Anda di halaman 1dari 36

TEKNOLOGI BAHAN K ONSTRUKSI

“BETON”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1

FADHLURRAHMAN 31123017
SYAHARANI ARDHITIA 31123023
HASRIANI 31123006
RICARDO TUBUKODI 31123001

JURUSAN TEKNIK SIPIL


PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KONSTRUKSI GEDUNG
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena
dengan Rahmat, Karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan
makalah ini tentang ‘’Bahan konstruksi beton’’ ini dengan baik meskipun masih
banyak kekurangan di dalamnya.

Tidak lupa kami sampaikan terimakasih kepada Ibu. Nur ikhsani AY, S.T,
M. Eng. Selaku dosen mata kuliah ‘Teknologi bahan konstruksi di Politeknik
Negeri ujung pandang. Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai bahan bahan
struktur beton. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,kami berharap
adanya kritik , saran dan usulan perbaikan makalah yang telah kami buat di masa
yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran
membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang


membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri dan orang lain yang membacanya , sebelumnya kami mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenang dan kami memohon kritik
dan saran yang membangun demi perbaikan masa depan.

Makassar, 6 Oktober 2023

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...............................................................................................................1
1.1 Latar belakang......................................................................................................1
1.2 Rumusan masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan..................................................................................................................2
BAB II..................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..................................................................................................................2
2.1 Pengertian beton.........................................................................................................2
2.2 Bahan penyusun beton...............................................................................................3
2.3 Penggunaan atau Pengaplikasian Beton Pada Konstruksi......................................12
2.4 Sifat-Sifat Dan Karakteristik Beton.........................................................................15
2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Beton..........................................................................18
2.6 Jenis-Jenis Beton......................................................................................................19
BAB III..............................................................................................................................23
PEMBAHASAN................................................................................................................23
3.1 Proses pembuatan beton...........................................................................................23
3.2 Perawatan Beton......................................................................................................26
3.3 Tata Cara Pengujian Slump......................................................................................27
3.4 Cara Pengujian Kuat Tekan Beton...........................................................................29
BAB IV..............................................................................................................................30
PENUTUP..........................................................................................................................30
4.1 Kesimpulan..............................................................................................................30
4.2 Saran.........................................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................31

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Beton merupakan sebuah bahan bangunan yang umum digunakan dalam


pembangunan nyata. Dalam penggunaan dalam dunia konstruksi. Beton
banyak dipergunakan sesuai dengan sifatnya yang baik dan dibentuk dari
material yang muda didapat.faktor yang menyebabkan beton masih banyak
digunakan karena dari sisi harga yang murah beton juga memiliki kemudahan
dalam pelaksanaanya. Beton adalah bahan yang sangat beragam tentunya.
Kualitasnya dapat diperoleh dengan berbagai komposisi campuran dan tata
cara pembuatanya . terjaminya beton juga sangat ditentukan dari cara
merawatnya.

Sebuah contoh yang dibutuhkan manusia sebagai pelengkap ilmu


pengetahuan dan teknologi dari beton. Manusia ingin bangunan yang kuat
tahan tekanan dan bisa disesuaikan baik untuk digunakan sebagai tempat
istirahat ataupun fasilitas umum.

Dalam pembuatanya keseragaman kualitas beton sangat dipengaruhi oleh


variasi bahan yang digunakan dan metode pelaksanaan. Pada dasarnya beton
dibuat atau di suplai oleh perusahan untuk keperluan pembangunan konstruksi.
Biasanya perusahan membuat beton yang kita kenal sebagai beton (ready-mix)
yang telah dijamin keseragaman bahan dasar yang digunakan. Untuk
mendapatkan kualitas keseragaman beton yang disyaratkan maka pelaksanaan
proses pembuatan beton harus dilakukan dengan baik dan benar sesuai
prosedurnya. Agar hasil output sesuai standar yang ditentukan.

1.2 Rumusan masalah

a. Apa yang dimaksud dengan beton?


b. Apa saja bahan dasar penyusun beton?
c. Bagaimana kegunaan beton pada konstruksi bangunan gedung
d. Apa saja sifat beton dan karakteristik beton?
e. Apa kelebihan beton dan kekurangan beton?
f. Apa saja jenis-jenis beton?
g. Bagaimana cara pengujian slump?
h. Bagaimana cara melakukan pengujian beton?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Agar kita dapat mengetahui tentang teknologi bahan beton


b. Memahami apa bahan dasar penyusun beton
c. Memahami sifat dan karakteristik beton
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan beton
e. Mengetahui jenis-jenis beton
f. Mengetahui cara uji slump beton
g. Mengetahui cara pengujian beton

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian beton

Beton adalah bahan campuran yang terdiri dari air, semen, agregat, dan
bahan tambahan yang dicampur bersama-sama untuk membuat plastis, yang
dimaksudkan untuk menghasilkan bentuk yang muda saat dipanaskan. karena
sifat inilah yang membuat beton mudah dibentuk sesuai kebutuhan pengguna.
setelah proses pencampuran Campuran mengalami reaksi kimia hidrasi, yang
menghasilkan reaksi pengerasan dan penambahan kekuatan.

Berdasarkan dari penjelasan mulyono (2006) mengungkapkan bahwa


beton merupakan dari bahan penyusunya yang terdiri dari bahan semen hidrolik,
agregat kasar, agregat halus, air dan bahan tambah.

2
Sifat beton itu sendiri dipengaruhi oleh bahan pembentuknya serta cara
pengerjaanya. Semen mempengaruhi kecepatan dalam pengerasan beton. Dan
juga perlu diperhatikan dari bahan campuran beton itu ialah agregat yang mana
harus diperhatikan kadar lumpur, kebersihan, dan gradasi agregat
mempengaruhi kekuatan pengerjaan yang mencakup cara penuangan,
pemadatan, dan perawatan, yang pada akhirnya mempengaruhi kekuatan beton.

2.2 Bahan penyusun beton

Beton terbuat dari campuran agregat kasar dan halus dan berbagai bahan
lainnya, ditambah semen secara bertahap untuk memperkuat bahan susun, dan
air untuk membantu reaksi kimia yang dibutuhkan selama proses pengerasan
dan perawatan.

1) Semen

Semen adalah perekat hidrolis yang berarti bahwa senyawa-senyawa yang


terkandung dalam bahan semen tersebut dapat bereaksi dengan air dan bahan
bentuk zat baru yang bersifat sebagai perekat terhadap batuan.

Semen merupakan hasil industri yang sangat kompleks, dengan campuran


serta susunan yang berbeda-beda semen dapat dibedakan menjadi 2 kelompok
yaitu semen non-hidrolik dan semen hidrolik.

Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di


dalam air. Contoh semen hidrolik antara lain semen portland, semen pozzolan,
semen alumina, semen terak, semen alam, dan lain-lainya. Lain Halnya
dengan semen non-hidrolik, semen non-hidrolik tidak dapat mengeras dan
mengikat di dalam air, akibatnya yang terjadi proses pengerjaanya terlalu lama
dalam pengerjaan rumah apabila menggunakan non-hidrolik kita harus
menyediakan waktu yang lama hanya untuk menunggu tembok mengering.

