Anda di halaman 1dari 9

ANALISIS BAHAN TAMBAH BAN KARET SEBAGAI AGREGAT KASAR DAN

AGREGAT HALUS TERHADAP KARAKTERISTIK CAMPURAN BETON

Nama Kelompok:

Yahya Firdaus 12511350


Kartika Meidiana 13511141
Rizky Rahadian 13511145

Agregat Kasar Agregat Halus


Latar Belakang
Pada dunia konstruksi beton masih berperan penting sebagai material utama yang digunakan.

Keuntungan : Kelemahan :

1. Kemudahan dalam 1. Rendahnya kemampuan


pengerjaan. menahan beban tarik

2. Kuat tekan yang tinggi. karena beton merupakan

3. Memiliki nilai ekonomis bahan getas.

dalam pembuatan dan


perawatannya.
Penggunaan limbah padat sebagai pengganti agregat pada beton beberapa tahun
belakangan ini semakin meningkat sebagai solusi yang cukup menjanjikan untuk
mengurangi limbah padat yang bersifat anorganik. Pemakaian agregat yang diambil
dari alam sebagia bahan pembuatan campuran beton secara ekonomis cukup mahal,
maka pemakaian limbah ban bekas sebagai substitusi untuk mengganti sebagian
agregat kasar dan halus dalam campuran beton menjadi alternatif agar dapat
memperkecil/mengurangi pengeluaran biaya dan mengatasi pencemaran lingkungan
akibat pembuangan limbah ban bekas, dan diharapkan dapat menghasilkan suatu
alternatif beton yang ramah lingkungan dan memiliki kemampuan dalam menahan
beban sendiri beton.
Tujuan

1. Mengetahui pengaruh limbah ban sebagai pengganti


agregat kasar dan halus sebesar 5% dan 10% dari
volume agregat, terhadap perilaku lentur balok beton.

2. Mengetahui hasil nilai lentur balok yang menggunakan


limbah ban sebagi pengganti agregat kasar, agregat
halus dan beton normal.
Batasan Masalah :
1. Material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari agregat kasar berupa potongan memanjang dan
halus lolos uji saringan #200.

2. Pengujian kuat lentur beton menggunakan sampel balok berdimensi 400 x 100 x 100 mm sebanyak 25
buah, untuk variasi beton normal sebanyak 5 buah, variasi 5% agregat halus limbah sebanyak 10 buah,
variasi 10% agregat halus limbah sebanyak 10 buah, variasi 5% agregat kasar limbah sebanyak 10 buah,
variasi 10% agregat kasar limbah sebanyak 10 buah.

3. Standar pengujian pada penelitian ini mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI). SNI 03-2493-1991

tentang Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton di laboratorium yang berlaku untuk balok uji

lentur dan SNI 4431:2011 tentang Cara Uji Kuat Lentur Beton Normal dengan Dua Titik Pembebanan.

4. Penelitian dilakukan dengan percobaan di laboratorium dan tidak dilakukan uji lapangan.

5. Mesin tekan beton yang dapat digunakan untuk pengujian kuat lentur dengan perlengkapan antara lain

manometer dengan dua jarum pembacaan beban, dua buah titik perletakan berbentuk silinder, dua buah titik

pembebanan berbentuk silinder, ketelitian peralatan pada skala pembacaan minimum adalah 12,5 g dengan

metode dua titik pembebanan yang dilakukan pada umur beton 28 hari.
TINJAUAN PUSTAKA

 Dari penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Satyarno (2010) diketahui bahwa penggunaan

substitusi serutan ban karet dapat meningkatkan daktalitas beton karena menurunkan modulus

elastisitas, namun mengurangi sifat-sifat mekanika beton seperti kuat tekan dan kuat lentur serta

sifat fisiknya seperti berat isi.

 Dari penelitian oleh Heykal (2010) didapat semakin bertambahnya persentase karet ban bekas pada

campuran beton maka akan mereduksi kuat tekan maupun kuat tariknya. Hasil kuat tekan terbesar

yaitu 15,38 MPa pada substitusi dengan kandungan karet ban bekas 20%, kuat tarik tertinggi

sebesar 2,34 MPa pada substitusi karet 20%.

 Penelitian oleh Putra (2015) Hasil penelitian pada umur 28 hari kuat lentur beton

menunjukkan substitusi crumb rubber dan tire chips pada variasi 10% lebih tinggi

dibandingkan dengan beton normal, namun apabila substitusi limbah karet lebih besar dari

10% akan menurunkan kuat lentur beton tersebut.


Metode Pelaksanaan :
1.Tahap Persiapan

Seluruh bahan dan peralatan yang akan digunakan dipersiapkan terlebih dahulu agar penelitian dapat berjalan dengan lancar.

2. Tahap Pengujian Pendahuluan

Pengujian pendahuluan adalah pemeriksaan bahan penyusun beton yang meliputi pemeriksaan gradasi pasir, pemeriksaan berat

jenis pasir, pemeriksaan kandungan lumpur pada pasir pemeriksaan gradasi kerikil, pemeriksaan berat jenis kerikil dan

pemeriksaan berat jenis karet.

3.Tahap Pembuatan Benda Uji 


Perhitung rencana campuran beton (mix design)

Menyiapkan material untuk campuran beton

Menyiapkan alat untuk pengecoran beton

Membuat adukan beton dengan concrete mixer 

Melakukan uji slump 

Mencetak balok beton  

Mengeluarkan beton dari cetakan Alat Uji Kuat Lentur Balok


4. Tahap Perawatan Benda Uji 

Perawatan benda uji dilakukan dengan cara direndam di dalam air selama ±28 hari.
Bagan Alir Penelitian

Seketsa Pengujian Kuat Lentur


Balok

Contoh Hasil Pengujian Kuat Lentur


Balok Normal

Anda mungkin juga menyukai