Studi Biologi Ikan Pari (Dasyatis sp) di TPI Tasik Agung Rembang
Program Studi Ilmu Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro
Kampus Tembalang, Semarang 50275 Telp/Fax. 024-7474698
email : Journalmarineresearch@gmail.com
Abstrak
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang memiliki lebih dari 17,000 pulau,
teridentifikasi ada 9,634 pulau yang belum memiliki nama. Negara ini beriklim tropis dan memiliki lima
buah pulau besar yaitu Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi dan Irian. Indonesia juga tercatat sebagai
salah satu negara yang memanfaatkan sumber daya ikan bertulang rawan (hiu dan pari) terbesar di
dunia. Ikan hiu dan pari yang tertangkap bisa sebagai hasil tangkap sampingan maupun sebagai
tangkapan utama. Sampai saat ini informasi tentang biologi ikan pari di perairan Jawa dan wilayah lain
yang diperoleh masih sedikit, sehingga hal ini menimbulkan kesulitan dalam pengelolaannya. Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui biologi ikan pari dengan menghitung panjang berat dan mengetahui isi
lambung ikan pari yang didaratkan di TPI Tasik Agung Rembang. Penelitian ini dilakukan dengan metode
penelitian deskriptif, dimana pengambilan data dengan menggunakan sample survey method. Penelitian
dilaksanakan bulan April – Mei 2013 di TPI Tasik Agung Rembang. Materi yang digunakan adalah 88
sampel Ikan Pari (Dasyatis sp). Sampling Ikan Pari (Dasyatis sp) dilakukan sebanyak 4 kali yaitu tanggal
13 April, 27 April, 11 Mei dan 25 Mei 2013. Analisis data berupa analisis hubungan panjang dan berat,
analisis makanan dan mengetahui jenis makanan. Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan ikan pari
pada bulan April – Mei 2013 bersifat allometrik negatif yang memiliki nilai slope (b) sebesar 2,835.
Komposisi isi lambung ikan pari didominasi dengan jenis makan udang yang lebih banyak, sedangkan
jenis anak ikan lebih sedikit.
Kata kunci: Ikan Pari (Dasyatis sp), Hubungan Panjang-Berat, Segi Makanan.
Abstract
Indonesia is the largest archipelago in the world and it has more than 17.000 islands, and unfortunately
9.634 islands is still unnamed. Indonesia has tropical climate and five big islands (Sumatra, Java, Borneo,
Sulawesi and Irian). Indonesia recorded as one af country which exploited the biggest Elasmobranchii
resources in the world. Shark and stingray caught as the alternative fishing or the main fishing.
Nowadays, the information of stingray biology in Java waters and the other area was still less, so it made
hard to management this stingray biology. The is purpose of this study to acknowledge biology based on
the length – weight and the measurement and the contain of the stingrays stomach which landed in TPI
Tasik Agung Rembang. This research use descriptive method which the data taken by the sample survey
method. This research already done on April until May 2013 in TPI Tasik Agung Rembang. This research
used 88 sample of stingray (Dasyatis sp). Data of stingray (Dasyatis sp) taken four times in 13th April,
27th April, 11th May and 25th May 2013. Data analysis used to know length and weight correlation and
feeding habits. The result indicated that the growth of stingray on April until May 2013 were negative
allometric and the value of slope (b) is 2,835. The main stomach inside composition of was stingray
dominated by shrimp and the others content was baby fish.
Key word : Stingray (Dasyatis sp), length and weight correlation, food habits.
