Anda di halaman 1dari 23

MATA KULIAH

TEKNOLOGI BAHAN BANGUNAN

NAMA DOSEN
Robi Fernando, ST, MT

TUGAS TERSTRUKTUR 5 : MAKALAH


PELAKSANAAN, EVALUASI DAN
KONTROL MUTU BETON KERAS

Oleh :
Fira Tahta Afwina A. J - 203032

TEKNIK KONSTRUKSI BANGUNAN GEDUNG


POLITEKNIK PEKERJAAN UMUM
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan kasih dan ridlo-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini, guna memenuhi tugas untuk mata kuliah
Teknologi Bahan Bangunan dengan judul : “PELAKSANAAN, EVALUASI
DAN KONTROL MUTU BETON KERAS”
Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak terlepas dari bantuan banyak
pihak yang dengan tulus memberi doa, saran dan kritik sehingga makalah ini dapat
terselesaikan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang penulis
miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan
bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya penulis berharap
semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.

Blitar, 15 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1

1. 2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2

1.3 Tujuan dan Manfaat.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................3

2. 1 Penakaran, Pencampuran dan Pengangkutan Beton Segar.........................................3

2. 2 Pelaksanaan Penuangan dan Pemadatan Beton Segar................................................7

2. 3 Penyelesaian dan Perawatan Beton Segar Di Lapangan.............................................8

2. 4 Acuan/Bekisting dan Konsep Penulangan................................................................10

2. 5 Pemasangan Tulangan..............................................................................................12

2. 6 Pengecoran Pada Suhu Tinggi..................................................................................13

2. 7 Sistem pengecoran Khusus.......................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................19

ii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Bekisting.............................................................................................................10

Gambar 2 Tulangan Longitudinal.......................................................................................13

Gambar 3 Tulangan Geser...................................................................................................13

Gambar 4 Metod Shotcrete..................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Beton dipercaya sudah ada sejak zaman Yunani dan Romawi kuno, terdapat
artefak yang membuktikan bahwa zaman dahulu sudah ada bangunan yang
menggunakan campuran dari bahan vulkanik, kapur, batu, dan masih banyak lagi
lainnya sebagai pondasinya. Penggunaan beton secara modern sendiri dimulai sejak
abad ke 19, dimana penggunaan rangka atau beton bertulang sudah dilakukan kala itu.
Di zaman modern ini tentunya beton telah mengalami perkembangan yang sangat
pesat, mulai dari bentuk hingga jenisnya telah sangat beragam dan bisa disesuaikan
dengan kebutuhan konstruksi.

Beton adalah campuran yang diformulasikan berdasarkan berat unsur-unsur


penyusun seperti agregat halus, agregat kasar, air, semen dan dengan atau tanpa bahan
tambahan yang setelah mengeras membentuk masa padat.

Beton memiliki kelebihan tersendiri sebagai bahan konstruksi yakni tahan lama,


kekuatannya bisa diatur, mudah dibentuk, maintenance atau perawatannya lebih
mudah, mampu memikul beban tekan yang berat, dan tahan terhadap temperatur
tinggi. Namun, selain memiliki kelebihan, beton juga memiliki kekurangan.
Kekurangan penggunaan beton terhadap bangunan antara lain pekerjaan butuh
ketelitian tinggi, lebih mahal, kuat tariknya lemah, lebih lama dalam proses
pengerjaan, bentuk yang sudah dibuat susah diubah, daya pantul suara besar, beton
yang mengeras sebelum pengecoran tidak bisa didaur ulang, dan berat.

Ada sepuluh jenis beton yang saat ini umum digunakan dalam pekerjaan
konstruksi, antara lain Beton Non-Pasir, Beton Ringan, Beton Hampa, Beton Serat,
Beton Mortar, Beton Massa, Beton Bertulang, Beton Prategang, Beton Pracetak, dan
Beton Siklop. Beton siklop merupakan jenis beton yang memiliki perbedaan pada
penggunaan agregatnya sekaligus sangatlah cocok dengan lingkungan air. Oleh karena
itu, dalam makalah ini saya akan membahas terkait penggunaan beton siklop pada
bangunan bendungan.

1
1. 2 Rumusan Masalah
a) Bagaimana Metoda dan konsep terkait penakaran, penyampuran, dan
pengangkutan beton segar?

b) Bagaimana Metode pelaksanaan penuangan dan pemadatan beton segar?

c) Bagaimana penyelesaian dan pemadatan beton segar di lapangan?


d) Apa Acuan/bekisting dan konsep penulangan?
e) Bagaimana pengecoran dalam cuaca panas?
f) Bagaimana sistem pengecoran khusus dilakukan?

1.3 Tujuan dan Manfaat

a) Mengetahui Metoda dan konsep terkait penakaran, penyampuran, dan


pengangkutan beton segar Mengetahui klasifikasi beton ringan berdasarkan
pembuatan beton ringan

b) Mengetahui Metode pelaksanaan penuangan dan pemadatan beton segar

c) Mengetahui cara penyelesaian dan pemadatan beton segar di lapangan

d) Mengetahui acuan/bekisting dan konsep penulangan

e) Mengetahui cara pengecoran dalam cuaca panas.

f) Mengetahui sistem pengecoran khusus.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Penakaran, Pencampuran dan Pengangkutan Beton Segar.


