Anda di halaman 1dari 42

 

BAB IV

PERHITUNGAN STRUKTUR

4.1 Perhitungan Perencanaan Struktur Atap

Pada perencanaan atap ini menggunakan struktur baja dengan bentuk atap
limasan. Dimana pada rangka atap limasan terdiri dari kuda-kuda penuh, setengah
kuda-kuda, kuda-kuda trapesium, dan setengah kuda-kuda trapesium. Perhiytungan
didasarkan pada panjang bentang kuda-kuda. Dalam perhitungan perencanaan
struktur atap ini hal-hal yang perlu diperhatikan adalah pembebanan (beban mati,
 beban hidup, beban angin), kemudian berlanjut pada pendimensian rangka batang
kuda-kuda tersebut, cek kekuatan, dan yang terakhir perhitungan sambungan antar
rangka batang kuda0kuda itu. Adapun permodelan struktur atap untuk lebih jelasnya
terilustrasi dalam gambar berikut:

Gambar 4.1 : Perpektif Rangka Kuda-Kuda

87
 

Gambar 4.2 : Tampak Atas Rangka Kuda-Kuda

Gambar 4.3 :Rangka Kuda-Kuda 1

Gambar 4.4 :Rangka Kuda-Kuda 2

Gambar 4.5 :Rangka Kuda-Kuda 3

88
 

Gambar 4.6 :Rangka Kuda-Kuda 4

4.1.1 Pedoman Perhitungan Atap


Dalam perhitungan perencanaan rangka atap ini, pedoman yang digunakan
adalah sebagai berikut:
1.  Pedoman Perencanaan Pembebanan Untuk Rumah dan Gedung. (PPPURG)
tahun 1987.
2.  Gunawan, Rudy. 1988. Tabel Profil Konstruksi Baja. Penerbit Kanisius :
Yogyakarta.
3.  Setiawan, Agus. 2013. Perencanaan Struktur Baja dengan Metode LRFD.  
Penerbit Erlangga : Jakarta.
4.  SNI 03-1792-2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan
Gedung.
5.  Sunggono. 1984. Teknik Sipil. Penerbit Nova : Bandun
Bandung.
g.

4.1.2 Perhitungan Struktur Atap

4.1.2.1 Perhitungan Rangka Atap


Adapun data-data perencanaan kuda-kuda sebagai berikut:
  Bentang kuda-kuda = 24 m
 
Jarak kuda-kuda = 3,6 m
  Sudut kemiringan = 350 

  Tinggi kuda-kuda = tan 350 =



 −  

0,700 =

   

X = 8,4 m

  Jarak Gording =  tan35 .  ℎ²  ℎ²


  

=  

=
  1,1,t4t²2,an35.000²2,000²2,000²
= 2,441 m
 

89
 

  Jenis penutup atap = Genteng


  Jenis plafond = Eternit
  Sambungan = Baut
  Mutu baja = Bj 37

(Asumsi)
Sifat mekanis baja
  Modulus Elastisitas (E) = 200000 Mpa
  Modulus Geser (G) = 80000 Mpa
  Poison Ratio (µ) = 30 %
  Koefisien pemuaian (α
(α) = 1,2 * 10-6/0 C
(SN
(S N I 03-17
03-1729
29-200
-2002,
2, ha
hall 9)
  Mutu Baja = Bj 37
  Tegangan Leleh (Fy) = 240 Mpa

  Tegangan Ultimit (Fu) = 370 Mpa


  Tegangan Dasar = 160 Mpa
  Peregangan Minimum = 20 %

Tabel 4.1 Sifat Mekanis Baja

( SN I 03-1729-2002,
03-1729-2002, ta
tab
bel 5.3 ha
hall 11)
Berat bangunan dan komponen gedung dutetapkan sebagai berikut:
  Berat per unit komponen
komponen baja : 7850kg/m3  
  Penutup atap genting : 50 kg/m2 
  Plafont eternit : 11 kg/m2 
  Penggantung : 7 kg/m2 
(PPP
(P PPUR
URGG 19
1987
87,, ha
hall 5-6
5-6))

90
 

Beban hidup yang berada pada atap:

  Beban hidup pekerja : 100 kg/m2 


  Beban air hujan : (40 - 0,8 x 300) = 16 kg/m2  
(PPP
(P PPUR
URGG 19
1987
87,, ha
hall 7
7))
  Tekanan tiup angin : 25 kg/m2 
(PPP
(P PPUR
UR G 19
1987
87,, ha
hall 18
18))
  Koefisisen angin
Angin tekan :0,02α– 
:0,02α–  0,4
 0,4
Angin hisap :-0,4
(PPP
(P PPUR
URGG 19
1987
87,, ha
hall 20
20))
4.1.2.2 Perhitungan Gording
Data perencanaan pehitungan gording menggunakan profil  Hollow Structural
Tube150
Tube 150 mm x 100 mm x 6 mm.

Tabel 4.2 H ollow S tructural Tu


Tubbe 
Size Size Section Area Weight
(mm) A B T
2 2
mm in mm In mm in cm in Kg/m Kg/ft Lb/ft
150x100x6 150 5,906 100 3,937 6,0
6,0 0,236 27,63 4,283 21,70 6,610 14,58
( T abel Pr
Proofi l K
Koonst
nstrr uksi B aj a, ha
hall 54
54))
1.  Pembebanan Gording

30°

Gambar 4.7 Permodelan Pembebanan Gording

91
 

a.  Beban Mati


Adapun beban mati yang diterima oleh gording adalah beban merata
yang berasal dari berat sendiri gording, berat kaso, dan atap yang ada di
atasnya. Untuk rincian pembebanannya
pembebanannya adalah sebagai
sebaga i berikut:
Beban penutup atap : 50 kg/m2 x 2,441  = 122,05 kg/m
Berat gording
gording : = 21,70 kg/m
Berat Trackstang  (10% x 21,70 kg/m) = 2,170 kg/m +
Total beban mati = 145,92 kg/m

