JAKARTA
Desember 2017
IV. PEMBEBANAN
IV.1 Pembebanan Lantai Dasar Bak
IV.2 Pembebanan Lantai Atas
IV.3 Pembebanan Dinding Bak
IV.4 Pembebanan Atap
IV.5 Beban Tambahan
IV.6 Kombinasi Pembebanan
V. ANALISIS STRUKTUR
IV. PEMBEBANAN
IV.1 Pembebanan Lantai Dasar Bak
a. Dead Load (beban mati/DL)
Pelat t = 30 cm = 0,3 x 2400 kg/m3 = 720 kg/m2
b. Live Load (beban hidup/LL) = 5500 kg/m2
V. ANALISIS STRUKTUR
Analisis struktur dilakukan dengan bantuan program, dimana struktur dimodelkan sebagai
portal tiga dimensi yang terdiri dari elemen kolom, balok, dinding, lantai, rafter, dan gording.
Pembebanan struktur berupa pembebanan statik yang terdiri dari beban mati, beban hidup dan
beban mati tambahan. Penulangan kolom dilakukan dengan bantuan program didasarkan pada
ACI 318 yang dimodifikasi sesuai dengan SNI 03-2847-2002. Penulangan balok, dinding, dan
lantai dilakukan secara manual yang juga didasarkan standar peraturan tersebut.
Pemodelan struktur
Gambar Pemodelan As 1
Gambar Pemodelan As 3
Gambar Pemodelan As 5
Gambar Pemodelan As 7
Gambar Pemodelan As 8
Gambar Pemodelan As 9
Gambar Pemodelan As 11
Gambar Pemodelan As 12
Gambar Pemodelan As A
Gambar Pemodelan As C
Gambar Pemodelan As D
Gambar Pemodelan As E
Bila (Vu / Ø) ≥ ½ Vc
Vu / Ø (444 kN) > ½ Vc (126,4 kN), Av / s = 0,272 gunakan tulangan geser
(Av + 2At) / s = max [((Av + 2At) / s minimum , (Av + 2At) / s check)] =0,375
Dipakai sengkang tulangan ulir diameter D13 spasi 150 mm jumlah 3 kaki, maka
Aoh, luas yang dibatasi garis pusat tulangan sengkang torsi terluar
Al = At / s * Ph = 1430 mm2
n=4–3=1
Vc + Vs = 1038 kN > Vu / Ø OK
Besi D22
Kolom 350x350
Untuk pelat lantai menumpu pada balok di keempat sisinya dengan modul 3m x 3m
lx = dimensi lebar pelat =3 m
ly = dimensi panjang pelat = 3 m
ly / lx = 1
Berdasarkan tabel diatas dimana tepi pelat keempat sisinya terjepit penuh, maka
Mlx, momen lapangan pelat arah x = 0,001 * q * lx2 * 21 (klx) = 1646 kgm / m lebar
Mly, momen lapangan pelat arah y = 0.001 * q * lx2 * 21 (kly) = 1646 kgm / m lebar
Mtx, momen tumpuan pelat arah x = -0,001 * q * lx2 * 52 (ktx) = (-)4075 kgm / m lebar
Mty, momen tumpuan pelat arah y = -0,001 * q * lx2 * 52 (kty) = (-)4075 kgm / m lebar
Area of reinforcements, As
; fy =400 MPa
fy = 240 MPa untuk tulangan polos ; fy = 400 MPa untuk tulangan ulir
As aktual = OK
Area of reinforcements, As
; fy =400 MPa
fy = 240 MPa untuk tulangan polos ; fy = 400 MPa untuk tulangan ulir
Cek geser
b = 1000 mm
Bila (Vu / Ø) ≥ ½ Vc
Vu / Ø (126,7 kN) > ½ Vc (51,25 kN), Av / s = 0,22 gunakan tulangan geser
(Av + 2At) / s = max [((Av + 2At) / s minimum , (Av + 2At) / s check)] =0,42
Dipakai sengkang tulangan polos diameter Ø10 spasi 150 mm jumlah 2 kaki, maka
Av = 2* =157 mm2
Aoh, luas yang dibatasi garis pusat tulangan sengkang torsi terluar
Vc + Vs = 216 kN > Vu / Ø OK
Untuk area dekat tebing memiliki jenis tanah berpasir dan tidak memungkinkan untuk dipakai
pondasi jenis pancang yang hanya bisa dipancang sampai kedalaman 2m. Digunakan pondasi
tapak setempat sebagai solusinya.
