Anda di halaman 1dari 93

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berdasarkan tujuan dari perencanaan campuran bahan beton yaitu untuk
memberikan ukuran standar yang wajib diberikan pada suatu bangunan untuk
menghasilkan suatu bangunan yang memiliki kualitas kuat dan tinggi, awet,
ekonomis, tanpa mengurangi estetikanya. sesuai dengan perkembangan struktur
bahan beton serta sejalan dengan pesatnya laju perkembangan ilmu pengetahuaan
dan teknologi khususnya yang berkaitan dengan bahan beton ataupun struktur
bahan beton untuk memberikan ukuran standar yang wajib diberikan pada suatu
bangunan. Universitas Bengkulu sebagai salah satu lembaga prasarana pendidikan
yang dipercayai di Provinsi Bengkulu harus mencapai tujuan ini.

1.2 Maksud dan Tujuan


Adapun maksud dan tujuan diselenggarakan praktikum mata kuliah teknologi
bahan adalah:
1. Untuk memenuhi persyaratan akademik pada Program Studi S-1 Teknik Sipil
Universitas Bengkulu khususnya mata kuliah Teknologi Bahan.
2. Memberi bekal pada mahasiswa untuk menerapkan ilmunya setelah selesai
kuliah.
3. Untuk lebih memahami prosedur-prosedur di lapangan, baik secara teknis
maupun non-teknis sehingga dapat bekerja dengan lebih teratur, terarah,
terampil, dan profesional.

1.3 Teori Singkat


Agregat merupakan material yang dominan dalam konstruksi kongkrit. Hampir
70% - 80% lebih berat konstruksi kongkrit adalah agregat. Agregat terdiri atas
agregat kasar (kerikil/batu baur) dan agregat halus (pasir), dan jika diperlukan
menggunakan bahan pengisi atau filler. Pasir untuk ukuran nominal agregat yang
kurang dari 0,5 cm dan batu kerikil adalah agregat yang mempunyai ukuran
nominal yang lebih dari 0,5 cm.

KELOMPOK 4A 1
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Agregat dibedakan menjadi agregat halus dan agregat kasar. Agregat halus
dibedakan lagi atas pasir kasar dan pasir halus. Pengujian agregat yang akan
dilaksanakan antara lain :
1. Kadar air
2. Berat volume/isi
3. Berat jenis
4. Penyerapan air
5. Susunan butir
6. Kadar kandungan air
7. Kandungan lumpur
Agregat berfungsi sebagai bahan pengisi, dan walaupun fungsinya hanya
sebagai bahan pengisi tapi mempunyai peranan yang penting dalam menentukan
kekuatan beton lebih kecil dari pada semen. Klasifikasi agregat menjadi kasar, halus
dan filler adalah berdasarkan ukurannya yang ditentukan menggunakan saringan.
Mutu agregat mempengaruhi kekuatan dan ketahanan konkrit.
1. Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegrasi alami dari batu atau
berupa batuh pecah yang di peroleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir terbesar 5,0 mm.
2. Agregat kasar adalah Kerikil sebagai hasil disintegrasi alami dari batu atau
berupa batu pecah yang di peroleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5-40 mm.
Sifat dan Karakteristik agregat sangat menentukan kualitas akhir beton yang di
kerjakan. Agregat dengan ukuran butir lebih halus memerlukan penggunaan semen
lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan butiran yang lebih kasar dan
berarti memerlukan penggunaan lebih sedikit, sehingga berdampak terhadap
pengurangan harga akhir beton.
Jenis agregat dapat dibedakan menurut : Asal perolehannya, susunan distribusi,
bentuk kumpulan ukuran serta berat butirannya.
1. Asal Perolehannya
a. Agregat alam merupakan agregat yang di peroleh langsung dari alam,
melalui proses pemecahan sehingga batuan tersebut berbentuk pasir dan
kerikil dan butirannya berbentuk bundar. Pemecahan batuan alam

KELOMPOK 4A 2
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

menghasilkan agregat kasar dimaksudkan untuk memperoleh campuran


beton mudah di kerjakan.
b. Agregat buatan yakni agregat yang sukar ditemukan pada suatu daerah.
Diperlukan sifat khusus unutk konstruksi tertentu, maka di buat agregat
buatan untuk menggantikan fungsi agregat alam.
2. Susunan Gradasi Butirannya
a. Agregat dengan gradasi baik adalah agregat dimana susunan butirannya
terdiri dari butiran halus hingga kasar secara beraturan, dan sangat ideal
untuk digunakan sebagai agregat beton kerena butiran dapat saling mengisi
sehingga diperoleh beton dengan kepadatan tinggi, mudah dikerjakan dan
mudah dialirkan.
b. Agregat dengan gradasi kasar dan seragam merupakan susunan gradiasi
yang kurang baik digunakan untuk agregat beton, karena menghasilkan
beton yang porous serta mengalami proses segrasi.
c. Agregat dengan gradasi halus dan seragam merupakan susunan yang
hamper sama dengan butiran yang kasar dan seragam.
d. Agregat dengan gradasi celah merupakan agregat memiliki susunan butiran
terputus dimana susunan butirannya tidak menerus dari halus hingga kasar
dan menghasilkan kualitas beton yang kurang baik.
3. Susunan Kumpulan Butirannya
a. Agregat halus yaitu agregat yang mempunyai ukuran butir dari 0,075-5 mm.
b. Agregat kasar adalah agregat yang memiliki ukuran butir lebih besar dari 5
mm.
4. Beratnya
a. Agregat ringan adalah material yang dapat di peroleh dari alam semesta
maupun dari proses pembuatan. Agregat ringan mempunyai tujuan tertentu
seperti mengurangi bobot terutama untuk bangunan yang bertingkat tinggi
dan agregat ringan juga dimaksudkan sebagai unsur penahan termal dan
penahan api.
b. Agregat normal yakni agregat yang digunakan pada pekerjaan beton normal
dengan kepadatan berkisar dari 2300-2500 kg/m3.

KELOMPOK 4A 3
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

c. Agregat berat merupakan agragat yang sangat efektif untuk menahan sinar
radiasi dengan kepadatan 4.000-5.000 kg/m3, tergantung pada jenis dan
ukuran agregat serta derajat pemadatan agregat, tapi sering terjadi kesukaran
untuk mengerjakan beton dengan agregat berat untuk mendapatkan sifat
kemudahan diolah tanpa mengalami proses segrasi.

Adapun bahan-bahan yang merugikan agregat adalah bahan-bahan yang


mengganggu proses pengikatan dan pengerasan beton, mengurangi kekuatan serta
berat isi beton, menyebabkan terkelupasnya beton dan mempengaruhi ketahanan
beton terhadap karat. Bahan-bahan tersebut adalah :
1. Bahan-bahan padat yang menetap, seperti : lempung, lumpur dan abu. Bahan-
bahan ini apabila terdapat dalam agregat dalam jumlah banyak, maka akan ada
kecenderungan penggunaan air yang banyak dalam campuran beton, sehingga
mutu beton menjadi jelek. Selain itu, bahanbahan ini juga akan menghalangi
pengikatan antara semen dan agregat.
2. Bahan organik dan humus, seperti : daun-daun yang membusuk, humus, asam
untuk menyamak, dll. Bahan-bahan ini akan mengganggu proses hidrasi pada
beton.
3. Garam, seperti : klorida, sulfat, karbonat dan fosfat. Bahan-bahan ini dapat
bereaksi secara kimiawi sehingga memperlambat atau merubah proses
pengikatan semen, menurunkan kekuatan bahkan menghancurkan beton.
Apabila agregat mengandung klorida lebih dari 2% maka klorida tersebut akan
menyerap air dalam udara sehingga meninggalkan noda putih pada permukaan
beton. Jenis garam ini juga akan menyebabkan karat pada tulangan sehingga
retak-retak pada beton dan menyebabkan terurainya beton yang bersangkutan.
Pada kondisi yang demikian, beton tidak dapat diperbaiki lagi, karena serangan
karat oleh klorida berlangsung terus menerus tidak dapat dicegah.
4. Agregat yang reaktif terhadap alkali, yaitu agregat yang mengandung silika
reaktif, biasanya terdapat pada batuan cherts, batu kapur dan beberapa jenis
batuan beku. Jenis agregat ini dapat bereaksi dengan alkali yang ada dalam
semen dan membentuk gel-silika, sehingga agregat mengembang atau
membengkak dan menyebabkan timbulnya retak serta penguraian beton.

KELOMPOK 4A 4
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Pada pengerjaan suatu campuran beton, ukuran butir suatu agregat dapat
mempengaruhi suatu kualitas dari suatu pekerjaan beton. Ukuran butiran agregat
yang dipilih untuk digunakan dalam suatu pekerjaan beton harus dengan beberapa
pertimbangan yaitu: “ukuran dari penampang beton yang akan digunakan, jumlah
dari jarak antar tulangan pada suatu penampang, peralatan pengeboran yang akan
digunakan“. SNI 1971 memberikan persyaratan terhadap pemilihan agregat dalam
suatu pekerjaan beton, seperti yang dinyatakan dalam pasal 3-4 ayat 7 sebagai
berikut: besar butir agregat maksimum tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil
antara bidang-bidang samping dari cetakan, 1/3 dari tebal plat, atau 3/4 dari jarak
bersih minimum diantara batang-batang dan berkas-berkas tulangan.
Penyimpangan dari pembatasan ini diizinkan apabila menurut penelitian pengawas
ahli, cara-cara pengecoran beton adalah sedemikian rupa sehingga tidak menjamin
terjadinya sarang-sarang kerikil.
Pembatasan ukuran butiran ini dimaksudkan agar didalam proses pengecoran
halus dapat kedalam bidang pengecoran tanpa terhambat oleh agregat kasar yang
tersangkut diantara tulangan dapat mengakibatkan tidak homogennya campuran
beton serta dapat menimbulkan sarang kering (honey comb) pada permukaan
bidang yang dicor.

KELOMPOK 4A 5
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

BAB II
METODE PELAKSANAAN PRAKTIKUM

2.1 Lokasi dan Waktu Pelaksanaan


Pelaksanaan Praktikum Teknologi Bahan ini dilaksanakan di Laboratorium
Terpadu Universitas Bengkulu dengan susunan jadwal dan pembimbing praktikum
sebagai berikut.
Mata Kuliah : Teknologi Bahan
Dosen Pengampu : Yuzuar Afrizal, S.T., M.T.
Asisten Dosen Dan Teknisi :
A. Kadar Air
1. Usswatun Chasanah (G1B018010)
2. Daniel Salwani, S.T.
B. Kadar Lumpur
1. Fazriyati Utami (G1B018017)
2. Daniel Salwani, S.T.
C. Kadar Organik
1. Hauranda Aqillah (G1B018077)
2. Rizky Arian Putra, S.T.
D. Analisa Saringan
1. Widia Pebrianti (G1B018044)
2. Agung Prayoga (G1B016046)
E. Berat Isi
1. Rizki Aidil (G1B018007)
2. Rizky Arian Putra, S.T.
F. Berat Jenis
1. Hekta Ringga (G1B018041)
2. Agung Prayoga (G1B016046)

KELOMPOK 4A 6
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Tabel 2.1 Kegiatan praktikum dan waktu pelaksanaan