Pembuatan beton adalah untuk memperoleh mutu beton yang direncanakan,
berdasarkan sifat-sifat fisik beton seperti berat si, slump, kandungan udara, kepadatan
dan kekuatan beton keras, dalam setiap siklus adukan dan siklus adukan berikutnya
dengan proporsi campuran yang sama.
penakaran agregat, harus meperhatikan gradasi yang diinginkan, dan seluruh bahan
harus ditakar dalam toleransi yang ditentukan untuk produksi berikutnya dari
campuran beton yang sama. Dan tujuan dari penakaran adalah didapatnya proporsi
campuran yang sempurna dari bahan-bahan yang digunakan.
a. Penakaran
Penakaran semen sebaiknya ditimbang dengan peralatan otomatis. Silo dan
penimbang bahan harus dilengkapi dengan alat /slang peniup angin dan atau alat
penggetar dengan maksud mempelancar dalam alat pencampur seluruh peralatan
harus dilengkapi pintu guna memeriksa dan mengambil contoh uji. Penempatan
semen terpisah dari bahan-bahan beton lainnya sebelum penuangan dalam alat
pencampur. Bila campuran menggunakan semen pozzolan atau terak, harus
digunakan silo terpisah. Dalam hal penakaran secara kumulatif, cara ini dapat
digunakan jika semen ditimbang terlebih dahulu sebelum penimbangan bahan-
bahan lainnya.
b. Penuangan ke dalam alat pencampur
Untuk menghidari kehilangan bahan halus seperti semen saat penuangan ke dalam
mesin pengaduk (mixer), ketika menuangkannya pada tahap pemasukkan bahan
melalui corong karet atau melalui corong karet penuangan khusus seluruh bahan,
semen dan pozzolan bersama agregat pada pengadukan dengan sistem langsung.
Untuk memperoleh pencampuran yang baik, mesin pengaduk harus dilengkapi
dengan sebuah pipa untuk menuang ke bagian tengah mesin pengaduk setelah air
dan agregat masuk kedalam mesin pengaduk (mixer). Keseragaman mutu dari
setiap siklus pengadukan disebabkan variasi cara penuangan bahan-bahan ke
dalam mesin pengaduk selama pelaksanaan pencampuran.
c. Penakaran air
Pekerjaan-pekerjaan besar dan pada pabrik-pabrik penakaran dan pencampuran

3
dengan skala produksi yang tinggi, ketelitian penakaran air didapatkan dengan
penggunaan alat penakar berat atau alat ukur yang bekerja secara otomatis dan
harus mampu mengukur dalam toleransi 1 (satu) persen dari yang disyaratkan.
Tangki atau silinder tegak dengan lubang penuangan ditengahnya dapat digunakan
sebagai alat bantu penakaran , namunitidak boleh digunakan sebagai alat
pengukuran langsung. Untuk ketelitian pengukuran harus digunakan alat ukur
digital.. Semua peralatan penakaran air harus dirancang agar mudah dikalibrasi,
sehingga ketelitian pengukuran dapat dengan cepat diperiksa kebenarannya.
d. Penentuan kelembapan dan koreksi agegat.
Penghitungan koreksi jumlah air pencampur tergantung pada tingkat ketelitian dan
variasi kelembapan agregat (terutama pasir) yang digunakan ketika pengadukan.
Agregat dengan permukaan kering akan menyerap air bebas dalam campuran
beton pemakaian alat pengukur kadar kelembaban pasir sering dilakukan di pabrik
pembuatan beton, dan bila kelembaban agregat dapat dijaga secara baik, maka
penentuan jumlah air pencampur dapat dikompensasikan dengan kadar
kelembaban pasirnya. Kontrol kelembaban dapat juga dilakukan dengan koreksi
langsung, yakni dengan memakai alat kompensator otomatis dimana jumlah air
dapat diproporsikan didasarkan pada kadar kelembaban agregat yang ada.
Keseragaman dalam penakaran jumlah air pencampur, selain ketepatan
penimbangan air yang ditambahkan, juga perlu diperhitungkan adanya sumber air
tambahan seperti air pembilas mixer yang perlu dikontrol. Besarnya toleransi yang
diijinkan adalah sebesar ± 3% dari total air pencampur.
e. Penakaran bahan tambahan
Dalam praktek, penggunaan bahan tambahan dalam campuran betonidalam
penakaran dan penuangan serta mekanisme penuangan untuk bahan-bahan lainnya,
juga berlaku untuk bahan tambahan. Alat untukimenakar dan mencampur bahan
tambahan yang digunakan harus dapat dengan mudah dikalibrasi. Bila penunjuk
waktu alat ukur volume (dispensers) tidak diaktifkan untuk bahan tambahan
volume besar, harus digunakan tabung kontrol berskala yangidapat dibaca
sekaligus untuk penakaran.
f. Pengukuran bahan untuk pekerjaan skala kecil
Jika volume beton pada suatu pekerjaan cukup kecil, pelaksanaan penakaran dan
pencampuran dapat dilakukan di lokasi konstruksi. Dalam hal ini dapat
menggunakan beton siap pakai atau penggunaan alat pencampur yang dapat