79
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 79-85
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
dengan sirip perut, dan ikan pari dewasa oesofagus yang pendek, lambung, usus dan
mempunyai klasper yang ukurannya lebih bermuara ke anus. Mulut yang lebar
panjang dari sirip perut (Devadoss, 1983), dibatasi oleh barisan transversal gigi yang
yang dlihatkan pada Gambar 1. meruncing tajam; gigi ini tertanam di
dalam daging pada rahang dan secara
berkala digantikan oleh barisan gigi baru
dari belakang. Lidah yang rata menempel
ke lantai mulut. Di sisi faring yang lebar
terdapat lubang yang mengarah ke celah
insang dan spirakel yang terpisah. Esofagus
yang pendek mengarah ke lambung yang
berbentuk U, yang berujung di otot
sfringter sirkular, katub polarik. Usus
mengikuti dan berhubungan langsung
dengan kloaka serta anus. Di usus terdapat
sekat yang tersusun spiral, dilapisi dengan
membrane mukosa, yang menunda
masuknya makanan dan menyediakan
daerah absorbsi yang besar (Jasin, 1984).
Materi
Penelitian ini dilaksanakan pada
tanggal 13 April, 27 April, 11 Mei dan 25
Mei 2013 dengan menggunakan materi
Ikan Pari Dasyatis sp yang diambil dari TPI
Tasik Agung Rembang.
Gambar 1. Perkembangan Ikan Pari
Metodelogi Penelitian
Jantan berdasarkan
Metode Penelitian
Identifikasi Klasper dan
Penelitian ini dilakukan dengan
Sirip Perut (a : Ikan pari
metode penelitian deskriptif yaitu penelitian
muda, b : ikan pari
yang menelaah secara mendalam suatu
pertama dewasa, c : ikan
masalah pada waktu dan tempat tertentu,
pari dewasa) (Devadoss,
sehingga memberikan gambaran tentang
1983).
situsi dan kondisi secara lokal dan hasilnya
tidak dapat digeneralisasikan untuk tempat
Ikan pari termasuk pemakan di
dan waktu yang berbeda (Hadi, 1979).
dasar perairan (bottom feeder). Ikan ini
umumnya bersifat sebagai predator,
Metode Pengambilan Sampel
memiliki gigi kecil-kecil yang berfungsi
Pengambilan data dengan
sebagai penghancur. Tubuh yang berbentuk
menggunakan sample survey method, yaitu
pipih dorsoventral dengan mulut pada
suatu metode yang dilakukan dengan
posisi ventral membuat ikan ini sangat
mencatat sebagian kecil sampel populasi,
cocok untuk mengkonsumsi hewan dasar,
dengan harapan hasil yang diperoleh dapat
baik infauna maupun epifauna (Garcia,
menggambarkan sifat-sifat organisme yang
2012).
diteliti.
Ikan pari jantan dilengkapi sepasang
alat kelamin, disebut klasper (clasper) yang
Pelaksanaan Penelitian
terletak di pangkal ekor. Ikan pari betina
1. Persiapan penelitian tanggal 15
tidak dilengkapi klasper, tetapi lubang
Maret 2013 dan menentukan lokasi
kelaminnya mudah dilihat. Ikan pari
titik pengambilan sampel di TPI
berkembang biak secara ovovivivar dengan
Rembang.
jumlah anak sekitar 5-6 ekor (Henningsen
2. Penelitian dimulai tanggal 13 April
& Leaf, 2010).
2013 dengan pengambilan sampel
Sistem pencernaan pada
ikan Pari (Dasyatis sp) dilakukan
Chondrichthyes terdiri dari mulut, faring,
setiap 2 minggu sekali selama 2
81
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 79-85
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
bulan pada bulan April - Mei 2013, Perbandingan Jumlah Lambung yang
yaitu 13 Apri, 27 April, 11 Mei dan Berisi Makanan dengan Jumlah Total
25 Mei 2013. Lambung.
3. Sampling dilakukan dengan cara Untuk menghitung hubungan jumlah
mengambil dari nelayan di TPI lambung yang berisi makanan dan jumlah
Rembang. Sample ikan Pari total lambung digunakan metode yang
dimasukkan ke dalam pendingin dikemukakan oleh Romimohtarto dan
(cool box). Juwana (2001) sebagai berikut:
4. Sampel yang diperoleh diukur f = ni / N x 100%
panjang dan berat untuk Keterangan :
mengetahui hubungan panjang f = hubungan dalam % antara jumlah
beratnya. Setelah itu diambil isi lambung dengan makanan “i”
lambungnya untuk selanjutnya ni = jumlah lambung dengan jenis
diawetkan dalam botol sampel
makanan “i”
menggunakan alcohol 70%.
