Anda di halaman 1dari 32

Distribusi Ekologi dan

Pengetahuan Lokal
Masyarakat Tentang
Keberadaan Kepiting
Tapal Kuda di Pesisir
Kabupaten Buol
Perencanaan Pembangunan Perikanan

Oleh : Armansya
Pendahuluan
A. Latar

Belakang
Kepiting tapal kuda atau biasa juga disebut ketam tapak kuda
(Tachypleus gigas), merupakan satwa laut yang masih diburu saat ini,
memiliki ekor panjang, sepintas mirip perpaduan pari dan kepiting,
masuk Filum Arthropoda.
 Banyak diburu karena memiliki darah biru untuk dijadikan obat dalam
dunia farmasi, Biasanya, kepiting tapal kuda tertangkap jaring nelayan.
Sebagian melepaskan kembali ke laut, namun ada juga yang
mengambilnya dan kemudian dikeringkan untuk dijadikan sebagai
hiasan dinding rumah.
 Masuk dalam Daftar Merah IUCN dengan kategori endangered (EN)
atau terancam punah yaitu populasi spesies yang berada dalam risiko
kepunahan sedangkan konservasi CITES Kepiting Tapal Kuda masuk
dalam Appendix II artinya daftar spesies yang tidak terancam kepunahan

 Kepiting tapalkuda masuk dalam hewan yang dilindungi yang tetruang pada
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Republik Indonesia
Nomor P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/6/2018 tentang jenis tumbuhan dan
satwa yang dilindungi.

 Merupakan spesies yang terancam karena memenuhi 6 dari 8 kriteria spesies


mudah terancam punah, yaitu mempunyai nilai ekonomis, mudah ditangkap,
perkembangbiakan lambat, ekploitasi terjadi pada sebagian besar siklus
hidupnya, serta penyebaran dan habitat yang terbatas.
Gambar 1. Kepiting Tapal kuda (Tachypleus gigas)
 Mangrove di sepanjang pesisir Desa Palele dan Palele Barat di kabupaten
buol merupakan habitat bagi kepiting tapal kuda
 Selama ini belum ada penelitian atau pengkajian tentang kepiting tapal
kuda yang ada di Kabupaten buol
 Informasi terkait keberadaan kepiting tapal kuda di sepanjang pesisir tidak
banyak diketahui secara umum.
 Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian terkait Distribusi Ekologi dan Pengetahuan Lokal Masyarakat
Tentang Keberadaan Kepiting Tapal Kuda di Pesisir Kabupaten Buol.
B. Tujuan
Penelitian
Untuk memberikan data sebaran kepiting tapal kuda di sepanjang pesisir
desa palele dan palele barat dan menilai tingkat pemahaman masyarakat setempat
mengenai keberadaan kepiting tapal kuda. Selain itu juga mengidentifikasi potensi
tempat berkembang biak dan mengkaji pemanfaatan kepiting tapal kuda oleh
masyarakat setempat
C. Manfaat
Penelitian
Dapat mengetahui pola penyebaran, habitat kepiting tapal kuda dan
mengetahui tingkat pengetahuan masyarakat tentang keberadaan kepiting tapal kuda
serta pemanfaatanya di Pesisir desa Palele dan Palele barat Kabupaten Buol.

D. Hipotesis
Massyarakat lokasi penelitian sebagian besar telah mengetahui keberadaan
Kepiting Tapal Kuda
E. Metodologi
 Pengambilan data bulan September tahun 2024 di Dua (2) Desa
Palae dan desa Palele Barat
 Penentuan stasiun penelitian berdasarkan dari informasi awal
penelitian yaitu daerah yang di temukan kepiting tapal kuda
berdasarkan informasi pengawas perikanan Kabupaten Buol
 Responden yang dipilih berdasarkan latar belakang jenis kelamin,
tingkat usia dan pekerjaan dengan tujuan membatasi pengetahuan
dan pengalaman kepiting tapal kuda di lokasi penelitian
 Jumlah minimal responden 20 – 30 Orang jumlah berbeda-beda pada
masing-masing lokasi tergantung ketersediaan responden
 pengumpulan data menggunakan metode wawancara berbasis
kuesioner dan pengamatan langsung habitat kepiting tapal kuda
 Verifikaksi tempat sebaran kepiting tapal kuda oleh responden dilakukan
dengan meminta responden untuk menunjukkan lokasi yang pernah
melihat sepasang kepiting tapal kuda kawin, juvenil, serta telur kepiting
tapal kuda dan juga melakukan validasi dengan pengamatan langsung
yang di lakukan di lapangan

