Disusun oleh :
Nama : Samimi Alda Rehalat
NPM : 1210172220122008
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan inayahnya sehingga
penulis dapat menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tak lupa pula salam serta salawat
patut kami haturkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membebaskan seluruh
Makalah ini kami buat untuk memenuhi tugas mata kuliah Teknologi Bahan Konstruksi
yang di berikan oleh Bapak Budi A Majid dengan Tema “Pengujian Betion Di Laboraturium”
Terimakasih kami sampaikan untuk semua pihak baik keluarga, teman-teman, dan sumber
ilmu lainnya , yang membantu penulis sehingga dapat menyeesaikan makalah ini. Harapan penulis
semoga pembuatan makalah ini dapat memberi suplemen ilmu kepada siapa saja yang membaca
makalah ini aammin yarabbal aalamin. Akan tetapi kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini terdapat banyak kekurangan maka dari itu kami sangat membutuhkan saran serta krtik
agar dapat membangun makalah ini menjadi lebih baik. Sekian yang dapat kami sampaikan.
Wassalamualaikum Wr Wb
i
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang.........................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.....................................................................................................2
(beton memadat sendiri) dengan penambahan fly ash dan structuro. ..............5
A. Kesimpulan.................................................................................................................16
B. Saran.... .......................................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keandalan beton sebagai material konstruksi yang paling banyak digunakan tidak diragukan
lagi. Sampai saat ini secara material beton masih lebih jauh lebih murah dari pada baja. Tidak hanya
faktor ekonomis saja, para peneliti dibidang energi juga telah memperhatikan faktor energi dalam
memberikan penilaian material beton yang lebih ramah lingkungan. Pada proses pemadatan beton,
diperlukan bantuan getaran dan tumbukan. Tetapi dapat menyulitkan ketika pengerjaan pada daerah
– daerah atau tempat yang sempit yang tidak bisa dijangkau oleh alat pemadat beton. Seperti yang
telah kita ketahui bahwa dalam era globalisasi kita dituntut untuk mengikuti perkembangan
teknologi yang ada. Hal ini disebabkan kebutuhan manusia akan teknologi semakin besar. Hal yang
serupa juga terjadi pada teknologi beton. Perkembangan dunia teknologi beton saat ini mengarah
pada beton dengan tingkat fluiditas yang tinggi sehingga tidak perlu lagi bantuan pemadatan yaitu
Beton memadat mandiri (self compacting concrete, SCC) adalah beton yang mampu
mengalir sendiri yang dapat dicetak pada bekisting dengan tingkat penggunaan alat pemadat yang
sangat sedikit atau bahkan tidak dipadatkan sama sekali. Beton ini, memanfaatkan pengaturan
ukuran agregat, porsi agregat dan van admixture superplastiziser untuk mencapai kekentalan khusus
yang memungkinkannya mengalir sendiri tanpa bantuan alat pemadat. Sekali dituang ke dalam
cetakan, beton ini akan mengalir sendiri mengisi semua ruang mengikuti prinsip grafitasi, termasuk
pada pengecoran beton dengan tulangan pembesian yang Sangat rapat. Beton ini akan mengalir ke
semua celah di tempat pengecoran dengan memanfaatkan berat sendiri campuran beton. (Ladwing,
Penelitian ini berupa eksperimen laboratorium dengan pengujian terhadap material SCC. Self
Compacting Concrete merupakan varian beton yang memiliki tingkat derajat pengerjaan
(workability) tinggi dan juga memiliki kekuatan awal yang besar, sehingga membutuhkan faktor air
1
semen yang rendah. Pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penambahan admixture kimia
Superplasticizer “Structuro” dan Filler “Fly Ash” terhadap karakteristik SCC. Superplasticizer
dicampurkan dengan kadar 0,3 % dengan mengurangi kadar air campuran. Sedangkan untuk Fly Ash
sekitar 8% dari volume campuran beton per m3. Metode pengujian SCC dengan Slump-Cone Test
pada kondisi segar. Selanjutnya dilakukan pengetesan kuat tekan pada umur 3 dan 7 hari. Hasil
penelitian, Fly Ash dapat digunakan sebagai Filler dalam pembuatan rancangan beton SCC. Untuk
penggunaan Structuro di atas 2,5 % hendaknya dihindari karena tidak efektif terhadap kemampuan
mereduksi airsehingga akan menimbulkan efek negative seperti segregation dan bleeding.
