UNIVERSITAS JAMBI
TEKNOLOGI
BAHAN
PERENCANAAN CAMPURAN BETON
KATA PENGANTAR
Pertama tama marilah kita panjatkan puja dan puji syukur kepada Tuhan
YME atas berkat rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyelesaikan buku
panduan ini. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berkontribusi dalam pembuatan buku panduan ini.
Melalui buku panduan ini kami berharap dapat membantu pembaca dalam
upaya untuk meningkatkan pengetahuan terkait subjek yang dibahas.
Kami menyadari bahwa buku panduan ini masih jauh dari kata sempurna,
oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk
menyempurnakan isi buku panduan ini.
Semoga buku panduan ini dapat berguna dan bermanfaat di kemudian hari
bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan tugas besar Teknologi Bahan adalah sebagai
berikut:
1. Mengetahui tata cara pengolahan data pengujian agregat.
2. Mampu merencanakan job mix design beton untuk mendapatkan nilai kuat
tekan yang direncanakan.
1
BAB II
DASAR TEORI
2
4. Beton prategang, merupakan beton bertulang yang telah diberikan tekanan
tekan dalam untuk mengurangi tegangan tarik potensial dalam beton akibat
beban kerja.
5. Beton ringan, yaitu beton yang mengandung agregat ringan dan mempunyai
berat satuan tidak lebih dari 1.900 kg/m3. Beton ringan juga ada beberapa
jenis, yaitu beton ringan pasir, yang merupakan beton ringan yang semua
agregat halusnya adalah pasir berat normal dan beton ringan total yaitu beton
ringan yang agregat halusnya bukan merupakan pasir alami.
3
2. Agregat
Agregat merupakan bahan pengisi beton. Agregat yang baik adalah agregat
yang dapat bereaksi dengan unsur-unsur semen serta memiliki distribusi
ukuran sedemikian rupa sehingga ukuran rongga-rongga antar agregat terisi
oleh partikel-partikel padat. Berdasarkan ukurannya, agregat terbagi atas
agregat halus dan agregat kasar.
Modulus kehalusan didefinisikan sebagai jumlah persen kumulatif sisa
saringan diatas ayakan dibagi 100. Makin besar nilai modulus kehalusan
menunjukkan bahwa makin besar butir-butir agregat. Nilai modulus
kehalusan sendiri bisa didapatkan dari pengujian analisa saringan di
laboraturium.
a. Agregat kasar
Berdasarkan SNI 1969:2008 agregat kasar yaitu kerikil sebagai hasil
disintegrasi alami dari batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari
industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir antara 4,75 mm (No.
4) sampai 40 mm (No. 1 1 /2 inci)
Agregat kasar harus memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F tentang
Spesifikasi Bahan Bangunan Bagian A, sebagai berikut:
1) Butirannya keras dan tidak berpori, indeks kekerasan < 5%.
2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Jika diuji dengan
larutan garam Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18%.
3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06) lebih
dari 1%. 16
4) Tidak boleh mengandung zat-zat yang reaktif terhadap alkali.
5) Butiran agregat yang pipih dan panjang tidak boleh lebih dari 20%.
6) Modulus halus butir antara 6 – 7,1 dan dengan variasi butir sesuai
standar gradasi.
7) Ukuran butir maksimum tidak boleh melebihi dari: 1/5 jarak terkecil
antara bidang-bidang samping cetakan, 1/3 tebal pelat beton, 3/4 jarak
bersih antar tulangan atau berkas tulangan.
4
b. Agregat halus
Berdasarkan SNI 1970:2008, agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil
disintegrasi ‘alami’ batuan atau pasir yang dihasilkan oleh industri
pemecah batu dan mempunyai ukuran butir terbesar 4,75 mm (No.4).
Agregat halus yang digunakan sebagai bahan pengisi beton harus
memenuhi persyaratan SK SNI S-04-1989-F diantaranya:
1) Butirannya tajam dan keras, dengan indeksi kekerasan < 2,2.
2) Kekal, tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca. Jika diuji dengan
larutan Natrium Sulfat bagian yang hancur maksimum 12%, jika
dengan garam Magnesium Sulfat maksimum 18%.