P // x = q sin α  p // y = q cos α 
α 
= 145,92 sin 350 = 145,92 cos 350 
= 83,696 kg/m = 119,531 kg/m

Gambar 4.8 Pembebanan Mati


Perhitungan Momen Pembebanan mati:
2 2
Mx = 1/8 . Px . L My = 1/8 . Py . L  
= 1/8 . 83,696. 3,62 = 1/8 . 119,531 . 3,62 
= 135,588 kg.m = 193,640 kg.m
 b.  Beban hidup
Beban hidup merupakan beban yang terpusat, adapun pada
 perencanaan atap
at ap ini yang dimaksud beban
beba n hidp adalah beban pekerja yang
 berdiri diatasnya serta beban hujan.
  Beban hidup pekerja

P=L = 100 kg
0
PLx = p sin α  = 100 sin 35   = 57,358 kg
PLy = p cos α  = 100 cos 350 = 81,915 kg

92
 

Gambar 4.9 Pembebanan Hidup


Perhitungan Momen Pembebanan hidup pekerja:
Mx = 1/4 . Px . L  Mx = 1/4 . Py . L
= 1/4 . 57,358 . 3,6  = 1/4 . 81,915 . 3,6
= 51,622 kg.m = 73,724 kg.m

  Beban air hujan


(40 - 0,8 x 350) = 12 kg/m2 (Ph perlu)
Beban air hujan = 12 kg/m2 . 3,6 m . 2,441 m
= 105,451 kg
Phx = p sin α  = 105,451 sin 350  = 60,484 kg
Phy = p cos α = 105,451 cos 350 = 86,380 kg

Gambar 4.10 Pembebanan Hidup Hujan


Sumber : Dokumen Pribadi Program Autocad
Perhitungan Momen Pembebanan hidup hujan:
Mx = 1/4 . Phx . L  Mx = 1/4 . Phy . L
= 1/4 . 60,484 . 3,6  = 1/4 . 86,380 . 3,6
= 54,436 kg.m = 77,742 kg.m

93
 

Menurut PPPURG 1987 halaman 7-8, pembebanan hidup pada atap


harus dipilih salah satu diantara beban hidup pekerja dan beban hujan.
Karena beban hujan lebih besar, maka yang digunakan adalah beban hujan.
c.  Beban angin
Berdasarakan PPPURG 1987, halaman 18, beban angin dibedakan
menjadi dua, yaitu angin tekan dan angin hisap yang bekerja secara tegak
lurus pada bidang-bidang yang ditinjau.

Gambar 4.11 Permodelan Angin

Koefisisen angin tekan = 0,02 . α  – 


–  0,40
 0,40 = 0,20
Koefisien angin hisap = -0,4
( pasa
sall 2.1.3.3
2.1.3.3.. PPP
P PPUR
UR G , hal 2
21)
1)
Beban angin hisap
Wty = 0,20 . 25 . 2,441  = 12,205 kg/m
Beban angin tekan
Why = -0,4 . 25 . 2,441  = -24,41 kg/m
Perhitungan Momen Pembebanan hidup hujan:
My tekan = 1/8 . Wty . L2 My hisap = 1/8 . Why . L 2 
= 1/8 . 12,205 . 3,62 = 1/8 . -24,41 . 3,62 
= 19,772 kg.m = -39,544 kg.m

94
 

4.1.2.3 Kombinasi Pembebanan Gording


D = beban mati
L = beban hidup
W = beban angin
1.  1,4 D
Ux = 1,4 . 135,588 kg.m =189,823 kg.m
Uy = 1,4 . 193,640 kg.m = 271,096 kg.m
2.  1,2 D + 0,5 L
Ux = 1,2 . 135,588kg.m + 0,5 . 54,436 kg.m = 189,924 kg.m
Uy = 1,2 . 193,640kg.m + 0,5 . 77,742 kg.m = 271,239 kg.m
3.  1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
Ux= 1,2 . 135,588 kg.m + 1,6 . 54,436 kg.m + 0,8 . 0 = 249,804 kg.m
Uy= 1,2 . 193,640kg.m + 1,6 . 77,742 kg.m + 0,8 . 19,772 kg.m = 372,573 kg.m
4.  1,2 D + 1,3 W + 0,5 L
Ux= 1,2 . 135,588 kg.m+ 1,3 . 54,436 kg.m + 0,5 . 0 = 233,473 kg.m
Uy= 1,2 . 193,640kg.m + 1,3 . 77,742 kg.m+ 0,5 . 19,772 kg.m = 343,319 kg.m
5.  0,9 D ± 1,3 W
Ux= 0,9 . 135,588 kg.m + 1,3 . 0 = 122,029 kg.m
= 0,9 . 135,588kg.m – 
135,588kg.m –  1,3.0 = 122,029kg.m
Uy = 0,9 . 193,640kg.m + 1,3 . 19,772 kg.m = 199,979 kg.m
= 0,9 . 193,640kg.m – 
193,640kg.m –  1,3 . 19,772 kg.m = 148,572 kg.m
Jadi, momen maksimal yang diperoleh adalah
Mux Max = 249,804kg.m
Muy Max = 372,573kg.m

95
 

Kontrol Kekuatan Profil


1.  Kontrol kelangsingan penampang
Penampang kompak apabila λ <λ 
 p
Penampang tak kompak apabila λ 
 p <λ 
<λ <λ r

Penampang langsing apabila λ >λ r

 =   = 1006  =16,667  =    = 1006  =16,667


 Saya
 Sayap B adan

   