 Hasil responden akan dianalisis menggunakan perangkat lunak


Microsoft Office Excel, SPSS Statistik 27.0.1 untuk menganalisis statistik
dan divisualisasikan menggunakan ArcGIS ArcMap 10.8.

 Selanjutnya dibuat dalam bentuk biplot Pemanfaatan kepiting tapal kuda


di Pesisir desa Palele dan Palele Barat menggunakan XLSTAT.
F. State of
The Art
 Penelitian pertaama ditulis oleh A.R. Noor Jawahir, M. Samsur, M.L. Shabdin, dan
1
A.R. Khairul Adha pada tahun 2017
 Berjudul Distribution of two species of Asian horseshoe crabs at west coast of
Sarawak’s Waters, East Malaysia
 Lokasi penelitian ini dilakukan di sembilan lokasi di sepanjang pantai barat
perairan Sarawak, Malaysia Timur
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan data dasar mengenai distribusi
dua spesies kepiting tapal kuda Asia di sembilan lokasi perairan pantai barat
Sarawak
 metode pencarian visual dan jaring monofilament, parameter fisika-kimia yang
diukur meliputi pH, suhu, oksigen terlarut, dan salinitas dan sedimen
 T. gigas ditemukan terutama di pantai berpasir. Sementara itu, C. rotundicauda
lebih banyak ditemukan di daerah bakau
2  Ditulis oleh A Ramadhan Sumarmin, Abdu Razak , dan M. Ichsan Fajri pada tahun
2017 yang berjudul Morfometri Kepiting Tapal Kuda Dari Daerah Sungai Nipah
Dan Air Bangis Sumatera Barat.
 Pengambilan sampel dilakukan di kawasan Air Bangis dan Sungai Nipah di
Sumatera Barat. dan di indentifikasi di laboratorium zoology Universitas Negeri
Padang.
 Bertujuan u/ membandingkan morfometri karapas kepiting tapal kuda untuk
menjelaskan genus dan spesies yang terdapat di daerah Sungai Nipah dan Air
Bangis di Sumatera
 Pengukuran morfometrik mencakup tiga parameter utama: panjang karapas, lebar
karapas, dan panjang telson sedangkan aspek meristik dinilai secara visual

 Hasil penelitian menunjukkan bahwa spesies yang ditemukan di kawasan Air


Bangis dan Sungai Nipah adalah Tachypleus tridentatus. Morfometri kepiting tapal
kuda di lokasi tersebut saling berkaitan dan mewakili 91,3% populasi di kedua
wilayah
3  Fahresa Nugraheni Supadminingsih, Mochammad Riyanto, dan Ronny Irawan
Wahju pada tahun 2021 yang berjudul Respon Tingkah Laku Kepiting Tapal Kuda
(Tachypleus gigas) Terhadap Lampu LED Hijau
 Penelitian dilakukan di Laboratorium Perilaku Departemen Pemanfaatan Sumber
Daya Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.

 bertujuan untuk menyelidiki bagaimana kepiting tapal kuda ini merespons lampu
LED hijau, dengan fokus pada pola perilaku dan reaksi terhadap stimulus cahaya

