Anda di halaman 1dari 55

Analisis Struktur Statis Tak Tentu

Oleh: Ranny Adriana, S.T., M.T.

Pertemuan 9&10
Mata Kuliah : Analisis Struktur Statis Tak Tentu
Kode Mata Kuliah : 51112502
Pengampu : Ranny Adriana, S.T., M.T.
Semester : II
Bobot SKS : 3 SKS
Kelas : D dan E
Hari/Jam : Senin, Rabu/13.00 - 15.30 WIB
Ruang Kelas : TSP - I/03 dan TSP - I/02
Analisis Struktur Statis Tak Tentu
(METODE TAKABEYA)
Metode Keterangan
Cross Berdasarkan pada prinsip distribusi & induksi momen.
Untuk suatu perhitungan portal bertingkat banyak, metode ini sudah tidak
praktis lagi.
Misal: pada portal bertingkat 10, diperlukan 10 macam perhitungan pemberesan
momen akibat beban luar, & pemecahan 10 persamaan bilangan akibat
goyangan & beban luar
Kani Dalam metode ini hanya diperlukan 1 macam perhitungan pemberesan momen,
hingga tidak lagi memerlukan pemecahan banyak persamaan dengan banyak
macam perhitungan.
Takabeya Penyederhanaan dari metode KANI. Pada metode TAKABEYA pada tiap-tiap titik
buhulnya hanya memerlukan 1 momen parsiil untuk pemberesan momen,
sedangkan pada metode KANI tiap titik buhul memerlukan lebih dari satu
momen parsiil yang tergantung dari jumlah banyaknya batang yang terkumpul
pada titik kumpul tersebut.

Lebih mudah dipelajari & dimengerti dalam waktu yang relatif singkat, demikian
pula dalam perhitungan untuk konstruksi portal bertingkat banyak, diperlukan
waktu yang relatif singkat pula.
Salah satu metode yang sering • Metode ini diperkenalkan oleh F.
digunakan dalam perhitungan Takabeya mulai tahun 1934.
konstruksi statis tak tentu, • Metode Takabeya lebih mudah
khususnya pada konstruksi portal (efektif) dalam menganalisis
yang cukup dikenal adalah konstruksi bertingkat banyak.
perhitungan konstruksi dengan • Metode Takabeya berguna untuk
metode TAKABEYA. menganalisis konstruksi
berdasarkan prinsip-prinsip rotasi
(perputaran momen parsiil) yaitu
momen rotasi dan momen
displacement.
• Metode ini lebih efisien
dibandingkan dengan metode
kani, karena momen distribusi
diiterasikan pada tiap joint/
buhul, tidak setiap ujung batang.
Dalam perhitungan konstruksi portal dengan metode Takabeya,
didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa:
• Deformasi akibat gaya aksial (Tarik dan Tekan) dan gaya geser
dalam diabaikan (=0).
• Hubungan antara balok-balok dan kolom pada satu titik kumpul
adalah kaku sempurna.

Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka pada titik kumpul akan


terjadi perputaran dan pergeseran sudut pada masing-masing
batang yang bertemu yang besarannya sebanding dengan momen-
momen lentur dari masing-masing ujung batang tersebut.

Besarnya momen-momen akhir pada kedua ujung batang (Mab


dan Mba) dapat dinyatakan sebagai fungsi dari perputaran dan
pergeseran sudut.
Momen ujung akibat perpindahan posisi
& rotasi joint Momen ujung total

Momen total (design, akhir) ujung =


Momen primer akibat beban (gaya luar) Momen distribusi + momen primer
KONSTRUKSI PORTAL
Macam Portal:
Struktur Portal : • Portal tak bergoyang
Adalah suatu struktur yang • Portal bergoyang
terdiri dari sejumlah batang
yang dihubungkan bersama-
sama dengan sambungan –
sambungan yang sebagian
atau semuanya adalah kaku
(jepit) , yaitu mampu menahan
gaya geser, gaya aksial,
maupun momen lentur.
Portal adalah jenis struktur yang merupakan rangkaian kolom
dan balok seperti gambar berikut:

Balok atap
Kolom

Balok lantai
Kolom
Portal Tetap
Yang termasuk portal tetap adalah portal yang:
1. Bentuk portal dan bebannya simetris
2. Portal yang ditahan goyangannya
Misalnya ditahan oleh perletakan pada fondasi di lereng bukit, portal
dengan dinding geser, portal yang diberi batang diagonal.