Paraf
No Kegiatan Praktikum Asisten
Asisten
Pertemuan Ke-1 Selasa, 5 Juli 2022, 13.00 WIB - Selesai
1. Kadar Air 1. Usswatun Chasanah
(G1B018010)
a. Pengambilan benda uji
b. Penimbangan benda uji dalam 2. Daniel Salwani, S.T.
wadah
c. Pengovenan benda uji yang
telah ditimbang dalam cawan
selama 24 jam
2. Kadar Lumpur 1. Fazriyati Utami
(G1B018017)
a. Pengambilan benda uji
b. Penimbangan benda uji dalam 2. Daniel Salwani, S.T.
wadah
c. Pengovenan benda uji selama
24 jam
3. Analisa Saringan 1. Widia Pebrianti
(G1B018044)
a. Pengambilan benda uji
b. Penimbangan benda uji dalam 2. Agung Prayoga
wadah
c. Pengovenan benda uji selama
24 jam
4. Berat Isi 1. Rizki Aidil
(G1B018007)
a. Pengambilan benda uji metode
lepas 2. Rizky Arian Putra,
b. Pengukuran mold berbentuk S.T.
tabung
c. Pengujian berat isi batu pecah
(split) dan pasir sungai
d. Pengambilan benda uji metode
goyang

KELOMPOK 4A 7
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

e. Pengukuran mold berbentuk


tabung
f. Pengujian berat isi batu pecah
(split) dan pasir sungai
g. Pengambilan benda uji metode
tusuk
h. Pengukuran mold berbentuk
tabung
i. Pengujian berat isi batu pecah
(split) dan pasir sungai
5. Berat Jenis 1. Hekta Ringga
(G1B018041)
a. Pengambilan benda uji
b. Pencucian benda uji hingga 2. Agung Prayoga
bersih
c. Perendaman benda uji selama
24 jam
Pertemuan Ke-2 Rabu, 6 Juli 2022, 13.00 WIB - Selesai
1. Kadar Air 1. Usswatun Chasanah
(G1B018010)
a. Penimbangan benda uji kering
b. Penimbangan cawan 2. Daniel Salwani, S.T.
c. Penghitungan data kadar air
2. Kadar Lumpur 1. Fazriyati Utami
(G1B018017)
a. Penimbangan benda uji yang
telah di oven (kering) 2. Daniel Salwani, S.T.
b. Pencucian benda uji hingga
bersih
c. Pengovenan benda uji kembali
selama 24 jam
3. Analisa Saringan 1. Widia Pebrianti
(G1B018044)
a. Penyaringan benda uji dengan
mesin saringan 2. Agung Prayoga

KELOMPOK 4A 8
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b. Penimbangan berat benda uji


tertahan saringan
c. Penghitungan data analisa
saringan
4. Berat Jenis 1. Hekta Ringga
(G1B018041)
a. Pengeringan benda uji sampai
keadaan SSD 2. Agung Prayoga
b. Pencucian benda uji
c. Pengovenan benda uji selama
24 jam
5. Kadar Organik 1. Hauranda Aqillah
(G1B018077)
a. Pengambilan benda uji (pasir)
sebanyak 1/3 tinggi gelas 2. Rizky Arian Putra,
b. Pembuatan larutan dari S.T.
campuran air dan NaOH
c. Perendaman pasir dalam
larutan selama 24 jam
Pertemuan Ke-3 Kamis, 7 Juli 2022, 13.00 WIB - Selesai
1. Kadar Lumpur 1. Fazriyati Utami
(G1B018017)
a. Penimbangan Benda uji kering
oven 2. Daniel Salwani, S.T.
b. Perhitungan Data Kadar
Lumpur
2. Berat Jenis 1. Hekta Ringga
(G1B018041)
a. Penimbangan benda uji kering
oven 2. Agung Prayoga
b. Penghitungan data berat jenis
3. Kadar Organik 1. Hauranda Aqillah
(G1B018077)
a. Pengamatan warna pada
Organic plate 2. Rizky Arian Putra,
b. Pencatatan data kadar organik S.T.

KELOMPOK 4A 9
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Pertemuan Ke-4 Selasa, 2 Agustus 2022, 13.00 WIB - Selesai


1. a. Pengambilan benda uji 1. Rizki Aidil
(G1B018007)
b. Pencucian Benda Uji
(Pencucian agregat halus dan 2. Widia Pebrianti
(G1B018044)
agregat kasar untuk pembuatan
campuran beton)
c. Penjemuran benda uji
Pertemuan Ke-5 Rabu, 3 Agustus 2022, 09.00 WIB - Selesai
1. Pembuatan Benda Uji 1. Rizki Aidil
(G1B018007)
a. Penimbangan agregat, air, dan
semen untuk pembuatan benda 2. Widia Pebrianti
(G1B018044)
uji (campuran beton)
b. Pengadukan campuran beton di
dalam molen
c. Pencetakan benda uji setelah
tercapainya nilai slump yang
ditetapkan ke dalam cetakan
silinder
2. Pengujian nilai slump beton segar
a. Persiapan peralatan uji slump
b. Pengujian slump
c. Pengukuran nilai slump pada
beton segar
Pertemuan Ke-6 Kamis, 4 Agustus 2022, 13.00 WIB - Selesai
1. Pelepasan Benda Uji 1. Rizki Aidil
(G1B018007)
a. Pelepasan benda uji dari
cetakan silinder 2. Widia Pebrianti
(G1B018044)
2. Perendaman Benda Uji
a. Perendaman benda uji ke dalam
bak selama 14 hari

KELOMPOK 4A 10
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Pertemuan Ke-7 Kamis, 18 Agustus 2022, 15.00 WIB - Selesai


1. Pengujian Uji Kuat Tekan Beton 1. Rizki Aidil
(G1B018007)
a. Pengambilan beton setelah
diangin- anginkan selama 15 2. Widia Pebrianti
(G1B018044)
menit
b. Pengukuran dimensi beton
c. Pengukuran tinggi beton
d. Proses capping beton
e. Pengujian akhir uji kuat tekan
beton
f. Penilain akhir nilai uji tekan
beton

KELOMPOK 4A 11
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2 Uji Fisis Agregat


2.2.1 Pengujian Kadar Air Agregat (SNI-03-1971-1990)
A. Alat dan Bahan

Gambar 2.1 Timbangan dengan Gambar 2.2 Oven dengan suhu


ketelitian 0,5 gr 110±5ºC

Gambar 2.3 Agregat Halus Gambar 2.4 Agregat kasar

Gambar 2.5 Agregat Halus

KELOMPOK 4A 12
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Langkah Kerja
1. Agregat Halus (Pasir Sungai)
a. Berat talam ditimbang dan dicatat (W1).
b. Sampel benda uji dimasukkan ke dalam talam, kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya (W2).
c. Berat benda uji dihitung (W3 = W2 - W1).
d. Sampel benda uji beserta talam dikeringkan didalam oven dengan
suhu (110±5)ºC selama 24 jam.
e. Setelah kering, sampel benda uji beserta talam ditimbang dan dicatat
beratnya (W4).
f. Berat benda uji kering dihitung (W5 = W4 - W1).

2. Agregat Kasar (Split 1:3)


a. Berat talam ditimbang dan dicatat (W1)
b. Sampel benda uji dimasukkan kedalam talam, kemudian ditimbang
dan dicatat beratnya (W2) masing-masing.
c. Berat benda uji dihitung (W3=W2-W1).
d. Sampel benda uji beserta talam dikeringkan didalam oven dengan
suhu (110±5)ºC selama 24 jam
e. Setelah kering, sampel benda uji beserta talam ditimbang dan dicatat
beratnya (W4).
f. Berat benda uji kering dihitung (W5 = W4 - W1).

C. Rumus yang Digunakan


W3 adalah berat agregat sebelum pengovenan. W3 diperoleh dari
pengurangan berat cawan dan agregat sebelum pengovenan (W2) dengan
berat cawan (W1).

W3 = W2 – W1

W5 adalah berat agregat kering setelah pengovenan. W5 diperoleh dari


pengurangan berat cawan dan agregat sebelum pengovenan (W4) dengan
berat cawan (W1).

W5 = W4 – W1

KELOMPOK 4A 13
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Kadar air agregat dapat diketahui dari rumus:

W3-W5
= x 100%
W5

Rata-rata persentase :

Kadar air sampel A (%) + Kadar air sampel B (%)

KELOMPOK 4A 14
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2.2 Pengujian Kadar Lumpur (SNI 03-4142-1996)


A. Alat dan Bahan

Gambar 2.6 Oven Gambar 2.7 Timbangan

Gambar 2.8 Cawan Gambar 2.9 Sampel agregat

B. Langkah Kerja
1. Agregat Halus (Pasir Sungai)
a. Agregat halus diambil.
b. Benda uji dituangkan ke dalam wadah yang lain dan dimasukan ke
dalam oven, tunggu selama 24 jam.
c. Berat wadah ditimbang (W1).
d. Berat benda uji + wadah ditimbang (W2).
e. Berat benda uji dihitung (W3 = W2 - W1).
f. Kemudian air ditambahkan ±12 cm di atas pasir.
g. Benda uji dicuci.
h. Setengah dari jumlah air dalam tadi dibuang dan dilakukan sampai
air terlihat jernih.
i. Seluruh air dalam wadah tadi dibuang dengan hati-hati.
j. Agregat tadi dikeringkan dalam oven selama 24 jam.
k. Berat benda uji + wadah ditimbang setelah dioven (W4).
l. Berat benda uji kering dihitung (W5 = W4 - W1).

KELOMPOK 4A 15
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Agregat Kasar (Split 1 : 3)


a. Agregat kasar diambil.
b. Benda uji dituangkan ke dalam wadah yang lain dan dimasukan
kedalam oven, tunggu selama 24 jam.
c. Berat wadah ditimbang (W1).
d. Berat benda uji + wadah ditimbang (W2).
e. Berat benda uji dihitung (W3 = W2 - W1).
f. Kemudian air ditambahkan ±12 cm di atas pasir.
g. Benda uji dicuci.
h. Setengah dari jumlah air dalam tadi dibuang dan dilakukan sampai
air terlihat jernih.
i. Seluruh air dalam wadah tadi dibuang dengan hati-hati.
j. Agregat tadi dikeringkan dalam oven selama 24 jam.
k. Berat benda uji + wadah ditimbang setelah dioven (W4).
l. Berat benda uji kering dihitung (W5 = W4 - W1).

C. Rumus yang Digunakan


Perhitungan kadar lumpur :
W3 - W5
Kadar Lumpur = x 100%
W5

Rata-rata Kandungan Lumpur


Kadar Lumpur A+Kadar Lumpur B
=
2

KELOMPOK 4A 16
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2.3 Pengujian Kadar Organik (SNI-03-2816-1992)


A. Alat dan Bahan

Gambar 2.10 Larutan NaOH Gambar 2.11 Gelas bening


(10%)

Gambar 2.12 Standar warna Gambar 2.13 Timbangan


(organic plate)

Gambar 2.14 Plastik bening Gambar 2.15 Sampel agregat


dan karet yaitu pasir sungai

KELOMPOK 4A 17
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Langkah Kerja
a. Siapkan alat dan bahan pengujian yang dibutuhkan.
b. Sampel agregat dimasukkan kedalam gelas (isi benda uji dalam gelas
kira-kira setinggi 1/3 dari tinggi gelas).
c. Air suling dan NaOH dicampurkan dengan perbandingan 7 : 3 lalu
diaduk hingga tercampur rata.
d. Agregat dan campuran NaOH + air diaduk lalu ditutup rapat dengan
menggunakan plastik dan karet gelang.
e. Lalu didiamkan selama 24 jam.
f. Setelah 24 jam liat perubhan warna yang terjadi kemudian cocokan atau
bandingkan dengan menggunakan standar warna (Organic Plate).