4
dipindahkan atau alat pencampur kontinyu. Jika kedua-duanya tidak tersedia,
penakaran harus dilakukan dengan hati-hati dengan cara yang umum digunakan di
lokasi pekerjaan. Kantong bahan bersifat semen harus dilindungi dari kelembaban
dan pengantongan non standar jangan digunakan kecuali setelah ditimbang tepat.
g. Pertimbangan lain
Selain ketelitian dalam penakaran bahan-bahan yang digunakan, pelaksanaan
kegiatan pekerjaan harus dilakukan dengan benar guna memperoleh keseragaman
mutu beton.
Bila memungkinkan, ruang kontrol pusat pencampuran, harus ditempatkan
dalam posisi dimana operator dengan cermat dan jelas dapat melihat timbangan
dan alat pengukuran dengan mudah selama penakaran dan pencampuran beton,
serta penuangan adukan beton.
Beberapa hal yang dihindari adalah sebagai berikut:
1) Terjadinya tumpang tindih siklus pencampuran,
2) Terbangnya bahan-bahan,
3) Berkurang atau bertambahnya sebagian campuran bahan dari siklus
pencampuran yang berbeda.
h. Pertimbangan umum untuk mengangkut beton
 Secara umum
Secara umu beton dapat diangkut dengan transportasi seperti mixer truk,
transportasi yang digunakan harus secara efisien mengirim beton sampai tempat
pengecoran tanpa mengubah faktor air-semen, slump, kadar udara dan
homogenitas.
iKondisi-kondisi variasi ini harus secara hati-hati ditinjau dalam memilih
tipe transportasi yang terbaik dan cocok secara ekonomis untuk memperoleh
beton berkualitas sampa tempatnya.
 Drum berputar
Drum diputar pada kecepatan pengisian selama masa pengisian bahan-
bahan dan dikurangi hingga kecepatan pengadukan atau dihentikan setelah
pengisian bahan-bahan lengkap. Waktu yang berlalu sebelum pengeluaran beton
dapat sama seperti untuk pencampur truk (truk mixer) dan volume yang dibawa
dapat ditingkatkan sampai 80 persen dari kapasitas drum.

5
 Badan truk dengan dan tanpa suatu agitator
Bentukitransportasi terdiri dari truk dengan badan yang bagian atasnya
terbuka menjulang, walaupun tempat sampah bagian bawah truk telah digunakan
dengan baik. Badan metal perlu mempunyai bidang-kontak efektif dan pada
umumnya dirancang untuk penuangan beton di bagian bawah ketika badan
dimiringkan. Suatu pintu penuangan dan vibrator (alat penggetar) pada atas
badan harus disediakan pada titik penuangan untuk kontrol aliran. Suatu agitator
membantu penuangan dan besi strip mencampur beton unloaded.
I Dalam badan truk air tidak boleh ditambahkan pada beton karena tidak ada
pencampuran yangidilakukan oleh agitator. Gunakan penutup pelindung badan
truk selama periode cuaca yang kurang baik,ipembersihan, dan memperlancar
kontribusi haul roads terhadap efisiensi mutu dan operasional dari bentuk
transportasi ini. Waktu peyerahan (pengiriman) maksimum biasanya disyaratkan
adalah 30 sampai 45 menit, walaupun kondisi cuaca boleh yang memerlukan
waktu lebih pendek atau waktuilebih panjang.
 Buket beton pada truk atau lori
Metoda pengangkutan beton massa ini biasa digunakan dari tempat
pengadukan sampai ke lokasi dekat pengecoran. Sebuah alat pengangkut (crane)
lalu mengangkat buket isi beton tersebut sampai lokasi pengecoran
sesungguhnya. Adakalanya gerbong pemindah yang berjalan pada rel kereta api
digunakan untuk mengangkut beton dari pusat pengadukan ke buket-buket
beton yang bekerja pakai kabel-kabel pengangkut. Pemindahan beton dari
gerbong pemindah ini harus dikendalikan dengan baik untuk mencegah
segregasi. Waktu penyerahan (pengiriman) untuk transportasi memakai buket-
buket beton ini adalah sama seperti pada unit tanpa pengadukan lainnya, yakni
30 sampai 45 menit.
 Metoda-metoda lainnya
ACI 304r-89 membahas tentang transportasi beton dengan cara
pemompaan dan dengan ban berjalan (belt conveyors). Penyerahan
(pengiriman) dengan helikopter telah digunakan untuk daerah yang sulit
dijangkau, di mana peralatan pengangkutan lainnya tidak bisa digunakan.
Sistem ini biasanya menggunakan salah satu metoda lainnya untuk mengangkut
beton ke helikopter yang selanjutnya mengangkat beton dengan buket ringan ke

