Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PERANCANGAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE

(BETON MEMADAT SENDIRI) DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH

DAN STRUCTURO OLEH SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI GARUT

Disusun oleh :
Nama : Samimi Alda Rehalat
NPM : 1210172220122008

FAKULTAS TEKNIK PRODI SIPIL


UNIVERSITAS BUMI HIJRAH TIDORE
MALUKU UTARA
2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayahnya sehingga

penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula salam serta salawat

patut kami haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan seluruh

umat dari zaman gelap ke zaman terang benderang ini.

Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi

yang di berikan oleh Bapak Budi A Majid dengan Tema “Pengujian Betion Di Laboraturium”

Berjudul “PERANCANGAN BETON SELF COMPACTING CONCRETE (BETON MEMADAT

SENDIRI) DENGAN PENAMBAHAN FLY ASH DAN STRUCTURO”.

Terimakasih kami sampaikan untuk semua pihak baik keluarga, teman-teman, dan sumber

ilmu lainnya , yang membantu penulis sehingga dapat menyeesaikan makalah ini. Harapan penulis

semoga pembuatan makalah ini dapat memberi suplemen ilmu kepada siapa saja yang membaca

makalah ini aammin yarabbal aalamin. Akan tetapi kami menyadari bahwa dalam penyusunan

makalah ini terdapat banyak kekurangan maka dari itu kami sangat membutuhkan saran serta krtik

agar dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik. Sekian yang dapat kami sampaikan.

Wassalamualaikum Wr Wb

Sofifi,26 Mei 2023

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ......................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang.........................................................................................................2

B. Rumusan Masalah... ....... ........................................................................................2

C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................3

A. Pengertian Beton ....................................................................................................3

B. Self compacting concrete .......................................................................................3

C. Metode Penelitian ...................................................................................................4

D. Hasil dan pembahasan perancangan beton self compacting concrete

(beton memadat sendiri) dengan penambahan fly ash dan structuro. ..............5

BAB III PENUTUP ...........................................................................................................16

A. Kesimpulan.................................................................................................................16

B. Saran.... .......................................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA ..........................................................................................................18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keandalan beton sebagai material konstruksi yang paling banyak digunakan tidak diragukan

lagi. Sampai saat ini secara material beton masih lebih jauh lebih murah dari pada baja. Tidak hanya

faktor ekonomis saja, para peneliti dibidang energi juga telah memperhatikan faktor energi dalam

memberikan penilaian material beton yang lebih ramah lingkungan. Pada proses pemadatan beton,

diperlukan bantuan getaran dan tumbukan. Tetapi dapat menyulitkan ketika pengerjaan pada daerah

– daerah atau tempat yang sempit yang tidak bisa dijangkau oleh alat pemadat beton. Seperti yang

telah kita ketahui bahwa dalam era globalisasi kita dituntut untuk mengikuti perkembangan

teknologi yang ada. Hal ini disebabkan kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Hal yang

serupa juga terjadi pada teknologi beton. Perkembangan dunia teknologi beton saat ini mengarah

pada beton dengan tingkat fluiditas yang tinggi sehingga tidak perlu lagi bantuan pemadatan yaitu

Self Compacting Concrete (S.C.C).

Beton memadat mandiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang mampu

mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat pemadat yang

sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali. Beton ini, memanfaatkan pengaturan

ukuran agregat, porsi agregat dan van admixture superplastiziser untuk mencapai kekentalan khusus

yang memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat pemadat. Sekali dituang ke dalam

cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi, termasuk

pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang Sangat rapat. Beton ini akan mengalir ke

semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton. (Ladwing,

II – M.,Woise,F.,Hemrich, W . and Ehrlich, N . 2001).

Penelitian ini berupa eksperimen laboratorium dengan pengujian terhadap material SCC. Self

Compacting Concrete merupakan varian beton yang memiliki tingkat derajat pengerjaan

(workability) tinggi dan juga memiliki kekuatan awal yang besar, sehingga membutuhkan faktor air
1
semen yang rendah. Pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penambahan admixture kimia

Superplasticizer “Structuro” dan Filler “Fly Ash” terhadap karakteristik SCC. Superplasticizer

dicampurkan dengan kadar 0,3 % dengan mengurangi kadar air campuran. Sedangkan untuk Fly Ash

sekitar 8% dari volume campuran beton per m3. Metode pengujian SCC dengan Slump-Cone Test

pada kondisi segar. Selanjutnya dilakukan pengetesan kuat tekan pada umur 3 dan 7 hari. Hasil

penelitian, Fly Ash dapat digunakan sebagai Filler dalam pembuatan rancangan beton SCC. Untuk

penggunaan Structuro di atas 2,5 % hendaknya dihindari karena tidak efektif terhadap kemampuan

mereduksi airsehingga akan menimbulkan efek negative seperti segregation dan bleeding.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan beton ?