B. Rumusan Masalah
4. Bagaimana hasil dan pembahasan perancangan beton self compacting concrete (Beton
C. Tujuan Penulisan
Mengetahui hasil dari pengeujian laboraturium daripada perancangan beton self compacting
concrete (Beton memadat sendiri) dengan penambahan fly ash dan structuro.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Beton
Beton dalam konstruksi teknik didefinisikan (dibataskan) sebagai batu buatan yang dicetak pada
suatu wadah atau cetakan dalam keadaan cair atau kental, yang kemudian mampu untuk mengeras
secara baik. Beton terdiri dari agregat halus, agregat kasar dan suatu bahan pengikat. Bahan pengikat
yang lazim dipakai umumnya adalah bahan pengikat yang bersifat hidrolik dalam arti akan mengikat
dan mengeras secara baik kalau dicampur dengan air. (Soetjipto, Ismoyo; 1978; Konstruksi Beton 1).
SCC adalah suatu beton yang ketika masih berbentuk beton segar mampu mengalir melalui
tulangan dan memenuhi seluruh ruang yang ada didalam cetakan secara padat tanpa ada bantuan
pemadatan manual atau getaran mekanik. (Tjaronge et.al 2006 dan Hartono, et.al 2007).
Secara umum Self Compacting Concrete merupakan varian beton yang memiliki tingkat derajat
pengerjaan (workability) tinggi dan juga memiliki kekuatan awal yang besar, sehingga membutuhkan
Sugiharto et.al (2001 dan 2006), untuk mendapatkan campuran beton dengan tingkat workabilitas dan
Agregat kasar dibatasi jumlahnya sampai kurang lebih 50% dari campuran beton.
Pembatasan jumlah Agregat halus kurang lebih 40% dari volume beton.
Penggunaan superplasticizer pada campuran beton untuk tingkat workability yang tinggi sekaligus
menekan factor air semen untuk mendapatkan kekuatan awal yang besar.
Ditambahkan bahan pengisi (filler) pada campuran beton, antara lain Fly Ash dan Silica Fume untuk
menggantikan sebagian komposisi semen, hal ini ditujukan untuk meningkatkan keawetan
3
B. Metode Penelitian
Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan mengadakan study literatur untuk
mendapatkan hipotesis dan pemahaman yang lebih baik mengenai beton memadat sendiri (Self
Compacting Concrete). Selanjutnya dalam upaya penyelesaian penelitian ini, kami menggunakan
4
C. Hasil dan pembahasan perancangan beton self compacting concrete (Beton
Pada dasarnya Concrete Mix Design adalah proses menentukan komposisi campuran adukan
beton berdasarkan data-data dari bahan dasar untuk beton (misalnya gradasi, kadar air, berat isi,
berat jenis dll). Dari komposisi campuran ini diharapkan akan dihasilkan beton yang memenuhi
sifat-sifat minimum kekuatan, kekentalan, keawetan dan ekonomis. Untuk memenuhi sifat-sifat
tersebut, campuran beton yang harus dibuat harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:
b. Factor air semen (FAS) atau rasio air semen maksimum atau kadar semen maksimum;
c. Kadar semen maksimum untuk mencegah terjadinya retak akibat siklus temperature dalam
beton masa;
Maksud dan tujuan Concrete Mix Design adalah untuk digunakan sebagai salah satu acuan
bagi perencana dan pelaksanaan dalan merencanakan proporsi campuran beton, yang menghasilkan
5
Berikut ini tabel isian Concrete Mix Design tiap m3 yang telah kami lakukan :
Material-material yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari Semen Tipe I merk TIGA
RODA, pasir Galunggung Tasikmalaya Jawa Barat, fly ash batu bara dan superlasticizer jenis
Strukturo.
di sekelilingnya, yang dapat membahayakan penduduk yang bermukim di sekitarnya terutama pada
menginstruksikan agar material tersebut dipindahkan, dan jika mungkin digunakan sebagai bahan
konstruksi. Tujuan penelitian yang dilakukan dalam thesis ini adalah untuk menyelidiki apakah
pasir Galunggung dapat di stabilisasi dengan mempergunakan proses campuran dingin dengan
kombinasi cut-back bitumen, clayey silt dan air, serta memenuhi kriteria sebagai bahan konstruksi
jalan. Untuk keperluan tersebut diatas, beberapa kombinasi dari clayey silt dan air dicampur dengan
material tersebut. Dari test laboratoriun memperlihatkan bahwa penambahan clayey silt dalam
6
campuran meningkatkan stabilitas Marshall dan peningkatan kadar air juga memberi pengaruh
campuran memenuhi syarat yang ditetapkan oleh ASPHALT INSTITUTE (1975) untuk dipakai
sebagai material base dan beberapa campuran memenuhi kriteria yang ditetapkan HARRIS et al
(1983). Campuran yang cukup baik diperoleh dengan kadar bitumen 5 persen, clayey silt 9 persen
2. Fly Ash
Fly ash adalah suatu hasil samping yang diperoleh dari pembakaran batubara di pusat-pusat tenaga
listrik modern. Fly ash merupakan material berbentuk bubuk yang sangat halus dan komponen yang
terbanyak adalah silika yang hampir semuanya berbentuk butir-butir bulat. Secara umum dikenal dua jenis
fly ash yaitu jenis Low Calcium Fly Ash (LFA) dan High Calcium Fly Ash (HFA), komposisi kandungan
senyawa dalam kedua jenis fly ash tersebut adalah sebagai berikut :
7
Fly ash sangat luas pemakaiannya dalam kaitan material semen untuk produksi beton premix,
beton siap pakai. Bangunan beton, pipa beton, dan sebagainya. Di Australia bahan ini dipakai
3. Superplasticizer : STRUCTURO
Bahan ini adalah bahan tambah yang bersifat high range water reducer (HRWR) yang
berfungsi untuk mengurangi jumlah air campuran cukup banyak tapi dengan tetap mempertahankan
konsistensi tertentu. Dengan demikian penggunaan superplasticizer dalam campuran beton mutu
tinggi merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi. Adapun bahan superplasticizzer yang
➢ penggunaan :
➢ Sifat-sifat .
a. Mudah pengerjaan.
d. Kedap air.
8
5. Batu Lagadar
Ciri umum padat, tidak berongga, abu-abu kebiruan atau kemerahan. Bentuk bongkah ,
permukaan tidak rata. Tingkat kekerasan beragam tergantung pada ke dalaman tambang. Sifat:
Sangat sedikit menyerap air, mudah dibersihkan, tahan terhadap cuaca, sifat struktur yangkuat,
bagus dipakai sebagai batu pondasi. Informasi Geologis: Batu Lagadar merupakan batuan intrusive
jenis gabro berbutir kasar yangmemperlihatkan tekstur kristalin dan masif. Bentuk intrusi ini diduga
berupa stock kecil. Posisi batuan terletak dekat dengan (tampak pada foto) Kandungan rata-rata
unsurdominan SiO2 : 48.36%dan Al2O3 :16.81%. Lokasi penambangan: Desa Lagadar, Leuwigajah,
9
Penambangan terbuka dilakukan dalam skala besar dan kecil yang mengubah bentang alam asal
Pada penelitian SCC dilakukan beberapa pengujian untuk mengetahui karakteristik dan
batasan- batasan yang harus dicapai suatu varian beton untuk memenuhi kriteria Self Comfacting
Concrete (SCC) Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan menguji benda uji beton berbentu
silinder pada umur 3, 7 dan 14 hari. Benda uji silinder beton berupa beton dengan campuran beton
dengan penambahan pozzolan (fly ash) sebesar 8%, campuran beton dengan penambahan
superplasticizer Ex. Structuro 0,3%. Pada setiap variasi digunakan tiga buah benda uji dan dalam
a. Maksud
10
b. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk memberi lapisan perata bagi permukaan tekan benda uji silinder
beton dengan bahan gypsum berkekuatan tringgi atau dengan mortar sulfur, sebelumdilakukan uji
tekan. Peralatan
- Kuas
- Pelumas
- Cetakan baja
- Sendok logam
- Timbangan
c. Contoh uji
Benda uji yang digunakan dalam pengujian ini adalah silinder beton, bahan kaping
(belerang+fly ash).
d. Langkah-langkah pengujian
1. Panaskan campuran antara belerang dengan fly ash dengan perbandingan 8 bagian berat
belerang : 2 bagian berat fly ash, menggunakan pemanas listrik (Capping Melting Pot)
3. Letakan salah satu permukasan salah satu b enda uji silinder diatas cetakan baja yang
4. Setelah cairan kaping cukup keras dan menempel pada perrmukaan beton ambil benda uji
Lakukan prosedur pada butir 2 dan 3 untuk permukaan tekan benda uji yang lainnya.