C. Pemeriksaan Kadar Organik

Standar Warna:
1. Bening-Kuning Muda
2. Kuning Muda-Kuning Tua
3. Kuning Tua-Coklat Muda
4. Coklat Muda-Coklat Tua
5. Coklat Tua-Hitam

KELOMPOK 4A 18
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2.4 Pengujian Berat Isi (SNI 03-4804-1998)


A. Alat dan Bahan

Gambar 2.16 Neraca Ohauss Gambar 2.17 Mold

Gambar 2.18 Mistar perata Gambar 2.19 Timbangan


dan tusukan

B. Langkah Kerja
1. Metode Lepas
a) Mold ditimbang lalu dicatat beratnya (W1).
b) Agregat dimasukkan kedalam mold dengan hati hati jangan
sampai terjadi pemisahan butir-butir, dari ketinggian maksimum
5 cm diatas wadah ,isi hingga penuh.
c) Ratakan bagian atas permukaan yang menggunung dengan
menggunakan mistar perata.
d) Setelah itu agregat beserta mold ditimbang lalu dicatat beratnya
(W2).
e) Berat agregat dihitung dengan menggunakan rumus (W3 = W2 -
W1).

KELOMPOK 4A 19
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Metode Tusuk
a) Mold ditimbang lalu dicatat beratnya (W1).
b) Agregat dimasukkan ke dalam mold sebanyak 3 lapisan.
c) Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali
tusukan secara merata dan ketika dihitungan ke 10,20 dan 25
tusuk di bagian tengan. Pada pemadatan tongkat harus tepat
masuk sampai lapisan bagians bawah tiap tiap lapisan. Setelah
mencapai 3 lapisan lalu ratakan bagian atas permukaan yang
menggunung dengan menggunakan mistar perata .
d) Setelah itu agregat beserta mold ditimbang (W2).
e) Berat agregat dihitung dengan menggunakan rumus (W3 = W2 -
W1).
3. Metode Goyang
a) Mold ditimbang lalu dicatat beratnya (W1).
b) Agregat dimasukkan kedalam mold sebanyak 3 lapisan.
c) Setiap lapis dipadatkan dengan menggoyangkan wadah sebanyak
25 kali goyangan. Tiap hitungan ke 10,20 dan 25 wadah
dihentakkan datar. Lalu ratakan bagian atas permukaan yang
menggunung dengan menggunakan mistar perata .
d) Setelah itu agregat beserta mold ditimbang (W2).
e) Berat agregat dihitung dengan menggunakan rumus (W3 = W2 -
W1).
C. Rumus yang Digunakan
Perhitungan berat isi :
W3
Berat isi agregat =

KELOMPOK 4A 20
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2.5 Pengujian Berat Jenis (SNI 03-1969-1990)


A. Alat dan Bahan

Gambar 2.20 Cawan Gambar 2.21 Loyang

Gambar 2.22 Timbangan Gambar 2.23 Piknometer


dengan ketelitian 0,5 gram dengan kapasitas 500 ml

Gambar 2.24 Kerucut terpancung Gambar 2.25 Oven


dan batang penumbuk

KELOMPOK 4A 21
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Langkah Kerja
1. Agregat Halus :
a) Agregat diambil dan dicuci hingga bersih secara berulang.
b) Agregat direndam selama 24 jam.
c) Setelah 24 jam buang air pada rendaman agregat dengan hati-hati,
jangan sampai agregat terbuang bersama air lalu letakkan agregat
basah diatas koran dengan cara ditebarkan hingga pasir mencapai
keadaan SSD.
d) Periksa keadaan SSD dengan mengisikan agregat kedalam
kerucut terpancung, yang pertama kerucut terpancung diisi
hingga penuh. Terakhir ditumbuk sebanyak 25 kali. lalu
diratakan. kerucut diangkat secara perlahan, keadaan SSD
tercapai jika agregat runtuh sebagian.
e) Setelah keadaan SSD tercapai, masing-masing agregat halus
dibagi menjadi 3 sample yang masing-masingnya sebanyak 500
gr. Piknometer kosong dan piknometer berisi air sebanyak 500 ml
diukur dengan menggunakan timbangan.
f) Masing-masing sample agregat dimasukkan kedalam piknometer
lalu diisi air sebanyak batas leher piknometer kemudian diputar-
putar dan dikocok-kocok.
g) Setelah dikocok air dikeluarkan dari piknometer secara hati
hati.vacum pump digunakan untuk mengeluarkan air dari
piknometer lalu piknometer + agregat basah ditimbang.
h) Agregat yang telah ditimbang lalu dikeluarkan dari piknometer
kemudian masukkam ke dalam oven selama 24 jam.
i) Agregat kering ditimbang.

2. Agregat Kasar :
a) Agregat diambil lalu dicuci hingga bersih.
b) Agregat direndam dengan air selama 24 jam dengan
menggunakan ember.
c) Air rendaman agregat dibuang perlahan jangan sampai ada yang
terbuang saat pembuangan air dari ember. Agregat ditebarkan

KELOMPOK 4A 22
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

diatas koran, agregat dibolak-balik untuk mencapai keadaan SSD.


setelah mencapai keadaan SSD agregat sebanyak 2000 gr
ditimbang.
d) Sample yang telah ditimbang dimasukkan kedalam keranjang
kawat lalu dimasukkan ke dalam air, goyang-goyang keranjang
berisi agregat hingga tidak ada bunyi lagi dan gelembung yang
tertahan keluar seluruhnya.
e) Agregat yang berada didalam air ditimbang.
f) Lalu agregat dimasukkan ke dalam oven dan dioven selama 24
jam.
g) Setelah proses pengovenan, agregat di angin-anginkan sampai
suhunya turun, kemudian timbang lagi massa agregat kering.
C. Rumus yang Digunakan
Agregat Halus :
Hitung Berat Jenis kering oven dengan :
Bk
B+Bj-Bt

Hitung SSD agregat dengan :


Bj
B+Bj-Bt

Hitung Berat Jenis Semu dengan :


Bk
B+Bk-Bt

Hitung persentase penyerapan dengan :


Bj-Bk
×100%
Bk

Keterangan :
BK : Berat Kering Benda (gram)
BJ : Berat SSD Benda (gram)
B : Berat Piknometer Berisi Air (gram)
BT : Berat Piknometer Berisi Benda Uji Dan Air (gram)

KELOMPOK 4A 23
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Agregat Kasar :
Hitung berat jenis kering dengan :
Bk
Bj-Ba

Hitung SSD agregat dengan :


Bj
Bj-Ba

Hitung berat jenis semu dengan :


Bk
Bk-Ba

Hitung persentase penyerapan dengan :


Bj-Bk
× 100%
Bk

Keterangan :
BK : Berat kering benda (gram)
BJ : Berat SSD benda (gram)
Ba : Berat piknometer berisi air (gram)
BT : Berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)

KELOMPOK 4A 24
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.2.6 Pengujian Analisa Saringan (SNI 03-1968-1990)


A. Alat dan Bahan

Gambar 2.26 Timbangan dengan Gambar 2.27 Oven suhu


ketelitian 0,5 gram 110 ±5ºC

Gambar 2.28 Satu set saringan Gambar 2.29 Mesin pengguncang

Gambar 2.30 Loyang Gambar 2.31 Kuas

KELOMPOK 4A 25
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Langkah Kerja
a. Agregat disiapkan dan ditimbang masing-masing dibagi menjadi 2
sample agregat kasar dan halus masing-masing 3000 gram.
b. Benda uji dimasukkan kedalam oven selama 24 jam dengan suhu 110
± 50C.
c. Setelah dioven selama 24 jam, masing-masing sampel agregat kasar
dan halus ditimbang dengan berat 2500 gram untuk agregat kasar dan
1000 gram untuk agregat halus.
d. Saringan disiapkan lalu disusun sesuai dengan nomor saringan, yang
paling bawah ialah saringan yang paling kecil.
e. Benda uji dimasukkan ke tempat saringan. Percobaan pada agregat
halus dilakukan dengan mesin penggoyang selama 15 menit dan untuk
agregat kasar diuji dengan menggoyangkan saringan secara manual.
f. Agregat yang tertahan pada setiap nomor saringan ditimbang dengan
menggunakan saringan yang yang telah disiapkan.
g. Data hasil pengamatan dicatat dalam tabel pengamatan.

C. Rumus yang Digunakan


Jumlah agregat yang bertahan

∑W(Tertinggal) = W(Tertinggal) + W(Tertinggal Sebelumnya)

Persentase jumlah berat agregat yang bertahan


presentase jumlah
Persentase (jumlah Tertinggal) = tertinggi ×100%
jumlah keseluruhan masing tertinggi

Persentase jumlah berat agegat yang lolos saringan

Presentase jumlah melalui = 100% - persentase jumlah tertinggal

Perhitungan MHB
Jumlah Kumulatif Tertahan
MHB =
100

KELOMPOK 4A 26
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.3 Pencetakan dan Perawatan Beton


2.3.1 Alat dan Bahan

Gambar 2.32 Silinder 15x30 Gambar 2.33 Silinder 10x20

Gambar 2.34 Molen dengan Gambar 2.35 Timbangan dengan


kapasitas ± 350 L ketelitian 0,5 gram

Gambar 2.36 Ember Gambar 2.37 Sendok semen

Gambar 2.38 Talam Gambar 2.39 Oli

KELOMPOK 4A 27
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Gambar 2.40 Sekop Gambar 2.41 Satu set kunci


dan tang

Gambar 2.42 Palu karet

KELOMPOK 4A 28
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.3.2 Langkah Kerja


a) Semua bahan yang dibutuhkan ditimbang (dalam mix design).
b) Semen dan agregat halus dimasukan kedalam bak pengaduk (mixer),
kemudian aduk sampai rata dan homogen.
c) Agregat kasar dimasukan ke dalam adukan semen dan agregat halus,
kemudian diaduk sampai rata dan homogen.
d) Air dimasukan sedikit demi sedikit kedalam campuran beton sambil
diaduk sampai sesuai dengan yang dibutuhkan.
e) Sebelum sisa air dimasukan, sebagian adukan diambil lalu lakukan
pengujian slump jika dari hasil uji slump belum dicapai hasil yang
direncanakan maka tambahkan sisa air dan lakukan pengadukan kembali.
Adapun tahapan pengujian slump sebagai berikut:
1) Cone (kerucut abram)dan pelat dibasahi dengan kain basah.
2) Letakan cone di atas pelat.
3) Isikan cone sampai penuh dengan beton muda dalam 3 lapis dimana tiap
lapis berisi ± 1/3 isi cetakan,setiap lapis dipadatkan dengan tongkat
pemadat sebanyak 25 kali tusukan secara merata. Pada
pemadatan,tongkat harus tepat masuk sampai lapisan bawah tiap lapisan.
Pada lapisan pertama penusukan bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai
dengan kemiringan cone.
4) Segera setelah selesai pemadatan,permukaan benda uji diratakan dengan
tongkat atau sendok semen. Setelah itu,semua benda uji yang jatuh
disekitar cetakan harus dibersihkan.
5) Kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus ke atas.
6) Letakkkan cone disamping benda uji (beton segar) dengan posisi terbalik.
7) Ukurlah penurunan benda uji yang terjadi dengan menentukan perbedaan
tinggi rata-rata benda uji dengan penggaris.
8) Setelah campuran beton memenuhi syarat uji slump yang telah
ditetapkan,kemudian campuran beton tersebut dituangkan ke dalam
cetakan.
9) Takaran diisi dengan benda uji dalam 3 lapis.
10) Tiap-tiap lapis dipadatkan dengan tongkat penumbuk sebanyak 25 kali

KELOMPOK 4A 29
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

tusukan secara merata pada pemadatan lapis pertama,tongkat tidak boleh


mengenai dasar takaran pada pemadatan lapisan kedua dan
ketiga,tongkat boleh masuk sampai kira-kira 2,5 cm dibawah lapisan
sebelumnya.
11) Setelah selesai pemadatan,sisi takaran diketuk perlahan-lahan dengan
menggunakan palu karet sampai tidak tampak gelembung-gelembung
udara pada permukaan serta rongga-rongga bekas tusukan tertutup.
12) Permukaan benda uji diratakan dengan sendok semen.
13) Untuk perbandingan buat beberapa buah benda uji agar dapat diketahui
perbandingan yang paling sesuai untuk pengujian kuat tekan beton pada
umur 7 hari.
14) Adukan yang telah dicetak didiamkan selama 24 jam.
15) Cetakan dibuka.