 Metode: studi eksperimental laboratorium 22 individu tapal kuda Percobaan


diulangi sebanyak 82 kali di kolam buatan dan diamati menggunakan kamera infra
merah Pengumpulan data meliputi pencatatan jumlah tanggapan, waktu yang
diperlukan untuk memberikan tanggapan, dan pola tanggapan
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa 77% kepiting tapal kuda menunjukkan respon
positif terhadap cahaya, sedangkan 23% merespon positif terhadap area gelap
 Ditulis oleh Stine Vestbo, Matthias Obst, Francisco J. Quevedo Fernandez, Itsara
4 Intanai dan Peter Funch yang berjudul Present and Potential Future Distributions of
Asian Horseshoe Crabs Determine Areas for Conservation
 Lokasi penelitian mencakup semua perairan kontinental Teluk Bengal, India,
Indonesia, dan antara Indonesia dan Jepang
 tujuan untuk mengevaluasi distribusi saat ini dan potensial di masa depan dari
kepiting tapal kuda Asia guna menentukan area-area yang perlu dilindungi untuk
konservasi.
 Metode penelitian: melibatkan pemetaan rentang geografis dari kepiting tapal kuda,
menggunakan data terbaru dari lapangan, literatur, Global Biodiversity Information
Facility (GBIF). Data tersebut kemudian dikorelasikan dengan 23 variabel
lingkungan yang berpotensi penting untuk kepiting tapal kuda menggunakan layanan
web openModeller, termasuk variabel pasang surut
 Adanya perubahan ekstrem dalam ekstensi dan distribusi habitat yang sesuai bagi
kepiting tapal kuda Asia di wilayah Asia Tenggara. Oleh karena itu, untuk
menjaganya, disarankan untuk mendirikan Kawasan Perlindungan Laut di lokasi-
lokasi di mana populasi yang berbeda dan beberapa spesies berkumpul, seperti di
Vietnam utara, China, Kalimantan, dan selatan Jepang
5  Ditulis oleh David R. Smith, H. Jane Brockmann , Mark A. Beekey, Timothy L. King,
Michael J. Millard, dan Jaime Zaldı´var-Rae pada tahun 2017 yang berjudul
Conservation status of the American horseshoe crab (Limulus polyphemus),
 lokasi penelitian pantai atlantik amerika utara dari teluk maine hingga florida dan
pantai teluk meksiko dari florida hingga semenanjung yucata'n
 Bertujuan untuk Mengidentifikasi pola genetik dan keragaman genetik dalam
populasi kepiting tapal kuda Amerika
 Metode: Pengumpulan sampel sepanjang pesisir Atlantik dan Teluk Meksiko,
menganalisis genetik menggunakan marka DNA mitokondria untuk mengidentifikasi
pola genetik dan keragaman genetik dalam populasi, Analisis pola aliran gen
berdasarkan data genetik untuk memahami pola migrasi genetik antara populasi

 Hasil penelitian yaitu mengidentifikasi ada 7 garis keturunan yang berbeda secara
demografis di seluruh rentang geografis populasi kepiting tapal kuda Amerika,
6  oleh Adietya Ramadhan Hidayattullah, Fauziyah, dan Fitri Agustriani pada tahun
2021 yang berjudul Pemetaan Lokasi Horseshoe Crabs Sebagai Primitive Animal
Di Perairan Pesisir Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
 lokasi penelitian dilakukan di Perairan Pesisir Banyuasin, Sumatera Selatan
 bertujuan untuk mengidentifikasi jenis Belangkas, menganalisis kondisi
lingkungan, dan memetakan lokasi distribusi Belangkas di perairan pesisir
Banyuasin, Sumatera Selatan
 Metode morfologi diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, bentuk telson, warna,
dan duri ophistoma, data parameter lingkungan seperti suhu, DO, pH, salinitas, dan
kecerahan diambil secara in situ dengan pengulangan 3 kali, pengolahan pemetaan
lokasi berupa peta diolah menggunakan software ArcGIS dengan data shapefile
Indonesia tahun 2018 dan sistem koordinat WGS 1984

