Teknik
kecil, begitu pula sebaliknya. Standar laboratorium pengujian beton dari
deviasi ini selanjutnya mempengaruhi Mahasiswa Jurusan Sipil, Fakultas Teknik,
dalam perhitungan mencari nilai kuat tekan Universitas Dayanu Ikhsanuddin Baubau.
rata-rata.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Standar deviasi dapat dihitung
dengan rumus : Penelitian kuat tekan beton dilakukan
di Laboratorium Bahan dan Struktur Teknik
Σ ( f' c - f' cm Sipil Universitas Dayanu Ikhsanuddin
S = ... ( 8 ) Baubau. Penelitian ini dilaksanakan pada
n–1
bulan Agustus 2016 sampai selesai. Selama
penelitian dilaboratorium, penulis selalu
Sedangkan untuk menghitung kekuatan melakukan komunikasi baik dengan dosen
tekan beton karakteristik : pembimbing maupun teknisi
dilaboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk
f’ ck = f’ cm – ( k x s ) ... ( 9 ) meminimalisir kesalahan yang mungkin
Dimana : terjadi pada saat penelitian dan khususnya
f’ cm =Kuat tekan beton masing-masing pada saat pengolahan data hasil
benda uji (kg/cm²). pemeriksaan material.
f’ ck = Kuat tekan beton karakteristik
(kg/cm²).
86
3. Teknik Pengumpulan Data Tabel 9. Hasil Pemeriksaan Analisa
Saringan Agregat Halus
Penelitian kuat tekan beton dilakukan Material 1300 Gram
di Laboratorium Bahan dan Struktur Teknik No Lubang
Berat
Saring Ayakan % %
Sipil Universitas Dayanu Ikhsanuddin an (mm)
Tertahan %
Komulatif Komulatif
Rata-rata Tertahan
Baubau. Penelitian ini dilaksanakan pada (gr)
Tertahan Lolos
bulan Agustus 2016 sampai selesai. Selama 1 25 0,00 0,00 0,00 100
penelitian dilaboratorium, penulis selalu
¾ 19 0,00 0,00 0,00 100
melakukan komunikasi baik dengan dosen
pembimbing maupun teknisi ½ 12,5 0,00 0,00 0,00 100
dilaboratorium. Hal ini dimaksudkan untuk 3/8 9,5 0,00 0,00 0,00 100
meminimalisir kesalahan yang mungkin 4 4,75 5,00 0,38 0,38 99,62
terjadi pada saat penelitian dan khususnya
8 2,36 120,00 9,23 9,62 90,38
pada saat pengolahan data hasil
pemeriksaan material. 16 1,18 140,00 10,77 20,38 79,62
87
Tabel 10. Hasil Pemeriksaan Sifat-Sifat 3. Karakteristik Bahan Tambah Pasir Besi
Agregat Kasar Kelurahan Laompo
Hasil Hasil pemeriksaan sifat-sifat Bahan
Pemeriksaan Tambah Paisr Besi Kelurahan Laompo
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Kerikil dapat dilihat pada Tabel 21.
Kel.Laompo
1 Berat Jenis : Tabel 12. Hasil Pemeriksaan Sifat-sifat
Berat Jenis Bulk 2,64 -- Bahan Tambah (Pasir Besi) Kelurahan
Berat Jenis SSD 2,57 -- Laompo
Berat Jenis Semu Hasil
2,53 -- Pemeriksaan
No Jenis Pemeriksaan Satuan
Penyerapan Pasir Besi
1,70 % Kel.Laompo
2 Keausan 27,20 % 1 Berat Jenis :
3 Berat Isi Lepas 1,65 gr/cm3 Berat Jenis Bulk 3,32 --
4 Berat Isi Padat 1,77 gr/cm3 Berat Jenis SSD 3,23 --
5 Kadar Air 1,18 % Berat Jenis Semu 3,19 --
6 Kadar lumpur 0,87 % Penyerapan 1,25 %
Sumber: Hasil analisa data 2 Berat Isi Lepas 2,06 gr/cm3
3 Berat Isi Padat 2,39 gr/cm3
Tabel 11. Hasil Analisa Saringan Agregat 4 Kadar Lumpur 1,04 %
Kasar 5 Kadar Air 1,04 %
No. Lubang
Material 2500 Gram Sumber: Hasil analisa data
Saringa Ayakan Berat Berat
Tertahan
n (mm) Tertahan Tertahan Lewat%
(Gr) (Gr)
% Tabel 13. Hasil Pemeriksaan Analisa
1 1/2" 37,5 0,00 0,00 0,00 100,00 Saringan Bahan Tambah Pasir Besi
1 25 120,00 4,80 4,80 95,20 Kelurahan Laompo, Kecamatan Batauga.
