Anda di halaman 1dari 12

Fakultas

Teknik
Universitas Pattimura
ANALISA KARAKTERISTIK AGREGAT HALUS (LIMBAH STONE CRUSHER)
SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BETON

Musper David Soumokil*),

Abstrack

Abu batu (Limbah Stone Crusher) tergolong limbah biasa yang tidak beracun bentuknya
butiran halus seperti pasir namun kadar lumpurnya cukup tinggi sehingga tidak selamanya
memenuhi syarat untuk pasir campuran beton, mengingat jumlahnya yang cukup besar maka
upaya memanfaatkan untuk meningkatkan nilai ekonomis serta mengatasi masalah
pencemaran lingkungan layak di upayakan. Penelitian untuk melihat proporsi optimum potensi
bahan buangan berupa Limbah Stone Crusher sebagai bahan bangunan, sampai sejauh mana
bahan ini dapat dimanfaatkan yang akhirnya akan mengatasi masalah pencemaran dan
mendapatkan nilai tambah yang bermanfaat untuk meningkatkan pendapatan. Hasil pengujian
karakteristik material abu batu didapat, untuk gradasi masuk pada zona 1 dengan modelus
kehalusan 3.465, berat jenis 2.58, penyerapan 3.71, berat vovume lepas 1.11, berat volume
padat 1.45, kadar air 3.15% dan kadar lumpur 3.17%. Secara umum material abu batu
memenuhi seluruh syarat pengujian karakteristik material di laboratorium. Hasil pengujian
kuat tekan beton diperoleh, kuat tekan beton rata-rata f’c = 236.82 kg/cm2, lebih tinggi dari
kuat tekan rencana f”cr = 225 kg/m2, tetapi lebih rendah dari kuat tekan yang ditargetkan f’c =
340 kg/m2. Hasil evaluasi diperoleh beton memenuhi kedua syarat yang ditentukan.
Kata Kunci : Analisis Limbah Stone Crusher, Kuat Tekan Beton.

tambah yang bermanfaat untuk meningkatkan


1. PENDAHULUAN pendapatan.
1. Latar Belakang Masalah Abu batu ini sulit dipasarkan mengingat
Beton merupakan salah satu pilihan sebagai kwalitasnya terutama kadar lumpurnya tinggi
bahan struktur dalam konstruksi bangunan. Dalam (lebih besar 5%), kadar Lumpur maksimum untuk
bidang Teknik Sipil dikenal dua macam aggregat Beton adalah 5% (PBI, 71) maka tidak dapat
sebagai bahan pengisi yaitu agregat kasar dijual pada industri beton atau Concrette Ready
(kerikil/batu pecah), agregat halus (pasir), air dan Mix, sehingga banyak menumpuk sebagai limbah.
semen (bahan pengikat). Selain itu, pelaksanaan Abu batu yang diteliti berfungsi sebagai agregat
pekerjaan beton pun harus diperhatikan agar halus pengganti pasir sebagai material campuran
kekuatan mutu beton yang ditentukan untuk beton.
pembangunan tersebut memperoleh kelayakan
sesuai dengan persyaratannya.
Untuk mendapatkan agregat kasar berupa 1,2 Rumusan Masalah.
batu pecah, harus menggunakan mesin pemecah Dari uraian diatas, maka permasalahan yang
batu Stone Crusher. Stone Crusher akan ada, dapat dirumuskan sebagai berikut :
menghasilkan ukuran agregat kasar sesuai dengan Apakah Agregat halus (Limbah Stone Crusher)
kebutuhan suatu pekerjaan. Selain agregat kasar layak di pakai sebagai bahan campuran beton
yg dihasilkan, Stone Crusher juga meninggalkan mutu K-225.
libah atau yang sering disebut abu batu berupa
ukuran butiran yang kecil. II TINJAUAN PUSTAKA
Abu batu (Limbah Stone Crusher) tergolong 1. Defenisi Beton
limbah biasa yang tidak beracun bentuknya Beton merupakan fungsi dari bahan
butiran halus seperti pasir namun kadar lumpurnya penyusunnya yang terdiri dari bahan semen
cukup tinggi sehingga tidak selamanya memenuhi hidrolik (portland cement), agregat kasar, agregat
halus, air dan bahan tambah (admixture atau
syarat untuk pasir campuran beton, mengingat
jumlahnya yang cukup besar maka upaya additive). Untuk mengetahui dan mempelajari
memanfaatkan untuk meningkatkan nilai perilaku elemen gabungan (bahan-bahan penyusun
beton), kita memerlukan pengetahuan mengenai
ekonomis serta mengatasi masalah pencemaran
lingkungan layak di upayakan. Penelitian untuk karakteristik masing-masing komponen.
melihat proporsi optimum potensi bahan buangan (MULYONO, 2004)
berupa Limbah Stone Crusher sebagai bahan Dalam usaha untuk memahami karakteristik
bahan penyusun campuran beton sebagai dasar
bangunan, sampai sejauh mana bahan ini dapat
perencanaan beton, Departemen Pekerjaan Umum
dimanfaatkan yang akhirnya akan mengatasi
masalah pencemaran dan mendapatkan nilai melalui LPMB banyak mempublikasikan standar-
standar yang berlaku. DPU-LPMB memberikan
defenisi tentang beton sebagai campuran antara

*)
Musper David Soumokil ; Dosen Jurusan Teknim Sipil Politeknik Negeri Ambon
Musper David Soumokil; Analisa karakteristik Agregat Halus (limbah Stone Crusher) Bahan Campuran Beton 2104

