Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MEKANIKA BAHAN

TEGANGAN DAN REGANGAN


Di Tujukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mekanika Bahan
Oleh Dosen: Sudarwin Hasyim, S. T.,M.T

KELOMPOK 2
ANGGOTA :
• Epa yanti | 1210172220122002
• Wahyudin Abubakar | 1210172220122009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA
TAHUN 2022/2023
MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

DAFTAR ISI

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………………..3

BAB II Pembahasan

1.2 Tegangan Dan Regangan…………………………………………………………………..4


1.3 Tegangan Ijin………………………………………………………………………………7
1.4 Hubungan Antara Tegangan Dan Regangan…………………………………………….10
1.5 Diagram Tegangan – Regangan Untuk Baja Struktural………………………………….14
1.6 Deformasi………………………………………………………………………………...17

BAB III Penutup

Daftar Pustaka

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 2


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada beberapa bahasan mengenai gaya, benda yang mengalami gaya dianggap tidak
mengalami perubahan bentuk. Namun, kenyataannya setiap benda akan mengalami perubahan
bentuk apabila diberikan gaya pada benda tersebut. Pada benda elastis, akan terjadi pertambahan
panjang yang merupakan akibat dari adanya gaya yang bekerja pada benda tersebut. Apabila
gaya yang terjadi terlalu besar, maka benda pun akan meregang dengan sangat besar sehingga
tidak menutup kemungkinan benda tersebut akan patah. Gaya luar yang dikerjakan pada benda
tersebut mengkibatkan terjadinya perubahan bentuk benda (deformasi) yang tidak melebihi
batas proporsional. Sedangkan pada benda plastis, jika benda tersebut diberi gaya maka akan
mengalami pertambahan panjang dan jika gaya yang bekerja pada benda tersebut dihilangkan,
maka benda tidak dapat kembali ke bentuk semula.

Sebenarnya dalam kehidupan kita sehari-hari, kita sering mempraktikan ilmu-ilmu fisika,
baik yang sudah kita pelajari maupun yang belum kita pelajari. Namun seringnya kita tidak
menyadari dan tidak paham akan hal itu. Sebagai contoh hal yang berhubungan dengan fisika
yang sering kita temui dalam kehidupan sehari-hari adalah sebuah karet gelang yang kita
rentangkan, jika kita lepaskan akan kembali ke bentuknya semula. Itulah yang menandakan
adanya sifat elastis benda yang kita kenal dengan keelastisitasan. Semua benda nyata, jika diberi
gaya, akan berubah dibawah pengaruh gaya yang bekerja padanya. Perubahan bentuk atau
volume tersebut ditentukan oleh gaya antarmolekulnya.

Untuk membedakan kedua jenis bahan benda antara benda elastis dan benda plastis, maka
didefinisikan suatu sifat bahan yang disebut elastisitas. Jadi, elastisitas merupakan salah satu
mekanik bahan yang dapat menunjukkan kekuatam, ketahanan, dan kekakuan bahan tersebut
terhadap gaya luar yang diterapkan pada bahan tersebut. Nilai keelastisitasan ini disebut juga
modulus young.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 3


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB II

PEMBAHASAN

1.2 Tegangan dan Regangan


➢ Tegangan
Tegangan merupakan intensitas gaya dalam pada elemen struktur sebagai reaksi terjadinya
deformasi yang timbul akibat bekerjanya beban luar, pada umumnya intensitas gaya ini
berarah miring pada bidang potongan. Tegangan adalah hasil bagi antara gaya Tarik (F) yang
dialami kawat dengan luas penampangnya (A) atau bisa juga di definisikan sebagai gaya per
satuan luas. Rumus tegangan adalah :

𝐺𝑎𝑦𝑎 𝐹
Tegangan = 𝐿𝑢𝑎𝑠 𝑃𝑒𝑛𝑎𝑚𝑝𝑎𝑛𝑔 atau σ = 𝐴

Tegangan merupakan sebuah besaran skalar dan memiliki satuan N/m² atau Pascal (Pa).
F adalah gaya (N), dan A adalah luas penampang (m²).

Dalam praktek keteknikan intensitas gaya tersebut diuraikan menjadi tegak lurus dan
sejajar dengan irisan yang sedang dianalisis. Penguraian intensitas gaya ini dapat dilihat pada
Gambar 2.1, sehingga menghasilkan tegangan normal dan geser.

