Anda di halaman 1dari 7

Analisis Kolom Pendek

KOLOM
Pada halaman ini berisi masalah yang terkait dengan struktur kolom seperti jenis-jenios
kolom, analisis kolom pada kondisi beban sentris, beban seimbang, dan beban eksentrisitas,
menggambar grafik kekuatan kolom, merencana kolom pada kondisi tekan menentukan, dan
pada kondisi tarik menentukan. Diharapkan setelah mempelajari bab ini, mahasiswa dapat
mengetahui jenis-jenis kolom dan batasannya, memahamai cara menganalisis kolom, dapat
menggambarkan diagram interaksi kekuatan aksial-momen kolom, dapat merencana tulangan
kolom pada kondisi tekan dan tarik menentukan.

JENIS-JENIS KOLOM
Kolom adalah bagian struktur yang mendukung beban aksial. Dalam kenyataannya beban
itu tidak mungkin bekerja persis pada sumbu memanjang kolom. Hal itu dikarenakan adanya
ketidakseragaman bahan, kekangan ujung kolom, eksentrisitas akibat ketidaktepatannya letak
dan ukuran kolom, atau beban yang tidak simetris akibat perbedaan pelat di sekitar kolom
tersebut sehingga timbul kombinasi beban aksial dan momen lentur.
Secara garis besar ada tiga jenis kolom bertulang, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1 :
1. Kolom menggunakan pengikat sengkang lateral. Kolom ini merupakan kolom beton yang
ditulangi dengan batang tulangan pokok memanjang, yang pada jarak spasi tertentu diikat
dengan pengikat sengkang ke arah lateral sedemikian rupa sehingga penulangan keseluruhan
membentuk kerangka.
2. Kolom dengan menggunakan pengikat spiral. Bentuknya sama dengan yang pertama hanya
saja sebagai pengikat tulangan pokok memanjang adalah tulangan spiral yang dilililtkan keliling
membentuk heliks menerus di sepanjang kolom
3. Struktur kolom komposit Merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat pada arah
memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa diberi batang tulangan pokok
memanjang.
Seperti halnya balok, kekuatan kolom dihitung berdasarkan anggapan sebagai berikut :
1. Distribusi regangan linier di seluruh tebal beton.
2. Tidak ada selip antara beton dan tulangan baja yang berarti regangan pada baja sama dengan
regangan pada beton yang mengelilinginya.
3. Regangan beton maksimum yang diijinkan pada keadaan runtuh adalah 0,003.

DISTRIBUSI TEGANGAN
Menurut SK SNI T-15-1991-03 ayat 3.3.2 butir 6 bahwa antara distribusi tegangan tekan
yang berbentuk trapesium, parabola, atau bentuk lainnya merupakan pendekatan perhitungan
yang cukup baik bila dibandingkan dengan hasil pengujian yang menyeluruh.
Whitney dalam Salmon dan Wang, (1986) mengusulkan tegangan tersebut berbentuk persegi
dengan besar rata-rata 0,85.f’c yang terdistribusi merata pada daerah tekan ekivalen. Nilai
tersebut dibatasi oleh tepi tampang balok dan garis lurus yang sejajar dengan garis netral sejarak
a = b1 . c dari serat tekan terluar. Harga b1 dapat dihitung sebagai berikut :
Untuk f’c £ 30 Mpa b1 = 0,85
Untuk 30 < f’c < 55 MPa b1 = 0,85 – 0,008 (f’c – 30)
Untuk f’c ³ 55 MPa b1 = 0,65.