¾ 19 610,00 24,40 29,20 70,80 Material 1300 Gram
½ 12,5 670,00 26,80 56,00 44,00
Berat
3/8 9,5 580,00 23,20 79,20 20,80 No Lubang %
Tertah %
4 4,75 465,00 18,60 97,80 2,20 Sari Ayakan % Kom
an Kom
8 2,36 50,00 2,00 99,80 0,20 ngan (mm) Terta ulatif
Rata- ulatif
16 1,18 5,00 0,20 100,00 0,00 han Terta
rata Lolos
30 0,6 0,00 0,00 100,00 0,00 han
(gr)
50 0,3 0,00 0,00 100,00 0,00 1 25 0,00 0,00 0,00 100
PAN - 0,00 0,00 100,00 0,00
¾ 19 0,00 0,00 0,00 100
Sumber: Hasil analisa data ½ 12,5 0,00 0,00 0,00 100
3/8 9,5 0,00 0,00 0,00 100
Berdasarkan spesifikasi diatas, maka 100,0
4 4,57 0,00 0,00 0,00
hasil pemeriksaan analisa saringan Agregat 0
Kasar (Batu Alam) Kelurahan Laompo 100,0
8 2,36 0,00 0,00 0,00
masuk dalam daerah Gradasi Standar 0
100,0
Agregat dengan butiran maksimum 40 mm. 16 1,18 0,00 0,00 0,00
0
30 0,6 5,00 0,33 0,33 99,67
50 0,3 755,00 50,33 50,67 49,33
100,0
100 0,15 740,00 49,33 0,00
0
100,0
200 0,075 0,00 0,00 0,00
0
100,0
Pan - 0,00 0,00 0,00
0
Sumber: Hasil analisa data
88
Tambah (Pasir Besi) Kelurahan Laompo Tabel 15. Perencanaan mix design beton
masuk dalam daerah Gradasi 4 atau Pasir dengan penambahan pasir besi (5%)
Halus. Berat/ Rasio
Berat Berat
Untuk Untuk
Bahan M3 Terhada
1 9
Beton Beton p Jml.
Sampel Sampe
(kg) Semen
(kg) l (kg)
Air 191,92 0,56 1,02 9,16
Semen 342,59 1,00 1,82 16,35
Pasi
344,85 1,01 1,83 16,45
r
1520,6
Kerikil 4,44 8,06 72,55
4
Gambar 3. Batas gradasi pasir besi Pasir
17,24 0,05 0,09 0,82
Besi
4. Air Sumber: Hasil Analisa Data
Air yang digunakan di Laboratorium Tabel 16. Perencanaan mix design beton
adalah air yang tidak berwarna, tidak dengan penambahan pasir besi (10%)
Berat Berat
berbau, juga tidak mempunyai rasa tertentu. Rasio
Bahan Berat/M3 Untuk Untuk
Terhadap
Sehingga sangat baik untuk digunakan Beton Beton (kg) 1 Sampel 9 Sampel
Jml. Semen
(kg) (kg)
dalam pencampuran beton.
Air 191,92 0,56 1,02 9,16
18,38% pasir dan 81,62% kerikil Kerikil 1520,64 4,44 8,06 72,55
Pasir
51,73 0,15 0,27 2,47
Besi
7. Perencanaan Mix Design Sumber: Hasil Analisa Data
Tabel 14. Perencanaan mix design Beton 8. Hasil Pengujian Kuat Tekan
Normal (0%)
Berat Hasil pengujian yang dilakukan
Berat/ Rasio Berat
Untuk
Bahan M3 Terhada Untuk terhadap benda uji diperoleh kuat tekan
9
Beton Beton p Jml. 1 Sampel rata-rata beton pada tiap-tiap umur
Sampel
(kg) Semen (kg)
(kg) pengujian berdasarkan komposisi
Air 191,92 0,56 1,02 9,16 penambahan pasir besi:
Semen 342,59 1,00 1,82 16,35
Pasir 344,85 1,01 1,83 16,45
Kerikil 1520,64 4,44 8,06 72,55
Sumber: Hasil Analisa Data
89
a. Hasil Pengujian Beton Normal (0%)