2014

gimPENDIDIKAN , KL

MEKANIKA TEKNIK STATIS

TERTENTU
BAHAN AJAR

PROGRAM DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL

BOEDI WIBOWO

8/5/2014
 KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT , karena

dengan rachmat NYA kami bisa menyelesaikan BAHAN AJAR
MEKANIKA TEKNIK STATIS TERTENTU .
Bahan ajar ini diharapkan dapat membantu proses belajar
mengajar di Program Diploma 3 Teknik Sipil , disamping
buku referensi yang telah ada .
Mata kuliah Mekanika Teknik ini merupakan ilmu dasar
keahlian yang harus dipahami mahasiswa Teknik Sipil .
Oleh karena itu mahasiswa harus memahami secara benar ,
sehingga diperlukan membuat sajian materi dalam bentuk
bahan ajar mata kuliah ini .
Bahan ajar ini dibuat dalam bentuk yang lebih rinci lengkap
dengan contoh soal dan penjelasannya .

2
 MATERI

. GAYA

. MACAM BEBAN , PERLETAKAN

. MENCARI REAKSI PERLETAKAN

. GAYA DALAM ( BIDANG NORMAL , LINTANG ,

MOMEN )

. KONSTRUKSI RANGKA BATANG

. GARIS PENGARUH

3
 RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER
PROGRAM D3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN - ITS
MATA KULIAH KODE Rumpun MK BOBOT (sks) SEMESTER Direvisi
MEKANIKA TEKNIK STATIS RC 145301 ILMU DASAR T=3 P=0 I 18 JULI
TERTENTU 2014
OTORISASI Koordinator MK Koordinator RMK Ka PRODI
TTG TTG TTG

Capaian Program Studi

Pembelajar Mampu menyelesaikan pekerjaan teknik sipil terapan dengan memilih metode yang sesuai dari beragam
an MK pilihan yang sudah baku
Mampu menguasai konsep teoritis bidang teknik sipil terapan secara umum pada bangunan bertingkat
rendah
Mampu menguasai konsep teoritis bidang teknik sipil terapan secara umum pada jembatan
Mampu bertanggung jawab pada pekerjan sendiri dalam bidang teknik sipil
Memiliki sikap jujur
Mata Kuliah
Mampu menerapkan statika statis tertentu untuk menyelesaikan metode baku pekerjaan teknik sipil
terapan.
Mampu menguasai konsep teoritis statika statis tertentu yang terkait dengan bidang teknik sipil terapan
pada bangunan bertingkat rendah
Mampu menguasai konsep teoritis statika statis tertentu yang terkait dengan bidang teknik sipil terapan
pada bangunan bertingkat rendah dan jembatan
Mampu bertanggung jawab pada pekerjan sendiri untuk menyelesaikan permasalahan yang
berhubungan dengan konstruksi statis tertentu
Mampu bersikap jujur dalam menyelesaikan permasalahan yang berhubungan dengan konstruksi statis
tertentu

Diskripsi Bahan Kajian

Bahan Gaya , beban dan perletakan , gaya dalam balok , balok gerber , menghitung gaya batang pada konstruksi
Kajian & rangka batang dan garis pengaruh untuk balok maupun Rangka Batang statis tertentu .
Topik
Bahasan
Topik Bahasan
Dalam Matakuliah ini mahasiswa akan mempelajari pokok bahasan-pokok bahasan sebagai berikut:
GAYA : pengertian gaya , resultante gaya dan momen akibat gaya
BEBAN DAN PERLETAKAN : macam beban dan perletakan , mencari reaksi perletakan
GAYA DALAM : menghitung dan menggambar bidang normal , lintang dan momen untuk balok statis
tertentu .
KONSTRUKSI RANGKA BATANG : menghitung gaya batang pada konstruksi rangka batang statis tertentu .
GARIS PENGARUH : menghitung dan menggambar garis pengaruh balok statis tertentu .
Pustaka Utama :
1. Bahan ajar Mekanika Teknik Statis Tertentu D3 Teknik Sipil , BOEDI WIBOWO
2. Statika , SOEMONO

Pendukung :

4
 1. Statika , Ferdinan R. Beer, E. Russel Johnston. Ir

Media KULIAH , LATIHAN SOAL ,TUGAS

Pembelajar
an
Team ESTUTIE MAULANIE , DIDIK HARIJANTO , BOEDI WIBOWO
Teaching
Assessmen Tugas dan ujian
t
Matakuliah -
Syarat

Mg Ke- Sub-Capaian Materi Pembelajaran Metode / Strategi Assessment

Pembelajaran Pembelajaran Indikator Bentuk Bobot
MK [ Estimasi Waktu]
(1) Mampu meng Pengertian gaya , Kuliah , latihan soal Ketepatan
identifikasi menghitung [TM: 3x50”)] menghitung
gaya , resultante gaya dan momen dan
menghitung momen akibat gaya mencari letak
resultante gaya resultante
, dan momen NO 1 Halaman 6 – 12 gaya secara
akibat gaya. NO 2 Halaman 3 - 20 analitis

(2) Mampu meng Pengertian macam Kuliah , latihan soal Ketepatan

identifikasi beban dan perletakan [TM: 3x50”)] menghitung
macam beban , , menghitung reaksi reaksi
perletakan dan perletakan pada balok perletakan
menghitung maupun portal statis dengan
reaksi tertentu berbagai
perletakan macam beban
NO 1 Halaman 13 - 19

NO 2 Halaman 251 -
255

(3,4) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan Tugas 5%

menghitung menggambar bidang , tugas menghitung menghitung
dan M , N , D pada balok [TM: 3x50”)] dan dan
menggambar
menggambar statis tertentu dengan menggambar
bidang M , N
gaya dalam beban terpusat bidang M , N , , D pada
pada balok D balok statis
statis tertentu NO 1 Halaman 20 - 23
tertentu
NO 2 Halaman 256 -
265

(5) EVALUASI KE 1 UJIAN 20%

5
 (6,7) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan
menghitung menggambar bidang [TM: 3x50”)] menghitung
dan M , N , D pada balok dan
menggambar statis tertentu dengan menggambar
gaya dalam beban merata , bidang M , N ,
pada balok maupun kombinasi D
statis tertentu
NO 1 Halaman 24 – 27

NO 2 Halaman 256 -
265

(8) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan Tugas 5%

menghitung menggambar bidang ,tugas menghitung menghitung
dan M , N , D pada balok [TM: 3x50”)] dan dan
menggambar gerber menggambar menggamba
gaya dalam bidang M , N , r bidang M ,
pada balok NO 1 Halaman 28 - 31 D N , D pada
gerber balok
gerber .

(9) EVALUASI KE 2 UJIAN

20%
(10,11) Mampu Menghitung gaya Kuliah , latihan soal Ketepatan Tugas 5%
menghitung batang pada KRB ,tugas menghitung menghitung
gaya batang dengan cara [TM: 3x50”)] gaya batang gaya batang
pada Kesetimbangan titik pada KRB pada KRB
konstruksi simpul dan Ritter
rangka batang
NO 1 Halaman 28 - 31

(12) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan

menghitung menggambar garis [TM: 3x50”)] menghitung
dan pengaruh pada balok gaya batang
menggambar diatas dua tumpuan pada KRB
garis pengaruh
NO 1 Halaman 28 - 31

(13) EVALUASI KE 3 UJIAN 20%

(14) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan
menghitung menggambar garis [TM: 3x50”)] menghitung
dan pengaruh pada balok dan
menggambar diatas dua tumpuan menggambar
garis pengaruh dan balok gerber garis
pengaruh
NO 1 Halaman 46 - 57 balok gerber

6
 (15) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan Tugas 5%
menghitung menggambar garis , tugas menghitung menghitung
dan pengaruh batang pada [TM: 3x50”)] dan dan
menggambar
menggambar KRB menggambar
garis
garis pengaruh garis pengaruh
NO 1 Halaman 58 - 63 pengaruh balok
batang pada sederhana ,
KRB balok gerber
maupun KRB

(16) Mampu Menghitung dan Kuliah , latihan soal Ketepatan

menghitung menggambar garis [TM: 3x50”)] menghitung
dan pengaruh balok , dan
menggambar balok gerber dan menggambar
garis pengaruh batang pada KRB garis
pengaruh
NO 1 Halaman 39 - 63 balok , balok
gerber dan
batang pada
KRB

(17,18) EVALUASI KE 4 DAN REMIDI UJIAN 20 %

Catatan :
1 sks = (50’ TM + 60’ BT + 60’ BM)/Minggu
T = Teori (aspek ilmu pengetahuan)
TM = Tatap Muka (Kuliah)
BT = Belajar Terstruktur
BM = Belajar Mandiri

7

PROGRAM DIPLOMA TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
KONTRAK KULIAH &
MATERI PEMBELAJARAN
MINGGU KE KOMPETENSI 1
1 -4 Mampu meng identifikasi
gaya , menghitung
resultante gaya , momen ,
mengidentifikasi macam
beban , perletakan , mampu
menghitung reaksi
perletakan dan menghitung
,menggambar bidang
normal ( N ) , bidang lintang
( D ) dan bidang momen
(M)
5 EVALUASI 1
6-8 Mampu menghitung gaya
dalam , menggambar bidang
normal ( N ) , bidang lintang
( D ) dan bidang momen
(M)
9 EVALUASI 2
10 -12 Mampu menghitung gaya
batang pada konstruksi
rangka batang dan
menghitung maupun
menggambar garis pengaruh
pada balok diatas dua
tumpuan .
13
14-16 Mampu menghitung dan
menggambar garis pengaruh
MEKANIKA TEKNIK STATIS
MATA KULIAH KODE
TERTENTU RC 090307
DAN KELAS : MK:
DOSEN 1. SKS
2.
3
PENGAMPU 2
MATERI PEMBELAJARAN
1 2 3
Pengertian gaya , menghitung resutante gaya dan V
momen.
Pengertian macam beban dan perletakan V
Menghitung reaksi perletakan pada balok maupun portal
akibat beban terpusat , merata maupun kombinasi .
Menghitung dan menggambar bidang normal ( N ) , V
bidang lintang ( D ) dan bidang momen ( M ) akibat beban
terpusat.
Menghitung dan menggambar bidang normal ( N ) , V
bidang lintang ( D ) dan bidang momen ( M ) akibat beban
terpusat.
V
Menghitung dan menggambar bidang momen , normal V
dan lintang pada balok dua tumpuan dengan beban
merata , maupun beban kombinasi.
Menghitung dan menggambar bidang momen , normal V
dan lintang pada balok dua tumpuan dengan beban
merata , maupun beban kombinasi.
Menghitung dan menggambar bidang momen , normal V
dan lintang pada balok gerber dengan beban merata ,
maupun beban kombinasi .
Menghitung dan menggambar bidang momen , normal
dan lintang untuk muatan tidak langsung.
V
Menghitung gaya batang dengan cara KESETIMBANGAN V
TITIK SIMPUL.
Menghitung gaya batang dengan cara RITTER. V
Menghitung dan menggambar garis pengaruh pada balok V
diatas dua tumpuan.
EVALUASI 3
Menghitung dan menggambar garis pengaruh pada balok V
dua tumpuan dan balok gerber .
8
 , balok dua tumpuan ,balok Menghitung dan menggambar garis pengaruh batang V
gerber maupun pada rangka pada konstruksi rangka batang.
batang . Menghitung dan menggambar garis pengaruh batang V
pada konstruksi rangka batang , pada balok maupun
balok gerber.
17-18 EVALUASI 4
Tanda Tangan Dosen Pengampu
Dosen 1 Dosen 2
(Koordinator)
PERNYATAAN:
Dengan ini saya menyatakan bersedia
memberikan materi sesuai kesepakatan yang
telah ditetapkan di borang ini.
BOEDI WIBOWO