6
lokasi pengecoran.
2. 2 Pelaksanaan Penuangan dan Pemadatan Beton Segar
a. Pengecoran beton
IPengecoran beton dapat dilakukan dengan memakai buket, corong tuang,
troli manual atau motor, talang dan pipa peluncur, ban berjalan (conveyor), pompa,
tremies, dan peralatan paving.
Perencana harus dapat menjamin produksi persediaan beton dengan jumlah
yang cukup dan konsisten. Pada saat pengerjaan pengecoran, adukan beton harus
tersedia tetap plastis dan bebas dari sambungan dingin. Semua peralatan untuk
pengecoran harus bersih dan dalam kondisi yang baik. Peralatan pengecoran harus
diatur untuk pengiriman beton ke tujuannya tanpa terjadi segregrasi. Peralatan
harus diatur dengan baik sedemikian hingga pengecoran dapat berproses tanpa
terhenti dan tenaga kerja dapat melakukan pengecoran, pemadatan, dan
penyelesaian akhir (finishing).
Pada saat pengecoran beton, baja tulangan dan barang-barang yang
ditanamkan dalam beton harus bersih dan bebas dari lumpur, minyak dan lapisan
bahan lain yang dapat mengurangi kemampuan pengikatan beton. Pada umumnya
baja tulangan tertutupi oleh serpihan dapat dibersihkanidengan ketentuan
pembuangan karat dan lapisan lepas tersebut tidak boleh mengurangi dimensi baja
minimum, tidak kurang dari yang ditentukan harus dijamin bahwa semua baja
tulangan memiliki panjang dan ukuran sesuai dengan gambar rencana dan
ditempatkan pada posisi yang benar serta penempatan sambungan yang benar.
Metoda pemasangan penahan air (waterstop) di dalam bekisting harus
menjamin waterstop tersebut tidak melengkung membentuk rongga pada saat
dilakukan pengecoran. Batang tulangan dan barang-barang yang ditanam harus
dipegang dengan aman pada posisi yang benar dengan penyanggah yang cocok
dan terikat erat untuk mencegah terjadinya pergeseran pada saat pengerjaan
pengecoran.
Dalam beberapa hal, pada saat pengerjaan pengecoran beton bertulang,
disarankan untuk menghadirkan orang yang berwenang untuk mengatur dan
memperbaiki posisi baja tulangan yang mungkin berpindah posisi.
b. Pemadatan (konsolidasi)
Getaran internal adalah cara yang paling efektif untuk pemadatan beton
plastis. Efektivitas alat penggetar internal tergantung pada diameter kepala,

7
frekuensi dan amplitudo. Alat penggetar tidak boleh digunakan untuk
memindahkan beton secara lateral. Penggetar harus dimasukkan dan ditarik dalam
arah vertikal pada interval yang rapat, menggunakan pola penggetaran yang
sistematis untuk memastikan bahwa semua beton telah cukup padat.
Selama alat penggetar beroperasi, alat tersebut akan terbenam ke dalam
beton oleh beratnya sendiri, dapat dilakukan penggetaran ulang untuk menambah
kekuatan tekan dan rekatnya. Jika kesulitanidan pengecoran yang terhalang,
diperlukan tambahan getaran pada bekistingnya. Pada keadaan ini harus dilakukan
dengan hati-hati untuk menghindari penggetaran yang berlebihan yang akan
menyebabkan terjadinya lapisan pasta yang lemah pada permukaannya. Lubang-
lubang rongga udara (voids) pada permukaan vertikal dikurangi dengan
memberikan getaran tambahan.
Namun demikian, getaran tambahan tidak selalu menghilangkan lubang-
lubang rongga udara tersebut dari permukaan yang dicetak pada bekisting yang
miring. Penggunaan operator alat penggetar yang kompeteniuntuk keberhasilan
proses pemadatan beton segar dengan baik.

2. 3 Penyelesaian dan Perawatan Beton Segar Di Lapangan


Curing/perawatan beton
Curing secara umum dipahami sebagai perawatan beton untukimenjaga
kelembaban dan suhu beton, setelah proses finishing beton selesai dan telah tercapai
waktu total setting.
Curing bertujuan untuk memastikan reaksi hidrasi senyawa semen
termasuk bahan tambahiberlangsung secara optimal sehingga mutu beton yang
diharapkan dapat tercapai, dan menjaga supaya tidak terjadi susut yang berlebihan
pada beton akibat kehilangan kelembaban yang terlalu cepat atau tidak seragam
danimenyebabkan retak. Pelaksanaan curing/perawatan beton dilakukan segera
setelah beton mengalami atau memasuki fase hardening (untuk permukaan beton
yang terbuka) atau setelah pembukaan cetakan/acuan/bekisting, selama durasi tertentu
yang dimaksudkan untuk memastikan terjaganya kondisi yang diperlukan untuk
proses reaksi senyawa kimia yang terkandung dalam campuran beton
Metoda dan lama pelaksanaan curing tergantung dari :
 Jenis atau tipe semen dan beton yang digunakan, termasuk bahan tambahan atau
pengganti yang dipakai

8
 Jenis/tipe dan luasan elemen struktur yang dilaksanakan
 Kondisi cuaca, suhu dan kelembaban di area atau lokasi pekerjaan
 Penetapan nilai dan waktu yang digunakan untuk kuat tekan karakteristik beton (28
hari atau selain 28 hari, tergantung dari spesifikasi yang ditentukan oleh konsultan
perencana/desain)
Kualitas dan durasi/lama pelaksanaan curing/perawatan beton berpengaruh pada :
 Mutu/kekuatan beton (strength)
 Keawetan struktur beton (durability)
 Kekedapan air beton (water-tightness)
 Ketahanan permukaan beton, misal terhadap keausan (wear resistance)
 Kestabilan volume, yang berhubungan dengan susut atau pengembangan (volume
stability : shrinkage and expansion)
Beberapa peraturan menetapkan acuan pelaksanaan curing/perawatan beton, yang
sama-sama bertujuan untuk menjaga dan menjamin mutu pelaksanaan pembetonan.
Pengaruh suhu dan durasi curing sni 03-2847-2002 mensyaratkan curing selama :
 7 (tujuh) hari untuk beton normal
 3 (tiga) hari untuk beton dengan kuat tekan awal tinggi
Aci 318 mensyaratkan curing dilakukan sampai tercapai min 70% kuat tekan beton
yang disyaratkan (fc’)
Astm c-150 mensyaratkan :
 Semen tipe i, waktu minimum curing 7 hari
 Semen tipe ii, waktu minimum curing 10 hari
 Semen tipe iii, waktu minimum curing 3 hari
 Semen tipe iv atau v minimum curing 14 hari

