Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No.

2 November 2017: 179-186______________________ISSN 2087-4871

PRODUKTIVITAS RUMPON PORTABLE MENGGUNAKAN PANCING ULUR DI


PERAIRAN JEPARA

PRODUCTIVITY OF HANDLINE WITH PORTABLE FISH AGGREGATING


DEVICES (FADS)
IN JEPARA WATERS

Roza Yusfiandayani2, Desi Rezki Amelia1, Mochammad Riyanto2


1
Program studi Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan,
2
Departemen Pemanfataan Sumberdaya Perikanan,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
Korespondensi: ochaipb@gmail.com, hascaryo@yahoo.com

ABSTRACT

The portable Fish Aggregating Devices (FADs) is an auxiliary fishing gear that can be operated on a multiple-time
basis, as a fish-collecting device with an attractor. The purposes of the study are to determine the catch composition,
length and weight frequency of the catch around portable FADs, determine the catch productivity of handlinearound
FADs at the day and night time. The catch composition were consist of: kawakawa (Euthynnus affinis), short mackerel
(Rastrelliger branchysoma), swordfish (Xiphias gladius), great barracuda (Sphyraena barracuda), and redbelly yellowtail fusilier
(Caesio cuning). Total catch by handline was 160 individual. The length and weight relationship for dominant fish
species was b<3 for Euthynnus affinis and Rastrelliger branchysoma (allometric negative) while b>3 for Xiphias gladius
(allometric positive). The Mann Whitney U test shows that there was not significant different catch between day and
night time operating hours.

Keyword: FADs, Jepara, portable, productivity

ABSTRAK

Rumpon portable adalah alat bantu penangkapan yang dapat dioperasikan secara multi-waktu, sebagai alat pengumpulan
ikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan komposisi tangkapan, panjang dan frekuensi tangkapan tangkapan
di sekitar portable rumpon, menentukan produktivitas tangkapan handliner pada siang dan malam hari. Komposisi
tangkapan terdiri dari tongkol (Euthynnus affinis), kembung (Rastrelliger branchysoma), ikan todak (Xiphias gladius), barakuda
(Sphyraena barakuda), dan ikan ekor kuning (Caesio cuning). Total tangkapan dengan handline adalah 160 ekor. Hubungan
panjang dan berat untuk jenis ikan dominan adalah b <3 untuk ikan tongkol dan ikan kembung (allometric negative)
sedangkan b> 3 untuk ikan todak. Uji Mann Whitney U menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan
antara jam operasi siang dan malam hari.

Kata kunci: rumpon, Jepara, portable, produktivitas

Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, IPB__________________________ E-mail: jurnalfpik.ipb@gmail.com