9
PENGERTIAN GAYA

GAYA ADALAH SUATU BESARAN VEKTOR YANG MEMPUNYAI BESARAN,TITIK TANGKAP DAN
GARIS KERJA GAYA.

Garis kerja
gaya
GAYA DAPAT DIPINDAHKAN SEPANJANG GARIS

KERJANYA.
Titik tangkap gaya

Garis kerja gaya

PENJUMLAHAN GAYA ( RESULTANTE GAYA )

CARA ANALITIS

RY= P1 SIN α + P 2 SIN β

RX= P1 COS α + P 2 COS β

𝐑𝐘
R = √𝐑 𝐗 𝟐 + 𝐑 𝐘 𝟐 𝐓𝐠 ∅ = 𝐑𝐗

10
 5T
3T

DIKETAHUI DUA GAYA P 1 = 5 T DENGAN SUDUT 45 0 DAN P 2 = 3 T DENGAN SUDUT 30 0

HITUNG BESAR RESULTANTE GAYA TERSEBUT DIATAS.

RY = 5 SIN 45 0 + 3 SIN 30 0 = 5 . 0,7071 + 3 . 0,5 = 3,5355 + 1,5 = 5,0355 T

RX = 5 COS 45 0 + 3 COS 30 0 = 5. 07071 + 3 . 0,866 = 3,5355 + 2,5981 = 6,1335 T

R = √𝑅𝑥 2 + 𝑅𝑦 2 = √6,13352 + 5,03352 = √25,3562 + 37,6198 = 7,936 T

RY
Tg ∅ = =0,8209 ∅ = 39,38 0
RX

CARA GRAFIS
UNTUK CARA GRAFIS HARUS MEMAKAI

3T SKALA MISAL 1 TON = 1 CM DAN

5T R MENGGUNAKAN BUSUR DERAJAT

Ѳ UNTUK MENGUKUR SUDUT .

RESULTANTE DIDAPAT DARI MENGHUBUNGKAN TITIK AWAL MULAI, SAMPAI DENGAN TITIK

MENGAKHIRI GAMBAR TERSEBUT.

JADI UNTUK BEBERAPA GAYA YANG DIJUMLAH , TINGGAL MENGGAMBAR SAJA

BERURUTAN.

SUDUT ∅ DIDAPAT DENGAN MENGUKUR MEMAKAI BUSUR DERAJAT .

11
 MOMEN ADALAH GAYA DIKALIKAN JARAK , DIMANA JARAK ATAU LENGAN NYA

HARUS TEGAK LURUS PADA GAYA NYA.

C
A MA = - P .a
MC=P.0=0
a

P P
Ingat gaya bisa dipindahkan

sepanjang garis kerjanya.

P
b
MB = + P .b B

KITA SEPAKATI ARAH PERPUTARAN MOMEN + −

P=5T

P = 5 T SIN α

𝟒
b Tg𝜶 = 4 5
𝟑
α α
B SIN α = 4 / 5 3
P = 5 T COS α
COS α = 3 / 5
6M

SIN α = b / 6 4/5 = b / 6 b = 24 / 5 M

MB = - 5 . b = - 5 .24 / 5 = - 24 TM ATAU P = 5 T DIURAIKAN DULU

MENJADI P SIN α DIARAH VERTIKAL DAN P COS α DIARAH HORISONTAL .

SEHINGGA MB = - 5 SIN α . 6 = - 5 . 4/5 .6 = - 24 TM.

DARI PENYELESAIAN DIATAS DISARANKAN MENGURAIKAN DAHULU GAYA

MIRING AGAR PENYELESAIAN MENJADI LEBIH MUDAH .

12
CONTOH SOAL

5√2 T
6T 2T
𝜶 = 𝟒𝟓° 5T C
α
A D
5T B
3T
4M 3M 2M

∑ 𝐌𝐀 = +𝟓. 𝟒 − 𝟑. 𝟕 + 𝟐. 𝟗 = 𝟏𝟕 𝐓𝐌

5T

A B

C
A
3T

2T

A D

13
 6T 5T
2T
C
A D
B 3T
4M 3M 2M

∑ 𝐌𝐁 = - 6 . 4 – 3 . 3 + 2 . 5 = - 13 TM

6T
B
A

C
B
5T

2T

B D

∑ 𝐌𝐂 = - 6.7 – 5. 3 +2 . 2 = - 53 TM

6T

A C

5T

B C
2T

C D

14
 4T
B
A C
2T 3T 2M
4M

5T
D
3M

E
5M 4M

∑ 𝐌𝐀 = + 4 . 7 + 5 .4 = + 48 TM A
4T B

A C

5T
5T

∑ 𝐌𝐄 = + 3.9 + 2. 7 – 4 . 2 – 5 . 3 = 18 TM

4T
2T B
A C 2T

3T

5T 5T
D

4T
3T E

INGAT GAYA DAPAT DIPINDAHKAN SEPANJANG GARIS KERJANYA .

15
MENCARI LETAK RESULTANTE GAYA

6T 2T 3T

A B C D

4T

2M 4M 6M

XM R

MISAL LETAK RESULTANTE GAYA ( R ) TERLETAK SEJARAK X M DARI TITIK A

R = 6 -4 + 2 + 3 = 7 T

SEMUA GAYA DIKALIKAN JARAK TEGAK LURUS NYA TERHADAP A.

+ 7 . X = 6 . 0 – 4 . 2 + 2 . 6 + 3 . 12
40
X= M = 5, 71 M
7

JADI LETAK RESUTANTE GAYA SEJARAK 5, 71 M DARI TITIK A

16
PENGERTIAN BEBAN DAN PERLETAKAN

BEBAN MATI / BEBAN TETAP

MACAM BEBAN

BEBAN HIDUP/ BEBAN BERJALAN

BEBAN MATI ADALAH BEBAN YANG ADA SELAMA HIDUP KONSTRUKSI .

MISAL : BEBAN TEMBOK,BEBAN ATAP, BEBAN TROTOIR DAN LAIN LAIN .

BEBAN HIDUP / BEBAN BERJALAN ADALAH BEBAN YANG TIDAK TETAP.

MISAL : BEBAN KENDARAAN DAN LAIN LAIN .

MENURUT CARA BEKERJANYA BEBAN DIBAGI LAGI MENJADI :

BEBAN TERPUSAT P P P P

SATUAN BERAT KG , TON DAN LAIN LAIN.

BEBAN MERATA q

SATUAN T/M , KG /M, KG/CM DAN LAIN LAIN

q = TINGGI ATAU LEBAR DARI BENTUK BEBAN ( LIHAT GAMBAR )

BEBAN TIDAK MERATA

MISAL BEBAN SEGITIGA q

q

SATUAN MAUPUN ARTI q SAMA DENGAN BEBAN MERATA DIATAS .

17
PERLETAKAN

SENDI H

MEMPUNYAI REAKSI TEGAK LURUS LANDASAN DAN SEJAJAR LANDASAN , ARTINYA

PERLETAKAN SENDI TIDAK DAPAT BERGERAK TEGAK LURUS MAUPUN SEJAJAR

LANDASAN .

ROL

V
MEMPUNYAI REAKSI TEGAK LURUS LANDASAN, ARTINYA PERLETAKAN ROL TIDAK

DAPAT BERGERAK ARAH TEGAK LURUS LANDASAN.

JEPIT

H REAKSI V , H DAN M ADALAH

M REAKSI YANG DIPUNYAI OLEH

V PERLETAKAN JEPIT .

SEHINGGA DAPAT DIARTIKAN KALAU PERLETAKAN JEPIT TIDAK DAPAT BERGERAK PADA

ARAH TEGAK LURUS MAUPUN SEJAJAR LANDASAN DAN JUGA TIDAK DAPAT BERPUTAR

ATAU BER ROTASI .

18
CONTOH

q t/m

Rotasi = ∅ ≠ 𝟎 ( sendi , rol tidak mempunyai reaksi

momen )

PT

∅=0

( jepit mempunyai reaksi momen )

DARI KEDUA GAMBAR DIATAS TERLIHAT BAHWA PERLETAKAN ROL, SENDI MAUPUN

JEPIT TIDAK DAPAT BERGERAK KE ARAH VERTIKAL.

HAL ITU DAPAT DILIHAT DARI GAMBAR GARIS LENDUTANNYA.

SEDANGKAN PADA PERLETAKAN JEPIT TERLIHAT TIDAK DAPAT BERPUTAR ( BER ROTASI )

ROTASI ATAU ∅ = 𝟎

19
MENCARI REAKSI PERLETAKAN.
UNTUK MENDAPATKAN KONSTRUKSI YANG STABIL , MAKA DIBUTUHKAN PERSAMAAN
KESETIMBANGAN .

∑ H = 0 , AGAR KONSTRUKSI TIDAK DAPAT BERGERAK KEARAH HORISONTAL

∑ M = 0 , AGAR KONSTRUKSI TIDAK DAPAT BERPUTAR ATAU MENGGULING

∑ V = 0 , AGAR KONSTRUKSI TIDAK DAPAT BERGERAK KEARAH VERTIKAL

DENGAN MEMAKAI TIGA PERSAMAAN DIATAS MAKA REAKSI PERLETAKAN PADA

KONSTRUKSI STATIS TERTENTU DAPAT DICARI .