semen Portland atau semen hidrolik yang lainnya, dari kekuatan pada benda uji kubus. Kekuatan
agregat halus, agregat kasar dan air dengan atau tekan karakteristik beton dapat ditentukan dengan
tanpa bahan campuran tambahan berupa masa persamaan :
padat (SK.SNI T-15-1990-03:1). Dengan melihat
besarnya volume pemakaian bahan beton dalam
Q
industri konstruksi, terutama yang digunakan pada σbm (kg/cm ² )......... .......... .......... ........1
pembangunan perumahan , pabrik, transportasi, A
perkantoran dan sarana pelengkap lainnya, tentu
ada alasan mengapa konsumen menjatuhkan
dengan; Q = beban aksial yang bekerja (kg)
pilihannya pada bahan ini sebagai alternatif akhir
A = Luas penampang yang memikul
bila dibandingkan dengan bahan bangunan lain.
(cm²)
Dari pemakaiannya yang begitu luas dapat
diduga mengapa bahan beton dipilih sebagai Untuk tujuan pengendalian mutu pekerjaan
bahan dasar konstruksi. Tetapi tentunya harus dilapangan sering diperlukan data kuat tekan yang
diperhitungkan segi keuntungan dan kerugian diperoleh pada usia awal, dimana apabila
beton dibandingkan bahan lain. Secara umum pengujian baru diketahui setelah umur 28 hari,
kelebihan dan kekurangan beton adalah : terjadinya penyimpangan terhadap kuat tekan
1. Kelebihan Beton rencana tidak dapat segera diambil tindakan
a. Ketersediaan (availability) material dasar. perbaikan. Untuk tujuan ini, beberapa peraturan
b. Kemudahan untuk digunakan telah memberikan perkiraan kuat tekan pada
(versatility). berbagai umur beton sejak campuran beton di cor.
c. Kemampuan beradaptasi (adaptability) (AMRI, SJAFEI, 1991)
atau dapat mudah dibentuk sesuai dengan Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan
kebutuhan konstruksi. dengan menggunakan alat uji tekan dan benda uji
d. Mampu memikul beban berat. berbentuk silinder dengan prosedur uji ASTM C-
e. Tahan terhadap temperatur yang tinggi. 39 atau kubus dengan prosedur BS-1881 Part 115;
f. Biaya pemeliharaan yang minimal. Part. 116 pada umur 28 hari.
2. Kekurangan Beton
a. Berat sendiri beton yang besar, sekitar B. Kemudahan Pengerjaan
2.400 kg/m3. Kemudahan pengerjaan beton merupakan
b. Kekuatan tarik rendah meskipun kinerja utama yang dibutuhkan. Walaupun suatu
kekuatan tekannnya besar. struktur beton dirancang agar mempunyai kuat
c. Beton cenderung untuk retak karena tekan yang tinggi, tetapi jika rancangan tersebut
semennya hidraulis. tidak dapat diimplementasikan dilapangan karena
d. Kualitas sangat tergantung cara sulit untuk dikerjakan maka rancangan tersebut
pelaksanaan di lapangan. Beton yang baik menjadi percuma.
maupun yang buruk dapat terbentuk dari
C. Rangkak dan Susut
rumus dan campuran yang sama.
Rangkak (creep) atau lateral material flow
f. Struktur beton sulit untuk dipindahkan.
didefenisikan sebagai penambahan regangan
Pemakaian kembali atau daur ulang sulit
terhadap waktu akibat adanya beban yang bekerja.
dan tidak ekonomis. (NUGRAHA,2007)
(Nawy 1985 : 49). Deformasi awal akibat
Sebagian besar bahan pembuat beton adalah
pembebanan disebut sebagai regangan elastis,
material lokal (kecuali semen Portland dan bahan
sedangkan regangan tambahan akibat beban yang
tambah kimia), sehingga sangat menguntungkan
sama disebut regangan rangkak. Anggapan praktis
secara ekonomi. Namun, pembuatan beton akan
ini cukup diterima karena deformasi awal pada
menjadi mahal jika perencana tidak memahami
beton hampir tidak dipengaruhi oleh waktu. Nilai
sifat-sifat atau karakteristik bahan-bahan penyusun
rangkak untuk beton mutu tinggi lebih kecil
beton yang harus disesuaikan dengan perilaku
dibandingkan dengan beton mutu rendah.. Proses
struktur yang akan dibuat. Untuk dapat
rangkak selalu dihubungkan dengan susut karena
mengetahui sifat-sifat dari masing-masing bahan
keduannya terjadi bersamaan dan seringkali
perlu dilakukan pengujian atau pemeriksaan yang
memberikan pengaruh yang sama terhadap
saksama dilaboratorium atau dilapangan.
deformasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi
2.2 Sifat dan Karakteristik Beton besarnya rangkak dan susut sebagai berikut:
A. Kuat Tekan Beton 1. Sifat bahan dasar beton (komposisi dan
Kekuatan tekan merupakan salah satu kinerja kehalusan semen, kualitas adukan dan
utama beton. Kekuatan tekan adalah kemampuan kandungan mineral dalam agregat).
beton untuk menerima gaya tekan per satuan luas. 2. Rasio air terhadap jumlah semen.
Kekuatan beton bila menggunakan benda uji 3. Suhu pada saat pengerasan.
kubus atau silinder akan berbeda, dimana 4. Kelembaban nisbi pada saat proses
kekuatan benda uji silinder adalah antara 70-90% penggunaan
2105 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 12 Nomor 2, 2015; 2103 - 2113

5. Umur beton pada saat beban bekerja. berat jenis rata-ratanya 2.4- 2.7 yang berat isinya
6. Nilai Slump berkisar antara 2200-3000 kg/m3.Agregat berat
7. Lama pembebanan. mempunyai berat isi lebih besar dari 4.000 kg/m3.
8. Nilai tegangan
2. Jenis Agregat berdasarkan Bentuk.
9. Nilai rasio permukaan komponen struktur.
Bentuk agregat belum terdefenisikan secara jelas,
(MULYONO, 2004)
sehingga sifat-sifat tersebut sulit diukur dengan
2.3 . Karakteristik Bahan Pembentuk Beton baik. Bentuk agregat dipengaruhi oleh beberapa
Beton adalah beban yang diperoleh dengan faktor. Secara alamiah bentuk agregat dipengaruhi
cara mencampurkan agregat, semen Portland, air oleh proses geologi batuan. Test standar yang
dan kadang-kadang bahan tambahan. Dengan digunakan dalam menentukan bentuk agregat ini
demikian sifat beton akan sangat bergantung dari adalah ASTM D-3398. Klasifikasi agregat
sifat-sifat material asal yang membentuknya. berdasarkan bentuknya sebagai berikut :
1. Agregat Bulat (rounded)
A, Agregat
2. Agregat berbentuk tidak beraturan
Agregat mempunyai peranan yang sangat
(irregular)
penting, baik terhadap harga beton maupun
3. Agregat persegi nyata (angular)
kualitasnya. Kandungan agregat dalam campuran
1. Agregat bundar memanjang (elongated)
beton biasanya sangat tinggi. Berdasarkan
2. Agregat pipih (flaky), dan
pengalaman kompisisi agregat tersebut berkisar
1. Agregat pipih dan panjang. (flaky and
60%-70%. Dengan agregat yang baik, beton dapat
elangoted)
dikerjakan (workable), kuat tahan lama (durable)
dan ekonomis.
2. Jenis Agregat berdasarkan Tekstur
Agregat memiliki sifat kekerasan, kepadatan
Permukaan
dan keawetan yang tinggi, akan menghasilkan
Ukuran susunan agregat tergantung dari
beton berkualitas tinggi. Sifat yang paling penting
kekerasan, ukuran molekul, tekstur batuan, dan
dari suatu agregat ialah kekuatan hancur dan
besarnya gaya yang bekerja pada permukaan
ketahanan terhadap benturan, yang dapat
butiran yang telah membuat licin atau kasar
mempengaruhi ikatannya dengan pasta semen,
permukaan tersebut. Umumnya jenis agregat
porositas dan karakteristik penyerapan air yang
dengan permukaan kasar lebih disukai. Agregat
mempengaruhi daya tahan terhadap proses
berdasarkan tekstur permukaan dapat dibedakan
pembekuan waktu musim dingin dan agresi kimia
sebagai berikut :
serta ketahanan terhadap penyusutan. (
3. Agregat licin/halus (glassy)
NUGRAHA, 2007)
4. Berbutir (glanular)
1. Jenis Agregat 5. Kasar
Secara umum agregat dapat dibedakan menurut 6. Kristalin (Cristalline)
asal perolehannya : 7. Berbentuk sarang labah (honeycombs)
a). Agregat alam, agregat yang langsung
(4). Jenis Agregat berdasarkan Ukuran Butir
diperoleh dari alam maupun diperoleh
Nominal.
melalui proses pemecahan batuan alam
Ukuran agregat dapat mempengaruhi kekuatan
tersebut.
tekan beton. Untuk perbandingan bahan-bahan
b). Agregat buatan, agregat yang dibuat untuk
campuran tertentu, kekuatan tekan beton
menggantikan fungsi agregat alam, misalnya
berkurang bila ukuran maksimum bertambah
agregat lempung bekan, bermis, perlit.
besar, dan juga akan menambah kesulitan dalam
Secara lebih spesifik agregat dapat dibedakan pengerjaannya. Ukuran dan bentuknya harus
berdasarkan jenisnya antara lain : disesuaikan dengan syarat yang diberikan oleh
ASTM, BS ataupun SNI/SII. Sebagai dasar
1. Jenis Agregat berdasarkan Berat perencanaan campuran beton besar butir
Agregat dapat dibedakan berdasarkan maksimum agregat, (ACI 318,.1989 : 2 – 1) dan
beratnya. Ada tiga jenis agregat berdasarkan (PB, 1989 : 9 ), memberkan batasan sebagai
beratnya, yaitu agregat normal, agregat ringan dan berikut :
agregat berat. Namun tidak ada batasan yang jelas 1. Agregat halus ialah agregat yang semua
antara ketiga jenis agregat ini. Agregat ringan butirnya menembus ayakan berlubang 4.8 mm
digunakan untuk menghasilkan beton yang ringan (SII.0052,1980) atau 4.75 mm (ASTM C33,
dalam sebuah bangunan yang memperhitungkan 1982) atau 5.0 mm (BS.812,1976).
berat dirinya. Agregat ini paling banyak 2. Agregat kasar ialah agregat yang semua
digunakan untuk beton-beton pracetak. Berat isi butirnya tertinggal diatas ayakan berlubang 4.8
agregat ringan berikisar antara 300–1800 kg/m3. mm (SII.0052,1980) atau 4.75 mm (ASTM C33,
Agregat normal dihasilkan dari pemecahan batuan 1982) atau 5.0 mm (BS.812,1976).
dengan quary atau langsung dari sumber alam
Musper David Soumokil; Analisa karakteristik Agregat Halus (limbah Stone Crusher) Bahan Campuran Beton 2106