Bentuk portal dan beban


simetris, sehingga tidak
terjadi goyangan
Portal Tetap

q q P
Portal Tetap

Portal tetap (portal tidak bergoyang) karena ditahan


oleh fondasi di lereng bukit
Portal Tetap

Portal ditempelkan pada dinding geser, sehingga goyangan


ditahan dinding geser (portal dianggap tidak bergoyang)
Portal Tetap

Portal diberi batang diagonal, sehingga goyangan


menjadi kecil dan dianggap tidak bergoyang
Portal Tetap

Oleh karena portal dengan titik hubung yang tetap tidak


terjadi pergeseran pada titik-titik hubungnya, maka
besarnya nilai momen parsiil akibat pergeseran titik (m)
adalah 0. Sehingga rumus dasar dari Takabeya (persamaan
1.4 ) akan menjadi :

Persamaan. 1.5
Portal Bergoyang

Portal bergoyang adalah portal dimana pada masing-


masing titik hubungnya terjadi perputaran sudut dan
pergeseran (pergoyangan). Umumnya suatu konstruksi
portal bertingkat mempunyai pergoyangan dalam arah
horizontal (akibat angin, gempa, dll) saja.

Beban-beban horizontal yang bekerja pada konstruksi,


dianggap bekerja pada regel-regel (pertemuan balok
dengan kolom tepi) yang ada pada konstruksi tersebut.
Portal Bergoyang

Suatu portal dikategorikan portal bergoyang apabila:


• Biasanya memiliki geometri struktur yang tidak simetris
• Memiliki pola pembebanan yang simetris pada portal yang tidak simetris
• Memiliki pola pembebanan yang tidak simetris pada portal yang
simetris/tidak simetris
• Tidak diberi ikatan ke samping
q q q
• Menghitung momen primer (𝑀) ഥ
• Momen-momen titik buhul ( )
• Angka kekakuan (K)
• Nilai ρ tiap titik buhul
• Angka distribusi ()
• Koefisien penggoyangan (t )
• Momen rotasi awal (mo)
• Momen rotasi iterasi/parsiil (mn)
• Momen perencanaan (momen akhir)
• Diagram freebody
• Hitung gaya dalam
• Gambar bidang momen, lintang, normal
PERJANJIAN TANDA
 Tanda Positif: menyebabkan batang berputar searah jarum jam.
 Tanda Negatif: menyebabkan batang berputar berlawanan arah
jarum jam.
 E  M EA  M EB  M EC  M ED
ANGKA KEKAKUAN

I L = panjang batang
K
L
ANGKA DISTRIBUSI


K   2K

Koefisien penggoyangan (t)


3 K 3K
t 
2 K T
Momen Rotasi Awal (mo)

dan seterusnya...
Momen Rotasi Iterasi (mn)
Untuk Portal Tetap
Momen Akhir
n
M GH 
 KGH  2mGn  mHn  M GH 
M n
GD 
 K GD  2m  m  m  M GD
n
G
n
D
n
2 
Syarat :  M  0
Jika ada penggoyangan
horizontal

Bila M = ± Δ M cukup besar, maka M ini harus didistribusikan ke batang GH


dan GD sebanding dengan angka kekakuan.

 kGH 
M GH  M n
   M
GH  k 
 G 
 kGD 
M GD  M n
   M
GD  k 
 G 
Bila bentuk kekakuan dan susunan muatan simetris
dan pada konstruksi tidak ada muatan horizontal,
maka pada konstruksi tersebut tidak terjadi
penggoyangan. Dan konstruksi ini cukup ditinjau
sebagiannya saja.

Dalam penggambaran bidang momen, tanda momen


pada ujung sebelah kanan berlawanan dengan tanda
momen hasil perhitungan.
Dukungan Sendi
Rumus – rumus yang digunakan pada Portal
dengan Tumpuan Sendi akan berubah :
Gambar disamping tumpuan “b” dan “d” berupa sendi

Pers. 1.1

Pers. 1.2
Persamaan 1.1 menjadi :
Dukungan Sendi

Pers. 1.3

Berdasarkan keseimbangan pada titik buhul “a”


 Σma = 0 , maka harga ma dari pers. 1.3 tsb dpt
diturunkan menjadi :

Pers. 1.4

Pers. 1.5
Perbedaan Konstruksi Jepit-Jepit & Jepit-Sendi
Variasi Arah Momen Iterasi
ANALISIS STRUKTUR STATIS TAK TENTU
*Portal Tetap dengan Tumpuan Jepit – Jepit*

(Metode Takabeya)
Contoh Soal:

Gambarkan BMD,
SFD, NFD dengan
Metode Takabeya

Penyelesaian:
1. Menghitung Momen Primer
Penyelesaian:
2. Menghitung Momen Titik Buhul

3. Menghitung angka kekakuan

4. Menghitung angka distribusi


Penyelesaian:
5. Menghitung Momen Rotasi Awal

6. Menghitung Pemberesan Momen Parsiil atau Momen Rotasi Iterasi


Penyelesaian:
7. Menghitung Momen Akhir / Momen Ujung
Free Body Diagram
ΣM2 = 0 (Tinjaun batang 1 2)
(V12 . 6) – (P.3 ) – ( ½ . q. L2) + (M12+M21)= 0
Balok BC
(V12.6 )– ( 4.3) – ( ½ . 3 . 62) + (-9 + 9)= 0
P=4T 1 2
M12 M21
4  3   3  6 
Q = 3 t/m
V12  2   11 T
H12 H21
6
VA = VA1 = V12 = 11 ton ( ↑ )
V12 V21
ΣM1 = 0 (Tinjaun batang 1 2)
Persamaan momen batang 12 - (V21 . 6) + (P . 3) + ( ½ . Q . L2) + (M21 + M12) = 0
-(V21 . 6 ) + ( 4 . 3) + ( ½ . 3 . 62 ) + (-9 + 9) = 0
1 
m  11 x  4  x   3x 2   M 12
2  4  3   1 3  62 
V21  2   11 T
Maksimum , untuk x = 3 m, maka
6
1 
m  11 3  4  0   3  32   9  10,5 t.m VB = VB2 = V21 = 11 ton ( )
2 
9 9 11
SFD
- +
+ BMD x -
10,5 11
Reaksi KOLOM V1A

Kolom A1 H1A
M1A
Σ M1 = 0 (Tinjau Batang A1)
-HA1 . 4 + (MA1 + M1A) = 0
 M  M 1 A   4,5  9 
H A  H A1   A1    3,375 T ( arah  )
 H   4 

V2B
MA1
H2B HA1
M2B
Kolom 2B
VA1
Σ M2 = 0 (Tinjau Batang 2B)
HB2 . 4+ (MB2 +M2B )= 0
 M  M 2 B   4,5  9 
H B  H B2   B2    3,375 T ( arah  )
 H   4 
MB2
HB2

VB2
BMD

SFD
9 9 11
9 - 9
+
+
10,5 -
11

3,375 3,375
3,375

4,5 4,5
Perhitungan untuk penggambaran NFD
P=4T Batang Horisontal
M12 M21
Q = 3 t/m
H21 Tumpuan 2 :
H12
N12 = N21 = H1A = - 3,375 ton (Desak)

V12 V21
Batang Vertikal
V1A V2B
Tumpuan A :
H1A N1A = NA1 = V1A = - 11 ton (Desak)
H2B
M1A M2B
Tumpuan B :
N2B = NB2 = V2B = -11 ton (Desak)

MA1 MB2
HB2
HA1

VA1 VB2
NFD
3,375

11 11
ANALISIS STRUKTUR STATIS TAK TENTU
*Portal Tetap dengan Tumpuan Jepit – Sendi*

(Metode Takabeya)
Dukungan Sendi
Rumus – rumus yang digunakan pada Portal
dengan Tumpuan Sendi akan berubah :
Gbr disamping tumpuan “b” dan “d” berupa sendi

Pers. 1.1

Pers. 1.2
Persamaan 1.1 menjadi :
Dukungan Sendi

Pers. 1.3

Berdasarkan keseimbangan pada titik buhul “a”


 Σma = 0 , maka harga ma dari pers. 1.3 tsb dpt
diturunkan menjadi :

Pers. 1.4

Pers. 1.5
Perbedaan Konstruksi Jepit- Jepit & Jepit -Sendi
Contoh Soal:
Gambarkan BMD,
SFD, NFD dengan
Metode Takabeya

Penyelesaian:
1. Menghitung Momen Primer
Penyelesaian:
2. Menghitung Momen Titik Buhul

3. Menghitung angka kekakuan


Angka kekakuan telah ada di soal

4. Menghitung angka distribusi


Penyelesaian:
5. Menghitung Momen Rotasi Awal

6. Menghitung Pemberesan Momen Parsiil atau Momen Rotasi Iterasi


Penyelesaian:
7. Menghitung Momen Akhir / Momen Ujung
Tumpuan sendi, lihat Pers. 1.3
Penggunaan Momen Koreksi
SFD

NFD
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
(QS. Alam Nasyrah: 5-6)

Anda mungkin juga menyukai