CONTOH

Tg α= 3/4 3T 5T 4T

α 6T

A B 4T C D

2M 8M 3M

∑ 𝐻 =0 MISAL HA ingat + -
+ HA – 4 + 6 = 0 HA = -6 + 4 = - 2 T tanda negatif mengartikan kesalahan pemisalan
arah, jadi HA seharusnya mengarah kekiri . HA = 2 T

JADI PERLU DIINGAT BAHWA TANDA NEGATIF BERARTI SALAH DALAM PEMISALAN ARAH,

SEBALIKNYA APABILA HASIL POSITIF ARTINYA ARAH PEMISALAN SUDAH BENAR.

∑ 𝑀𝐶 = 0 VA MISAL ingat - +

+ VA . 10 – 3.8 + 4. 3 = 0

VA = 1,2 T

∑ 𝑀𝐴 = 0

- VC . 10 + 4. 13 + 3 . 2 = 0 VC = 5, 8 T

KONTROL ∑ 𝑉 =0 +1,2 -3 + 5,8 – 4 = 0 7-7 = 0 ( OK )

20
 4T 5T 5√2𝑇
B C

A 5T ∝= 45°

2M 3M

3T 4M
E
D

2M 7M 3M

∑𝐻 = 0 HE MISAL + HE – 3-5 = 0 HE = 8 T

∑ 𝑀𝐸 = 0 VD MISAL

+ VD . 10 – 3. 1 – 4. 12 – 5. 3 – 5. 3 = 0 5T
4T 5T 5T
VD = 8, 1 T

3T 3T
5T
4T
E

∑ 𝑀𝐷 = 0 VE MISAL D

- VE.10 - 3.2+ 8. 1 -5.4 + 5.7 – 4.2 = 0

5T 5T
VE = 0,9 T
4T 5T

3T
8T
8T
4T 5T
D

∑ 𝑉= 0 + 8, 1 – 4 – 5 + 0, 9 = 0 9–9=0 ( OK )

21
UNTUK BEBAN MERATA ATAU TIDAK MERATA DIJADIKAN DULU BEBAN TERPUSAT DALAM
PERHITUNGAN REAKSI PERLETAKANNYA .
q
q
q q

Q=q . L Q= ½ q .L
1/2 L 1/2 L 1/3 L L 2/3 L

Q = LUAS DARI BENTUK BEBAN DAN LETAKNYA PADA TITIK BERAT DARI BENTUK BEBAN .

q = 3 t/m
q = 1 t/m

A B C D E

4T 2M 6M 4M 2M

Q=1/2.3.6 = 9 T Q=1.2 = 2 T

Q=1.4 = 4 T
2m 4+4=8m

2+6=8m 2m

10 m 1m

∑ 𝐻= O HB = 0

∑ 𝑀𝐷 = 0 VB . 10 + 4 . 12 – 9. 8 – 4. 2 + 2. 1 = 0

VB = 3 T

∑ 𝑀𝐵 = 0 - VD. 10 + 2. 11 + 4. 8 + 9. 2 + 4. 2 = 0

VD = 8 T

∑ 𝑉= O +4+3–9–4+8–2=0 15 – 15 = 0 ( OK )

22
 5T q= 1 t/m
α B
2T tg α = 3/4
A
3M

2M 1M 2M

UNTUK MENGHITUNG REAKSI PADA PERLETAKAN JEPIT BEBAS AGAK BERBEDA DARI
TUMPUAN SENDI ROL .

UNTUK MENGHITUNG REAKSI HORISONTAL HC MISAL

∑ 𝑯 =O + HC - 4 + 2 = 0 HC = 2 T

UNTUK MENGHITUNG REAKSI VERTIKAL VC MISAL

∑𝑽= 0 + VC – 3 – 2.1 = 0 VC = 5 T

UNTUK MENGHITUNG REAKSI MOMEN MC MISAL

∑ 𝑴𝑪 = 0 + MC - 3.5 – 2. 4 + 2 . 3 – 4. 3 = 29 TM

MC = 29 TM

3T q = 1t/m

A B 2T 4T

4T Q = 2.1 T 2T

3M

3T 2T

4M C

5M

23
 GAYA DALAM

HA
A B
VA XM X M VB

HA
- N

D D -
VA + VB

M = VA . X M = VB . X
M M
+ +

GAMBAR DIATAS ADALAH SUATU BALOK YANG DIBEBANI BEBAN MIRING TERPUSAT

AKIBAT GAYA TERSEBUT AKAN TIMBUL REAKSI REAKSI PERLETAKAN NYA.

APABILA BALOK DIPOTONG MAKA DIDALAM BALOK AKAN TIMBUL GAYA DALAM YANG
MENGIMBANGI GAYA LUAR YANG TERJADI.

GAYA DALAM N = GAYA YANG SEJAJAR SUMBU BATANG

D = GAYA YANG TEGAK LURUS SUMBU BATANG

M = MOMEN LENTUR
24
 DARI PERNYATAAN DIATAS MAKA DAPAT DI SIMPULKAN SEPERTI INI

M D M

N N

N N

M D M

NORMAL ( N ) POSITIF ADALAH TARIK, SEDANG NORMAL NEGATIF APABILA TEKAN.

GAYA LINTANG ( D ) POSITIF APABILA GAYA SEBELAH KIRI ARAH KEATAS, SEDANG

SEBELAH KANAN ARAH KEBAWAH .

GAYA LINTANG ( D ) NEGATIF APABILA GAYA SEBELAH KIRI ARAH KEBAWAH,SEDANG

SEBELAH KANAN ARAH KEATAS .

MOMEN LENTUR POSITIF APABILA DISEBELAH KIRI ARAH M BERPUTAR SEARAH JARUM
JAM,SEDANG DISEBELAH KANAN BERPUTAR BERLAWANAN ARAH JARUM JAM .

MOMEN LENTUR NEGATIF APABILA DI SEBELAH KIRI ARAH M BERPUTAR BERLAWANAN

ARAH JARUM JAM, SEDANG DI SEBELAH KANAN BERPUTAR SEARAH JARUM JAM.

25
 tg α = 3/4

5T 4T

α
4T

A B C D

4M 6M 2M
4T
X1 3T X2 2T
X3
4T
4T
A B C D

1T 6T

4T 4T
+
N

4T
1T
1T 1T T
+
+
D

2T
2T
8 TM

4 TM

26
∑𝐻 = 0 HA MISAL + HA + 4 – 4 = 0 HA = 0 T

∑ 𝑀𝐶 = 0 VA MISAL + VA. 10 – 3 . 6 + 4 . 2 = 0 VA = 1 T

∑ 𝑀𝐴= 0 VC MISAL - VC . 10 + 3. 4 + 4 . 12 = 0 VB = 6 T

BIDANG N , D DAN M
X1
LIHAT KIRI POTONGAN

NX1 = 0
VA = 1T
X1 = 0 NA = 0

X1 = 4 NB = 0

DX1 = + 1 T MX1 = + 1. X1

X1 = 0 DA = + 1 T X1 = 0 MA = 0

X1 = 4 DB = + 1 T X1 = 4 MB = 1. 4 = 4 TM

LIHAT KANAN POTONGAN4 T

X2
NX2= + 4 T 4T

X2 = 0 NC = + 4 T C D VC = 6 T
X2 = 6 NB = + 4 T 2M

DX2 = + 4 – 6 = - 2 T MX2 = - 4. ( 2 + X2 ) + 6 . X2

X2 = 0 DC = - 2 T X2 = 0 MC = - 4 .( 2 + 0 ) + 6. 0 = - 8 TM

X2 = 6 DB = - 2 T X2 = 6 MC = -4 .( 2 + 6 ) + 6 . 6 = + 4 TM

LIHAT KANAN POTONGAN

4T
X3
NX3 = + 4 T
4T
X3 = 0 ND = + 4 T
D
X3 = 2 NC = + 4 T

DX3 = + 4T MX3 = - 4 . X3

X3 = 0 DD = + 4 T X3 = 0 MD = 0

X3 = 2 MC = + 4 T X3 = 2 MD= -4.2 = - 8 TM

27
 X1 q = 1 t/m X2 X3 4T

2T

A B C D

2M 8M 2M ∑ 𝐻= 0 HC MISAL

+ HC – 2 = 0 HC=2 T

N ∑ 𝑀𝐶 = 0 VA MISAL

+ VA . 10 – 8 . 4 + 2.1

2T 2T + 4. 2 = 0 VA = 2,2 T

∑ 𝑀𝐴 = 0 VC MISAL
6T
D 4T -VC.10 + 8. 6 + 2.11

2,2 T 2,2 T + 4.12 = 0 VC=11,8 T

∑𝑉 = 0

2,2 – 8 + 11,8 – 2 -4= 0

D=0 14 – 14 = 0 ( OK )
5,8 T

10 TM

4, 4 TM

M MAX = 6, 82 TM

GAMBAR BERBENTUK PARABOLA KARENA PERSAMAAN NYA ADALAH PANGKAT DUA,

SEDANG UNTUK PERSAMAAN LINIER, GAMBAR BERBENTUK GARIS LURUS.