PENDAHULUAN operasi penangkapan ikan selanjutnya
(Yusfiandayani et al. 2013).
Latar belakang Pengkajian mengenai produktivitas
pancing ulur menggunakan rumpon portable
Jepara merupakan salah satu berbahan fiber di Jepara belum pernah
kabupaten di Jawa Tengah yang terletak dilakukan.
di Pantura Timur dengan garis pantai
sepanjang 72 km. Salah satu alat tangkap METODE PENELITIAN
yang beroperasi di Jepara yaitu pancing
ulur. Alat tangkap pancing ulur merupakan Penelitian berlangsung selama
alat tangkap tradisional yang sebagian besar 5 bulan yaitu dari bulan Februari-Juni
digunakan oleh nelayan Jepara. Komponen 2016. Penelitian ini menggunakan metode
dari alat tangkap pancing ulur meliputi experimental fishing atau uji coba rumpon
gulungan tali, tali pancing, pemberat dan portable berbahan fiber di perairan Jepara,
mata pancing (Barus 1989). Jenis hasil Jawa Tengah.
tangkapannya yaitu ikan pelagis besar Bahan yang digunakan dalam
dan pelagis kecil diantaranya tenggiri penelitian ini yaitu: Satu unit rumpon
(Scomberomorus sp.), tongkol (Euthinnus portable berbahan fiber yang didesain oleh
sp.), madidihang (Thunnus albacares) dan tim pengkajian rumpon IPB (Yusfiandayani
tuna mata besar (Thunnus obesus) (kkji. et al. 2016) dengan ukuran panjang 62.5
kp3k.kkp.go.id). Potensi perikanan tangkap cm, lebar 20 cm, dan tinggi 48 cm sebagai
laut yang tersebar di perairan Jawa Tengah rangka rumpon, tali PE sebagai tali utama,
sekitar 1.873.530 ton/tahun meliputi tali rafia warna biru sebagai atraktor, electric
Laut Jawa sekitar 796.640 ton/tahun dan fish atractor menggunakan frekuensi suara
Samudera Indonesia sekitar 1.076.890 ton/ dengan frekuensi sebesar 1.000-5.000 Hz,
tahun (DKP Jepara 2016). 6.000-10.000 Hz, 11.000-15.000 Hz dan 3
Ikan pelagis besar dan ikan pelagis unit pancing ulur yang memiliki 10 branch
kecil dapat ditangkap dengan menggunakan line dan dilengkapi dengan pemberat yang
alat bantu penangkapan ikan yaitu rumpon. memiliki berat yaitu 2 kg, panjang main line
Menurut kepmen KP PER.71/MEN/2016 yaitu 25 m, panjang branch line yaitu 35 cm.
pasal 19, rumpon adalah alat bantu untuk Alat yang digunakan dalam penelitian
mengumpulkan ikan dengan menggunakan ini meliputi: GPS (Global Positioning
berbagai bentuk dan jenis atraktor dari System) untuk mengetahui posisi operasi
benda padat yang berfungsi untuk memikat penangkapan ikan, measuring board dan
ikan agar berkumpul. Ketentuan mengenai meteran untuk mengukur panjang ikan,
rumpon diatur dalam peraturan menteri timbangan digital untuk menghitung berat
tersendiri dalam pasal 31 yang menyebutkan material rumpon dan berat ikan, alat tulis
bahwa Alat Penangkap Ikan (API) pancing dan kertas newtop yang digunakan untuk
ulur bersifat pasif dengan alat bantu mencatat data dan informasi, tali PE yang
menggunakan rumpon, kapal tanpa motor digunakan untuk mengikat rumpon ke
dan semua ukuran kapal penangkap ikan kapal, 3 unit pancing ulur masing-masing
dan di semua jalur penangkapan ikan di berukuran 35, 40 dan 45 dan memiliki 10
WPPNRI. branch line, kapal motor berukuran 5 GT.
Rumpon yang biasa digunakan
nelayan adalah rumpon konvensional yang Prosedur penelitian
menetap di perairan. Rumpon menetap
membutuhkan biaya yang mahal dalam Metode penelitian yang digunakan
produksinya dan kadangkala hilang karena adalah metode experimental fishing yang
dicuri oleh nelayan lain. Mengantisipasi merupakan uji coba langsung terhadap
hal tersebut maka dibuat inovasi rumpon rumpon portable sebagai alat pengumpul
portable. Penelitian ini menggunakan ikan. Pengambilan data dilakukan dari
alat bantu penangkapan berupa rumpon, tanggal 29 Mei - 4 Juni 2016. Proses operasi
yaitu rumpon portable berbahan fiber. penangkapan dilakukan sebanyak enam
Pengoperasian rumpon portable tidak kali ulangan dengan tiga jam pengoperasian
dilakukan secara menetap melainkan rumpon per ulangan dalam satu hari.
dapat berpindah lokasi sesuai dengan Penangkapan ikan dimulai pukul 05.00 WIB.
daerah penangkapan yang diinginkan serta Tahap-tahap operasi penangkapan yaitu:
dapat dibawa dan dipindahkan ke daerah 1. Tahap persiapan. Pengecekan terhadap
lain atau disimpan hingga dilakukan kapal (kondisi mesin, kondisi box dan