3) Tidak mengandung lumpur (butiran halus yang lewat ayakan 0,06 mm)
lebih dari 5%.
4) Tidak mengandung zat organik terlalu banyak, yang dibuktikan dengan
percobaan warna menggunakan larutan NaOH sebanyak 3% yaitu
warna cairan diatas endapan agregat halus tidak boleh gelap daripada
warna standar atau pembanding.
5) Modulus halus butir antara 1,50 – 3,80 dan dengan variasi butir sesuai
standar gradasi.
6) Agregat halus dari laut atau pantai, diperbolehkan tetapi dengan
petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan.
3. Air
Air merupakan salah satu bahan yang diperlukan dalam campuran pembuatan
beton. Perbandingan air terhadap semen biasa disebut dengan Faktor Air
Semen (FAS). Air harus selalu ada dalam campuran beton karena diperlukan
untuk hidrasi semen dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton
(workability). Penggunaan air sangat berpengaruh pada kuat tekan beton.
Penggunaan FAS yang terlalu tinggi mengakibatkan bertambahnya kebutuhan
air sehingga mengakibatkan pada saat kering beton mengandung banyak pori
yang nantinya akan berdampak pada kuat tekan beton yang rendah. Semakin
tinggi mutu beton yang diinginkan, maka semakin rendah nilai FAS yang
digunakan. Untuk menambah daya workability (kelecakan, sifat mudah
dikerjakan) diperlukan nilai FAS yang lebih tinggi.
5
Air sebagai bahan bangunan harus memenuhi persyaratan yang tercantum
dalam SK SNI S-04-1989-F, diantaranya:
a. Air harus bersih.
b. Tidak mengandung lumpur, minyak, dan benda melayang lainnya, yang
dapat dilihat secara visual. Benda-benda tersuspensi ini tidak boleh lebih
dari 2 gram/liter.
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat dapat
merusak beton (asam, zat organik, dan sebagainya) lebih dari 1,5
gram/liter.
d. Tidak mengandung klorida (Cl) lebih dari 0,5 gram/liter. Khusus untuk
beton prategang kandungan klorida tidak boleh lebih dari 0,05 gram/liter.
e. Tidak mengandung senyawa sulfat (sebagai SO3) lebih dari 1 gram/liter.
6
d. Tipe D, Water Reducing and Retarding Admixture. Jenis bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang
diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi
tertentu sekaligus memperlambat proses pengikatan awal dan pengerasan
beton.
e. Tipe E, Water Reducing and Accelarating Admixture. Jenis bahan tambah
yang berfungsi ganda yaitu untuk mengurangi jumlah air pengaduk yang
diperlukan pada beton tetapi tetap memperoleh adukan dengan konsistensi
tertentu sekaligus mempercepat proses pengikatan awal dan pengerasan
beton.
f. Tipe F, Water Reducing, High Range Admixture. Jenis bahan tambah yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12 % atau lebih.
Dengan menmbahkan bahan ini ke dalam beton, diinginkan untuk
mengurangi jumlah air pengaduk dalam jumlah yang cukup tinggi
sehingga diharapkan kekuatan beton yang dihasilkan tinggi dengan jumlah
air sedikit, tetapi tingkat kemudahan pekerjaan (workability beton) juga
lebih tinggi.
g. Tipe G, Water Reducing, High Range Retarding Admixture. Jenis bahan
tambah yang berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang
diperlukan untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu,
sebanyak 12 % atau lebih sekaligus menghambat pengikatan dan
pengerasan beton. Bahan ini merupakan gabungan superplasticizer dengan
memperlambat waktu ikat beton. Digunakan apabila pekerjaan sempit
karena keterbatasan sumberdaya dan ruang kerja.
