“BETON”
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
FADHLURRAHMAN 31123017
SYAHARANI ARDHITIA 31123023
HASRIANI 31123006
RICARDO TUBUKODI 31123001
Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang ‘’Bahan konstruksi beton’’ ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan di dalamnya.
Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu. Nur ikhsani AY, S.T,
M. Eng. Selaku dosen mata kuliah ‘Teknologi bahan konstruksi di Politeknik
Negeri ujung pandang. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan bahan
struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,kami berharap
adanya kritik , saran dan usulan perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
membangun.
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Pengertian beton.........................................................................................................2
2.2 Bahan penyusun beton...............................................................................................3
2.3 Penggunaan atau Pengaplikasian Beton Pada Konstruksi......................................12
2.4 Sifat-Sifat Dan Karakteristik Beton.........................................................................15
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Beton..........................................................................18
2.6 Jenis-Jenis Beton......................................................................................................19
BAB III..............................................................................................................................23
PEMBAHASAN................................................................................................................23
3.1 Proses pembuatan beton...........................................................................................23
3.2 Perawatan Beton......................................................................................................26
3.3 Tata Cara Pengujian Slump......................................................................................27
3.4 Cara Pengujian Kuat Tekan Beton...........................................................................29
BAB IV..............................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................30
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................30
4.2 Saran.........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................31
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Beton adalah bahan campuran yang terdiri dari air, semen, agregat, dan
bahan tambahan yang dicampur bersama-sama untuk membuat plastis, yang
dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk yang muda saat dipanaskan. karena
sifat inilah yang membuat beton mudah dibentuk sesuai kebutuhan pengguna.
setelah proses pencampuran Campuran mengalami reaksi kimia hidrasi, yang
menghasilkan reaksi pengerasan dan penambahan kekuatan.
2
Sifat beton itu sendiri dipengaruhi oleh bahan pembentuknya serta cara
pengerjaanya. Semen mempengaruhi kecepatan dalam pengerasan beton. Dan
juga perlu diperhatikan dari bahan campuran beton itu ialah agregat yang mana
harus diperhatikan kadar lumpur, kebersihan, dan gradasi agregat
mempengaruhi kekuatan pengerjaan yang mencakup cara penuangan,
pemadatan, dan perawatan, yang pada akhirnya mempengaruhi kekuatan beton.
Beton terbuat dari campuran agregat kasar dan halus dan berbagai bahan
lainnya, ditambah semen secara bertahap untuk memperkuat bahan susun, dan
air untuk membantu reaksi kimia yang dibutuhkan selama proses pengerasan
dan perawatan.
1) Semen
3
lingkungan yang basah, semen non-hidrolik jarang digunakan untuk keperluan
konstruksi.
2) Air
Air yang menentukan penggunaan dan kekuatan beton perpaduan jumlah
air dan semen sangat berpengaruh pada mutu beton, makin besar perpaduan
jumlah air dan semen beton maka makin gampang dikerjakan meskipun mutu
beton makin rendah. Kecuali jumlah air, kualitasnya juga harus di perhatikan
air yang kotor dapat berpengaruh pada penggabungan semen, pengurangan
kekuatan beton dan bisa memicu perubahan pada tulangan beton. Air untuk
perpaduan beton mesti bebas dari bahan seperti lumpur, tanah liat, bahan
4
organic, alkali, garam dan lain-lain yang juga berpengaruh pada mutu beton.
Sebaiknya air untuk campuran beton dapat dipakai air tawar yang memenuhi
persyaratan air untuk diminum, jadi untuk perawatan beton sebaiknya
menggunakan air yanng dipakai pada campuran beton.
3)Agregat
Agregat pada beton berguna sebagai pengisi dan penguat dalam beton itu
sendiri dan berpengaruh pada daya tahan kekuatan struktur. Pemakain agregat
dalam jumlah yang relatif banyak dapat mempengaruhi dalam mengurangi
penyusutan yang terjadi akibat mengerasnya beton dan dapat mempengaruhi
ekspansi panas. Penelaian terhadap agregat di nilai dari ukurannya, gradasi,
kebersihan kekerasan, kemulusan, bentuk butiran dan tekstur permukaan.