2. Apa yang di maksud dengan Self Compacting Concrete?

3. Bagaimana Metode Penelitian yang di pakai?

4. Bagaimana hasil dan pembahasan perancangan beton self compacting concrete (Beton

memadat sendiri ) dengan penambahan fly ash dan structuro?

C. Tujuan Penulisan

Mengetahui hasil dari pengeujian laboraturium daripada perancangan beton self compacting

concrete (Beton memadat sendiri) dengan penambahan fly ash dan structuro.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Beton

Beton dalam konstruksi teknik didefinisikan (dibataskan) sebagai batu buatan yang dicetak pada

suatu wadah atau cetakan dalam keadaan cair atau kental, yang kemudian mampu untuk mengeras

secara baik. Beton terdiri dari agregat halus, agregat kasar dan suatu bahan pengikat. Bahan pengikat

yang lazim dipakai umumnya adalah bahan pengikat yang bersifat hidrolik dalam arti akan mengikat

dan mengeras secara baik kalau dicampur dengan air. (Soetjipto, Ismoyo; 1978; Konstruksi Beton 1).

B. Self Compacting Concrete

SCC adalah suatu beton yang ketika masih berbentuk beton segar mampu mengalir melalui

tulangan dan memenuhi seluruh ruang yang ada didalam cetakan secara padat tanpa ada bantuan

pemadatan manual atau getaran mekanik. (Tjaronge et.al 2006 dan Hartono, et.al 2007).

Secara umum Self Compacting Concrete merupakan varian beton yang memiliki tingkat derajat

pengerjaan (workability) tinggi dan juga memiliki kekuatan awal yang besar, sehingga membutuhkan

faktor air semen yang rendah.

Sugiharto et.al (2001 dan 2006), untuk mendapatkan campuran beton dengan tingkat workabilitas dan

kekuatan awal yang tinggi, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

Agregat kasar dibatasi jumlahnya sampai kurang lebih 50% dari campuran beton.

Pembatasan jumlah Agregat halus kurang lebih 40% dari volume beton.

Penggunaan superplasticizer pada campuran beton untuk tingkat workability yang tinggi sekaligus

menekan factor air semen untuk mendapatkan kekuatan awal yang besar.

Ditambahkan bahan pengisi (filler) pada campuran beton, antara lain Fly Ash dan Silica Fume untuk

menggantikan sebagian komposisi semen, hal ini ditujukan untuk meningkatkan keawetan

(durabilitas) dan kekuatan tekan beton.

3
B. Metode Penelitian

Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengadakan study literatur untuk

mendapatkan hipotesis dan pemahaman yang lebih baik mengenai beton memadat sendiri (Self

Compacting Concrete). Selanjutnya dalam upaya penyelesaian penelitian ini, kami menggunakan

metode penelitian di Laboratorium guna meneliti, mempelajari dan menganalisa.

4
C. Hasil dan pembahasan perancangan beton self compacting concrete (Beton

memadat sendiri ) dengan penambahan fly ash dan structuro

a. Concrete Mix Design

Pada dasarnya Concrete Mix Design adalah proses menentukan komposisi campuran adukan

beton berdasarkan data-data dari bahan dasar untuk beton (misalnya gradasi, kadar air, berat isi,

berat jenis dll). Dari komposisi campuran ini diharapkan akan dihasilkan beton yang memenuhi

sifat-sifat minimum kekuatan, kekentalan, keawetan dan ekonomis. Untuk memenuhi sifat-sifat

tersebut, campuran beton yang harus dibuat harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:

a. Kekuatan tekan (Compressive Strength) minimum sesuai dengan kebutuhan structural;

b. Factor air semen (FAS) atau rasio air semen maksimum atau kadar semen maksimum;

c. Kadar semen maksimum untuk mencegah terjadinya retak akibat siklus temperature dalam

beton masa;

d. Kadar semen maksimum untuk mencegah retak susut;

e. Kepadatan minimum untuk jenis-jenis structural tertentu.