28
NX1 = 0 LIHAT KIRI POTONGAN X1

X1 = 0 NA = 0 A

X2 = 2 NB = 0 VA

DX1 = 2, 2 T LIHAT KIRI POTONGAN 2,2 MX1 = 2, 2 . X1 LIHAT KIRI POTONGAN

X1 = 0 DA = 2, 2 T X1 = 0 MA = 2, 2 . 0 = 0

X1= 2 DB = 4, 4 TM X1 = 2 MB = 2, 2 . 2 = 4, 4 TM

NX2 = - 2 + 2 = 0 LIHAT KANAN POTONGAN X2 2M 4T

X2 = 0 NC = 0 2T

X2 = 8 NB = 0 2T 11, 8 D

DX2 = + 4 + 2 – 11, 8 + 1 X2 Q = 1X2 Q = 2.1 = 2T

X2 = 0 DC = - 5, 8 T ½ X2

X2 = 8 DB = - 5, 8 + 8 = 2, 2 T ( 1 + X2 )

PADA D = O TERJADI MOMEN MAXIMUM

DX2 = 0 +4 + 2 – 11, 8 + 1X2 = 0 - 5, 8 + 1 X2 = 0 X2= 5,8 M DARI C TERJADI M MAX

MX2 = - 4 .( 2 + X2 ) – 2 ( 1 + X2 ) + 11,8.X2 – 1X2 . 1/2 X2 LIHAT KANAN POTONGAN

X2 = 0 MC = - 4 . 2 – 2 . 1 + 11, 8 .0 – 1.0 . 1/2 . 0 = - 10 TM

X2 = 8 MB = - 4 . 10 – 2 . 9 + 11,8 . 8 – 1 . 8. 1/2. 8 = + 4, 4 TM

X2 = 5, 8 M MAX = - 4 . 7,8 – 2 . 6, 8 + 11, 8 .5, 8 – 1. 5, 8 . 1/2. 5,8 = - 31,2 - 13,6

= - 31 , 2 – 13, 6 + 68, 44 – 16, 82 = 6, 82 TM

NX3 = + 2 T LIHAT KANAN POTONGAN X3 4T

X3 = 0 ND = + 2 T 2T

X3 = 2 NC = + 2 T Q= 1X3

DX3 = + 4 + 1. X3 MX3 = - 4 .X3 – 1. X3 .1/2 . X3

X3 = 0 DD = + 4 X3 = 0 MD = 0

X3 = 2 DC = + 4 + 1. 2 = 6 T X3 = 2 MC = - 4. 2 – 1 . 2. 1/2. 2

= - 10 TM

29
 q = 1 t/m

X1 X2

A C ∑ 𝐻=0 HA =0
B
4M 6M Q = 1/2 .6 . 1 = 3 T

Q ∑ 𝑀𝐶 = 0

VA . 10 – 3. ( 2/3 . 6 )=0

1,2 1,2 VA = 1,2 T

∑ 𝑀𝐴 =0

- VC . 10 + 3( 4 + 1/3.6)

D =0 VC = 1,8 T
1,8
LIHAT KIRI POTONGAN

DX1 = + 1, 2 T

X1 = 0 DA = + 1, 2 T

X1 = 4 DB = + 1, 2 T

MX1 = + 1, 2 . X1

X1 = 0 MA = 0

4,8 X1 = 4 MB = 1, 2 . 4 = 4,8 TM

M M MAX = 5. 58

30
LIHAT KANAN POTONGAN

Q = 1/2 .X2 .a

a X2
1 T/M X2 =
1 6
a
C a=X2/6
1, 8 Q = 1/2.X2.X2/6=

X22
6M =
12
Q

X22
DX2 = - 1, 8 + 12 X2 = 0 DC = - 1, 8 T

62
X2 = 6 DB = - 1, 8 + = + 1, 2 T
12

X22
DX2 = 0 - 1, 8 + =0 X22 = 21,6
12

X2 = 4,65 M DARI TITIK C TERJADI M MAX

𝑋22 1
MX2 = + 1,8 X2 –Q.1/3 X2 = 1,8 X2 – . X2
12 3

X2 = 0 MC = 0

62 1
X2 = 6 MB = 1,8 . 6 - . .6 = 4, 8 TM
12 3

2
4,65 1
X2 = 4,65 M MAX = 1, 8 . 4, 65 – 12 . 3 .4,65 = 5, 58 TM

31
BALOK GERBER

A S B C

S = SENDI GERBER

TIDAK DAPAT MENERIMA GAYA HORISONTAL

SENDI GERBER LETAKNYA DIATAS

MERUPAKAN SAMBUNGAN, REAKSI DARI SENDI GERBER

MENJADI BEBAN PADA BALOK DIBAWAHNYA

A S

VS

VS

B C

UNTUK MULAI MENGHITUNG BALOK GERBER, SEBAIKNYA DIPISAHKAN LEBIH DAHULU,

DICARI REAKSI2 UNTUK BALOK YANG TERLETAK DIATAS, DAN REAKSI SENDI GERBER

AKAN MENJADI BEBAN PADA BALOK DIBAWAHNYA .

BALOK AS DIHITUNG REAKSI VA DAN VS

BALOK SBC REAKSI VS MENJADI BEBAN, SEHINGGA VB DAN VC DAPAT DIHITUNG

DARI PERHITUNGAN DIATAS, SELANJUTNYA DAPAT DIHITUNG DAN JUGA DIGAMBAR

BIDANG NORMAL, LINTANG DAN MOMEN .

32
CONTOH CONTOH BALOK GERBER

A B S1 S2 C D

S1 S2

A B C D

A S1 B S2
C

A S1

B S2

JADI YANG PERLU DIINGAT,KALAU PERLETAKAN SENDI ATAU ROL HARUS ADA
PERLETAKAN LAIN SENDI ATAUPUN ROL, SEDANG KALAU PERLETAKAN JEPIT DAPAT
BERDIRI SENDIRI .DENGAN BEGITU AKAN DIDAPATKAN PEMBAGIAN YANG BENAR, MANA
YANG HARUS DIATAS DAN SETERUSNYA .

33
 q = 1 t/m P=4 T

A 10 M B 2M S 8M C 2M D

4T

S X3 X4

X1 X2 C D
VS= 1 T
VC= 5 T
A
B
VB= 3, 8 T
VA= 5, 2 T T
∑𝐻 = 0 HB = 0 TIDAK ADA BIDANG N

5, 2 T
D 4T

1T 1T
4, 8 T

8 TM
M

2 TM

M MAX = 13,52 TM

BALOK SCD

∑ 𝑀𝐶 = 0 VS . 8 + 4 . 2 = 0 VS = - 1 T VS = 1 T

∑ 𝑀𝑆 = 0 - VC .8 + 4 . 10 = 0 VC = 5 T

34
BALOK ABS

∑ 𝑀𝐵 =0 VA . 10 – 1. 10. 5 – 1. 2 = 0 VA = 5, 2 T

∑ 𝑀𝐴 = 0 - VB . 10 + 1. 10 . 5 - 1. 12 = 0 VB = 3, 8 T

DX1 = 5, 2 – 1 X1 LIHAT KIRI POT X1

X1 = 0 DA = 5, 2 T Q=1.X1

X1 = 10 DB = 5, 2 – 10 = - 4, 8 T

DX1 = 0 5,2- 1 X1 = 0 X1 = 5,2 M DARI A TERJADI M MAX

MX1 = 5,2 X1 – 1. X1 . 1/2 . X1

X1 = 0 MA = 0

X1 = 10 MB = 5,2 . 10 – 1 .10 . 1/2 . 10 = + 2 TM

X1 = 5, 2 M MAX = 5, 2 . 5, 2 – 1 . 5, 2 . 1/2 . 5, 2 = 13, 52 TM

DX2 = - 1 T LIHAT KANAN POTONGAN

X2 = 0 DS = - 1 T X2 VS = 1 T

X2 = 2 DB = - 1 T S

MX2 = + 1. X2

X2 = 0 MS = 0

X2 = 2 MB = + 2 TM

DX3 = - 1 T LIHAT KIRI POTONGAN

X3
X3 = 0 DS = - 1 T S

X3 = 8 DC = - 1 T VS = 1 T

MX3 = - 1 . X3

X3 = 0 MS = 0 LIHAT KANAN POTONGAN

X3 = 8 MC = - 8 T X4 4T

DX4 = + 4 T MX4 = - 4 . X4

X4 = 0 DD = + 4 T X4 = 0 MD = 0

X4 = 2 DC = + 4 T X4 = 2 MC = - 8 TM

35
 3T
q = 1 t/m
B
C ∑ 𝐻 = 0 + HE +2-3 = 0 HE = 1 T
2T A
2M ∑ 𝑀𝐶=0 + VE.6-1.5 +3.2-3.8 -6.3=0
D 3T
VE = 6,833 T

3M ∑ 𝑀𝐸=0 - VC.6+6.3-3.2+2.5-3.3=0
E
VC = 2,167 T

2M 6M

UNTUK MEMUDAHKAN MENGGAMBAR BIDANG M, N DAN D, SEBAIKNYA DIBUAT FREE

BODY DIAGRAM .

3T B
2T 2T BATANG BC
C

A 5 TM ∑ 𝑀𝐵=0 MBC– 2,167.6+6.3=0

6TM 6,833 T
3,833 T 2,167 T MBC = - 5 TM
3T
2T BATANG AB

∑ 𝑀𝐵 =0 +MBA-3.2 =0
1 TM 3T

D
MBA = 6 TM

Jumlah momen,gaya V maupun H pada satu titiksimpul = 0

1T
E
∑ 𝑴𝑩 =0, MAKA DAPAT DIHITUNG BAHWA MBE PADA

BE SAMA DENGAN 1 TM SEARAH JARUM JAM , SETELAH

6,833 T
DIDAPAT M BC = 5 TM DAN M BA = 6 TM

DARI HASIL FREE BODY DIATAS, MAKA BIDANG NORMAL, LINTANG MAUPUN MOMEN
DAPAT DIGAMBAR DENGAN MUDAH DAN HARUS TETAP MENGGUNAKAN ATURAN ARAH
BIDANG M , N MAUPUN D .

