Anda di halaman 1dari 13

1

ANALYSIS COMPOSITION WEIGHT AND TYPE OF CATCHES OF BEACH


SEINE WHICH OPERATED AT MORNING AND AFTERNOON IN BUNGUS
SELATAN VILLAGE BUNGUS TELUK KABUNG DISTRICT PADANG CITY
PROVINCE OF WEST SUMATERA.

By:

Suherman1), Arthur Brown2)danUsman2)

ABSTRAK

The research was conducted on 14 - 21 April 2015 in Bungus Selatan village


Bungus Teluk Kabung district Padang city Province of West Sumatera. The purpose of
this research was conducted to determine differences in the weight composition and
species catch of beach seine operated in the morning and afternoon and looking
appropriate operating time to perform better operation beach seine. The method used in
this research is the survey method. Catches obtained during the afternoon compared to the
catch in the morning, there is no difference in species and weight composition of beach
seine catches in the morning and afternoon.

Keywords: Difference, Catch composition, beach seines, Comparison Catch.

1) Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau


2) Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau

PENDAHULUAN mereka yang memiliki modal


terbatas. Hal ini disebabkan kontruksi
Latar Belakang alat ini sangat sederhana dan tidak
Pukat pantai (beach seine) ada- memerlukan biaya operasional, Selain
lah salah satu jenis alat tangkap yang itu biaya pemeliharaanya juga relatif
digunakan untuk menangkap ikan dan kecil.
biota laut lainnya di perairan dekat Astuti (2012), alat tangkap yang
pantai. Pukat pantai termasuk alat digunakan nelayan di kelurahan Bungus
tangkap yang aktifkarena dioperasikan sangat beragam baik jenis maupun
dengan cara di tarik kearah pantai ukuran. diantaranya adalah pukat pantai,
dengan teknik mengurung ikan-ikan payang, bagan, long line, dll.
yang berada di dekat pantai atau Pukat pantai yang terdapat di
bermigrasi kearah pantai. (Kantor kelurahan Bungus berjumlah 15 unit
Kelurahan Bungus Selatan, 2012) dan tergolong jenis yang berkantong.
Pengoperasian alat penangkapan pukat
Pukat pantai telah umum digu- pantai oleh para nelayan ditujukan untuk
nakan oleh nelayan-nelayan Indonesia mendapatkan ikan yang menjadi target
statistik perikanan menunjukkan bahwa penangkapan. Waktu penangkapan ikan
alat ini terdapat hampir disemua menggunakan pukat pantai ini dari pagi
provinsi. hingga sore hari atau selama periode
disejumlah tempat, pukat pantai masih terdapat sinar matahari.
masih dipertahankan dan dipandang Distribusi ikan di dalam pera-
sebagai alat penangkapan ikan tra- iran secara spasial berbeda menurut
disional karena pukat pantai dapat waktu baik pada pagi hari maupun sore
menjadi alternatif terbaik bagi se- hari. Distribusi spasial ikan tersebut
kelompok nelayan tertentu, khususnya adalah distribusi vertikal dan horizontal
di dalam perairan. Dengan demikian
2

perlu dilakukan penelitian untuk 2. Sebagai sumbangsi pemikiran


mengkaji perbedaan hasil tangkapan dimana penulis dapat ber-
pada pagi dan sore hari partisipasi dalam pengembangan
ilmu pengetahuan dan Sebagi
Perumusan Masalah masukan bagi perguruan tinggi
Dari banyak alat tangkap yang dan lembaga lembaga lainnya
digunakan, alat tangkap Pukat pantai serta informasi bagi penelitian
merupakan salah satu alat tangkap yang selanjutnya.
dioperasikan di Perairan Bungus pada
waktu pagi dan sore hari. Distribusi ikan Hipotesis
yang bermain pada pagi dan sore hari
berbeda, ini dikarenakan adanya peng- Untuk mengetahui analisis kom-
aruh faktor parameter lingkungan yang posisi berat dan jenis hasil tangkapan
berbeda, yaitu parameter fisika, para- pukat pantai pada waktu pagi dan sore
meter kimia dan biaologi. Sehingga hari maka penelitian ini diajukan
peneliti dapat membedakan secara hipotesis:
khusus dari analisis komposisi berat dan Ha0: Tidak terdapat perbedaan berat
jenis hasil tangkapan, perhitungan ke- hasil tangkapan waktu pagi dan
berhasilan suatu penangkapan di- sore hari.
pengaruhi oleh pengetahuan nelayan Ha1: Terdapat perbedaan berat hasil
tentang alat tangkap itu sendiri. tangkapan waktu pagi dan sore
hari.
Tujuan dan Manfaat Hb0: Tidak terdapat perbedaan kom-
posisi hasil tangkapan waktu pagi
Penelitian sebelumnya tentang dan sore hari.
alat tangkap pukat pantai yang Hb1:Terdapat perbedaan komposisi hasil
dilakukan oleh Astuti(2012) menya- tangkapan waktu pagi dan sore
takan bahwa teknologi penangkapan hari.
pukat pantai di Kelurahan Bungus
tergolong alat tangkap yang bagus METODE PENELITIAN
dilihat dari kelayakan usahanya, Dengan
Waktu Dan Tempat
demikian perlu dilakukan penelitian
untuk mengkaji perbedaan hasil Penelitian ini dilaksanakan pada
tangkapan pada pagi dan sore hari,waktu tanggal 15-21 april 2015 dengan judul
pengoperasian yang bagus untuk pukat “Analisis Komposisi Jenis dan Berat
pantai dan jenis-jenis hasil tangkapan Hasil Tangkapan Pukat Pantai yang di
pukat pantai di Pantai Pasalaban di Operasikan Pagi dan Sore hari”yang
Kelurahan Bungus Selatan Kecamatan berlokasi di Kelurahan Bungus Selatan
Bungus Teluk Kabung Kota Padang Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota
Provinsi Sumatra Barat. Padang Provinsi Sumatra Barat.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini
adalah: Bahan dan Alat Penelitian
1. Dengan adanya penelitian ini
dapat menjadi sumber informasi Alat yang digunakan dalam
bagi pihak yang membutuhkan, penelitian ini adalah satu unit alat
khususnya bagi pihak masrakat tangkap pukat pantai, kamera sebagai
nelayan pe-sisir Kelurahan dokumentasi, jangka sorong untuk
Bungus Selatan dalam mengem- mengukur alat tangkap, meteran gulung,
bangkan usaha perikanan tang- timbangan, keranjang untuk tempat hasil
kap dengan menggunakan alat tangkapan, botol hanyut untuk menen-
tangkap pukat pantai dan tukan kecepatan arus dan alat tulis untuk
kapankah waktu yang sangat mencatat data yang diperoleh dari hasil
bagus untuk mengoperasikan wawancara.
pukat pantai.
3

Metode pengangkatan dan dipisahkan


menurut dua rentang waktu pagi
Metode penelitian yang diguna- dan sore hari.
kan dalam penelitian analisis komposisi 7. Hasil tangkapan dihitung ber-
berat dan jenis hasil tangkapan alat dasarkan jumlah spesies (ekor),
tangkap pukat pantai pada waktu pagi jumlah berat dan jumlah berat
dan sore hari adalah dengan metode perjenis.
survei, dimana pengum-pulan data Asumsi
dilakukan dengan cara pengamatan Mengingat banyak factor yang
langsung di lapangan. Data yang mempengaruhi hasil tangkapan, maka
dikumpulkan yaitu, hasil tang-kapan dalam penelitian ini dikemukakan
dalam jumlah berat(kg), jenis dan beberapa asumsi antara lain:
(ekor).Parameter lingkungan didaerah 1. Ikan yang berada di daerah
penangkapan. penangkapan menyebar merata dan
mempunyai kesempatan yang sama
Prosedur Penelitian untuk tertangkap.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam 2. Faktor lingkungan yang diukur
penelitian ini adalah sebagai berikut: memberikan pengaruh.
3. Ketelitian pencatatan seluruh data
1. Penelitian ini di mulai dengan oleh peneliti dan pembantu peneliti
melakukan identifikasi gambar- dianggap sama.
an umum kontruksi pukat 4. Keterampilan dan kemampuan
pantai, ukuran kapal yang nelayan dianggap sama.
digunakan, jenis mesin teknik
Analisis Data
pengoperasian jenis hasil
tangkapan dan rentabilitas usaha Untuk mengetahui adanya peng-
penangkapan. aruh perbedaan waktu terhadap jumlah
2. Setelah identifikasi dilakukan hasil tangkapan pukat pantai secara total
barulah peneliti turun langsung dalam jumlah berat(kg), maka peneliti
bersama nelayan untukmela- melakukan uji-t (sudjana, 1992):
kukan aktifitas penangkapan. S12 = ∑ X12- (X1 )2
3. Menentukan lokasi penangka- (n-1)
pan ikan(Fishingground) untuk
menentukan daerah lokasi S22 = ∑ X22- (X2 )2
penangkapan sesuai dengan (n-1)
kebiasaan nelayan setempat.
4. Selajutnya dilakukan pengu- ( ) ( )
kuran parameter lingkungan
dipermukaan air Perairan seperti
kecepatan arus, Kedalaman dan
suhu.
5. Setelah pengukuran parameter √
lingkungan. Hal yang pertama Dimana :
kali dilakukan adalah menu- ₁= Rata-Rata hasil tangkapan pagi hari
runkan pelampung setelah itu (dalam kg)
penurunan jaring (setting). ₂= Rata-Rata hasil tangkapan sorehari
Setelah semua diturunkan atau hari (kg)
sudah terentang dengan n₁= Jumlah sampel pengamatan I (pagi
sempurna maka dalam jangka hari)
tertentu dilakukan pe-narikan n₂ = Jumlah sampel pengamatan II (sore
(hauling). hari)
6. Perhitungan komposisi hasil S= simpangan baku gabungan
tangkapan dilakukan setiap kali Si= simpangan baku
4

Nilai Thit lalu di bandingkan Kabung Utara, sebelah barat berbatas


dengan T tab, apabila T hit lebih besar dengan Teluk Bungus, dan sebelah timur
dari pada T tab maka hipotesis yang berbatasan dengan Bukit Barisan
diajukan ditolak, apabila Thit lebih kecil (Kantor Kelurahan Bungus Selatan,
dari pada T tab maka hipotesis yang di 2012)
ajukan di terima. Kegiatan penangkapan di Ke-
Sedangkan untuk mengetahui lurahan Bungus Selatan telah lama
komposisi hasil tangkapan, maka semua dilakukan secara terus menerus oleh
hasil tangkapan selama penelitian di nelayan setempat Hal ini membuat
dimuat tabel, lalu di uji dengan pengu- daerah setempat menjadi wilayah
jian Chi-Square atau ² dengan penting sebagai sumber pendapatan para
menggunakan rumus sebagi berikut: nelayan dalam memenuhi kebutuhan
keluarga dan menjadi salah satu sumber
2
=( 1-
m1)² + ( 2- m2)2 mata pencaharian utama di kelurahan
m1m2 Bungus Selatan.
Dimana:
1dan 2: Jumlah hasil tangkapan pada
Alat Tangkap Pukat Pantai
masing – masing waktu penangkapan.
Pukat pantai yang digunakan
m1dan m2: Jumlah hasil tangkapan ikan
oleh nelayan adalah pukat pantai yang
yang dominan dan ekonomis penting
ber kantong, pukat ini di operasikan di
yang diperkirakan pada masing-masing
sekitar pantai dan operasi penang-
waktu operasi(kg).
kapannya dilakukan pagi sampai sore
Setelah nilai ² di peroleh,
hari.
kemudian di bandingkan dengan nilai ²
Prinsip pengoperasian pukat
tabel, dengan db N-1 jika nilai ² hitung
pantai bersifat aktif yaitu melingkari
lebih besar dari ² tabel maka hipotesis
gerombolan ikan dengan jaring ditarik
yang di ajukan ditolak, namun apabila
kedarat dan ikan berkumpul dibagian
nilai ² hitung lebih kecil dari ² tabel, kantong.
maka hipotesis diterima. Jadi dapat Adapun kontruksi pukat pantai
disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang digunakan terdiri dari beberapa
komposisi hasil tangkapan pada waktu bagian yaitu: sayap, badan dan kantong.
pagi dan sore hari. Bagian sayap terdiri atasjaring, tali,
HASIL DAN PEMBAHASAN pelampung dan pemberat.

Hasil A. Sayap
Keadaan Umum Daerah Penelitian Pukat pantai memiliki sepasang
Kelurahan Bungus Selatan sayap, sayap kiri dan sayap kanan.
secara geografis terletak dalam batas Ukuran kedua sayap ini adalah sama
kordinat 0o44’0” dan 10 08’35” lintang yaitu panjang 387 meter ukuran sampai
selatan serta antara100005’05” dan 1000 yang bersambung dengan badan, bahan
34’ 09” bujur timur, serta memiliki luas yang digunakan oleh nelayan adalah
daerah 447 Ha.Kelurahan Bungus polyamide (PA) dan nomor benang 210
Selatan termasuk kedalam wilayah Kota D/9. Bahan jaring dari bahan poly-
Padang yang terletak di pinggir Pantai amide(PA) memiliki keunggulan dalam
Sumatera bagian barat. dua sifat yaiti terhadap pembusukan dan
Kondisi daerahBungus Selatan daya tahan terhadap gesekan. Ukuran
beriklim tropis yaitu mengalami dua mata jaring (mesh size) pada bagian
pergantian musim dalam setahun, yaitu sayap bervariasi mulai dari 6 cm sampai
musim kemarau dan musim hujan. 5.5 cm. Sayap pada pukat pantai
Kelurahan Bungus Selatan memiliki berfungsi sebagai penghadang agar ikan
batas wilayah, sebelah utara berbatasan yang menjadi target menuju kekantong.
dengan Kelurahan Bungus Barat,
sebelah selatan berbatasan dengan Teluk
5

B. Badan dengan diameter yang bervariasi, pan-


badan dari bahan polyamide jang tali selambar satu unit pukat pantai
(PA) dengan ukuran mata jaring 2.5 cm adalah 450 meter.
sampai 1,5 cm. Panjang badan jaring 2. Pelampung.
berkisar 7,5 meter. Bagian badan dari Pelampung pada pukat pantai
alat tangkap pukat pantai yang ada di dipasang pada bagian atas jaring, sesuai
kelurahan Bungus Selatan. dengan tujuan umum penggunaan pel-
C. Kantong ampung adalah untuk memberikan gaya
Bagian kantong pada pukat apung pada pukat pantai agar ikan tidak
pantai menggunakan waring atau bisa lolos dari atas. jumlah pelampung
Polypropylene(PP) waring yang di- yang di pasang berpariasi. untuk setiap
gunakan tidak mempunyai simpul dan unit alat tangkap pukat pantai, yaitu
ukuran mata jaring 0.7 cm. Alasan berkisar antara 323 buah pelampung
nelayan memili waring karena bersipat untuk bagian sayap, sedangkan bagian
lebi kaku, kuat serta tahan terhadap badan hanya satu buah.
gesekan dan ikan tidak bisa lolos Pelampung yang digunakan ada
apabilah telah terperangkap pada bagian yang terbuat dari gabus dan karet,
kantong. Dan panjang kantong 5,3 bentuk pelampung bervariasi, ada yang
meter. Kulst (1987) bahwa ukuran mata berbentuk oval dan ada yang berbentuk
yang lebih kecil akan membuat jaring silinder yang panjangnya 60 mm, untuk
lebih kuat menahan tekanan mengingat pelampung tanda yang terletak pada
kantong sebagai tempat dimana ikan bagian kedua sayap dan kantong
berdesak-desakan dijaring sebelum berbentuk bola dan terbuat dari bahan
dinaikkan keatas kapal. plastik. Jarak pemasangan pelampung
pada taliris cukup dekat yakni 30,8 cm
1. Tali Temali sampai 60,5 cm.
Tali temali pada pukat pantai
terdiri dari beberapa bagian yaitu 3. Pemberat
tali ris atas, tali ris bawah, tali peberat berupa tima hitam,
pelampung, tali pemberat dan tali ukuran pemberat berpariasi dan ber
selambar, ukurannya bervariasi pada diameter 12 mm, panjangnya 15 mm,
setiap alat tangkap. jarak antara pemberat 30 cm sampai 40
a. Tali Ris Atas cm. Jumlah pemberat juga bervariasi
Tali ris atas yang digunakan disesuaikan dengan panjang jaring yaitu
nelayan terbuat dari bahan Polyet- berkisar antara 600 buah/unit,
hylene(PE) dengan diameter 5 sampai 6 Najmuddin, 2009, bahwa jumlah dan
mm. Panjang taliris atas berkisaran jenis pemberat bervariasi sesuai
antara 130-180 meter. penggunaannya (lebih menggaruk dasar
b. Tali Ris Bawah atau kurang meng-garuk dasar).
Tali ris bawah yang digunakan karena semakin banyak pem-
umumnya sama dengan tali ris atas. berat yang digunakan maka jaring akan
c. Tali pelampung. semakin berat ditarik padasaat hauling.
Tali pelampung juga menggun-
akan bahan Polyethylene (PE), diameter Waktu Operasi Penangkapan
tali pelampung lebih besar dari pada
diameter tali ris atas dan bawah, Waktu operasi penangkapan ik-
d. Tali Pemberat an dengan menggunakan pukat pantai
Tali pemberat yang digunakan dimulai pagi dan sore hari atau pukul
umumnya sama dengan tali pelampung, 700-1700 WIB. Untuk pengoperasian
baik diameter tali maupun panjang pukat pantai pada waktu pagi dimulai
talinya. jam 07.00-11.00 WIB sedangkan untuk
e. Tali Selambar sore dimulai pukul 14.00-17.00 WIB.
Tali selambar yang digunakan
juga terbuat dari Polyethylene(PE)
6

A. Komposisi Jenis dan Berat Hasil ikan yang tertangkap dengan pukat
Tangkapan Pukat Pantai pantai yang dioperasikan pada pagi hari
Jenis hasil tangkapan dengan adalah 17.540 ekor dengan berat 63,5
alat tangkap pukat pantai diperairan kg, sedangkan pada sore hari sebanyak
Bungus Selatan selama penelitian 34.148 ekor dengan berat (115) kg.
sebanyak 7 spesies ikan terdiri dari. Ikan alat tangkap pukat pantai, jenis
teri, ikan merah, ikan selar kuning, ikan ikan yang banyak tertangkap yaitu ikan
maco, ikan sebelah, ikan layur, ikan alu- maco dengan berat 65 kg jumlah 3.600
alu. dengan jumlah total berat 178,5 Kg ekor. Disusul oleh ikan teri dengan berat
dan jumlah total dalam perekor 60 kg jumlah 45.000 ekor ikan.
sebanyak 51.688 ekor. Jumlah banyak
Tabel 1. Jumla ekor dan berat (kg) ikan hasil tangkapan pengoperasian pagi dan sore hari
selama penelitian
No Hari Tanggal Pagi hari Sore hari
Berat ( Jumlah Berat ( kg) Jumlah perekor
kg) perekor
1 Selasa 15-4-2015 9 2638 21,8 6551

2 Rabu 16-4-2015 20 3666 27,7 9854

3 Kamis 17-4-2015 12,1 4826 18,2 7282

4 Sabtu 19-4-2015 12,6 2766 30,5 5992


5 Minggu 20-4-2015 14,8 3644 16,8 4469
Jumlah 68,5 kg 17540 ekor 115 kg 34148 ekor

Sumber: data primer 2015

Dari tabel 1 diatas dapat tang-kapan pada pagi hari. Begitu juga
diketahui jumlah (ekor) dan berat (kg) dengan rata-rata berat (kg) hasil
hasil tangkapan pagi dan soredengan tangkapan sore hari juga lebih besar
rata-rata tangkapan pada pagi yaitu 3508 dibandingkan dengan hasil tangkapan
ekor (13,7 kg), sedangkan pada waktu pada waktu pagi. Hasil tangkapan
sore harijumlah rata-rata hasil ta- tersebut apabila di buat dalam diagram
ngkapan yaitu 6.829,6 ekor (23 kg). Dari batang baik jumlah (ekor) maupun berat
Tabel 1 dapat diketahui bahwarata-rata (kg) terlihat seperti gambar 3.
jumlah perekor hasil tangkapan sore hari
lebih besar di bandingkan dengan hasil
Tangkapan (kg)
Jumlah Hasil

pagi sore
200 115
68.5

0 selama penelitian

Gambar 4. Histogram hasil tangkapan dalam jumlah berat (kg) pagi dan sore
selama penelitian.
7

pagi sore

Perekor
Jumlah
50000 34148
17540

0 Selama penelitian

Gambar 5.Histogram hasil tangkapan dalam jumlah (ekor) pagi dan sore selama
penelitian.

Adapun jenis ikan yang ter- ikan teri, ikan merah, ikan selar kuning,
tangkap selam penelitian adalah ikan maco, ikan sebelah, ikan layur, ikan
alu-alu.

Tabel 2. Jenis dan berat hasil tangkapan pengoperasian pagi dan sore selama penelitian

No Jenis hasil tangkapan Pagi hari Sore hari

Berat ( kg) Jumlah perekor Berat ( kg) Jumlah perekor


1 Ikan teri 20 15000 40 30.000
2 Ikan merah 4 60 6 90
3 Ikan selar kuning 10 200 20 400
4 Ikan maco 25 2250 40 3.600
5 Ikan sebelah 1 2 1 2
6 Ikan layur - - 2 8
7 Ikan alu-alu 3,5 28 6 48
jumlah 63,5 (kg) 17540 (ekor) 115 (kg) 34148 (ekor)
Rata-rata 9,07 2505,71 16,43 4878
Sumber: data primer 2015

Dari Tabel 2 dapat di lihat hasil (2.250 ekor) dan ikan alu-alu3,5 kg (28
tangkapan saat pagi adalah 63,5 (kg)dan ekor), Sedangkan pada waktu soreikan
hasil tangkapan saat sore adalah 115 teri40 kg (30.000 ekor), ikan merah6 kg
(kg) yang mana ada perbedaan berat dan (90 ekor), ikan selar kuning 20 kg (400
jenis yang tertangkap. Pada waktu pagi ekor), ikan maco 40 kg (3.600 ekor),
dan sore lebih dominan tertangkap ikan layur 2 kg (8 ekor) dan ikan alu-
adalah ikan teri. Jenis hasil tangkapan alu6 kg (48 ekor) His-togram hasil
yang tertinggi pada waktu pagi adalah tankapan pukat pantai dalam jumlah
ikan teri20 kg (15.000 ekor), ikan jenis berat (kg)secara keseluruhan dapat
merah4 kg (60 ekor), ikan selar kuning dilihat pada (Gambar 6.)
10 kg (200 ekor), ikan maco 25 kg

40
jumlah dalam berat

30

20 pagi berat (kg)


(kg)

sore berat (kg)


10

0
teri merah selar kuning maco sebelah layur alu-alu
8

Gambar 6. Histogram jenis hasil tangkapan ikan dalam jumlah jenis berat (kg) selama
penelitian

Dari gambar histogram diatas 115(kg) dan pada pagi hari sebanyak
menunjukkan perbedaan berat pada 63,5 (kg).
penangkapanpagi hari dan sore hari
dimana pada sorehari mendapat kan Sedangkan untuk perbedaan
hasil tangkapan tertinggi yaitu sebanyak hasil tangkapan dalam jumlah ekor da-
pat dilihat pada Gambar 7
30000
30000
jumlah pe rekor

25000

20000 15000
15000
10000
3600
2250
5000 60 90 200400 2 2 0 8 28 48
0
teri merah selar kuning maco sebelah layur alu-alu

Gambar 7. Histogram jenis hasil tangkapan ikan selama penelitian dalam jumlah per ekor

Dari gambar histogram diatas nyak atau sedikitnya hasil tangkapan,


menunjukkan perbedaan jumlah perekor beberapa parameter lingkungan yang di
pada penangkapan pagi hari dan sore ukur
hari dimana pada sorehari mendapatkan selama penelitian antara lain,
hasil tangkapan tertinggi yaitu sebanyak suhu, kecepatan arus, kecerahan.
17540 (ekor) dan pada pagi hari se- Adapun faktor lingkungan yang sangat
banyak 34148 (ekor). ber-pengaruh terhadap hasil tangkapan
pukat pantai adalah kecepatan arus. Arus
Kondisi perairan yang kuat akan menyebabkan ikan
terbawa masuk kedalam kantong pukat
Faktor fisika perairan pantai.
Parameter fisika lingkungan
merupakan salah satu faktor penting
yang juga mempengaruhi ba-
Tabel 3. Parameter fisika pada pagi (X1) dan sore hari (X2) selama penelitian di
Kelurahan Bungus Selatan Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang
Provinsi Sumatra Barat
tanggal Kecepatan arus Suhu Kecerahan
(cm/detik) (oC) (Cm)

X1 X2 X1 X2 X2 X2
15-4-2015 16 20 28 29,5 188 195
16-4-2015 15 21 29,3 30 200 187
17-4-2015 17 23 28 30 178 190
19-4-2015 18 20 28,5 30 198 177
20-4-2015 20 26 29 29 230 183
pagi dan sore hari selama berlansungnya
Berdasar data tabel diatas dapat penelitian kecepatan arus pada pagi hari
diketahui bahwa pada tanggal 15-20 berkisar antara 15-20 cm/detik, dan pada
April 2015 diketahui hasil perhitungan sore hari 20-26 cm/detik , diketahui
9

suhu yang terjadi pada pagi hari 28-29 Sedang kan untuk pengukuran
0
C dan pada sore hari 29-30 0C sedang kimia yang diukur antara lain,salinitas
kan tingkat kecerahan yang diukur dengan menggunakan alat refractometer
dengan sechidisk didapat pada pagi hari untuk mengukur salinitas dimana nilai
178-230 (cm) sedang kan pada sore yang didapat selama penelitian dapat
Hari 177-195 (cm) dengan kedalam dilihat pada tabel 4.
perairan 18- 25 m.

Faktor kimia perairan


Tabel 4. Parameter kimia pada pagi (X1) dan sore hari (X2) selama penelitian di
Kelurahan Bungus Selatan Kecamatan Bungus Teluk Kabung Kota Padang
Provinsi Sumatra Barat
Tanggal Salinitas

X1 X2
15-4-2015 29 28
16-4-2015 30 30
17-4-2015 30 28
19-4-2015 28 29
20-4-2015 31 28
Pembahasan
Berdasarkan tabel diatas pengukuran Pukat Pantai
parameter dapat diketahui bahwa Pukat pantai adalah suatu alat
salinitas pada pagihari 28-31ppm.Dan tangkap yang terdiri dari kantong,
pada sore hari berkisar antara 28-30 badan, sayap, pelampung, pemberat,
ppm.Pengukuran salinitas yang terendah taliris atas dan tali ris bawah.Alat
didapat pada hari pertama dikarenakan tangkap ini dioperasikan disekitar pantai
hari sudah hujan. dan operasi penangkapannya biasa
dilakukan pagi sampai sore hari (Astuti
Hari bulan juga berpengaruh 2012).
terhadap penangkapan ikan dikarenakan Alat tangkap pukat pantai bersifat
hari bulan cenderung mempengaruhi aktif yaitu melingkari gerombolan ikan
tingkah laku dan keberadaan ikan dengan jaring setelah itu ikan ditarik
tersebut. Menurut Nikonorov (dalam kedarat dan ikan berkumpul kebagian
Firdiansyah,2011), light fishing tergan- kantong pukat pantai yang hanya
tung pada fase bulan, posisi bulan, berukuran 0,7 cm sehingga meng-
keadaan bulan. Pada waktu penelitian akibatkan semua jenis ikan bisa
terhitung pada hari bulan ke 25–30.Ini tertangkap baik yang besar maupun
termasuk kedalam fase pertama dan yang kecil.
ketiga dimana bulan memancarkan
cahaya dalam keadaan separuh bulat. Hasil Tangkapan
Penangkapan dengan alat tangkap
pukat pantai, dimana hasil tangkapan Hasil tangkapan pukat pantai
pukat pantai pada waktu pagi lebih kecil pada waktu pagi lebih kecil dari sore
dari sore hari, ini terjadi dikarenakan hari, ini terjadi dikarenakan adanya
adanya pengaruh lingkungan didaerah pengaruh lingkungan didaerah penang-
penangkapan, diantaranya pengaruh kapan, diantaranya pengaruh parameter
parameter lingkungan seperti kuat arus, lingkungan seperti kuat arus, dimana
dimana arus soreh lebih besar dari arus arus sore hari lebih besar dari arus pagi.
pagi. Arus yang kuat akan menyebabkan Arus yang kuat akan menyebabkan ikan-
ikan terbawa masuk kedalam kantong ikan terbawa masuk kedalam kantong
pukat pantai. pukat pantai.

Untuk hasil tangkapan dimana


ikan yang tertangkap banyak terdapat
10

ikan kecil-kecil.Ini dikarenakan alat penangkapan serta pengumpulan ikan


tangkap ini hanya dioperasikan di pesisir banyak dipengaruhi oleh pengetahuan
pantai itu secara terus menerus. yang luas mengenai alat penangkapan
itu sendiri, kondisi lingkungan, tingkah
Hasil tangkapan pukat pantai pada laku ikan seperti cari makan, migrasi
saat pagi adalah 17.540 ekor dengan dan schooling ikan dipengaruhi oleh
berat 63,5 kg terdiri dari 6 spesies. temperature cahaya.
Sedangkan hasil tangkapan pada saat Gunarso (dalam Saroso, 2004),
sore hari adalah 34.148 ekor dengan menyatakan pada umumnya ikan-ikan
berat 115 kg terdiri dari 7 spesies. Dari dewasa bergerak secara aktif melawan
data hasil tangkapan selama penelitian arus, sedangkan ikan-ikan kecil akan
dapat terlihat bahwa hasil tangkapan terbawa arus baik itu pasang maupun
pada saat pagi dan sore terdapat surut. Ikan hanyut terbawa arus
perbedaan jenis hasil tangkapan jumlah dikarenakan ketidakmampuan tubuh
(ekor) dan beratnya (kg).jenis-jenis ikan ikan tersebut melawan arus.
yang tertangkap selama penelitian terdiri Tingkah laku ikan (fish be-
dari ikan teri, ikan merah, ikan selar havior) adalah beberapa pergerakan
kuning, ikan maco, ikan sebelah, ikan dalam posisi tempat, alami maupun sifat
layur dan ikan alu-alu. Untuk jenis ikan lahiriah makhluk hidup, mengakibatkan
yang banyak tertangkap selama suatu perubahan dalam hubungan
penelitian pada waktu pagi dan sore makhluk hidup itu sendiri seperti akan
sesuai dengan tujuan penangkapan jika makan, reproduksi dan mempertahankan
di tinjau dari aspek jumlah ekor dan diri. Disamping itu berasal dari makhluk
jumlah berat (kg), maka dari jenis hidup itu sendiri karena rangsangan dari
tersebut yang banyak tertangkap adalah luar. Rangsangan dari luar (stimulant)
ikan teri.Hal ini dapat dipengaruhi oleh berbagai ragam pula sifat dan be-
kondisi lingkungan perairan dengan ntuknya, diantaranya dapat bersifat
perairan yang jerni dan subur serta fisika, kimia atau biologis (kesteven
banyak terdapat plangton dan zoo- dalamHardadi, 2007).
plangton.
Dari analisis data Uji-t di Para Meter Lingkungan
ketahui bahwa berat hasil tangkapan
pada waktu pagi dan sore hari, A. Faktor Fisika Perairan
menunjukan bahwa Thit = -2,93 perhitungan pagi hari dan sore
sedangkan Ttab = 2,228 hal ini berarti hari selam berlansungnya penelitian
Thit < Ttab, Ha0 diterima. Artinya tidak kecepatan arus pada pagi hari berkisar
terdapat perbedaan jumlah hasil tang- antara 15-20cm/detik, dan pada sore hari
kapan pukat pantai pada waktu pagi dan 20-26 cm/detik , diketahui suhu yang
sore hari. terjadi pada pagi hari 28-39 0C dan pada
Berdasarkan hasil pengujian sore hari 29-30 0C sedang kan tingkat
analisis Chi-Square yang menunjukan kecerahan yang diukur dengan sechidisk
bahwa pagi dan sore hari tidak me- didapat pada pagi hari 178-230 (cm)
mpengaruhi hasil tangkapan yaitu sedang kan pada sore hari 177-195 (cm)
dengan nilai Chi-Square χ2 hitung 4,49 dengan kedalam perairan 18- 25 m.
dan nilai χ² tab pada signifikan 0.025
dan dk 6 adalah χ2 tab=14,45 jadi nilai χ² B. Faktor Kimia Perairan
hit adalah < χ² tab, dengan demikian Hb0 Dari data yang diambil selama
diterima. Dengan demikian dapat ditarik penelitian dapat diketahui bahwa Sali-
kesimpulan bahwa tidak terdapat nitas pada pagi hari 28-31 ppm.Dan
perbedaan komposisi hasil tangkapan pada sore hari berkisar antara 28-30
pukat pantai padawaktu pagi dan sore ppm. Pengukuran salinitas yang te-
hari. rendah didapat pada hari pertama
Gunarso (dalam Seragih, 2003) dikarenakan hari sudah hujan.
menyatakan bahwa berhasilnya suatu Kondisi perairan sangat mene-
11

ntukan kelimpahan dan penyebaran pukat pantai dengan waktu pengamatan


organisme didalamnya, akan tetapi pagi dan sore hari ternyata hasil
setiap organisme memiliki kebutuhan tangkapan pada waktu sore hari lebih
dan preferensi lingkungan yang berbeda banyak di bandingkan hasil tangkapan
untuk hidup yang terkait dengan pada waktu pagi hari. Hasil tangkapan
karakteristik lingkungannya. pagi 63,5 kg (17540 ekor) dan pada
Berdasarkan hasil pengukuran waktu sore hari 115 kg (34148 ekor).
parameter lingkungan perairan selama Hasil tangkapan tertinggi pada waktu
penelitian, di ketahui bahwa daerah ini pagi adalah ikan maco25 kg (2250 ekor)
memiliki kondisi perairan dengan dan yang terendah adalah sebelah1 kg (2
parameter lingkungan yang sangat ekor). Untuk hasil tangkapan tertinggi
menunjang untuk kehidupan organisme pada waktu sore hari adalah maco40 kg
yang berada di dalamnya. (3600 ekor) dan hasil tangkapan
Pengaruh arus terhadap peri- terendah sebelah1 kg (2 ekor).Kecepatan
kanan dikemukakan oleh Dwiponggo arus sangat berpengaruh terhadap hasil
(dalam Fernando, 2005), bahwa jenis- tangkapan pukat pantai. Arus yang kuat
jenis ikan tertentu akan bergerak akan menyebabkan ikan terbawa masuk
mengikuti arus, yaitu pada waktu pasang kedalam kantong pukat pantai.
naik ikan-ikan bergerak ke arah pantai Dari hasil perhitungan uji T
mengikuti arus pasang dan kemudian diketahui bahwa tidak ada perbedaan
bergerak ke arah laut mengikuti arus hasiltangkapan pukat pantai pada waktu
surut, sedangkan beberapa jenis ikan pagi dan sore hari. Dari hasil uji chi
lainnya akan mengadakan perpindahan square yang dihitung berdasarkan hasil
yang dipengaruhi oleh musim (gelo- tangkapan perhari diketahui bahwa tidak
mbang, salinitas, dan suhu). terdapat jenis komposisi hasil tangkapan
Kondisi perairan sangat mene- antara pagi dan sore hari.
ntukan kelimpahan dan penyebaran
organisme didalamnya, akan tetapi Saran
setiap organisme memiliki kebutuhan Untuk memperoleh hasil
dan preferensi lingkungan yang berbeda tangkapan yang lebih besar maka
untuk hidup yang terkait dengan pengoperasian alat tangkap pukat pantai
karakteristik lingkungannya. Nikolsky pada waktu pagi lebih dioptimalkan
(1963) menyatakan bahwa setidaknya karena hasil tangkapan pagi lebih sedikit
ada tiga alasan utama bagi ikan untuk dari sore, perlu dilakukan penelitian
memilih tempat hidup yaitu: 1) yang lanjutan untuk mengetahui pengaruh
sesuai dengan kondisi tubuhnya, 2) periode waktu hauling terhadap hasil
sumber makanan yang banyak, 3) cocok tangkapan dengan ulangan yang lebih
untuk perkembangbiakan dan pemi- banyak dan jumlah hauling untuk setiap
jahan. Ekosistem perairan pantai dikenal perlakuan sama.
sebagai zona pembiakan, pembesaran
dan tempat mencari makan.Kawasan ini DAFTAR PUSTAKA
sangat berperan penting dalam kela-
ngsungan hidup berbagai jenis ikan pada
fase larva dan juvenil.Terumbu karang Agustion,D. 2004. Komposisi Hasil
dan mangrove merupakan salah satu Tangkapan Kiso (Beach Seine)
ekosistem yang amat penting bagi Pada Substrat Perairan yang
keberlanjutan sumberdaya yang ada di Berbeda Di Desa Meskom
kawasan pesisir dan lautan. Kabupaten Bengkalis, Riau.
Skripsi. Fakultas Perikanan dan
KESIMPULAN DAN SARAN Ilmu Kelautan Universitas Riau
Pekanbaru. 51 hal (tidak di-
Kesimpulan terbitkan).

Hasil tangkapan alat tangkap


12

Amran.2014. Analisis Kontruksi dan Firdiansyah,M. 2011. Komposisi Hasil


Rancangan Alat Tangkap Penge- Tangkapn Bagan Apung Pada
rih (Stow net) yang di gunakan Waktu Senja Dan Dini Hari Di
nelayan Desa Teluk Kuala Perairan Naras 1 Kecamatan
Kampar Kabupaten Pelalawan Pariaman Utara Provinsi Suma-
Provinsi Riau.Skripsi. Fakultas tara Barat, Skripsi Fakultas
Perikanan Universitas Riau, Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Pekanbaru Universitas Riau Pekanbaru, 34
Hal.
Ayodhyoa, UA,U, 1981. Kapal Per-
ikanan correspondence cour Gunarso,W. 1985. Tingkah Laku Ikan
cente. Direktorat Jendral Per- Dalam Hubungannya Dengan
ikanan Dapartemen Pertanian. Metode dan Taktik Penang-
Jakarta 61 hal. kapan. Jurusan Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan. Fakultas
Beckley, dkk, 1986. The lchthoplankton Perikanan Institut Pertanian
assemblage of the algoa bay Bogor, bogor 149 hal.
nearshore in relation to costal
zone utilization by juvenile fish. Hardadi, F. 2007.Komposisi Hasil
Sout african journal of zoology Tangkapan Jaring Kakap Pada
21 : 244 – 252. Pagi dan Sore Hari Di Desa
Bintuas Kecamatan Natal Ka-
Ceritaku.blogspot.com/2011/12/alat- bupaten Mandailing Natal Pro-
penangkapan-ikan.htm(diunduh vinsi Sumatera Utara. Skripsi.
pada tanggal 5 Maret 2014 pukul Fakultas Perikanan dan Ilmu
08.21) Kelautan Unversitas Riau Pekan-
baru.25 Hal (tidak diterbitkan).
Dwiponggo, A. 1972. Fisheries Biology
and management. Ikhsan, N. 2009. Komposisi Hasil
Correspondense course centre. Tangkapan Sondong Di Kelu-
Direktorat Jenderal Perikanan, rahan Batu Teritip Kecamatan
Departemen Pertanian, Jakarta. Sungai Sembilan Kota Dumai
61 hal. Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan
Fardiaz, 1992. Polusi Air dan Udara. Universitas Riau, Pekanbaru.
Kanasius, Yogyakarta, 99 hal. 102 hal (tidak diterbitkan).

Feliatra, 2004.Pembangunan Perikanan Irzal & wawan. 2006, manajemen


dan Kelautan Indonesia.Diktat agribisnis perikanan Depok:
Kuliah Ilmu Perikanan dan penebar swadaya
Kelautan Fakultas Perikanan dan Kasry, A. 1985. Pendayagunaan dan
Ilmu Kelautan Universitas pengelolaan wilayah pesisir.
Riau.Pekanbaru. Suatu tinjauan ekosistem.
Makalah dalam simposium pe-
Fernando, D. 2005. Pengaruh Waktu
ngembangan wilayah pesisir.
Pasang Surut Terhadap Hasil
Pusat penelitian universitas riau,
Tangkapan Kelong Bilis Di Desa
pekanbaru, 25 hal.
Pulau Medang Kecamatan
Senayang Kabupaten Lingga Matasuganda, S. 2008. Jaring Insang
Propinsi Kepulauan Riau. (Gillnet). Serial Teknologi Pe-
Skripsi. Fakultas Perikanan nangkapan Ikan Berwawasan
Universitas Riau. Pekanbaru. 61 Lingkungan.Jurusan Peman-
Hal (Tidak Diterbitkan) faatan Sumberdaya Perikanan.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu
13

Kelautan Istitut Pertanian Bogor, Desa Pasir Baru Kenagarian


Bogor. 68 hal. Pilubang, Kecamatan Sungai
Limau Kabupaten Pdang
Mintarjo, K. A. Sunaryanto, Utami- Pariaman. Skripsi Fakultas
ningsih dan Heminiyaninsih, Perikanan dan Ilmu kelautan
1984. Pedoman Budidaya Tam- Universitas Bung hatta, Padang.
bak. Dirjen perikanan Depar- 67. Hal. (tidak diterbitkan)
temen Pertanian. Balai Budidaya
Air Payau, Jepara. 88 hal. www.artikata.com/arti-365561-
perikanan.html(diunduh pada
Nybaken, J. W. 1988. Biologi Laut. tanggal 4 Maret 2014 pukul
Suatu pendekatan biologis. 14.34)
Diterjemahkan oleh M. Ediman,
Koesoebiono, D. G. Bengen, M.
Hutomo dan S. Sukardjo.
Gramedia. Jakarta. 420 hal.

Said, R dan A. Brown. 1995. Pengantar


Oseanografi Perikanan. Diklat
Perkuliahan Fakultas Perikanan
UNRI, Pekanbaru.126 hal.

Syahputra, A. 2009.Studi Konstruksi


Alat Penangkapan Ikan di
Kelurahan Teluk Meranti Ke-
camatan Teluk Meranti Kabu-
paten Pelalawan Provinsi
Riau.Skripsi. Fakultas perikanan
dan ilmu kelautan universitas
riau, pekanbaru.90 hal (tidak
diter-bitkan ).

Suprianto, E. 2010. Komposisi Hasil


Tangkapan Gombang Pada
Waktu Pasang Dan Surut Di
Desa Selat Baru Kecamatan
Bantan Kabupaten Bengkalis
Propinsi Riau. Skripsi. Fakultas
Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau, Pekanbaru. 32
Hal.

Syamsuddin, R. 2003. Pengantar


perikanan. Seri karya nusantara:
jakarta.
Von Brandt, A. 2005. Fish
CatchingMethods of the Word
4thEdition. O Gabriel, K Lange,E
Dahm and T Wendt,Editors.
England : BlackwellPublishing.
523 hal.

Wahyudi, B. 2007.Persepsi Masyarakat


Nelayan terhadap Keberadaan
Pangkalan Pendaratan Ikan di

Anda mungkin juga menyukai