7
2. Analisis saringan agregat
Jumlah berat tertahan(n) = Jumlah berat tertahan(n-1) + berat tertahan(n)
jumlah berat tertahan
Persentase tertahan = x100%
jumlah
3. Kadar air
Keterangan:
Bk adalah berat benda uji kering oven (gram);
Bj adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram);
Ba adalah berat benda uji dalam air (gram);
b. Agregat halus
BK
Berat jenis jenuh (Bulk) = B+500−Bt
500
Berat jenis kering permukaan (SSD) =
B+500−Bt
BK
Berat jenis kering (Apparent) = B+BK−Bt
500−BK
Penyerapan (absorption) = x100%
BK
Keterangan:
Berat benda uji kering oven (Bk)
Berat piknometer diisi air (B)
Berat piknometer + benda uji + air ( Bt)
8
2.4 Perencanaan Campuran Beton sesuai SNI 7656-2012
Tujuan utama mempelajari sifat-sifat beton adalah untuk perencanaan
campuran (mix design), yaitu pemilihan dari bahan-bahan beton yang memadai,
serta menentukan proporsi masing-masing bahan untuk menghasilkan beton yang
ekonomis dengan kualitas yang baik. Prosedur meliputi tiga tahap. Tahap pertama
adalah mengumpulkan persyaratan penggunaan struktur beton tersebut, kondisi
lingkungan, ukuran penampang, dsb. Dari persyaratan tersebut ditentukan tahap
kedua, ysng merupakan dasar perencanaan campuran, yaitu kuat rencana, slump,
ukuran butir terbesar dan sebagainya. Dari dasar inilah perhitungan dibuat, yaitu
tahap ketiga. Ada banyak metode yang bisa digunakan pada tahap ini.
Terdapat beberapa regulasi yang dapat digunakan untuk merencanakan
komposisi campuran beton, salah satu motede yang digunakan adalah SNI 7656-
2012. Berdasarkan SNI 7656-2012, informasi yang diperlukan mengenai data dari
bahan-bahan yang akan digunakan untuk penentuan proporsi campuran yaitu:
1. Analisa ayak (gradasi) agregat halus dan agregat kasar;
2. Bobot isi agregat;
3. Berat jenis, penyerapan air, dan kadar air agregat;
4. Air pencampur yang dibutuhkan beton berdasarkan pengalaman
dengan menggunakan agregat yang ada;
5. Hubungan antara kekuatan dan rasio air-semen atau rasio air terhadap semen
+ bahan bersifat semen lainnya;
6. Berat jenis semen atau bahan bersifat semen lainnya bila digunakan.
Tahapan perencanaan campuran beton normal berdasarkan SNI 7657-2012
adalah sebagai berikut:
1. Pemilihan slump
Slump (mm)
Tipe Konstruksi Maksimum Minimum
Pondasi beton bertulang (dinding dan pondasi
75 25
telapak)
Pondasi telapak tanpa tulangan, pondasi tiang
75 25
pancang, dan dinding bawah tanah
Balok dan dinding bertulang 100 25
Kolom bangunan 100 25
Perkerasan dan pelat lantai 75 25
Beton massa 50 25
9
2. Pemilihan ukuran besar butir agregat maksimum
Ukuran nominal agregat maksimum tidak boleh melebihi:
a. 1/5 dari ukuran terkecil dimensi antara dinding-dinding cetakan/bekisting,
b. 1/3 tebalnya pelat lantai,
c. 3⁄4 jarak minimum antar masing-masing batang tulangan, berkas-berkas
tulangan, atau tendon tulangan pra-tegang (pretensioning strands).
Jika memiliki data hasil analisis saringan agregat, nominal agregat
maksimum dapat dilihat pada data tersebut.