Gambar 2.1. Komponen Tegangan Normal dan Geser dari Tegangan

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 4


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

Tegangan juga di kelompokan menjadi 3 yaitu :

1. Tegangan Normal adalah intensitas gaya per unit luasan. Tegangan normal dibedakan
menjadi tegangan normal tekan atau kompersi dan tegangan normal Tarik. Apabila gaya-
gaya dikenakan pada ujung-ujung batang sedemikian rupa sehingga batang dalam kondisi
tertarik, maka terjadi tegangan tarik pada batang, jika batang dalam kondisi tertekan maka
terjadi tegangan tekan.
2. Tegangan Geser adalah tegangan yang terjadi jika suatu benda bekerja dengan dua gaya
yang berlawanan arah, tegak lurus sumbu batang, tidak segaris gaya namun pada
penampangnya tidak terjadi momen.
Contoh nyata bekerjanya tegangan normal dan geser dapat dilihat pada Gambar 2.2,
di mana pada batang baja bekerja tegangan normal positif pada Abaja sedangkan pada
sambungan baut bekerja tegangan geser pada Abaut.

Gambar 2.2. Sambungan Baut


3. Tegangan Volume adalah gaya yang bekerja pada suatu benda yang menyebabkan
terjadinya perubahan volume pada benda tersebut tetapi tidak menyebabkan bentuk
benda berubah.

➢ Regangan
Perubahan relatif dalam ukuran atau bentuk suatu benda karena pemakaian
tegangan disebut regangan (strain). Regangan adalah suatu besaran yang tidak
memiliki dimensi karena rumusnya yaitu meter per meter. Definisi regangan
berdasarkan rumusnya adalah perubahan panjang ∆L dibagi dengan panjang awal
benda L . Secara matematis dapat ditulis:

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 5


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

𝑷𝒆𝒏𝒂𝒎𝒃𝒂𝒉𝒂𝒏 𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 ∆𝑳
𝑹𝒆𝒈𝒂𝒏𝒈𝒂𝒏 = 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒆 =
𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈 𝒎𝒖𝒍𝒂 − 𝒎𝒖𝒍𝒂 𝑳𝒐

Tegangan juga di kelompokan menjadi 3 yaitu :

1. Regangan Normal Berdasarkan dimensi panjang elemen batang (L0) yang menerima
beban tarik sebesar P (Gambar 2.3), akan terjadi perpanjangan sebesar ∆L pada elemen
batang. Besaran regangan normal dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan berikut:
∆𝐋
ε=
𝐋₀

Gambar 2.3. Regangan Normal pada Elemen Batang


Seperti halnya dalam penandaan arah gaya, regangan juga diberi tanda
positif jika terjadi gaya tarik yang menyebabkan bertambahnya dimensi batang,
sebaliknya digunakan tanda negatif jika diberikan gaya tekan yang menyebabkan
berkurangnya dimensi batang dibandingkan ukuran semula.

2. Regangan Geser ini timbul akibat bekerjanya gaya geser pada elemen batang.
Fenomena regangan geser dapat dilihat pada Gambar 2.4.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 6


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

3. Regangan Volumetric suatu benda yang menerima gaya luar yang bekerja ke segala
arah, akan menyebabkan terjadinya perubahan volume. Perubahan per satuan volume
yang dihitung berdasarkan volume awalnya disebut regangan volumetric.

1.3 Tegangan Ijin


Tegangan Ijin adalah Tegangan yang terjadi akibat pembebanan yang berlangsung tak
terbatas lamanya pada elemen mesin, tanpa mengakibatkan terjadinya kepatahan maupun
perubahan bentuk yang menuju ke kerusakan. Pemilihan tegangan ijin sangat menentukan untuk
menghitung dan memeriksa kembali ukuran dari elemen mesin.

Besarnya tegangan ijin tergantung pada :

1. Bahan / Material
2. Logam ( Ferro / non Ferro )
3. Non Logam ( Kayu, Keramik etc. )

Jenis Pembebanan

1. Pembebanan Tekan Menghasilkan tegangan tekan sd


2. Pembebanan Tarik menghasilkan tegangan tarik sz
3. Pembebanan Tekuk / Bengkok Menghasilkan tegangan tekuk / bengkok sb
4. Pembebanan Puntir / Torsi Menghasilkan tegangan puntir / torsi tt

Jenis Beban

1. Beban Statik
2. Beban Dinamik Ulang
3. Beban Dinamik Ganti
4. Beban Dinamik Umum

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 7


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

➢ Beban Statik terdapat pada penyangga, tiang, sambungan atap, termasuk didalamnya
konstruksi kran ( katrol ) dan jembatan.