=1,12  =1,12     = 32,33 =1,12  =1,12      =

32,33

=1,40 0  =1,40     = 40,415 =1,40 0  =1,40    
  =

40,415

 < 
Penampang Kompak
 
 <   

Penampang Kompak

2.  Kontrol tahanan nominal lentur penampang terhadap tekuk lokal


Karena berdasarkan dari perhitungan sebelumnya, diketahui bahwa penmapang
merupakan penampang kompak. Sehingga berlaku Mn=Mp.
a.  Modulus plastis penampang gording
Keterangan = A : 150 mm
B : 100 mm
t : 6 mm
Sumbu x
y1 = ¼ A y2 = ½ (A-t)
zx = 2 (2(1/2 At. 1/2 A))+(B-2t) . t .1/2 . (A-t)
= 2 (2(1/2 . 150 .6.1/2 .150)) + (100-2.6).6.1/2.(150-6)
= 92016 mm3

96
 

Sumbu y

x1 =
    
  x2 =  
 
zy = 2 {A . t .  + 2 [(B - 2t) . t .
 +
    ]]}
}

zy = 2 {150 . 6 . + 2 [(100 – 


[(100 –  2
 2 . 6) . 6 .

  1506  1006
1006
]]}
}

zy = 236664 mm3
 b.  Mencari momen tahanan nominal
Mn x = Zx . Fy
= 92016 . 240 = 22083840 N.mm
Mn y = Zy . Fy
= 236664 . 240 = 56799360 N.mm
    ≤ 1,0 
1,0 

 ∅.., . 


,,∅. .     ≤ 1,0 
1,0 

0,199 ≤ 1,0 
1,0 
3.  Kontrol Terhadap Tekuk Lokal
a.  Tekuk lokal sayap
Untuk penampang kompak, keadaan batas dari tekuk
t ekuk lokal sayap ( flens
 flens),
),
tidak diterapkan.
 b.  Tekuk lokal badan
Untuk penampang kompak, keadaan batas dari tekuk lokal badan (web)
(web)  

tidak diterapkan.
( SN
SNII baj a 1
1729
729-201
-2015,
5, ha
hall 60)
4.  Kontrol terhadap lendutan
E = 20 x 105kg/cm2
Momen inersia diperoleh dari tabel baja hal 55
Ix =835 Iy = 444
Akibat Beban Mati

 fx =
  ⁴  83,6,96.  ⁴
  =  = 2,061 cm

 fy 
 fy  =
  q E ⁴   119,,531 .   ⁴
  =  = 1,565 cm

97
 

Hidup  
Akibat Beban Hidup 

 fx 
 fx  =
P  E ³  ,,  ³  
  =   = 0,662 cm

 fy 
 fy  =
P  E ³  ,,  ³  
  = 5
  = 0,503 cm

Akibat Beban Angin


 fx = 0 

 fy =
    ⁴  , , .⁻² ⁴
  =   = 0,159 cm

( P er enca
ncana
naa
an Str
Struk
uktur
tur B
Baaj a deng
ngaan M
Meetod
tode L R F D , hal 88)
88)
Lendutan Kombinasi
Fx total
tota l = 2,061 + 0,662 + 0 = 2,723 cm
Fy total = 1,565 + 0,503 + 0,159 = 2,227 cm
Syarat Lendutan

 f ijin =  =  =15

  (SNI 03 –  1729


 1729 –  2002,
 2002, hal 15)
F timbul =

=
   2,2²²,723²2,
 ² 227²
 

 
= 3,518
F ijin > f timbul = 14,583 >3,518........ OK

4.1.2.4 Mendimensi Trackstang


Beban mati (qx) = 83,696 kg/m
Beban hidup (px) = 60,484 kg/m
Jarak kuda-kuda = 3,60 m
Total beban = (83,696 kg x 3,60 m) + 60,484 kg/m = 361,789 kg

 =  →=  = 120,2400596 = 0,0,005050 ²²


Penggunaan 2 trackstang , maka p/3 = 361,789 kg / 3 = 120,596 kg

Fbr = 1,25 fn

Fbr
0, 0
= 1,25 x
 
= .  . d²
50 = 0,063 cm2

98
 

d =   . 

=  ,,,.  

= 0,283 cm 2,83 mm 8 mm


Maka pada perencanaan kuda-kuda ini digunakantrackstang 
digunakantrackstang   dengan diameter
minimal 8 mm

4.1.3 Perencanaan Kuda-Kuda

Adapun data-data dalam perencanaan kuda-kuda tersebut adalah sebagai berikut:

4.1.3.1 Data-data perencanaan


  Bentang kuda-kuda = 24 m
  Jarak kuda-kuda = 3,6 m
  Sudut kemiringan = 350 
  Jarak gording = 2,441 m
  Penutup atap = Genteng
  Sambungan = baut
(Asumsi)
  Berat gording
gording = 21,70 kg/m
( T abel K onst
nstrr uksi B aj a, hal 54
54))
  Modulus Elastisitas baja = 200000 Mpa
  Modulus Geser (G) = 80000 Mpa
  Poisson Ratio (m) = 30%

  Koefisien Muat (at) = 1,2*10-5
( pasa
sall 5.1.3, SN
SNII 03-17
03-1729-20
29-2002
02,, hal 9)

  Mutu baja = BJ 370 

  Tegangan leleh (fy) = 240 Mpa 

  Tegangan Ultimit (fu) = 370 Mpa 

  Peregangan minimum = 20% 
( tab
tabel 5.3, S
SNN I 03-1729-200
03-1729-2002,
2, ha
hall 11)

  Berat penutup atap genteng = 50 kg/m2

(PPP
(P PPUR
UR G 19
1987
87,, ha
hall 6
6))

99
 


  Berat per Unit Volume = 7850 kg/m3
( tabel 1, PP
PPPP UR G 198
1987,
7, ha
hall 5)

  Beban Hidup pada Gording = 100 kg 
( pasa
sall 2.1.2.2, PP
PPPP UR G 19
1987
87,, ha
hall 7)

  Tekanan Tiup Angin = 25 kg/m2


( pasa
sall 2.1.3.2, PP
PPPP UR G 198
1987,
7, ha
hall 18
18))
4.1.3.2 Data Penginputan di SAP 2000
Adapun langkah-langkahnya
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1.  Menentukan Grid Data
Karena panjang sumbu yang tidak sama, maka perlu menentukan sendiri grid
data secara manual.