3. Perkiraan air pencampur dan kandungan udara
Air (kg/m3) untuk ukuran nominal agregat maksimum batu pecah
9,50 12,7 19 25 37,5 50 75 150
Slump (mm) mm mm mm mm mm mm mm mm
Beton tanpa tambahan udara
25 – 50 207 199 190 179 166 154 130 113
75 – 100 228 216 205 193 181 169 145 124
150 – 175 243 228 216 202 190 178 160 -
>175 - - - - - - - -
Banyaknya
udara dalam 3 2,5 2 1,5 1 0,5 0,3 0,2
beton (%)
Beton dengan tambahan udara
25 – 50 181 175 168 160 150 142 122 107
75 – 100 202 193 184 175 165 157 133 119
150 – 175 216 205 197 184 174 166 154 -
>175 - - - - - - - -
Ringan (%) 4,5 4,0 3,5 3,0 2,5 2,0 1,5 1,0
Sedang (%) 6,0 5,5 5,0 4,5 4,5 4,0 3,5 3,0
Berat (%) 7,5 7,0 6,0 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0
10
Untuk tingkat pemaparan yang sangat buruk, w/c atau w/(c+p) harus
dipertahankan tetap rendah sekalipun persyaratan kekuatan mungkin dicapai
dengan nilai lebih tinggi. Batasan-batasan nilainya adalah sebagai berikut:
Struktur selalu/seringkali
Struktur yang
basah dan terpapar
Tipe Struktur dipengaruhi air laut
pembekuan serta
atau sulfat
pencarian
Bagian tipis (pegangan
tangga,
gili-gili, sills, talang,
ornamental
work) dan bagian selimut
beton
kurang dari 25 mm.
0,45
Struktur lain
0,50 0,40
0,45
Berat agregat kasar = Kadar agregat kasar x berat volume kering agregat kasar
11
7. Perkiraan kadar agregat halus
Dengan sudah diketahuinya jumlah air, semen dan agregat kasar, maka
bahan lain yang akan digunakan untuk membuat 1 m3 beton adalah agregat
halus dan udara yang akan terperangkap.
Perkiraan awal berat beton (kg/m3)
Ukuran nominal agregat
Beton tanpa tambahan Beton dengan
maksimum (mm)
udara tambahan udara
9,5 2280 2200
12,5 2310 2230
19 2345 2275
25 2380 2290
37,5 2410 2320
50 2445 2345
75 2490 2405
150 2530 2435
12
8. Penyesuaian terhadap kelembaban agregat
Jumlah agregat yang harus ditimbang untuk beton harus memperhitungkan
banyaknya kandungan air yang terserap dalam agregat. Umumnya, agregat
ada dalam keadaan lembab, sehingga berat keringnya harus ditambah
sebanyak persentase air yang dikandungnya baik yang terserap maupun yang
ada dipermukaan. Banyaknya air pencampuran yang harus ditambahkan ke
dalam campuran haruslah dikurangi sebanyak air bebas yang didapat dari
agregat, yaitu jumlah air dikurangi air terserap.
Penyesuaian air
13
BAB III
DATA TEKNIS PERENCANAAN
Hasil pengujian berat isi agregat kasar dan halus metode lepas
Agregat Halus Agregat Kasar
Berat Isi Lepas Satuan I II I II
Berat Contoh +
Kg 6,655 6,614 20,845 20,673
Tempat
Berat Tempat Kg 2,817 2,817 5,995 5,995
Berat Contoh Kg
Volume Tempat m3 0,003092 0,003092 0,01045 0,01045
Berat Isi Contoh Kg/m3
Rata-Rata Berat Isi Kg/m3
Hasil pengujian berat isi agregat kasar dan halus metode padat
Agregat Halus Agregat Kasar
Berat Isi Padat Satuan I II I II
Berat Contoh +
Kg 7,065 7,334 21,565 21,393
Tempat
Berat Tempat Kg 2,817 2,817 5,995 5,995
Berat Contoh Kg
Volume Tempat m3 0,003092 0,003092 0,01045 0,01045
Berat Isi Contoh Kg/m3
Rata-Rata Berat Isi Kg/m3
b) Analisis saringan
Data analisis saringan agregat kasar
Persentase kumulatif (%)
