2, Agustus 2009
Oleh:
Ronny I. Wahju1*, Budhi H. Iskandar1, dan Erwan N. Wahyudin2
ABSTRACT
Research on design considerations and estimation of forces of fish aggregating device was
carried out in Pandeglang water’s Banten Province. The main construction of fish aggregating de-
vice consists of pontoon, wire, main line, attractor (coconut leaf), and sinker (main, bet-
ween,attractant). Total buoyancy force is estimated 2.743.896,59 gs, and total sinking force is
1.006.888,74 gs thefore the extra buoyancy force is 63.30%. The buoyancy and sinking forces are
smaller than breaking strength main line (6.500.000 gs), the main line still resistance in maximum
condition of buoyancy and sinking force.
Key word: buoyancy force, fish aggregating device, sinking force
ABSTRAK
Penelitian ini membahas pertimbangan desain serta perhitungan gaya yang bekerja pada
rumpon dengan mengestimasi gaya apung dan gaya tenggelam dari material rumpon. Metode pe-
nelitian studi kasus diaplikasikan pada salah satu rumpon di perairan Kabupaten Pandeglang.
Konstruksi utama rumpon pada penelitian ini antara lain ponton, wire, tali utama, atraktor (daun
kelapa), dan pemberat (utama, antara dan atraktor). Estimasi besarnya total gaya apung material
rumpon adalah 2.743.896,59 gs dan total gaya tenggelam material rumpon adalah 1.006.888,74 gs,
sehingga terdapat ekstra gaya apung sebesar 63,30%. Total gaya apung dan gaya tenggelam ini
lebih kecil dibandingkan dengan breaking strength tali utama (6.500.000 gs), sehingga tali utama
dapat bertahan saat gaya apung dan gaya tenggelam maksimum.
Kata Kunci: gaya apung, rumpon, gaya tenggelam
dangkan hillban pemberat utama disatukan de- Tali utama yang digunakan merupakan
ngan cor semen sebagai penghubung ke tali serat-serat sintetis yang kasar. Hal ini berguna
utama. Karung yang digunakan adalah karung untuk mencegah ikatan tidak mudah terlepas.
yang umumnya dipakai seperti karung beras. Pemberat utama dibuat dari drum yang dipo-
Karung digunakan pada hillban pemberat uta- tong dua bagian lalu dicor dengan semen.
ma dan hillban tali utama. Penggunaan karung Seluruh pemberat utama disatukan dengan
dimaksudkan agar mengurangi efek gesekan menggunakan tali pengikat agar tidak terpisah
antara hillban dengan tali utama. Kuku macan satu sama lain. Hal ini bertujuan agar masing-
digunakan untuk memperkuat penyegelan masing pemberat dapat saling menguatkan
pabrik pada wire. Tali rafia digunakan seba- sehingga rumpon tetap pada posisinya.
nyak empat gulung (merah, hijau, kuning dan
biru). Tali PE berfungsi sebagai pengikat mate- 4.1 Material Utama
rial rumpon dan bahan pelapis sambungan an-
tara tali utama dan wire. 4.1.1 Ponton
Ponton mempunyai kemampuan menga-
3.2 Perhitungan Gaya Apung dan Gaya pung yang baik, tetapi lebih dari sepertiga ba-
Tenggelam gian ponton yang mengapung di permukaan air,
Total gaya apung dan gaya tenggelam yaitu hampir 2/3 bagian ponton yang menga-
diperoleh dari penjumlahan seluruh gaya apung pung di permukaan air yang disebabkan oleh
dan gaya tenggelam material-material pada ekstra gaya apung sebesar 63,30%. Hal ini da-
pat membuat ponton tetap dalam keadaan
konstruksi rumpon. Hal ini dapat dilihat pada
Tabel 2. terapung meskipun terdapat sejumlah biota air
yang menempel pada ponton. Nilai ekstra gaya
apung dipengaruhi oleh tiga faktor penting,
4. PEMBAHASAN yaitu ukuran ponton, jumlah atraktor daun
kelapa dan ukuran pemberat utama. Ponton
Daya tahan rumpon di laut dipengaruhi berfungsi sebagai pelampung rumpon, ukuran
oleh beberapa hal, seperti material, teknik pera- ponton yang besar mengakibatkan volume dan
kitan dan penurunan. Dipengaruhi juga oleh gaya apung yang besar. Ponton ini memiliki
faktor eksternal, meliputi faktor-faktor oseano- ukuran panjang 305 cm, tinggi kerucut 42,5 cm
grafi, bertambatnya kapal dan adanya tindak dan diameter 95 cm sehingga memiliki volume
kejahatan. Material-material yang digunakan 3
sebesar 2.262.323,05 cm dan gaya apung
pada konstruksi rumpon yang diteliti tergolong sebesar 2.318.881,13 gs.
