Anda di halaman 1dari 13

KOLOM BETON BERTULANG

ANALISIS KOLOM LANGSING

PENDAHULUAN:
Jika kelangsingan kolom melampaui batas tertentu yang ditetapkan dalam
peraturan, maka analisis dan perancangannnya harus memperhatikan ke-
mungkinan terjadinya tekuk (buckling) pada kolom.
Kolom langsing yang menahan kombinasi beban aksial desak dengan
beban momen lentur akan mendapatkan momen lentur tambahan (momen
sekunder) akibat efek P-D dan mengalami deformasi lateral.
Suatu penampang kolom mempunyai diagram interaksi
Pn,max
Pu seperti gambar disamping. Jika kolom tersebut termasuk
Pu ’
kolom langsing, maka akibat beban luar Pu akan
mengalami tambahan momen sekunder Pu.D, sehingga
momen total menjadi Pu.(e+D). Akibatnya, pada keadaan
tsb, daya dukung kolom thd kuat desak turun dari Pu
Pu.e Pu.D
menjadu Pu‘.
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

KELANGSINGAN KOLOM:
k .lu
Tingkat kelangsingan suatu kolom dinyatakan Rasio Kelangsingan 
dengan: k = faktor panjang efektif kolom r
lu = panjang bagian kolom yang tidak di topang lateral
r = jari-jari girasi (radius of giration) penampang kolom
= √ ( I / A)
SK SNI menetapkan, bahwa pengaruh kelangsingan dapat diabaikan (jadi:
kolom termasuk kolom pendek), apabila dipenuhi syarat:
Rasio Kelangsingan < (34 – 12 (M1 / M2)) untuk kolom pada portal tak

≤ 40 bergoyang (portal berpenga-


ku lateral)
Rasio Kelangsingan < 22 untuk kolom pada portal
bergoyang (portal tanpa
pengaku lateral)
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

Jika Rasio Kelangsingan > 100  maka perencanaan kolom harus


menggunakan Analisis Struktur Orde Kedua, yaitu metoda analisis yang
memperhitungkan efek simpangan (defleksi). Analisis ini umumnya juga
menuntut digunakannya modulus elastik beton yang realistik (direduksi).
Karena analisis ini cukup rumit, maka hanya cocok untuk hitungan dengan
menggunakan program komputer. Akan tetapi pada umumnya rasio
kelangsingan kolom jarang mencapai angka > 70.

k = faktor panjang efektif kolom


Faktor ini digunakan untuk modifikasi panjang kolom yang tumpuan ujung-
nya bukan sendi, sbg contoh:
Kedua ujung sendi, tidak bergerak lateral k = 1,0
Kedua ujung jepit k = 0,5
Satu ujung jepit, ujung lain bebas k = 2,0
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

k = 1,0 k = 0,5 k = 2,0


KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

Jepit – jepit, Jepit – sendi, Keadaan umum, kolom Jepit elastis - bebas
ada gerak lateral k = 0,7 pada portal k > 2,0
k = 1,0 k = 0,7 – 0,9
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING
Tumpuan Sendi
Tumpuan Jepit Dengan pengaku lateral Tanpa pengaku lateral
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING
k = faktor panjang efektif kolom
Keadaan umum 
kolom pada portal
struktur rangka 3D.

k = 0,73

Nilai k merupakan
fungsi dari keka-
kuan relatif Ψ dari
kalom thd balok2
pd ujung2 kolom.
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING
r = jari-jari girasi
Menurut SNI, untuk penyederhanan, r boleh diambil sama dengan
0,3 x dimensi total dalam arah stabilitas yang ditinjau (kolom persegi), atau
0,25 x diameter (kolom bulat).

Momen M1 dan M2
M1 dan M2 adalah momen-momen terfaktor pd ujung2 atas & bawah kolom.
Selalu ditinjau: M2 > M1 dan M2 > 0.
Selanjutnya: M1 / M2 > 0 untuk kolom dengan kelengkungan tunggal
M1 / M2 < 0 untuk kolom dengan kelengkungan ganda
M1 (-) M1

(+)
Kelengkungan
Kelengkungan
tunggal: M2 ganda: (+) M2
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

PERBESARAN MOMEN:

Kolom langsing harus dianalisis maupun direncanakan berdasarkan beban


aksial rencana Pu dan momen rencana yang sudah diperbesar Mc. Menurut
SNI-03-2847-2002, perbesaran momen dibedakan untuk kolom pada portal
bergoyang dan tak bergoyang.

(1) Perbesaran momen untuk kolom pada portal tak bergoyang:

Cm  2 EI
Mc = dns . M2 dengan:  ns 
Pu
 1,0
Pc  Nilai EI  lihat SNI !
1
0,95Pc (k .lu ) 2

M1
Cm  0,6  0,4  0,4 Untuk kolom tanpa beban tranversal di antara tumpaunnya
M2
C =1,0  Untuk kolom dengan beban tranversal di antara tumpaunnya
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING
Momen terfaktor M2 dalam persamaan tsb tidak boleh diambil lebih kecil
dari: M2,min = Pu . (15 + 0,03.h)
dgn.: h tinggi penampang kolom dalam mm.

(2) Perbesaran momen untuk kolom pada portal bergoyang:


Untuk kolom pada portal bergoyang harus digunakan nilai k > 1,0.
Momen rencana yang diperbesar diperoleh dari penjumlahan dari momen
non-sway Mns dengan momen sway Ms yang diperbesar dengan faktor
pembesaran ds.
M1 = M1ns + ds.M1s dan M2 = M2ns + ds.M2s

ds.Ms dapat dihitung dengan:


analisis elastis orde dua atau dg rumus: ds.Ms = Ms / (1 – Q) ≥ Ms atau
ds.Ms = Ms / (1 – SPu/0,75SPc) ≥ Ms
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

Mns adalah momen ujung terfaktor pada kolom akibat beban yang tidak
menimbulkan goyangan lateral, dihitung dengan analisis elastik biasa.

Ms adalah momen ujung terfaktor pada kolom akibat beban yang menim-
bulkan goyangan lateral, dihitung dengan analisis elastik biasa.

ds adalah faktor pembesar momen untuk kolom pada portal bergoyang,


untuk menggambarkan penyimpangan lateral akibat beban lateral dan
gravitasi.
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

PERBESARAN MOMEN MENURUT SK SNI T-15-1991-03:

Perbesaran momen untuk analisis & perencanaan kolom langsing menurut


SK SNI 1991 ini tidak dibedakan untuk kolom pada portal bergoyang dan
tak bergoyang.
Perbesaran momen didefinisikan sbg.: Mc = db. M2 + ds.M2s
dengan:
M2 adalah momen terfaktor terbesar pada ujung kolom akibat dari beban
yang tidak menyebabkan goyangan besar dan beban gaya vertikal
(gravitasi), dihitung dengan analisis elastik.
M2s adalah momen terfaktor terbesar yang terjadi di manapun di sepanjang
kolom (tidak harus di ujung2 kolom) akibat dari beban yang menyebabkan
goyangan lateral yang besar, dihitung dengan analisis elastik.
KOLOM BETON BERTULANG
ANALISIS KOLOM LANGSING

Faktor pembesar momen d, diuraikan menjadi:


db yaitu faktor pembesar sebagai portal tak bergoyang,
ds yaitu faktor pembesar sebagai portal bergoyang.
Cm
b   1,0
P
1 u
Pc
1
s   1,0
P
1 u
Pc

 2 EI
Pc 
(k  lu ) 2
M1
Cm  0,6  0,4  0,4
M2

Anda mungkin juga menyukai