Anda di halaman 1dari 22

BALOK T (T BEAM)

1. VINCENTIA ASHDI K (22)


2. WILDAN A. ZAKARYA (23)
BALOK T
T beam atau dalam bahasa Indonesianya adalah balok T, adalah balok yang pengecorannya
dilaksanakan bersamaan dengan pengecoran pelat lantai atau sering disebut (monolit).
Pada umumnya balok T biasanya dicor monolit dengan pelat sehingga lendutan pada balok
mengakibatkan bagian pelat yang bersebelahan dengan balok ikut melendut. Tegangan
tekan terjadi pada bagian badan balok dan sambungan pelat. Dalam kondisi ini perlu
diketahui berapa bagian lebar pelat yang efektif menerima distribusi gaya-gaya balok
(berapa bagian lebar efektif flens).
LEBAR EFEKTIF FLENS
Lebar efektif flens (be) sesuai dengan SNI 03-2847-2002 Pasal 10.10 diambil sebagai nilai
terkecil dari nilai-nilai berikut:
■ Untuk balok T : balok yang mempunyai flens kedua sisi balok
■ be < ¼ L atau be < bw + b1 + b2
■ dengan b1 = 8 t1 atau ½ L1 dan b2 = 8 t2 atau ½ L2
ANALISA BALOK T
Sebuah balok dianggap sebagai balok T jika seluruh daerah flens mengalami tekan.
Kemungkinan letak garis netral jika sebuah balok T menahan lentur:
1. Garis netral jatuh dalam flens
2. Garis netral jatuh dalam badan.
1. GARIS NETRAL JATUH DALAM FLENS (C ≤ Hf)
Pada kondisi ini dimana a < hf, balok dapat dianalisis dengan analisis balok persegi dengan
mengganti b (atau bw) dengan be. Keseimbangan gaya-gaya horisontal :
2. GARIS NETRAL JATUH DALAM BADAN (C
> Hf)

Dalam kondisi ini bisa terjadi 2 (dua) kemungkinan yaitu :


- c > hf tetapi a ≤ hf : balok dianalisis dengan analisis balok persegi (sama seperti
kasus 1).
- c dan a > hf : balok dianalisis dengan analisis balok T.
Analisis balok T dapat diidentikan dengan analisis balok persegi dengan Tulangan Rangkap.
Adanya flens disisi kiri dan kanan badan balok yang mengalami tekan dapat dianalogikan
adanya tulangan tekan imajiner seluas Asf yang kapasitas gayanya ekivalen dengan
kapasitas gaya flens disisi kiri dan kanan balok (Cf).
Persestase tulangan kondisi seimbang (balanced reinforced) untuk balok T adalah :

Agar terjadi keruntuhan daktail maka persentase penulangan balok T harus memenuhi
batasan :

Persyaratan tulangan minimum :


Pemeriksaan keserasian regangan tidak perlu dilakukan dalam analisis balok T karena baja
imajiner (Asf) dianggap selalu dalam keadaan leleh. Analisis dan perencanaan tulangan
balok T identik dengan analisis dan perencanaan yang dilakukan pada balok bertulangan
tunggal atau rangkap, yaitu dengan menganggap tulangan tarik sebagai 2 bagian yaitu As1
yang harus mengimbangi gaya tekan segieMPat dengan luas (bw x a) dan As2 yang harus
mengimbangi luas baja imajiner Asf.
Sehingga kuat momen nominal total dari balok T :

Kuat momen rencana:


BALOK T MURNI & BALOK T PALSU
■ Balok T Murni
Balok T Murni adalah dimana zona tekan membentuk huruf “T” ,seperti pada gambar
dibawah ini ,garis netral penampang pada badan balok T (x > t).
■ Balok T Palsu
Balok T dikategorikan palsu apabila daerah tekan tidak membentuk huruf “T”, garis
netral pada penampang badan balok T (x ≤ t)
CONTOH STRUKTUR BALOK T DI LAPANGAN
■ Gelagar Jembatan Girder
CONTOH SOAL 1
Diketahui balok T dengan jarak spasi antar balok 800 mm, bw = 250 mm, hf = 50 mm, d =
300 mm, tulangan tarik 3D29, dimana fy = 400 MPa dan f’c = 20 MPa. Hitung kuat momen
batas penampang !