 Hasil penelitian yaitu Jenis yang dapat diidentifikasi adalah Tachypleus gigas dan
Corcinoscorpius rotundicauda. Jenis C. rotundicauda lebih banyak ditemukan
dibandingkan T. gigas
 Ditulis oleh Sumindar Tri Muryanto dan Sukamto pada tahun 2020 yang berjudul
7
Sungai Pamali dan sungai Polang di estuari Pantai Utara Kabupaten Brebes
Provinsi Jawa Tengah
 Penelitian dilakukan di Sungai Pamali dan sungai Polang di estuari Pantai Utara
Kabupaten Brebes Provinsi Jawa Tengah
 bertujuan untuk mengidentifikasi dan memahami karakteristik reproduksi dari
mimi (Tachypleus gigas) dan jumlah telur yang dihasilkan (fekunditas)
 Metode: Pengamatan Sampel Telur meliputi Pengukuran panjang total, panjang
standar, bobot, tingkat kematangan gonad, sampel dibedah untuk mengambil alat
pencernaan dan gonad, penyimpanan sampel telur dalam larutan formalin 5%
untuk diawetkan, Analisis Data dengan cara Penghitungan fekunditas telur
menggunakan rumus Nikolsky, dicatat pada blanko pengamatan dan diinput ke
program Excel untuk analisis lebih lanjut
 tingkat kematangan gonad betina mimi yang ditemukan pada TKG IV
menunjukkan bahwa mimi betina sudah siap memijah dengan diameter telur
berkisar 1,25 - 4,33 mm dan fekunditas telur mimi berkisar antara 10 hingga 8495
butir
8  Ditulis oleh B. Akbar John, B. R. Nelson, Hassan I. Sheikh, S. G. Cheung,
Yusli Wardiatno4, Bisnu Prasad Dash, Keiji Tsuchiya, Yumiko Iwasaki, dan
Siddhartha Pati pada tahun 2018 yang berjudul A review on fsheries and conservation
status of Asian horseshoe crabs
 merupakan artikel review Pengambilan data dan meta-analisis dilakukan dengan
penerapan pencarian terperinci di database elektronik seperti SCOPUS, PubMed,
ProQuest, ERDG (situs web eksklusif tentang kepiting tapal kuda)
 Bertujuan untuk memahami kondisi populasi, kerentanan, dan perlindungan yang
diperlukan untuk spesies kepiting belang di Asia
 Hasil penelitian menujjukan kepiting tapal kuda Asia menghadapi ancaman serius
terhadap populasinya di alam liar akibat penangkapan yang tidak berkelanjutan untuk
konsumsi manusia dan praktik pendarahan biomedis. Selain itu, degradasi habitat,
pengembangan garis pantai dan/atau klaim lahan, pembangunan tembok laut di
seluruh tempat pemijahan dan hilangnya habitat bakau pesisir di sepanjang tempat
bersarang dapat secara langsung mempengaruhi keberhasilan pemijahan ketiga
spesies kepiting tapal kuda Asia
9  ditulis oleh Erwyansyah, Yusli Wardiatno, Rahmat Kurnia, dan Nurlisa Alias Butet
pada tahun 2018 yang berjudul Kepastian Taksonomi Dan Sebaran Belangkas
(Tachypleus Tridentatus) Leach 1819 Di Perairan Balikpapan Timur
 Penelitian dilaksanakan pada Januari hingga Maret 2018 di perairan Kota