Semen non-hidrolik lebih murah dibandingkan semen hidrolik karena


proses yang lama pengerjaanya di tambah ketidakmampuannya digunakan di

3
lingkungan yang basah, semen non-hidrolik jarang digunakan untuk keperluan
konstruksi.

Semen portland adalah perekat hidrolis yang dibuat dari penggilingan


klinker dengan bahan utama bahan kalsium silikat dan satu atau dua buah
kalsium sulfat.

Dalam proses pembuatan semen secara garis besar adalah:

a) Bahan bahan semen dengan perbandingan yang telah ditentukan dengan


proses penggilingan lalu dikeringkan yang mana hasilnya berupa tepung
halus
b) Tepung halus lalu di larikan ke dalam rotary kiln yang bersuhu sekitar 800
celcius dan berputar dengan kecepatan 2 radius/menit hasil dari rotary klin
adalah bahan baku yang telah meleleh dan menyatu menjadi klinker yang
panasnya sekitar 1400 celcius .

Hasil dari pembuatan semen tersebut dibedakan sesuai dengan target


penggunaan semen yang mana diklasifikasikan semen terbagi menjadi lima
tipe yaitu:

a) Type 1 biasanya digunakan tanpa persyaratan khusus


b) Type 2 cocok untuk lingkungan sulfat yang sedang
c) Type 3 cocok untuk waktu perkerasan yang cepat
d) Type 4 digunakan untuk panas hidrasi yang rendah.
e) Type 5 digunakan untuk lingkungan sulfat yang tinggi.

2) Air
Air yang menentukan penggunaan dan kekuatan beton perpaduan jumlah
air dan semen sangat berpengaruh pada mutu beton, makin besar perpaduan
jumlah air dan semen beton maka makin gampang dikerjakan meskipun mutu
beton makin rendah. Kecuali jumlah air, kualitasnya juga harus di perhatikan
air yang kotor dapat berpengaruh pada penggabungan semen, pengurangan
kekuatan beton dan bisa memicu perubahan pada tulangan beton. Air untuk
perpaduan beton mesti bebas dari bahan seperti lumpur, tanah liat, bahan

4
organic, alkali, garam dan lain-lain yang juga berpengaruh pada mutu beton.
Sebaiknya air untuk campuran beton dapat dipakai air tawar yang memenuhi
persyaratan air untuk diminum, jadi untuk perawatan beton sebaiknya
menggunakan air yanng dipakai pada campuran beton.

3)Agregat

Agregat pada beton berguna sebagai pengisi dan penguat dalam beton itu
sendiri dan berpengaruh pada daya tahan kekuatan struktur. Pemakain agregat
dalam jumlah yang relatif banyak dapat mempengaruhi dalam mengurangi
penyusutan yang terjadi akibat mengerasnya beton dan dapat mempengaruhi
ekspansi panas. Penelaian terhadap agregat di nilai dari ukurannya, gradasi,
kebersihan kekerasan, kemulusan, bentuk butiran dan tekstur permukaan.
Agregat dikatakan mulus secara fisik jika agregat tidak mengalami
pengurangan volume akibat pemanasan, pendinginan dan pembasahan bentuk
dan kehalusan tekstur permukaan yang kasar mengakibatkan gaya adhesi
(ikatan antara agregat dan pasta ) akan semakin kuat. Kebersihan agregat tidak
mengandung bahan bahan seperti lempung, lanau, arang, batu, plastik, dan
fragmen-fragmen kayu, bahan organic dan garam organik. Ikatan lebih kuat
dihasilkan bila luas material semakin luas dan heterogen.

Klasifikasi agregat secara umum ditinjau ukuran agregat dan bentuknya:

a.agregat kasar

agregat kasar adalah batuan yang ukuran butirannya lebih besar dari 4.80
mm. Kandungan agrgat dalam campuran beton biasanya sangat tinggi
digunakan. Berdasarkan pengalaman. Komposisi agregat tersebut berkisar 60-
70% dari berat campuran beton. Walaupun fungsinya hanya sebagai pengisi,
tetapi agregat sangatlah penting.

Agar dapat menghasilkan beton bermutu syarat-syarat sebagai berikut.

5
• Berbutir keras dan tidak berpori agar dapat menghasilkan beton yang
baik
• Bersifat kekal (tidak mudah hancur dan pecah
• Tidak mengandung lumpur lebih dari 0,1%
• Tidak mengandung zat yang relatif alkali, karena dapat
menyebabkan pengembangan beton
• Tidak boleh lebih dari 20% bentuk butir pipih, karena bentuk butir
pipih kurang mampu menahan beban, rongga besar , dan
membutuhkan pasta semen cukup banyak
• Memiliki gradasi yan baik agar beton yang dihasilkan tepat

Susunan besar butiran agregat kasar dapat bisa dilihat pada table 2.1
sebagai berikut.
Table 2.1 susunan besar agregat kasar

Diameter saringan Persentase lolos

(mm) (%)

38,1 95-100

19,1 35-70

9,52 10-30

4,75 0,5

b.agregat halus

agregat halus adalah batuan yang mempunyai ukuran butiran antara 0,15–
5mm. Agregat halus dapat diperoleh dari dalam tanah, dasar sungai atau tepi
laut.

6
Secara umum agregat halus disebut sebagai pasir, agar pasir yang
mempergunakan dapat menghasilkan beton bermutu baik sesuai yang
disyaratkan maka pasir harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

1. Berbutir tajam dan keras dimaksudkan untuk kaitan yang baik dalam
adukan
2. Bersifat kekal (tidak mudah pecah dan hancur ) untuk ketahanan terhadap
perubahan lingkungan
3. Tidak mengandung lumpur atau bagian yang lolos ayakan 0.063mm lebih
dari 5%
4. Tidak mengandung bahan organic dikarenakan dapat bereaksi dengan
senyawa semen portland
5. Gradasi sesuai yang disyaratkan.

Gradasi agregat halus atau kita sebut pasir dapat dilihat pada table 2.2
sebagai berikut

Diameter saringan Persentase lolos

(mm) (%)

9,5 100

2,36(no.8) 95-100

1.18 (no.16) 80-100

0,6 (no.30) 50-85

0,15(no.100) 25-60

0,30(no.50) 10-30

0,15(no.100) 02-10

7
4)Bahan tambahan

Admixture adalah bahan-bahan yang ditambahkan kedalam campuran


beton pada saat atau selama pencampuran berlangsung. Fungsi dari bahan ini
adalah untuk mengubah sifat-sifat dari beton menjadi lebih cocok untuk
pekerjaan tertentu, atau untuk menghemat biaya.