KELOMPOK 4A 30
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.4 Uji Slump Beton


2.4.1 Alat dan Bahan

Gambar 2.43 Cetakan berupa Gambar 2.44 Tongkat pemadat


kerucut terpancung (Cone)

Gambar 2.45 Pelat logam Gambar 2.46 Sendok semen

Gambar 2.47 Mistar

KELOMPOK 4A 31
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.4.2 Langkah Kerja


a) Cone dan plat dibasahkan dengan air
b) Cone diletakkan diatas plat dengan posisi yang rata
c) Cone diisi sampai penuh dengan beton segardalam 3 lapis, tiap lapis
berisikirakira 1/3 isi cetakan, setiap lapis ditusuk dengan tongkat pemadat
sebanyak 25 tusukan secara merata, tongkat harus masuk sampai lapisan
bagian bawah tiap-tiap lapisan, pada lapisan pertama penusukan lapisan
pada bagian tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan kemiringan cetakan.
d) Selesai penusukkan, kemudian diratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh disekitar cone harus
disingkirkan, kemudian cone diangkat pelahan-lahan tegak lurus keatas.
e) Cetakkan dibalikkan dan diletakkan perlahan-lahan disamping benda uji,
ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi cetakan
dengan tinggi rata-rata benda uji.

KELOMPOK 4A 32
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.5 Uji Kuat Tekan Beton


2.5.1 Alat dan Bahan

Gambar 2.48 Benda uji yang Gambar 2.49 Timbangan


berbentuk silinder

Gambar 2.50 Jangka sorong Gambar 2.51 Mesin beban


(pengujian kuat tekan)

Gambar 2.52 Belerang Gambar 2.53 Alat pemanas


belerang

KELOMPOK 4A 33
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2.5.1 Langkah Kerja


a) Benda uji akan ditentukan kekuatan tekannya diambil dari bak
perendaman kemudian bersihkan dari kotoran yang menempel dengan
kain yang lembab dan didiamkan beberapa saat sampai kering.
b) Kemudian berat dan volume benda uji dihitung.
c) Masukkan belerang kedalam pemanaa belerang sampai belerang mencair.
d) Capping benda uji bagian atasnya dengan belerang yang sudah
dipanaskan.
e) Letakkan benda uji pada alat uji tekan secara sentris.
f) Jalankan alat uji tekan beton tersebut.

KELOMPOK 4A 34
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Pengujian Kadar Air Agregat (SNI-03-1971-1990)


3.1.1 Hasil Pengujian
A. Agregat Halus
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pemgujian : 5-6 Juli 2022
Tabel 3.1 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Cawan W1 44 44
2 Berat Agregat Awal + Tempat (gr) (W2) 293 249
3 Berat Agregat Awal (gr) W3 = W2 - W1 249 205
4 Berat Agregat Akhir + Tempat (gr) W4 280 239
5 Berat Agregat Akhir W5 = W4 - W1 236 195
W3 - W5
6 Kandungan Air (%) = W5 × 100% 5,50 5,12
7 Rata - rata Kandungan Air (%) 5,31
Perhitungan :
1. Sampel A
W3 = W2 – W1
= 293 – 44
= 249 gr
W5 = W4 – W1
= 280 – 44
= 236 gr

W3-W5
Kadar Air = W5 × 100%
249 - 236
= × 100 %
236
= 5,31 %

KELOMPOK 4A 35
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Sampel B
W3 = W2 – W1
= 249 – 44
= 205 gr
W5 = W4 – W1
= 239 – 44
= 195 gr

W3-W5
Kadar Air = W5 × 100%
205 - 195
= 195 × 100%

= 5,31 %

KELOMPOK 4A 36
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Agregat Kasar
Kelompok : 4A
Agregat : Split campuran 1:3
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5-6 Juli 2022
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat Kasar
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Cawan W1 65 67
2 Berat Agregat Awal + Tempat (gr) (W2) 836 699
3 Berat Agregat Awal (gr) W3 = W2 - W1 771 632
4 Berat Agregat Akhir + Tempat (gr) W4 827 692
5 Berat Agregat Akhir W5 = W4 - W1 762 625
W3 - W5
6 Kandungan Air (%) = W5 × 100% 1,18 1,12
7 Rata - rata Kandungan Air (%) 1,15
Perhitungan :
1. Sampel A
W3 = W2 – W1
= 836 – 65
= 771 gr
W5 = W4 – W1
= 827 – 65
= 762 gr
W3 - W5
Kadar Air = × 100%
W5
771 - 762
= × 100%
762
= 1,18 %
2. Sampel B
W3 = W2 – W1
= 699 – 67
= 632 gr
W5 = W4 – W1
= 692 – 67
= 625 gr

KELOMPOK 4A 37
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

W3 - W5
Kadar Air = × 100%
W5
632 - 625
= × 100 %
625
= 1,15 %
3.1.2 Pembahasan
Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam
campuran beton. Agregat yang basah banyak mengandung air akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya.
Menurut SNI 03-1971-1990 untuk kandungn agregat halus yang baik adalah
dibawah 10%, sedangkan agregat kasar kandungan agregat airnya yang baik adalah
dibawah 2%. Hal ini membuktikan bahwa untuk pasir yang kadar airnya 5,31%
masih memenuhi SNI 03-1971-1990 dan bisa digunakan dalam pembuatan beton,
sedangkan Split 1:3 yang kadar airnya 1,15% masih memenuhi SNI 03-1971-1990
dan bisa digunakan dalam pembuatan beton.

KELOMPOK 4A 38
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.2 Pengujian Kadar Lumpur Agregat (SNI 03-4141-1996)


3.2.1 Hasil Pengujian
A. Agregat Halus
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pengujian : 5-6 Juli 2022
Tabel 3.3 Hasil Pemeriksaan Kadar Air Agregat Halus
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Cawan W1 44 44
2 Berat Agregat Awal + Tempat (gr) (W2) 280 239
3 Berat Agregat Awal (gr) W3 = W2 - W1 236 195
4 Berat Agregat Akhir + Tempat (gr) W4 277 238
5 Berat Agregat Akhir W5 = W4 - W1 233 194
W3 - W5
6 Kandungan Lumpur (%) = W5 × 100% 1,28 0,51
7 Rata - rata Kandungan Lumpur (%) 0,90
Perhitungan :
1. Sampel A
W3 = W2 – W1
= 280 – 44
= 236 g
W5 = W4 – W1
= 277 – 44
= 233 gr

W3 - W5
Kadar Lumpur = × 100%
W5
236 - 233
= ×100 %
233
= 1,28 %

KELOMPOK 4A 39
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Sampel B
W3 = W2 – W1
= 239 – 44
= 195 gr
W5 = W4 – W1
= 238– 44
= 194 gr

W3 - W5
Kadar Lumpur = ×100%
W5
195-194
= 194 ×100 %

= 0,90 %

KELOMPOK 4A 40
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Agregat Kasar
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:3
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5-7 Juli 2022
Tabel 3.4 Hasil Pemeriksaan Kadar Lumpur Agregat Kasar
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Cawan W1 65 67
2 Berat Agregat Awal + Tempat (gr) (W2) 827 692
3 Berat Agregat Awal (gr) W3 = W2 - W1 762 625
4 Berat Agregat Akhir + Tempat (gr) W4 797 662
5 Berat Agregat Akhir W5 = W4 - W1 732 595
W3 - W5
6 Kandungan Lumpur (%) = W5 × 100% 4,09 5,04
7 Rata - rata Kandungan Lumpur (%) 4,56
Perhitungan :
1. Sampel A
W3 = W2 – W1
= 827 – 65
= 762 gr
W5 = W4 – W1
= 797 – 65
= 732 gr

W3 - W5
Kadar Lumpur = ×100%
W5
762 - 732
= ×100 %
732
= 4,56 %

2. Sampel B
W3 = W2 – W1
= 692 – 67
= 625 gr
W5 = W4 – W1
= 662 – 67

KELOMPOK 4A 41
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

= 595 gr

W3 - W5
Kadar Lumpur = ×100%
W5
625 - 595
= ×100 %
595
= 4,56 %
3.2.2 Pembahasan
Pemeriksaan kadar lumpur yang terdapat di pasir dan split 1:3 menunjukkan
bahwa pasir cocok untuk pembuatan beton, untuk split 1:3 tidak cocok dijadikan
sebagai bahan campuran pembuatan mortar ataupun beton, karena kandungan kadar
lumpur yang terdapat didalam pasir berada < 5%. Berbeda dengan split 1:3,
kandungan lumpurnya berada > 1% artinya bahwa split 1:3 tidak cocok dijadikan
bahan campuran pembuatan beton, karena sesuai dengan SNI 03-2461-2002, kadar
lumpur untuk agregat tidak boleh lebih dari 5% untuk agregat halus dan 1% untuk
agregat kasar. Sehingga dalam pengerjaan beton, split 1:3 perlu dilakukan
pengurangan kandungan lumpur dengan cara pencucian.

KELOMPOK 4A 42
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.3 Pengujian Kadar Organik Agregat (SNI-03-2816-1992)


3.3.1 Hasil Pengujian
Kelompok : 4A
Agregat : Halus (Pasir Sungai)
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pemeriksaan : 6-7 Juli 2022
Tabel 3.5 Hasil Pemeriksaan Pengujian Kadar Organik Agregat Halus
No.5 No.8 No.11 No.14 No.16
Bening - Kuning Muda Kuning Tua - Coklat Muda Coklat Tua -
KuningMuda - Kuning Tua Coklat Muda - Coklat Tua Hitam

3.3.2 Pembahasan
Penggunaan beton yang baik yaitu bebas menggunakan zat organik. Karena hal
itu akan mempengaruhi mutu beton atau merugikan beton itu sendiri. Cara
menghindari pengaruh tersebut yaitu dengan agregat halus (pasir sungai) direndam
dalam larutan NaOH 10%. Cairan diatas endapan tidak boleh lebih gelap dari warna
larutan pembanding.
Hasil dari percobaaan uji kadar organik adalah cairan hasil percobaan berwarna
Bening – Kuning Muda yang menunjukan bahwa hanya terdapat sedikit bahan
organik yang tekandung dalam agregat halus. Hal tersebut menunjukan kita bahwa
pasir gunung tersebut baik jika digunakan untuk campuran pengisi beton karena
memiliki mutu yang tinggi.
Hal ini ditetapkan berdasarkan metode SNI. Apabila warna uji terletak No.5-8
(bening-kuning muda-kuning) maka agregat ini dapat digolongkan sebagai bahan
campuran yang memiliki mutu yang tinggi. Warna dengan No.11 (kuning tua-
coklat muda) agregat ini digolongkan sebagai bahan campuran dengan mutu
standar, sedangkan untuk warna No.14-16 (coklat muda-coklat tua-hitam) agregat
ini digolongkan sebagai bahan campuran yang memiliki mutu yang rendah atau
memiliki mutu yang jelek, hal ini dikarenakan, apabila semakin pekat atau gelap
larutan hasil percobaan kadar organik maka semakin banyak kadar zat-zat organik
yang terkandung di dalam agregat tersebut.