9
2. 4 Acuan/Bekisting Idan IKonsep IPenulangan
a. Pengertian iBekisting i

Gambar 1 Bekisting
Bekisting iadalah ikonstruksi ibersifat isementara iyang i imerupakan
icetakan iuntuk imenentukan ibentuk idari ikonstruksi ibeton ipada isaat ibeton
imasih isegar.iDikarenakan iberfungsi isebagai icetakan isementara, ibekisting
iakan idilepas iatau idibongkar iapabila ibeton iyang idituang itelah imencapai
ikekuatan iyang icukup.
Dan iberikut iini iadalah isyarat ikhusus idalam ipembuatan ibekisting
 Kualitas i: iBentuk idan iukuran isesuai idengan irencana iyang idi ibuat idan
idiinginkan, iposisi idan ibentuk iacuan isesuai idengan irencana, ihasil iakhir
ipermukaan ibeton irata/ itidak ikropos i
 Keamanan i: iharus istabil ipada iposisinya, ikokoh iyaitu iharus imampu
imenahan ibeban-beban ikhususnya ivertical/horizontal, ikekakuan iyaitu iharus
imampu imenahan ibeban ihorizontal isehingga itidak ibergeser idari iposisi
iseberanya. i
 Ekonomis i: i iMudah idi ikerjakan, itidak imembutuhkan ibanyak itenaga ikerja,
imudah idipasang isehingga imenghemat iwaktu, imudah idibongkar iagar ibahan
ibisa idigunakan ikembali, imudah idisimpan i
b. Pembebanan iPada iBekisting
Beban iyang idipikul idan iharus idiperhitungkan idalam iperencanaan ibekisting
iadalah isebagai iberikut i:
 Beban itetap, iyaitu iberat isendiri idari ibekisting, ibeton isegar iserta ibesi
itulang

10
 Beban itidak itetap, iadalah iberat iperalatan, ipekerja, idan ibarang ilainnya.
Perhitungan ibeban ivertikal iyang idirekomendasikan ioleh iCommitee iACI,
isebagai idasar iperhitungan iadalah i: i i i i i i
 Beton ibertulang i i i i i : i2400 ikg/m3
 Bekisting i i i i i i :70 ikg/m2
 Beban ihidup i : i235kg/m2
 Beban ihidup imin i i : i150-250 ikg/m2
c. Fungsi idan imanfaat ibekisting
Fungsi idan imanfaat isecara iumum ipembuatan ibekistin iadalah isebagai
iberikut:
1 iMenahan ibeban ibeton isementara, ipada isaat ipengecoran
2 iMembentuk ibeton isesuai idengan ikeinginan.
3 iMempermudah ipekerjaan idalam istruktur ibangunan
4 iMemikul idengan iaman ibeban iyang i iditimbulkan ioleh ispesi ibeton iserta
ibeban iluar ilainya iyang imenyebabkan iperubahan ibentuk ipada ibeton.
iNamun iperubahan iini itidak imelampui ibatas itoleransi iyang iditetapkan.
5 iBekisting iharus idapat idengan imudah idipasang, idilepas idan idipindahkan.
iMempermudah iproses iproduksi ibeton imasal idalam iukuran iyang isama.
d. Jenis-jenis ibekisting
1. iBekisting ikonvensional
Bekisting iini idibuat idari ikayu idan itriplek i(plywood) iatau ipapan iyang
itahan iakan ikelembaban.
2. iBekisting iknock idown/sistem
Bekisting isistem isering ijuga idisebut ibekisting imodern, idimana idalam
ipengerjaannya imemiliki ikeunggulan idibanding ibekisting ikonvensional. i. i
iJenis ibekisting iini iterbuat idari ibaja idan ibesi ihollow iyang ikuat.
iPenggunaan ibekisting iini ilebih ikuat idan ipresisi idan itahan ilama isehingga
idapat idigunakan iberulang-ulang.
3. iSistem iBekisting iRekayasa i(Engineering). i
Bekisting iini idibangun idari imodul iprefabrikasi idengan ibingkai ilogam
i(biasanya ibaja iatau ialuminium) idan iditutup ipada iaplikasi i(beton).
4. iBekisting iPermanen iTerisolasi i(Insulated). i i
Bekisting iini idirakit idi itempat, ibiasanya iuntuk iisolasi ibentuk ibeton i/

11
iinsulating iconcrete iforms i(ICF).