Maksud dan tujuan Concrete Mix Design adalah untuk digunakan sebagai salah satu acuan

bagi perencana dan pelaksanaan dalan merencanakan proporsi campuran beton, yang menghasilkan

mutu beton yang sesuai dengan yang direncanakan.

5
Berikut ini tabel isian Concrete Mix Design tiap m3 yang telah kami lakukan :

Tabel 1 Desain Campuran SCC

b. Sumber Pengambilan Material

Material-material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Semen Tipe I merk TIGA

RODA, pasir Galunggung Tasikmalaya Jawa Barat, fly ash batu bara dan superlasticizer jenis

Strukturo.

1. Agregat Halus : Pasir Galunggung

Meletusnya gunung Galunggung tahun 1982, mengakibatkan menumpuknya material pasir

di sekelilingnya, yang dapat membahayakan penduduk yang bermukim di sekitarnya terutama pada

musim hujan, sehingga perlu dilakukan usaha untuk penanggulangannya. Pemerintah

menginstruksikan agar material tersebut dipindahkan, dan jika mungkin digunakan sebagai bahan

konstruksi. Tujuan penelitian yang dilakukan dalam thesis ini adalah untuk menyelidiki apakah

pasir Galunggung dapat di stabilisasi dengan mempergunakan proses campuran dingin dengan

kombinasi cut-back bitumen, clayey silt dan air, serta memenuhi kriteria sebagai bahan konstruksi

jalan. Untuk keperluan tersebut diatas, beberapa kombinasi dari clayey silt dan air dicampur dengan

material tersebut. Dari test laboratoriun memperlihatkan bahwa penambahan clayey silt dalam

6
campuran meningkatkan stabilitas Marshall dan peningkatan kadar air juga memberi pengaruh

dalam meningkatkan stabilitasnya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kombinasi

campuran memenuhi syarat yang ditetapkan oleh ASPHALT INSTITUTE (1975) untuk dipakai

sebagai material base dan beberapa campuran memenuhi kriteria yang ditetapkan HARRIS et al

(1983). Campuran yang cukup baik diperoleh dengan kadar bitumen 5 persen, clayey silt 9 persen

dan air 6 persen.

2. Fly Ash

Fly ash adalah suatu hasil samping yang diperoleh dari pembakaran batubara di pusat-pusat tenaga

listrik modern. Fly ash merupakan material berbentuk bubuk yang sangat halus dan komponen yang

terbanyak adalah silika yang hampir semuanya berbentuk butir-butir bulat. Secara umum dikenal dua jenis

fly ash yaitu jenis Low Calcium Fly Ash (LFA) dan High Calcium Fly Ash (HFA), komposisi kandungan

senyawa dalam kedua jenis fly ash tersebut adalah sebagai berikut :

7
Fly ash sangat luas pemakaiannya dalam kaitan material semen untuk produksi beton premix,

beton siap pakai. Bangunan beton, pipa beton, dan sebagainya. Di Australia bahan ini dipakai

sebagai bahan standar untuk campuran beton.

3. Superplasticizer : STRUCTURO

Bahan ini adalah bahan tambah yang bersifat high range water reducer (HRWR) yang

berfungsi untuk mengurangi jumlah air campuran cukup banyak tapi dengan tetap mempertahankan

konsistensi tertentu. Dengan demikian penggunaan superplasticizer dalam campuran beton mutu

tinggi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Adapun bahan superplasticizzer yang

kami gunakan adalah jenis Structuro.

4. Semen Portland Tipe I : Ex TIGA RODA

➢ penggunaan :

a. Untuk pemakaian secara umum dan untuk semua mutu beton;

b. Untuk struktur bangunan bertingkat sampai dengan gedung bertingkat tinggi;

c. Struktur jembatan dan jalan beton;

d. Untuk paving block;

e. Untuk pemasangan bata, pelesteran dan acian.