Admixture atau bahan tambah didefinisikan. Standard Definitions of


terminology relating odf concrete and concrete terminology sebagian material
selain air, agregat dan semen hidrolik yang dicampurkan dalam beton atau
mortar yang ditambahkan sebelum atau selama pengadukan berlangsung.
Bahan tambahan yang digunakan untuk memodifikasi sifat dan karakteristik
dari beton misalnya untuk dapat dengan mudah dikerjakan penghematan, atau
untuk tujuan lain seperti menghemat energi

Beberapa evaluasi yang perlu dilakukan jika menggunakan bahan tambahan


yaitu:

1. Penggunaan semen dengan tipe yang khusus


2. Penggunaan satu atau lebih bahan tambah
3. Petunjuk umum mengenai penggunaan atau temperatur yang diijinkan
pada saat pengadukan dan pengecoran
4. Banyak bahan tambah mengubah lebih dari satu sifat beton, sehingga
kadang-kadang justru merugikan
5. Efek bahan sangat nyata untuk mengubah karakteristik beton misalnya
FAS tipe dan gradasi agregat, tipe dan lama pengadukan berikut ini
beberapa jenis dari bahan tambah:

a.bahan tambahan kimia (admixture)

Menurut ASTM C.494 dan pedoman beton 1989 SKBI 1.4.53.1989, jenis
bahan tambahan kimia dibedakan menjadi tujuh tipe bahan tambah. Pada
dasarnya suatu bahan tambah harus memperhatikan komposisi dan unjuk kerja
yang sama sepanjang waktu pengerjaan selama bahan tersebut digunakan
dalam campuran beton sesuai dengan pemilihan proporsi beton (PB,1989:12).

8
• Tipe A “water-reducing Admixtures)
Water – reducing Admixture adalah bahan tambahan yang mengurangi
air pencampur yang diperlukan untuk menghasilkan beton dengan
konsistensi tertentu.

Water – reducing admixture digunakan antara lain dengan tidak


mengurangi kadar semen dan nilai slump untuk memproduksi beton dengan
nilai perbandingan atau rasio factor air semen yang rendah. Atau dengan
tidak merubah kadar semen digunakan dengan faktor air semen tetap maka
nilai slump yang dihasilkan dapat lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan dengan
mengubah kadar semen tetapi tidak merubah fas dan slump. Pada kasus
pertama dan mengurangi fas secara tidak langsung akan meningkatkan
kekuatan tekan nya, karena dalam beberapa kasus fas yang rendah
meningkatkan kuat tekan beton. Pada kasus kedua. Tingginya nilai slump
yang dapat akan memudahkan penuangan adukan (placing) atau waktu
penuangan adukan dapat diperlambat. Pada kasus ketiga di maksudkan
untuk mengurangi biaya kerena pengunnanyang kecil
(marther,brayent,1994)

• Tipe B “retarding Admixture”


Retarding Admixture adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
menghambat waktu pengikatan beton. Penggunaan untuk menunda waktu
pengikatan beton, misalnya karena kondisi cuaca yang panas atau untuk
memperpanjang waktu untuk pemadatan, untuk menghindari cold joints
dan menghindari dampak penurunan sifat beton segar saat pelaksanaan
pengecoran

• Tipe c “accelerating Admixture”


Accelerating Admixture adalah bahan tambahan yang berfungsi untuk
mempercepat pengikatan dan pengembangan kekuatan awal beton. Bahan
ini digunakan untuk mengurangi lamanya waktu pengeringan (hidrasi) dan

9
mempercepat pencapaian kekuatan awal beton. Accelerating admixture
yang paling terkenal adalah bahan kalsium klorida. Dosis maksimum
adalah 2% dari berat semen yang digunakan.

 Tipe D “water Reducing and Retarding Admixtures”


Water reducing amd retarding admixture adalah bahan tambahan yang
berfungsi ganda yaitu mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan
untuk menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan menghambat
pengikat awal.
Bahan ini digunakan untuk menambahkan kekuatan beton. Bahan ini juga
akan mengurangi kandungan air semen . air yang terkandung dalam bahan
akan menjadi bagian air campuran beton. Dalam perencanaan air ini juga
harus ditambahkan dalam berat total dalam pencampuran beton. Perlu
diketahui. Perbandingan antara mortar dengan agregat kasar tidak boleh
berubah . perubahan kandungan air, udara, atau semen, harus diatasi dengan
perubahan kandungan agregat halus sehingga volume tidak berubah.

• Tipe E “water reducing and accelerating Admixtures”


Water reducing, high Range Admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu dan mempercepat
pengikatan.

• Tipe F “water reducing, High Range admixtures”


Water reducing, high range admixtures adalah bahan tambahan yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air pencampur yang diperlukan untuk
menghasilkan beton dengan konsistensi tertentu, sebanyak 12% atau lebih

b.bahan Tambahan mineral (Additive)


Pada saat ini, bahan tambah mineral lebih banyak digunakan untuk
memperbaiki kuat tekan beton. Beberapa bahan tambah mineral adalah
pozzolan, fly ash, slag dan silica fume.

10
• Abu terbang batubara (fly ash)
Abu terbang didefinisikan sebagai butiran halus hasil residu pembakaran
batu bara atau bubuk batu bara. Abu terbang dapat dibedakan menjadi dua.
Yaitu abu terbang yang normal yang dihasilkan dari pembakaran batubara
antrasit atau batubara bituminus dan abu terbang kelas C yang di hasilkan dari
batu bara kelas lignite atau subbituminus. Abu terbang kelas C kemungkinan
mengandung kapur (lime dari 10% beratnya.

• Slag
Slag merupakan hasil residu pembakaran tanur tinggi. Definisi slag
menurut ASTM C.989 “ standard specification for ground granulated blast
furnace slag for use in concrete and mortar” adalah bahan produk non metal
yang merupakan material berbentuk halus, granular hasil pemekaran yang
kemudian didinginkan, misalnya dengan mencelupkan ke dalam air

• Silica fume
Silica fume ialah bahan pozzolan yang bertekstur halus. Yang mana
komposisi silika lebih banyak yang dihasilkan dari tanur tinggi atau sisi
produksi silikon atau alloy besi silikon (dikenal dengan antara micro silika
dengan silica fume)

• Penghalus Gradasi
Bahan ini merupakan mineral yang dipakai untuk memperhalus perbedaan
perbedaan pada campuran beton dengan memberikan ukuran yang tidak ada
atau kurang banyak dalam agregat, selain itu juga dapat dipergunakan untuk
menaikan mutu beton yang akan dibuat. Kegunaan lainya adalah mengurangi
permeabilitas atau ekspansi dan juga mengurangi biaya produksi beton.
Contoh bahan ini adalah kapur hidrolis, semen slag, fly ash pozzolan alam
yang sudah menjadi kapur atau mentah.
C. bahan tambahan lainya