Balikpapan demgan tujuan Menentukan kepastian taksonomi T. tridentatus melalui
analisis genetik fragmen gen
 Metode penelitian yaitu dengan Menganalisis pola sebaran, populasi dan
morfometri, Cara Pengambilan Sampel: Kepiting dikumpulkan dengan
menggunakan alat tangkap lokal, seperti alat tangkap pukat (dogol) dan jaring
insang, di wilayah Teritip dan Manggar pada jarak 1 dan 2 mil dari garis pantai
 Secara genetis mengkonfirmasi keberadaan T. tridentatus di perairan Balikpapan
Timur berdasarkan analisis gen CO1. Analisis genetik ini memberikan kepastian
taksonomi bagi spesies tersebut, dan individu T. tridentatus dewasa sebagian besar
ditemukan pada kedalaman lebih dari 5 meter di perairan Balikpapan Timur antara
bulan Januari dan Maret. Pola sebaran spesiesnya acak, dengan kelimpahan lebih
tinggi pada fase bulan kuartal ketiga
 Ditulis oleh Vikash Kumar, Suvra Roy, AK Sahoo dan Vikas Kumar pada tahun
10
2016 yang berjudul Horseshoe crabs: biomedical importance and its potential use in
developing health-care products yang merupakan Artikel review di Lembaga
Penelitian Perikanan Darat Tengah, Barrackpore, India yang bertujuan untuk melihat
potensi kepiting tapal kuda dalam produk layanan kesehatan.
 Kepiting tapal kuda yang darahnya berwarna biru cerah mengandung sel darah
amebosit yang membawa protein bernama koagulogen yang berperan penting
dalam pembekuan darah dan menjebak bakteri bila bersentuhan dengan bakteri
asing. Mekanisme pembekuan darah dan jebakan bakteri asing menarik perhatian
banyak peneliti dan banyak produk kesehatan sedang dikembangkan seperti
obatobatan farmasi dll dalam pengobatan manusia
11  Penelitian ditulis oleh Armansya pada tahun 2024
 Berjudul Distribusi Ekologi dan Pengetahuan Lokal Masyarakat Tentang
Keberadaan Kepiting Tapal Kuda di Pesisir Kabupaten Buol
 Lokasi penelitian akan dilaksanakan di Kabupateb Buol Provinsi Sulawesi
Tengah
 Bertujuan untuk memberikan data sebaran kepiting tapal kuda di sepanjang
pesisir di Kabupaten Buol dan menilai tingkat pemahaman masyarakat setempat
mengenai keberadaan kepiting tapal kuda. Selain itu juga mengidentifikasi
potensi tempat berkembang biak dan mengkaji pemanfaatan kepiting tapal kuda
oleh masyarakat setempat
 Metode yang digunakan yaitu melakukan pengamatan langsung lokasi ditemukan
Kepiting tapal kuda dan menggunakan Kuisioner untuk melihat tingkat
pemahaman masyarakat lokasi ditemukannya kepiting tapal kuda.
 Perbedaan dari penelitian terdahulu yaitu : Lokasi penelitian yang berbeda dan
mengkaji tingkat pemahaman dan pemenfaatan kepiting tapal kuda di lokasi
penelitian
E. Peneliti Terdahulu