G ambar 4.12 D
Deefi ne G r i d D ata

2.  Menggambar Bentuk Atap


Pada langkah ini gambar atap 3 dimensi sesuai bentuk yang sudah

direncanakan, adapun tools yang digunakan yaitu Draw


yaitu  Draw Frame/Cable.

100
 

3.  Input Data Material

Gambar 4.13 Material Properti Data


4.  Menentukan Jenis Pembebanan

G am
amba
barr 4.14 D
Deefi ne L oad
oad P atte
atterr n

101
 

5.  Menentukan Kombinasi Pembebanan


a.  U = 1,4 D
Kombinasi pembebanan yang pertama yaitu 1,4 D, maksudnya beban mati
yang digunakan dikali 1,4.

G am
amba
barr 4.15 L oa
oad
d C ombinati
binatioon D
Dat
ata
a
 b.  U = 1,2 D + 0,5 L
Kombinasi pembebanan yang kedua yaitu 1,2 D + 0,5 L maksudnya adalah
1,2 dikali beban mati ditambah 0,5 kali beban hidup.

G am
amba
barr 4.16 L oa
oad
d C ombinati
binatioon D
Dat
ata
a

102
 

c.  U = 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W


Kombinasi pembebanan yang ketiga adalah 1,2 D + 1,6 L + 0,8 W
maksudnya adalah 1,2 kali beban mati ditambah 1,6 kali beban hidup
ditambah 0,8 kali beban angin.

G am
amba
barr 4.17 L oa
oad
d C ombinati
binatioon D
Dat
ata
a
d.  U = 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L
Kombinasi pembebanan yang keempat adalah 1,2 D + 1,3 W + 0,5 L,
adapun artinya yaitu 1,2 kali beban mati ditambah 1,3 kali beban angin
ditambah 0,5 kali beban hidup.

G am
amba
barr 4.18 L oa
oad
d C ombinati
binatioon D
Dat
ata
a

103
 

e.  U = 0,9 D + 1,3 W


Kombinasi pembebanan yang kelima yaitu 0,9 D + 1,3 W, maksudnya
adalah 0,9 kali beban mati ditambah 1,3 kali beban angin.
angin.

G am
amba
barr 4.19 L oa
oad
d C ombinati
binatioon D
Dat
ata
a
4.1.3.3 Pembebanan Kuda-Kuda
1. Beban Akibat Berat
Berat Atap
Yaitu berat permanen yang bekerja pada kuda-kuda akibat dari benda yang
 berada diatasnya, dimana berat akibat beban atap ini diasumsikan
d iasumsikan dengan berat
 penutup genteng.
genteng.
BA  = berat atap
atap genteng x jjarak
arak gording
gording x jarak
jarak kuda-kuda
BA = 50 kg/m2 x 2,441 m x 3,6 m
BA = 439,38 kg

G ambar 4.
4.20
20 I nput B eba
ban
nAAta
tap
p

104
 

`
G ambar 4.
4.21
21 D
Dii sp
splay
lay B
Beeban A
Ata
tap
p
2.  Beban Akibat Berat Gording
Yaitu beban permanen yang timbul dari berat sendiri profil baja yang
difungsikan sebagai gording.
BG = Berat profil baja x jarak kuda-kuda
BG = 21,70 kg/m x 3,6 m
BG = 78,12 kg

G ambar 4.22 I np
nput
ut B eban G
Goor di ng

G ambar 4.23 D
Dii sp
splay
lay B eban G
Goor di ng
105

3.  Beban Akibat Berat Sendiri Kuda-Kuda


Adalah beban permanen yang timbul sebagai akibat dari profil baja itu
sendiri. Dimana pada perhitunga di SAP 2000 sudah terhitung secara otomatis.
Dalam perencanaan ini menggunakan profil baja Double
baja Double Angel Shape.

4.  Beban Hidup


Beban hidup merupakan beban terpusat. Dimana beban yang bekerja yaitu
 beban pekerja sebesar 100 kg pada saat pekerjaan atap dilaksanakan. Namun
karena beban air hujan lebih besar dari beban pekerja, sehingga dipakai beban
air hujan.
PAir Hujan  0,8 x 350)
= (40 – 
(40 –  0,8 = 12 kg/m2  
= 12 kg/m2 x 3,6 m x 2,441 m = 105,451 kg

G ambar 4.24 I nput B eban H i dup

G ambar 4.25 D
Dii sp
spla
layy B
Beeban H i dup
106

5.  Beban Akibat Berat Plafond


Yaitu berat yang timbul akibat plafond yang digantungkan pada dasar atau
 bagian bawah kuda-kuda.
kuda-kuda.