• Air Entraining

11
Bahan tambahan ini membentuk gelembung udara berdiameter 1 mm
atau lebih kecil, selama pencampuran beton atau mortar, dengan maksud
mempermudah pengecoran beton pada saat pengocoran dan menambahkan
ketahanan awal pada beton.
• Betonr tanpa slump
Beton tanpa slump didefinisikan sebagai beton yang mempunyai slump
sebesar 1 inchi atau kurang, sesaat setelah pencampuran pemilihan bahan
tambah tergantung sifat-sifat beton yang diinginkan seperti plastisnya.
Waktu pengikatan dan pencapain kekuatan, efek beku cair, kekuatan dan
harga dari beton tersebut.
• Polimer
Merupakan produk bahan tambahan baru yang dapat menghasilkan kuat
tekan beton 15.000 Psi atau lebih. Beton yang dengan modifikasi polimer
adalah beton yang ditambahkan resin dan pengeras, sebagai bahan
tambahan. Prinsip menggantikan air pencampur dengan polimer sehingga
dihasilkan beton yang berkekuatan tinggi dan mempunyai mutu yang baik.
• Hardener Concrete
Bahan tambahan untuk mengeraskan permukaan semen (hardener
concrete)
Permukaan beton yang selalu menanggung beban hidup yang berat serta
selalu dalam keadaan berputar berpindah-pindah, seperti lantai untuk
bengkel-bengkel alat berat dan lainya. Yang mana pembebanan ini akan
mengakibatkan keausan pada permukaan beton.
• Water Proofing
Jika beton terletak dalam air atau dekat permukaan air tanah (misalnya
untuk tunnel ), maka beton tersebut
• Bahan tambahan pemberi warna
Beton yang permukaanya biasanya memerlukan keindahan. Bahan yang
digunakan untuk memberi warna pada permukaan cat (coating) yang
dilapisi setelah pengerjaan beton cara lainya adalah dengan menambahkan
bahan warna, misalnya oker atau pewarna coklat, ke dalam permukaan
beton, selain beton masih segar. Bahan-bahan ini biasanya di campur dalam
suatu adukan yang mutunya terjamin baik. Selain itu dapat pula dengan

12
menaburkan pasir silika atau agregat metalik selagi permukaan beton
masih dalam keadaan segar

2.3 Penggunaan atau Pengaplikasian Beton Pada Konstruksi


Dalam konstruksi bangunaan gedung pengunaan beton umumnya
dilengkapi dengan besi tulangan, sehingga beton memiliki kuat tekan yang
baik dilengkapi dengan besi tulangan yang memiliki kuat tarik yang baik.
Beton bertemu hampir dapat dijumpai pada semua elemen struktur bangunan,
dari pondasi, tie beam/sloof, kolom, balok, dan pelat lantai. Adapun
penjelasannya sebagai berikut ini:

1. Pondasi
Yang dimaksud pondasi adalah konstruksi yang menjadi dasar yang mana
pondasi berfungsi sebagai penopan bangunaan yang ada di atasnya bertujuan
untuk diteruskan secara bertahap dan merata ke lapisan tanah. Namun terdapat
juga pengertian mengenai pondasi bahwa konstruksi pondasi adalah konstruksi
yang diperhitungkan sebaik mungkin sehingga hal ini dapat menjamin
keseimbangan bangunan dan kestabilan bangunan terhadap berat yang akan
dibebankan pada pondasi tersebut.

This Photo by Unknown Author is licensed under CC BY

2.Tie Beam/Sloof

13
Sloof adalah struktur bangunaan yang terletak di atas pondasi bangunan.
Jenis struktur kontruksi beton bertulang ini biasanya di atas pondasi bangunan
rumah ataupun gedung. Dan posisinya biasanya pada lantai pada lantai 1
terkadang orang di lapangan menyebutnya laintai dasar. Maka dari itu kita
terkadang jarang melihat bentuk sloof saat bangunaan sudah berdiri tegak.

3. Kolom
Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka struktur yang memikul
beban dari balok. Kolom merupakan suatu elemen struktur tekan yang
memegang peranan penting dari suatu bangunan, sehingga keruntuhan pada
kolom merupakan lokasi kritis dan dapat menyebabkan runtuhnya suatu
bangunan maka dari itu kolom sangat penting.

4.Balok

14
Balok adalah struktur sebuah bangunan yang kaku dan dirancang untuk
memanggang atau menahan dan mentransfer beban menuju elemen kolom
penopang. Selain itu ring balok juga berfungsi sebagai pengikat kolom-kolom
agar apabila terjadi pergerakan kolom- kolom agar apabila terjadi pergerakan
kolom-kolom tetap bersatu padu mempertahankan bentuk dari posisinya
semula. Ring balok dibuat dari bahan yang saman dengan kolomnya sehingga
hubungan antara ring balok dengan kolomnya bersifat kaku tidak mudah
berubah bentuk. Pola gaya yang tidak seragam dapat mengakibatkan balok
melengkung atau defleksi yang harus di tahan oleh kekuatan internal material.

5.Plat lantai Beton

Plat lantai beton bertulang umumnya di cor ditempat, bersama-saman


balok penumpu dengan kolom pendukungnya. Dengan demikian akan
diperoleh hubungan yang kuat yang mana akan jadi kesatuan. Hubungan ini
disebut jepit-jepit. Pada plat lantai beton dipasang tulangan baja pada kedua
arah, tulangan silangan, untuk menahan momen tarik dan lentur. Untuk
menahan momen tarik dan lenturan. Untuk mendapatkan hubungan jepit-jepit,
tulangan plat lantai harus dikaitkan kuat pada tulangan balok penumpu.

2.4 Sifat-Sifat Dan Karakteristik Beton


Dalam konstruksi beton tidak harus memiliki semua sifat-sifat beton,
dikarenakan sifat-sifat tersebut ditinjau dari kegunaan dari beton tersebut,
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sifat-sifat beton antara

15
memadatkan, dan cara merawat beton. Beberapa sifat umum yang di miliki
oleh beton adalah:

1. Kemudahan Pengerjaan (kelecakan/workability)


Tingkat kemudahan pengerjaan berkaitan dengan tingkat kelecakan
(keenceran) adukan beton. Makin cair adukan beton, maka makin mudah
untuk dikerjakan. Untuk mengukur tingkat kelecakan adukan beton, maka
dilakukan pengujian slump test yang mana menggunakan alat kerucut
abrahams. Pada umumnya nilai slump berkisar antara 50-150 mm.Berikut
beberapa faktor yang mempengaruhi kelecakan / workability beton segar.
a. Banyaknya air yang dipakai dalam suatu campuran beton.
b. Gradasi campuran agregat kasar dan agregat halus.
c. Bentuk butiran agregat dan tekstur permukaan agregat.
d. Ukuran maksimum agregat.

2. Pemisahan Air (bleeding)

Bleeding adalah peristiwa pemisahan yang mana naiknya air ke


permukaan setelah dilakukan pemadatan. Naiknya air disertai dengan
membawa semen dan butiran pasir halus. Yang kemudian membuat
lapisan yang disebut laitance. Lapisan ini akan menjadi penghalang lekatan
antara beton di bawahnya dan lapisan beton atasnya.

Peristiwa ini sering terjadi pada campuran yang terlalu banyak air.
Dimana beton yang memiliki kadar air yang terlalu tinggi akan membuat
beton memiliki aliran air. Air yang naik ini membawa butiran dan pasir
halus. Bleeding sering terjadi setelah pencetakan beton dilakukan terlihat
dengan permukaan beton penuh dengan air.