memenuhi persyaratan umum material rumpon
seperti yang telah dijelaskan Rumpon Study Bentuk kerucut pada ponton berfungsi
Group Bogor Agricultural University (1987). untuk mengikuti arah arus. Perputaran arah
Adapun persyaratan tersebut meliputi material ponton yang terjadi tidak akan menyebabkan
utama rumpon yaitu ponton, atraktor, tali rum- wire dan tali utama terlilit, sebab terdapat swivel
pon dan pemberat. pada sambungan ponton ke wire. Ponton dibu-
at dari plat baja, dengan pertimbangan bahwa
Ponton mempunyai kemampuan menga-
plat baja tidak cepat karat sehingga tidak mu-
pung yang baik, konstruksinya kuat serta memi-
dah bocor dan tenggelam. Ukuran panjang
liki kemampuan bertahan terhadap gelombang
ponton sangat berpengaruh karena semakin
dan angin. Ponton dapat dikenali dari kejauhan
panjang ponton, akan memperbesar resiko se-
dengan warna kuning yang mencolok. Atraktor
perti tertabrak kapal dan patah. Penggunaan
yang digunakan pada konstruksi rumpon mem-
rakit sebagai pelampung biasanya untuk perair-
punyai daya pikat yang baik terhadap ikan, de-
an yang tidak jauh dari pantai. Rumpon di loka-
ngan bentuk seperti pepohonan yang disusun
si penelitian ini menggunakan pelampung jenis
secara vertikal. Atraktor berasal dari daun kela-
ponton walaupun daerah perairan tempat pe-
pa dan ban bekas yang merupakan bahan yang
nurunannya tidak jauh dari pantai. Hal ini di-
kuat, murah, tahan lama dan dapat dipakai un-
maksudkan supaya pelampung rumpon dapat
tuk berlindung bagi ikan-ikan kecil. Tali tidak
lebih tahan lama dan nelayan telah terbiasa
mudah membusuk, mempunyai gaya apung
menggunakan pelampung tipe ponton.
yang baik untuk mencegah gesekan dengan
material lain, kuat dan harga relatif murah serta
4.1.2 Atraktor
mudah didapat, dapat bertahan terhadap arus
dan beban tambahan. Bahan pemberat murah, Atraktor daun kelapa sebanyak 50 pele-
kuat dan mudah didapat. Pemberat memiliki pah dipasang pada bagian tali utama yang ber-
berat jenis yang besar dan bentuk permukaan- tujuan agar ikan lebih cepat terkumpul. Atraktor
nya tidak licin. permanen yang dipasang berfungsi agar ikan
Keterangan :
a = ponton
b = atraktor permanen
c = wire
d = pemberat antara
e = tali utama
f = hillban tali utama
g = pemberat utama
h = atraktor daun kelapa
tetap berada di sekitar rumpon ketika material untuk mengurangi kemungkinan putus saat ber-
daun kelapa sudah tidak ada dan belum dilaku- gesekan dengan benang pancing. Pengguna-
kan pergantian yang baru. Atraktor permanen an wire juga bertujuan untuk menghindari terja-
memang lebih kuat dibandingkan dengan atrak- dinya pencurian tali utama dan ponton. Hal ini
tor daun kelapa. Atraktor ini merupakan bahan juga diantisipasi dengan pemasangan dua buah
sintetis sehingga tidak dapat mengalami pem- pemberat antara pada tali utama yang akan
busukkan. menyulitkan usaha pencurian. Namun demiki-
an terdapat juga kelemahan penggunaan wire,
Atraktor jenis ini bersifat sementara, agar
yaitu gesekan yang terjadi dapat membuat tali
ikan tidak meninggalkan rumpon ketika material
utama bisa cepat putus akibat permukaan wire
daun kelapa sudah tidak ada lagi. Pemasa-
yang kasar. Hal ini sudah diantisipasi dengan
ngan atraktor ini berada dekat permukaan air
penggunaan selang dan tali PE sebagai bahan
sehingga banyak ditemukan ikan kecil di sekitar
pelapis sambungan. Penggunaan tali jenis PE
rumpon (Yusfiandayani, 2004). Selain itu, jenis
telah sesuai karena polyethylene memiliki keku-
alat tangkap yang digunakan juga telah dise-
atan putus (breaking strength) yang baik.