36
 GAMBAR SEBELAH KIRI MENJELASKAN PROSES PENGGAMBARAN BIDANG N, M, D

2T A 2T 6,833 T
2T
N

6,833 T

3,833 T
3T
6,833 T
X 2T

2T
3T
3T 3,833 T 2,167 T 2,167 T
D
D 3T
DX = 0 - 2,167 + 1X =0

1T X = 2, 167 M
1T

6TM
5 TM

1TM

5 TM
6TM
2,167 T
3 TM 2,35 TM

1 TM D M
MX = 2,167 X – 1. X .1/2 . X
1T
X= 2, 167 M MAX = 2,167. 2,167 – 1 .2,167 . 1/2 . 2, 167

= 2, 35 TM

MD = -1 . 3 = - 3 TM

37
 q = 1 t/m
2T 3T B ∑ 𝐻=0 + HE + 2 = 0 HE = 2 T
D

A C ∑ 𝑉 = 0 + VE – 3 – 1,5 = 0

4M + VE = 4, 5 T

∑ 𝑀𝐸 = 0

E + ME + 3.1 + 2.4 + 1,5 .4,75 = 0

2M ME = 18, 125 TM

3M 1M 1, 5 M

q = 1 t/m
C
3 TA 2T B
D
2T
6 TM 2,625 TM
3T
1, 5 T BATANG BD
2T 4, 5 T

3,375 TM ∑ 𝑀𝐵 = 0 +MBD + 1,5. 1,75=0

MBD = 2, 625 TM

BATANG BA

18,125 TM ∑ 𝑀𝐵=0 + MBA – 3.2 = 0

E
M BA = 6 TM
HE = 2 T
VE = 4, 5 T DENGAN MENGGUNAKAN ∑ 𝑀𝐵 = 0, DIDAPAT

M BE = 3, 375 TM

B
D EB = 4,5 COS α + 2 SIN α = 4,5. 3/5 + 2. 4/5

= 2,7 + 1,6 = 4, 3 T

N EB = - 4,5 SIN α + 2 COS α = - 4,5 4/5 + 2. 3/5

= - 3,6 + 1,2 = - 2,4 T

2 COS α
α 4,5 SIN α α
E HE = 2 T
α 2 SIN α
4,5 COS α
VE = 4, 5 T 38
 2, 4 T

2T
2T

2, 4 T

1,5 T 1,5 T

3T
4,3 T

4,3 T

6 TM

2,625 TM
1,125 TM

3,375 TM
18,125 TM

39
BEBAN ATAU MUATAN TIDAK LANGSUNG .
q = 1 t/m q = 1 t/m

4T

A B C D E F
Gel.melintang
λ 2m 3m

5 λ = 20 M

Gel.memanjang
4T CONTOH

A B B C C D D E E F

2 2 1,5 0,5 3 1 2 2 B C

2 3, 5 3, 5 1 2 2 ∑ 𝑀𝐶 = 0

VB.4 – 2.3 = 0

A B C D E F VB = 1,5 T

VC = 0, 5 T

DARI GAMBAR DIATAS TERLIHAT BAHWA BEBAN TIDAK LANGSUNG MENJADI BEBAN PADA
GELAGAR UTAMA / MEMANJANG TETAPI DITERIMA DAHULU OLEH GELAGAR MELINTANG.

SEHINGGA UNTUK MEMUDAHKAN PEMBAGIAN BEBAN, GELAGAR MELINTANG DIMISALKAN

SEBAGAI PERLETAKAN KECIL,SEHINGGA DAPAT DICARI REAKSI PERLETAKAN AKIBAT BEBAN
TERSEBUT DAN REAKSI REAKSI TERSEBUT KEMUDIAN DIBEBANKAN KE GELAGAR UTAMA.

SETELAH BEBAN TERDISTRIBUSI KE GELAGAR UTAMA, BARU DAPAT DIHITUNG REAKSI

PERLETAKANNYA , KEMUDIAN PERHITUNGAN DAN PENGGAMBARAN BIDANG MOMEN DAN
LINTANG DAPAT DILAKUKAN .

∑ 𝑀𝐹 =0 VA . 20 – 2.20 – 3,5.16 – 3,5 . 12 – 1. 8 – 2. 4 = 0 VA = 7,7 T

∑ 𝑀𝐴= 0 - VF . 20 + 2. 20 + 2. 16 + 1. 12 + 3,5 .8 + 3,5 .4 = 0 VF = 6, 3 T

PERHITUNGAN SELANJUTNYA SAMA DENGAN PERHITUNGAN PERHITUNGAN TERDAHULU,

HANYA BEDANYA BEBAN BEBAN YANG SEMULA ADALAH BEBAN MERATA PADA GELAGAR
MELINTANG MENJADI BEBAN TERPUSAT PADA GELAGAR UTAMA .

40
RUMUS YANG HARUS DIINGAT UNTUK KULIAH KULIAH DI
SEMESTER SEMESTERBERIKUTNYA .

P q

L L

P P qL
D
D

PL
1/2 qL2

P q

1/2 L 1/2 L L

1/2 P 1/2 qL

D
D

1/2 P 1/2 qL

1/8 qL2
1/4 PL

41
APLIKASI DI LAPANGAN

q t/m

A B C

BALOK ABC MENDAPAT

BEBAN LUAR q t/m

GAMBAR BIDANG D

DAN BIDANG M

SEPERTI TERGAMBAR

APABILA BALOK ABC DIATAS ADALAH BALOK BETON

Warna biru adalah sengkang

Tul tarik dimana makin besar gaya D ,

jarak sengkang semakin rapat

.

sengkang sengkang
g Tul tarik g
Warna merah adalah tulangan tarik

Ditempatkan diatas karena momen negative , dimana serat tertarik ada di serat atas .

Ditempatkan dibawah karena momen positive ,dimana serat tertarik ada di seratbawah

42
KONSTRUKSI RANGKA BATANG

C D E

A B

F G

GAMBAR DIATAS DINAMAKAN RANGKA BATANG

TITIK A,B,C,D,E,F,G DISEBUT TITIK BUHUL ATAU TITIK SIMPUL .

AC , CD, DE, EB, CF , FD , DG , EG , AF , FG , GB DISEBUT BATANG .

KONSTRUKSI RANGKA BATANG STATIS TERTENTU APABILA MEMENUHI SYARAT :

2 X JUMLAH TITIK BUHUL = JUMLAH BATANG + 3

SEBAGAI CONTOH KONSTRUKSI DIATAS 2 . 7 = 11 + 3 14 = 14

MAKA KONSTRUKSI DIATAS DISEBUT KONSTRUKSI RANGKA BATANG STATIS TERTENTU .

UNTUK MENCARI GAYA BATANG DARI KONSTRUKSI DIATAS ADA BANYAK CARA,TETAPI

DISINI HANYA AKAN DIJELASKAN DUA CARA YAITU :

1.CARA KESETIMBANGAN TITIK BUHUL / TITIK SIMPUL

2.CARA RITTER

43
 CARA KESETIMBANGAN TITIK SIMPUL / TITIK BUHUL

UNTUK PERHITUNGAN GAYA BATANG BEBAN TIDAK BEKERJA PADA TITIK SIMPUL HARUS
DIKERJAKAN PADA TITIK SIMPUL.

TITIK BUHUL ATAU TITIK SIMPUL DIANGGAP SEBAGAI PERLETAKAN SENDI, SEHINGGA
PERHITUNGAN GAYA BATANGNYA MENGGUNAKAN :

∑ 𝑲𝒙=0 ATAU ∑ 𝑯 =0 DAN ∑ 𝑲𝒚 = 𝟎 ATAU ∑ 𝑽=0

BATANG YANG AKAN DICARI GAYA BATANGNYA DIANGGAP DAHULU SEBAGAI BATANG
TARIK, SEHINGGA ARAH GAYA NYA MENARIK ATAU MENINGGALKAN TITIK YANG
DITINJAU.

C D E
BEBAN PADA BATANG FG ADALAH q = 1 t/m

BEBAN HARUS DITEMPATKAN PADA

4M
TITIK SIMPUL
A B

F G

3M 3M 3M
C D E
KARENA BEBAN DAN KONSTRUKSI

SIMETRIS MAKA VA = VB = 1,5 T

A B

F G

1,5 T 1,5 T

PERHITUNGAN DIMULAI DARI TITIK SIMPUL YANG MEMPUNYAI MAXIMUM DUA BATANG
YANG BELUM DIKETAHUI , DEMIKIAN JUGA SELANJUTNYA .

44
TITIK A
S AC
∑ 𝑉 = 0 1,5 + S AC = 0 S AC = - 1,5 T
S AF
A HASIL S AC NEGATIF, ARTINYA ARAH PEMISALAN

SALAH , ARTINYA S AC BUKAN BATANG TARIK

1,5 T TETAPI BATANG TEKAN. S AC = 1,5 T ( TEKAN )

∑𝐻 = 0 S AF = 0

TITIK C
S CD
HASIL S AC ADALAH 1,5 T TEKAN , MAKA
C
S CF COS α PADA TITIK SIMPUL C ARAH S AC MENEKAN
1,5 T
S CF TITIK C
S CF SIN α

∑ 𝑉 = 0 1,5 - S CF SIN α = 0 S CF = 1,5 / SIN α = 1,875 T

S CF = 1, 875 T ( TARIK )

∑ 𝐻= 0 + S CD + S CF COS α =0

S CD + ( 1, 875 . 3/5 ) = 0

S CD = -1, 125 T S CD = 1, 125 T ( TEKAN )

TITIK D

∑𝑉 = 0 S DF = 0
1,125 T D
S DE ∑ 𝐻= 0 S DE + 1, 125 = 0

S DE =- 1, 125 T S DE = 1, 125 T ( TEKAN )

S DF

45
 TITIK F
S FE SIN α ∑V= 0
1,875 SIN α S FE
S CF =∑ 𝑽 =0
1,875 - 1,5+ 1, 875 . 4/5 + S FE SIN α = 0
S FE COS α - 1,5+ 1, 5 + S FE . 4/5 = 0
1,875 COS α S FG
F S FE = 0

∑𝐻 = 0 S FG + S FE COS α - 1,875 COS α = 0

1, 5 T
S FG = - 0. 3/5 +1, 875 . 3/5 = 1, 125 T ( TARIK )

TITIK G
S GE
∑ 𝑉 = 0 - 1,5 + S GE = 0
S FG = 1, 125
S GE = 1, 5 T ( TARIK )
S GB
G ∑𝐻 = 0 - 1, 125 + S GB = 0

S GB = 1, 125 T ( TARIK )
1, 5 T

TITIK E
E
∑ 𝑉= 0 - 1,5 – S EB SIN α = 0
S EB COS α
S DE = 1, 125 S EB = - 1, 875 T

S EG = 1, 5 S EB S EB = 1, 875 T ( TEKAN )
S EB SIN α

KONTROL

∑ 𝐻 = 0 1,125 + S EB COS α = 0

1, 125 + ( - 1,875 . 3/5 ) = 0

1, 125 -1, 125 = 0 ( OK )

46
METHODE RITTER

MEMOTONG TIGA BATANG TAPI BATANG YANG DI POTONG TIDAK

BOLEH BERTEMU PADA SATU TITIK BUHUL / TITIK SIMPUL .

BATANG YANG MEMPUNYAI CENTRUM KEKUATAN BATANG ,

MENCARI GAYA BATANG NYA DENGAN MEMAKAI :

∑ 𝐌𝐎𝐌𝐄𝐍 PADA CENTRUM KEKUATAN BATANG = 0

CENTRUM KEKUATAN BATANG 1 ADALAH PERPOTONGAN

BATANG 2 DAN BATANG 3 .