(5). Jenis Agregat berdasarkan Gradasi. b). Kadar Lumpur atau bagian yang lebih kecil
Gradasi agregat ialah distribusi dari ukuran dari 70 micron (0.074 mm) maksimum 1%.
agregat. Distribusi ini bervariasi dapat c). Kadar bagian yang lemah di uji dengan
dibedakan menjadi tiga yaitu : goresan batang tembaga, maksimum 5%.
1. Gradasi sela (gapgrade). d). Kekalan jika diuji dengan NaSO4 bagian yang
2. Gradasi menerus (continous grade). hancur maksimum 12%, dan jika dipakai
3. Gradasi seragam (uniform grade). MgSO4 bagian yang hancur maksimum 18%.
Untuk mengetahui gradasi tersebut e). Tidak megandung butiran yang panjang dan
dilakukan pengujian melalui analisa ayakan pipih lebih dari 20%
sesuai dengan standar dari BS 812, ASTM f). Kekerasan agregat harus memenuhi syarat
C-33, C 136, ASHTO T.27 ataupun standar
B Agregat Halus
Indonesia. Beberapa ukuran saringan yang
Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan
digunakan untuk mengetahui gradasi agregat
mutu agregat untuk berbagai mutu beton maka
dapat dilihat pada Tabel 2.4. (MULYONO,
agregat halus harus memenuhi beberapa syarat
2004)
menurut SII .0052 sebagai berikut :
Tabel 2.4 Ukuran Saringan Standar Agregat a). Modulus halus butir 1.5 sampai 3.8
Untuk Campuran Beton. b). Kadar lumpur atau bagian yang lebih kecil
dari 70 micron (0.074 mm) maksimum 5%.
BRITISH c). Kadar zat organik yang terkandung yang
STANDAR STANDARD STANDAR
ISO
ASTM E11
BS-812 JERMAN ditentukan dengan mencampur agregat halus
(BS.410,1976) dengan larutan natrum sulfat (NaSO4) 3%,
jika dibandingkan dengan warna standar/
128 mm 100 mm -
64 mm 90 mm - pembanding tidak lebih tua dari pada warna
- 75 mm 75 mm - standar.
- 63 mm 63 mm 63 mm d). Kekerasan butiran jika dibandingkan dengan
- 50 mm 50 mm - kekerasan butir pasir pembanding yang
32 mm 37.5 mm 37.5 mm 31.5 mm
- 25 mm 28 mm - berasal dari pasir kuarsa bangka memberikan
16 mm 19 mm 20 mm 16 mm angka tidak lebih dari 2.20.
- 12.5 mm 14 mm - e). Kekekalan (jika diuji dengan natrium sulfat
8 mm 9.5 mm 10 mm 8 mm bagian yang hancur maksimum 10%, dan
4 mm 4.75 mm 5.0 mm 4 mm
2 mm 2.36 mm 2.36 mm 2 mm jika dipakai magnesium sulfat, maksimum
1 mm 1.18 mm 1.18 mm 1 mm 15%).
500 µm 600 µm 600 µm 500 µm
250 µm 300 µm 300 µm 250 µm Tabel 2.9 Macam Pemeriksaan dan
125 µm 150 µm 150 µm Persyaratan untuk
62 µm 75 µm 75 µm Agregat Campuran Beton (Mulyono,
Sumber : Teknologi Beton, 2004 2004)
PERSYARATAN
Sifat-sifat agregat sangat berpengaruh pada MACAM STANDAR
mutu campuran beton. Kualitas suatu beton PEMERIKSAAN
AGREGAT AGREGAT
ACUAN