➢ Sifat-sifat .

a. Mudah pengerjaan.

b. Suhu adukan rendah, sehingga hasilnya tidak mudah retak.

c. Menghasilkan permukaan pelesteran yang halus dan beton yang halus.

d. Kedap air.

e. Tahan terhadap sulfat.

f. Mempunyai kuat tekan yang tinggi.

g. Bangunan konsrtruksi menjadi tahan lama.

➢ Spesifikasi Teknis PCC

8
5. Batu Lagadar

Ciri umum padat, tidak berongga, abu-abu kebiruan atau kemerahan. Bentuk bongkah ,

permukaan tidak rata. Tingkat kekerasan beragam tergantung pada ke dalaman tambang. Sifat:

Sangat sedikit menyerap air, mudah dibersihkan, tahan terhadap cuaca, sifat struktur yangkuat,

bagus dipakai sebagai batu pondasi. Informasi Geologis: Batu Lagadar merupakan batuan intrusive

jenis gabro berbutir kasar yangmemperlihatkan tekstur kristalin dan masif. Bentuk intrusi ini diduga

berupa stock kecil. Posisi batuan terletak dekat dengan (tampak pada foto) Kandungan rata-rata

unsurdominan SiO2 : 48.36%dan Al2O3 :16.81%. Lokasi penambangan: Desa Lagadar, Leuwigajah,

9
Penambangan terbuka dilakukan dalam skala besar dan kecil yang mengubah bentang alam asal

menjadi dataran berpasir.

c. Uraian Hasil Pengujian

Pada penelitian SCC dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui karakteristik dan

batasan- batasan yang harus dicapai suatu varian beton untuk memenuhi kriteria Self Comfacting

Concrete (SCC) Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menguji benda uji beton berbentu

silinder pada umur 3, 7 dan 14 hari. Benda uji silinder beton berupa beton dengan campuran beton

dengan penambahan pozzolan (fly ash) sebesar 8%, campuran beton dengan penambahan

superplasticizer Ex. Structuro 0,3%. Pada setiap variasi digunakan tiga buah benda uji dan dalam

perhitungan digunakan kuat tekan rata-rata.

1. Pengujian beton keras

➢ Pembuatan kaping (Capping) untuk benda uji silinder beton

a. Maksud

10
b. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memberi lapisan perata bagi permukaan tekan benda uji silinder

beton dengan bahan gypsum berkekuatan tringgi atau dengan mortar sulfur, sebelumdilakukan uji

tekan. Peralatan

- Kuas

- Pelumas

- Cetakan baja

- Sendok logam

- Timbangan

- Pot pemanas listrik

c. Contoh uji

Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah silinder beton, bahan kaping

(belerang+fly ash).

d. Langkah-langkah pengujian

1. Panaskan campuran antara belerang dengan fly ash dengan perbandingan 8 bagian berat

belerang : 2 bagian berat fly ash, menggunakan pemanas listrik (Capping Melting Pot)

sampai mencair sempurna.

2. Tuangkan campuran bahan yang telah mencair ke dalam cetakan baja.

3. Letakan salah satu permukasan salah satu b enda uji silinder diatas cetakan baja yang

telah diisi bahan kaping cair.

4. Setelah cairan kaping cukup keras dan menempel pada perrmukaan beton ambil benda uji

dari cetakan baja dengan hati-hati.

Lakukan prosedur pada butir 2 dan 3 untuk permukaan tekan benda uji yang lainnya.

5. Lakukan prosedur pada butir 2 dan 3 untuk permukaan tekan benda uji yang lainnya.

11
2. Pengujian kuat tekan beton

a. Maksud

Pengujian ini di maksudkan untuk menentukan kuat tekan beton berbentuk silinder atau

kubus yang dibuat dan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah beban

persatuan luas yang menyebabkan beton hancur.

b. Referensi

SK SNI T-15-1990-03

c. Peralatan

- Timbangan

- Mesin tekan (Hammer Test)

- Satu set alat pelapis

Gambar 6. Hammer Test

12
d. Contoh Uji

Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton.

e. Langkah-langkah Pengujian

➢ Letakkan benda uji pada mesin tekan secara metris.

➢ Jalankan mesin tekan dengan penambahan beben yang konstan

berkisar antara 2sampai 4 kg/cm2 perdetik.

➢ Lakukan pembebanan sampai benda uji menjadi hancur dan catatlah

beban maksimumyang terjadi selama pemeriksaan benda uji.