KELOMPOK 4A 43
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.4 Pengujian Berat Isi (SNI 03-4804-1998)


3.4.1 Hasil Pengujian
A. Agregat Halus
a) Metode Lepas
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.6 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Metode Lepas
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 7,650 7,620
2 Berat Mold 4,355 4,355
3 Berat Material (1-2) (kg) 3,295 3,265
4 Volume Mold (dm3) 3,003 3,003
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm3) 1,097 1,087
6 Rata – Rata 1,092
Perhitungan:
1. Sampel A
3,295
Berat isi agregat =
3,003
= 1,097 kg/dm3
2. Sampel B
3,265
Berat isi agregat =
3,003
= 1,087 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,097 + 1,087
= 2
= 1,092 kg/dm3

KELOMPOK 4A 44
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b) Metode Tusuk
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.7 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Metode Tusuk
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 8,380 8,345
2 Berat Mold 4,355 4,355
3 Berat Material (1-2) (kg) 4,025 3,990
4 Volume Mold (dm3) 3,003 3,003
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm3) 1,340 1,329
6 Rata – Rata 1,335
Perhitungan:
1. Sampel A
4,025
Berat isi agregat =
3,003
= 1,340 kg/dm3
2. Sampel B
3,990
Berat isi agregat =
3,003
= 1,329 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,340 + 1,329
=
2
= 1,335 kg/dm3

KELOMPOK 4A 45
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

c) Metode Goyang
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.8 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Halus Metode Goyang
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 8,540 8,475
2 Berat Mold 4,355 4,355
3 Berat Material (1-2) (kg) 4,185 4,120
3
4 Volume Mold (dm ) 3,003 3,003
3
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm ) 1,394 1,372
6 Rata – Rata 1,383
Perhitungan:
1. Sampel A
4,185
Berat isi agregat =
3,003
= 1,394 kg/dm3
2. Sampel B
4,120
Berat isi agregat =
3,003
= 1,372 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,394 + 1,372
=
2
= 1,383 kg/dm3

KELOMPOK 4A 46
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Agregat Kasar
a) Metode Lepas
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:2
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.9 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar Metode Lepas
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 23,825 23,715
2 Berat Mold 10,825 10,825
3 Berat Material (1-2) (kg) 13,000 12,890
4 Volume Mold (dm3) 9,420 9,420
3
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm ) 1,380 1,368
6 Rata – Rata 1,374
Perhitungan:
1. Sampel A
13,000
Berat isi agregat =
9,420
= 1,380 kg/dm3
2. Sampel B
12,890
Berat isi agregat =
9,420
= 1,368 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,380 + 1,368
=
2
= 1,374 kg/dm3

KELOMPOK 4A 47
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b) Metode Tusuk
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:2
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.10 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar Metode Tusuk
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 23,850 23,805
2 Berat Mold 10,825 10,825
3 Berat Material (1-2) (kg) 13,025 12,980
3
4 Volume Mold (dm ) 9,420 9,420
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm3) 1,383 1,378
6 Rata – Rata 1,381
Perhitungan:
1. Sampel A
13,025
Berat isi agregat =
9,420
= 1,383 kg/dm3
2. Sampel B
12,980
Berat isi agregat =
9,420
= 1,378 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,383 + 1,378
=
2
= 1,381 kg/dm3

KELOMPOK 4A 48
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

c) Metode Goyang
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:2
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5 Juli 2022
Tabel 3.11 Hasil Pemeriksaan Berat Isi Agregat Kasar Metode Goyang
Sampel Sampel
No Pemeriksaan
A B
1 Berat Material + Mold (kg) 23,995 24,060
2 Berat Mold 10,825 10,825
3 Berat Material (1-2) (kg) 13,170 13,235
3
4 Volume Mold (dm ) 9,420 9,420
3
5 Berat Isi Material (3/4) (kg/dm ) 1,398 1,405
6 Rata – Rata 1,402
Perhitungan:
1. Sampel A
13,170
Berat isi agregat =
9,420
= 1,398 kg/dm3
2. Sampel B
13,235
Berat isi agregat =
9,420
= 1,405 kg/dm3
3. Rata-rata berat isi material
berat isi sampel A + berat isi sampel B
Rata-rata =
2
1,398 + 1,405
=
2
= 1,402 kg/dm3

KELOMPOK 4A 49
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.4.2 Pembahasan
Berdasarkan pengujian berat isi yang telah di lakukan dapat disimpulkan bahwa
metode yang baik digunakan untuk menentukan berat isi adalah metode
penggoyangan. Nilai yang diperoleh dari hasil rata-rata berat isi paling tinggi di
bandingkan dengan metode pelepasan dan metode penusukan. Hal ini karena
goyangan-goyangan yang dilakukan pada metode ini membuat material agregatnya
terpadatkan sempurna dan menghasilkan berat isi yang tinggi, sedangkan pada
kedua metode lainnya, hanya terdapat sedikit padatan yang menyebabkan
rendahnya nilai berat isi yang dihasilkan.

KELOMPOK 4A 50
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.5 Pengujian Berat Jenis (SNI 03-1970-1990)


3.5.1 Hasil Pengujian
A. Agregat Halus
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Utara
Tgl. Pengujian : 5-7 Juli 2022
Tabel 3.12 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Agregrat Halus

Sampel Sampel Rata-


No Pemeriksaan
A B rata
Berat benda uji kering permukaan jenuh
1 500 500 500
(Bj)
2 Berat Piknometer berisi air (B) 671 660 665,5
Berat Piknometer berisi benda uji dan air
3 982 970 976
(Bt)
4 Berat benda uji kering oven (Bk) 490 490 490
Berat jenis (bulk specific grafity)
5 Bk 2,59 2,57 2,58
=
Bj - (Bt - B)

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)


6 Bj 2,64 2,63 2,63
=
B + Bj - Bt
Berat jenis semu (apparent specific grafity)
7 Bk 2,73 2,72 2,72
=
Bk - (Bt - B)
Bj - Bk
8 Penyerapan (absorbtion) = x 100% 2,04 2,04 2,04
Bk
Perhitungan :
1. Sampel A
490
Berat jenis kering oven =
500 - (982 - 671)

= 2,73
500
SSD =
671 + 500 - 982
= 2,64

KELOMPOK 4A 51
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

500-490
Penyerapan = x 100%
490
= 2,04 %
2. Sampel B
490
Berat jenis kering oven =
500 - (970 - 660)
= 2,72
500
SSD =
660 + 500 - 970
= 2,63
500-490
Penyerapan = x 100%
490
= 2,04%

KELOMPOK 4A 52
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Agregat Kasar
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:3
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5-7 Juli 2022
Tabel 3.13 Hasil Pemeriksaan Berat Jenis Agregrat Kasar

Sampel Sampel Rata-


No Pemeriksaan
A B rata
Berat benda uji kering permukaan jenuh
1 2000 2000 2000
(Bj)
2 Berat Piknometer berisi air (B) 1235 1234 1234,5
Berat Piknometer berisi benda uji dan air
3 1974 1971 1972
(Bt)
4 Berat benda uji kering oven (Bk) 2,58 2,57 2,57
Berat jenis (bulk specific grafity)
5 Bk 2,61 2,61 2,61
=
Bj - (Bt - B)

Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)


6 Bj 2,67 2,67 2,67
=
B + Bj - Bt
Berat jenis semu (apparent specific grafity)
7 Bk 1,31 1,47 1,39
=
Bk - (Bt - B)

Perhitungan :
1. Sampel A
1974
Berat jenis kering oven =
2000 - 1235
= 2,58
2000
SSD =
2000 - 1235
= 2,61
1974
Berat jenis semu =
1974-1235
= 2,67

KELOMPOK 4A 53
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2000 - 1235
Penyerapan = x 100%
1974
= 1,31 %
2. Sampel B
1971
Berat jenis kering oven =
2000 - 1234
= 2,57
2000
SSD =
2000 - 1234
= 2,61
1971
Berat jenis semu =
1971-1234
= 2,67
2000-1234
Penyerapan = x 100%
1971
= 1,47 %
3.5.2 Pembahasan
Dari pemeriksaan terhadap berat jenis agregat (saturated surface dry, bulk
specific gravity, apparent specific gravity), dan kadar penyerapan (absorbtion),
dapat dikatan bahwa pasir gunung sesuian dengan standar begitupun dengan
agregat kasar (split 1 : 3).

KELOMPOK 4A 54
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.6 Pengujian Analisa Saringan (SNI-03-1968-1990)


3.6.1 Hasil Pengujian
A. Agregat Halus
Kelompok : 4A
Agregat : Pasir
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5-6 Juli 2022
Tabel 3.14 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus Sampel A
Sampel A
Ayakan
Tertahan Kumulatif
Berat Persen Tertahan Lolos
No Ukuran
(gr) (%) (%) (%)
1½ 38 0 0 0 100
3/4 19 0 0 0 100
3/8 9,5 0 0 0 100
4 4,8 2,5 0,25 0,25 99,75
8 2,4 8,5 0,85 1,10 98,90
10 1,2 4 0,40 1,50 98,50
30 0,6 115,0 11,50 13,00 87,00
50 0,30 417,5 41,75 54,75 45,25
100 0,15 406,5 40,65 95,40 4,60
Pan 46 4,60 100 0
Jumlah 1000 100 166
MHB 1,66

Tabel 3.15 Hasil Analisis Saringan Agregat Halus Sampel B


Sampel B
Ayakan
Tertahan Kumulatif
Berat Persen Tertahan Lolos
No Ukuran
(gr) (%) (%) (%)
1½ 38 0 0 0 100
3/4 19 0 0 0 100
3/8 9,5 0 0 0 100
4 4,8 0 0 0 100
8 2,4 9 0,90 0,90 99,10
10 1,2 5 0,50 1,40 98,60
30 0,6 117 11,70 13,10 86,90
50 0,30 437 43,70 56,80 43,20
100 0,15 387 38,70 95,50 4,50
Pan 45 4,5 100 0
Jumlah 1000 100 167,70
MHB 1,67

KELOMPOK 4A 55
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Tabel 3.16 Tabel Nomor Ayakan dan Persen Lolos Agregat Halus
Persen Persen
Ukuran Rata-rata Persen Lolos (%)
Lolos (%) Lolos (%)
Ayakan (mm)
Sampel A Sampel B Sampel A dan B
38 100 100 100
19 100 100 100
9,5 100 100 100
4,8 99,75 100 99,87
2,4 98,90 99,10 99
1,2 98,50 98,60 98,55
0,6 87,00 86,90 86,95
0,3 45,25 43,20 42,22
0,15 4,60 4,50 4,55
PAN 0 0 0

Perhitungan :
1. Sampel A
a. Berat masing-masing tertahan
Saringan no.1 1/2 =0 gram
Saringan no.3/4 =0 gram
Saringan no.3/8 =0 gram
Saringan no.4 = 2,5 gram
Saringan no.8 = 8,5 gram
Saringan no.10 =4 gram
Saringan no.30 = 115,0 gram
Saringan no.50 = 417,5 gram
Saringan no.100 = 406,5 gram
Pan = 46 gram

b. Menghitung berat jumlah tertahan

W tertahan = W tertahan + W tertahan sebelumnya

Saringan no. 1 1/2 =0 + 0 =0 %


Saringan no. 3/4 =0 + 0 =0 %
Saringan no. 3/8 =0 + 0 =0 %

KELOMPOK 4A 56
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no. 4 =0 + 0,25 = 0,25 %