5. Isi lambung ikan Pari (Dasyatis sp) N =jumlah total lambung
diidentifikasi dan diamati jenis
makanannya. Perbandingan Jumlah Lambung yang
6. Data yang didapat kemudian Berisi Makanan dengan Jumlah Total
dianalisis untuk mengetahui jenis Lambung.
makanannya. Analisis ini dapat dihitung dengan
menggunakan rumus Romimohtarto dan Sri
Analisis Data Juwana (2001). Hubungan dalam % antara
Analisis Hubungan Panjang Berat Ikan jumlah lambung dengan makanan “i” (ni)
Kembung Lelaki dan jumlah total lambung yang dianalisis
Analisis data sampel dilakukan (N)
dengan mengamati hubungan panjang f = ni / N x 100%
berat ikan, dalam hubungan panjang berat Keterangan :
ikan, serta ikan dapat dianggap suatu f = hubungan dalam % antara jumlah
fungsi dari panjangnya (Effendie,1997), lambung dengan makanan “i”
sehingga kita dapat menduga berat ikan ni = jumlah lambung dengan makanan “i”
melalui panjangnya. Panjang berat ikan N = jumlah total lambung
dianalisa melalui model persamaan
(Effendie,1979) sebagai berikut: Perbandingan Jumlah Jenis Makanan
W = a Lb dengan Jumlah Total Makanan dalam
Keterangan : Lambung.
W = berat ikan a = konstanta Untuk menghitung jumlah makanan
L = panjang ikan b = konstanta dengan jumlah total makanan dalam
lambung digunakan metode yang
Analisis Makanan dikemukakan oleh Romimohtarto dan
Perbandingan Jumlah Lambung Kosong Juwana (2001) sebagai berikut:
dengan Jumlah Total Lambung. Cn = ni/ Np x 100%
Untuk menghitung hubungan Keterangan :
lambung kosong dengan total lambung Cn = hubungan dalam % antara jumlah
digunakan metode yang dikemukakan oleh makanan “i” dengan jumlah total
Romimohtarto dan Juwana (2001) sebagai makanan dalam lambung
berikut: ni = jumlah jenis makanan “i”
Cv = Ik / N x 100% Np = jumlah total makanan dalam
Keterangan : lambung
Cv = hubungan dalam % antara jumlah
lambung kosong dengan total Hasil dan Pembahasan
lambung yang dianalisis Hubungan Panjang Berat Ikan Pari
Ik = jumlah lambung kosong (Dasyatis sp)
N = jumlah total lambung Hasil perhitungan yang diamati
dalam penelitian ini adalah panjang badan
dan berat tubuh ikan pari (Dasyatis sp).
82
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 79-85
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
2.5 R² = 0,790
Sampling I II III IV
2
Cv (%) 37,5 31,81 14,29 22,73
1.5
40
1
35
0.5
30
0 25
Cv (%)
0 0.5 1 1.5 2
20
Log Panjang (cm)
15
Gambar 2. Regresi Panjang dengan Berat
10
Ikan Pari (Dasyatis sp) di TPI
Tasik Agung Rembang ( April 5
– Mei 2013 ). 0
13 April 27 April 11 Mei 25 Mei
Berdasarkan hasil analisis regresi 2013. 2013. 2013. 2013.
