Anda di halaman 1dari 12

1

THE COMPOSITION OF CATCHES BELAT DURING THE DAY AND


NIGHT IN THE VILLAGE OF BUNGA SIAK REGENCY OF RIAU,
INDONESIA

By

Sutrisno Eko Hadmojo1), Pareng Rengi 2) Jonny Zain2)


Sutrisnohadmojo95@gmail.com

ABSTRACT

This study was held in the village of Bungaraya, Siak Regency of Riau. The
purpose of the study is to find out the composition of catches and the splint during
night. The method used is the survey method. The fish consists of four types i.e.
rasau, shrimp fish catch pole, fish baung and selais. The results of the analysis of the
data on catches during the day and night there are differences the amount of weight or
number of individuals where the catch at night more than it is during the day, because
the target fish species are nocturnal.

Keywords: Belat, rasau, shrimp fish catch pole, baung, selais, nocturnal

1
) The Student at Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau.
2
) The Lecturer at Faculty of Fisheries and Marine Sciences, University of Riau.

PENDAHULUAN telah cukup lama dilakukan nelayan


setempat. Pengoperasian dilakukan
Latar Belakang pada saat pasang maksimal dan
Kecamatan Bungaraya terletak 32 penangkapan ikan dilakukan saat air
km dari Ibukota Kabupaten Siak sudah surut, namun komposisi dan
dengan jarak tempuh sekitar setengah jumlah hasil tangkapan pada siang dan
jam ke arah utara. Letak Geografis malam hari tidak terlalu
Kecamatan Bungaraya dengan luas diperhitungkan dan sepengetahuan
kurang lebih 106.9 km2 dengan batas- penulis belum pernah diadakan
batas wilayah Utara berbatasan dengan penelitian mengenai hal tersebut.
Kecamatan Sabak Auh, Selatan
berbatasan dengan Kecamatan Siak, Perumusan Masalah
Barat berbatasan dengan Kecamatan Alat tangkap Belat merupakan
Sungai Mandau, Timur berbatasan salah satu alat tangkap yang
dengan Kecamatan Pusako. dioperasikan nelayan Desa Bungaraya
Penangkapan ikan dengan pada siang dan malam hari.
menggunakan belat di Desa Bungraya Penangkapan pada kedua waktu
2

tersebut hanya berdasarkan  Kamera digital merek Nikon


pengalaman, namun komposisi dan tipe D3000
jumlah hasil tangkapan antara siang  Refractomete
dan malam hari tidak begitu  Meteran
diperhitungkan.  Alat tulis
Tujuan dan Manfaat  Thermometer
Penelitian ini bertujuan untuk  Botol Hanyut
mengetahui komposisi hasil tangkapan  Angket wawancara
belat pada siang dan malam hari di
Metode Penelitian
desa Bungaraya Kecamatan Bungaraya Metode yang digunakan adalah
Kabupaten Siak Provinsi Riau. metode survei.
Manfaat dari penelitian ini
adalah sebagai informasi bagi pihak- Prosedur Penelitian
pihak yang memerlukan khususnya Adapun langkah–langkah yang
nelayan setempat untuk mengetahui dilakukan dalam penelitian ini antara
komposisi tangkapan belat di perairan lain sebagai berikut:
Kabupaten Siak Provinsi Riau. 1. Penentuan daerah lokasi
penangkapan belat.
Hipotesis 2. Mengukur parameter
(H0) = Tidak terdapat perbedaan hasil lingkungan (Suhu, Arus,
tangkapan belat pada waktu siang dan Salinitas, Pasang surut,
malam hari Kedalaman, Kecerahan).
(H1) = Terdapat perbedaan hasil 3. Setting alat tangkap belat
tangkapan belat pada waktu siang dan 4. Setelah belat dioprasikan maka
malam hari akan ditunggu selama ± 5-6
jam belat berada di perairan.
METODE PENELITIAN 5. Mencatat waktu pasang dan
surut.
Waktu dan Tempat 6. Proses Hauling dan
Penelitian ini dilaksanakan menghitung hasil tangkapan
pada tanggal 28 November sampai 4 berdasarkan berat (kg) jumlah
Desember 2015 di Perairan Sungai individu (ekor).
Siak tepatnya di Desa Bungaraya
Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak Analisis Data
Provinsi Riau. Data yang dianalisis yaitu
jumlah hasil tangkapan berdasarkan
Bahan dan Alat berat (kg), jumlah jenis dan jumlah
Peralatan yang digunakan individu (ekor) sedangkan data kondisi
dalam pelaksanaan penelitian ini oseanografi fisika (kecepatan arus,
antara lain sebagai berikut: kecerahan, salinitas, suhu ) dianalisis
 Alat tangkap belat secara deskriptif
Untuk mengetahui adanya
 Sampan pengaruh perbedaan waktu terhadap
jumlah hasil tangkapan belat dalam
3

jumlah berat (Kg), maka dilakukan uji- t (Sudjana, 1982)

Dimana : Jaring
= rata-rata hasil tangkapan pada Jaring belat terbuat dari bahan PA
siang hari (dalam Kg) (polymide) dengan panjang jaring 250
= rata-rata hasil tangkapan pada m, tinggi 2,5 m dan mesh size 0,8 inci
malam hari (dalam Kg) dengan warna jaring hijau tua. Pada
alat tangkap belat, jaring berfungsi
= jumlah sampel pertama
sebagai perangkap.
= jumlah sampel kedua
= ragam / varians gabungan Tali Ris Atas dan Tali Ris Bawah
Tali ris atas mempunyai
= ragam pertama
diameter 5 mm sedangkan pada tali ris
= ragam kedua bawah mempunyai diameter 9 mm.
Nilai thit lalu dibandingkan dengan ttab, Tali ris terbuat dari bahan
apabila thit lebih besar dari pada ttab multifilament, pada tali ris atas talinya
maka hipotesis yang diajukan ditolak, dilebihkan 8 meter, yaitu 4 meter
tetapi jika thit lebih kecil dari pada ttab sebelah kiri dan 4 meter sebelah
maka hipotesis diterima. kanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Pancang


Hasil Pancang terbuat dari kayu yang
terdapat di hutan atau di pinggiran
Alat tangkap Belat sungai yang tahan lama seperti pohon
Alat tangkap belat yang mangrove (Rhizophora sp) serta pohon
digunakan oleh nelayan di Desa merah (Shorea sp). Alat tangkap belat
Bungaraya merupakan jenis alat trap yang digunakan mempunyai 35
yang mengurung ikan di tepi sungai pancang. Setiap pancang juga
dengan mengandalkan pasang surut memiliki diameter yang berbeda-beda
dan bersifat pasif. Konstruksi alat mulai dari 4-8 cm.
tangkap belat secara umum terdiri atas
beberapa komponen yaitu jaring, Armada Penangkapan
pancang, tali ris atas dan tali ris Armada yang digunakan untuk
bawah. pengoperasian alat tangkap belat di
Desa Bungaraya berupa perahu motor
atau sering disebut daerah setempat
boat dengan panjang 6 meter lebar 1,5
2

meter dan menggunakan mesin robin tangkapan dengan menggunakan


50 yang berkekuatan 2,5 PK sebagai tangan dan menarik tali ris bawah yang
tenaga penggeraknya. terbenam di lumpur sehingga jaring
mudah di gulung, lalu setelah hasil
Nelayan belat tangkapan diambil nelayan langsung
Nelayan alat tangkap belat di melakukan penggulung jaring dan
Desa Bungaraya merupakan nelayan mencabut pancang.
tidak tetap, dimana pekerjaan nelayan
merupakan pekerjaan sampingan. Kondisi Daerah Penangkapan
Jumlah nelayan yang mengoperasikan Daerah penangkapan ikan di
alat tangkap belat dalam satu armada Desa Bungaraya adalah pinggiran
berjumlah 1 - 2 orang nelayan. pantai Sungai Siak dengan kondisi
perairan berwarna coklat kehitaman
Operasi Penangkapan Belat dengan sedikit lumpur. Kondisi
Sebelum alat tangkap belat parameter perairan di daerah
diopersikan terlebih dahulu diketahui penangkapan ikan selama penelitian
pasang surut perairan sehingga adalah sebagai berikut:
memungkinkan untuk pengoperasian
alat tangkap belat. Setibanya di lokasi Faktor Fisika Perairan
Dalam satu hari pasang surut
penangkapan yang pertama dilakukan
terjadi 2 kali pasang dan 2 kali surut.
oleh nelayan adalah menancapkan
Pasang tertinggi mencapai 2,3 m–3 m
pancang ditepi sungai berbentuk huruf
dan surut terendah mencapai 0,1 m –
U kemudian jaring diturunkan
0,5 m. Suhu pada perairan ini didapat
mengikuti arah pancang yang sudah
hasil berkisar 290 sampai 310. Suhu
dipasang dengan menggantung jaring
tertinggi terjadi pada hari ke tiga
ditengah pancang agar jaring tidak
sedangkan suhu terendah terjadi pada
terbawa gelombang. Hal ini dilakukan
hari ke enam. Kecerahan berkisar 20
pada saat air surut sekitar jam 7 pagi.
cm sampai 30 cm. Kecerahan tertinggi
Setelah sore hari sekitar jam 4
terjadi pada hari ke tiga sedangkan
dan keadaan air surut nelayan
kecerahan terendah terjadi pada hari
melakukan pembenaman tali ris yang
dilakukan oleh nelayan yaitu ke lima.
pengikatan tali ris atas ke pancang di Faktor Kimia Perairan
ujung dan di pangkal jaring belat. Untuk mengukur salinitas
Malam harinya sekitar jam 10 pada digunakan alat refactometer berkisar 2
saat air pasang nelayan melakukan – 4o/oo. Salinitas tertinggi terjadi pada
peregangan pada jaring dengan cara hari ke dua, sedangkan salinitas
mengikatkan tali ris atas ke pancang terendah terjadi pada malam di hari ke
setelah pengikatan selesai nelayan lima.
langsung pulang menunggu air surut
sekitar jam 6 pagi. Hasil Tangkapan Belat
Kemudian setelah air sudah Hasil tangkapan berdasarkan
surut maka nelayan mulai pergi ke jumlah berat (kg) siang dan malam
lokasi untuk mengambil hasil hari
3

Hasil penelitian menunjukkan terjadi pada malam hari ke-4 dan 7


bahwa jumlah ikan yang tertangkap sedangkan hasil tertinggi pada siang
selama pengamatan berkisar antara 0 hari ke-2, data selengkapnya tertera
hingga 6 kg. Hasil tangkapan terendah pada tabel 1.
Tabel 1.Jumlah Berat (kg) Ikan Hasil Tangkapan Belat Pada Siang dan Malam Hari.

28 29 30 1 des/ 2 3 4
Hari/bula nov/ nov/ nov/ 19 des/ des/ des/ Rata-
No Jumlah
n 16 17 18 safaA 20 21 22 rata
safar safar safar Aar safar safar safar

1 Siang 1 0,2 3 - 1,5 0,5 - 6,2 0,88


2 Malam 3 6 4,7 3,2 2 1 3,2 23,1 3,3

Jumlah 4 6,2 7,7 3,2 3,5 1,5 3,2 29,3


Sumber : data primer

Secara keseluruhan hasil Berdasarkan uji statistik yang


terendah terjadi pada hari ke-4 dan ke- dilakukan terdapat perbedaan hasil
7 pada siang hari sedangkan hasil tangkapan alat tangkap belat
tertinggi terjadi pada hari ke-2 pada berdasarkan jumlah berat pada siang
malam hari. dan malam hari dimana thit 6,2 lebih
besar dari ttab 2,179 sehingga hipotesis
awal ditolak.
Hasil tangkapan berdasarkan berkisar antara 0 hingga 93 ekor. Hasil
jumlah (ekor) siang dan malam tangkapan terendah terjadi pada malam
Hasil penelitian menunjukkan hari ke- 4 dan 7 sedangkan hasil
bahwa jumlah individu ikan (ekor) tertinggi pada siang hari ke 2.
yang tertangkap selama pengamatan
Tabel 2. Jumlah (ekor) Ikan Hasil Tangkapan Belat Pada Siang dan Malam Hari.

28 29 30 1 2 3 4
Hari/ nov/ nov/ nov/ des/ des/ des/ des/ Rata-
No Jumlah
bulan 16 17 18 19 20 21 22 rata
safar safar safar safar safar safar safar
1 Siang 25 10 34 - 22 11 - 102 14,57
2 Malam 37 93 55 47 39 26 41 338 48,29
Jumlah 62 103 89 47 61 37 41 440
Sumber : data primer

Hasil tangkapan berdasarkan jenis tertangkap selama pengamatan adalah


ikan yang tertangkap siang dan jenis ikan Selais, Baung, Pantau rasau,
malam Udang galah.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa jumlah (jenis) ikan yang
1

Tabel 3.Jumlah (jenis) Ikan Hasil Tangkapan Belat Pada Siang dan Malam Hari
Individu (Ekor) Berat (Kg)
No Jenis Ikan
Siang Malam Jumlah Siang Malam Jumlah
1 Ikan Selais 2 8 10 0,8 3,4 4,2
2 Ikan Baung 7 23 30 2 8 10
3 Ikan Pantau Rasau 91 299 390 3,2 10,9 14,6
4 Udang Galah 2 8 10 0,2 0,8 1
Jenis, Berat, dan Jumlah Hasil
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat Tangkapan Per Hari.
secara keseluruhan jumlah hasil Adapun jenis ikan yang
tangkapan ikan pantau rasau tertangkap pada alat tangkap belat
mendominasi dari hasil tangkapan selama penelitian per hari yang
lainnya yaitu sebanyak 390 ekor, dilakukan di Desa Bungaraya
dengan jumlah berat 14,6 kg. Kecamatan Bungaraya Kabupaten
Siak. Dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.

Tabel 4. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 1)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - - -
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous - - 5 1,5
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata 25 1 30 0,7
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - 2 0,8
Jumlah 25 1 37 3

Hasil tangkapan belat pada hari Pada malam hari ikan yang terbanyak
pertama yang bertepatan pada tanggal juga ikan Pantau rasau berjumlah 30
28 november 2015 di dominasi oleh ekor dengan berat 0,7 kg, dan ikan
ikan Pantau rasau (Rasbora yang tertangkap paling sedikit adalah
latestriata), yang berjumlah 25 ekor ikan Selais ompok berjumlah 2 ekor
dengan berat 1 kg pada siang hari. dengan berat 0,8 kg.
2

Tabel 5. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 2)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - - -
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous - - 3 1
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata 10 0,2 90 5
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - - -
Jumlah 10 0,2 93 6

Hasil tangkapan belat pada hari kedua hari tertangkap sebanyak 10 ekor (0,2
yang bertepatan pada tanggal 29 kg) dan pada malam hari sebanyak 90
november 2015 di dominasi oleh ikan ekor (5 kg).
Pantau rasau yang mana pada siang

Tabel 6. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 3)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium 2 0,2 2 0,2
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous 4 1 7 2
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata 26 1 44 1,5
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus 2 0,8 2 1
Jumlah 34 3 55 4,7

Pada penangkapan hari ketiga hasil berjumlah 44 ekor (1,5 kg), sedangkan
tangkapan belat yang bertepatan pada jenis ikan yang tertangkap paling
tanggal 30 november 2015 di dominasi sedikit pada siang hari yaitu udang
oleh ikan pantau rasau pada siang hari galah berjumlah 2 ekor (0,2 kg) dan
berjumlah 26 ekor (1 kg) dan pada pada malam hari udang galah
malam hari ikan pantau rasau yang berjumlah 2 ekor (0,2 kg).
2

Tabel 7. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 4)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - 4 0,4
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous - - 2 1
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata - - 38 1
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - 3 0,8
Jumlah - - 47 3,2

Pada hari keempat yang bertepatan masyarakat serta sering nya kapal-
pada tanggal 1 desember 2015 kapal melintas di daerah penangkapan.
mengalami penurunan hasil tangkapan Sedangkan pada malam hari nya hasil
pada siang hari dimana tingginya tangkapan di dominasi ikan pantau
aktifitas seperti transportasi rasau berjumlah 38 ekor (1 kg).