No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil


Penelitian
1 A.R. Noor Distribution of two Perairan Metode transek Tachypleus gigas banyak
Jawahir, species of Asian Sarawak garis yang ditemukan di pantai
M. Samsur, M.L. horseshoe crabs at Malaysia dimodifikasi berpasir sedangkan
Shabdin, A.R. west coast of digunakan untuk Carcinoscorpius
Khairul Adha Sarawak’s Waters, mempelajari rotundicauda lebih banyak
East Malaysia sebaran kepiting ditemukan di daerah bakau
(Noor Jawahir (Sebaran dua tapal kuda
et al., 2017) spesies kepiting
tapal kuda Asia di
pantai barat
Perairan Sarawak,
Malaysia Timur)
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
2 Ramadhan Morfometri laboratorium Membandingkan Kepiting tapal kuda di
Sumarmin, Kepiting Tapal zoology keragaman dan Air Bangis dan Sungai
Abdu Razak , Kuda Dari Daerah Universitas klasifikasi Nipah merupakan jenis
M. Ichsan Sungai Nipah Negeri spesies tapal Tachypleus tridentatus
Fajri Dan Air Bangis Padang. kuda dari dua dan morfometrinya
Sumatera Barat daerah memiliki keterkaitan
(Sumarmin et dan mewakili 91,3%
al., 2017) populasi dari kedua
wilayah lokasi
penelitian. Ini berarti
spesies dari kedua
wilayah tidak
mengalami perubahan
struktur morfometri
apapun.
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
3 Fahresa Respon Tingkah Laboratorium Pengamatan Respons terhadap
Nugraheni Laku Kepiting Tingkah Laku untuk melihat lampu LED dengan
Supadminingsih* Tapal Kuda Ikan Respons tapal total ulangan
Mochammad (Tachypleus Departemen kuda terhadap sebanyak 82 kali
Riyanto, Ronny gigas) Terhadap Pemanfaatan lampu LED sebanyak 76,82% (63
Irawan Wahju Lampu LED Hijau Sumberdaya respons) tertarik pada
Perikanan lampu LED hijau,
(Supadminingsih Fakultas sementara 23,17%
et al., 2021) Perikanan Ilmu (19 respons)
Kelautan-Institut memberikan respons
Pertanian Bogor. pada area tanpa
lampu.
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
4 Stine Vestbo, Present and Data Spesies Mengevaluasi Adanya perubahan
Matthias Obst, Potential Future dan Wilayah distribusi saat ekstrem dalam ekstensi
Francisco J. Distributions of Studi geografis ini dan dan distribusi habitat
Quevedo Asian Horseshoe mencakup potensial di yang sesuai bagi
Fernandez, Crabs Determine seluruh masa depan kepiting tapal kuda Asia
Itsara Intanai Areas for perairan dari kepiting di wilayah Asia
dan Peter Conservation Tenggara. Oleh karena
pesisir antara tapal kuda Asia
Funch (Distribusi Tapal itu, untuk menjaganya,
Teluk guna
Kuda Asia Saat Ini disarankan untuk
(Vestbo et al., dan Masa Depan Benggala, menentukan mendirikan Kawasan
2018) menentukan India dan area-area yang Perlindungan Laut di
daerah untuk Indonesia, perlu dilindungi lokasi-lokasi di mana
kawasan serta antara untuk populasi yang berbeda
Konservasi) Indonesia dan konservasi dan beberapa spesies
Jepang berkumpul, seperti di
Vietnam utara, China,
Kalimantan, dan
selatan Jepang
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
5 David R. Smith . Conservation Pantai Atlantik Mengamati Spesies kepiting
H. Jane status of the Amerika Utara secara langsung tapal kuda rentan
Brockmann . American dari Teluk populasi tapal terhadap kepunahan
Mark A. Beekey . horseshoe crab, Maine hingga kuda di Pantai lokal dan tingkat
Timothy L. King . (Limulus Florida dan pesiisir Amerika serta tingkat
Michael J. polyphemus) pantai Teluk dan memberikan risikonya bervariasi
Millard . Jaime (Status Meksiko dari informasi tingkat antar dan dalam