e. Tahap ipemasangan i ibekisting


Pertama-tama iyang iharus idilakukan isebelum imendirikan iscaffolding
iadalah imemasang ijack ibase ipada ikaki iuntuk imemudahkan ipengaturan
iketinggian, isetelah iitu ibaru idapat idisusun idan idisambung iantara iyang isatu
idengan ilainnya imenggunakan ijoint ipin, idan ibagian iatasnya idipasang iU-
head iuntuk imenjepit ibalok ikayu iyang imelintang. iPekerjaan ibekisting
idilakukan isetelah ipekerjaan ipembesian. iHal itersebut iberlaku ipada ipekerjaan
ipembuatan ikolom. iSedangkan ipada ipembuatan ibalok idan ipelat, ibekisting
iterlebih idahulu idikerjakan. iBekisting imemiliki ifungsi idalam ibangunan iuntuk
imembuat ibentuk idan idimensi ipada isuatu ikonstruksi ibeton, idan imampu
imemikul ibeban isendiri iyang ibaru idicor isampai ikonstruksi itersebut idapat
idipikul iseluruh ibeban iyang iada. iPelaksanaan ipekerjaan ibekisting ipada
ipembuatan ibalok ibaru idapat idilakukan isetelah ipekerjaan iperancah iselesai.
iBekisting iyang idibuat iadalah ibekisting ibalok, ipelat, idan ikolom.
f. Perawatan iBekisting iUntuk imenghasilkan idan imenjaga ilife itime ibekisting,
iumumnya idilakukan iperawatan isebelum idan isesudah ipemakaian ibekisting.
iMetode iperawatan iyang iumum idiberikan iadalah ioli ibekisiting. iMacam-
macam iOli iyang idisarankan ipada ibekisting:
1. iOli ibekas
2. iSolar
3. iOli iSika, idan ilain-lain.

2. 5 Pemasangan ITulangan
a. Pemasangan itulangan ilongitudinal
Fungsi iutama ibaja itulangan ipada istruktur ibeton ibertulang iyaitu iuntuk
imenahan igaya itarik, iOleh ikarena iitu ipada istruktur i ibalok, ipelat, ifondasi,
iataupun istruktur ilainnya idari ibahan ibeton ibertulang, iselalu idiupayakan iagar
itulangan ilongitudinal i( itulangan imemanjang i) idipasang ipada iserat-serat ibeton
iyang imengalami itegangan itarik. i

12
Gambar 2 Tulangan Longitudinal

2. iPemasangan iTulangan iGeser


Agar ibalok idapat imenahan igaya igeser,imaka idiperlukan itulangan igeser iyang
idapat iberupa itulangan-miring/tulangan-serong iatau iberupa isengkang/begel. iJika
isebagai ipenahan igaya igeser ihanya i idigunakan ibegel isaja, imaka ipada idaerah
idengan igaya igeser ibesar i(misalnya ipada iujung ibalok iyang idekat itumpuan)
idipasang ibegel idengan ijarak iyang ikecil/rapat, isedangkan ipada idaerah i idengan
igaya igeser ikecil i(daerah ilapangan/tengah ibentang ibalok) idapat idipasang ibegel
idengan ijarak iyang ilebih ibesar/renggang.

Gambar 3 Tulangan Geser

2. 6 Pengecoran IPada ISuhu ITinggi


Melakukan ipengecoran ipada icuaca ipanas i(suhu itinggi) itentunya
imembutuhkan ipenanganan iyang iberbeda idengan iapabila ikita imelakukan
ipengecoran ipada isuhu inormal iatau ipada isuhu idingin. iTanpa ipersiapan iyang
icermat, ibeton iyang itelah itertuang idapat iberkurang ikekuatannya idan iakan
isangat imungkin imenjadi iretak-retak ikarena iproses ipengeringan iyang iterlalu

13
icepat. iBeton ijuga ibisa imenjadi iterlalu icepat ikeras idan imembuat ipekerjaan
ifinishing ibeton imenjadi isemakin isulit. iPada ibeberapa ikasus, ipengeringan icepat
ibisa iterjadi ihanya isetempat isaja.
Beberapa icara iuntuk imengantisipasi ipermasalahan ipengecoran ipada isuhu i
tinggi :
1. iPengecoran ipada imusim ipanas isebaiknya idilakukan idi imalam ihari
imengingat isuhu iyang itinggi, ikelembaban iyang irendah, iangin ipanas idan
iterik imatahari idapat imenyebabkan ibeton imengering iterlalu icepat ipadahal
ibelum imencapai ikekuatan istrukturnya
2. iDinginkan iagregat iyang iakan idigunakan idalam icampuran ibeton, ibisa
idengan icara imenyemprotkan iair idan ibiarkan imengering iterlebih idahulu
isebelum idigunakan
3. iMetode imendinginkan ibeton idapat ipula idilakukan idengan imemasukkan ies
ibatu iatau idengan imenginjeksikan initrogen icair ike idalam imixer. iTetapi
icara iini imenambah ibiaya imaterial ibeton
4. iSetelah imelakukan ipengecoran, ikontraktor iharus isegera imenyiapkan iplastik
iatau ikarung igoni isebagai ipelindung iuntuk imencegah ipercepatan
ipengeringan idan isekaligus imenjaga isuhu ibeton. iApabila idiperlukan,
ilakukan ipenyiraman iair ike ikarung igoni itersebut isecara iberkala
5. iApabila itersedia, igunakan ipapan ipelindung iyang iberfungsi iuntuk imencegah
ipancaran isinar imatahari ilangsung idan imembelokkan iangin ipanas.