ditentukan dari sifat-sifat material pembentuknya, HALUS KASAR

salah satunya agregat 1. Analisa Saringan


Zona Gradasi Zona 1,2,3,4 40, 20, 10 mm SKSNI T-15-1990-
2.4 Sifat-Sifat Agregat Dalam Campuran Modulus
Kehalusan
1.5 – 3.8 %
2.4 – 2.9 gr/cm3
6.0 – 7.1 %
2.4 – 2.9 gr/cm3
03
SII 0052-80
Beton 2. Berat Jenis <5% <5% BS 812 : 1975
3. Penyerapan 1.2 – 1.75 gr/cm3 1.2 – 1.75 gr/cm3 PB-0203-36
A. Agregat Kasar ( Batu pecah) Berat Volume <5% <3% ASTM C 29
Yang dimaksud dengan agregat kasar adalah 4. Kadar Air
5. Kadar Lumpur
<5% <5% SII 0052-80
ASTM C 33
agregat yang memiliki ukuran butiran yang lebih SII 0052-80
besar dari 5.0 mm. Batu pecah merupakan hasil Sumber : Teknologi Beton, 2004
pengolahan batu dengan stone crusher. Butiran
yang dihasilkan berbentuk tajam sehingga dapat 2.5. Perencanaan Campuran Beton
memperkuat mortal. Batu pecah ini paling sering Campuran beton merupakan perpaduan dari
digunakan untuk pekerjaan struktural. Ukuran komposit material penyusunnya. Untuk
yang dikenal dalam pekerjaan beton adalah kurun mendapatkan campuran beton yang memenuhi
10/20 dan 20/30. persyaratan tersebut, maka harus dilakukan
Sesuai dengan syarat-syarat pengawasan beberapa percobaan campuran sehingga
mutu agregat untuk berbagai mutu beton maka memenuhi syarat spesifikasi beton sebagai
agregat kasar harus memenuhi beberapa syarat berikut:
sebagai berikut : 1. Kekuatan minimum
a). Modulus halus butir 6.0 sampai 7.1 2. Pemakaian semen minimum
2107 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 12 Nomor 2, 2015; 2103 - 2113

3. Faktor air semen (f.a.s) maksimum harus memenuhi syarat atau ketentuan-
Ada beberapa metode perencanaan campuran ketentuan sebagai berikut :
beton normal (mix design) yang umum digunakan 1) Untuk beton dengan kuat tekan f’c
untuk mendapat proposi campuran yang tepat, lebih dari 20 MPa, proporsi campuran
tergantung pada material yang dipakai dan tujuan percobaan harus didasarkan pada
struktur beton tersebut. Perlu ditambahkan bahwa campuran berat (weight batching),
penggunaan metode standar internasional (PB,1989 : 17)
disesuaikan dengan material dan kondisi kerja di 2) Untuk beton dengan kuat tekan f’c
Indonesia. Metode yang dipakai dalam penelitian hingga 20 MPa, proporsi campuran
ini yaitu metode SK. SNI. T-15-1990-03 percobaan boleh didasarkan pada
(Indonesia). campuran volume (volume batching –
ASTM C.685).
2.6 Perencanaan Menurut Metode SK. SNI. T- 3) Khusus untuk beton yang
15-1990-03 direncanakan mempunyai kekuatan
Dalam pemelitian ini metode rancangan sebesar 10 MPa, bila dipertimbangkan
campuran beton yang dipakai adalah metode praktis dan kondisi setempat tidak
SKSNI, yaitu suatu standar perencanaan campuran memungkinkan pelaksanaan beton
beton yang ditetapkan oleh Departemen Pekerjaan dengan mengikuti prosedur
Uum Indonesia yang prinsip perencanaan diadopsi perancangan proporsi campuran (PB,
dari perancangan cara Inggris yaitu DOE. 1989 : 17), dapat digunakan
Langkah-langkah perancangan ini adalah: perbandingan 1PC : 2 Agregar Halus :
3 Agregat Kasar, dengan nilai slump
1. Syarat Perencanaan beton tidak boleh melebihi 100 mm.
1. Kuat Tekan Rencana (MPa)
3. Bahan Campuran
Beton yang dirancang harus memenuhi
Bahan yang digunakan dalam campuran
persyaratan kuta tekan rata-rata, yang memenuhi
harus memenuhi syarat standar yaitu :
syarat berdasarkan data deviasi standar hasil uji
1) Air harus memenuhi syarat yang
kuat tekan yang lalu (umur 28 hari) untuk jenis
berlaku, dalam hal ini tertuang dalam
dan konstruksi yang sama. Persyaratan kuat tekan
SK.SNI. S-04-1989-F tentang
didasarkan pada hasil uji kuat tekan silinder. Jika
spesifikasi air sebagai bahan
menggunakan kuat tekan dengan hasil uji kubus
bangunan. Air yang dapat diminum
bersisi 150 mm, maka hasilnya harus dikonversi
dapat langsung digunakan, jika tak
menggunakan persamaan :
memenuhi syarat atau tak dapat
f’c = [0.76 + 0.2Log (f’ck/15)] f’ck, ………….2 diminum, air yang digunakan harus
memenuhi syarat uji perbandingan
dimana : f’c = Kuat tekan beton yang kekuatan tekan dengan menggunakan
disyaratkan, MPa bahan dari air standar, minimal
f’ck = Kuat tekan beton, MPa, dari uji memenuhi syarat 90% kuat tekannya.
kubus beton bersisi 150 mm 2) Semen harus memenuhi syarat SII-
0013-81, tentang “Mutu dan Cara Uji
Data kuat tekan sebagai dasar perancangan dapat Semen Portland” atau SK.SNI.S-04-
menggunakan hasil uji kurang dari 28 hari 1989-F “ Spesifikasi bahan perekat
berdasarkan data rekaman yang lalu untuk kondisi Hidrolis Sebagai Bahan Bangunan”.
pekerjaan yang sama. 3) Agregat harus memenuhi syarat SII-
0052-80 tentang “Mutu dan Cara Uji
Tabel 2.10 Perkembangan Kuat Tekan untuk Agregat Beton” atau SK.SNI-S-04-
Semen Portland Tipe I (Mulyono, 2004) 1989-F, “Spesifikasi Agregat sebagai
Bahan Bangunan”.
Umur Beton 3 7 14 21 28
1. Perhitungan Proporsi
Campuran
Semen
Portland 0.46 0.70 0.88 0.96 1.00
1. Kuat Tekan Rata-rata yang
Tipe I direncanakan
Nilai standar deviasi didapat dari hasil
Sumber : Teknologi Beton, 2004 pengujian yang lalu untuk kondisi
pekerjaan dan lingkungan yang sama
2. Pemilihan Proporsi Campuran denganbenda uji yang lebih besar dari 30
Rencana kekuatan beton didasarkan pada benda uji berpasangan. Jika jumlah beda
hubungan antara kuat tekan dengan faktor air uji lebih kecil dari 30, harus dilakukan
semen. Pemilihan proporsi campuran beton koreksi dan apabila tidak ada sama sekali
Musper David Soumokil; Analisa karakteristik Agregat Halus (limbah Stone Crusher) Bahan Campuran Beton 2108