Zaldı´var-Rae konservasi Florida hingga populasi disetiap wilayah yang
kepiting tapal Semenanjung wilayah ditentukan secara
(Smith et al., kuda Amerika, Yucata'n genetic.
2017) (Limulus
polyphemus))
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
6 Adietya Pemetaan Lokasi Perairan Mengidentifikasi Jenis Belangkas yang
Ramadhan Horseshoe Crabs Pesisir spesies, dan ditemukan adalah Tachypleus
Hidayattullah, Sebagai Primitive Banyuasin, jenis kelamin gigas (jantan dan betina)
Fauziyah, dan Animal Di Perairan Sumatera yang ditemukan sebanyak 12 ekor dan
Fitri Agustriani Pesisir Banyuasin, Selatan dilokasi Corcinoscorpius rotundicauda
Provinsi Sumatera penelitian (jantan dan betina) sebanyak
(Hidayatullah et Selatan 52 ekor. Spesies C.
al., 2021) rotundicauda lebih banyak
ditemukan dibandingkan T.
gigas dengan perbandingan
3:13 (T. gigas:C. rotundicauda).
Jumlah betina lebih banyak
dibandingkan jantannya.
Perbandingan 3:4 (Jantan :
Betina).
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
7 Sumindar Tri Diameter Dan Sungai Pamali Mengamati tingkat Tingkat kematangan
Muryanto dan Fekunditas Telur dan sungai kematangan gonad IV dengan
Sukamto Mimi (Tachypleus Polang di gonad ukuran panjang
gigas) Di Estuari estuari Pantai berkisar antara 28,6
(Muryanto, 2020) Pantai Utara Utara – 47,2 cm dan bobot
Kabupaten Kabupaten 70,6 – 275,52 gram.
Brebes, Provinsi Brebes Mimi memiliki
Jawa Tengah Provinsi Jawa sebaran diameter
Tengah telur berkisar 1,25 –
4,33 mm.
No Peneliti Judul Lokasi Penelitian Perbedaan Hasil
8 B. Akbar John, A review Pengambilan data dan Membahas Kepiting tapal kuda Asia
B. R. Nelson, on fsheries meta-analisis dilakukan status menghadapi ancaman serius
Hassan I. Sheikh, and conservation dengan penerapan konservasi terhadap populasinya di alam
S. G. Cheung, status of Asian pencarian terperinci di kepiting tapal liar akibat penangkapan yang
Yusli Wardiatno, horseshoe crabs database elektronik kuda yang ada tidak berkelanjutan untuk
Bisnu Prasad Dash, (Tinjauan seperti SCOPUS, disetiap Negara konsumsi manusia dan praktik
Keiji Tsuchiya, perikanan dan PubMed, ProQuest, Asia. pendarahan biomedis.
Yumiko Iwasaki, status konservasi ERDG (situs web eksklusif Kerentanan terhadap
Siddhartha Pati kepiting tapal kuda tentang kepiting tapal kepunahan lokal dan besarnya
Asia) kuda) dan juga di berbagai risiko bervariasi dari satu
(John et al., 2018) database Perpustakaan negara ke negara lain. Selain
Universitas. semua item itu, degradasi habitat,
pencarian disaring pengembangan garis pantai
bersama dengan negara- dan/atau klaim lahan,
negara Asia di mana pembangunan tembok laut di
kepiting tapal kuda dicatat seluruh tempat pemijahan dan
(Malaysia, india, Thailand, hilangnya habitat bakau pesisir
Singapura, Vietnam, di sepanjang tempat bersarang
Jepang, Cina, Taiwan, dapat secara langsung
Hong Kong, India, mempengaruhi keberhasilan
Bangladesh, Kamboja dan pemijahan ketiga spesies
Filipina). kepiting tapal kuda Asia
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
9 Erwyansyah, Yusli Kepastian Penelitian Mengidentifikasi Pada penelitian ini
Wardiatno, Taksonomi Dan dilaksanakan kepiting tapal kuda tidak hanya jenis T.
Rahmat Kurnia, Sebaran pada Januari berdasarkan jenis tridentatus yang
dan Nurlisa Alias Belangkas hingga Maret yang ditemukan di ditemukan, terdapat
Butet (Tachypleus 2018 di perairan juga jenis T. gigas
2018 Tridentatus) Leach perairan Kota balikpapan dan C. rotundicauda.