Kekuatan material ( tegangan batas ).

Fm
sB ( atau tB ) = ( N mm2 )
A0

Keterangan :
sB = Batas patah ( N / mm2 )
Fm = Beban maksimum atau beban patah ( N )
A0 = Penampang awal dari batang uji ( mm2 )

➢ Angka keamanan
Beberapa pertimbangan untuk menentukan besarnya angka keamanan
Angka keamanan kecil apabila :
1. Besarnya gaya luar diketahui dengan pasti
2. Patahnya elemen konstruksi yang bersangkutan tidak membawa akibat yang fatal
terhadap keseluruhan konstruksi.
3. Kerusakan dari elemen konstruksi yang bersangkutan dapat diatasi dengan cepat.

Angka keamanan besar apabila :


1. Besarnya gaya luar tidak diketahui dengan pasti
2. patahnya elemen konstruksi yang bersangkutan berakibat fatal terhadap
keseluruhan konstruksi ( membawa kematian, kemacetan operasi ).
3. Kerusakan dari elemen konstruksi yang bersangkutan sukar diatasi ( suku cadang
yang langka / mahal, pengerjaan sukar, kesukaran memperoleh material ).

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 8


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

➢ Efek Lekuk adalah efek yang menurunkan batas tegangan kontinyu ( kekuatan ) material
yang terutama disebabkan oleh perubahan penampang sisi luar, misalnya :
1. Slot / alur ( groove ).
2. Lekuk bubut ( undercut ).
3. Pundak poros ( shoulder ).
4. Lubang bor yang melintang
5. Dan lain-lain.

Penyebab efek lekuk adalah terjadinya pemadatan garis gaya setempat ( di


sekitar lokasi perubahan penampang sisi luar ) yang juga berarti naiknya tegangan pada
bagian tersebut. Material yang keras dan getas lebih peka terhadap efek lekuk. Pada
material elastik puncak-puncak tegangan dapat diimbangi dengan deformasi elastik atau
sebagian deformasi plastik. Puncak tegangan yang sedikit melebihi batas tegangan
kontinyu pada material elastik tidak bersifat merusak elemen konstruksi.

1.4 Hubungan Antara Tegangan dan Regangan


Hubungan antara tegangan dan regangan erat kaitannya dalam teori elastisistas.Hukum
Hooke: “jika benda dibebani dalam batas elastisitasnya maka tegangan berbanding lurus dengan
regangannya.”
𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛
Formula : 𝑅𝑒𝑔𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 = 𝐸 (𝐾𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛)

Hubungan tersebut juga termasuk modulus elastisitas (Modulus Young)

E = konstanta proporsionalitas
σ = tegangan
ε = regangan
σ
Maka : ε

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 9


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

Deformasi benda karena gaya yang bekerja :


Satuannya
N P Beban atau gaya yang bekerja pada benda
m L Panjang benda
m2 A Luas penampang
mm2 ℴ Tegangan
GPa E Konstanta (modulus elastisitas / modulus young)
m ℇ Regangan
m ℴ𝑙 Perubahan panjang benda (Deformasi)

Hukum Hooke menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang linear atau proporsional antara
tegangan dan regangan suatu material

E=σε

Dimana hubungan antara keduanya ditentukan berdasarkan nilai Modulus Elastisitas /


modulus Young (E) dari masing masing material.

Gambar Kurva tegangan-regangan

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 10


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

➢ Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas sering disebut sebagai Modulus Young yang merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan aksial dalam deformasi yang elastis, sehingga
modulus elastisitas menunjukkan kecenderungan suatu material untuk berubah bentuk dan
kembali lagi kebentuk semula bila diberi beban (SNI 2826-2008).
Modulus elastisitas merupakan ukuran kekakuan suatu material, sehingga semakin
tinggi nilai modulus elastisitas bahan, maka semakin sedikit perubahan bentuk yang terjadi
apabila diberi gaya. Jadi, semakin besar nilai modulus ini maka semakin kecil regangan
elastis yang terjadi atau semakin kaku
Besarnya pertambahan panjang yang dialami oleh setiap benda ketika merenggang
adalah berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung dari elastisitas bahannya.
Sebagai contoh, akan lebih mudah untuk meregangkan sebuah karet gelang daripada besi
pegas. Untuk merenggangkan sebuah besi pegas membutuhkan ratusan kali lipat dari tenaga
yang dibutuhkan untuk merenggangkan sebuah karet gelang.