13
Data hasil pengujian kuat tekan beton untuk masing-masing variasi benda uji

beton disajikandalam tabel dibawah ini.

Tabel 4. Spesifikasi Teknis PCC Semen TIGA RODA

(Sumber)Analisa perhitungan

14
3. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete

Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk pembuatan campuran per m3

beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per kg masing-masing

material pembentuk beton. Proporsi campuran dan harga per kg material beton dapat

dilihat pada table.

Tabel 5. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete

4. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete

Untuk mengetahui biaya yang diperlukan untuk pembuatan campuran per m3

beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per kg masing-masing

material pembentuk beton. Proporsi campuran dan harga per kg material beton dapat

dilihat pada table.

Tabel 5. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete

(Sumber) Analisa perhitungan

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari percobaan dan pengujian yang dilakukan dalam Beton SCC ini dapat diambil

kesimpulan, yaitu:

1. Penggunaan fly ash ternyata dapat digunakan sebagai Filler atau bahan pengganti

semen dalam pembuatan rancangan beton Self Compacting Concrete. Sebaiknya

penggunaan fl ash yaitu 20%.

2. Penggunaan admixture Structuro dalam batas nilai tertentu sangat dominan

pengaruhnya terhadap workability campuran beton SCC maupun kekuatan dan mutu

beton yang dihasilkan. Sifat water reducer yang tinggi pada Structuro dapat menjaga

nilai factor air- semen tetap rendah dengan tidak mengurangi workabilitas campuran

beton yang diharapkan.

3. Penggunaan Structuro diatas 2,5% hendaknya dihindari karena selain penambahan

dosis tersebuttidak efektif terhadap kemampuan mereduksi airnya semakin kecil juga

akan timbul efek-efek negatif yang tidak diharapkan yaitu segregation dan bleeding.

16
B. Saran

Penggunaan Fly ash dan Admixture Structuro mempunyai potensi yang sangat

baik dalam merancang suatu beton memadat sendiri (Self Compacting Concrete). Oleh

karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Untuk itu, perlu

kiranya penulis memberikan saran yang berhubungan dengan penilitian ini, antara lain:

1. Walaupun penggunaan Fly ash dapat menambahkan kekuatan dari beton SCC

namun mengingat harganya yang jauh dari ekonomis maka diperlu dilakukan

penelitian guna mencari alternative solusi lain guna mengganti Fly ash dengan

bahan lain sebagai Filler yang lebih ekonomis.

2. Selain pengujian Slump Flow hendaknya pengujian mengenai workability dari Self

Compacting Concrete seperti V-Funnel Test, L-Box, U-Box dan lain sebagainya

juga dilaksanakan.

17
DAFTAR PUSTAKA

[1] Soetjipto, Ismoyo; 1978; Konstruksi Beton 1; PT.Gaya Tunggal G.T; Jakarta.

[2] Dinas Pertacip Kota Garut; 2012; Analisis Harga Satuan Upah dan Bahan Kota

Garut.

[3] Sunggono kh; 1995; Buku Teknik Sipil; Penerbit Nova; Bandung.

[4] Hartono, et.al 2007, Pertimbangan pada Perbaikan dan Perkuatan Struktur

Bangun PascaGempa, Seminar HAKI, Jakarta

[5] SK SNI T-15-1991-03. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.

[6] Sugiharto, Handoko, et.al 2001, Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self

Compacting Concrete, Jurnal Dimensi Teknik Sipil Vol.8, UK Petra.

[7] Departemen Pekerjaan Umum, Badan Litbang, Pusat Litbang Prasarana Transportasi,

“Pemanfaatan Bio Pozzolan Reaktif Untuk Mengurangi Pemakaian Semen (PC) Pada

Beton’. Laporan AkhirPenelitian, 2006.

[8] Kusnadi, Bab-bab Tertentu Dari Teknologi Beton dan Baja Tulangan, Departemen

PekerjaanUmum, Direktorat Jendral Bina Marga.

[9] Meda Sagala (2000), Perubahan Fisika-Kimia dari Mineral pada Pembakaran

Lempung, InformasiTeknologi Keramik dan Gelas.

[10] Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil,

SNI 03-6825-2002.

[11] PT. Wahana Pozzolanic, Memperkenalkan Pozzolanic Fly ash, Jakarta, Indonesia.

18

Anda mungkin juga menyukai