Saringan no. 8 = 0,25 + 8,5 = 8,5 %
Saringan no. 10 = 8,5 + 4 =4 %
Saringan no. 30 =4 + 115,0 = 11,50 %
Saringan no. 50 =11,50 + 417,5 = 41,75 %
Saringan no. 100 = 41,75 + 406,5 = 40,65 %
Pan = 40,65 + 59,4 = 100 %

c. Menghitung berat keseluruhan benda uji


Berat total = jumlah keseluruhan masing-masing tertinggal
= 1000 gram

d. Menghitung persentase jumlah tertahan Kumulatif

persentase jumlah tertahan


= jumlah keseluruhan masing-masing tertahan x 100%

0
Saringan no.1 1/2 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.3/4 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.3/8 = 1000 x 100% = 0 %
4,5
Saringan no.4 = 1000 x 100% = 0,45 %
11,15
Saringan no.8 = 1000 x 100% = 1,15 %
3,50
Saringan no.10 = x 100% = 0,35 %
1000
126
Saringan no.30 = 1000 x 100% = 12,60 %
429
Saringan no.50 = 1000 x 100% = 42,90 %
389
Saringan no.100 = 1000 x 100% = 38,90 %
36,50
Pan = 1000 x 100% = 3,65 %

KELOMPOK 4A 57
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

e. Menghitung persentase jumlah Lolos Kumulatif

persentase jumlah melalui = 100% - persentase jumlah tertahan

Saringan no.1 1/2 = 100% - 0 % = 100 %


Saringan no.3/4 = 100% - 0% = 100 %
Saringan no.3/8 = 100% - 0% = 100 %
Saringan no.4 = 100% - 0,45% = 98,55 %
Saringan no.8 = 100% - 1,60% = 98,40 %
Saringan no.10 =100% - 1,95% = 98,05 %
Saringan no. 30 = 100% - 14,55% = 85,45 %
Saringan no.50 = 100% - 57,45% = 42,55 %
Saringan no.100 = 100% - 96,35% = 3,65 %
Pan = 100% - 100% =0 %

2. Sampel B
a. Berat masing-masing tertahan
Saringan no.1/2 =0 gram
Saringan no.3/4 =0 gram
Saringan no.3/8 =0 gram
Saringan no.4 =3 gram
Saringan no.8 =7 gram
Saringan no.10 = 3,5 gram
Saringan no.30 = 140 gram
Saringan no.50 = 447 gram
Saringan no.100 = 362,50 gram
Pan = 37 gram

b. Menghitung berat jumlah tertahan

W tertahan = W tertahan + W tertahan sebelumnya

Saringan no. 1 1/2 =0 + 0 =0 %


Saringan no. 3/4 =0 + 0 =0 %
Saringan no. 3/8 =0 + 0 =0 %

KELOMPOK 4A 58
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no. 4 =0 + 0,3 = 0,3 %


Saringan no. 8 = 0,3 + 0,7 =1 %
Saringan no. 10 =1 + 0,35 = 1,35 %
Saringan no. 30 = 1,35 + 14 =15,35 %
Saringan no. 50 =15,35 + 44,70 = 60,05 %
Saringan no. 100 = 60,05 + 36,25 = 96,30 %
Pan = 96,30 + 3,70 = 100 %

c. Menghitung berat keseluruhan benda uji


Berat total = jumlah keseluruhan masing-masing tertinggal
= 1000 gram
d. Menghitung persentase jumlah tertahan Kumulatif
persentase jumlah tertahan
= x 100%
jumlah keseluruhan masing-masing tertahan
0
Saringan no.1 1/2 = x 100% = 0 %
1000
0
Saringan no.3/4 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.3/8 = 1000 x 100% = 0 %
3
Saringan no.4 = 1000 x 100% = 0,3 %
7
Saringan no.8 = x 100% = 0,7 %
1000
3,5
Saringan no.10 = x 100% = 0,35 %
1000
140
Saringan no.30 = x 100% = 14 %
1000
447
Saringan no.50 = x 100% = 44,70 %
1000
396,50
Saringan no.100 = x 100% = 39,6 %
1000
37
Pan = x 100% = 3,7 %
1000

KELOMPOK 4A 59
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

e. Menghitung persentase jumlah Lolos Kumulatif

persentase jumlah melalui = 100% - persentase jumlah tertahan

Saringan no.1 ½ = 100% - 0% = 100 %


Saringan no.3/4 = 100% - 0% = 100 %
Saringan no.3/8 = 100% - 0% = 100 %
Saringan no.4 = 100% - 0,3% = 99,7 %
Saringan no.8 = 100% - 1 % = 99 %
Saringan no.10 = 100% - 1,35% = 98,65 %
Saringan no. 30 = 100% - 15,35% = 84,65 %
Saringan no.50 = 100% - 60,05% = 39,95 %
Saringan no.100 = 100% - 96,30% = 3,70 %
Pan = 100% - 100% =0 %

Perhitungan MHB Agregat Halus (Pasir Sungai)


172,40
MHB sampel A =
100
= 1,72 %
174,40
MHB sampel B =
100
= 1,74%
jumlah MHB masing-masing sampel
MHB Rata-rata =
2
1,72 + 1,74
=
2
= 1,73%

KELOMPOK 4A 60
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

DAERAH I

Gradasi Agregar Halus


Zona 1
120,00
97,98 99,30 99,75 100,00
Rata- Rata Lolos (%)

97,13
100,00 100 100 100
95 90
80,00 75,53

60,00 52,33 70 60
40,00 19,28
34 30
20,00 20 15
10 5
0,00 0
0,15 0,45 1,35 4,05 12,15
Ukuran Ayakan (mm)

Pasir Gunung Batas Atas Batas Bawah

DAERAH II

Gradasi Agregat
Zona 2
120,00
97,98 99,30 99,75 100,00
Rata- Rata Lolos (%)

100,00 97,13 100 100 100 100

80,00 75,53 90 90
75
60,00 52,33
59
55
40,00
19,28 30 35
20,00
10 8
0,00 0
0,15 0,45 1,35 4,05 12,15
Ukuran Ayakan (mm)

Pasir Gunung Batas Atas Batas Bawah

KELOMPOK 4A 61
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

DAERAH III

Gradasi Agregat Halus


Zona 3
120,00
97,13 97,98 100,00
99,30 99,75
100,00
Rta- Rata Lolos (%)

100 100 100 100 100


75,53 90
80,00 85
79
75
60,00 52,33
60
40,00 40
19,28
20,00
10 12
0,00 0
0,15 0,45 1,35 4,05 12,15
Ukuran Ayakan (mm)

Pasir Gunung Batas Atas Batas BAwah

DAERAH IV

Gradasi Agregat Halus


Zona 4
120,00
100 100 100
100 100 100
Rata- Rata Lolos (%)

100,00 97,13 97,98 99,30 99,75 100,00


75,53 95 100 100
80,00 90 95
80
60,00 52,33
50
40,00
19,28
20,00
15 15
0,00 0
0,15 0,45 1,35 4,05 12,15
Ukuran Ayakan (mm)

Pasir Gunung Batas Atas Batas Bawah

KELOMPOK 4A 62
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Agregat Kasar
Kelompok : 4A
Agregat : Split 1:3
Asal Agregat : Bengkulu Tengah
Tgl. Pengujian : 5-6 Juli 2022
Tabel Hasil 3.17 Analisis Saringan Agregat Kasar Sampel A
Sampel A
Ayakan
Tertahan Kumulatif
Berat Persen Tertahan Lolos
No Ukuran
(gr) (%) (%) (%)
1½ 38 0 0 0 100
3/4 19 336 13,44 13,44 86,56
3/8 9,5 2150 86 99,44 0.56
4 4,8 10 0,40 99,84 0,16
8 2,4 0 0 99,84 0,16
10 1,2 0 0 99,84 0,16
30 0,6 0 0 99,84 0,16
50 0,30 0 0 99,84 0,16
100 0,15 0 0 99,84 0,16
Pan 4 0,16 100 0
Jumlah 2500 100 711,92
MHB 7,11

Tabel 3.18 Hasil Analisis Saringan Agregat Kasar Sampel B


Sampel B
Ayakan
Tertahan Kumulatif
Berat Persen Tertahan Lolos
No Ukuran
(gr) (%) (%) (%)
1½ 38 0 0 0 100
3/4 19 2075 83 83 17
3/8 9,5 418 16,72 99,72 0,28
4 4,8 7 0,28 100 0
8 2,4 0 0 100 0
10 1,2 0 0 100 0
30 0,6 0 0 100 0
50 0,30 0 0 100 0
100 0,15 0 0 100 0
Pan 0 0 100 0
Jumlah 2500 100 782,72
MHB 7,82

KELOMPOK 4A 63
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Tabel 3.19 Nomor Ayakan dan Persen Lolos Agregat Kasar


Persen Persen
Ukuran Rata-rata Persen Lolos (%)
Lolos (%) Lolos (%)
Ayakan (mm)
Sampel A Sampel B Sampel A dan B
38 100 100 100
19 86,56 17 51,78
9,5 0,56 0,28 0,42
4,8 0,16 0 0,08
2,4 0,16 0 0,08
1,2 0,16 0 0,08
0,6 0,16 0 0,08
0,3 0,16 0 0,08
0,15 0,16 0 0,08
PAN 0 0 0

Perhitungan:
1. Sampel A
a. Berat masing-masing tertahan
Saringan no.1 1/2 =0 gram
Saringan no.3/4 = 336 gram
Saringan no.3/8 = 2150 gram
Saringan no.4 = 10 gram
Saringan no.8 =0 gram
Saringan no.10 =0 gram
Saringan no.30 =0 gram
Saringan no.50 =0 gram
Saringan no.100 =0 gram
Pan =4 gram

b. Menghitung berat jumlah tertahan

W tertahan = W tertahan + W tertahan


sebelumnya
Saringan no. 1 ½ =0 + 0 =0 %
Saringan no. 3/4 =0 + 13,44 = 13,44 %
Saringan no. 3/8 = 13,44 + 86 = 99,44 %

KELOMPOK 4A 64
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no. 4 = 99,44 + 0,40 = 99,84 %


Saringan no. 8 = 99,84 + 0 = 99,84 %
Saringan no. 10 = 99,84 + 0 = 99,84 %
Saringan no. 30 = 99,84 + 0 = 99,84 %
Saringan no. 50 = 99,84 + 0 = 99,84 %
Saringan no. 100 = 99,84 + 0 = 99,84 %
Pan = 99,84 + 0,16 = 100 %

c. Menghitung berat keseluruhan benda uji


Berat total = jumlah keseluruhan masing-masing tertinggal
= 1000 gram

d. Menghitung persentase jumlah tertahan Kumulatif

persentase jumlah tertahan


= jumlah keseluruhan masing-masing tertahan x 100%

0
Saringan no.1 1/2 = 1000 x 100% = 0 %
13,44
Saringan no.3/4 = 1000 x 100% = 1,344 %
86
Saringan no.3/8 = 1000 x 100% = 8,6 %
0,40
Saringan no.4 = 1000 x 100% = 0,04 %
0
Saringan no.8 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.10 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.30 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.50 = 1000 x 100% = 0 %
0
Saringan no.100 = 1000 x 100% = 0 %
100
Pan = 1000 x 100% = 0,1 %

e. Menghitung persentase jumlah Lolos Kumulatif

persentase jumlah melalui = 100% - persentase jumlah tertahan

Saringan no.1 1/2 = 100% - 0 % = 100 %

KELOMPOK 4A 65
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no.3/4 = 100% - 13,44 % = 86,56 %


Saringan no.3/8 = 100% - 99,44 % = 0,56 %
Saringan no.4 = 100% - 99,84 % = 0,56 %
Saringan no.8 = 100% - 99,84 % = 0,56 %
Saringan no.10 =100% - 99,84 % = 0,56 %
Saringan no. 30 = 100% - 99,84 % = 0,56 %
Saringan no.50 = 100% - 99,84% = 0,56 %
Saringan no.100 = 100% - 99,84% = 0,56 %
Pan = 100% - 100% =0 %