Ketika diberi gaya tarik, karet ataupun pegas akan meregang dan mengakibatkan
pertambahan panjang baik pada karet gelang ataupun besi pegas. Besarnya pertambahan
yang terjadi tergantung pada elastisitas bahannya dan seberapa besar gaya yang bekerja
padanya. Semakin elastis sebuah benda, maka semakin mudah benda tersebut untuk
dipanjangkan atau dipendekan. Semakin besar gaya yang bekerja pada suatu benda, maka
semakin besar pula tegangan dan regangan yang terjadi pada benda itu, sehingga semakin
besar pula pemanjangan atau pemendekan dari benda tersebut. Jika gaya yang bekerja
berupa gaya tekan, maka benda akan mengalami pemendekan, sedangkan jika gaya yang
bekerja berupa beban tarik, maka benda akan mengalami perpanjangan.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 11


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

Bisa disimpulkan bahwa regangan (ε) yang terjadi pada suatu benda berbanding
lurus dengan tegangannya (σ) dan berbanding terbalik terhadap ke elastisitasannya. Ini
dinyatakan dengan rumus :

Bila nilai E semakin kecil, maka akan semakin mudah bagi bahan untuk
mengalami perpanjangan atau perpendekan.
jika kita menguraikan rumus tegangan dan regangan didapat persamaan:

Dalam SI, satuan Modulus Young sama dengan satuan tegangan (N/m2), karena
pembagian tegangan dengan regangan tidak menimbulkan pengurangan satuan (regangan
tidak memiliki satuan). Semakin besar nilai modulus suatu benda, maka semakin sulit benda
tersebut dapat memanjang, dan sebaliknya.
• Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap
regangan volume, maka disebut dengan Modulus Bulk yang menunjukkan besarnya
hambatan untuk mengubah volume suatu benda, dan
• Jika modulus elastisitas menyatakan perbandingan antara tegangan terhadap
regangan shear, maka disebut dengan Modulus Shear yang menunjukkan hambatan
gerakan dari bidang- bidang benda padat yang saling bergesekan.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 12


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

1.5 Diagram Tegangan-Regangan Untuk Baja Struktural

Diagram tegangan-regangan untuk baja struktural tipikal yang mengalami tarik diperlihatkan
pada gambar di atas.

Hasil-hasil pengujian biasanya tergantung pada benda uji. Karena sangat kecil
kemungkinannya kita menggunakan struktur yang ukurannya sama dengan ukuran benda uji,
maka kita perlu menyatakan hasil pengujian dalam bentuk yang dapat diterapkan pada elemen
struktur yang berukuran berapapun. Cara sederhana untuk mencapai tujuan ini adalah dengan
mengkonversikan hasil pengujian tersebut ke tegangan dan regangan.

Setelah melakukan uji tarik atau tekan dan menentukan tegangan dan regangan pada
berbagai taraf beban, kita dapat memplot diagram tegangan dan regangan. Diagram tegangan-
regangan merupaka karakteristik dari bahan yang diuji dan memberikan informasi penting
tentang besarab mekanis dan jenis perilaku. Bahan baja struktural, yang dikenal dengan baja
lunak atau baja karbon rendah. Baja struktural adalah salah satu bahan metal yang paling banyak
digunakan untuk gedung, jembatan, menara, dan jenis struktur lain.

Dimana diagram dimulai dengan garis lurus dari pusat sumbu 0 ke titik A, yang berarti
bahwa hubungan antara tegangan dan regangan pada daerah ini linier dan proporsional, dimana
titik A tegangan maksimum, tidak terjadi perubahan bentuk ketika beban diberikan disebut
batas elastis, jadi tegangan di A disebut limit proporsional, dan OA disebut daerah elastis.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 13


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

Dengan meningkatnya tegangan hingga melewati limit proporsional, maka regangan


mulai meningkat secara lebih cepat untuk setiap pertambahantegangan. Dengan demikian kurva
tegangan-regangan mempunyaikemiringan yang berangsur-angsur semakin kecil sampai pada
titik B kurvatersebut menjadi horisontal. Mulai dari titik B terjadi perpanjangan yang cukup
besar pada benda uji tanpa adanya pertambahan gaya tarik (dari B ke C), fenomena ini disebut
luluh dari bahan, dan titik B disebut titik luluh. Di daerah antara B dan C, bahan menjadi plastis
sempurna, yang berarti bahwa bahan terdeformasi tanpa adanya pertambahan beban. Sesudah
mengalami regangan besar yang terjadi selama peluluhan di daerah BC, baja mulai mengalami
pengerasan regang (strain hardening). Perpanjangan benda di daerah ini membutuhkan
peningkatan beban tarik, sehingga diagram tegangan-regangan mempunyai kemiringan positif
dari C ke D, dan beban pada akhirnya mencapai harga maksimum, dan tegangan di titik D
disebut tegangan ultimit. Penarikan batang lebih lanjut akan disertai dengan pengurangan
beban dan akhirnya terjadi putus/patah di suatu titik yaitu pada titik E.

Tegangan luluh dan tegangan ultimit dari suatu bahan disebut juga masing-masing
kekuatan luluh dan kekuatan ultimit. Kekuatan adalah sebutan umum yang merujuk pada
kapasitas suatu struktur untuk menahan beban. Sebagai contoh kekuatan luluh dari suatu balok
adalah besarnya beban yang dibutuhkan untuk terjadinya luluh di balok tersebut, dan kekuatan
ultimit dari suatu rangka batang adalah beban maksimum yang dapat dipikulnya, yaitu beban
gagal. Tetapi dalam melakukan uji tarik untuk suatu bahan, didefinisikan kapasitas pikul beban
dengan tegangan di suatu benda uji, bukannya beban total yang bekerja pada benda uji. Karena
itu, kekuatan bahan biasanya dinyatakan dalam tegangan.

➢ Sifat-Sifat Mekanis Bahan


1) Batas proporsional (proportional limit), yaitu tegangan maksimum yang terjadi
selama diberikan beban, sehingga tegangan merupakan fungsi linier dari regangan.
2) Batas elastis (elastic limit), yaitu tegangan maksimum yang terjadi selama diberikan
beban, sehingga tidak terjadi perubahan bentuk atau deformasi ketika pembebanan
dipindahkan. Untuk kebanyakan bahan nilai batas elastis dan batas proporsional
hampir sama. Nilai batas elastis selalu sedikit lebih besar dari pada batas proporsi.
Selang elastis (elastic ranges) yaitu rentang kurva teganganregangan yang terjadi

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 14


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

dari origin sampai batas proporsi. Selang plastis (plastic ranges), yaitu rentang kurva
tegangan-regangan yang ditarik dari batas proporsi sampai runtuh.
3) itik leleh, yaitu titik dimana terjadi peningkatan atau penambahan regangan tanpa
adanya penambahan tegangan. Setelah pembebanan mencapai titik leleh, maka
selanjutnya dikatakan terjadi kelelehan.
4) Tegangan maksimum, terjadi dimana titik maksimum pada kurva diketahui
sebagai tegangan maksimum atau tegangan puncak dari bahan. Sedangkan
5) Tegangan putus, terjadi di titik dimana tegangan putus dari bahan.
6) Modulus Kekenyalan, keuletan (modulus of resilence), yaitu kemampuan bahan
menyerap energi pada selang elastisnya.
7) Sedangkan batas kekenyalan, yaitu kerja yang dilakukan suatu unit volume bahan
dengan gaya tarikan yang dinaikan secara bertahap dari nol sampai batas proporsi.
Dan Modulus Kekerasan (modulus of toughness), yaitu kerja yang dilakukan suatu
unit bahan dari nol sampai keruntuhan. Kekerasan bahan adalah kemampuan untuk
menyerap energi pada selang plastis dari bahan. Persentase pengurangan luas
penampang, yaitu penurunan luas penampang dari luasan awal pada bagian patah
dibagi dengan luasan awalnya dikalikan dengan seratus. Sedangkan persentase
pertambahan Panjang (elongation), yaitu pertambahan panjang setelah patah dibagi
dengan Panjang awal dan dikalikan dengan seratus.
8) Kekuatan lelah (yield strength), sisa regangan, yaitu dimana bahan mengalami
perubahan bentuk atau deformasi yang tetap ketika pembebanan dipindahkan.
Perubahan bentuk biasanya diambil 0,0035. Modulus tangen, yaitu laju perubahan
tegangan terhadap perubahan regangan, dan merupakan bentuk modulus sesaat.
Koefisien ekspansi linier, yaitu perubahan panjang per unit panjang suatu batang
lurus karena perubahan suhu sebesar satu derajat.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 15


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

1.6 Deformasi
Deformasi merupakan perubahan bentuk, dimensi dan posisi dari suatu materi baik dari
suatu materi baik merupakan bagian dari alam ataupun buatan manusia dalam skala waktu dan
ruang. Deformasi dapat terjadi jika suatu benda atau materi dikenai gaya(Force).