Berat Tertahan Jumlah berat
Saringan
(gram) tertahan (gram) Tertahan Lolos
11/2” 0
1” 726
3/4" 2141
1/2” 1330
3/8” 353,5
No. 4 122
No. 8 10,3
No. 16 2,2
Pan 315 5000
14
Data analisis saringan agregat halus
Berat Persentase kumulatif (%)
Jumlah berat
Saringan Tertahan
tertahan (gram) Tertahan Lolos
(gram)
No. 4 0
No. 8 163
No.16 121
No.30 195
No. 50 225
No. 100 310
No. 200 32
Pan 54 1100
c) Kadar air
Data kadar air agregat
Agregat Halus Agregat Kasar
Nomor Contoh dan Berat Contoh
(gram) (gram)
Nomor krus yang dipakai I I
Berat contoh basah (W3) 500 3000
Berat air
Berat contoh kering (W5) 462 2965
Persentase kadar air
15
2. Data II
a) Pengujian berat isi agregat
Hasil pengujian berat isi agregat kasar dan halus metode lepas
Agregat Halus Agregat Kasar
Berat Isi Lepas Satuan I II I II
Berat Contoh +
Tempat Kg 6,835 6,812 19,922 20,174
Berat Tempat Kg 2,811 2,811 5,928 5,928
Berat Contoh Kg
Volume Tempat m3 0,003092 0,003092 0,01045 0,01045
Berat Isi Contoh Kg/m3
Rata-Rata Berat Isi Kg/m3
Hasil pengujian berat isi agregat kasar dan halus metode padat
Agregat Halus Agregat Kasar
Berat Isi Padat Satuan I II I II
Berat Contoh +
Tempat Kg 7,06 7,081 21,294 21,600
Berat Tempat Kg 2,811 2,811 5,928 5,928
Berat Contoh Kg
Volume Tempat m3 0,003092 0,003092 0,01045 0,01045
Berat Isi Contoh Kg/m3
Rata-Rata Berat Isi Kg/m3
b) Analisis saringan
Data analisis saringan agregat kasar
Berat Jumlah berat Persentase kumulatif (%)
Saringan Tertahan tertahan
(gram) (gram) Tertahan Lolos
11/2” 0
1” 1442,6
3/4" 2257,8
1/2” 1040,3
3/8” 62,8
No. 4 16,1
No. 8 4,5
No. 16 2,18
Pan 174 5000
16
Data analisis saringan agregat halus
Berat Jumlah berat Persentase kumulatif (%)
Saringan Tertahan tertahan
(gram) (gram) Tertahan Lolos
No. 4 0
No. 8 102
No.16 79
No.30 135
No. 50 423
No. 100 292
No. 200 24,6
Pan 54,4 1100
c) Kadar air
Data kadar air agregat
Agregat Halus Agregat Kasar
Nomor Contoh dan Berat Contoh
(gram) (gram)
Nomor krus yang dipakai I I
Berat contoh basah (W3) 500 3000
Berat air
Berat contoh kering (W5) 465 2921
Persentase kadar air
17
3.2 Soal
Perhitungan komposisi campuran beton dilakukan berdasarkan
kondisi yang digambarkan pada soal berikut:
1. Dalam sebuah pekerjaankonstruksi gedung, pekerjaan yang sedang
dilaksanakan adalah pekerjaan struktur kolom. Rencanakan komposisi
campuran beton normal yang akan digunakan untuk pengecoran 7,68 m3
pekerjaan kolom!
2. Dalam sebuah pekerjaan pembangunan gedung, dibutuhkan 36 m3 beton
normal untuk melakukan pekerjaan pelat lantai. Tentukan material yang
dibutuhkan dalam pemenuhan kebutuhan beton tersebut!
3. Sebuah pekerjaan struktur membutuhkan material beton dengan jumlah 54 m 3
yang akan digunakan dalam pekerjaan pengecoran pilecap. Lokasi
pembangunan tersebut tidak terpapar cuaca yang terlalu buruk. Tentukan
material penyusun beton yang dibutuhkan dalam pekerjaan tersebut!
4. Dinding geser merupakan salah satu elemen struktur yang umunya digunakan
pada konstruksi gedung bertingkat untuk menahan gaya lateral yang terjadi.
Rencanakan komposisi campuran beton normal yang dibutuhkan untuk
melakukan pengecoran sebesar 7,2 m3.