2. Sampel B
a. Berat masing-masing tertahan
Saringan no.1/2 =0 gram
Saringan no.3/4 = 2075 gram
Saringan no.3/8 = 418 gram
Saringan no.4 =7 gram
Saringan no.8 =0 gram
Saringan no.10 =0 gram
Saringan no.30 =0 gram
Saringan no.50 =0 gram
Saringan no.100 =0 gram
Pan =0 gram

b. Menghitung berat jumlah tertahan

W tertahan=W tertahan+W tertahan sebelumnya

Saringan no. 1 1/2 =0 + 0 = 0%


Saringan no. 3/4 =0 + 83 = 83%
Saringan no. 3/8 = 83 + 16,72 = 99,72%
Saringan no. 4 = 99,72 + 0,28 = 100%
Saringan no. 8 = 100 + 0 = 100%
Saringan no. 10 = 100 + 0 = 100%
Saringan no. 30 = 100 + 0 = 100%
Saringan no. 50 = 100 + 0 = 100%

KELOMPOK 4A 66
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no. 100 = 100 + 0 = 100%


Pan = 100 + 0 = 100%

c. Menghitung berat keseluruhan benda uji


Berat total = jumlah keseluruhan masing-masing tertinggal
= 1000 gram
d. Menghitung persentase jumlah tertahan Kumulatif
persentase jumlah tertahan
= x 100%
jumlah keseluruhan masing-masing tertahan

0
Saringan no.1 1/2 = x 100% = 0 %
1000
83
Saringan no.3/4 = 1000 x 100% = 83 %
167,2
Saringan no.3/8 = 1000 x 100% = 16,72 %
2,8
Saringan no.4 = 1000 x 100% = 0,28 %
0
Saringan no.8 = x 100% = 0 %
1000
0
Saringan no.10 = x 100% = 0 %
1000
0
Saringan no.30 = x 100% = 0 %
1000
0
Saringan no.50 = x 100% = 0 %
1000
0
Saringan no.100 = x 100% = 0 %
1000
0
Pan = x 100% = 0 %
1000

e. Menghitung persentase jumlah Lolos Kumulatif

persentase jumlah melalui = 100% - persentase jumlah tertahan

Saringan no.1 ½ = 100% - 0 % = 100 %


Saringan no.3/4 = 100% - 83 % = 17 %
Saringan no.3/8 = 100% - 16,72 % = 83 %
Saringan no.4 = 100% - 0,28 % = 99,72 %

KELOMPOK 4A 67
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Saringan no.8 = 100% - 0 % = 100 %


Saringan no.10 = 100% - 0 % = 100 %
Saringan no. 30 = 100% - 0 % = 100 %
Saringan no.50 = 100% - 0 % = 100 %
Saringan no.100 = 100% - 0 % = 100 %
Pan = 100% - 0 % = 100 %

Perhitungan MHB Agregat Halus (Pasir Sungai)

711
MHB sampel A =
100
= 7,11%
782
MHB sampel B =
100
=7,82%
jumlah MHB masing-masing sampel
MHB Rata-rata =
2
7,11 + 7,82
=
2
= 7,46%

KELOMPOK 4A 68
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Grafik Garadasi Split Ukuran Maksimum 10 mm (SNI 03-2834-2000)

Grafik Gradasi Split Ukuran Maksimum


10mm
120
100 100
85
80
60 Spli 1:3
50 51,42
40 Batas Atas
20 10 Batas Bawah
0 0,32
0 1,14
1 10 100
Ukuran Ayakan(mm)

Grafik Garadasi Split Ukuran Maksimum 20 mm (SNI 03-2834-2000)

Grafik Gradasi Split Ukuran Maksimum


20mm
120
100
100 100
95
80
Axis Title

60 Split 1: 3
60
51,42
40 Batas Atas
30
20 10 Batas Bawah

0 0,32
0 1,14
1 10 100
Ukuran Ayakan(mm)

KELOMPOK 4A 69
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Grafik Garadasi Split Ukuran Maksimum 40 mm (SNI 03-2834-2000)

Grafik Gradasi Split Ukuran Maksimum


40mm
120
100
100 100
95
80 70

60 Spli =1 : 3
40 51,42
40 Batas Atas
30
20 Batas Bawah
5 10
0 0,32
0 1,14
1 10 100
Ukuran Ayakan(mm)

3.6.2 Pembahasan
Agregat yang baik harus mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik.
Agregat yang mempunyai ukuran seragam (sama) akan menghasilkan volume pori
antar butiran menjadi besar. Sebaliknya agregat yang mempunyai ukuran bervariasi
mempunyai volume pori kecil, dimana butiran kecil mengisi pori diantara butiran
besar sehingga pori-porinya menjadi sedikit (kemampatannya tinggi). Pada beton,
dibutuhkan agregat yang mempunyai kemampatan tinggi sehingga volume porinya
kecil, maka dibutuhkan bahan ikat sedikit (bahan ikat mengisi pori diantara butiran
agregat).
Hal ini menunjukan bahwa agregat yang baik yaitu mempunyai MHB antara
1,5-3,8 untuk agreagat halus sedangkan MHB untuk agregat kasar berkisaran antara
5,0-8,0. Dari praktikum yang kami lakukan semua agregat yang kami ujikan
memenuhi syarat MHB yang baik dalam pencampuran beton. Karena semakin
banyak agregat halus maupun kasar yang lolos saringan dengan nomor saringan
terkecil maka uji kehalusan agregat semakin baik. Dengan analisa lolos ayakan
tersebut dapat diketahui kualitas baik buruknya agregat tersebut. Sebaliknya jika
semakin banyak agregat yang tertahan dalam saringan berdasarkan kriteria nomor
saringan maka kualitas kehalusan agregat tersebut buruk.
Angka kualitas kehalusan agregat sangat mempengaruhi baik buruknya kualitas
gradasi agregat ukuran butiran dari agregat, baik agregat dari pengujian analisa
saringan terhadap pasir gunung dan split 1:3 sesuai dengan SNI dan baik
dipergunakan sebagai bahan campuran beton.

KELOMPOK 4A 70
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.7 Perencanaan Campuran Beton


3.7.1 Perhitungan Perencanaan Campuran Beton
Tabel 3.20 Perencanaan campuran beton
No Tahap Perhitungan Mix design Nilai Keterangan
1 Kuat Tekan Yang Disaratkan (fc’) 27,5 MPa Ditetapkan
Tabel Nilai Deviasi
2 Deviasi Standar (s) 7 MPa
Standar
3 Nilai Tambah (Margin) 11,5 MPa M = (k=1,64) x s
Kekuatan Rata-Rata Yang
4 39 MPa fc’r = fc’ + (k x s)
Ditargetkan (fc’r)
5 Jenis Semen Semen PCC Ditetapkan
6 Jenis Agregat Kasar Batu Pecah Ditetapkan
7 Jenis Agregat Halus Pasir Sungai Ditetapkan
8 Faktor Air Semen Bebas 0,48 Grafik FAS (SK-SNI)
9 Faktor Air Semen Maksimum 0,60 Tabel 4 (SK-SNI)
10 Slump 80-120 mm Ditetapkan
Tabel 7 (SK-SNI)
11 Ukuran Agregat Maksimum 20 mm
Berdasarkan Uji Coba
12 Kadar Air Bebas 205 kg/m3 Tabel 3 (SK-SNI)
13 Kadar Semen 427,08 kg/m3 (12)/(8)
14 Kadar Semen Maksimum - -
15 Kadar Semen Minimum 325 kg/m3 Tabel 4 (SK-SNI)
16 Faktor Air Semen Yang Disesuaikan - -
Susunan Butir Agregat Halus Daerah Gradasi Grafik 6 (SK-SNI)
17
Saringan SusunanButir 4 Berdasarkan Uji Coba
Grafik 14 (SK-SNI)
18 Persen Agregat Halus 29 %
Diambil rata-rata
Berat Jenis Relatif, Agregat (Kering (0,29 x BJ A. Halus) +
19 2,61 kg/m3
Permukaan) (0,71 x BJ A. Kasar)
20 Berat Isi Beton 2375 kg/m3 Grafik 16 (SK-SNI)
21 Kadar Agregat Gabungan 1742,92 kg/m3 20 – 12 - 13
22 Kadar Agregat Halus 505,45 kg/m3 21 x 18
3
23 Kadar Agregat Kasar 1237,47 kg/m 21 - 22

KELOMPOK 4A 71
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.7.2 Perhitungan Proporsi Campuran Beton


Tabel 3.21 Perbandingan Campuran
AGREGAT AGREGAT
BAHAN SEMEN AIR
HALUS KASAR

Per (m3) Beton 427,08 Kg 205 L 505,45 Kg 1237,47 Kg

Per Batch (1 Zak Semen) 50 Kg 24 L 59,18 Kg 144,88 Kg

Per Volume (m3) 0,043 m3 0,024 m3 0,043 m3 0,103 m3

Perbandingan Volume 1 0,55 1 2,39

A. Benda Uji Silinder 15 × 30


Tabel 3.22 Proporsi Campuran Benda Uji Silinder (15x30)
Jumlah
Volume Kebutuhan Kebutuhan Penambahan
Berat Kebutuhan
Material 1 1 Sampel 3 Sampel (20 %)
(Kg) 3 Sampel
Silinder (Kg) (Kg) (Kg)
(Kg)
Semen 427,08 0,0053 2,26 6,79 1,36 8,15
Air 205 0,0053 1,09 3,26 0,65 3,91
Agregat
505,45 0,0053 2,68 8,04 1,61 9,64
Halus
Agregat
1237,47 0,0053 6,56 19,68 3,94 23,61
Kasar

B. Benda Uji SIlinder 10 × 20


Tabel 3.23 Proporsi Campuran Benda Uji Silinder (10x20)
Jumlah
Volume Kebutuhan Kebutuhan Penambahan
Berat Kebutuhan
Material 1 1 Sampel 3 Sampel (20 %)
(Kg) 3 Sampel
Silinder (Kg) (Kg) (Kg)
(Kg)
Semen 427,08 0,0016 0,68 2,04 0,41 2,45
Air 205 0,0016 0,33 0,99 0,20 1,19
Agregat
505,45 0,0016 0,81 2,43 0,49 2,92
Halus
Agregat
1237,47 0,0016 1,98 5,94 1,19 7,13
Kasar

KELOMPOK 4A 72
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Benda Uji Silinder 15 x 30


Volume Benda Uji
(Silinder Besar) 15 x 30 = π r2 x t
= 3,14 x 0,00752 x 0,3
= 0,0053 m3
Volume untuk 3 benda uji
(Silinder Besar) 15 x 30 = 3 x volume benda uji
= 3 x 0,0053
= 0,0159 m3
Benda Uji Silinder 10 x 20
Volume Benda Uji
(Silinder Kecil) 10 x 20 = π r2 x t
=
3,14 x 0.0052 x 0,2
= 0,0016 m3
Volume untuk 3 benda uji
(Silinder Kecil) 10 x 20 = 3 x volume benda uji
= 3 x 0,0016
= 0,0048 m3

3.7.3 Hasil Proporsi Campuran Beton


A. Kebutuhan 2 Sampel
Tabel 3.24 Proporsi Kebutuhan 2 Sampel (1 Sampel Silinder 15x30 & 1 Sampel
Silinder 10x20)
Adukan Semen (Kg) Air (Kg) Agregat Halus (Kg) Agregat Kasar (Kg)
1 2,94 1,42 3,49 8,54

B. Kebutuhan 6 Sampel
Tabel 3.25 Proporsi Kebutuhan 6 Sampel (3 Sampel Silinder 15x30 + 20% & 3
Sampel Silinder 10x20+20%)
Adukan Semen (Kg) Air (Kg) Agregat Halus (Kg) Agregat Kasar (Kg)
1 10,60 5,10 12,56 30,74

KELOMPOK 4A 73
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3.8 Pencetakan dan Perawatan Beton


3.8.1 Pencetakan Beton
Pelaksanaan campuran beton (trial mix) bertujuan untuk menyederhanakan
variasi komposisi campuran yang dilakukan dalam percobaan nanti dan
menentukan penggunaan kebutuhan air pencampur sehingga mudah untuk
dikerjakan. Setelah ditetapkan komposisi campuran berdasarkan hasil mix design,
selanjutnya adalah pelaksanaan pencampuran unsur-unsur beton.