5. Lakukan prosedur pada butir 2 dan 3 untuk permukaan tekan benda uji yang lainnya.
11
2. Pengujian kuat tekan beton
a. Maksud
Pengujian ini di maksudkan untuk menentukan kuat tekan beton berbentuk silinder atau
kubus yang dibuat dan dirawat di laboratorium. Kekuatan tekan beton adalah beban
b. Referensi
SK SNI T-15-1990-03
c. Peralatan
- Timbangan
12
d. Contoh Uji
Benda uji dibuat dari beton segar yang mewakili campuran beton.
e. Langkah-langkah Pengujian
13
Data hasil pengujian kuat tekan beton untuk masing-masing variasi benda uji
(Sumber)Analisa perhitungan
14
3. Analisis Biaya Campuran Beton Self Compacting Concrete
beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per kg masing-masing
material pembentuk beton. Proporsi campuran dan harga per kg material beton dapat
beton, terlebih dahulu harus diketahui komposisi dari harga per kg masing-masing
material pembentuk beton. Proporsi campuran dan harga per kg material beton dapat
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari percobaan dan pengujian yang dilakukan dalam Beton SCC ini dapat diambil
kesimpulan, yaitu:
1. Penggunaan fly ash ternyata dapat digunakan sebagai Filler atau bahan pengganti
pengaruhnya terhadap workability campuran beton SCC maupun kekuatan dan mutu
beton yang dihasilkan. Sifat water reducer yang tinggi pada Structuro dapat menjaga
nilai factor air- semen tetap rendah dengan tidak mengurangi workabilitas campuran
dosis tersebuttidak efektif terhadap kemampuan mereduksi airnya semakin kecil juga
akan timbul efek-efek negatif yang tidak diharapkan yaitu segregation dan bleeding.
16
B. Saran
Penggunaan Fly ash dan Admixture Structuro mempunyai potensi yang sangat
baik dalam merancang suatu beton memadat sendiri (Self Compacting Concrete). Oleh
karena itu, penelitian ini perlu dikembangkan dan diteliti lebih lanjut. Untuk itu, perlu
kiranya penulis memberikan saran yang berhubungan dengan penilitian ini, antara lain:
1. Walaupun penggunaan Fly ash dapat menambahkan kekuatan dari beton SCC
namun mengingat harganya yang jauh dari ekonomis maka diperlu dilakukan
penelitian guna mencari alternative solusi lain guna mengganti Fly ash dengan
2. Selain pengujian Slump Flow hendaknya pengujian mengenai workability dari Self
Compacting Concrete seperti V-Funnel Test, L-Box, U-Box dan lain sebagainya
juga dilaksanakan.
17
DAFTAR PUSTAKA
[1] Soetjipto, Ismoyo; 1978; Konstruksi Beton 1; PT.Gaya Tunggal G.T; Jakarta.
[2] Dinas Pertacip Kota Garut; 2012; Analisis Harga Satuan Upah dan Bahan Kota
Garut.
[3] Sunggono kh; 1995; Buku Teknik Sipil; Penerbit Nova; Bandung.
[4] Hartono, et.al 2007, Pertimbangan pada Perbaikan dan Perkuatan Struktur
[5] SK SNI T-15-1991-03. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung.
[6] Sugiharto, Handoko, et.al 2001, Penggunaan Fly Ash dan Viscocrete pada Self
[7] Departemen Pekerjaan Umum, Badan Litbang, Pusat Litbang Prasarana Transportasi,
“Pemanfaatan Bio Pozzolan Reaktif Untuk Mengurangi Pemakaian Semen (PC) Pada
[8] Kusnadi, Bab-bab Tertentu Dari Teknologi Beton dan Baja Tulangan, Departemen
[9] Meda Sagala (2000), Perubahan Fisika-Kimia dari Mineral pada Pembakaran
[10] Metode Pengujian Kekuatan Tekan Mortar Semen Portland Untuk Pekerjaan Sipil,
SNI 03-6825-2002.
[11] PT. Wahana Pozzolanic, Memperkenalkan Pozzolanic Fly ash, Jakarta, Indonesia.
18