Deformasi terbagi menjadi dua jenis yaitu deformasi elastis dan deformasi plastis.
Deformasi elastis adalah deformasi atau perubahan bentuk yang disebabkan oleh pemberian
beban, dimana apabila beban dihilangkan maka bentuk dan ukuran akan kembali kebentuk
semula atau deformasi yang terjadi akan hilang. Daerah deformasi elastis berlaku hukum
hooke yaitu regangan akan sebanding dengan tegangan sesuai dengan modulus elastisitas.

Deformasi elastis terjadi pada tegangan yang rendah dan mempunyai tiga karakteristik
utama, yaitu:

1) Bersifat mampu-balik (reversible)


2) Antara tegangan dan regangan terdapat hubungan linear dan sesuai dengan hooke,
dan
3) Deformasi elastis umumnya kecil (yaitu < 1% regangan elastis)

Sedangkan Deformasi plastis adalah perubahan bentuk yang merupakan kelanjutan dari
deformasi elastis yang bersifat permanen meskipun beban dihilangkan.

Bila suatu benda kerja dikenai bebean sampai pada daerah plastis, maka perubahan bentuk
yang terjadi adalah gabungan anatara deformasi elastis dan deformasi plastis. Penjumlahan dari
kedua deformasi ini merupakan deformasi total. Bila beban yang bekerja ditiadakan, maka
deformasi elastis akan hilang juga, sehingga yang tertinggal adalah deformasi plastis. Jadi
deformasi plastis merupakan deformasi yang tertinggal setelah gaya bekerja dilepas, atau setelah
benda kerja menjadi produk baru. Sederhananya, produk akhir dari sebuah proses deformasi
merupakan produk yang memiliki deformasi plastis.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 16


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

Tiga bahan A, B, C digabung menjadi satu kesatuan.


Bahan A A=500 mm² E= 1x105 Kg/cm²
Bahan B A=450 mm² E= 2x106 Kg/cm²
Bahan C A=200 mm² E= 1x106 Kg/cm²

Hitung besar deformasi total dari ketiga bahan tersebut diatas ?

Bahan A Lihat kiri potongan

P = -8T ∆L = 8.103 .6.102 / 1.105.5 cm = -9.6 cm


Bahan B Lihat kanan potongan

P = +3-5=-2T ∆L = 2.103 .4.102 / 2.106.4,5 cm = -0,088 cm


Bahan C Lihat kanan potongan

P = +3T ∆L = 3.103 .3.102 / 1.106.2 cm = +0,45 cm


∆L = -9,6 – 0,088 + 0,45 = -9,24 cm (memendek)

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 17


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

BAB III
PENUTUP

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat dan menambah
pengetahuan para pembaca. Kami sebagai pembuat makalah ini mohon maaf apabila ada
kesalahan ejaan dalam penulisan kata dan kalimat yang kurang jelas, dimengerti, dan lugas. Dan
kami juga sangat mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini. Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan saya ucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya.

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 18


MEKANIKA BAHAN – TEGANGAN DAN REGANGAN

DAFTAR PUSTAKA

• Smallman,R.E.2000.Metalurgi Fisik dan Rekayasa Material. Jakarta: Erlangga


• Mulyati, ST., MT, Bahan Ajar – Mekanika Bahan
• https://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/BahanAjar/Mulyati/Bahan%20Ajar%20Terseleksi%20
Mekanika%20Bahan%20%28Mulyati%29/Materi%20Ajar/Materi%20Pertemuan%20I
%2CII%2CIII.pdf
• Popov, Mekanika Teknik, Erlangga
• https://magenta45ipb.wordpress.com/2010/05/05/referensi-modulus-elastisitas/

UNIVERSITAS BUMI HIJRAH MALUKU UTARA – TEKNIK SIPIL 19

Anda mungkin juga menyukai