16
3. Kuat tekan
Kuat beton terutama dipengaruhi oleh banyaknya air dan semen
digunakan atau tergantung pada faktor air semen. Nilai kuat tekan beton
semakin meningkat sejalan dengan peningkatan umumnya. Beton sudah
memiliki kekuatan maksimun pada umur 28 hari. Pembacaan kuat tekan
pada benda uji slinder. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
kekuatan beton antara lain:
a. Faktor air semen
b. Umur beton
c. Sifat agregat
d. Jenis admixture
e. Perawatan

kita harus mengetahui besara variasi kekuatan beton contoh uji beton
tergantung pada mutu material, pembuatan dan kontrol dalam pengujian.
Perbedaan kekuatan dapat di temukan dua penyebab utama yang berbeda,
seperti di tunjukan pada table 1, yaitu:

table 1. Penyebab Utama Variasi Kekuatan

Variasi dalam perilaku Ketidaksesuaian dalam

beton Metode pengujian

Perubahan dalam rasio air Prosedur pengambilan benda uji


semen:
Yan tepat
• Kontrol air yang
jelek

• Variasi yang
sangat besar dari
kelembaban
dalam agregat

17
• Perubahan sifat

Variasi dalam kebutuhan air: Variasi yang disebabkan oleh teknik


pembuatan pengangkatan dan
• Ukuran butiran agregat
pemilihan silinder

Penyerapan bentuk partikel Yang baru dibuat kualitas cetakan


yang jelek.
• Perilaku semen dan
bahan pencampuran

• Waktu dan temperatur

Variasi pada karakteristik dan Perubahan dalam pemeliharaan


bahan penyusun:
• Variasi suhu
• Agregat
• Kelembaban yang bervariasi
• Semen
• Penundaan silinder ke dalam
• Pozzolan laboratorium

• Bahan campur

Variasi dalam pengangkutan, Prosedur pengujian yang kurang


penempatan dan pemadatan baik:

• Capping silinder

• Pengujian beton

Evaluasi kuat tekan beton dapat dilakukan dengan menggunakan nilai


standar deviasi atau angka variasi. Berikut persamaan untuk menghitung
nilai standar deviasi dan angka variasi sebagai berikut:

s=( 𝑋 1 𝑋)̅ 𝑛𝑖=1𝑛 =1 = ( 𝑋 1 𝑋)2+(̅𝑋 2 𝑋̅)2+⋯+(𝑋𝑛 𝑋)2̅ 𝑛=1


………….(1)
V = 𝑠𝑋 ×100% ………………….……………...……………… (2)
Dimana:
S= standar deviasi X = kuat tekan beton (Mpa)

18
X= kuat tekan rata-rata (Mpa) V = angka variasi
N=jumlah benda uji
4. Tahan lama (Durability)
Durabilitas adalah ketahanan beton menghadapi segala kondisi yang
direncanakan, tanpa mengalami kerusakan (deteriorate) selama jangka
waktu lamanya (serviceability).beton yang demikian disebut mempunyai
ketahanan yang baik
Agregat mempengaruhi karakteristik sifat beton, kekerasan dan sifat
tahan lama. Sifat mekanik agregat, seperti kekuatan, modulus elastis, dan
ketahanan terhadap polishing semua bisa berdampak terhadap daya tahan
beton. Daya tahan agregat untuk polishing adalah penting, terutama untuk
trotoar dan jenis flatwork lainya. Sifat kimia atau menorologi agregat dapat
secara signifikan mempengaruhi kinerja beton dan daya tahan jangka
panjang terutama saat berhubungan dengan alkali.

2.5 Kelebihan Dan Kekurangan Beton


Berikut adalah kelebihan beton sebagai bahan teknologi bahan konstruksi
yang sangat diminati hingga sekarang antara lain:
1. Biaya pembuatan beton terbilang cukup murah mengikat bahan-bahan
penyusun bisa diperoleh dari daerah lokal, kecuali untuk semen
portland yang harus didatangkan dari luar daerah
2. Begitupun dengan biaya pemeliharaan beton terhitung cukup rendah
karena material ini mempunyai tingkat ketahanan yang tinggi.
3. Di samping tahan terhadap aus, beton juga tahan terhadap api dan air
sehingga penghuni bangunan senantiasa bisa merasa aman.
4. Beton memiliki daya kekuatan daya dukung yang sangat tinggi
sehingga bisa diaplikasikan pada segala desain bangunan.
5. Kondisi beton juga tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan sehingga
resiko mengalami korosi dan pembusukan kecil sekali.
6. Tidak seperti pasangan batu. Partikel-partikel pada beton mampu
membentuk susunan yang padat dengan ukuran yang lebih kecil.

19
7. Beton bersifat fleksibel artinya bisa dibuat dalam bentuk dan ukuran
yang sesuai dengan keinginan tanpa mempengaruhi kualitas secara
langsung.

Di sisi lain, kekurangan-kekurangan beton apabila dibandingkan dengan


material bangunan lainya yaitu:

1. Walaupun beton mampu menahan gaya beban dengan baik, tetapi


kekuatannya saat menerima gaya tarik cukup rendah.
2. Selama proses pengeringan beton yang masih basah bisa mengalami
penyusutan akibat strukturnya mengerut.
3. Demikian juga bila beton basah, maka struktur beton juga tersebut bisa
mengembang sehingga kekuatannya menurun .
4. Beton bisa mengalami keretakan rambut dan keretakan struktur akibat
perubahan suhu yang drastis dalam waktu relatif singkat.
5. Sifat ilmiah beton yakni dapat menyerap air melalui pori-porinya,
dimana air justru bisa merusak beton secara perlahan, terutama yang
mengandung kadar air garam yang tinggi.
6. Sifat asal beton yang lain adalah getas atau tidak daktail, sehingga
analisa pekerjaan harus benar-benar dihitung secara detail dan tepat.

2.6 Jenis-Jenis Beton


Beton dibedakan mejadi 2(dua) kelompok besar yaitu:
1. Beton keras
Sifat-sifat beton keras yang penting adalah kekuatan karakteristik,
kekuatan tekanan, tagangan dan rengangan, susut dan rangkak, reaksi
terhadap temperatur, keawetan, dan kekedapan air. Demi semua sifat
tersebut yang terpenting adalah kekuatan tekan beton karena merupakan
gambaran dari muru beton yang kaitanya dengan struktur beton.
2. Beton segar
Sifat-sifat beton segar hanya penting sejauh mana mempengaruhi
pemiliharaan peralatan yang dibutuhkan untuk pengerjaan dan pemadatan
serta kemungkinan mempengaruhi sifat-sifat beton pada saat mengeras.
Ada 2 hal yang harus dipenuhi ketika membuat beton:

20
a. Sifat- sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu lama oleh beton
yang mengeras, seperti kekuatan, keawetann dan kestabilan volume.
b. Sifat -sifat yang harus dipenuhi dalam jangka waktu pendek ketika
beton dalam kondisi plastis (workability) atau kemudahan pengerjaan
tanpa adanya bleeding dan segregation
Sifat workabilitas pada beton segar dapat dilakukan dengan beberapa
cara, tetapi kebanyakan dari pengetesan tersebut hanya bersifat emperis.
Hanya sedikit yang memenuhi standar, dan semua test tersebut bersifat “
a single point test” jadi tidak dapat dibandingkan satu sama lainnya
karena mengukur sifat-sifat beton yang berbeda. Walaupun begitu
adalah penting untuk mendapatkan beberapa dari sifat workabilitas yang
telah di kembangkan antara lain:
• Slump test
• Compaction test
• Flow test
• Remoulding test
• Penetration test
• Mixer test