BP  =
 P    J
 ,      

K−K
  
 P   K−K  

BP  =  

BP  = 129,6 kg

G ambar 4.
4.26
26 I nput B eba
ban
nPPlafond
lafond

G ambar 4.
4.27
27 D
Dii sp
splay
lay B eban P lafond
107

6.  Beban Angin


Beban ini merupakan beban yang timbul akibat terpaan angin. Pada beban angin
yang bekerja pada atap dibedakan menjadi dua jenis, yaitu angin tekan dan
angin hisap, dengan arah tegak lurus terhadap bidang atap, pada daerah ini

diasumsikan W = 25 kg/m2.
Akibat Angin Tekan
Cq = ((0,02 . α) –  0,4)
 0,4)
Cq = ((0,02 . 350) –  0,4)
 0,4)
= 0,30 pasal 2.1.3.3, PPPURG, hal 21) 
W Tekan Vertikal
=Cq x sin α x W x jjaarak gordingxjarakkuda-kuda
gordingxjarakkuda-kuda
=0,30 x sin 35° x 25 kg/m2 x2,441m x3,6 m
=37,806kg

W Tekan Horisontal
=Cq x cos α x W x jarak
jarak gordingxjarakkuda-kuda
gordingxjarakkuda-kuda
=0,30 x cos 35° x 25 kg/m2 x2,441m x3,6 m
=53,978kg
a.  Akibat AnginHisap 
Cq  =-0,4
(PPPURG, hal 23)
W HisapVertikal
HisapVertikal
=Cq x sin α x W x jjaarak gordingxjarakkuda-kuda
gordingxjarakkuda-kuda

=-0,4 x sin 35° x25 kg/m2 x2,441 m x3,6 m


=-50,441kg
W HisapHorizontal
HisapHorizontal
=Cq x cos α x W x jarak
jarak gordingxjarakkuda-kuda
gordingxjarakkuda-kuda
=-0,4 x cos 35° x25 kg/m2 x2,441m x3,6 m
=-71,970kg
108

G ambar 4.28 I np
nput
ut B eban A
Ang
ngii n T
Teekan

G ambar 4.29 I np
nput
ut Be
B eban A
Angi
ngin
n H i sa
sap
p

G ambar 4.30 D
Dii sp
splay
lay B eban A
Ang
ngii n
109

4.1.3.4 Perhitungan Profil Kuda-Kuda


Dalam perhitunga profil kuda-kuda memakai program SAP didapat data-
data sebagai berikut:
1.  Gaya Aksial (terlampir)

2.  Gaya Momen (terlampir)


3.  Gaya Geser (terlampir)
4.  Kontrol Kekuatan Baja (terlampir)
5.  Adapun profil baja yang digunakan adalah sebagai berikut:
a.  Batang Diagonal Luar : 2L 65.65.11
 b.  Batang Diagonal Dalam : 2L 55.55.10 dan 2L 80.80.10, 2L 65.65.11
2L 45.45.10,2L 30.30.5
c.  Batang Horisontal : 2L 25.25.5
d.  Batang Vertikal :2L20.20.4dan2L
:2L20.20.4dan2L 15.15.3

G am
amba
barr 4.31 F r am
ame
e Section
110

4.1.3.4.1 Perhitugan Batang Tekan


Mencari Pmax
Batang 56
P = 10,716 ton (Output SAP 2000)
L bentang = 2441.31 mm

G ambar 4.32 D
Dii agr am F or F r ame Obje
Object
ct
Digunakan Profil 2L65.65.11
Profil Penampang Baja lebih lengkap adalah sebagai berikut:

Ag = 1320 mm
ex=ey =20 mm
Ix=Iy =488000 mm4
Rx=Ry = 19,1 mm
R min = 12,5 mm
Tp = 11 mm
( T abel Pr
Proofi l K
Koont
ntrr uksi B aj a, ha
hall 3
36)
6)
111

Menghitung momen inersia dan jari-jari girasi komponen struktur


  y

h X h
t Lx t
a b a
b Ly
Gambar 4.33 M
 Mooment I nersi
nersiaa Pena
Penam
mpa
pang
ng
  Keterangan :
hb == 6655 mmmm  
 
a = 8 mm  
 

t=2.={12111 bm.tm  b.t s  2a  121  . h  t  t.h  t. h 2 t  t  s}
  Titik berat komponen:

1  8
=2. {12  65.5. 1111   6565.. 1111 2020  2  121  11.1. 6511  6511

11. 6511 6511. 65112   1111  2020 }
 

===  151511 1169= 695,5, 1511695,


1511695,
 
12166x661320mm166 = 2323,,92929 
 

1 b a  1 t a 
=2. 12  t. b   b.t 2  2  12  ℎ  .   t. h  t. 2  2 
   

1 
=2. 12 11.65   65. 11 65
11  2    2   121 6511
11 6511. 1111
11. 6511 11
6511.  2   2 
 
8 

=2687595,166  
112

==    =  2687595,


2687595,1 66
2 x1320 = 31,907907   

Periksa terhadap Kelangsingan elemem penampang

===   = 651111   =5,91


 

== √ 200240240 =12,91  

( tab
tabel 7.5-1, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 30)
<
5,91<12,91 
(penampang tak kompak)  
( pasa
sal8.2.
l8.2.4,
4, SN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 36)

Periksa terhadap kelangsingan dan kestabilan komponen


  Digunakan pelat kopel → Pembagian batang minimum adalah 3

( pasa
sall 9.3.3b, SN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 59)
Jumlahpelatkopel

 =    + = , ,+ = 3,3,899899 →→      

= =   = 2441,5  131 =601,328 


Jarak antar pelat kopel

= mi=n==601,12,7529= 4848,,106


( per sam
 

samaan 9.3-
9.3-4,
4, S
SN
 

N I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 58)
 

<50
Syarat kestabilan komponen

48,106< 50 (OK)
( pasa
sall 9.3.6, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 5
59
9)
  Kondisi tumpuan sendi-sendi , maka faktor tekuk k = 1 
 

== =
 =    = = 2424441.3311  1=1 = 244441.1.3311 
( tab
tabel 7.6-1, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 32)
113

 

==   <200


Kelangsingan arah sumbu bahan (sumbu x)

2441.
102,23,9290323<200………
23<200………
1 <200   
( pasa
sal7.6.
l7.6.4,
4, SN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 2
29
9)
  Syarat kestabilan arah sumbu bahan (sumbu x)
>1, 2
102,102,002323 . 
  