Eksentrisitas, e = M / P = 0,008275 m
Luas pondasi, A = 3,2m * 3,2m = 10,24 m2
Berdasarkan data boring log DB3 didapat parameter tanah untuk nilai sudut geser dalam tanah
pada kedalaman 1,5 dari permukaan, ø = 18,55 dan nilai kohesi tanah, c = 29 kN/m2
q = γ h Ka = 17,59 kN/m2
qu = 908 kN/m2
q ijin = qu / SF ; SF = safety factor = 3
q ijin = 30265 kg/m2 > qmax OK
Vu = P = 294321 kg
Tinggi efektif tebal pondasi, d = t – 50 = 800 mm
Keliling kritis, bo = [ (2 (Bo + d)) + (2 (Lo + d)) ] = 5200 mm
Bo = dimensi panjang kolom = 500 mm
Lo = dimensi lebar kolom = 500 mm
Kapasitas geser pondasi, øVn
øVn = 0.75 * 1/3 * √fc’ * bo * d ; fc’ = 20,75 MPa (K-250)
øVn = 473742,5 kg > Vu OK
- Cek geser 1 arah
Vu = qmax * (B / 2 – Bo / 2) * L = 126093 kg
øVn = 0.75 * 1/6 * √fc’ * L * d = 145767 kg > Vu OK
Untuk pilecap P2
Bx, panjang pilecap = 1,8 m
By = lebar pilecap = 1,2 m
d, jarak antar tiang = 0,9 m
D, dimensi tiang kotak = 0,3 m
n1, jumlah tiang arah x = 2
n2, jumlah tiang arah y = 1
Digunakan formula Converse – Labarre untuk menentukan nilai efisiensi daya dukung tiang,
Kedalaman Nilai
No. L1(m) L1*N
z1(m) z2(m) SPT(N)
1 0 1 5 1 5
2 1 2 6 1 6
3 2 4 4 2 8
4 4 6 8 2 16
5 6 8 10 2 20
6 8 10 50 2 100
7 10 12 13 2 26
8 12 14 16 2 32
Nilai N-SPT di sekitar dasar tiang (8D di atas dasar tiang sampai dengan 4D dibawah
dasar tiang), Nb
8D = 2,4 m 10 m – 2,4 m = 7,6 m ; N-SPT = (10 + 50) / 2 = 30
4D = 1,2 m 10 m + 1,2 m = 11,2 m ; N-SPT = (50 + 13) / 2 = 31,5
Nb = (30 + 31,5) / 2 = 30,75, diambil Nb = 40
Luas dasar tiang, Ab = D2 = 0,09 m2
Daya dukung 1 tiang, Qu = Qp + Qs – Wp
Qp = daya dukung ujung tiang
; c = 2/3 * Nb * 10
Kedalaman Cu
(m) N-SPT (kN/m2) Cu / Pa α fs (ton/m2) L (m) p (m) Qs (ton)
0~1 5 30 0,3 0,82 2,46 1 1.2 2,952
1~2 6 36 0,36 0,772 2,78 1 1.2 3,335
2~4 4 24 0,24 0,88 2,11 2 1.2 5
4~6 8 48 0,48 0,692 3,32 2 1.2 7,97
6~8 10 60 0,6 0,62 3,72 2 1.2 8,928
8~10 50 300 3 0,34 10 2 1.2 24
total 52,26
Daya dukung yang dipakai adalah yang terkecil di antara daya dukung hasil uji sondir atau
daya dukung hasil data SPT, maka Qijin =53,856 ton
Output support reaction dari hasil running program untuk kolom tengah
W1, berat pedestal = 2400 kg/m3 * 0,5 m (panjang) * 0,5 m (lebar) * 0 m (tinggi)
= 0 kg
W2, berat pilecap = 2400 kg/m3 * 1,8 m (panjang) * 1,2 m (lebar) * 1 m (tebal)
= 5184 kg
W3, berat tanah = 1700 kg/m3 * 0 m (tinggi) *(1,8*1,2 – 0,5*0,5)
= 0 kg
eksentrisitas x, ex = Mx / P = 0 m ; eksentrisitas y, ey = My / P = 0
Ditinjau arah x saja
OK
OK
Kontrol tegangan :
dt = 0,925m = 925 mm
ton
Gaya geser yang dihasilkan gaya aksial tiang maksimum = PA atau PB =52,88 ton
ton
Vu yang terjadi adalah gaya aksial tiang yang terjadi diluar keliling kritis pedestal
Geser 1 arah
Bw = By = 1200 mm
Vu yang terjadi adalah gaya akibat tiang yang terjadi diluar garis kritis dalam tinjauan
geser 1 arah
Penulangan pilecap
Area of reinforcements, As
; fy = 400MPa
As aktual = OK