■ Penyelesaian :
Lebar efektif penampang dengan flens (be)
be = bw + 16hf = 250 + (16x50) = 1050 mm
be = jarak antar balok = 800 mm
dipilih be = 800 mm
Asumsi tulangan baja tarik sudah mengalami leleh (3D29), As = 1982 mm2), maka : Ts =
As fy = 1982 x 400 = 792800 N = 792,8 kN
Gaya tekan total pada flens : Cf = 0,85 f’c be hf = 0,85 x 20 x 800 x 50 = 680 kN
Karena Ts > Cf berarti blok tegangan tekan terdiri dari seluruh flens dan sebagian badan
balok, sehingga garis netral jatuh di badan balok sehingga penampang dianalisis sebagai
balok T murni.
Sisa gaya tekan yang bekerja: Ts – Cf = 792,8 – 680 = 112,8 Kn
Sisa gaya tekan tersebut bekerja di badan balok di bawah flens : Ts – Cf = 0,85 f’c bw (a –
hf)
Didapat tinggi balok tegangan tekan a

Pemeriksaan ρmin
Titik berat blok tegangan tekan dicari dengan menghitung momen statis terhadap tepi atas
penampang:

Lengan momen kopel:


z = d – y = 300 – 30,4 = 269,6 mm
Kapasitas momen nominal :
Mn = Ts . z = 792800 . 269,6 = 213,739 kNm
Sehingga kapasitas momen batas:
Mu = фMn = 0,8 x 213,739 = 170,991 kNm
CONTOH SOAL 2
Diketahui balok tampang T dgn data teknis:
f’c = 28 MPa
fy = 410 Mpa
be = 1000 mm
hf = 65 mm
bw = 250 mm
h = 500 mm
d = 437,5 mm
Ast = 2281 mm2 (6Ø22)
Tentukan tipe keruntuhan dan dan besar Momen Rancang Sesuai SNI 2847
Rasio Tulangan
■  Periksa tampang balok terhadap ρmaks dan ρmin

ρmin =
ρw =
ρb =
ρf =
ρbt =
ρmaks = 0,75 x ρbt = 0,75 x 0,0075 = 0,0056
ρ = 0,0052 < 0,0056 …ok
Periksa Regangan Baja
■  Tentukan tinggi blok teg. Persegi ekivalen “a”
a = 39,3 mm < hf = 65mm
Karena a < hf ,maka balok diatas tidak termasuk balok T murni (balok persegi dengan lebar
b=be )
y = 46mm

■ Tentukan regangan baja dengan persamaan


εy = 0,002
εs = 0,003 0,0255 > εy
(tulangan baja Tarik mencapai regangan leleh
Momen Nominal

Mn =  0,85 x 28 x 39,3 x 1000 (437,5 - 390,8 kN.m
Jadi balok T termasuk kategori keruntuhan Tarik, dan Mn = 390,8 kN.m ; Mr = 312,6 kN.m
TERIMA KASIH
DAFTAR PUSTAKA
■ https://sanggapramana.wordpress.com/2012/01/28/t-beam-design/
■ http://strukturbeton1.blogspot.com/2012/10/balok-t-dan-balok-persegi-tulangan.html
■ https://civilengineering.blog/2017/11/18/t-beams-and-terms-used-in-t-beams/
■ https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwis_7r5tI
PiAhVMQI8KHdJGCAQQFjAAegQIARAC&url=http%3A%2F%2Fshare.its.ac.id
%2Fpluginfile.php%2F38825%2Fmod_label%2Fintro%2F5.4.1%2520Balok%2520T
%2520Palsu%2520%2528%2520x%2520%25E2%2589%25A4%2520t
%2529.pdf&usg=AOvVaw0-ZSMlKboRV-FBAM5uaeOK

Anda mungkin juga menyukai