> 1,2. 48,106
>57,727 (OK)
( pasa
sall 9.3.6, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 5
59
9)
  Kelangsingan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

=31,=907 31<200<200
2441.  
 

76,513<200   
( pasa
sall 7.6.4, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 2
29
9)
  Kelangsingan ideal
Nilai m untuk
untuk profil 2L = 2

   

= ==   76,76,5132 2 57,727  

=95,847  
( per sam
samaan 9.3-
9.3-2,
2, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 57 )
 

95,>8>47>1,1,1,2 2.48,106
Syarat kestabilan arah sumbu bebas bahan (sumbu y)

 
9595,,84747>> 5757,,727  )
( pasa
sall 9.3.6, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 5
59
9
114

Menghitung daya dukung tekan nominal komponen

 

 
Menghitung koefisien tekuk arah sumbu bahan (sumbu x)
Parameter kelangsingan komponen
 ""  

=
=  
102,  
 
 
0 
23
= 3,14  200000 240 =1,137
( per sam
samaan 7.6-
7.6-2,
2, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 27 )
  Karena ,<<1,2   :
 maka nilai  

== ,,,
( pasa
sall 7.6.2, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 2
27 
7 )

 
== 1,1,6  0,0,1,667743 1,113737 = 1,1,770606
( per sa
sam
maan 7.6-
7.6-5b
5b,, S
SNN I 03- 1729- 2002
2002,, ha
hall 27 )

=.  = 2640640 .1,240706 =371395,076 →37,13 


Daya dukung komponen arah sumbu bahan (sumbu x)

( per sam
samaan 7.6-
7.6-3,
3, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 27 )
 

 
Menghitung koefisien tekuk arah sumbu bebas bahan (sumbu y)
Parameter kelangsingan komponen
 ""
 

=
=

95,8  
47 

= 3,14  200000 240 =1,068  

( per sam
samaan 7.6-
7.6-2,
2, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 27 )
  Karena ,<<1,2   :
 maka nilai
( pasa
sall 7.6.2, S
SNN I 03- 172
 
1729-
9- 2002
2002,, hal 27 )
=,  ²  
 = ,   ,, ² = 1,426
 

( per sa
sam
maan 7.6-
7.6-5c,
5c, S
SNN I 03- 1729- 2002, hal 27 )
2002,
115

 

=.   = 2642640 .1,240426 =444319,776 →44,43 


Daya dukung komponen arah sumbu bahan (sumbu y)

( per sam
samaan 7.6-
7.6-3,
3, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 27 )
Periksa Terhadap Tekuk Lentur Torsi
  Modulus geser 

   =  + = +, = 7697692323,,1 


( P er enca
ncana
naa
an S
Sttr uktur B aj a D engan M
Meetho
hod
de L R F D , ha
hall 72)
  Konstanta Torsi

  = ∑    = ..  .  


.  

 65 . 11³  6511


6511. 1111   

    = 2  3 =105592,667 m
( P er enca
ncana
naa
an S
Struk
trukttur B aj a De
Koordinat pusat geser terhadap titik berat
Dengan
ngan M
Meetho
hod
de L R F D , ha
hall 159)

 
titik pusat massa
h
t ex

b  
titik pusat geser 

Gambar 4.34 Titik Pusat Geser Penampang

 =    =20
 xo = 0
=2011112 =14,5   

 = 
( P er enca
ncana
naa
an S
Sttr uktur B aj a D engan M
Meetho
thod
de L R F D , ha
hall 74)

          

 = 1511695, 16626402687595,166 014,5 =1800,89 


 .  76923,1 105592,66767  

     
   .    26401 014,
1800,859 0,81708,
83 429 
116

  = =   = 1,240426 = 168168,,30033 


 

  
     .   .   .   

   = 168,32031708,
 0,883  429
  
 1  
  
1 

 4 
 

168, 3 03
 
 1708, 4 29
168,168,3031708,429  0,
 8 83
 

   = 165,782   


( per sa
sam
maan 9.2-
9.2-1a
1a,, S
SNN I 03- 1729- 2002
2002,, ha
hall 55)
  =  .   = 2640 2640  165165,,782 = 434376766464,,48  → 4343,,77 
 

=37,13 ton
Daya dukung komponen diambil yang terkecil

<
10.5<78<0.
  

85x 37,13
   = , 
( per sam
samaan 6.4-
6.4-2,
2, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 18)

10.578<31,561 ton  …….. (OK) 


(OK) 

Jadi,             


117

4.1.3.4.2 Perhitungan batang Tarik


P max pada batang 1
 Nu = 9,295 ton
L bentang =2000 mm

G ambar 4.35 D
Dii agr am F or F r ame Obje
Object
ct
Digunakan profil (2L.45.45.7)
Properti penampang elemen L 45.45.7
Ag = 596 mm
ex= ey = 13,6 mm
Ix= Iy = 104000 mm4
rx= ry = 13,3 mm
r min = 8,7 mm
tp =7 mm
118

Periksa terhadap tarik


  Syarat penempatan baut

     e

Nu
       B

U S

Gambar 4.36 Pemodelan Jarak Baut


a)  Spesifikasi baut yang digunakan :
Tipe baut : A 325
Diameter : 11,11 mm (7/16 inch)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa

Permukaan baut : tanpa ulir pada bidang geser


Diameter lubang baut (dl)
(dl) = 11,11 + 1 = 12,11 mm
( P er enca
ncana
naa
an S
Struk
trukttur B aj a D engan M
Meetho
hod
de L R F D , ha
hall 110)
b)  Jarak antar baut
 >33 = 3 . 111,1,11 = 33,33,3333 
 