180 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 179-186
ISSN 2087-4871

kondisi tempat penyimpanan hasil yang dibandingkan yaitu waktu siang dan
tangkapan), alat tangkap (pancing ulur) waktu malam. Pengujian kenormalan data
beserta umpan dan rumpon portable populasi menggunakan uji Kolmogorov-
serta perbekalan selama melaut. smirnov pada software SPSS 22. Hipotesis
2. Fishing base ke fishing ground uji Mann Whitney adalah sebagai berikut:
(pemberangkatan dilakukan pada malam H0 : Waktu pengoperasian siang dan
hari). malam tidak berpengaruh nyata terhadap
3. Tahap pengoperasian rumpon. Rumpon produktivitas hasil tangkapan.
diturunkan ke laut pada pukul 04.00 H1 : Waktu pengoperasian siang dan malam
WIB (EFA, tali utama dan atraktor serta berpengaruh nyata terhadap produktivitas
rangka rumpon sebagai pelampung), satu hasil tangkapan.
jam setelah diturunkan, dimulai operasi Hipotesis yang digunakan dalam
penangkapan menggunakan 3 unit pengambilan keputusan yaitu :
pancing ulur dengan umpan berupa cumi Sig. (2-tailed) < taraf nyata (α) maka Ho tidak
yang telah dipotong-potong, pancing ulur diterima
yang digunakan memiliki panjang 25 m Sig. (2-tailed) > taraf nyata (α) maka Ho
dengan 10 branch line, pemancingan diterima
berjarak 3 m, panjang tali atraktor 9 dimana; α= 0.05 (5%) dengan tingkat
m dan kedalaman perairan yaitu 50 m, keyakinan 95%
rumpon diangkat ke kapal setelah 3 jam.
Satu jam kemudian rumpon kembali Analisis produktivitas hasil tangkapan
diturunkan, demikian seterusnya siang dan malam
sehingga dalam 1 hari dilakukan 6 kali
pengoperasian. Pemancingan dilakukan Perhitungan produktivitas bertujuan
oleh nelayan dan juga peneliti. untuk melihat kemampuan alat tangkap
4. Pengambilan data. Data primer untuk berproduksi berdasarkan waktu
dikumpulkan dengan melakukan tertentu. Produktivitas menurut (Nelwan et
penangkapan ikan sebanyak 6 kali al. 2010) dihitung menggunakan rumus:
ulangan dalam 1 hari. Data yang
dikumpulkan meliputi komposisi jenis
ikan dan pengukuran panjang (cm)
serta berat ikan (kg) yang tertangkap
kemudian dianalisis berdasarkan waktu Hubungan panjang berat hasil tangkapan
operasi.
Berat dianggap sebagai suatu fungsi
Prosedur analisis data dari panjang. Menurut Effendie (1997) untuk
menganalisis hubungan panjang berat
Analisis data dilakukan secara digunakan rumus :
deskriptif terhadap komposisi hasil
tangkapan, ukuran panjang yang digunakan
adalah ukuran panjang total, dan untuk
ukuran berat digunakan berat total. Uji t dilakukan terhadap nilai b untuk
mengetahui apakah nilai b = 3 (isometrik)
Pengaruh waktu terhadap hasil tangkapan atau b ≠ 3 (alometrik). Alometrik positif,
jika b > 3 (pertambahan berat lebih cepat
Data pada penelitian ini dianalisis dari pertambahan panjang) dan allometrik
untuk mengetahui pengaruh waktu negatif, jika b < 3 (pertambahan panjang
terhadap produktivitas. Uji yang digunakan lebih cepat daripada pertambahan berat).
untuk menganalisis pengaruh umumnya
menggunakan ANOVA. Analisis ANOVA
digunakan jika populasi sampel bersifat
normal. Namun jika data menyebar secara
tidak normal, maka dilakukan analisis
data non parametrik dengan menggunakan Selang kepercayaan 95%, bandingkan
uji Mann Witney yang bertujuan untuk nilai Thit dengan Ttab dengan asumsi :
membandingkan dua kelompok yang Thit > Ttab : Tolak H0
memiliki ukuran sampel yang berbeda Thit< Ttab : Terima H0
(Sarwono & Budiono 2014). Dua kelompok