suaikan dengan ikan-ikan yang menjadi tujuan
Breaking strength adalah kekuatan maksimum
penangkapan sehingga bahan atraktor dipa-
yang diperlukan untuk membuat putusnya ba-
sang dibagian atas.
han dalam suatu uji yang menggunakan kete-
Daun kelapa sebagai atraktor merupakan gangan (Fridman, 1988). Tali yang terbuat dari
hal yang sangat umum digunakan pada kon- serat-serat alami dan sintetik sudah terdapat
struksi rumpon, karena keberadaannya terse- standar (ISO), sehingga dapat dilihat berat,
bar di setiap daerah pesisir pantai sehingga breaking strength dan data konstruksinya dari
mudah didapat dan harganya pun tergolong ukuran diameter secara praktis (Klust, 1987).
murah (FAO, 1990). Daun kelapa merupakan Penggunaan mooring line dengan 3 strand
bahan yang cukup efektif untuk memikat ikan. nylon rope banyak digunakan (Koopmann dan
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yusfian- Hotchin, 2008) tetapi disarankan untuk meng-
dayani (2004), yang menyebutkan bahwa atrak- gunakan 8–12 strand plaited ropes untuk men-
tor daun kelapa (Cocos nucifera) lebih kuat ber- cegah terlepasnya pilinan pada tali. Terlepas-
tahan di perairan dibandingkan dengan atraktor nya pilinan pada tali akan mengurangi breaking
daun nipah (Nypa fructican) dan atraktor daun strength sekitar 30%.
pinang (Areca catechu). Atraktor daun kelapa
memiliki kandungan mineral Ca, Mg, Mn, dan B 4.1.4 Pemberat
tertinggi dibandingkan dengan atraktor daun
Pemberat terbuat dari drum yang dipo-
nipah dan pinang. Atraktor daun kelapa memili-
tong dua bagian, dengan pertimbangan bahwa
ki lapisan cuticle dan epidermis yang lebih tebal
bobot pemberat bisa lebih ringan untuk memu-
(baik bagian atas maupun bawah) dibanding-
dahkan proses pengangkutan ke kapal dan
kan dengan daun nipah dan daun pinang.
penurunannya. FAO (1990); Yusfiandayani
Atraktor daun kelapa memiliki struktur susunan
(2004), menyebutkan penggunaan cor semen
daun yang lebih stabil dan mengalami sedikit
sebagai komponen pemberat menguntungkan
perubahan meskipun telah diletakkan selama
karena lebih mudah dibentuk. Proses pe-
15 hari di perairan. Atraktor daun kelapa meru-
ngangkutan dapat lebih mudah dilakukan. Se-
pakan atraktor daun terbaik yang dapat diguna-
makin dalam perairan maka semakin besar
kan sebagai atraktor pada rumpon dilihat dari
ukuran bobot pemberat utama. Hal ini dimak-
segi morfologi, anatomi dan daya tahan di sua-
sudkan untuk mengimbangi tekanan yang se-
tu perairan pada setiap musim.
makin tinggi. Tekanan di laut akan bertambah
secara linier dengan bertambahnya kedalaman,
4.1.3 Tali rumpon
khususnya untuk cairan seperti air yang kera-
Tali rumpon adalah tali yang menghu- patannya konstan (Tipler, 1991).
bungkan ponton dengan pemberat utama. Je-
3.1 digunakan sebanyak dua jenis,
nis tali yang 4.2 Material Pelengkap
yaitu tali utama dan wire. Panjang tali utama
adalah 90 m, sedangkan wire adalah 30 m de- Ada delapan jenis material pelengkap
ngan diameter masing-masing 2,2 cm dan 1,7 yang digunakan pada konstruksi rumpon, meli-
puti: swivel, segel, selang, hillban, karung, kuku
cm. Panjang tali rumpon 1,8 kali kedalaman,
yaitu sepanjang 90 m untuk kedalaman perair- macan, tali rafia dan tali PE. Selain material-
an 50 m. Penggunaan panjang tali rumpon ber- material tersebut, terdapat juga beberapa jenis
variasi tetapi umumnya berkisar antara 1,5 material pelengkap yang tidak digunakan, se-
perti jangkar, double/single thimble (timli), rantai,
sampai 1,8 kali kedalaman perairan (Subani
dan Barus, 1989; Palladin, 1998). Wire diguna- pelampung tambahan, dan bendera tanda. Ma-
kan pada konstruksi rumpon dengan tujuan