3.8.2 Uji Slump Beton


Tabel 3.26 Uji slump
Adukan Slump (cm) Tambahan Air (gram)

1 8,5 645
Pembahasan:
Pada pengujian slump yang pertama untuk 1 silinder didapat nilai sebesar 8,1 cm
dan 8,6 cm dan 8,8 cm dengan sisa air sebanyak 645 gr.
Jadi penurunan rata-rata yang terjadi pada slump tersebut adalah:
8,1 + 8,6 + 8,8
Nilai Slump = 3
= 8,5 cm
Dari hasil perhitungan didapat bahwa :
Slump yang didapat dari pengujian adalah 8,5 cm hal ini memenuhi syarat yang
telah ditetapkan, yaitu slump yang ditetapkan 8 cm – 12 cm. Campuran beton
adukan tersebut siap untuk dicetak.

3.8.3 Perawatan Beton


Umur (hari) Faktor konversi
3 0,4
7 0,65
14 0,88
21 0,95
28 1

Proses pelaksanaan perawatan benda uji dilakukan setelah benda uji dibongkar
dari cetakannya 24 jam ± 8 jam. Perawatan pada benda uji perlu dilakukan agar
hidrasi yang terjadi dapat berlangsung dengan baik. Adapun proses perawatan
benda uji dengan menggunakan metode perendaman dimana benda uji direndam

KELOMPOK 4A 74
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

didalam bak yang telah diisi dengan air. Air yang digunakan untuk perawatan benda
uji harus bersih dari kandungan besi dan organik dan juga bebas dari bahan-bahan
yang dapat merusak beton setelah mengeras. Perawatan ini dilakukan selama 14
hari dan beton berkekuatan awal tinggi minimal selama 3 hari serta harus
dipertahankan kondisi lembab, kecuali dilakukan dengan perawatan yang
dipercepat.

3.9 Uji Kuat Tekan Beton


3.9.1 Hasil
1. Dimensi dan Berat Beton
Tabel 3.27 Dimensi dan berat sampel uji kuat tekan beton silinder (15x30)
Rata-Rata Rata-Rata
Faktor Berat
Sampel Diameter (cm) Tinggi (cm) Diameter Tinggi
Konversi (Kg)
(cm) (cm)
A 15,00 15,06 15,05 30,1 30,3 30,2 0,88 12,960 15,04 30,2
B 15,05 15,16 15,01 30,5 30,5 30,5 0,88 13,045 15,07 30,5
C 15,14 14,97 15,11 30,4 30,3 30,2 0,88 13,040 14,07 30,3

Tabel 3.28 Dimensi dan berat sampel uji kuat tekan beton silinder (10x20)
Rata-Rata Rata-Rata
Faktor Berat
Sampel Diameter (cm) Tinggi (cm) Diameter Tinggi
Konversi (Kg)
(cm) (cm)
A 10,01 10,07 10,07 20,2 20,1 20,0 0,88 3,845 10,05 20,1
B 10,07 10,07 9,90 20,4 20,3 20,3 0,88 3,860 10,01 20,3
C 10,07 10,00 10,03 20,2 20,2 20,1 0,88 3,835 10,03 20,2

KELOMPOK 4A 75
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

Tabel 3.29 Data Kuat Tekan Beton Silinder (15 x 30)


14
Tanggal Tanggal Beban Luas A Konversi
Sampel Usia Hari
Pembuatan Pengujian F (N) (cm2) (Mpa)
(Mpa)

4 Agustus 18 Agustus 14
A 411290 17765,832 23,151 26,308
2022 2022 hari

4 Agustus 18 Agustus 14
B 505000 17851,402 28,289 32,147
2022 2022 hari

4 Agustus 18 Agustus 14
C 535000 17851,402 29,970 34,057
2022 2022 hari

Rata-rata 27,137 30,837

Tabel 3.30 Data Kuat Tekan Beton Silinder (10 x 20)


14
Tanggal Tanggal Beban Luas A Konversi
Sampel Usia Hari
Pembuatan Pengujian F (N) (cm2) (Mpa)
(Mpa)

4 Agustus 18 Agustus 14
A 180743 7932,718 22,784 25,891
2022 2022 hari

4 Agustus 18 Agustus 14
B 200000 7881,431 25,376 28,836
2022 2022 hari

4 Agustus 18 Agustus 14
C 265000 7912,926 33,490 38,057
2022 2022 hari

Rata-rata 27,217 30,928

KELOMPOK 4A 76
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Data Kuat Tekan


Perhitungan :
A. Menghitung Luas Bidang Tekan
Silinder 15 x 30
1. Sampel A
A = π . R2

= 3,14 x 75,2 x 75,2


= 17765,832 mm2
2. Sampel B
A = π . R2

= 3,14 x 75,4 x 75,4


= 17851,402 mm2
3. Sampel C
A = π . R2

= 3,14 x 75,4 x 75,4


= 17851,402 mm2
Silinder 10 x 20
1. Sampel A
A = π . R2

= 3,14 x 50,3 x 50,3


= 7932,718 mm2
2. Sampel B
A = π . R2

= 3,14 x 50,1 x 50,1


= 7881,431 mm2
3. Sampel C
A = π . R2

= 3,14 x 50,2 x 50,2


= 7912,926 mm2

KELOMPOK 4A 77
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Mencari beban maksimum


Beban maksimum didapat dari hasil pengujian, yaitu:
1. Silinder 15 x 30
Sampel 1 = 411,290 kN = 411290 N
Sampel 2 = 505,000 kN = 505000 N
Sampel 3 = 535,000 kN = 535000 N
2. Silinder 10 x 20
Sampel 1 = 180,743 kN = 180743 N
Sampel 2 = 200,000 kN = 200000 N
Sampel 3 = 265,000 kN = 265000 N

C. Menghitung Kuat Tekan Silinder

F
σ=
A
Keterangan :
Σ = Tekanan (Pa)
F = Beban Maksimum (N)
A = Luas Bidang Permukaan (mm2)

1. Silinder 15 x 30
(Kuat Tekan 14 hari)
411290
σ1 = = 23,151 MPa
17765,832
505000
σ2 = = 28,289 MPa
17851,402
535000
σ3 = = 29,970 MPa
17851,402
23,151+28,289+29,970
Rata-Rata kuat Tekan σ = = 27,137 MPa
3
(Kuat Tekan Setelah dikonversi 28 hari)
23,151
σ1 = 0,88 = 26,308 MPa

28,289
σ2 = 0,88 = 32,147 MPa

KELOMPOK 4A 78
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

29,970
σ3 = = 26,308 MPa
0,88
26,308+ 32,147 +34,057
Rata-Rata kuat Tekan σ = 3
= 30,837 MPa

2. Silinder 10 x 20
(Kuat tekan 14 hari)
180743
σ1 = 7932,718 = 22,784 MPa

200000
σ2 = 7881,431 = 25,376 MPa

265000
σ3 = 7912,926 = 33,490 MPa

22,784+25,376+33,490
Rata-Rata kuat Tekan σ= = 27,217 MPa
3
(Kuat tekan Setelah dikonversi 28 hari)
22,784
σ1 = 0,88 = 25,891 MPa

25,376
σ2 = 0,88 = 28,836 MPa

33,490
σ3 = 0,88 = 38,057 MPa

265,891+ 28,836+38,0577
Rata-Rata kuat Tekan σ= = 30,928 MPa
3

KELOMPOK 4A 79
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sifat-sifat fisis
pada agregat akan sangat mempengaruhi perencanaan campuran beton (mix
design). Hasil penelitian sifat fisis agregat yang kami lakukan sebagian besar
memenuhi standar yang berlaku yaitu SNI, namun agregat kasar split 1:3 yang kami
uji memiliki kadar lumpur sebesar 2%. Hal tersebut melebihi kadar yang ditetapkan
oleh SNI yaitu sebesar ≤1%, yang membuat agregat kasar split 1:3 tersebut harus
dicuci sebelum digunakan.
Kesalahan-kesalahan yang terjadi pada praktikum kami antara lain adalah beton
yang masih terdapat gelembung pada proses pencetakannya, sehingga membuat
permukaan beton tidak rata. Selain itu, alat yang digunakan pada proses uji kuat
tekan dan kuat tarik belah beton tidak sesuai target perencaan mix design
dikarenakan alat belum dikalibirasi.

4.2 Saran
Saat melaksanakan praktikum, praktikan dihimbau untuk mematuhi aturan yang
ada dilaboratorium dan memperhatikan semua hal yang dijelaskan oleh
pembimbing pada setiap mata praktikum. Dalam pengujian beton, praktikan
diharapkan lebih memperhatikan bimbingan atau arahan asisten dosen dan pada
saat pencetakan beton, praktikan harusnya memadatkan beton dengan benar sampai
seluruh gelembung keluar dari dalam cetakan.

KELOMPOK 4A 80
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

LAMPIRAN

A. Uji Fisis
1. Pengujian Kadar Air

KELOMPOK 4A 81
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Pengujian Kadar Lumpur

KELOMPOK 4A 82
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

3. Pengujian Kadar Organik Agregat

KELOMPOK 4A 83
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

4. Pengujian Berat Isi


a. Agregat Halus

KELOMPOK 4A 84
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b. Agregat Kasar

KELOMPOK 4A 85
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

5. Pengujian Berat Jenis


a. Agregat Halus

KELOMPOK 4A 86
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b. Agregat Kasar

KELOMPOK 4A 87
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

6. Pengujian Analisa Saringan


a. Agregat Halus

KELOMPOK 4A 88
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

b. Agregat Kasar

KELOMPOK 4A 89
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

B. Uji Mekanis
1. Perencanaan Campuran, Pencetakan dan Perawatan Beton

KELOMPOK 4A 90
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

KELOMPOK 4A 91
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

2. Uji Kuat Tekan Beton

KELOMPOK 4A 92
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BAHAN TAHUN 2022

DAFTAR PUSTAKA

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1968-1990 Pengujian Analisa


Saringan. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1969-1990 Pengujian Berat Jenis.


Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1990. SNI 03-1971-1990 Pengujian Kadar Air


Agregat. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 03-2816-1992 Pengujian Kadar Organik.


Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1996. SNI 03-4142-1996 Pengujian Kadar Lumpur.


Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 1998. SNI 03-4804-1998 Pengujian Berat Isi. Jakarta:
Badan Standarisasi Nasional.

Badan Standarisasi Nasional. 2000. SNI 03-2834-2000 Garadasi Split Ukuran


Maksimum. Jakarta: Badan Standarisasi Nasional.

Prayoga, Agung, Daniel Salwani, dan Rizky Arian Putra. 2022. Panduan Praktikum
Teknologi Bahan. Bengkulu: Laboratorium Teknik Sipil Universitas
Bengkulu

KELOMPOK 4A 93

Anda mungkin juga menyukai