Produktivitas Rumpon Portable..............................................................................................(YUSFIANDAYANI et al.) 181


HASIL DAN PEMBAHASAN 13% serta hasil tangkapan ke-6 yaitu 6.39.
Hasil tangkapan yang didapatkan selama
Hasil tangkapan rumpon portable enam hari penelitian yaitu sebesar 45.76 kg
(Gambar 3).
Jumlah hasil tangkapan selama
enam hari penelitian dibagi dalam lima Produktivitas hasil tangkapan siang dan
jenis diantaranya tongkol, kembung, todak, malam
barakuda dan selar kuning dengan total hasil
tangkapan berjumlah 160 ekor (Gambar 1). Produktivitas penangkapan menggunakan
Komposisi jumlah hasil tangkapan pancing ulur dengan alat bantu rumpon
perhari yaitu pada hari pertama total ikan portable merupakan jumlah hasil tangkapan
yang tertangkap sebanyak 24 ekor, hari ke-2 yang dapat dihasilkan oleh pancing ulur
sebanyak 33 ekor, hari ke-3 sebanyak 29 menggunakan rumpon portable oleh setiap
ekor, hari ke-4 sebanyak 28 ekor, hari ke-5 kali pengoperasiannya. Produktivitas yang
sebanyak 21 ekor dan hari ke-6 sebanyak dihitung pada penelitian ini menggunakan
25 ekor. Hasil tangkapan perhari mengalami waktu yaitu per 3 jam sekali bukan
fluktuatif dengan total hasil tangkapan menggunakan trip karena alat tangkap
terbanyak terjadi pada hari ke-2 (Gambar 2). yang dioperasikan hanya selama 6 hari (1
Total berat hasil tangkapan yang trip). Produksi hasil tangkapan dibedakan
diperoleh selama penelitian yaitu sebesar menjadi dua periode yaitu siang dan malam.
45.76 kg. Hasil tangkapan ikan dapat dilihat Produktivitas pada siang hari
pada hari pertama sebesar 8.63 kg atau sebesar 4.40 kg/3 jam dan pada malam hari
18.86%. Berat hasil tangkapan pada hari sebesar 3.23 kg/3 jam. Uji Mann Whitney
ke-2 sebesar 7.67 kg atau 16.76%, berat menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang
hasil tangkapan hari ke-3 sebesar 8.39 kg diperoleh sebesar 0.513 artinya besar dari
atau 18.3%, berat hasil tangkapan hari nilai α (0.513 ≥ 0.05). Dapat disimpulkan
ke-4 yaitu 8.74 kg atau 19.1%, serta hasil bahwa perbedaan waktu siang dan malam
tangkapan yang paling ringan tertangkap tidak memiliki pengaruh yang signifikan
yaitu pada hari ke-5 sebesar 5.94 kg atau terhadap hasil tangkapan (Tabel 1).