Berdasarkan fungsi dan kegunaanya, jenis beton dapat dibedakan


menjadi sepuluh macam yaitu:

a. Beton mortar
Bahan baku pembuatan beton mortar terdiri atas mortar, pasir, dan
air, ada tiga ragam mortar yang sering digunakan antara lain semen,
kapur, dan lumpur. Beton mortar semen yang di pasangi anyaman
tulangan baja didalamnya di kenal sebagai fero cement.
b. Beton ringan
Sesuai namanya, beton ringan dibuat dengan memakai agregat
yang berbobot ringan, beberapa orang juga kerap menambahkan zat
aditif yang bisa membentuk gelembung-gelembung udara di dalam
beton. Semakin banyak jumlah gelembung udara yang tersimpan
pada beton. Maka pori-porinya pun akan semakin bertambah hingga

21
ukuranya juga bakal kian membesar. Hasilnya bobot beton tersebut
lebih ringan daripada beton lain yang memiliki ukuran yang sama
persis. Beton ringan biasanya di aplikasikan pada dinding non-
struktur.
c. Beton non-pasir
Proses pembuatan beton non-pasir sama sekali tidak menggunakan
pasir. Melainkan hanya kerikil, semen, dan air hal ini menyebabkan
terbentuknya rongga udara di celah-celah kerikil sehingga total berat
jenisnya pun lebih rendah. Karena tidak memakai pasir, kebutuhan
semen pada beton ini juga lebih sedikit. Penggunaan beton non-pasir
misalnya pada struktur ringan, kolom dan dinding sederhana, bata
beton.
d. Beton hampa
Disebut beton hampa karena dalam pembuatanya dilakukan
penyedotan air pengencer adukan beton memakai vakum khusus.
Akibatnya beton pun hanya mengandung air yang telah bereaksi
dengan semen saja sehingga memiliki kekuatan yang sangat tinggi.
Tak heran, beton hampa banyak digunakan dimanfaatkan dalam
pendirian bangunan pencakar langit
e. Beton bertulang
Beton bertulang tercipta dari perpaduan adukan beton tulangan
dan baja perlu di ketahui, beton mempunyai sifat kuat terhadap gaya
tekan, tetapi lemah terhadap gaya tarik. Oleh karena itu, tulangan
baja sengaja ditanamkan kedalamnya agar kekuatan beton tersebut
kuat terhadap gaya tariknya meningkat. Beton bertulang biasanya
dipasang pada struktur lebar seperti pelat lantai, kolom bangunan,
jalan, jembatan, dan sebagainya
f. Beton pra-tegang
Pada dasarnya, pembuatan beton pra-tegang mirip sekali dengan
beton bertulang. Perbedaan tipis hanyalah terletak pada baja tulangan
baja yang bakal dimasukan ke beton harus ditegangkan terlebih
dahulu. Tujuannya supaya beton tidak mengalami kerusakan
walaupun menahan beban lenturnya yang besar. Penerapan beton

22
prategang juga banyak digunakan untuk menyangga struktur
bangunan bentang lebar.
g. Beton pra-cetak
Beton yang dicetak di luar area pengerjaan proyek pembuangan
disebut beton pra-cetak. Beton ini memang sengaja dibuat di tempat
lain agar kualitasnya lebih baik selain itu, pemilihan beton tersebut
juga kerap didasari pada sempitnya dan tidak adanya tenaga yang
tersedia. Beton pracetak biasanya diproduksi oleh perusahaan-
perusahaan yang bergerak di bidang pembangunan dan pengadaan
material
h. Beton Massa
Beton massa yaitu beton yang dibuat dalam jumlah yang cukup
banyak. Penuangan beton ini juga sangat besar di atas kebutuhan
rata-rata begitu pula dengan perbandingan antara volume dan luas
permukaannya pun sangat tinggi. Pada umumnya, beton massa
memiliki dimensi yang berukuran lebih dari 60cm. Beton ini banyak
diaplikasikan pada pembuatan pondasi besar, pilar bangunan, dan
bendungan.
i. Beton siklop
Beton siklop merupakan beton yang menggunakan agregat cukup
besar sebagai bahan pengisi tambahan. Ukuran penampang agregat
tersebut antara 15-20 cm. Bahan ini lantas di tambahkan kedudukan
beton normal sehingga dapat meningkatkan kekuatannya. Beton
siklop seringkali di bangun pada bendungan, jembatan, dan
bangunan air lainya.
j. Beton serat
Secara prinsip , beton serat dibuat dengan menambahkan serat-
serat tertentu ke dalam adukan beton. Contoh-contoh serat lumrah di
pakai di antaranya asbestos, plastic, kawat baja, hingga tumbuh-
tumbuhan. Penambahan serat dimaksudkan untuk menaikkan
daktilitas pada beton tersebut sehingga tidak mudah mengalami
keretakan.

23
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Proses pembuatan beton

Beton merupakan salah satu bahan utama dalam pelaksanaan proyek


seperti jalan raya, jembatan, gedung, maupun struktur lainya. Beton
merupakan sebuah bahan bangunan komposit yang terbuat dari kombinasi
agregat dan pengikat semen. Umumnya beton banyak digunakan karena
bahan baku pembuatan beton mudah didapatkan. Biasanya beton terbentuk
dari semen portland, yang terdiri dari agregat mineral(biasanya kerikil dan
pasir), semen dan air.
Adapun pengolahan beton meliputi beberapa tahapan, diantaranya:
• Pencampuran atau pengadukan bahan-bahan beton
• Pengangkutan atau pemindahan adukan beton
• Penuangan adukan beton, memadatkan adukan beton
• Meratakan permukaan beton dan perawatan beton
Dalam proses ini dibutuhkan alat-alat bantu agar setiap tahapan pekerjaan
bisa berlangsung lebih mudah dan cepat, contohnya adalah bahan
penambahan admixture. Selain itu, komposisi campuran untuk pembuatan
beton juga harus tepat untuk mendapatkan kekuatan yang diharapkan.

1. Pencampuran atau pengadukan bahan-bahan beton


Dalam proses pencampuran beton ada tiga bahan utama yang digunakan;
semen, agregat, dan air. Terdapat dua macam agregat yang umum dipakai
yaitu kerikil (agregat kasar ) dan pasir (agregat halus ) selain ketiga bahan
tersebut, ada kalanya bahan lain (admixtures) dapat ditambahkan pada
campuran beton untuk meningkatkan workability, durability, dan waktu
pengerasan.

24
2. Pencampuran bahan- bahan beton
Adapun komposisi material adukan beton dalam setiap 1m3 telah diatur
berdasarkan standar SNI 7394: 2008 contohnya beton mutu K125 komposisi
materialnya terdiri dari semen 267kg, pasir 828 kg, kerikil 1.012kg dan air
215 kg. Beton mutu K 125 adalah beton kelas E yang dipakai untuk
konstruksi lantai dasar.
Dalam skala kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa dilakukan dengan
mengandalkan dalam skala kecil, pengadukan bahan-bahan beton bisa
dilakukan dengan mengandalkan tenaga kerja yang ada. Namun untuk
pengadukan dalam skala besar, tentunya dibutuhkan alat bantu. Alat bantu
ini membuat hasil adukan material beton lebih merata, sempurna dan
tentunya lebih cepat. Alat pengadukan beton dikenal dengan istilah ‘molen’
ini ada berupa mesin statis, semi mobile da full mobile atau mixer truck.