maka diambil nilai tambahnya sebesar 12 2/3 Wh + 1/3 Wk,


MPa. …………………………5
n
( xi x)2 Dengan :
i 1 Wh = perkiraan jumlah air untuk agregat
S
…...…………3
n 1 halus
Wk= perkiraan jumlah air untuk agregat
Dengan : S = Standar deviasi kasar
xi = Kuat tekan beton yang
didapat dari hasil 7. Susunan Gradasi Agregat Halus
pengujian untuk Susunan gradasi agregat halus yang
masing-masing benda digunakan dalam campuran beton harus
uji memenuhi syarat gradasi. Dalam syarat
x = Kuat tekan rata-rata gradasi menurut SK.SNI.T-15-1990-03
n = Jumlah data dibagi menjadi 4 zona yaitu zona 1,2,3
dan 4. dan untuk agregat gabungan dibagi
2. Nilai tambah atau margin menjadi 3 yaitu butir maksimum 40,20
Nilai tambah atau margin dihitung dan 10.
menurut rumus :
m = K x s, 8. Proporsi Agregat Halus
….……..……..….…4 Proporsi agregat halus ditentukan
berdasarkan nilai ukuran butir maksimum
Dengan : m = Nilai tambah yang dipakai, faktor air semen, dan nilai
K = Tetapan statistik yang slump yang digunakan serta zona gradasi
nilainya tergantung agregat halus.
pada presentase hasil
uji yang lebih rendah 9. Berat Jenis Relatif Agregat
dari f’c Berat jenis relatif agregat diambil
S = Standar Deviasi berdasarkan data hasil pengujian
Rumus diatas dapat ditulis kembali laboratorium. Jika data tersebut tidak ada,
menjadi m=1.64s. jadi kuat tekan rencana untuk agregat kasar diambil nilai 2.6
yang ditargetkan f’cr = f’c + 1.64s gram/cm3 dan untuk agregat halus
diambil nilai 2.7 gram/m3. berat jenis
3. Pemilihan Faktor Air semen agregat gabungan dihitung berdasarkan
Faktor air semen yang diperklukan untuk persamaan sebagai berikut :
mencapai kuat tekan rata-rata yang
ditargerkan didasarkan pada hubungan Berat jenis (BJ) Agregat Gabungan =
kuat tekan dan faktor air semen yang [% Agregat Halus x BJ. Ag. Halus] + [% Agregat
diperoleh dari hasil penelitian lapangan Kasar x BJ. Ag. Kasar]
sesuai dengan bahan.
4. Slump 2.8. Perancangan Campuran Beton.
Slump ditetapkan sesuai dengan kondisi A Data-data Pendahuluan
pelaksanaan pekerjaan agar diperoleh Data-data pendahuluan yang diperlukan
beton yang mudah dituangkan dan berupa hasil analisa atau pemeriksaan awal
dipadatkan atau dapat memenuhi syarat terhadap agregat yang dipakai dan parameter-
workability. parameter yang harus ditentukan terlebih dahulu
berdasarkan ketentuan/acuan dari peraturan-
5. Besar Butir Agregat maksimum peraturan perancangan beton yang ada. Data yang
Besar butir agregat maksimum dihitung diperlukan adalah :
berdasarkan ketentuan berikut : 1. Kuat tekan.
1) 1/5 jarak terkecil antara bidang- 2. Jenis agregat yang dipakai :
bidang samping cetakan 1. Agregat kasar adalah agregat batu
2) 1/3 dari tebal plat pecah (batu sungai)
3) ¾ dari jarak bersih maksimum 2. Agregat halus (Limbah Stone Crusher)
diantara batang-batang atau berkas- 3. Ukuran diameter maksimum agregat adalah
berkas tulangan. 40 mm
6. Kadar Air Bebas 4. Semen yang dipakai adalah Semen Portland
Kadar air bebas ditentukan sebagai Tipe I. (Merek Tonasa)
berikut. Agregat yang dipecah atau 5. Bentuk benda uji adalah kubus.
agregat yang tidak dipecah (alami). 21096.Jurnal
SlumpTEKNOLOGI,
yang direncanakan berkisar
Volume 12 Nomor antara2103 - 2113
2, 2015;
Menggunakan Tabel.2.22 dan agregat 60 – 100 mm
campuran dihitung dengan rumus : 7. Data Fisik Agregat.
B Perhitungan Rencana Campuran Beton
Rencana Campuran Dihitung dengan
menggunanakan Metode SK.SNI.T-15-1990-03.

1. METEODOLOGI PENELITIAN 120


1. Lokasi/Objek Penelitian
Lokasi penelitian terletak di Kota Ambon. 100

% Lolos Saringan
Objek penelitian yang ditinjau adalah abu batu ( 80
Limbah Stone Crusher ) sebagai pengganti pasir 60
pada PT. ESER, dengan penelitian sifat-sifat fisis
dan karakteristik beton dilakukan di Laboratorium 40

Teknik Sipil Politeknik Negeri Ambon dengan 20


waktu pelaksanaan 2 (dua) bulan.
0
2. Pengumpulan Data 100 50 30 16 8 4 3/8"
Jenis data yang digunakan dalam penelitian Batas Bawah 0 5 15 30 60 90 100
ini yaitu : Batas Atas 10 20 34 70 95 100 100
1. Data primer Lolos % 9.64 19.5 28.2 43.7 62.6 89.7 100
Data primer yang digunakan : Ukuran Saringan
1. Sampel agregat kasar
2. Sampel agregat halus Gambar 5.1. Grafik Daerah Gradasi Pasir Kasar
3. Karakteristik agregat
(Limbah Stone Crusher) Zona 1
4. Pembuatan dan pengujian beton
Tabel. 5.2 Hasil pemeriksaan karakteristik agregat
5. Data sekunder halus (Limbah Stone Crusher).
Data sekunder yang digunakan :
Agregat Halus (Limbah Stone
6. Perancangan campuran beton Jenis Sampel :
Crusher)
7. Perhitungan rencana campuran Sumber Sampel : PT. ESER
beton
Hasil
No Uraian Pemeriksaan Spesifikasi Ket. Lolos
Pengujian
IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN
1 - Zona Gradasi Zona 1 Zona 1 – 4 Lolos
A. Analisa Hasil Pemeriksaan Karakteristik
- Modulus Kehalusan (%) 3.465 1,5 - 3,8 Lolos
Agregat dan Pembahasan
1. Analisa Hasil Pemeriksaan Karakteristik 2 Berat Volume (gr/cm3) 1,2 - 1,75

Agregat Halus (Limbah Stone Crusher) - Lepas 1.11 Lolos

1. Limbah Stone Crusher - Padat 1.45 Lolos


Analisa saringan agregat yang 3 Berat Jenis (gr/m3) 2,4 - 2,9
digunakan berada pada zona 1, sesuai standar - Berat Jenis Bulk 2.48 Lolos
SK.SNI T-15-1990-03. Hasil analisa dapat - Berat Jenis SSD 2.58 Lolos
dilihat pada tabel 4.1. - Berat Jenis Semu 2.74 Lolos