BATANG YANG TIDAK MEMPUNYAI CENTRUM KEKUATAN BATANG ,

MENCARI GAYA BATANG NYA DENGAN MEMAKAI :

∑𝑽 = 0 ∑𝑯= 0

C E

A B

F G H

BATANG YANG DIPOTONG ADALAH S CD, S CG , S FG

CENTRUM KEKUATAN BATANG CD ADALAH PERPOTONGAN S CG DAN S FG

DARI HASIL PERPOTONGAN TERSEBUT ADALAH TITIK G .

CENTRUM KEKUATAN BATANG CGADALAH PERPOTONGAN S CD DAN S FG

DARI HASIL PERPOTONGAN TERSEBUT ADALAH TITIK A

( Ingat gaya dapat dipindahkan sepanjang garis kerjanya )

CENTRUM KEKUATAN BATANG FG ADALAH PERPOTONGAN S CD DAN S CG

DARI HASIL PERPOTONGAN TERSEBUT ADALAH TITIK C .

47
 C D E

4M
F
A B

F G

1,5 T 1,5 T 1,5 T

1,5 T
3M 3M 3M

KEUNTUNGAN DARI CARA RITTER ADALAH DAPAT MENCARI BESAR GAYA BATANG
DIMANAPUN JUGA , TANPA HARUS MULAI DARI PERLETAKAN .

UNTUK MELIHAT KEARAH KIRI POTONGANATAU KANAN DISARANKANMELIHAT KEARAH

YANG TIDAK BANYAK GAYA BEKERJA .

MENCARI S DE DAN S EF ,DIPOTONG BATANG S DE, S EF , S FG

CENTRUM KEKUATAN BATANG DE ADALAH TITIK F

∑ 𝑀𝐹 = 0 ( LIHAT KANAN POT )

- S DE . 4 – 1,5 .6 + 1, 5 . 3 = 0 S DE
4M
S DE = - 1, 125 T S EF
F S EF SIN α
S DE = 1, 125 T ( TEKAN ) F
1,5 T
1,5 T
6M

BATANG S EF ADALAH BATANG YANG TIDAK MEMPUNYAI CENTRUM KEKUATAN BATANG ,

KARENA BATANG S DE DAN BATANG S FG TIDAK AKAN MUNGKIN BERPOTONGAN .

∑ 𝑉= 0 + 1, 5 – 1, 5 – S EF SIN α = 0

S EF = 0

48
 UNTUK MENCARI BATANG S GF , S GE DAN S EB, DIPOTONG KETIGA BATANG
TERSEBUT . LIHAT KANAN POTONGAN .

S EB
E
SIN α = a / 3 a = 3 SIN α
4M S GE S EB a = 3 . 4 / 5 = 12 / 5 M

S GF B
a

G
1,5 T
1,5 T
3M

MENGHITUNG S GF ∑ 𝑀𝐸 = 0 + S GF . 4 – 1, 5 . 3 = 0

S GF = 1, 125 T ( TARIK )

MENGHITUNG SEB ∑ 𝑀𝐺 = 0 - S EB . 12/5 – 1,5 . 3 = 0

S EB = - 1, 875 T S EB = 1, 875 ( TEKAN )

MENGHITUNG S GE ∑ 𝑀𝐵 = 0 + S GE . 3 – 1, 5 . 3 = 0

S GE = 1,5 T ( TARIK )

UNTUK MENGHITUNG S GE DAPAT DIPAKAI CARA LAIN DENGAN MEMOTONG SEPERTI

GAMBAR DIBAWAH INI MESKIPUN BATANG BATANG YANG DIPOTONG BERTEMU PADA
SATU TITIK, TAPI CARA INI HANYA BOLEH DIPAKAI UNTUK BATANG YANG SEPERTI S GE.

S GE LIHAT DIBAWAH POTONGAN

∑ 𝑉= 0 + S GE – 1, 5 = 0

S GE = 1, 5 T ( TARIK )
1,5 T

49
 GARIS PENGARUH

REAKSI PERLETAKAN

BIDANG D AKIBAT BEBAN MATI

BIDANG M

GARIS PENGARUH REAKSI PERLETAKAN

GARIS PENGARUH D AKIBAT BEBAN BERJALAN

GARIS PENGARUH M

CONTOH APLIKASI DI LAPANGAN

BALOK JEMBATAN KITA AKAN MENCARI REAKSI DI A

UNTUK MERENCANAKAN KEPALA

JEMBATAN DI A .

Beban berjalan P= 20 t
KEPALA JEMBATAN KEPALA JEMBATAN
Beban mati q = 2 t/m

A B A B

PANJANG JEMBATAN 15 M P = 20 T

RA/ VA AKIBAT BEBAN MATI= 1/2 . 2 . 15 =15 T 1 GP RA / GP VA

RA / VA AKIBAT BEBAN BERJALAN , P = 20 T

P = 20 T DITEMPATKAN PADA ORDINAT TERBESAR DARI GAMBAR GP RA / GP VA

RA / VA AKIBAT BEBAN BERJALAN= 20 X 1 =20 T ( P X ORDINAT MAXIMUM )

MAKA RA / VA UNTUK PERENCANAAN DEMENSI KEPALA JEMBATAN

ADALAH 15 T + 20 T = 35 T

50
 X M
A P=1 B C GP RA / GP VA

MISAL P = 1 BERJALAN,

10 M 2M BERADA SEJARAK X M

DARI A.
1 GP RA/ GP VA ∑ 𝑴𝑩 = 0

VA . 10 – 1 .( 10 – X ) = 0

10−𝑋
2/10 VA =
10
12/10
GP RB / GP VB 1 P=1 DI A X= 0 VA = 1

P=1 DI B X=10 VA = 0

P=1 DI C X = 12 VA = - 2/10

GP RB / GP VB

MISAL P =1 BERJALAN BERADA SEJARAK X M DARI A

X
∑ 𝑀𝐴 = 0 - VB . 10 + 1 . X = 0 VB =
10

P= 1 DI A X=0 VB = 0

P = 1 DI B X = 10 VB = 1

P = 1 DI C X = 12 VB = 12/10

ATAU DAPAT DENGAN CARA LAIN , DENGAN MELETAKKAN P = 1 DI A , DI B

DAN DI C DAN DICARI BESAR RA ATAU VA , DIDAPAT GP RA / GP VA .

P=1 P=1 P=1 P =1 DI A

∑ 𝑴𝑩 = 0 VA.10 – 1 .10 = 0

A 10 M B 2M C VA = 1

P = 1 DI B ∑ 𝑴𝑩 = 0 VA . 10 – 1 . 0 = 0 VA = 0

P= 1 DI C ∑ 𝑴𝑩 = 0 VA. 10 + 1. 2 = 0 VA = - 2/10

51
 JADI DARI PENJELASAN DAN CONTOH SOAL DAPAT DISIMPULKAN BAHWA GARIS PENGARUH
REAKSI PELETAKAN ADALAH GAMBAR BESAR REAKSI PERLETAKAN PADA WAKTU P = 1
BERJALAN DIATAS BALOK TERSEBUT , DEMIKIAN JUGA ARTINYA UNTUK GARIS PENGARUH
GAYA LINTANG ( D ) MAUPUN GARIS PENGARUH MOMEN ( M ) .

HITUNG BESAR RA MAXIMUM APABILA BEBAN BERJALAN P = 25 T BERADA DIATAS BALOK

ABC , HITUNG JUGA APABILA YANG BERJALAN q = 2 t/m SEPANJANG 2 M .

CARA MENGHITUNGNYA DIPAKAI GARIS PENGARUH RA , DENGAN MELETAKKAN P = 25 T

PADA ORDINAT MAXIMUM DAN q = 2 t / m PADA LUASAN YANG MAXIMUM .

P = 25 T

1 RA MAX = 25 X 1 = 25 T

2/10

q = 2 t/m

𝐚 𝟖
1 a = a = 8/10
𝟏 𝟏𝟎

luas luasan dibawah beban

2m 2/10 = ( 1 + 8/10 ).1/2 . 2

Ingat luas trapesium = jumlh sisi sejajar kali setengah tinggi Luas = 1, 8 m 2

q = 2 t/m RA MAX = 2 X 1,8 = 3, 6 TM.

GAMBAR GARIS PENGARUH SELALU LURUS TIDAK PERNAH TERPUTUS .

1 12/10

GAMBAR GP RB YANG BENAR

𝟏 𝟏𝟎
BUKTI =
10 M 2M 𝟏𝟐/𝟏𝟎 𝟏𝟐

ingat : perbandingan segitiga 1

GAMBAR GP RB YANG SALAH

52
GARIS PENGARUH D DAN GARIS PENGARUH M

xm P=1

A C B

3M 12 M

VA VB

APABILA P = 1 BERJALAN BERADA SEJARAK X M DARI A , MAKA BESAR DC DAN MC

DAPAT DIHITUNG , DENGAN MELIHAT KEKIRI POTONGAN ATAU KEKANAN POTONGAN.

LIHAT KIRI POTONGANLIHAT KANAN POTONGAN

DC = VA – 1 DC = - VB

MC = VA . 3 – 1 ( 3 – X ) MC = VB . 12

DARI DUA HASIL DIATAS DISARANKAN MELIHAT KEKANAN POTONGAN ATAU MEMAKAI
REAKSI PERLETAKAN DI KANAN POTONGAN DALAM PERHITUNGAN DC MAUPUN MC .

MAKA DAPAT DISIMPULKAN, APABILA P =1 TERLETAK DIATAS DUA PERLETAKAN , MAKA

DALAM PERHITUNGAN DC DAN MC DISARANKAN SEBAGAI BERIKUT :

P = 1 ADA DI KIRI POTONGANSEBAIKNYA MELIHATKEKANAN POTONGAN ATAU MEMAKAI

REAKSI DISEBELAH KANAN POTONGAN .

P = 1 ADA DI KANAN POTONGAN SEBAIKNYA MELIHAT KEKIRI POTONGAN ATAU MEMAKAI

REAKSI DISEBELAH KIRI POTONGAN .

SEDANG UNTUK P =1 YANG TERLETAK DIANTARA PERLETAKAN DAN BEBAS , SEBAIKNYA

MELIHAT KEARAH BEBAS .