3. Pengangkutan atau Pemindahan adukan beton


Bila material-material beton sudah di aduk rata hingga sempurna, tahapan
selanjutnya adalah mengangkut adukan beton tersebut ke tempat penuangan
proses itu harus dilakukan dengan cepat sebelum semen bereaksi dengan air.
Untuk skala kecil, adukan beton bisa diangkut dengan menggunakan
ember atau gerobak dorong. Sedangkan untuk skala besar, adukan beton
biasanya diangkut dengan menggunakan truk adukan beton, pompa atau
dengan mengunakan ban berjalan. Jika jarak antara lokasi pengadukan dan
menuangan cukup jauh, umunya dipakai alat bantu berupa truk adukan
beton. Sementara itu bila tempat penuangan cukup tinggi, dapat digunakan
pompa. Pada pembangunan gedung bertingkat banyak, adukan beton
biasanya dipindahkan dengan bantuan crane.

4. Penuangan Adukan Beton


Proses penuangan harus dilakukan dengan cepat sehingga adukan beton
selalu dalam kondisi plastis dan dapat mengalir dengan lancar sampai ke
rongga antara tulangan. Penuangan ini dimulai dari sudut-sudut bekisting
dengan jarak lebih dari 2 meter. Jika melebihi jarak maksimum, maka dapat

25
mengakibatkan segregasi. Gunakan tremi atau corong bila jarak melebihi
tinggi maksimum.
Bila penuangan dalam kondisi hujan yang deras, sebaiknya hindari
menggunakan adukan beton tanpa menggunakan penutup bagian atasnya.
Sebab air hujan yang masuk bisa membuat kualitas beton menjadi menurun.
Karena itu diperlukan disiapkan peneduh jika proses pengerjaan berlangsung
di musim hujan.
Jika proses penuangan beton sudah dimulai , maka proses ini tidak boleh
berhenti hingga selesai penuangan pada suatu penampang, permukaan atas
harus terisi penuh dan rata dengan campuran beton untuk mendapatkan
kualitas beton yang benar kokoh.

5. Memadatkan beton
Tahapan ini bertujuan untuk menghilangkan udara yang terjebak di dalam
adukan beton. Jika dibiarkan, udara yang terjebak tersebut maka akan
menyebabkan beton menjadi keropos.
Pemadatan ini dilakukan dengan segera setelah proses penuangan selesai
dan adukan beton masih dalam keadaan plastis. Pemadatan ini dilakukan
dengan menusuk-nusuk tuangan beton atau dengan penggetaran. Saat ini
sudah tersedia alat bantu yang secara khusus dirancang unutuk mempercepat
proses pemadatan.

6. Meratakan Permukaan beton


Secara sederhana proses perataan permukaan beton bisa dilakukan dengan
menggunakan cetok dan juga papan perata. Sementara itu untuk meratakan
permukaan lantai cor dengan cepat, dapat digunakan alat bantu seperti power
trowe;. Alat bantu ini berfungsi meratakan permukaan lantai cor dalam
keadaan kering 75%.

3.2 Perawatan Beton

26
Perawatan beton dilakukan saat beton sudah mulai mengeras bertujuan
untuk menjaga agar beton tidak cepat kehilangan air dan sebagai tindakan
menjaga kelembaban/suhu beton sehingga beton dapat mencapai mutu beton
yang diinginkan. Pelaksanaan perawatan beton dilakukan setelah beton
mengalami fase herdining ( untuk permukaan beton yang terbuka) atau
setelah bekisting beton dilakukan bongkaran dengan durasi tertentu yang
dimaksudkan untuk memastikan terjadinya kondisi kondisi yang diperlukan
untuk proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton.
Proses curing pada beton memainkan peranan penting pada pengembangan
kekuatan dan daya tahan beton. Proses curing ini meliputi pemeliharaan
kelembaban dan kondisi suhu, baik dalam beton maupun di permukaan beton
dalam periode waktu tertentu.

1. Tujuan Perawatan beton


a. Menjaga beton dari kehilangan air semen yang banyak pada saat
setting time concrete.
b. Menjaga perbedaan suhu beton dengan lingkungan yang terlalu besar.
c. Stabilitas dari demensi struktur.
d. Mendapatkan kekuatan beton yang tinggi.
e. Menjaga beton dari kehilangan air akibat penguapan pada hari-hari
pertama
f. Menjaga keretakan

2. Metode Perawatan Beton


Terdapat berbagai macam metode curing beton yang umum dilakukan
baik dengan pembahasan sederhana, penguapan dam menggunakan
membran. Pemilihan cara yang tepat dalam melakukan pemeliharaan
beton merupakan hal yang harus diperhatikan karena sangat berpengaruh
terhadap biaya yang akan dikeluarkan.

a. Perawatan dengan pembasahan


• Menaruh beton segar dalam ruangan yang lembab (dilakukan
pada beton uji)

27
• Menaruh beton segar dalam genangan air
• Menyelimuti permukaan beton dengan karung basah.
• Menyiram permukaan beton secara continue.
• Melapisi permukaan beton dengan material khusus (curing
compound)
b. Perawatan dengan penguapan/steam
Sebelum perawatan dengan penguapan dilaksanakan, beton harus
dipertahankan terlebih dahulu dan berada pada suhu 10° -30°C
selama beberapa jam. Perawatan dengan penguapan berguna pada
daerah mempunyai musim dingin . perawatan ini harus diikuti dengan
perawatan pembasahan setelah lebih dari 24 jam. Minimal selama
umur 7 hari, agar kekuatan tekan dapat tercapai sesuai dengan
rencana pada unur 28 hari. Perawatan dengan penguapan dilakukan
dengan 2 cara yaitu:

▪ Perawatan dengan tekanan yang rendah berlangsung selama

10-12 jam dengan tekanan berkisar antara 40°-55°C.

▪ Perawatan dengan tekanan tinggi berlangsung selama 10-16

jam dengan tekanan pada suhu 65°-95°C, dengan suhu


akhir 40°-55°C.

3.3 Tata Cara Pengujian Slump


Cara pelaksanaan pengujian mutu beton segar atau slump beton

1. Peralatan
Untuk melaksanakan pengujian slump beton di perlukan sebagai berikut:
a. Cetakan dari logam tebal minimal 1.2mm berupa kerucut terpancung
(cone) dengan diameter bagian bawah 203mm, bagian atas 102mm dan
tinggi 305mm; bagian bawah atas cetakan terbuka
b. Tongkat pemadat dengan diameter 16mm, panjang 600mm. Ujung
dibulatkan dibuat dari baja yang bersih dan bebas karat.