 
S > 33,33 mm
 <15   
 

 S15<tp20=015x 7 = 105 mm
 

c)  Jarak baut ke tepi pelat


 

S tepi > 1,5 db 


1,5db = 1,5.11,11=16,67
S tepi > 16,67 mm
S tepi 12 tp
12 tp = 12x7 = 84 mm
S tepi < 150 mm
Diambil 30 mm
( pasa
sal13.4.2
l13.4.2 da
dan
n 13.4.3, SN I 03- 1729
1729-- 2002, hal 104) 
104

119

d)  Spesifik
Spesifikasi
asi pelat buhul :
Tebal plat : 8 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa 
e)  Luas penampang netto :
Direncanakan menggunakan
menggunakan ttipe
ipe baut : A 325
 baut ukuran 7/16”
7/16” =11,11
=11,11 mm satu lajur
n=1
  == == 
 .. 

 .  
2  596  1  12,12,11  7 = 11110707,,23 
 
 
( pasa
sall 10.2.1, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 71)
f)  Luas penampang efektif :
 b = lebar penampang
penampang profil
L = jarak terjauh
t erjauh kelompok baut
x = eksentrisitas sambungan
 Pelat buhul

h e
t

b  

Gambar 4.37 Pemodelan Letak Baut


x = e = 13,6 mm = 13,6 mm

U = 1 -  ≤ 0,9 
0,9 

1 –  
U = 1 – 
,  = 0,34

0,34 ≤ 0,90 (OK) 


(OK) 
Ae = Ant.U = 1107,23 x 0,34 = 376,458 mm2
( pasa
sall 10.2, S
SNN I 03- 172
1729-
9- 2002
2002,, hal 70)
120

Daya dukung tarik murni

  Kondisi leleh 
=0.9  
 

== 2=.596. = 1. 192=mmm0m,9 11911922  242400 = 25257474772  = 2525,,75 


 

( per sa
sam
maan 10.1-
10.1-2a
2a,, S
SN
 
N I 03- 1729- 2002
2002,, ha
hall 70)
 

=0. 7
Kondisi fraktur

===37376,6,=44585.8mm . = = 0,0,7755 x 373766,458 x 373700 = 101044446767,,097 N = 1010,,45 ton
 
   
( per sa
sam
maan10.1-2b, S
SNN I 03- 1729- 2002
2002,, hal
hal 70)
Daya dukung geser murni

Nu
U S

Gambar 4.38 Pemodelan Ar ea Geser


Av = Luas penampang kotor geser

=(2.=S= U.. .tp),, .2=2.2.=4030


 
40,0,030  . 7  . 2 = 1 9 60 m m   

775.5. 1196960 .0,6.6.370=70 = 326326340340 = = 32,32,63 ton  


Daya dukung kombinasi tarik dan geser

     e U S
Nu
       B

Gambar 4.39 Pemodelan Ar ea Geser dan Tarik

  Geser
Anv = Luas penampang bersih geser
=(=725,S69Umm 1,1,5.5.))..tp . 2 = (4030
 
4030  1,1,5 .12,12,11).).7.2  

 
=. ,,   = 72725,5,6969  0,6  370370== 1611
16110303,,18 = = 1616,,11 
121

  Tarik
At = Luas penampang kotor tarik  

 = (B  e. tp) . 2 = 258 2 58 x 5 x 2 = 171700 mmmm  

 ==(= 354,4,35(Be0,


Be0,
Ant = Luas penampang bersih tarik

8
833 m
mm  m 5
 . d l  . t p )   . 2 =  4513,
4 513, 6 0, 5 x 12, 1 1
1   x 7 x 2 

 = .= = 354,4,35 8833 x 373700 = 131312128787,,1 N = 1313,,13 toonn  

===0,7,5.,0,0.,6.x240 .x 1960370


Nn geser > Nn tarik, maka : Geser leleh – 
 
leleh –  Tarik
 Tarik fraktur
   x 354,83 =413527,1 N  
= 41,41,35 ton  
( P er enca
ncana
naa
an S
Sttr uktur B aj a D engan M
Meetho
hod
de L R F D , ha
hall 41)

= = 13
13,
,
  1 3 to n
Diambil nilai daya dukung batang tarik terkecil

    = ,   


( per sam
samaan 6.4-
6.4-2,
2, S
SNN I 03- 1729- 200
2002,
2, hal 18)
<< 
   
9,295< 0,85 x 13,13
9,295<11,161 ton ………(OK)  
………(OK)

Jadi,  

  ...     


122

4.1.3.4.3  Perhitungan Sambungan


Batang 1
P maks = Nu =
L bentang =2000 mm
9,295 ton → output SAP 2000 
2000 

  Spesifikasi baut yang digunakan :


Tipe baut : A 325
Diameter : 11,11 mm (7/16 inch)
Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa
Permukaan baut:tanpa ulir pada bidang geser
( P er enca
ncana
naa
an S
Struk
trukttur B aj a D engan M
Meetho
hod
de L R F D , ha
hall 110)
  Spesifikasi
Spesifikasi pelat buhul :
Tebal plat : 8 mm
Mutu baja : BJ 37
Fy : 240 Mpa
Fu : 370 Mpa
  Tahanan geser baut :
 Nilai r untuk baut tanpa ulir pada bidang
bidang geser = 0,5
  =  .  . .  1   