Gambar 1. Jumlah hasil tangkapan per jenis

182 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 179-186
ISSN 2087-4871

Gambar 2. Komposisi jenis ikan yang tertangkap per hari operasi

Gambar 3. Hasil tangkapan per berat hasil tangkapan

Tabel 1. Produktivitas menggunakan rumpon portable pada siang dan malam

Waktu Ulangan ke- Berat (kg) Produktivitas (kg/3 jam)

Siang 1 9.07 1.51


2 8.78 1.46
3 8.58 1.43
Jumlah 4.40
Malam 4 8.44 1.41
5 5.38 0.90
6 5.51 0.92
Jumlah 3.23

Produktivitas Rumpon Portable..............................................................................................(YUSFIANDAYANI et al.) 183


Hubungan panjang dan berat ikan 0.9463 atau 94% dengan nilai korelasi
sebesar 0.97 yang tergolong korelasi sangat
Tongkol kuat. Hal ini menjelaskan bahwa model
Hasil analisis menunjukkan bahwa regresi mampu menjelaskan hubungan
nilai a pada tongkol sebesar 0.0146 dan nilai panjang berat ikan todak sebesar 94%.
b sebesar 2. 955 dengan koefisien determinasi Nilai b>3 menunjukkan bahwa
(R2) sebesar 0.8604 atau 86% dan korelasi pertambahan berat lebih cepat dibandingkan
sebesar 0.93 yang tergolong korelasi sangat pertambahan panjang (alometrik positif).
kuat sehingga model regresinya adalah Berdasarkan nilai b, dapat dilihat bahwa
W=0.0146L2.955 Thit<Ttab (Terima H0) yang artinya
Hal ini bermakna bahwa model peningkatan pertambahan berat sebanding
regresi mampu menjelaskan hubungan dengan pertumbuhan panjang.
panjang berat tongkol sebesar 86%. Nilai
b<3 menunjukkan bahwa pola pertumbuhan Kembung
ikan tongkol adalah alometrik negatif Model regresi hubungan panjang berat
artinya pertambahan panjang lebih cepat ikan kembung yaitu W = 0.0189L2,9002
dibandingkan pertambahan berat. dengan nilai determinasi (R2) sebesar
Uji T yang dilakukan dengan 0.9228 atau 92% yang artinya bahwa model
tingkat kepercayaan 95%, didapatkan Thit> regresi mampu menjelaskan hubungan
Ttab (tolak H0) yang artinya peningkatan panjang berat ikan kembung sebesar
pertambahan berat tidak sebanding dengan 92% dengan nilai korelasi sebesar 0.96
pertumbuhan panjang. yang tergolong korelasi sangat kuat. Nilai
b<3 menunjukkan pola pertumbuhan
Todak ikan kembung adalah alometrik negatif
Model regresi ikan todak yaitu W= artinya pertambahan panjang lebih cepat
0.0012L3.2658 dengan nilai R2 sebesar dibandingkan pertambahan berat.

Gambar 4. Gambar hubungan panjang berat ikan tongkol

Gambar 5. Gambar hubungan panjang bobot ikan todak

184 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 179-186
ISSN 2087-4871

Gambar 6. Gambar hubungan panjang dan berat ikan kembung

Hasil uji T menunjukkan bahwa Thit< bergerombol di permukaan sedangkan


Ttab (Terima H0) artinya bahwa peningkatan pada malam hari menyebar secara merata
pertambahan berat sebanding dengan di kolom perairan. Rumpon portable
pertumbuhan panjang. Moazzam et al. berbahan fiber dioperasikan dalam 6 waktu
2005 dalam Sinaga 2010 menyatakan Ikan operasional. Jumlah hasil tangkapan
kembung merupakan jenis ikan pelagis kecil terbanyak terjadi pada pukul 09.00-12.00
bergerombol yang hidup di perairan dangkal. yaitu sebanyak 36 ekor. Pada pukul 09.00-
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian 12.00 perairan Jepara dapat dikatakan
yaitu komposisi hasil tangkapan disekitar tenang dibandingkan pada saat malam hari
rumpon selama penelitian cukup bervariasi sehingga pemancingan di sekitar rumpon
namun didominasi oleh ikan kembung yang portable berjalan cukup lancar.
berjumlah 68 ekor. Hasil uji Mann Whitney menunjukkan
Suhu perairan saat dilakukan bahwa nilai signifikansi yang didapatkan
pengoperasian berkisar antara 290- lebih besar dari nilai α. Kesimpulan yang
300C. Ikan kembung (Euthynnus affinis) didapat yaitu perbedaan waktu siang dan
merupakan ikan pelagis kecil dengan pola malam tidak memiliki pengaruh yang
penyebarannya di seluruh Indo-Barat signifikan terhadap hasil tangkapan. Namun,
dengan suhu 180-29 OC (Froese & Pauly berdasarkan deskripsi hasil tangkapan
2007). Menurut Sinaga (2010) bahwa pada disarankan penggunaan rumpon sebagai
musim barat yaitu bulan Juni sampai alat bantu penangkapan dioperasikan pada
September ikan kembung yang ada di Laut siang hari karena produksi hasil tangkapan
Jawa bermigrasi dari Laut Cina Selatan lebih banyak pada siang hari.
dan Samudera Hindia melalui Selat Sunda. Hasil uji t terhadap nilai b
Migrasi ini terjadi karena arus laut yang menunjukkan bahwa nilai panjang berat
disebabkan oleh perubahan angin musim dari 3 jenis ikan adalah allometrik yaitu
barat dan timur. pertambahan berat tidak seimbang dengan
Yusfiandayani et al. (2014) menyatakan pertambahan panjang. Hubungan panjang
bahwa berkumpulnya ikan di sekitar rumpon berat pada 2 jenis ikan menunjukkan
disebabkan oleh adanya pemikat/atraktor pola pertumbuhan alometrik negatif yaitu
sebagai alat pengumpul ikan karena dapat cenderung memiliki berat yang lebih ringan
mengkonsentrasikan ikan yang tertangkap karena makanan yang ada di dalam tubuhnya
pada alat tangkap pancing ulur. Produktivitas digunakan untuk melakukan pertumbuhan
pancing ulur menggunakan rumpon portable dan perkembangan. Sedangkan pola
pada siang hari lebih banyak dibandingkan pertumbuhan alometrik positif terjadi pada
malam hari. Hal ini dapat dilihat bahwa ikan todak. Hal ini berbeda dengan hasil
total produktivitas siang hari sebesar 4.4 kg penelitian Chodrijah et al. (2013) di perairan
sedangkan pada malam hari sebesar 3.23 Laut Jawa bahwa ikan tongkol komo memiliki
kg hal ini diduga karena hasil tangkapan pertumbuhan isometrik dengan nilai
berkumpul di sekitar rumpon pada siang b=3.1267. Panjang berat ikan kembung pada
hari lebih banyak dibandingkan malam hari. perairan Palabuhanratu bersifat allometrik
Menurut Laevastu & Hayes (1981) bahwa positif dengan nilai b sebesar 3.24 (Nasution
pada siang hari ikan pelagis cenderung 2014). Perbedaan hubungan panjang dan

Produktivitas Rumpon Portable..............................................................................................(YUSFIANDAYANI et al.) 185


berat ikan dipengaruhi beberapa faktor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian
diantaranya habitat, lingkungan, musim, Bogor
jenis makanan, matang gonad, kesehatan Kunarso et al. 2016. Musim ikan di Perairan
dan jenis kelamin (Hossain 2010). Laut Jawa Kabupaten Jepara dan
KESIMPULAN prediksi lokasi fishing ground-nya.
Prosiding Semnas tahunan ke-V.
Kesimpulan yang dapat diambil Laevastu T, Hayes ML. 1981. Fisheries
dari penelitian ini yaitu: komposisi hasil Oceanography and Ecology. Farnham
tangkapan rumpon portable di Perairan (UK): Fishing New Books Ltd.
Jepara berjumlah 160 ekor serta bersifat Moazzam M, Osmany HB, Zohra K.
allometrik negatif pada ikan kembung dan 2005. Some aspects of biology and
tongkol namun bersifat allometrik positif fisheries: Indian mackerel (Rastrelliger
pada ikan todak, produktivitas pancing ulur kanagurta). Journal Marine Fisheries
di sekitar rumpon portable pada siang hari Department, Government of Pakistan,
lebih tinggi dari malam hari. Produktivitas Fish Harbour. 16: 58-75
pancing ulur menggunakan rumpon paling Monintja DR. 1990. Study on the development
besar terjadi antara pada pukul 09.00-12.00. of rumpon as fish aggregating device
(FADs). Bul FPIK IPB. 3(2): 137
DAFTAR PUSTAKA Nelwan AFP, Sondita MFA, Monintja DR,
Simbolon D. 2010. Evaluasi produksi
Ariawan DW. 2015. Analisis hasil perikanan tangkap pelagis kecil
tangkapan pancing ulur (handline) di Perairan Pantai Barat Sulawesi
pada rumpon portable di Perairan Selatan. Maritek. 10 (1): 41-51
SelatanPalabuhanratu, Jawa Barat PP Jateng Provinsi 2015. Diakses pada
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian September 2016
Bogor Sarwono J, Budiono H. 2014. Riset Skripsi
Aunuddin. 2005. Statistika: Rancangan dan Tesis dan Disertasi dengan SPSS, AMOS
Analisis Data. Bogor (ID): IPB Press. dan Exel. Jakarta (ID): Elexmedia
Chodrijah U, Hidayat T, Noegroho T. 2013. Komputindo
Estimasi parameter populasi ikan Sinaga P. 2010. Dinamika stok dan
tongkol komo (Euthynnus affinis) di analisis bio-ekonomi ikan kembung
Perairan Laut Jawa. Bawal. 5(3): 167- lelaki (Rastrelliger kanagurta) di TPI
174 BlanakanSubang, Jawa Barat [skripsi].
Effendie MI. 1997. Biologi Perikanan. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor
Yogyakarta (ID): Yayasan Pustaka Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi.
Nusatama. Jakarta (ID): PT. Raja Grafindo
Fardhani I. 2015. Produktifitas rumpon Persada.
portable di Perairan Palabuhanratu Subani W. 1986. Telaah penggunaan
Sukabumi Jawa Barat [skripsi]. Bogor rumpon dan payaos dalam Perikanan
(ID): Institut Pertanian Bogor. Indonesia. Jurnal Penelitian Perikanan
Froese R, Pauly DE. 2007. Fishbase, version Laut, BPPL Jakarta. 35: 35-45
10/2007. www.fishbase.org Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan
http://www.pipp.djpt.kkp.go.id [diakses Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
September 2016] R&D. Bandung (ID): ALFABETA
http://www.kkji.kp3k.kkp.go.id. [diakses Sulandari A. 2011. Strategi Peningkatan
Agustus 2016] Produksi Pada Nelayan Pancing
http:/www./jeparakab.go.id [diakses Tonda Di Perairan Teluk Prigi (PPN
Agustus 2016] Prigi) [tesis]. Depok (ID): Universitas
Jamal M. 2003. Studi penggunaan rumpon Indonesia
untuk meningkatkan produksi hasil Yusfiandayani R, Jaya I, Baskoro MS. 2013.
tangkapan gillnet dan bubu dasar yang Uji coba penangkapan pada rumpon
dioperasikan di Perairan Kabupaten portable di Perairan Palabuhanratu.
Sinjai Sulawesi Selatan. Lutjanus. JTPK. 4 (1): 89-98
JTPK. 8 (2): 223-231 Yusfiandayani R, Jaya I, Baskoro MS.
Karna. 1997. Studi tentang hasil tangkapan 2014. Konstruksi dan produktivitas
rawai tuna dengan menggunakan rumpon portable Tuna di Perairan
umpan cumi-cumi (Loligo spp.) Palabuhanratu. JTPK. 5 (2): 117-127 .

186 Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan Vol. 8 No. 2 November 2017: 179-186

Anda mungkin juga menyukai