1819 Di Perairan Balikpapan Masyarakat di lokasi
Balikpapan Timur penelitian umumnya
tidak mengetahui
adanya tiga jenis
Belangkas tersebut
di perairan mereka
No Peneliti Judul Lokasi Perbedaan Hasil
Penelitian
10 Vikash Kumar, Horseshoe crabs: Lembaga Mengulas dari Kepiting tapal kuda yang
Suvra Roy, AK biomedical Penelitian beberapa jurnal darahnya berwarna biru
Sahoo & Vikas importance and Perikanan potensi kepiting cerah mengandung sel
Kumar its potential use Darat Tengah tapal kuda darah amebosit yang
in developing (CIFRI), dalam produk membawa protein bernama
(Kumar et al., health-care Barrackpore, layanan koagulogen yang berperan
2016) products , India kesehatan penting dalam pembekuan
(Kepiting tapal darah dan menjebak bakteri
kuda: bila bersentuhan dengan
kepentingan bakteri asing. Mekanisme
biomedis dan pembekuan darah dan
potensi jebakan bakteri asing
penggunaannya menarik perhatian banyak
dalam peneliti dan banyak produk
pengembangan kesehatan sedang
produk layanan dikembangkan seperti
kesehatan) obatobatan farmasi dll
dalam pengobatan manusia
DAFTAR
PUSTAKA
Erwyansyah, ., Wardiatno, Y., Kurnia, R., & Butet, N. A. (2018). Kepastian Taksonomi Dan
Sebaran Belangkas Tachypleus tridentatus Leach 1819 Di Perairan Balikpapan Timur. Jurnal
Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, 10(3), 547–559. https://doi.org/10.29244/jitkt.v10i3.21917
Hidayatullah, A. R., . F., & Agustriani, F. (2021). Pemetaan Lokasi Horseshoe Crabs Sebagai Primitive
Animal Di Perairan Pesisir Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Maspari Journal : Marine
Science Research, 13(2), 145–154. https://doi.org/10.56064/maspari.v13i2.15771
John, B. A., Nelson, B. R., Sheikh, H. I., Cheung, S. G., Wardiatno, Y., Dash, B. P., Tsuchiya, K.,
Iwasaki,Y., & Pati, S. (2018). A review on fisheries and conservation status of Asian horseshoe
crabs. Biodiversity and Conservation, 27(14), 3573–3598. https://doi.org/10.1007/s10531-018-
1633-8
Kumar, V., Roy, S., Sahoo, A. K., & Kumar, V. (2016). Horseshoe crabs: Biomedical importance and its
potential use in developing health-care products. INDIAN J. MAR. SCI., 45(10).
Muryanto, T. (2020). Diameter Dan Fekunditas Telur Mimi (Tachypleus gigas) Di Estuari Pantai Utara
Kabupaten Brebes, Provinsi Jawa Tengah. 18(1).
DAFTAR
PUSTAKA
Noor Jawahir, A. R., Samsur, M., Shabdin, M. L., & Khairul Adha, A. R. (2017). Distribution of two
species of Asian horseshoe crabs at west coast of Sarawak’s Waters, East Malaysia. The
Egyptian Journal of Aquatic Research, 43(2), 135–140. https://doi.org/10.1016/j.ejar.2017.03.002
Smith, D. R., Brockmann, H. J., Beekey, M. A., King, T. L., Millard, M. J., & Zaldívar-Rae, J. (2017).
Conservation status of the American horseshoe crab, (Limulus polyphemus): A regional
assessment. Reviews in Fish Biology and Fisheries, 27(1), 135–175.
https://doi.org/10.1007/s11160-016-9461-y
Sumarmin, R., Razak, A., & Fajri, M. I. (n.d.). Morfometri Kepiting Tapal Kuda Dari Daerah Sungai
Nipah Dan Air Bangis Sumatera Barat.
Supadminingsih, F. N., Riyanto, M., & Wahju, R. I. (n.d.). Studi Pendahuluan: Respon Tingkah Laku
Kepiting Tapal Kuda (Tachypleus gigas) Terhadap Lampu LED Hijau.
Vestbo, S., Obst, M., Quevedo Fernandez, F. J., Intanai, I., & Funch, P. (2018). Present and Potential
Future Distributions of Asian Horseshoe Crabs Determine Areas for Conservation. Frontiers in
Marine Science, 5, 164. https://doi.org/10.3389/fmars.2018.00164

Anda mungkin juga menyukai