A B D

UNTUK MENGHITUNG DD DAN MD , SEBAIKNYA LIHAT KANAN POTONGAN D

SEHINGGA TIDAK PERLU MENGHITUNG REAKSI DI A MAUPUN DI B

53
 GP DC DAN GP MC

A B C D P = 1 DI A

3M 3M 7M ∑ 𝑴𝑩=0 - VD.10 – 1.3 = 0

VD = - 3/10

GP DC 7/10 C D
3/10

7m 3/10
3/10
DC = + 3/10

21/10 GP MC MC = - 3/10 . 7 = - 21/10

P=1 DI B

VD = 0 DC = 0 MC = 0

21/10

P = 1 DI SEDIKIT SEBELAH KIRI C

∑ 𝑀𝐵 = 0 - VD . 10 + 1 . 3 = 0 VD = 3/10 C D

DC = - 3/10 MC = + 3/10 . 7 = 21/10 7m

3/10

P = 1 DI SEDIKIT SEBELAH KANAN C B

∑ 𝑀𝐷 = 0 VB .10 – 1 .7 = 0 VB = 7/10 A C

DC = + 7/10 MC = + 7/10 .3 = 21/10 7/10 3m

P = 1 DI D

∑ 𝑀𝐷 = 0 VB = 0 DC = 0 MC = 0

54
 A E B C

2M 1M

KARENA POTONGAN TERLETAK DIANTARA PERLETAKAN SNDI DAN BEBAS , MAKA UNTUK
MUDAH NYA MELIHAT SAJA KEARAH BEBAS . P =1 DILETAKKAN DI TITIK A , E , B , C .

P=1
P=1 P=1 P=1
P=1

A E B C

2m

P = 1 DI TITIK A DE = - 1 ME = - 1 . 2 = - 2

P= 1 DI TITIK SEDIKIT SEBELAH KIRI E DE = - 1 ME = - 1 . 0 = 0

P = 1 DI TITIK SEDIKIT SEBELAH KANAN E DE = 0 ME = 0

P = 1 DI TITIK B DAN TITIK C DE = 0 ME = 0

A E B C

GP DE
1 1

GP ME

55
 DARI CONTOH SOAL YANG TELAH DIBERIKAN , DAPAT DISIMPULKAN BAHWA BENTUK
GAMBAR GARIS PENGARUH REAKSI PERLETAKAN, GAYA LINTANG DAN MOMEN PADA
POTONGAN YANG TERLETAK DIATAS DUA PERLETAKKAN SELALU SAMA. SEHINGGA KALAU
BALOK TERSEBUT MEMPUNYAI KANTILEVER TINGGAL MENERUSKAN SAJA.

A C B D A C B

GP RA / VA 1
1

GP RB/ VB
1
1

GP DC

1 1

ORDINAT UNTUK DC TEPAT DIKIRI POTONGAN DAN DIKANAN POTONGAN KALAU

DIJUMLAH BESAR NYA HARUS 1 , KARENA PEMISALAN BEBAN BERJALAN P = 1

GP MC

DENGAN DEMIKIAN MAKA ORDINAT ORDINAT PADA GARIS PENGARUH DAPAT DIHITUNG
DENGAN MENGGUNAKAN PERBANDINGAN SEGITIGA , ASAL SATU ORDINAT SUDAH
DIHITUNG .

56
A B C D E

HITUNG BESAR RD

2M 2M 8M 3M YANG DIPAKAI UTK

q = 2 t/m
A B C D E PERENCANAAN

KEPALA JEMB . DI D

e APABILA DIKETAHUI :
1
BEBAN MATI q = 2 t/m
a
BEBAN HIDUP P = 20 T

GP RD

AKIBAT BEBAN MATI q = 2 t/ m

∑ 𝑀𝐵 = 0 - RD . 10 + 20 . 5 + 6 . 11,5 – 4 . 1 = 0 RD = 16,5 T

AKIBAT BEBAN HIDUP P = 20 T , DIPAKAI GARIS PENGARUH RD …..CARI ORDINAT DI TITIK A

DAN DI TITIK D DENGAN MEMAKAI PERBANDINGAN SEGITIGA .

a / 1 = 2 / 10 a = 0,2 1 / e = 10 / 13 e = 1,3

RD = 20 X ORDINAT MAX PADA GP RD = 20 X 1,3 = 26 T RD = 26 T

RD YANG DIPAKAI UNTUK PERENCANAAN KEPALA JEMBATAN DI D =

16,5 T + 26 T = 42,5 T

57
HITUNG DAN GAMBAR GARIS PENGARUH DC

2/10 P=1 DI A ∑ 𝑴𝑩 = 𝟎
c2
-RD.10 – 1 . 2 = 0 RD = 2/10

DC = - 2/10
c1 e
2/10 2
=
c1 2
c1 = 2/10 P = 1 DI SEDIKIT KIRI C DC= 2/ 10
c2 = 1 – 2/10 = 8/10 P = 1 DI SEDIKIT SEBELAH KANAN C DC = - 8 /10

e 3 3x8/10 24 3
= e= = = P =1 DI E DC = 3 /10
8/10 8 8 80 10

C
D

2/10

HITUNG DAN GAMBAR GARIS PENGARUH MC

16/10
e

P = 1 DI A RD = 2/10 MC = - 2/10 . 8 = - 16/10

c 2
P = 1 DI C = c = 16 /10 MC = 16 /10
16/10 2

e 3
P = 1 DI E = e = 6 /10 MC = 6 /10
16 /10 8

58
HITUNG BESAR MC max POSITIF APABILA BEBAN BERJALAN P = 30 T BERADA DIATAS
JEMBATAN

16/10 30 T
6/10
GP MC

16/10

MC max = P . (ORDINAT MAX POSITIF) = 30 . 16/10 = 48 TON

HITUNG BESAR MC max APABILA BEBAN BERJALAN q = 2 t/m SEPANJANG 2 M BERADA

DIATAS JEMBATAN .

2m q = 2 t/m

Y1 Y2
1, 6 Diusahakan ordinat Y 1 = Y 2 untuk

a 2- a mendapatkan M max

2m 8m

𝐘𝟏 𝟐−𝐚 𝐘𝟐 𝟖 − (𝟐 − 𝐚 )
= =
𝟏, 𝟔 𝟐 𝟏, 𝟔 𝟖
𝟐−𝐚 𝟔+𝐚
𝟐 = 𝟖
Y1 = Y2 12 + 2a = 16 – 8a 10a = 4 a = 0,4

Y 1 = 1, 6 ( 2 – 0,4 ) / 2 = 1, 28

LUAS TRAPESIUM = ( 1,28 + 1,6 ) 1/2. 0,4 + ( 1,28 + 1,6 ) 1/2 .( 2- 0,4 ) = 0,576 + 2,304 =
2,88 m 2

MC max = q . luasan dibawah beban berjalan = 2 . 2, 88 = 5,76 TM

59
GARIS PENGARUH PADA BALOK GERBER

BERDASAR PADA BENTUK BENTUK GARIS PENGARUH YANG SUDAH PASTI , MAKA AKAN
LEBIH MUDAH MENGGAMBAR GARIS PENGARUH PADA BALOK GERBER .

A B S C D

A B S

I
C II D

GP D I

GP M II

UNTUK MENGHITUNG GP D I DAN M I DIBUTUH KAN VB ATAU VC .

PADA WAKTU P = 1 DI DAERAH A B S VB DAN VC DAPAT DIHITUNG

PADA WAKTU P =1 DI DAERAH S B C VB DAN VC TIDAK DAPAT DIHITUNG

MAKA DARI PENJELASAN DIATAS ,GAMBAR GARIS PENGARUHNYA HANYA DI A B S

UNTUK MENGHITUNG GP D I DAN MII DIBUTUHKAN VC ATAU VD

PADA WAKTU P =1 DI DAERAH A B S VB DAN VC DAPAT DIHITUNG

PADA WAKTU P =1 DI DAERAH S C D VB DAN VC DAPAT DIHITUNG

MAKA DARI PENJELASAN DIATAS ,GAMBAR GARIS PENGARUH ADA DI DAERAH A B S C D

60
 GP RB

S 1M P = 1 DI A
A B 2M D
C
1 6
E = a = 8/6
a 8

2M 6M 3M P = 1 DI A …..RB = 8/6

A B D S

GP MD
C
a P = 1 DI A
1 GP RB
∑ MB = 0

- VS . 6 – 1 . 2 = 0

- VS = - 2/6
8/6
S
GP MD D
2/6
4M
MD = - 2/6 . 4 = - 8/6
b = 8/6 P = 1 DI D
c = 2/6
GP DE b 2
= b = 8/6
8/6 2

P = 1 DI D…MD= +8/6

1 1

GP DE

c 2
P = 1 DI A = c = 2/6 Lihat hal 51
1 6

P = 1 DI A DE = + 2/6

61
 GARIS PENGARUH RANGKA BATANG

C D E HITUNG DAN GAMBAR

GARIS PENGARUH S CD , S CG ,

4m DAN S FG .

A B
UNTUK MENCARI GAYA BATANG
F G H
3m 3m 3m 3m DIATAS , PAKAI CARA RITTER

Ingat bahwa apabila P =1 ada disebelah kiri DENGAN CARA MEMOTONG

potongan ,maka reaksi yang dipakai disebelah
kanan potongan atau melihat kebagian kanan BATANG S CD , S CG DAN S FG.
potongan ,begitu juga sebaliknya

GP S CD P = 1 DI A VB = 0
CDCDCCD
S CD , S CG DAN S FG =0
3/8
P = 1 DI F ∑ 𝑀𝐴 = 0
3/4
- VB . 12 + 1. 3 = 0 VB= 3/12
5/8 15/48
GP S CG C SCG sinα
S CD
4m
S FG
15/48 3/12
G
6m
GP S FG
3/4 ∑ 𝑀𝐺 =0
3/8
3/16
- 3/12. 6 – S CD. 4 =0

