Agar terjadi keruntuhan daktail maka persentase penulangan balok T harus memenuhi
batasan :
■ Penyelesaian :
Lebar efektif penampang dengan flens (be)
be = bw + 16hf = 250 + (16x50) = 1050 mm
be = jarak antar balok = 800 mm
dipilih be = 800 mm
Asumsi tulangan baja tarik sudah mengalami leleh (3D29), As = 1982 mm2), maka : Ts =
As fy = 1982 x 400 = 792800 N = 792,8 kN
Gaya tekan total pada flens : Cf = 0,85 f’c be hf = 0,85 x 20 x 800 x 50 = 680 kN
Karena Ts > Cf berarti blok tegangan tekan terdiri dari seluruh flens dan sebagian badan
balok, sehingga garis netral jatuh di badan balok sehingga penampang dianalisis sebagai
balok T murni.
Sisa gaya tekan yang bekerja: Ts – Cf = 792,8 – 680 = 112,8 Kn
Sisa gaya tekan tersebut bekerja di badan balok di bawah flens : Ts – Cf = 0,85 f’c bw (a –
hf)
Didapat tinggi balok tegangan tekan a
Pemeriksaan ρmin
Titik berat blok tegangan tekan dicari dengan menghitung momen statis terhadap tepi atas
penampang:
ρmin =
ρw =
ρb =
ρf =
ρbt =
ρmaks = 0,75 x ρbt = 0,75 x 0,0075 = 0,0056
ρ = 0,0052 < 0,0056 …ok
Periksa Regangan Baja
■ Tentukan tinggi blok teg. Persegi ekivalen “a”
a = 39,3 mm < hf = 65mm
Karena a < hf ,maka balok diatas tidak termasuk balok T murni (balok persegi dengan lebar
b=be )
y = 46mm