2. 7 Sistem IPengecoran IKhusus I


1. iReady iMix i
Ready iMix iadalah iistilah iuntuk ibeton iyang itelah idi-blend idengan
irangkaian ibahan imaterial iterdiri idari ipasir idengan iformulasi ikhusus.
Pengolahan iformulasi ikhusus idilakukan idi iBatching iPlant ihingga imenjadi
ibeton icor isiap ipakai idan ijadilah ibeton ibermutu isiap i“disajikan” ipada iarea
iproyek iyang idiinginkan.
iready imix iberbeda idengan ipembuatan ibeton icor iyang ibiasa idilakukan ioleh
ipara ipekerja ibangunan ibiasa, idalam imemberikan itakaran iyang ikadang
idisesuaikan idengan iselera.
2. iPumped iConcrete
Beton idipompa iadalah ibeton iyang idiangkut ike iketinggian idengan

14
icara imemompa imenggunakan ipompa ibeton. iMetode iini idigunakan idi imana
isejumlah ibesar ipekerjaan ibeton idilakukan ipada iketinggian iyang ilebih
itinggi, idi imana isarana ipengangkutan ilain itidak imudah idilakukan.
Sistem iuntuk imemompa ibeton ipada idasarnya iterdiri idari ihopper ike imana
ibeton idikeluarkan idari imixer, iyang ipada igilirannya, imemberi imakan ipompa
ibeton iitu isendiri idan iakhirnya isaluran ipipa ipengiriman iyang imelaluinya
ibeton idikirim.
3. iSlipform
Sistem islipform idirancang idengan iberagam ifitur. iUmumnya iterdiri
idari ikaki ikuk. iKaki ikuk idigunakan iuntuk imengangkat idan imenopang iberat
iseluruh istruktur, isehingga iberfungsi isebagai isatu ikesatuan. iKaki ikuk ijuga
idigunakan iuntuk imenghubungkan idengan ibalok, iperancah idan iplatform
ikerja iuntuk imelayani itujuan ipendukung.
Seluruh iperakitan islipform idiangkat idengan imenggunakan ibatang iuntai idan
ijack ipengangkat. iKomponen iutama iini iditempatkan ipada iinterval iyang isama
isehingga idistribusi ibobot iyang iseragam idan ibaik idilakukan. iPada ibeberapa
ikonstruksi, iproses ipengangkatan ididukung idengan ibantuan ikomponen ipompa
ihidrolik.
4. iShotcrete i
Menurut iAmerican iConcrete iInstitute i(ACI), iShotcrete idapat
ididefinisikan isebagai imortar iatau ibeton iyang idiberikan itekanan idengan
ikecepatan itinggi. iKomponen icampurannya iterdiri iatas isemen, ipasir, iagregat,
iair, dan tambahan admixtures.
Beberapa iperbedaan ibeton ishotcrete idengan ibeton inormal iantara ilain
iukuran iagregat imaksimum iyang idigunakan, iproses ipelaksanaannya, idan
iproses ipencampuran idari ishotcrete ibisa ikering iatau ibasah.

Gambar 4 Metod Shotcrete

15
Metode ishotcrete iterdiri idari i2 icara iyaitu
 Wet iShotcrete iadalah isalah isatu imetode idimana ipencampuran isemen, ipasir,
idan iair idilakukan isebelum imasuk ike ipompa iatau imesin, idan iditambahkan
itekanan iangin idari icompressor iuntuk imemberikan ikecepatan itinggi iuntuk
ipenempatan imaterial ipada ipermukaan isasaran. i
 Dry iShotcrete iadalah isalah isatu imetode idimana imaterial ipasir idan isemen
itercampur idalam ikondisi ikering, ikemudian imasuk ikedalam imesin. iDengan
ibantuan itekanan icompresor imaterial ikeluar ilewat iNozle idan ibaru itercampur
iair
5. iPengecoran iDidalam iAir
Pada idasarnya, imengecor idilakukan idengan imenuangkan iadukan
ibeton ike ibidang icor iyang itelah iditentukan. iMasalah imuncul iketika ibidang
icor itersebut iberada idi idalam iair isehingga idibutuhkan iteknik itersendiri
idalam ipembuatannya.
Solusi iyang ipaling itepat iuntuk imembuat adukan cor beton ipada ikasus
iini iyaitu iAnda ibisa imenambahkan isemen iportland isekitar i10 ipersen iuntuk
imengantisipasi iterjadinya ikehilangan ikesetaraan ikomposisi iakibat ibahan-
bahannya iyang iterlarut idengan iair. iSelanjutnya iuntuk iproses ipenuangan icor,
iAnda ibisa imenggunakan ialat ibantu iguna imempermudah iaplikasinya iseperti
ikarung, ibak ikhusus, itremi, ikatup ihydro, idan ibeton ipra-susun.
1. iPengecoran iMenggunakan iKarung
Proses ipenerapan icor imemakai ikarung idilakukan idengan imenuangkan
iadukan ibeton ike idalam ibeberapa ikarung. iSetelah iitu, ikarung-karung
itersebut idimasukkan ike idalam iair idan idisusun isedemikian irupa.
2. iPengecoran iMemakai iBak iKhusus
I kerjanya iyaitu iketika iadukan ibeton idimasukkan ike idalam ibak,
iselanjutnya iadukan itersebut iakan ikeluar imelalui ipintu ioutput iyang
iterbuka isecara iotomatis. iKemudian ibak ikhusus iini ibisa idiangkat ike iatas
isecara iperlahan-lahan isupaya iadukan ibeton imengalir ilancar itepat ike
iarah ibidang icor.