= 0,0,7755 .0,55..82525.. 4 .3,14.11,11  = 292997976,6,581581 N=N = 3,3,00 tonon


( per sa
sam
maan 13.2-2, SN I 03-1729
03-1729-2002,
-2002, hal 10
100)
0)
  Tahanan tumpu baut :
fu = nilai tegangan tarik
t arik putus terendah dari baut dan pelat buhul
 == .. . ..== 2. 0,775.5. 111,1,11.7. 337070 = 434316162,2,35  = 4,4,331616 
( per sa
sam
maan 13.2-8, SN I 03-1729
03-1729-2002,
-2002, hal 10
101)
1)
 

jumlah baut yang kebutuhan  = 9,3,20950 =3,098 ℎ


Diambil nilai terkecil dari tahanan geser baut dan tahanan tumpu baut

jumlah baut minimum 2 buah Dipakai = 4 baut


123

  Jarak antar baut


S > 3 db 
3 db = 3.11,1 = 33,33 mm
S > 33,33 mm
S < 15 tp
15 tp = 15,7 = 105 mm
 < 105  
 
 

  Jarak baut ke tepi pelat


S tepi < 1,5 db
1,5 db = 1,5.11,11 = 16,67 mm
S tepi < 16,67
S tepi 12 tp
12 tp = 12,7 = 84 mm
S > 84 mm
S diambil 30 mm 
( pasa
sal13.4.2
l13.4.2 da
dan
n 13.4.3, SN I 03- 1729- 2002
2002,, hal 104)
4.1.3.4.4  Perhitungan Plat Kopel
Batang 56
P maks = Nu = 10,716ton
10,716ton → hasil output SAP 2000 
2000  
Lbentang =2441,31 mm

 = 50    1 = 55002441,
Digunakan pelat kopel 5 buah  12,2,1 5531 1 = 3,3,899899  → 5 buabuahh pelpelat kopkopelel
 

= = 2441. 5
Jarak antar pelat kopel

= = 5  1 =610,375   
124

  Menghitung tinggi pelat kopel


Digunakan pelat kopel :
Tebal = 8 mm
Lebar = 130 mm
Mutu baja = BJ 37
Fy = 240 Mpa
Fu = 370 Mpa
σ = 160 Mpa
l pelat
b

h pelat
 

 = =   
Gambar 4.40 Pemodelan Pelat Kopel

=j =a2e2erakantjarrakaarktantaitntikapusat
r pr
  o
offimassa
l L el e men komponen  

 = 2  20  8 = 48   
 

    = 343470mome700000nnttinersia mininimal elemmenen kkompo


Luaskotorpelatbadan
Aw = ( d b  – 
–  2
 2 . tf ) x tw
 
omponennen
 2 x 11 ) x 11 = 473 mm2
= ( 65 – 
65 –  2
( per sam
samaan 9.3.
9.3.5,
5, S
SNN I 03-1729
03-1729-2002,
-2002, hal 1
147)
47)
 

   ≥    
Syarat kekakuan pelat kopel

( per sa
sam
maan 9.3.5, SN I 03-1729
03-1729-2002,
-2002, hal 5
59)
9)
  ≥ .
 .   

125

≥. . .   
 

  

≥120.
 ≥ 7474,,249448.8.6310,4700037575 
Dipakai h = 75 mm
 

  Periksa terhadap geser


Gaya lintang yang dipikul pelat kopel
=, =0,02.10,716=0,214 ton
   = 0,2514 = 0,043 toonn
Gaya lintang yang dipikul 1 pelat kopel

Tahanan geser pelat kopel :

=
=  
 = 75
11=
11 = 6,6,
=  = 5  5 =5,148
818
1 8 

  

 ≤,    

( per sam
samaan 8.8-2 , S
SNN I 03-1729-200
03-1729-2002,
2, ha
hall 45)

6,818≤71,
18≤1,190 092 55,,14 240200000
 ……… (OK) 
(OK) 

  Maka tahanan geser nominal pelat:


 == ..13,13,,6,2.t.onon.  = 2 x 0,6 x 242400 x 474733 = 131362622424 N
 
( per sa
sam
maan 8.8-
8.8-3a
3a , S
SNN I 03-1729-200
03-1729-2002,
2, hal 45
45))
<< 
   
 
0,0,0,2214114<0,
4 < 1010,75.,21513,
62 

126

4.1.3.4.5 Perhitungan Plat Landasan dan Baut Angkur


Tegangan tumpupelat landasan
Mutu beton = fc’ = 25
25 Mpa
Mpa
σ beton = 0,3. 25 = 7,5Mpa
Digunakan tebal pelat = 8 mm
P vertikal maks pada tumpuan = 9,295 ton→ hasil output SAP 2000 
2000 
P horizontal maks pada tumpuan = 10,716
10,716ton→
ton→ hasil output SAP 2000 
2000 
  Menghitung lebar pelat landasan efektif

  Pelat landasan
h t pelat
t

a
Gambar 4.41 Pemodelan Pelat Landasan

  Lebar efektif pelat landasan


 =       = 48   

 =  
σ beton
beto n = σ pelat landasan
landasa n

=9294,
2424,8,2052048=56 = 
 
 
 
 

a l pelat
L pelat

Gambar 4.42 Tampak Atas Pelat Landasan

127

  Spesifikasi baut yang digunakan :


Tipe baut : A 325
Diameter : 11,11 mm (7/16 inch)

Fu : 825 Mpa
Fy : 585 Mpa

  =  .  . .  = 0,75 . 0,5. 825. 14 .3,14.11.11 = 2997


Periksa terhadap geser baut

29976,6,643 N
 

= 3,3,0 tonon
 
( per sa
sam
maan 13.2-2, SN I 03-1729
03-1729-2002,
-2002, hal 10
100)
0)
Jumlah baut
 9,925  

jumlah baut miyangnimkebutum 2ubuahhan  =


 = 3,0 =3,308 ℎ
Dipakai = 4 baut

Anda mungkin juga menyukai