S CD = - 18/48 =- 3/8

∑ 𝑉=0 + 3/12 + S CG SIN α =0

3 4
S CG = - / = - 15 /48
12 5

∑ MC =0 - 3/12 .12 + S FG . 4 = 0 S FG = + 3/ 4

62
 P=1 DI G
∑ 𝑀𝐵 = 0 VA = 1/2 ∑ 𝑀𝐺 = 0 1/2 . 6 + S CD . 4 = 0 S CD = - 3/4

C S CD ∑ 𝑉= 0 1/2 – S CG SIN α =0

1/2 5
S CG = =
S CG SIN α S FG 4/5 8

G ∑ 𝑀𝐶= 0 1/2 . 3 – S FG . 4 =0

1/2 6m S FG = + 3/8

3m

P = 1 DI H
∑ 𝑀𝐵 = 0 VA . 12 – 1 . 3 = 0 VA = 3/12 ∑ 𝑀𝐺 = 0 3/12 .6 + S CD . 4 = 0 SCD= -6/4

C S CD ∑ 𝑉= 0 3/12 – S CG SIN α =0

3/12 15
S CG = =
S CG SIN α S FG 4/5 48

G ∑ 𝑀𝐶 = 0 1/4 . 3 – S FG . 4 =0
1/2
6m S FG = + 3/16

3m

63
 DARI CONTOH PERHITUNGAN DIATAS DAPAT DISIMPULKAN APABILA RANGKA
BATANG TERLETAK DIANTARA DUA PERLETAKKAN , MAKA UNTUK GARIS PENGARUH
BATANG YANG MEMPUNYAI CENTRUM KEKUATAN BATANG , MAKA GAMBAR GARIS
PENGARUHNYA BERBENTUK SEGITIGA DENGAN PUNCAK DIBAWAH CENTRUM , SEDANG
UNTUK BATANG DIAGONAL YANG TIDAK MEMPUNYAI CENTRUM KEKUATAN BATANG,
GAMBAR GARIS PENGARUHNYA BERBENTUK SEGITIGA DENGAN PUNCAK PADA TITIK
SIMPUL YANG MEMEGANGI BATANG TERSEBUT . JADI UNTUK ORDINAT DIHITUNG SAJA
PADA PUNCAK NYA , SEDANG ORDINAT LAIN , BISA DIHITUNG DENGAN PERBANDINGAN
SEGITIGA . UNTUK BATANG BAWAH SELALU POSITIF ATAU TARIK , SEDANG BATANG ATAS
SELALU NEGATIF ATAU TEKAN .

C D E F HITUNG DAN GAMBAR

C C
GARIS PENGARUH

4m S DG, S EF , S EH.

A B GP S DG

3m I
G H S DG
3m 3m 3m C 3m
C C

GP S DG
A G H I B
1

LIHAT KEBAWAH POTONGAN

P = 1 DI A S DG =0

GP S EH P = 1 DI G ∑ 𝑉=0 S DG -1 = 0

S DG = 1

P = 1 DI H ,I ,B S DG = 0

GP S EH

LIHAT KEATAS POTONGAN S EH

A G H I B
P = 1 DI A , G , H , I , B S EH = 0

64
GP S EF GP S EF

P = 1 DI H ……. VA = VB = 1/2

3/4

S EF
A 4m

∑ 𝑀𝐻 = 0
H
1/2 . 6 + S EF . 4 = 0 VA = 1/2 6m

S EF = - 3/4

HITUNG BESARS EF APABILA BEBAN BERJALAN q = 2 t/m BERADA TEPAT DI IB

a / 3/4 = 3/6

a = 9/24
a
3/4 3m

S FE = q . luasan yang diarsir dibawah beban merata

S FE = - 2 . ( 1/2 . 3 . 9/24 ) = - 27 / 24 TM

65
APLIKASI DI LAPANGAN UNTUK GARIS PENGARUH

q = 1 t/m

A B C

10 m 2m

DIKETAHUI BALOK JEMBATAN ABC DENGAN BEBAN MATI q = 1 t/m

TENTUKAN BESAR MOMEN YANG DIPAKAI UNTUK PERENCANAAN

DEMENSI BALOK TERSEBUT .

UNTUK MENDAPATKAN HASIL MOMEN MAXIMUM YANG DIMAKSUD

YANG HARUS DILAKUKAN ADALAH :

1 . MENCARI BESAR M MAX AKIBAT BEBAN MATI TERSEBUT

2 . MENCARI GARIS PENGARUH MOMEN PADA POTONGAN ATAU TITIK

DIMANA MOMEN MAXIMUM TERJADI .

3 . DENGAN BEBAN BERJALAN YANG SUDAH DITENTUKAN , DIDAPAT MOMEN

MAXIMUMNYA .

4 . MOMEN MAX TOTAL DIDAPAT DARI PENJUMLAHAN KEDUA MOMEN YANG

DIDAPAT .( HASIL NO 1 + HASIL NO 3 ) .

66
 xm q = 1 t/m

A C

1O m B 2m

∑ 𝑀𝐵 = 0 VA. 10 – 10. 1. 5 + 2. 1 . 1 = 0 VA = 4,8 T

DX=0 4,8 – 1X = 0 X = 4,8 m dari A terjadi M Max

MX = 4,8 X – 1.X. 1/2 X

X = 4,8 m M max = 4,8. 4,8 – 1 . 4,8 . 1/2 . 4,8 = 11,52 TM

M max AKIBAT BEBAN MATI = 11, 52 TM

A D B C

4,8 m 5,2 m 2m

30 TON GP MD

0,2496

P = 1 PADA POTONGAN SEDIKIT SEBELAH KANAN D

∑ 𝑀𝐵 = 0 VA . 10 – 1 . 5,2 = 0…………VA = 0,52 MD = 0,52 . 4,8 = 0,2496

APABILA BEBAN BERJALAN ADALAH P = 30 TON , MAKA

M max AKIBAT BEBAN BERJALAN = 30 . 0,2496 = 7,488 TM

JADI MOMEN YANG DIGUNAKAN UNTUK PERENCANAAN DEMENSI ADALAH

11,52 TM + 7,488 TM = 19,008 TM

CATATAN

Contoh diatas dilakukan juga untuk gayaLintang ataupun mencari gaya batang

Pada Konstruksi Rangka Batang .

67
 TUGAS 1

4T 5T
4T 5T
A B C
C D

D
amm
33a bbmm c cmm
mm
6T
6T
6T 3T
3T
m

HITUNG BESAR MOMEN DI A , B , C , D , E , F DARI KEDUA SOAL

6T 55TT

B d β
B
4T A

𝟔√𝟐 𝐓 CC
3T
DD
α c
α = 45 0
d
tg β = 3/4
b

EE F
F
a

NRP am bm cm dm
BERAKHIRAN
0 5 3 5 8 4
7 1 2 4 5 6
2 9 3 3 6 8
3 4 3 2 5 6
8 6 2 2 6 6

68
 TUGAS 2

HITUNG BESAR REAKSI REAKSI PERLETAKAN DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI
TERGAMBAR DIBAWAH INI .

4T 6T 5T

6V2T α = 45 0 TG β = 3/ 4

3M 4M 6M 3M

4T
5T
5 T3 T

A B C

26TT 5M
3M
3T4 T
T
T

EE
22T
T D
T
2M 2M 3M 4M 3M

6T

A B α C α = 30 0

3T
1m 2m

69
 TUGAS 3
HITUNG BESAR REAKSI2 PERLETAKAN DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN
SEPERTI DIBAWAH INI .
PV2T
q t/m

β = 45 0
β

P T
P T
A B C D

3m 8m 2m

2 t/m
5T
4T

β tg β = 3/4
3T
A B C

4m

1 t/m
E

2T

am cm 3m bm

Nomor am bm cm P ton q t/m

pokok

GASAL 6 2 4 5 2

GENAP 3 3 6 4 1

70
 TUGAS 4

HITUNG DAN GAMBAR BIDANG NORMAL , MOMEN DAN LINTANG DARI

KONSTRUKSI DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIBAWAH INI .

P1 TON tg α = 4/3 P2 TON

A B C D

5 TON

2m 4m 8m

P1 TON P1 V 2 TON

B C β

A D

3m L m 3m

NRP P 1 TON P 2 TON L m β

BERAKHIRAN

1 6 4 5 9 45 0

2 7 3 6 10 45 0

3 8 2 4 8 45 0

4 9 5 4 12 45 0

0 5 6 4 6 45 0

71
 TUGAS 5

HITUNG DAN GAMBAR BIDANG NORMAL , MOMEN DAN LINTANG

DARI KONSTRUKSI DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIBAWAH INI

q t/m P ton

A B C D

2m 8m 2m

P ton q t/m

A B P ton C

2m 4m 6m

NRP BERAKHIRAN q t/m P ton α

0 4 7 2 6 30 0

1 8 9 1 4 60 0

5 3 6 2 2 8 30 0

72
 TUGAS 6

HITUNG DAN GAMBAR BIDANG NORMAL , MOMEN DAN LINTANG

DARI KONSTRUKSI DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIBAWAH INI

3T
5T tg α = 3/4 q = 1 t/m

A B S C 4T D E

am bm cm dm 2m

4T q = 2 t/m 5T tg α = 4/3

A B S1 S2 C D

am 2m dm 2m cm

NRP am bm cm dm
BERAKHIRAN

4 5 4 5 9 4

1 9 3 6 10 6

2 8 2 4 8 4

0 3 5 4 12 4

6 7 6 4 6 5

73
SOAL EVALUASI 1

SUATU KONSTRUKSI PORTAL DENGAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIBAWAH INI,

HITUNG REAKSI2 PERLETAKANNYA.

1. q = 2 t/m

4T

B P=2T

am cm 3m 5m cm

2.

P=5 T q= 1 t/m P=5 T

α α tg α = 3/4

A B C D

cm bm cm

DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR DIATAS, HITUNG DAN GAMBAR BIDANG

MOMEN,NORMAL DAN LINTANG.

CATATAN :

NIM GASAL a= 3 m b= 12 m c= 2 m

NIM GENAP a= 2m b= 10m c= 3m

74
SOAL EVALUASI 2
P1
1. B
A P2
HITUNG DAN GAMBAR BIDANG N DAN M DARI

KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI TERGAMBAR.

hm

C
am bm

q t/m
P2
2. S B
A C

P1
am bm 3m 10 m

DARI KONSTRUKSI DAN BEBAN SEPERTI DIATAS, HITUNG DAN GAMBAR

BIDANG N DAN D.

S2
3. D E DARI KONSRUKSI RANGKA SEPERTI TERGAMBAR
S1 S3
S6 S7 3 m HITUNG BESAR GAYA BATANG S 4 , S2 DAN S 7

A B C DENGAN CARA YANG TERMUDAH MENURUT SDR.

S4 S5
P1

am am

CATATAN

TYPE SOAL P 1 TON P2 TON q ton/meter a meter b meter h meter

A 4 2 1 4 2 3
B 2 6 1 3 6 4
C 4 4 2 4 5 3
D 3 4 2 3 7 4
E 5 5 1 4 4 3
F 3 5 1 3 2 4

75
DAFTAR PUSTAKA

1 . Soewarno , MEKANIKA TEKNIK STATIS TERTENTU

2 . Soemono , STATIKA 1

76