Tabel 5.1. Hasil pemeriksaan analisa saringan - Penyerapan/Absorbsi (%) 3.71 <5% Lolos

agregat halus (Limbah Stone Crusher). 4 Kadar Air (%) 3.15 <5% Lolos

5 Kadar Lumpur (%) 3.17 <5% Lolos


Persentase
No. Berat
Berat
Berat Berat Sumber : Hasil analisa data
Ayakan +

Material Lolos
Ayakan Ayakan
Tertahan
Tertahan Kumulatif Tertahan
Dari hasil pemeriksaan karakteristik agregat
3/8" 334.4 334.4 - - - 100 halus secara keseluruhan dapat disimpulkan
No. 4 414.1 619.3 205.2 205.2 10.26 89.74
bahwa secara umum agregat halus baik untuk
digunakan karena memenuhi hampir semua syarat
8 429.2 970.7 541.5 746.7 37.33 62.67
yang ditentukan oleh SII, BS, maupun ASTM.
16 401.9 781.2 379.3 1,126.0 56.29 43.71 Analisa pemeriksaan karakteristik agregat halus
30 410.0 718.7 308.7 1,434.7 71.73 28.27
(Limbah Stone Crusher).
50 386.2 561.3 175.1 1,609.8 80.48 19.52
2. Analisa Hasil Pemeriksaan Karakteristik
100 267.6 465.1 197.5 1,807.3 90.36 9.64 Agregat Kasar
Berdasarkan analisa saringan, seperti yang
200 401.2 454.4 53.2 1,860.5 93.02 6.98
dapat dilihat pada Tabel 4.3, agregat kasar tidak
Pan 468.0 607.7 139.7 2.000 100 0.00 memenuhi BS.
Musper David Soumokil; Analisa karakteristik Agregat Halus (limbah Stone Crusher)
Modulus Kehalusan (MK) : 346.450/100 = 3.465

Tabel. 5.3. Hasil pemeriksaan analisa


saringan agregat kasar Dari hasil pemeriksaan secara keseluruhan
Persentase
dapat disimpulkan bahwa secara umum agregat
Berat
No. Berat
Ayakan +
Berat Berat
kasar baik untuk digunakan karena memenuhi
Material Tertahan Lolos
semua syarat yang ditentukan oleh SII, BS,
Ayakan Ayakan Tertahan Kumulatif
Tertahan
maupun ASTM.
3” 430.3 430.3 - - - 100

1 ½” 576.1 576.1 - - - 100.00 B. Perancangan Campuran Beton.


¾” 558.5 2.089.2 1,530.7 1,530.7 52.60 47.40 Perancangan campuran beton dimaksudkan
3/8” 334.4 1,506.0 1,171.6 2,702.3 92.86 7.14 untuk mengetahui komposisi atau proposi bahan-
No. 4 414.1 582.8 168.7 2.871,0 98.66 1.34 bahan penyusun beton. Proposi campuran dari
8 429.2 434.4 5.2 2,876.2 98.84 1.16 bahan-bahan penyusun beton ini ditentukan
16 401.9 403.2 1.3 2,877.5 98.88 1.12 melalui sebuah perancangan beton (mix design).
30 410.0 412.2 2.2 2,879.7 98.96 1.04 Berdasarkan hasil pemeriksaan serta analisa
50 386.2 391.2 5.0 2,884.7 99.13 0.87 karakteristik dari masing-masing agregat maka
100 267.6 276.4 8.8 2,893.5 99.43 0.57 dapat dibuat perancangan beton yang sesuai
200 401.2 404.0 2.8 2,896.3 99.53 0.47
dengan karakteristik agregat tersebut. Dalam
perancangan ini digunakan metode Standar
Pan 468.0 481.7 13.7 2,910.00 0.00
Nasional Indonesia SK.SNI. T.15-1990-03.Dari
Modulus Kehalusan (MK) : 739.368/100 = 7.394
hasil perhitungan perancangan campuran beton
(mix design), diperoleh proposi bahan-bahan
pokok untuk membuat 1 m³ campuran beton untuk
120 agregat halus (Limbah Stone Crusher) dengan
100 kuat tekan rencana f’c = 225 kg/cm².
% Lolos Saringan

80
RANCANGAN CAMPURAN BETON (K-225)
60

40 Sumber sampel : Quary PT. ESER – Kota Ambon


20 Jenis sampel : Agregat Halus (Limbah Stone
0 Crusher)
4 3/8" 3/4" 1 1/2" Agregat kasar (Batu Pecah Wae
Batas Bawah 0 10 35 95 Sekula)
Batas Atas 5 40 70 100
Lolos % 1.3 10.1 47.4 100.0 TABEL ISIAN MIX DESIGN

Ukuran Saringan NO URAIAN KETERANGAN NILAI

1 Kuat tekan yang disyaratkan Ditentukan 225 kg/cm ² atau 22.5 Mpa
Gambar 5.2.Grafik Batas Gradasi Kerikil atau 2 Deviasi standar Diketahui PBI 7 Mpa
Koral ukuran maksimum 40 m 3 Nilai tambah (margin) P1 11.5 Mpa
4 Kekuatan rata-rata yang ditargetkan P2 34.0 Mpa
Tabel 5.4. Hasil pemeriksaan karakteristik
5 Jenis semen Ditetapkan Type 1
agregat kasar
6 Jenis agregat : kasar Pecah

Jenis Sampel : Batu Pecah Jenis agregat : halus Pecah (Limbah Stone Crusher)

Sumber Sampel : Wai Sekula


7 Faktor Air semen bebas Tabel 0.48
8 Faktor Air semen max 0.6
Hasil Ket.
No Uraian Pemeriksaan Spesifikasi 9 Slump Ditetapkan 100 mm
Pengujian Lolos

Uk. Max 10 Ukuran agregat maksimum Ditetapkan 40 mm


1 - Zona Gradasi Termasuk Lolos
40 mm
11 Kadar air bebas Tabel 205 kg/m ³
- Modulus Kehalusan (%) 7.394 5-8 Lolos
12 Jumlah semen P3 427 kg/m ³
2 Berat Volume (gr/cm3) 1,2 - 1,75
13 Jumlah semen minimum 275 kg/m³
- Lepas 1.25 Lolos
14 Faktor air semen yang disesuaikan ―
- Padat 1.67 Lolos
15 Susunan besar butir agregat halus ZONA 1
3 Berat Jenis (gr/m3) 2,4 - 2,9
16 Persen agregat halus 43%
- Berat Jenis Bulk 2.57 Lolos 17 Berat jenis relatif, agregat
- Berat Jenis SSD 2.63 Lolos 2.6
(kering permukaan)
- Berat Jenis Semu 2.75 Lolos
18 Berat jenis beton Grafik 2350 kg/m³
- Penyerapan/Absorbsi (%) 2.62 <5% Lolos
19 Kadar agregat gabungan P4 1718 kg
4 Kadar Air (%) 2.35 <5% Lolos
20 Kadar agregat halus 739 kg
5 Kadar Lumpur (%) 3.17 <5% Lolos
21 Kadar agregat kasar 979 kg
Sumber : Hasil analisa data
2111 Jurnal TEKNOLOGI, Volume 12 Nomor 2, 2015; 2103 - 2113

SEMEN Air Agregat Halus Agregat Kasar dilakukan untuk menghindarkan beton dari
KWANTITAS kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari
(Kg) (Ltr) (Kg) (Kg)
pertama, dan perbedaan suhu beton dengan
Per m³ 472 205 739 979
lingkungan yang terlalu besar yang dapat
Perbandingan Komposisi 1 0.5 1.7 2.3 menyebabkan susut yang terlalu cepat pada beton.
Dari hasil perhitungan perancangan
campuran beton (mix design), diperoleh proposi 4. Pengujian Kuat Tekan Beton
bahan-bahan pokok untuk membuat 1 m³ 1. Hasil Pengujian Kuat Tekan Beton.
campuran beton untuk agregat halus (Limbah Hasil kuat tekan beton yang dihasilkan untuk
Stone Crusher) dengan target kuat tekan rencana agregat halus (Limbah Stone Crusher) sebesar
f’c = 225 kg/cm² adalah : 236.82 kg/cm² atau lebih besar dari kuat tekan
rencana, tetapi lebih kecil dari kuat tekan rata-rata
1. Semen = 427 yang ditargetkan.
kg
2. Air = 205 2. Analisa Pengujian Kuat Tekan Beton
ltr Dari hasil perhitungan 9actor9ic standar
3. Agregat Halus = deviasi menunjukan hasil yang baik karena mutu
739 kg standar deviasi pelaksanaan lebih kecil dari
4. Agregat Kasar = standar deviasi yang direncanakan (Sr > S).
979 kg Dari pengujian kuat tekan beton, hasil yang
diperoleh cukup bervariasi pada setiap umur
Dari data hasil perhitungan proposi beton. Hal ini disebabkan oleh beberapa 9actor
campuran bahan dasar tersebut diperoleh yaitu :
perbandingan/proporsi campuran sebagai berikut : 1. Gradasi agregat kasar/besar dan seragam
mudah mengalami proses segregasi yang
1 PC : 1.7 Ps : 2.3 Krkl : 0.5 Air terjadi akibat mudahnya partikel agregat
halus untuk naik kepermukaan. Karena
5. Pembuatan dan Pengujian Beton banyaknya rongga-rongga yang terbuka.
Setelah melakukan perancangan campuran Agregat ini akan menghasilkan kepadatan
(mix design), maka dari hasil yang diperoleh di beton yang rendah sehingga
buat sampel pengujian sesuai kebutuhan. Sampel mempengaruhi kuat tekan beton yang
yang dibuat sebanyak 30 benda uji. dihasilkan.
Dari hasil mix design maka keseluruhan 2. Proses pemadatan yang tidak sempurna.
material ditimbang sesuai kebutuhan benda uji 3. Faktor ketelitian dalam pelaksanaan.
yang akan dibuat. Setelah penimbangan maka Tabel 5.5. Perhitungan Standard Deviasi
langkah selanjutnya adalah pencampuran seluruh
material selama kurang dari 1.5 – 3 menit barulah
dituang didalam wadah untuk selanjutnya dibuat No.
Kuat Tekan
Xi – X
(Xi –
(Xi) 28 Hari X)2
benda uji. Bend Keterangan
a Uji
(Kg/cm
1. Hasil Pemeriksaan Slump Beton. (Kg/cm2) (Kg/cm2) 2
)
Pengujian slump (Slump Test) ialah suatu 1 224.79 -2.86 8.20
cara untuk mengukur kelecakan adukan beton 2 224.79 -2.86 8.20
yaitu workability/kepadatan adukan yang 6829.4
3 219.86 -7.79 60.72 Xi =
dibutuhkan dalam pengerjaan beton. Berdasarkan 6
4 223.80 -3.85 14.81 n = 30
nilai slump yang direncanakan sesuai SK.SNI T-
(Xi –
15-30-1991yaitu antara 60 – 100 mm, maka dari 5 219.86 -7.79 60.72
X)2
= 907.38

hasil pemeriksaan slump untuk masing-masing 6 221.83 -5.82 33.88


campuran rata-rata diperoleh sebesar 85 mm. 7 222.87 -4.78 22.83 Kuat Tekan Rata-rata :
Xi /
2. Pencetakan Benda Uji 8 220.28 -7.37 54.32 X =
n
Pencetakan benda uji dilakukan dengan 9 225.46 -2.19 4.78 = 227.65

menggunakan cetakan benda uji kubus dengan 10 224.81 -2.83 8.04


dimensi 150 x 150 mm sebanyak 6 buah tiap kali 11 226.11 -1.54 2.37
pembuatan benda uji. Hal ini dilakukan karena 12 226.76 -0.89 0.79
disesuaikan dengan kapasitas molen yang kecil. 13 220.57 -7.08 50.06
Kemudian dibiarkan kurang lebih 24 jam. Setelah 14 222.63 -5.01 25.14
itu baru cetakan dibuka.
15 223.15 -4.50 20.24

16 223.67 -3.98 15.87


3. Perawatan Benda Uji
Perawatan benda uji dilakukan dengan cara 17 226.24 -1.41 1.98

merendam seluruh benda uji dalam air. Hal ini 18 226.76 -0.89 0.79
Musper David Soumokil; Analisa karakteristik Agregat Halus (limbah Stone Crusher) Bahan Campuran Beton
eton 2112
19 231.01 3.36 11.29 Memenuhi
12 226.76 225.79 Tak Memenuhi
Syarat
20 231.48 3.83 14.69 Memenuhi
13 220.57 224.56 Tak Memenuhi
Syarat
21 231.48 3.83 14.69 Memenuhi
14 222.63 224.02 Tak Memenuhi
Syarat
22 231.48 3.83 14.69
Memenuhi
15 223.15 223.28 Tak Memenuhi
23 232.43 4.78 22.83 Syarat
Memenuhi
16 223.67 222.51 Tak Memenuhi
24 231.48 3.83 14.69 Syarat
Memenuhi
25 235.83 8.18 66.90 17 226.24 223.92 Tak Memenuhi
Syarat
Memenuhi
26 234.47 6.82 46.49 18 226.76 224.95 Tak Memenuhi
Syarat
27 237.19 9.54 91.00 Memenuhi
19 231.01 226.92 Tak Memenuhi
Syarat
28 236.73 9.09 82.56 Memenuhi
20 231.48 228.87 Tak Memenuhi
Syarat
29 235.83 8.18 66.90 Memenuhi Memenuhi
21 231.48 230.18
Syarat Syarat
30 235.83 8.18 66.90
Memenuhi Memenuhi
22 231.48 231.36
6829.46 907.38 Syarat Syarat
Memenuhi Memenuhi
23 232.43 231.72
Syarat Syarat
Memenuhi Memenuhi
Standar Deviasi (s) = 24 231.48 231.72
Syarat Syarat
Memenuhi Memenuhi
25 235.83 232.80
Syarat Syarat
(Xi - X) 2 26 234.47 233.55
Memenuhi Memenuhi
Syarat Syarat
s = n 1 Memenuhi Memenuhi
27 237.19 234.74
Syarat Syarat
Memenuhi Memenuhi
s = 907.38 = 5.59 Kg/cm 2 28 236.73 236.05
Syarat Syarat
30 - 1 Memenuhi Memenuhi
29 235.83 236.05
Syarat Syarat
Kuat tekan yang diperoleh (fc) = Memenuhi Memenuhi
30 235.83 236.39
Syarat Syarat
fc = X + 1,64 x s

fc = 236.82 Kg/cm
2 Data Statistik :

Kuat Tekan Rencana (f'c) = 225 Kg/cm2


Evaluasi hitung kuat tekan di dasarkan pada
pedoman Beton 1989. Pasal 4.7 yang menjelaskan Kuat Tekan Rata-rata = 227.65 Kg/cm2
bahwa, pelaksanaan beton dapat diterima jika hasil
kekuatan tekan betonnya memenuhi dua syarat Standar Deviasi (s) = 5.59 Kg/cm2
yang diberikan yaitu : Syarat I = (f'c + 0,82 Sd) = 229.6 Kg/cm2
1. Nilai rata rata dari semua pasangan hasil
uji (terdiri dari 4 pasangan benda uji) Syarat II = (0,85 f'c) = 191.3 Kg/cm2
kurang dari f’c + 0.82, dengan S adalah
standar deviasi. Dari hasil evaluasi kuat tekan kubus sesuai
2. Tidak satupun benda uji yang nilainya syarat I (229.6 Kg/cm2) dan syarat II (191.3
kurang dari 0.85 f’c. Kg/cm2) diperoleh, beton pada usia 3 dan 7 hari
tidak memenuhi syarat I tetapi pada usi 14, 21 dan
Tabel 5.6.
.6. Evaluasi Kuat Tekan Kubus 28 hari memenuhi syarat I, sedangkan untuk syarat
II seluruh hasil pengujian kuat tekan memenuhi
Syarat I Syarat II syarat. Sehingga untuk seluruh analisiss kelayakan
Kuat
Tekan agregat halus (limbah Stone Crusher) pada Quary
No. Rata-rata 4
Benda
(Xi) 28
Benda Uji
PT. ESER dinyatakan layak untuk dipakai sebagai
Hari
Uji Berpasangan ≥ f'c + 0.82 Sd ≥ 0.85 f'c material campuran beton Mutu K-225.
2
(Kg/cm )
VI. PENUTUP
Memenuhi
1 224.79 - -
Syarat VI.1.Kesimpulan
2 224.79 - -
Memenuhi Berdasarkan hasil pemeriksaan material di
Syarat
3 219.86 - -
Memenuhi laboratorium dan pengujian kuat tekan bekan
Syarat
Memenuhi
beton maka diperoleh :
4 223.80 223.31 Tak Memenuhi
Syarat
5 219.86 222.07 Tak Memenuhi
Memenuhi
Syarat
1. Hasil pengujian karakteristik material abu batu
6 221.83 221.33 Tak Memenuhi
Memenuhi (limbah Stone Cruser) memenuhi seluruh syarat
Syarat
Memenuhi sebagai pengganti pasir (agregat halus) sebagai
7 222.87 222.09 Tak Memenuhi
Syarat bahan campuran beton dengan komposisi
Memenuhi
8 220.28 221.21 Tak Memenuhi
Syarat campuran /m3 beton : Semen = 427 kg, agregat
9 225.46 222.61 Tak Memenuhi
Memenuhi
Syarat
halus
alus = 739 kg, agregat kasar = 979 kg dan air =
10 224.81 223.36 Tak Memenuhi
Memenuhi 205 liter.
Syarat
Memenuhi 2. Hasil pengujian kuat tekan beton didapat kuat
11 226.11 224.17 Tak Memenuhi
Syarat tekan beton yang diperoleh f’c = 236.82
2113 2
Jurnal TEKNOLOGI, Volume 12 Nomor 2, 2015;
Kg/cm , lebih besar dari kuat tekan rencana f’c 2103 - 2113
tekan = 225 Kg/cm2, tetapi lebih kecil dari kuat
tekan rata-rata yang ditargetkan (factor keaman)
f’c = 340 Kg/cm2.
3. Hasil evaluasi kuat tekan didapat beton pada
umur 28 hari memenuhi kedua syarat yang
ditentukan yaitu syarat I (229.6 Kg/cm2) dan
syarat II (191.3 Kg/cm2), sehingga dapat
disimpulkan bahwa, material abu batu (limbah
Stone Crusher) sebagai pengganti pasir (agregat
halus) layak dipakai sebagai bahan campuran
beton Mutu K-225.

VI.2.Saran
Dari kesimpulan yang diperoleh, maka
disarankan material abu batu (limbah Stone
Crusher) sebaik digunakan sebagai bahan
campuran beton untuk bangunan non struktur,
karena kuat tekan beton yang dihasil walaupun
memenuhi kuat tekan rencana tetapi memiliki kuat
tekan yang ditergetkan (faktor keamanan) rendah.
Penggunaan abu batu juga sebaiknya dicuci untuk
mengurangi kandungan kadar lumpur sebelum
digunakan.

Daftar Pustaka
Aji, P. Purwanto, 2004. ”Teknologi Beton”,
Andy, Yokyakarta
Amri, Sjafei, 1991, ”Pengantar Teknologi
Beton”, Edisi Pertama Seri Teknologi
Bahan
Andoyo ”Pengaruh Penggunaan Abu Terbang
(Fly Ash) Terhadap Kuat Tekan Dan
Serapan Air Pada Mortal”. Semarang :
Teknik Sipil Universitas Negeri Semarang,
2006.
Dinas Pekerjaan Umum, ”Perencanaan
Campuran Beton Normal SK.SNI T-15-01-
1991”.
Hidayat Arifal, Juli 2011, Pengaruh
Penambahan Abu Sekam Padi Terhadap
Kuat Tekan Beton K-225”, Vol. 3 No.
http://kuattekanbeton.net/jurnal/aptek.htm,
10 Agustus 2010
Mulyono, Tri, 2004, “Teknologi Beton”, Andi
Yogyakarta, Jakarta
Nugraha, Paul dan Anthoni, 2007, “Teknologi
Beton”, Andi, Yogyakarta
Rara Dewi, 2013, “Pembuatan Beton Normal
Dengan Fly Ash Menggunakan Mix
Desain Yang Dimodifikasi”, Jawa Barat :
Jurnal Teknik Sipil Universitas Jember
Tjokrodimuljo, Kardiyono, 1996, “Teknologi
Beton”, Nafiri, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai