Anda di halaman 1dari 9

STUDI DAERAH PENANGKAPAN IKAN DI PERAIRAN SUNGAI KAMPAR

KANAN DESA KAMPUNG PANJANG KECAMATAN KAMPAR TIMUR


KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

By

Putri Ana Pratiwi1) Alit Hindri Yani2) Nofrizal3)

Abstract

This research was conducted on 9 May 2015 in Kampar Kanan river, Kampung Panjang
village, Kampar Timur District, Kampar regency, province of Riau. Purpose of this study was
to obtain data on environmental parameters become the benchmark fishing grounds and
fishing activity there. Environmental parameters measured are temperature, current speed,
brightness, depth and acidity (pH). After doing this research is that the condition of the
Kampar Kanan river Kampung Panjang Village still quite good and still support for life of
organisms that were in it and deserves to fishing activities in these waters.

Keyword : fishing ground, environmental parameters, Kampar Kanan river


1)
Student of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau
2)
Lecturer of Fisheries and Marine Science Faculty, University of Riau

PENDAHULUAN

Daerah penangkapan ikan pergerakan kondisi lingkungan, yang


merupakan suatu daerah perairan tempat secara alamiah ikan memilih habitat yang
ikan berkumpul dan penangkapan ikan lebih sesuai. Sedangkan habitat tersebut
dapat dilakukan dengan baik dengan ciri- sangat dipengaruhi oleh parameter
ciri tempat tersebut sebagi aktifitas oseanografi perairan seperti suhu
penangkapan dan terdapat geromolan ikan permukaan laut, salinitas, kedalaman,
yang bernilai ekonomis tinggi (Ayodhyoa, kecerahan, kecepatan arus dan sebagainya.
1981). Salah satu faktor yang dapat Hal ini berpengaruh pada dinamika atau
menentukan berhasil atau tidaknya suatu pergerakan air laut secara horizontal
operasi penangkapan, maka alat tangkap maupun vertical yang pada gilirannya
dan daerah penangkapan tersebut haruslah mempengaruhi distribusi dan kelimpahan
baik dan dapat menguntungkan. Dalam arti ikan.
kata ikan berlimpah, bergerombol, daerah Dalam kegiatan penangkapan ikan
aman, tidak jauh dari pelabuhan dan alat di perairan tawar perlu dilakukan upaya
tangkap mudah dioperasikan. penangkapan ikan secara efisien dan
Zainuddin (2006) menjelaskan optimal. Salah satunya dengan mengurangi
bahwa daerah penangkapan ikan pada waktu yang dibutuhkan untuk mencari dan
umumnya tidak ada yang bersifat tetap, menentukan daerah penangkapan dari jenis
selalu berubah dan berpindah mengikuti ikan yang menjadi tujuan penangkapan.

Para ahli mengatakan bahwa untuk fisika, kimia dan biologi. Parameter ini
mempermudah usaha penangkapan ikan mempengaruhi kehidupan ikan sebagai
perlu diketahui parameter lingkungan baik salah satu untuk mengetahui bagaimana
dan mengapa variasi parameter di perairan Alat-alat yang digunakan untuk
erat hubungannya dengan penyebaran menunjang kelengkapan data penelitian
ikan. Pemanfaatan sumberdaya perikanan adalah:
terutama penangkapan ikan secara optimal
perlu dilengkapi dengan tersedianya data 1. Alat tangkap dan perlengkapannya
dan informasi tentang jenis, ukuran dan yang digunakan untuk penelitian.
jumlah ikan yang tertangkap serta faktor- 2. Termometer, untuk mengukur suhu
faktor lingkungan yang mempengaruhi perairan.
keberadaan ikan pada daerah penangkapan 3. Meteran, untuk menghitung
baik faktor fisika, kimia maupun biologi. kecepatan perairan.
Hal ini dapat digunakan untuk mengetahui 4. Pinggan secchi, untuk mengukur
daerah-daerah distribusi potensial suatu kecerahan perairan.
perairan tersebut. 5. Echosonder, untuk mengukur
Parameter lingkungan merupakan kedalaman perairan.
salah satu faktor yang penting dalam 6. pH meter, untuk mengukur derajat
mengetahui daerah penangkapan ikan keasaman perairan.
untuk kegiatan penangkapan ikan. 7. Meteran, untuk mengukur panjang
Pengetahuan mengenai parameter alat tangkap.
lingkungan perairan sebagai daerah 8. Timbangan, untuk mengukur berat
pengoperasian alat tangkap yang menjadi ikan.
tolak ukur penilaian sangat dibutuhkan 9. Kamera sebagai alat dokumentasi
untuk mendapatkan hasil tangkapan yang penelitian.
optimal diantaranya adalah faktor fisika 10. Alat tulis untuk mencatat data.
dan kimia. Mengingat selama ini nelayan 11. GPS (Global Position System)
menentukan daerah penangkapan hanya sebagai penentu posisi lokasi
berdasarkan kebiasaan dan pengalaman penelitian.
saja. Sehingga diperlukan penelitian Metode yang digunakan dalam
mengenai daerah penangkapan ikan penelitian ini adalah metode survei, dimana
melalui pendekatan parameter lingkungan, data diperoleh dengan cara pengamatan dan
alat tangkap dan hasil tangkapan yang pengukuran langsung dilapangan (insitu).
dapat dijadikan informasi tentang kondisi Data primer yang diukur meliputi suhu,
perairan sungai kampar tersebut. kecepatan arus, kecerahan, kedalaman,
Penelitian ini bertujuan untuk oksigen terlarut, derajat keasaman (PH), dan
mengetahui hasil tangkapan pada daerah jenis ikan hasil tangkapan gillnet. Sedangkan
penangkapan dan mengidentifikasi alat data sekunder akan diperoleh dari instansi
tangkap yang di gunakan di Perairan yang terkait berupa topografi dan monografi
Sungai Kampar Kanan Desa Kampung desa. Hasil pengukuran parameter
Panjang Kecamatan Kampar Utara lingkungan dikumpulkan kemudian
Provinsi Riau. data dasar bagi pihak dianalisis secara deskriptif.
terkait dalam mengambil kebijakan serta Data yang diambil adalah data primer
untuk melakukan penelitian selanjutnya. dan data sekunder. Data primer diambil
dengan melakukan pengamatan,
METODE PENELITIAN pengukuran, dan wawancara langsung
kepada nelayan setempat. Sedangakan data
Penelitian ini telah dilaksanakan pada sekunder diperoleh dari Instansi
Bulan Mei 9 s/d 17 Mei 2015 selama 9 Pemerintah dan literatur-literatur yang
hari di Perairan sungai Kampar Kanan berkaitan dengan penelitian ini.
Desa Kampung Panjang Kecamatan
Kampar Utara Provinsi Riau.
HASIL
yaitu sebanyak 92 ekor, kemudian
Desa Kampung Panjang berdiri ikan Baung (Mystus nemurus) sebanyak
pada Bulan November tahun 1977 27 ekor dan menyusul ikan Pantau
tepatnya setelah berlansungnya pemilu. (Rasbora cephalotaenia) sebanyak 30
Adapun Desa Kampung Panjang ekor. Sedangkan jumlah ikan yang paling
merupakan Desa Pemekaran dari sedikit tertangkap yaitu ikan Lelan
Kenagarian Airtiris. Pada awalnya Desa (Osteochilus pleurotaenia) sebanyak 4
Kampung Panjang ini dipimpin oleh Wali ekor dan ikan Juaro (Pangasius
Muda yang bernama A. dengan masa polyuranodon) sebanyak 3 ekor.
jabatan 1977 s/d 1980, setelah tahun 1980
s/d 1988 jabatan Wali Muda diubah Menunjukkan bahwa ikan Kapiek
menjadi Wali Desa dan dipimpin oleh (Barbodes schwanefeldi) adalah jenis yang
Umar Ja’far. Kemudian pada tahun 1988 paling banyak tertangkap pada saat
s/d 1990 dipimpin oleh kepada Desa Muda penelitian yaitu sebanyak 27 ekor,
yang bernama Muslim A. kemudian menyusul ikan Mali (Dangila
Pada batas wilayah Desa dan letak ocellata) dan ikan Baung (Mystus
geografis Desa Kampung Panjang, terletak nemurus) sebanyak 14 ekor, ikan Pantau
diantara: sebelah utara Desa Naga Beralih, (Rasbora cephalotaenia) sebanyak 10
sebelah selatan Desa Sungai Kampar, ekor, ikan Paweh (Osteochilus hasselthi)
sebelah barat Desa Sawah, dan sebalah Sebanyak 8 ekor, ikan Barau (Hampala
timur Desa Sendayan. macrolepidota) sebanyak 7 ekor, ikan
Adapun alat tangkap yang biasa Toman (Channa micropeltes) sebanyak 5
digunakan oleh nelayan di desa kampung ekor, ikan Lelan (Osteochilus
panjang adalah terdiri dari Rawai, bubu pleurotaenia) 4 ekor. Sedangkan jumlah
(lukah), jaring insang (Gill Net). Metode ikan yang paling sedikit tertangkap yaitu
pengoperasian alat tangkap di Desa ikan Juaro (Pangasius polyuranodon)
Kampung Panjang dilihat dari teknologi sebanyak 3 ekor.Ikan-ikan yang tertangkap
dan peralatan masih tergolong tradisional. selama penelitian bervariatif jenisnya.
Jenis ikan yang tertangkap tersebut juga
tergantung oleh alat tangkap yang
A. Hasil tangkapan digunakan serta dimana daerah
penangkapan yang dijadikan daerah
Data hasil tangkapan di Desa operasi alat tangkap tersebut. Alat tangkap
Kampung Panjang ini dikumpulkan dari yang digunakan pada saat penelitian
hasil tangkapan alat tangkap Rawai, bubu( diantaranya adalah rawai yang dijadikan
Lukah), jaring insang (Gill Net). Jumlah daerah penangkapan/stasiun 1, bubu
tangkapan keseluruhan selama penelitian sebagai daerah penangkapan/stasiun 2,
adalah sekitar 11.740 Kg dengan hasil jaring insang (Gill Net) sebagai daerah
tangkapannya terdiri dari 9 jenis ikan dan penangkapa/stasiun 3.
sebanyak 92 ekor yang di tampilkan pada
Tabel 1.

Jika ditinjau dari jumlah ekor yang


tertangkap, ikan Kapiek (Barbodes
schwanefeldi) adalah jenis yang paling
banyak tertangkap pada saat penelitian
No. Jenis Ikan Nama Ilmiah Berat(Kg) Jumlah (Ekor)
1 Barau Hampala macrolepidota 0.700 7
2 Baung Mystus nemurus 3.550 14
3 Paweh Osteochilus hasselthi 1.000 8
4 Kapiek Barbodes schwanefeldi 4.160 27
5 Juaro Pangasius polyuranodon 0.640 3
6 Toman Channa micropeltes 0.570 5
7 Mali Dangila ocellata 1.660 14
8 Pantau Rasbora cephalotaenia 1.370 10
9 Lelan Osteochilus pleurotaenia 0.450 4
Total 11.740 92

Dilihat dari jumlah berat (Kg), Rata-rata suhu perairan yang


jenis ikan yang dominan tertangkap berada pada lokasi penelitian berkisar
dalam penelitian ini adalah ikan Kapiek antara 28,730C sampai 28,100C, pada
(Barbodes schwanefeldi) dengan jumlah stasiun 1 yaitu daerah penangkapan
tangkapan 4,160 Kg, ikan Baung dengan menggunakan alat tangkap
(Mystus nemurus) dengan jumlah rawai suhu rata-ratanya 28,400C, pada
tangkapan 3,550 Kg, kemudian stasiun 2 yaitu daerah penangkapan
menyusul ikan Mali (Dangila ocellata) dengan menggunakan alat tangkap bubu
dengan jumlah tangkapan sebanyak suhu rata-rata sebesar 28,730C dan
1,660 Kg, sedangkan ikan yang paling stasiun 3 yang merupakan daerah
sedikit tertangkap berdasarkan jumlah penangkapan dengan menggunakan alat
berat (Kg) adalah ikan Lelan tangkap jaring insang (giil net) suhu
(Osteochilus pleurotaenia) yaitu rata-rata 28,100C.
sebanyak 0,450 Kg.
Kecepatan arus
A. Kondisi parameter lingkungan Kisaran kecepatan arus di
perairan sungai kampar Kanan antara
Suhu
0,13 m/detik sampai 0,23m/detik.
Kisaran suhu di perairan sungai
Kampar Kanan Desa Kampung Panjang
antara 27,30C sampai 29,30C.

Gambar 13. Kecepatan Arus (m/detik)


Perairan Sungai Kampar
Gambar 12. Suhu Perairan Sungai Kanan Desa Kampung
Kampar Kanan Desa Kampung Panjang
Panjang
Pada stasiun 2 yaitu daerah Kedalaman
penangkapan dengan menggunakan alat Kedalaman perairan selama
tangkap bubu rata-rata kecepatan arus penelitian berkisar antara 1,5 m – 2 m.
sedang yaitu berkisar 0,19 m/detik, pada
stasiun 3 yaitu daerah penangkapan
dengan menggunakan alat tangkap
jaring insang (giil net) kecepatan arus
yakni sekitar 0,17 m/detik, begitu juga
dengan kecepatan arus pada stasiun 1
yaitu penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap rawai
tergolong lambat hanya berkisar 0,15
m/detik. Gambar 15. Kedalaman Perairan Sungai
Kampar Kanan Desa Kampung
Kecerahan Panjang
Kisaran kecerahan perairan
sungai kampar kanan desa kampung Dari gambar grafik di atas
menunjukkan pada stasiun 1 yang
panjang adalah 1,25 m sampai 1 m.
merupakan daerah penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap rawai
kisaran kedalamlan perairan yaitu 2 m,
karena pengoperasian alat tangkap
rawai ini dilakukan di tengah perairan
sungai. Pada stasiun 2 yang merupakan
daerah penangkapan dengan
menggunakan alat tangkap bubu
dioperasikan pada pinggiran sungai
Kampar Kanan dengan kisaran
Gambar 14. Kecerahan Perairan Sungai kedalaman 1,77 m karena panjang dari
Kampar Kanan Desa Kampung alat tangkap bubu itu sendiri adalah 45
Panjang cm. Pada statiun 3 yang merupakan
daerah penangkapan dengan
Pada stasiun 1 yaitu daerah menggunakan alat tangkap jaring insang
penangkapan dengan menggunakan alat (gill net) kedalaman peraiaran untuk
tangkap rawai tingkat kecerahan pengoperasiannya sekitar 1 m.
perairan di sungai Kampar Kanan
sekitar 1,25 m, pada stasiun 2 yaitu Derajat keasaman (pH)
daerah penangkapan dengan Derajat keasaman menunjukkan
menggunakan alat tangkap bubu tingkat kadar asam dan basa dalam perairan
kecerahan perairan di Sungai Kampar melalui kosentrasi hidrogen (H+).
Kanan sekitar 1,08 m, pada stasiun 3 Pengukuran derajat keasaman (pH)
yaitu daerah penangkapan dengan selama penelitian berkisar antara 6
menggunakan alat tangkap jaring insang sampai 7.
berkisar 1,17 m.
Kecepatan arus perairan sungai
kampar yang berkisar antara 0,13
m/detik sampai 0,23 m/detik tergolong
katagori arus lambat dan sedang hal ini
sesuai yang diutarakan Harahap dalam
Ihsan (2009) mengemukakan kecepatan
arus (0-0,25) m/detik yang disebut arus
lambat, kecepatan arus (0,25-0,50)
m/detik yang disebut arus sedang,
Gambar 16. Derajat Keasaman (pH)
(0,50-1) m/detik yang disebut arus cepat
Perairan Sungai Kampar Kanan
dan kecepatan arus diatas 1 m/detik
Desa Kampung Panjang
yang disebut arus sangat cepat.
PEMBAHASAN
kecerahan, secara keseluruhan
Yang tertangkap selama pada masing-masing stasiun kecerahan
penelitian adalah sebagai berikut; ikan perairan di sungai Kampar kanan masih
Kapiek (Barbodes schwanefeldi), ikan tergolong baik berkisar 1 m sampai
Mali (Dangila ocellata), ikan Baung dengan 1,5 m.
(Mystus nemurus), ikan Pantau
(Rasbora cephalotaenia), ikan Paweh Kedalaman perairan di perairan
(Osteochilus hasselthi), ikan Barau sungai Kampar kanan di desa kampung
(Hampala macrolepidota), ikan Toman panjang yang menjadi daerah
(Channa micropeltes), ikan Lelan penangkapan ikan oleh nelayan disana
(Osteochilus pleurotaenia) dan ikan bervariatif yaitu mulai kedalaman 1,5
Juaro (Pangasius polyuranodon). m sampai 2 m.
Jumlah tangkapan keseluruhan Kisaran pH yang berada di
selama penelitian adalah sekitar 11.740 sungai kampar kanan di desa kampung
Kg dengan hasil tangkapannya terdiri panjang adalah 6 sampai 7, dimana
dari 9 jenis ikan sebanyak 92 ekor. nilai tersebut masih tergolong dalam
Dimana jumlah individu (ekor) yang kondisi yang baik dan masih
mendukung kehidupan organisme di
terbanyak tertangkap adalah ikan kapiek dalam perairan tersebut.
(barbodes schwanefeldi) yaitu sebanyak
27 ekor. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang
Suhu pada perairan sungai telah dilakukan di Perairan Sungai
Kampar kanan yang yang diukur pada Kampar Kanan Desa Kampung Panjang
saat penelitian berkisar antara 27,30C hasil tangkapanyang diperoleh selama
sampai 29,30C. Rentang suhu tersebut penelitian terdiri dari 9 jenis ikan yaitu
masih mendukung kehidupan organisme 92 ekor dan sekitar 11,74 Kg.
perairan, baik itu dalam pertumbuhan, Sedangkan ditinjau dari beberapa
pemijahan, aktifitas dan kegiatan parameter perairan didapat hasil
mencari makan. Hal ini sesuai yang pengukuran sebagai berikut; Suhu
diutarakan Rumimohtarto (2005), suhu perairan berkisar antara 28,10-28,730C,
yang baik untuk kehidupan organisme kecepatan arus perairan berkisar antara
yang hidup di perairan berkisar antara 0,15-0,19 m/detik, kecerahan perairan
270C -320C. berkisar antara 1,08-1,25 meter,
kedalaman perairan berkisar antara
1,77-2 m, derajat keasaman (pH) Ayodhyoa, A. U. 1981. Metode
berkisar antara 6 setiap stasiunnya. penangkapan ikan, Yayasan
Setelah dibandingkan dengan literatur Dewi Sri, Bogor. 97 hal.
yang ada, maka dapat disimpulkan
bahwa kondisi perairan Sungai Kampar Barus, T. A. 2001. Pengantar
Kanan masih tergolong baik dan masih Limnologi. Studi Tentang
mendukung untuk proses kehidupan Ekosistem Sungai dan Danau.
organisme yang berada di dalamnya dan Jurusan Biologi. Fakultas
layak untuk aktifitas penangkapan ikan Matematika dan Ilmu
di perairan tersebut. Pengetahuan Alam. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
SARAN
Mengingat penelitian ini Boyd, C. E., 1982 Water Quality
merupakan langkah awal mengenai Management in Pond for
parameter perairan (fisika dan kimia) di Aquaculture, aGRICULTURE
Sungai Kampar Kanan Desa Kampung
Panjang. Hendaknya ada penelitian Brandt, A.V.1984. Fishing Catching
lanjutan untuk mengetahui bagaimana Method’s of the World 3rd end,
kondisi parameter perairan di Sungai Fishing News Book Ltd,
Kampar Kanan ditinjau dari faktor Famham.
biologi.
Djuhanda, T. 1981. Dunia ikan. Armico.
Bandung. 190 halaman.
DAFTAR PUSTAKA
Adriman. 2000. Kualitas Distribusi Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air.
Spasial Karakteristik Fisika- Kanisi,Yogyakarta. 259 Hal
Kimia Perairan Sungai Siak
Sekitar Kota Pekanbaru. Fahlevi, S. F., Studi Komperatif Alat
Lembaga Penelitian Universitas Tangkap Rawai yang Digunakan
Riau. 32 hal (tidak diterbitkan). Nelayan Tahun 1999 Dengan
Arifudin, R. 1983. Ikan Belida hewan Tahun 2007 di Desa Meskom
langka yang dilindungi. BPTP. Kecamatan Bengkalis
Palembang. Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau. Skripsi. Fakultas
Arios, A. H., S. W. Saputra, dan A. Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Solichin, 2013. Hasil Tangkapan Uversitas Riau, Pekanbaru 48
Rajungan (Portunus pelagicus) hal (tidak diterbitkan).
dengan Menggunakan Alat
Tangkap Bubu Lipat yang Fardiaz. 1992. Polusi Air dan Udara.
Didaratkan di TPI Tanjung Sari Kanasius. Yogyakarta. 99 hal.
Kabupaten Rembang. Journal Of
Management Of Aquatic Fauzi. 1989. Pendekatan Lintas Sektoral
Resources Vol. 2, No. 2, Untuk Pencegahan Masalah
http://download.portalgaruda.org Perikanan Pada Symposium
/article.php?article=131053&val HUT XXI FAPERI Dies Natalis
=4713, 14 Desember 2014pukul XXIII UNRI dan Hari Sumpah
06.40 wib. Pemuda LVII halaman 1-7 (tidak
diterbitkan).
Ghalib. M. 1999. Oseanografi Fisika. Produksi Daerah Tingkat I: Jawa
Fakultas Perikanan dan Ilmu Tengah.
Kelautan Universitas Riau,
Pekanbaru 93 hal (tidak Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut:
diterbitkan) Suatu Pendekatan Ekologis.
Terjemahan: H.M. Eidman,
Harahap, S. 2000. Analisi kualitas Air Koesoebiono, D. G. Bengen, M.
Sungai Kampar dan Identifikasi Hutomo dan S. Sukarjo.
Bakteri Patogen di Desa Pongkai Gramedia, Jakarta. 456 hal.
dan Batu Bersurat. Kecamatan
Kampar Kabupaten Kampar. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
Laporan Penelitian Universitas 2001 tentang Pengolahan
Riau. Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Ihsan, N. 2009. Komposisi Hasil
Tangkapan Sondong Di Ramlan, A. 2007. Identifikasi dan
Kelurahan Batu Teritip Iventarisasi Ikan-ikan yang
Kecamatan Sungai Sembilan Terdapat di Danau Baru Desa
Kota Dumai Provinsi Riau. Mentulik Kecamatan Kampar
Skripsi. Fakultas Perikanan Dan Kiri Hilir. Fakultas Perikanan
Ilmu Kelautan Universitas Riau. dan Ilmu Kelautan Universitas
Pekanbaru.102 hal (tidak Riau, Pekanbaru.
diterbitkan).
Reddy, M.P.M. 1993. Influence of the
Jusuf, N. 1984. Daerah Penangkapan Various Oceanographic
(Fishing Ground). Fakultas Parameters on the Abundance of
Peternakan Jurusan Perikanan Fish Catch. Proceeding of
Universitas Diponegoro. International workshop on
Semarang. Apllication of Satellite Remote
Sensing forIdentifying and
Kottelat, M., A. J. Whitten., S. N. Forecasting Potential Fishing
Kartikasari dan S. Wiroatmodjo. Zones in Developing Countries,
1993. Freswater Fishes of India, 7-11 December1993.
Western Indonesia and Sulawesi
(Ikan Air Tawar Indonesia Rumimohtarto, K. Juwana, 2005.
Bagian Barat dan Sulawesi). Biologi Laut. Ilmu Tentang
Periplus Editions Limited. Biologi Laut. Penerbit Djamban,
Munich, Germany. 293 hal. Jakarta. 540 hal.

Laevestu, T. dan M. L. Hayes, 1981. Rumimohtarto, K. Juwana, 2005.


Fisheries Oceanograpy and Biologi Laut. Ilmu Tentang
Ecology. Fishing News. Biologi Laut. Penerbit Djamban,
Farnham. 119 hal. Jakarta. 540 hal.

Mulyono. 1986. Alat-alat Penangkap Saanin, H. 1986. Taksonomi dan Kunci


Ikan – Buku I: Macam-macam Identifikasi Ikan. Jilid I dan II.
Pancing, Perangkap, Jaring Bina Cipta. Bandung.
Angkat. Dinas Perikanan
Sastrawijaya, 2000. Perencanaan Wikipedia, 2015. Sungai Kampar,
Lingkungan, Penerbit PT Rinika http://id.wikipedia.org/wiki/Sun
Cipta, Cetakan kedua, Jakarta. gai_Kampar diakses 29 Juni
2015 pukul 06.30 wib.
Sedana, Saberina & Niken, P. 2001.
Penuntun Praktikum Zainuddin, M. 2006. Pemetaan Daerah
Pengelolaan Kualitas Air. Penangkapan Ikan Kembung
Fakultas Perikanan Dan Ilmu Lelaki (Rastrelliger kangurta) di
Kelautan Universitas Riau, Perairan Kabupaten Bantaeng
Pekanbaru 53 hal. Sulawesi Selatan. Skripsi
Fakultas Perikanan dan Ilmu
Subani, W. 1983. Laporan Penelitian Kelautan Universitas
Perikanan Laut (Marine Fisheris Hasanuddin.
Research Report) No 27 tahun http.//www.pascaunhas.net.
1983. Balai penelitian perikanan
laut. Depertemen Pertanian:
Jakarta. 107 hal.

Sudirman dan Mallawa A. 2004. Teknik


Penangkapan Ikan. Rineka
Cipta. Jakarta.

Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan


dengan Menerapkan ISO 14001.
Grasindo. Jakarta. 295 hal.

Susanto, H. 1996. Membuat Kolam


Ikan. Penebar Swadaya. Jakarta.
73 hal.

Syukur, A. 2002. Kualitas Air Dan


Struktur Komunitas Fitoplankton
yang Terdapat di Waduk Uwai
Kelurahan Pulau Kecamatan
Bangkinang Kabupaten Kampar
Provinsi Riau, Pakanbaru. 60 hal
(tidak diterbitkan).

Uli, L. S. 2014. Perbedaan Hasil


Tangkapan Siang dan Malam
Pada Alat Tangkapan Jaring
Kurau Di Kelurahan Palih Sibaji
Kecamatan Pantai Labu
Kabupaten Deli Serdang
Provinsi Sumatera Utara.
Fakultas Perikanan Dan Ilmu
Kelautan Universitas Riau,
Pekanbaru 53 hal. (tidak
diterbitkan)

Anda mungkin juga menyukai