Agregat dikatakan mulus secara fisik jika agregat tidak mengalami
pengurangan volume akibat pemanasan, pendinginan dan pembasahan bentuk
dan kehalusan tekstur permukaan yang kasar mengakibatkan gaya adhesi
(ikatan antara agregat dan pasta ) akan semakin kuat. Kebersihan agregat tidak
mengandung bahan bahan seperti lempung, lanau, arang, batu, plastik, dan
fragmen-fragmen kayu, bahan organic dan garam organik. Ikatan lebih kuat
dihasilkan bila luas material semakin luas dan heterogen.
a.agregat kasar
agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirannya lebih besar dari 4.80
mm. Kandungan agrgat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi
digunakan. Berdasarkan pengalaman. Komposisi agregat tersebut berkisar 60-
70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi,
tetapi agregat sangatlah penting.
5
• Berbutir keras dan tidak berpori agar dapat menghasilkan beton yang
baik
• Bersifat kekal (tidak mudah hancur dan pecah
• Tidak mengandung lumpur lebih dari 0,1%
• Tidak mengandung zat yang relatif alkali, karena dapat
menyebabkan pengembangan beton
• Tidak boleh lebih dari 20% bentuk butir pipih, karena bentuk butir
pipih kurang mampu menahan beban, rongga besar , dan
membutuhkan pasta semen cukup banyak
• Memiliki gradasi yan baik agar beton yang dihasilkan tepat
Susunan besar butiran agregat kasar dapat bisa dilihat pada table 2.1
sebagai berikut.
Table 2.1 susunan besar agregat kasar
(mm) (%)
38,1 95-100
19,1 35-70
9,52 10-30
4,75 0,5
b.agregat halus
agregat halus adalah batuan yang mempunyai ukuran butiran antara 0,15–
5mm. Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau tepi
laut.
6
Secara umum agregat halus disebut sebagai pasir, agar pasir yang
mempergunakan dapat menghasilkan beton bermutu baik sesuai yang
disyaratkan maka pasir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
1. Berbutir tajam dan keras dimaksudkan untuk kaitan yang baik dalam
adukan
2. Bersifat kekal (tidak mudah pecah dan hancur ) untuk ketahanan terhadap
perubahan lingkungan
3. Tidak mengandung lumpur atau bagian yang lolos ayakan 0.063mm lebih
dari 5%
4. Tidak mengandung bahan organic dikarenakan dapat bereaksi dengan
senyawa semen portland
5. Gradasi sesuai yang disyaratkan.
Gradasi agregat halus atau kita sebut pasir dapat dilihat pada table 2.2
sebagai berikut
(mm) (%)
9,5 100
2,36(no.8) 95-100
0,15(no.100) 25-60
0,30(no.50) 10-30
0,15(no.100) 02-10
7
4)Bahan tambahan
Menurut ASTM C.494 dan pedoman beton 1989 SKBI 1.4.53.1989, jenis
bahan tambahan kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada
dasarnya suatu bahan tambah harus memperhatikan komposisi dan unjuk kerja
yang sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut digunakan
dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi beton (PB,1989:12).
8
• Tipe A “water-reducing Admixtures)
Water – reducing Admixture adalah bahan tambahan yang mengurangi
air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu.
9
mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating admixture
yang paling terkenal adalah bahan kalsium klorida. Dosis maksimum
adalah 2% dari berat semen yang digunakan.
10
• Abu terbang batubara (fly ash)
Abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran
batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua.
Yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara
antrasit atau batubara bituminus dan abu terbang kelas C yang di hasilkan dari
batu bara kelas lignite atau subbituminus. Abu terbang kelas C kemungkinan
mengandung kapur (lime dari 10% beratnya.
• Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag
menurut ASTM C.989 “ standard specification for ground granulated blast
furnace slag for use in concrete and mortar” adalah bahan produk non metal
yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pemekaran yang
kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkan ke dalam air
• Silica fume
Silica fume ialah bahan pozzolan yang bertekstur halus. Yang mana
komposisi silika lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisi
produksi silikon atau alloy besi silikon (dikenal dengan antara micro silika
dengan silica fume)
• Penghalus Gradasi
Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan
perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada
atau kurang banyak dalam agregat, selain itu juga dapat dipergunakan untuk
menaikan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan lainya adalah mengurangi
permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi beton.
Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzolan alam
yang sudah menjadi kapur atau mentah.
C. bahan tambahan lainya
• Air Entraining
11
Bahan tambahan ini membentuk gelembung udara berdiameter 1 mm
atau lebih kecil, selama pencampuran beton atau mortar, dengan maksud
mempermudah pengecoran beton pada saat pengocoran dan menambahkan
ketahanan awal pada beton.
• Betonr tanpa slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump
sebesar 1 inchi atau kurang, sesaat setelah pencampuran pemilihan bahan
tambah tergantung sifat-sifat beton yang diinginkan seperti plastisnya.
Waktu pengikatan dan pencapain kekuatan, efek beku cair, kekuatan dan
harga dari beton tersebut.
• Polimer
Merupakan produk bahan tambahan baru yang dapat menghasilkan kuat
tekan beton 15.000 Psi atau lebih. Beton yang dengan modifikasi polimer
adalah beton yang ditambahkan resin dan pengeras, sebagai bahan
tambahan. Prinsip menggantikan air pencampur dengan polimer sehingga
dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi dan mempunyai mutu yang baik.
• Hardener Concrete
Bahan tambahan untuk mengeraskan permukaan semen (hardener
concrete)
Permukaan beton yang selalu menanggung beban hidup yang berat serta
selalu dalam keadaan berputar berpindah-pindah, seperti lantai untuk
bengkel-bengkel alat berat dan lainya. Yang mana pembebanan ini akan
mengakibatkan keausan pada permukaan beton.
• Water Proofing
Jika beton terletak dalam air atau dekat permukaan air tanah (misalnya
untuk tunnel ), maka beton tersebut
• Bahan tambahan pemberi warna
Beton yang permukaanya biasanya memerlukan keindahan. Bahan yang
digunakan untuk memberi warna pada permukaan cat (coating) yang
dilapisi setelah pengerjaan beton cara lainya adalah dengan menambahkan
bahan warna, misalnya oker atau pewarna coklat, ke dalam permukaan
beton, selain beton masih segar. Bahan-bahan ini biasanya di campur dalam
suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Selain itu dapat pula dengan
12
menaburkan pasir silika atau agregat metalik selagi permukaan beton
masih dalam keadaan segar
1. Pondasi
Yang dimaksud pondasi adalah konstruksi yang menjadi dasar yang mana
pondasi berfungsi sebagai penopan bangunaan yang ada di atasnya bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat
juga pengertian mengenai pondasi bahwa konstruksi pondasi adalah konstruksi
yang diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin
keseimbangan bangunan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut.
2.Tie Beam/Sloof
13
Sloof adalah struktur bangunaan yang terletak di atas pondasi bangunan.
Jenis struktur kontruksi beton bertulang ini biasanya di atas pondasi bangunan
rumah ataupun gedung. Dan posisinya biasanya pada lantai pada lantai 1
terkadang orang di lapangan menyebutnya laintai dasar. Maka dari itu kita
terkadang jarang melihat bentuk sloof saat bangunaan sudah berdiri tegak.
3. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
kolom merupakan lokasi kritis dan dapat menyebabkan runtuhnya suatu
bangunan maka dari itu kolom sangat penting.
4.Balok
14
Balok adalah struktur sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
memanggang atau menahan dan mentransfer beban menuju elemen kolom
penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom
agar apabila terjadi pergerakan kolom- kolom agar apabila terjadi pergerakan
kolom-kolom tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dari posisinya
semula. Ring balok dibuat dari bahan yang saman dengan kolomnya sehingga
hubungan antara ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah
berubah bentuk. Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok
melengkung atau defleksi yang harus di tahan oleh kekuatan internal material.
15
memadatkan, dan cara merawat beton. Beberapa sifat umum yang di miliki
oleh beton adalah:
Peristiwa ini sering terjadi pada campuran yang terlalu banyak air.
Dimana beton yang memiliki kadar air yang terlalu tinggi akan membuat
beton memiliki aliran air. Air yang naik ini membawa butiran dan pasir
halus. Bleeding sering terjadi setelah pencetakan beton dilakukan terlihat
dengan permukaan beton penuh dengan air.
16
3. Kuat tekan
Kuat beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen
digunakan atau tergantung pada faktor air semen. Nilai kuat tekan beton
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan umumnya. Beton sudah
memiliki kekuatan maksimun pada umur 28 hari. Pembacaan kuat tekan
pada benda uji slinder. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton antara lain:
a. Faktor air semen
b. Umur beton
c. Sifat agregat
d. Jenis admixture
e. Perawatan
kita harus mengetahui besara variasi kekuatan beton contoh uji beton
tergantung pada mutu material, pembuatan dan kontrol dalam pengujian.
Perbedaan kekuatan dapat di temukan dua penyebab utama yang berbeda,
seperti di tunjukan pada table 1, yaitu:
• Variasi yang
sangat besar dari
kelembaban
dalam agregat
17
• Perubahan sifat
• Bahan campur
• Capping silinder
• Pengujian beton
18
X= kuat tekan rata-rata (Mpa) V = angka variasi
N=jumlah benda uji
4. Tahan lama (Durability)
Durabilitas adalah ketahanan beton menghadapi segala kondisi yang
direncanakan, tanpa mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka
waktu lamanya (serviceability).beton yang demikian disebut mempunyai
ketahanan yang baik
Agregat mempengaruhi karakteristik sifat beton, kekerasan dan sifat
tahan lama. Sifat mekanik agregat, seperti kekuatan, modulus elastis, dan
ketahanan terhadap polishing semua bisa berdampak terhadap daya tahan
beton. Daya tahan agregat untuk polishing adalah penting, terutama untuk
trotoar dan jenis flatwork lainya. Sifat kimia atau menorologi agregat dapat
secara signifikan mempengaruhi kinerja beton dan daya tahan jangka
panjang terutama saat berhubungan dengan alkali.
19
7. Beton bersifat fleksibel artinya bisa dibuat dalam bentuk dan ukuran
yang sesuai dengan keinginan tanpa mempengaruhi kualitas secara
langsung.
20
a. Sifat- sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton
yang mengeras, seperti kekuatan, keawetann dan kestabilan volume.
b. Sifat -sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika
beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan
tanpa adanya bleeding dan segregation
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa
cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat emperis.
Hanya sedikit yang memenuhi standar, dan semua test tersebut bersifat “
a single point test” jadi tidak dapat dibandingkan satu sama lainnya
karena mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu
adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas yang
telah di kembangkan antara lain:
• Slump test
• Compaction test
• Flow test
• Remoulding test
• Penetration test
• Mixer test
a. Beton mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan
air, ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen,
kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang di pasangi anyaman
tulangan baja didalamnya di kenal sebagai fero cement.
b. Beton ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat
yang berbobot ringan, beberapa orang juga kerap menambahkan zat
aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam
beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan
pada beton. Maka pori-porinya pun akan semakin bertambah hingga
21
ukuranya juga bakal kian membesar. Hasilnya bobot beton tersebut
lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran yang sama
persis. Beton ringan biasanya di aplikasikan pada dinding non-
struktur.
c. Beton non-pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan
pasir. Melainkan hanya kerikil, semen, dan air hal ini menyebabkan
terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat
jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan
semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir
misalnya pada struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata
beton.
d. Beton hampa
Disebut beton hampa karena dalam pembuatanya dilakukan
penyedotan air pengencer adukan beton memakai vakum khusus.
Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi
dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi.
Tak heran, beton hampa banyak digunakan dimanfaatkan dalam
pendirian bangunan pencakar langit
e. Beton bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton tulangan
dan baja perlu di ketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya
tekan, tetapi lemah terhadap gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan
baja sengaja ditanamkan kedalamnya agar kekuatan beton tersebut
kuat terhadap gaya tariknya meningkat. Beton bertulang biasanya
dipasang pada struktur lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan,
jalan, jembatan, dan sebagainya
f. Beton pra-tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan
beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada baja tulangan
baja yang bakal dimasukan ke beton harus ditegangkan terlebih
dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami kerusakan
walaupun menahan beban lenturnya yang besar. Penerapan beton
22
prategang juga banyak digunakan untuk menyangga struktur
bangunan bentang lebar.
g. Beton pra-cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembuangan
disebut beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat
lain agar kualitasnya lebih baik selain itu, pemilihan beton tersebut
juga kerap didasari pada sempitnya dan tidak adanya tenaga yang
tersedia. Beton pracetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan
material
h. Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup
banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan
rata-rata begitu pula dengan perbandingan antara volume dan luas
permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa
memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60cm. Beton ini banyak
diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan
bendungan.
i. Beton siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup
besar sebagai bahan pengisi tambahan. Ukuran penampang agregat
tersebut antara 15-20 cm. Bahan ini lantas di tambahkan kedudukan
beton normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton
siklop seringkali di bangun pada bendungan, jembatan, dan
bangunan air lainya.
j. Beton serat
Secara prinsip , beton serat dibuat dengan menambahkan serat-
serat tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat lumrah di
pakai di antaranya asbestos, plastic, kawat baja, hingga tumbuh-
tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan
daktilitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami
keretakan.
23
BAB III
PEMBAHASAN
24
2. Pencampuran bahan- bahan beton
Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur
berdasarkan standar SNI 7394: 2008 contohnya beton mutu K125 komposisi
materialnya terdiri dari semen 267kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012kg dan air
215 kg. Beton mutu K 125 adalah beton kelas E yang dipakai untuk
konstruksi lantai dasar.
Dalam skala kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa dilakukan dengan
mengandalkan dalam skala kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa
dilakukan dengan mengandalkan tenaga kerja yang ada. Namun untuk
pengadukan dalam skala besar, tentunya dibutuhkan alat bantu. Alat bantu
ini membuat hasil adukan material beton lebih merata, sempurna dan
tentunya lebih cepat. Alat pengadukan beton dikenal dengan istilah ‘molen’
ini ada berupa mesin statis, semi mobile da full mobile atau mixer truck.
25
mengakibatkan segregasi. Gunakan tremi atau corong bila jarak melebihi
tinggi maksimum.
Bila penuangan dalam kondisi hujan yang deras, sebaiknya hindari
menggunakan adukan beton tanpa menggunakan penutup bagian atasnya.
Sebab air hujan yang masuk bisa membuat kualitas beton menjadi menurun.
Karena itu diperlukan disiapkan peneduh jika proses pengerjaan berlangsung
di musim hujan.
Jika proses penuangan beton sudah dimulai , maka proses ini tidak boleh
berhenti hingga selesai penuangan pada suatu penampang, permukaan atas
harus terisi penuh dan rata dengan campuran beton untuk mendapatkan
kualitas beton yang benar kokoh.
5. Memadatkan beton
Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak di dalam
adukan beton. Jika dibiarkan, udara yang terjebak tersebut maka akan
menyebabkan beton menjadi keropos.
Pemadatan ini dilakukan dengan segera setelah proses penuangan selesai
dan adukan beton masih dalam keadaan plastis. Pemadatan ini dilakukan
dengan menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran. Saat ini
sudah tersedia alat bantu yang secara khusus dirancang unutuk mempercepat
proses pemadatan.
26
Perawatan beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras bertujuan
untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan
menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton
yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton
mengalami fase herdining ( untuk permukaan beton yang terbuka) atau
setelah bekisting beton dilakukan bongkaran dengan durasi tertentu yang
dimaksudkan untuk memastikan terjadinya kondisi kondisi yang diperlukan
untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton.
Proses curing pada beton memainkan peranan penting pada pengembangan
kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing ini meliputi pemeliharaan
kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton
dalam periode waktu tertentu.
27
• Menaruh beton segar dalam genangan air
• Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
• Menyiram permukaan beton secara continue.