linier sederhana antara panjang badan dan Tanggal Pengamatan
berat ikan pari (Dasyatis sp) dapat Gambar 3: Perbandingan jumlah lambung
digambarkan sebagai berikut : Y = 2,835x kosong dengan total lambung
– 1,528. Persamaan tersebut menunjukkan ikan pari pada masing-masing
bahwa nilai slope (b) sebesar 2,835 ini waktu sampling di TPI Tasik
menunjukkan pola pertumbuhan ikan pari Agung Rembang.
bersifat allometrik negatif yaitu
pertumbuhan panjang lebih cepat dari Tingginya jumlah lambung kosong
pertumbuhan berat, pertambahan panjan pada sampling I diduga karena beberapa
juga diimbangi dengan pertambahan berat faktor, salah satunya yaitu ketersediaan
namun ikan pari lebih cepat bertambah makanan di alam. Menurut Effendie (1997),
panjang daripada pertambahan beratnya. jika lingkungan perairan menjadi buruk
Kondisi tersebut diperkirakan karena maka aktifitas makan dapat berubah,
adanya faktor ekologis dan biologis, bahkan dapat menyebabkan terhentinya
sebagaimana diungkapkan oleh Merta pengambilan makanan. Selain itu juga
(1993). diduga karena waktu penangkapan yang
Hubungan panjang berat tidak selalu tidak bertepatan dengan aktifitas ikan
bernilai tetap, nilainya dapat berubah dan mencari makan, adanya faktor ikan pari
berbeda antara satu lokasi dengan lokasi yang ditangkap makanan sudah tercerna,
lainnya, hal ini dikarenakan faktor ekologis sehingga pada saat dilakukan penangkapan
dan biologi yang mempengaruhi habitat dijumpai lambung kosong lebih banyak.
ikan pari sebagaimana telah dijelaskan di Faktor persaingan memperoleh
atas. Hal tersebut sesuai dengan makanan dapat pula menjadi suatu faktor
pernyataan Sulistiono et al., (2001), yang mempengaruhi keberadaan lambung
dimana hubungan panjang–berat ikan pari selain faktor ketersediaan
menunjukkan pertumbuhan yang bersifat makanan dan faktor waktu penangkapan
relatif artinya dapat berubah menurut ikan. Banyak spesies ikan dapat
waktu. Apabila terjadi perubahan terhadap menyesuaikan diri dengan persediaan
lingkungan dan ketersediaan makanan makanan dalam perairan sehubungan
diperkirakan nilai ini juga akan berubah. dengan musim yang berlaku. Dalam suatu
83
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 79-85
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
geografis luas untuk satu spesies ikan yang Perbandingan Jumlah Jenis Makanan
hidup terpisah-pisah dapat terjadi dengan Jumlah Total Makanan dalam
perbedaan kebiasaan makanannya Lambung
(Effendie, 2002). Perbedaan ini bukan
Hasil analisis hubungan jumlah jenis
untuk satu ukuran saja tetapi untuk semua
makanan dan jumlah total makanan dalam
ukuran. Jadi untuk satu spesies ikan
lambung ikan pari (Dasyatis sp) hanya
dengan ukuran yang sama dalam daerah
terdapat 2 jenis makanan dapat dilihat
yang berbeda, dapat berbeda pula
pada Tabel 3.
kebiasaan makanannya.
Tabel 3. Perbandingan Jumlah Jenis
Perbandingan Jumlah Lambung yang Makanan dan Jumlah Total
berisi Makanan Sejenis dengan Jumlah Makanan dalam Lambung Ikan
Total Lambung Pari (Dasyatis sp)di TPI Tasik
Agung Rembang (Cn).
Hasil analisis hubungan jumlah
lambung dengan makanan dan jumlah total Tanggal Jenis Makanan
lambung untuk jenis makanan ikan pari Sampling Cn (%) Udang Cn (%) Ikan
hanya didapatkan 2 jenis makanan
sampling dapat dilihat pada Tabel 2. Sampling I 100 0
84
Journal Of Marine Research.
Volume 2, Nomor 3, Tahun 2014, Halaman 79-85
Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jmr
85