18
BAB IV
PELAKSANAAN TUGAS
19
RUANG KELAS R-001
Data
Kelompok Nama NIM Soal dan Mutu
Agrega
t Beton
20
RUANG KELAS R-002
Data
Kelompok Nama NIM Soal dan
Agregat
Mutu Beton
21
4.2 Ketentuan Penulisan
Format penulisan tugas teknologi bahan mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
1. Ketentuan Umum
a. Laporan diketik dengan menggunakan software Microsoft Office Word
dengan versi berapapun.
b. Kertas berukuran A4 dengan margin 4-3-3-3.
c. Font yang digunakan adalah Times New Roman dengan ukuran font 12.
d. Teks rata kanan kiri (justify).
e. Penggunaan kata yang sesuai dengan KBBI.
f. Penggunaan kata asing ditulis menggunakan gaya huruf italic.
g. Pada awal bab, No. halaman berada di tengah bawah, sedangkan halaman
selanjutnya No. halaman ada dikanan bawah.
2. Ketentuan Penomoran
Arifin (2008:27) menyebutkan bahwa penomoran subbab (anak bab) dan
subsubbab (subanak bab) seharusnya maksimal sampai 3 level (misal: 1.1 dan
1.1.1) serta tidak lebih dari 3 level (seperti: 1.1.1.1 atau 1.1.1.1.1). Selain itu,
penulisan nomor tidak perlu diakhiri dengan titik untuk nomor subbab pada
level 2 dan 3.
Urutan penomoran dan inden yang digunakan dalam penulisan tugas
teknologi bahan adalah sebagai berikut:
BAB II
2.1 (level 2)
2.1.1 (level 3)
1.
a.
1)
a)
22
3. Ketentuan Tabel
a. Tabel wajib mencantumkan nomor dan nama tabel beserta sumbernya
(bila diambil dari dokumen lain).
b. Nomor tabel dan keterangan tabel menggunakan font ukuran 11 dan spasi
1 (single). Nomor tabel ditulis dengan gaya bold.
c. Sumber tabel menggunakan tanda kurung dan berukuran font 10.
d. Ukuran spasi tabel adalah single (1) dan ukuran teks didalam tabel adalah
11.
e. Tabel dibuat tanpa garis vertikal.
4. Ketentuan Penulisan Angka
a. Menggunakan koma untuk pemisah desimal dan titik untuk pemisah ribuan.
b. Penggunaan desimal, untuk besaran berat, volume dan lain sejenisnya
menggunakan tiga digit dibelakang koma, sedangkan besaran waktu dan
persentase cukup menggunakan dua digit dibelakang koma.
5. Ketentuan Penulisan Persamaan
Rumus ditulis dengan menggunakan font berukuran 12. Keterangan mengenai
simbol yang digunakan dalam rumus tersebut ditulis dengan font berukuran
10 dengan spasi 1. Rumus harus dibuat secara berurutan disertai nomor
keterangan rumus tersebut. Contoh penulisan rumus:
𝐵𝑗
Berat jenis curah (jenuh kering permukaan) =
(𝐵𝑗−𝐵𝑎 ) (4.1)
𝐵𝑘
Berat jenis curah kering = (𝐵𝑗−𝐵𝑎 )
(4.2)
𝐵𝑘
Berat jenis semu =
(𝐵𝑘−𝐵𝑎 ) (4.3)
Keterangan:
Bk adalah berat benda uji kering oven (gram);
Bj adalah berat benda uji kondisi jenuh kering permukaan di udara (gram);
Ba adalah berat benda uji dalam air (gram);
23
4.3 Pengumpulan
Pengumpulan tugas teknologi bahan memiliki ketentuan sebagai berikut:
1. Tugas telah tersusun rapi dengan susunan sebagai berikut:
a. Cover
b. Kata Pengantar
c. Daftar Isi
d. Daftar Gambar
e. Daftar Tabel
f. BAB I Pendahuluan
1) Latar Belakang
2) Tujuan
3) Sistematis Penulisan
g. BAB II Tinjauan Pustaka
h. BAB III Hasil dan Pembahasan
1) Pengolahan data properties agregat
2) Perhitungan komposisi campuran beton
i. BAB IV Penutup
j. Daftar Pustaka
k. Lampiran
1) Daftar Kontribusi
2) Dokumentasi
2. Setiap kelompok mempersiapkan bahan berupa PPT untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompoknya disertai dengan teori pendukung.
3. Tugas dijilid dengan rapi sesuai kesepakatan kelas.
24