16
3. iPengecoran iMenggunakan iKatup iHydro
Wujud ikatup ihydro iyang idipakai ipada iproses iini iyaitu iterdiri iatas ipipa
inylon iberdiameter i600 imm idan ibersifat ifleksibel iuntuk imenuangkan
iadukan ibeton. iBagian ibawah ikatup ihydro iini ibiasanya idilengkapi
idengan ipelindung ikaku iyang iberbentuk isilinder. I
5. iPengecoran iMemakai iBeton iPra-Susun
Proses ipenuangan icor imemakai ibeton ipra-susun idiawali idengan
imenyusun iagregat ikasar iterlebih idahulu. iBerikutnya ilakukan ipekerjaan
igrouting/grout icolodial. iKemudian igrout iini idicampurkan idengan ipasir,
isemen, idan iair isecukupnya. iBeberapa iada ipula iyang imenambahkan izat
iaditif imisalnya iplastisizer ipada ialat ipengaduk ikhusus.
4. iPengecoran idengan iPemompaan
Pelaksanaan imetode iini isangat imenguntungkan iapabilaiproses
ipengecorannya imenggunakan icampuran ibeton iyang ibersifat isedang
idengan iukuran iagregat iyang ikurang idari i40 imm.
6. iBeton iTremie
Tremie iadalah ipipa iyang icukup ipanjang iuntuk imenghubungkan idua ititik
iterendah iyang iakan idicor idan itempat ikerja idi iatas ipermukaan itanah iatau
iair. iSatu ihopper ipenerima ibeton idipasang idi iatas. iBagian ibawah iharus
iselalu iditanam idalam ibeton isegar iuntuk imenjadi isegel idan imemaksa ibeton
imengalir idengan itekanan. iPenuangannya ipun iharus idilakukan isecara iterus
imenerus.
Biasanya ibeton idipakai iuntuk ipengecoran idi ibawah iair, itetapi idapat ijuga
idigunakan iuntuk imenuang ibeton ike idalam ibegisting iyang idalam, iatau idi
imana imetode ikonsolidasi inormal itidak imungkin. iBeton idiangkut ioleh igaya
igravitasi imelalui ipipa ivertikal i(tremie) idari icorong itempat imenuangkan
ibeton isegar. iBeton iharus imengalir iterus imenerus itanpa iputus. iSlump itinggi,
i150-250 imm itanpa isegrasi iatau ibleeding. iUntuk imendapatkan ibeton iyang
imengalir idan ikohesif, iperlu imemakai iagregat ihalus iyang ibanyak, i40-50%
idari itotal iagregat. iAkibatnya, ikadar isemen ijuga itinggi. iWater ireducer, iair-
entrain idan ipozzolan idapat idipakai iuntuk imemperbaiki ikelecakan ibeton.
iUkuran itremie itergantung iukuran iagregat imaksimum. iPipa idiameter i200
imm idianjurkan iuntuk icampuran ibeton idengan iagregat imaksimum i38 imm,
idan idiameter i150 imm iuntuk iagregat imaksimum i19 imm.

17
7. iBeton iDengan iProses iVakum
Beton ihampa imerupakan ibeton idengan iproses ivakum idan isalah isatu idari
ijenis-jenis ibeton iyang icukup ibanyak idigunakan idalam ikonstruksi. iCara
ipembuatan ibeton ihampa iadalah idengan imencampurkan ibahan-bahan iyang
ikemudian idiaduk idan idipadatkan iseperti ipada iumumnya. iYang iberbeda
iadalah isetelah ibeton itercetak ipadat ikemudian iair isisa ireaksi idalam
ipembuatan ibeton idi isedot imenggunakan ivakum ikhusus. iDengan ibegitu
ibeton iyang i idiperoleh iakan imenjadi ibeton iyang isangat ikuat.

18
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2014. Materi Pembesian Beton Bertulang.


http://materipembesianbetonbertulang.blogspot.com/2014/08/pengertian-dan-
penulangan-beton.html. (Diakses 14 Agustus 2014)
Anonim. 2021. Pengertian Ready Mix dan Mutu Beton.
https://mitrareadymix.com/pengertian-ready-mix-dan-mutu-beton/#:~:text=Ready
%20Mix%20adalah%20istilah%20untuk,pada%20area%20proyek%20yang
%20diinginkan.%20i. (Diakses Tahun 2021)
Anonim. 2021. Tips Mengecor di Dalam Air.
http://seputarbeton.blogspot.com/2016/04/tips-mengecor-di-dalam-air.html.
(Diakses Tahun 2021)
Ardiansyah, Roni. 2010. Beton Tremie
https://ronymedia.wordpress.com/2010/04/26/beton-tremie/#:~:text=Tremie
%20adalah%20pipa%20yang%20cukup,memaksa%20beton%20mengalir
%20dengan%20tekanan.%20i. (Diakses 26 April 2010)
Hansen. 2011. Pengecoran Pada Suhu Tinggi.
https://hansenkammer.wordpress.com/2011/01/22/pengecoran-pada-suhu-tinggi/.
(Diakses 22 January 2011)
Ilmunyaorangsipil. 2017. Pengertian, Fungsi, Jenis Bekistinng serta Kelebihan dan
Kekurangannya. https://ilmunyaorangsipil.blogspot.com/2017/12/bekisting
formwork-mulai-dari.html. (Diakses 27 Desember 2017)
Lasino. 2021. Tata cara penakaran, pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton.

19

Anda mungkin juga menyukai