• Melapisi permukaan beton dengan material khusus (curing
compound)
b. Perawatan dengan penguapan/steam
Sebelum perawatan dengan penguapan dilaksanakan, beton harus
dipertahankan terlebih dahulu dan berada pada suhu 10° -30°C
selama beberapa jam. Perawatan dengan penguapan berguna pada
daerah mempunyai musim dingin . perawatan ini harus diikuti dengan
perawatan pembasahan setelah lebih dari 24 jam. Minimal selama
umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan
rencana pada unur 28 hari. Perawatan dengan penguapan dilakukan
dengan 2 cara yaitu:
1. Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian slump beton di perlukan sebagai berikut:
a. Cetakan dari logam tebal minimal 1.2mm berupa kerucut terpancung
(cone) dengan diameter bagian bawah 203mm, bagian atas 102mm dan
tinggi 305mm; bagian bawah atas cetakan terbuka
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16mm, panjang 600mm. Ujung
dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan bebas karat.
28
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap aur
d. Sendok cekung tidak menyerap air
e. Mistar ukur
2. Benda uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili
campuran beton.
3. Cara pengujian
Untuk cara pengujian slump beton harus diikuti dengan beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Basahila cetakan dan pelat dengan kain basah
b. Letakan cetakan di atas pelat dengan kokoh
c. Istilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis; tiap
lapis berisi kira-kira 1/3 air isi cetakan. Setiap lapis di tusuk dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata; tongkat harus
masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan; pada lapisan
pertama penusukan lapisan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan cetakan.
d. Segera setelah penusukan, meratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus
ke atas; seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan
diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
e. Balikan cetakan dan letakan perlahan-lahan di samping benda uji;
ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji
4. Pengukuran slump
Pengukuran slumo harus segera dilakukan dengan cara mengukur
tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji,
untuk mendapat hasil yang lebih teliti dilakukan dengan dua kali
29
pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata
dengan laporan slump dalam satuan cm.
Tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas menyebabkan benda uji
beton hancur bila di bebani dengan gaya tekan tertentu, yang kuat dihasilkan
oleh alat uji tekan beton. Peralatan yang di perlukan. Dalam pelaksanaan uji
kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:
1. Cetakan selinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305mm,
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat
3. Berdiameter 16mm, panjang 600mm, dan ujungnya di bulatkan
4. Mesin pengaduk
5. Timbangan
6. Mesin uji tekan (compression testing machine)
7. Sendok cekung
8. Sarung tangan
Untuk keperluan uji tekan beton perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan.
Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mixer ataupun
secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan
tangan akan menyebabkan hasil pengerjaan kurang baik. Pengadukan
semen manual hanya diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap kali
dilakukan pengadukan. Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus
di ikuti beberapa tahapan perlakuan beton sebagai berikut:
1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap
lapisanya dipadatkan dengan 25 kali tusukan.
2. Meratakan permukaan beton
3. Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan
selama 24 jam
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji
5. Merendam dalam bak perendam berisi air temperatur 25oC
30
Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai
berikut:
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
31
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik lain,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan yang membentuk massa padat dan memiliki banyak jenis. Bahan
penyusun beton yaitu semen, agregat, air, bahan aditif, bahan lain dan cara
pembentukan serta perawatan yang telah diuraikan dalam makalah ini.
4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Hizbullah Hasanuddin, Muhammad Faisal Akbar. 2018. “ Kuat Tekan Beton Pada
Perawatan Suhu Rendah”. Laporan Tugas Akhir Teknik Sipil, Makassar.
Novera Kresiariati, Akmal Hilmi R, Muhammad Nouval I. 2018.” Makalah Tugas
Ilmu Teknologi Bahan Beton”. Makalah Pada Universitas Semarang,Semarang
32
Imran, Rahmat Adi Setiawan, Andi Massaraja. 2010.” Kuat Tekan Beton Dengan
Menggunakan Semen PCC”. Laporan Tugas Akhir Teknik Sipil. Makassar.
Badan Standardisasi Nasioanal. 2008. SNI 1972-2008 Cara Uji Slump Beton.
Jakarta. Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standararisasi Nasional. 2011. SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Beton
Dengan Benda Uji Slinder. Jakarta. Badan Standardisasi Nasional.
Denny Meisandy Hutauruk.(2022). Cara Perwatan Beton. (Online). Tersedia:
https://layarsipil.my.id/perawatan-beton/. [5 Oktober 2022].
Admin Klopmart. (2018). Jenis-Jenis Beton dan Kegunaannya. (Online).
Tersedia: https://www.klopmart.com/article/detail/kenali-jenis-
betonkegunaannya.[5Oktober 2022].
33