28
c. Pelat logam dengan permukaan yang kokoh rata dan kedap aur
d. Sendok cekung tidak menyerap air
e. Mistar ukur

2. Benda uji
Pengambilan benda uji harus dari contoh beton segar yang mewakili
campuran beton.

3. Cara pengujian
Untuk cara pengujian slump beton harus diikuti dengan beberapa
tahapan sebagai berikut:
a. Basahila cetakan dan pelat dengan kain basah
b. Letakan cetakan di atas pelat dengan kokoh
c. Istilah cetakan sampai penuh dengan beton segar dalam 3 lapis; tiap
lapis berisi kira-kira 1/3 air isi cetakan. Setiap lapis di tusuk dengan
tongkat pemadat sebanyak 25 tusukan secara merata; tongkat harus
masuk sampai lapisan bagian bawah tiap-tiap lapisan; pada lapisan
pertama penusukan lapisan tepi tongkat dimiringkan sesuai dengan
kemiringan cetakan.
d. Segera setelah penusukan, meratakan permukaan benda uji dengan
tongkat dan semua sisa benda uji yang jatuh di sekitar cetakan harus
disingkirkan; kemudian cetakan diangkat perlahan-lahan tegak lurus
ke atas; seluruh pengujian mulai dari pengisian sampai cetakan
diangkat harus selesai dalam jangka waktu 2,5 menit.
e. Balikan cetakan dan letakan perlahan-lahan di samping benda uji;
ukurlah slump yang terjadi dengan menentukan perbedaan tinggi
cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji

4. Pengukuran slump
Pengukuran slumo harus segera dilakukan dengan cara mengukur
tegak lurus antara tepi atas cetakan dengan tinggi rata-rata benda uji,
untuk mendapat hasil yang lebih teliti dilakukan dengan dua kali

29
pemeriksaan dengan adukan yang sama dan dilaporkan hasil rata-rata
dengan laporan slump dalam satuan cm.

3.4 Cara Pengujian Kuat Tekan Beton

Tekan beton adalah besarnya beban persatuan luas menyebabkan benda uji
beton hancur bila di bebani dengan gaya tekan tertentu, yang kuat dihasilkan
oleh alat uji tekan beton. Peralatan yang di perlukan. Dalam pelaksanaan uji
kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990, terdiri dari:
1. Cetakan selinder dengan diameter 152 mm dan tinggi 305mm,
2. Tongkat pemadat terbuat dari baja yang bersih dan bebas karat
3. Berdiameter 16mm, panjang 600mm, dan ujungnya di bulatkan
4. Mesin pengaduk
5. Timbangan
6. Mesin uji tekan (compression testing machine)
7. Sendok cekung
8. Sarung tangan
Untuk keperluan uji tekan beton perlu dipersiapkan adukan beton
dengan volume 10% lebih banyak daripada volume yang dibutuhkan.
Pengadukan campuran beton dapat dilakukan dengan mixer ataupun
secara manual dengan tangan. Perlu dicatat bahwa pengadukan dengan
tangan akan menyebabkan hasil pengerjaan kurang baik. Pengadukan
semen manual hanya diperbolehkan maksimal 7 liter adukan setiap kali
dilakukan pengadukan. Untuk membuat benda uji kuat tekan beton harus
di ikuti beberapa tahapan perlakuan beton sebagai berikut:
1. Mengisi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, yang setiap
lapisanya dipadatkan dengan 25 kali tusukan.
2. Meratakan permukaan beton
3. Menutup permukaan benda uji dengan bahan kedap air dan biarkan
selama 24 jam
4. Membuka cetakan dan keluarkan benda uji
5. Merendam dalam bak perendam berisi air temperatur 25oC

30
Pada tahapan persiapan pengujian, benda uji harus diperlakukan sebagai
berikut:

1. Mengambil benda uji dari bak perendam


2. Membersihkan kotoran yang menempel dengan kain basah
3. Menentukan berat dan ukuran benda uji
4. Melapisi permukaan atas bawah benda uji dengan mortar belerang
(capping) dengan cara sebagai berikut; (1) melelehkan mortar
belerang di dalam pot setelah di dinding dalamnya telah di lapisi tipis
dengan gemuk, (2) meletakan benda uji tegak lurus pada cetakan, (3)
angkat benda uji dari cetakan lalu angin-anginkan
5. Benda uji siap diperiksa

Setelah benda uji siap, prosedur pengujian dapat dimulai


dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
1. Meletakan benda uji pada mesin tekan secara sentris
2. Menjalankan mesin tekan dengan penambahan beban antara 2
sampai 4 kg/cm2 per-detik.
3. Melakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur
4. Mencatat beban maksimum yang terjadi selama pemeriksaan
benda uji
5. Menggambar./Mendokumentasikan bentuk kerusakan benda uji
6. Mencatat keadaan benda uji.
7. Menghitung kuat tekan beton, yaitu besarnya beban persatuan
luas.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

31
Beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidrolik lain,
agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan campuran
tambahan yang membentuk massa padat dan memiliki banyak jenis. Bahan
penyusun beton yaitu semen, agregat, air, bahan aditif, bahan lain dan cara
pembentukan serta perawatan yang telah diuraikan dalam makalah ini.

4.2 Saran

1. Perlu diperhatikan ketika menggunakan beton sebagai bahan struktur,


pekerjaan penulangan beton harus diperhitungkan dengan matang, karena
jika tidak maka akan mengurangi kualitas beton.

2. seorang perencanaan struktur hendaklah selalu mengikuti perkembangan


peraturan dan pedoman-pedoman standar dalam perencanaan struktur,
sehingga bangunan yang dihasilkan nantinya selalu memenuhi persyaratan
yang terbaru seperti dalam hal peraturan struktur tahan gempa, standar
perencanaan struktur beton, harga material terbaru dan sebagainya.

3. pemilihan metode pelaksanaan maupun penggunaan bahan dan peralatan


berpedoman pada faktor kemudahan dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan, pengalaman tenaga kerja serta bagi ekonominya.

4. memperhatikan metode ataupun tata cara melakukan pengujian slump dan


tata cara pengujian tekan beton sesuai dengan standar nasional indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

Hizbullah Hasanuddin, Muhammad Faisal Akbar. 2018. “ Kuat Tekan Beton Pada
Perawatan Suhu Rendah”. Laporan Tugas Akhir Teknik Sipil, Makassar.
Novera Kresiariati, Akmal Hilmi R, Muhammad Nouval I. 2018.” Makalah Tugas
Ilmu Teknologi Bahan Beton”. Makalah Pada Universitas Semarang,Semarang

32
Imran, Rahmat Adi Setiawan, Andi Massaraja. 2010.” Kuat Tekan Beton Dengan
Menggunakan Semen PCC”. Laporan Tugas Akhir Teknik Sipil. Makassar.
Badan Standardisasi Nasioanal. 2008. SNI 1972-2008 Cara Uji Slump Beton.
Jakarta. Badan Standardisasi Nasional.
Badan Standararisasi Nasional. 2011. SNI 1974-2011 Cara Uji Kuat Beton
Dengan Benda Uji Slinder. Jakarta. Badan Standardisasi Nasional.
Denny Meisandy Hutauruk.(2022). Cara Perwatan Beton. (Online). Tersedia:
https://layarsipil.my.id/perawatan-beton/. [5 Oktober 2022].
Admin Klopmart. (2018). Jenis-Jenis Beton dan Kegunaannya. (Online).
Tersedia: https://www.klopmart.com/article/detail/kenali-jenis-
betonkegunaannya.[5Oktober 2022].

33

Anda mungkin juga menyukai