KERUNTUHAN KOLOM
Keruntuhan kolom dapat terjadi bila tulangan baja lelehnya karena tarik, atau terjadi
kehancuran pada beton yang tertekan, ada 3 kondisi keruntuhan :
1.Keruntuhan bahan dengan suatu lendutan kesamping yang tidak berarti, yang biasanya terjadi
pada kolom-kolom pendek tetapi dapat pula terjadi pada suatu kolom dengan suatu rasio
kelangsingan sedang apabila terdapat momen ujung yang besar
2.Keruntuhan diperhebat oleh lendutan kesamping dan momen tambahan,type keruntuhan
biasanya terjadi pada kolom-kolom sedang
3.Keruntuhan goyang yang terjadi pada kolom-kolom langsing dan mungkin didahului oleh
lendutan yang berlebihan.
ANALISIS KOLOM
Analisis Kekuatan Aksial-Lentur Kolom Pendek
Menurut Nawi (1990), apabila kolom runtuh dengan kegagalan materialnya (yaitu lelehnya baja
atau hancurnya beton) maka kolom digolongkan sebagai kolom pendek. Untuk kolom pendek
kekuatan dicapai apabila regangan dari serat beton terluar mencapai 0,003. Tergantung dari
perbandingan Mn dan Pn yang bekerja, diagram regangan akan menunjukkan dua keadaaan yaitu
tekan pada hampir semua penampang sehingga regangan tekan beton mencapai 0,003 sebelum
tulangan tarik meleleh, yang disebut sebagai daerah tekan menentukan, atau tarik pada hampir
semua penampang, sehingga regangan dalam tulangan tarik melampaui regangan lelehnya ketika
tekan beton mencapai 0,003, yang disebut sebagai daerah tarik menentukan.
Pada saat Pn dan Mn bekerja bersamaan dalam suatu penampang, terdapat kombinasi kekuatan
yang terletak pada suatu kurva yang dinamakan diagram interaksi kekuatan, kondisi regangan
seimbang dalam kombinasi lentur dan beban aksial diberikan oleh titik dengan Pn = Pb dan Mn
= Mb seperti terlihat pada gambar 2.3.
Garis radial dari titik awal (Pn = 0, Mn = O) menunjukkan perbandingan yang tetap antara Mn
terhadap Pn, yang menunjukkan eksentrisitas (e) dari beban Pn terhadap sumbu kolom.
Eksentrisitas e sama dengan M/P dapat dilihat pada Gambar 2.3. Untuk kolom yang mendapat
beban eksentrisitas ekuivalen dengan kolom yang mendapat beban aksial dan momen lentur,
sumbu vertikal dalam Gambar 2.3. mewakili e = 0 dan sumbu horisontal mewakili e = 8.

Perencanaan kolom eksentris diselesaikan dengan dua cara, yaitu :


1. Metode Pendekatan Diagram Pn – Mn
2. Metode Pendekatan Whitney

1. Analisis kolom dengan diagram Pn - Mn diperhitungkan pada tiga kondisi yaitu :


1. Pada Kondisi Eksentrisitas Kecil

2. Pada Kondisi Momen Murni


Momen murni tercapai apabila tulangan tarik belum luluh sedangkan tulangan tekan telah
luluh dimana fs adalah tegangan tulangan tekan pada kondisi luluh. Pada kondisi momen
murni keruntuhan terjadi saat hancurnya beton (Pn = Pu = 0). Keseimbangan pada kondisi
momen murni yaitu :

ND1 + ND2 = NT ………(8)

Dimana :

ND1 = 0,85 f’c b a ……..(9)


ND2 = f’s A’s ……..(10)

NT = fy As ……..(11)

3. Pada Kondisi Balance


Persamaan kesetimbangan pada kondisi balance :
Pb = ND1 + ND2 – NT ......................... (17)
Sehingga eksentrisitas balance (eb) dapat ditulis sebagai berikut :
Pb (eb + d/2) = Mnb ......................... (18)
Mnb = ϕPb eb .................................. (19)

2. Metode Pendekatan Whitney


Contoh soal
Kolom empat persegi panjang dengan sengkang ikat diameter 10mm
Ukuran : b = 350 mm dan h = 500 mm
Lindungan beton : 40 mm
Tulangan : As = 3D29 dan As‘ = 3 D29
Bahan : beton fc‘ = 30 MPa dan baja fy = 400 MPa
Hitung Kuat rencana kolom f.Pn dengan kondisi eksentrisitas kecil!!

Penyelesaian :
1. Eksentrisitas kecil:
Ag = 350 x 500 = 175000 mm2
Ast = 6 x 0,25 . π . 292 = 3963,12 mm2
f.Pn = f.Pn,max = 0,80 . f (0,85 . fc‘ . (Ag – Ast) + fy . Ast)
= 0,80 . 0,65 (0,85 . 30 (175000 – 3963,12)/1000+ 400 . 3963,12 / 1000)
= 3092,278kN

Anda mungkin juga menyukai