Tabel 8. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 5)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - - -
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous 3 1 2 1
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata 19 0,5 37 1
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - - -
Jumlah 22 1,5 39 2

Pada penangkapan hari kelima yang ikan selais ompok dan udang galah
bertepatan pada tanggal 2 desember sama-sama tidak dapat hasil
2015 ikan yang mendominasi tidak tangkapan.
jauh berbeda, hanya saja pada jenis
2

Tabel 9. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 6)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - - -
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous - - 1 0,5
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata 11 0,5 25 0,5
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - - -
Jumlah 11 0,5 26 1

Pada hari keenam yang bertepatan ekor (0,5kg). Pada malam hari nya
pada tanggal 3 desember 2015 jumlah juga didominasi oleh ikan pantau rasau
hasil tangkapan pada siang hari hanya dengan jumlah hasil tangkapan
terdapat ikan pantau rasau dengan sebanyak 25 ekor (0,5kg).
jumlah hasil tangkapan sebanyak 11

Tabel 10. Jenis, Berat (Kg) dan Jumlah (ekor) Hasil Tangkapan Belat Pada Waktu
Siang dan Malam Hari (hari 7)

No Nama local Nama latin Waktu


Siang Malam
Ekor Kg Ekor Kg
1 Udang Galah Macrobrachium - - 2 0,2
rosenbergi
2 Baung Mystus numerous - - 3 1
3 Pantau Rasau Rasbora latestriata - - 35 1,2
4 Selais Ompok Ompok rhadinurus - - 1 0,8
Jumlah - - 41 3,2

Pada hari ketujuh yang bertepatan ikan selais ompok dengan jumlah hasil
pada tanggal 4 desember 2015 hasil tangkapan sebanyak 1 ekor (0,8kg).
tangkapan pada siang hari tidak
terdapat hasil tangkapan. Sedangkan Pembahasan
pada malam hari nya, jumlah hasil Selama melakukan penelitian
tangkapan terbanyak terdapat pada jenis ikan yang tertangkap di Sungai
ikan pantau rasau dengan jumlah hasil Siak Desa Bungaraya dengan
tangkapan 35 ekor (1,2kg), dan jumlah menggunakan alat tangkap belat
hasil tangkapan terendah terdapat pada terdiri dari 4 jenis ikan yakni ikan
pantau rasau, udang galah, ikan baung
2

dan ikan selais. Ikan-ikan tersebut diketahui bahwa berat seluruh hasil
merupakan komuditas ikan air tawar tangkapan pada siang dan malam hari
yang biasa menyebar di perairan tawar menunjukan nilai thit = 6,2 > ttab =
Riau. Ikan-kan tersebut tertangkap 2,179 Ho ditolak, berarti terdapat
dengan cara terperangkap pada jaring perbedaan hasil tangkapan pada siang
alat tangkap belat. dan malam hari, (Lampiran 6).
Hasil tangkapan selama Cahaya berpengaruh terhadap
penelitian adalah sebanyak 440 ekor aktivitas pergerakan ikan diperairan
atau 29,8 kg. Dimana jumlah hasil penangkapan, dimana pada waktu
tangkapan pada siang hari sebanyak siang hari cahaya masih agak terang
102 ekor atau 6,2 kg, sedangkan sehingga ikan akan menyebar pada
jumlah hasil tangkapan pada malam lapisan yang lebih dalam sesuai
hari sebanyak 338 ekor atau 23,1 kg. dengan intensitas cahaya yang di
Jika ditinjau dari jumlah berat sukai, sedangkan pada waktu malam
hasil tangkapan, hasil tangkapan hari lebih gelap sehingga ikan
malam hari lebih tinggi jika bergerak ke lapisan permukaan.
dibandingkan dengan siang hari, Menurut niknorov (1975) yang
sedangkan jika ditinjau dari jumlah mengemukakan bahwa pengaruh
individu, hasil tangkapan malam hari cahaya bulan terhadap light fishing
lebih banyak jika dibandingkan pada tergantung pada fase bulan atau posisi
siang hari itu karena tingkah laku ikan bulan, keadaan cuaca, kedalaman
yang aktif mencari makan pada malam renang ikan dan kekuatan sumber
hari. Hal ini sesuai dengan yang cahaya yang digunakan satu siklus
dikemukanan Gunarso (1985), periode bulan terbagi dalam empat
kebanyakan ikan pada malam hari fase dan setiap fase berlangsung
berada pada dasar perairan. selama 7-8 hari.
Selanjutnya dikatakan bahwa puncak Ikan pantau rasau merupakan
aktivitas makan pada ikan adalah pada salah satu ikan yang paling sering
waktu pagi hari. tertangkap oleh nelayan belat di Desa
Berdasarkan uji statistik yang Bungaraya Kecamatan Bunga raya
dilakukan terdapat perbedaan hasil Kabupaten Siak Provinsi Riau. Ikan
tangkapan alat tangkap belat pantau rasau merupakan salah satu
berdasarkan jumlah berat pada siang sumberdaya perikanan ekonomis
dan malam hari dimana thit -6,2 lebih penting yang tergolong dalam family
besar dari ttab -2,179 sehingga hipotesis Cyprinidae. Ikan ini termasuk yang
yang diajukan diterima. digemari banyak orang, karena rasanya
Untuk mengetahui perbedaan yang gurih dan dapat dimasak dengan
komposisi hasil tangkapan pada siang berbagai cara pengolahannya.
dan malam hari dilakukan pengujian Udang Galah (Macrobrachium
dengan uji-t. Berdasarkan uji- t antara rosenbergi) adalah salah satu hasil
hasil tangkapan siang dan malam hari tangkapan yang di cari oleh nelayan
terdapat perbedaan hasil tangkapan karena daya jual yang tinggi dan juga
pada dua priode penangkapan tersebut merupakan salah satu produk unggulan
yaitu thit > ttab yang berarti hipotesis dari dunia perikanan yang dari
yang diajukan ditolak. Dari uji t penelitian terdahulu diketahui ada
3

sekitar 83 jenis udang diperairan aktifitas lainnya pada malam hari


Indonesia (Crosnier, 1984 dalam (Kottelat et al, 1993).
Naamin, 1987) yang mempunyai nilai Istilah “selais” sebenarnya tidak
ekonomis penting. Namun hasil hanya digunakan untuk menamai satu
tangkapan udang di perairan siak Desa jenis ikan saja, tetapi digunakan untuk
Bungaraya Kecamatan Bungaraya menamai beberapa jenis ikan yang
Kabupaten Siak Provinsi Riau masih termasuk dalam family Siluridae dan
sangat kurang memuaskan nelayan mempunyai ciri-ciri morfologi yang
dikarenakan jumlah hasil serupa. Salah satu Ikan Selais yang
tangkapannya yang begitu sedikit. banyak di jumpai di perairan Sungai
Ikan Baung mempunyai nama Siak dan Sungai Kampar adalah selais
ilmiah Mystus numerous, ikan ini danau atau Ompok hypopthalmus
mempunyai ciri-ciri fisik berkumis (Afeni, 2007).
atau sungut yang mencapai mata, Sungai Siak dan Sungai Kampar
badan ikan baung tidak bersisik dan termasuk sungai terbesar di Riau.
mempunyai sirip dada serta sirip Tetapi kondisi lingkungan perairan di
lemak berukuran besar dan terdapat kedua sungai tersebut relatif berbeda.
tulang yang tajam dan bersengat Sungai Kampar merupakan sungai
(Djajadiredjaet al, 1977). Penyebaran yang memiliki kualitas air yang
ikan baung di Indonesia sangat luas, relative bagus, sedangkan Sungai Siak
yaitu meliputi Sumatera Barat, Jambi, memiliki kualitas air yang buruk
Sumatera Selatan, Kalimantan dan (Nedi, 1999) dan diperkirakan ikan-
Jawa.Di daerah aliran sungai Musi ikan selais di sungai ini sudah
ditemukan mulai dari hulu sungai, mendapatkan dampak negatif dari
danau Ranau sampai dengan ke muara buruknya kualitas air yang ada.
sungai dan perairan pasang surut Dengan demikian, diperkirakan ikan
(Gaffar, 1983). Di daerah aliran sungai selais tidak dapat tumbuh dengan baik
Batanghari dijumpai dari hulu sampai sehingga penghasilan ikan selais di
ke hilir, dengan faktor kondisi terbaik Sungai Siak cenderung lebih sedikit.
terjadi pada bulan April dan terjelek
ditemukan pada bulan Oktober KESIMPULAN DAN SARAN
(Samuel dan Said, 1995). Sedangkan
di daerah Riau sendiri di temukan di Kesimpulan
sungai Kampar, Siak, dan sungai Ikan hasil tangkapan terdiri
Indragiri. dari 4 jenis ikan adalah ikan pantau
Di daerah Riau ikan air tawar rasau, udang galah, ikan baung dan
memiliki peranan yang cukup tinggi ikan selais. Dilihat dari hasil
untuk memenuhi kebutuhan tangkapan siang dan malam hari
masyarakat dalam penyediaan ikan. terdapat perbedaan jumlah berat
Ikan Baung adalah salah satu ikan maupunn jumlah individu hasil
yang memiliki potensi ekonomis tangkapan antara siang dan malam hari
dalam perikanan di daerah Riau. Ikan dimana hasil tangkapan pada malam
Baung bersifat nokturnal yaitu aktif hari lebih banyak dibandingkan
mencari makananan dan melakukan dengan siang hari.
4

Berdasarkan perhitungan uji t Kottelat, M.A.J. Whitten., S.N.


bahwa komposisi hasil tangkapan belat Kartikasari dan
pada waktu siang dan malam hari S.Wirjoatmodjo, 1993. Ikan air
terdapat perbedaan hasil tangkapan tawar Idonesia bagian barat dan
dengan nilai Thit = 6,2 > Ttab = 2,179. Sulawesi. Periplus editions.
Terdapat perbedaan hasil tangkapan Klust,Gerhard. Bahan Jaring Untuk
pada siang dan malam hari pada alat Alat Penangkap Ikan.1987
tangkap belat. Team Penerjemah BPPI
Saran Semarang. Balai
Diharapkan adanya penelitian Pengembangan Penangkapan
lanjutan mengenai faktor-faktor yang Ikan. Semarang.
mempengaruhi terhadap hasil tangkap Nasocha, Yusuf. 2000. Daerah
belat ini, seperti parameter lingkungan, Penangkapan Ikan. Fakultas
fisika, biologi, kimia dan fish behavior Peternakan, Jurusan Perikanan,
pada perairan di desa Bunga Raya. Universitas Diponegoro.
Semarang.
DAFTAR PUSTAKA
Potier, M. 1998. Study on the Big
Ayodhyoa, AU. 1981. Metode Purse Seiners Fishery in the
Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri. Java Sea. VII.Environment of
Bogor. the Java Sea. Alur. Rcs. Fish.
Inst.,51, 79-100. PPN Prigi.
Badan Standardisasi Nasional. 2005.
2009.
Bentuk Baku Konstruksi Pukat
Kantong Payang Berbadan Rasdani M. 1997. Pengelolaan Potensi
Jaring Pendek. Badan Sumberdaya Perikanan Laut Di
Standardisasi Nasional, Jakarta. Perairan Selatan Jawa. Balai
Pengembangan Penangkapan
Brandt, A.V. 1972. Revised and
Ikan, Semarang.
England Fish Catching
Methods of the Word. Fishing Veen, P.C. 1953. Preliminary Charts
News (book) Ltd. 23 of the Mean Surface Salinity of
Resement Avenue West by the Indonesian Archipelago
Fleet, Survey London. and Adjacent Waters. Org. Sci.
Res. Bull. 17: 1.
Djajasewaka, H. and R. Djajadiredja.
1977. Fish silage as feed for
freshwater fish. In : Fish silage
production and its use. Indo-
Pasific Commission Workshop
on Fish Silage Production and
its Use. FAO, Fisheries Report,
No. 230, FI/U/R-230
England Nontji, Anugerah. 1993. Laut
Nusantara. Djambatan, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai