Anda di halaman 1dari 4

Jurnal Ikan Ketambak, Desember 2022 ISSN : 2087-121X

Identifikasi Tingkat Kematangan Gonad pada Ikan


Ketambak di Pulau Sangalaki

Agung Setiawan 1), Muhammad Athoriq 2) dan Marianus Falentino 3)

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan,


Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Universitas Borneo Tarakan, Kalimantan Utara
E-mail: athoriqzikrullah3603@gmail.com

ABSTRAK

Ikan karang merupakan salah satu sumber daya yang penting di perairan Indonesia, namun
tingkat potensi dan tingkat pemanfaatannya masih perlu untuk dikaji. Ikan ketambak
merupakan salah satu ikan karang yang banyak tertangkap di perairan Bangka. Tujuan
penelitian ini mengkaji beberapa aspek biologi ikan lencam hasil tangkapan bubu, meliputi
sebaran ukuran panjang, pola pertumbuhan, nisbah kelamin, dan ukuran rata-rata pertama
kali matang gonad dan makanan. Penelitian ini dilaksanankan di PPN Sungailiat pada bulan
Februari 2014 – November 2015. Aspek yang diamati meliputi panjang cagak, bobot tubuh
ikan, jenis kelamin, kematangan gonad, dan isi lambung ikan. Hasil penelitian menunjukkan
pola pertumbuhan ikan lencam bersifat allometrik negatif. Sebaran ukuran panjang berkisar
antara 12 – 58 cm. Nisbah kelamin jantan terhadap betina sebagai 1: 2,06. Pada setiap bulan
pengamatan tingkat kematangan gonad jantan dan betina berada pada stadia I, II, III, dan
IV. Isi lambung ikan lencam selama pengamatan terdiri atas kerang-kerangan, kepiting,
udang, dan hancuran ikan. Panjang pertama kali ikan tertangkap (Lc) sebesar 28 cm dan
pertama kali matang gonad (Lm) sebesar 26 cm. Rata-rata ukuran pertama kali tertangkap
lebih besar dbandingkan dengan ukuran pertama kali matang gonad sehingga ikan lencam di
Perairan Bangka masih dapat mempertahankan keseimbangan stok dalam suatu populasi.
Kata penting: Hubungan panjang bobot, tingkat kematangan gonad, makanan, Lethrinus
lentjan

Kata Kunci: Hubungan panjang bobot, kematangan gonad, makanan, Lethrinus lentjan

ABSTRACT

Reef fish is the one of the important fish resources in Indonesian waters, but the potential
and the exploitation rate needs to be estimated. Pink ear emperor (Lethrinus lentjan) is one
of coral fish that many caught in Bangka. Research was conducted to determine biological
aspects of pink ear emperor caught by fish traps, that includes length distribution, length-
weight relationship, sex ratio, maturity stage, food habits, and length at first mature. This
research was conducted from February 2014 to November 2015 with sampling location in
Sungailiat fishing port. The observed aspects including fork length, weight, sex, gonad
maturity and fish stomach contents was done monthly. The results showed that the growth
pattern was allometric negative with the fork length ranged from 12 to 58 cm. Sex ratio of
males to females was 1:2,06. The gonad maturity stage of males and females were on stage
I, II, III, and IV for all months of observation. Fish diet consists of shellfish, crab, shrimp
and fish. Length at first capture (Lc) and length at first maturity (Lm) were 28 cm 26 cm,
respectively. Size length at first capture was bigger than the size length at first maturity, the
pink ear emperor can still maintain stock balance in Bangka waters. Keywords: Length
weight relationship, maturity stage, food ha ts, Lethrinus lentjan
I. Pendahuluan

Penelitian aspek biologi suatu spesies ikan penting dilakukan sebagai


pengetahuan dasar yang dibutuhkan dalam pengelolaan sumber daya. Salah satu sumber
daya potensial yang pengamatan aspek biologinya masih sangat diperlukan untuk terus
diperbarui, khususnya jenis ikan demersal yang punya umur panjang, adalah ikan
ketambak (Lethrinus lentjan) yang memiliki umur hingga 19 tahun (Grandcourt 2002,
Currey et al. 2013).
Ikan ketambak adalah salah satu ikan karang konsumsi yang termasuk dalam
famili Lethrinidae. Ikan ini melimpah di sebagian pesisir tropis dan subtropis, dengan
habitat umumnya di daerah terumbu karang. Aspek biologi ikan lencam 116 Jurnal
Iktiologi Indonesia, Lethrinus lentjan mun, dan mangrove (Ezzat et al. 1996, Kulmiye et
al. 2002). Daerah sebaran ikan ketambak adalah perairan pantai seluruh Indonesia,
meluas sampai ke Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang pantai Laut Cina Selatan,
perairan tropis Australia, sampai ke Afrika Selatan bahkan di perairan tropis Atlantik
Amerika (Carpenter & Allen 1989). Penurunan biomassa sumber daya ikan ketambak
yang ditunjukkan oleh penurunan hasil tangkapan dipengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya tekanan penangkapan, aktivitas pencemaran, banyaknya jumlah alat
tangkap dan armada yang beroperasi (Prihatiningsih 2015).

II. Materi dan Metode

Waktu Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan pada tanggal 12 November 2022 di pulau Sangalaki
dalam waktu 1 jam. Pengamatan dimulai pada pukul 14.00-15.00 WITA. Hal yang
diamati yaitu hasil ukur dari ikan ketambak (Lethrinidae) sebanyak 4 ekor.

Biota uji
Ikan Ketambak (Lethrinidae) adalah ikan laut yang termasuk dalam famili
Lethrinidae yang dikenal dengan sebutan ikan emperor. Warna pada tubuhnya bervariasi,
bentuk kepala agak runcing dan panjang tubuhnya dapat mencapai 1 meter. Pada saat
pengamatan, ikan yang diamati berjumlah 4 ekor. Lalu mengukur panjang, lebar, dan
menimbang berat badan pada ikan, setelah itu lakukan pembelahan pada ikan untuk
mengetahui tingkat kematangan gonad ikan tersebut.

Tahapan Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan dengan tahapan – tahapan sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan.
2. Tempatkan ikan di wadah pengamatan.
3. Ikan di ukur panjang, tinggi, dan lebarnya menggunakan penggaris.
4. Lalu timbang berat ikan tersebut.
5. Amati ikan terlebih dahulu sebelum proses pembelahan.
6. Belah ikan secara horizontal dari ujung kepala sampai pangkal ekor.
7. Pembelahan tidak boleh sampai terputus (sampai gonad ikan tersebut terlihat).
8. Amati tingkat kematangan gonad pada ikan tersebut.
9.
Pengumpulan Dan Analisis Data
Data yang telah didapatkan berdasarkan hasil pengamatan yaitu mengetahui
tingkat kematangan gonad pada ikan ketambak (Lethrinidae). Pengamatan ini
membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Pengukuran yang telah dilaksanakan pada kegiatan
pengamatan dengan mengukur panjang, tinggi, lebar, dan menimbang berat pada ikan.
Pembelahan yang dilakukan untuk diamati agar dapat mengetahui tingkat kematangan
gonad pada ikan.

III. Hasil dan Pembahasan

Hasil pengamatan tingkat kematangan gonad pada ikan Ketambak (Lethrinidae)


yang telah dilaksanakan dengan melakukan pengukuran panjang, lebar, dan menimbang
berat 4 ekor ikan tersebut. Menunjukkan kisaran panjang ikan rata-rata 20-25 cm. Lebar
ikan rata-rata 7-8 cm. Berat ikan mencapai kisaran 204-628 gram. Jenis kelamin jantan
terdapat pada ikan pertama pertama, kedua, dan keempat. Sedangkan jenis kelain betina
terdapat pada ikan kedua. Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum
pengamatan tingkat kematangan gonad pada ikan terdiri dari: gunting, pisau, timbangan,
gelas beker, dan papan alas. Untuk ukuran yang berbeda pada ikan menyebabkan
perbedaan pada tingkat kematangan gonad ikan, semakin besar ukuran ikan maka
semakin matang gonad pada ikan tersebut.
IV. Kesimpulan
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan tingkat kematangan gonad pada ikan Ketambak
(Lethrinidae) maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Tingkat kematangan gonad pada tiap 4 ekor ikan tersebut mempunyai panjang,
lebar, dan berat yang berbeda. Pada 4 ekor ikan hanya satu ikan yang berjenis
kelamin betina.
2. Ukuran yang berbeda pada 4 ekor ikan sangat berpengaruh pada kematangan
gonad ikan tersebut. Hal ini disebabkan semakin besar ukuran ikan tersebut
maka gonad pada ikan semakin matang.
3. Sebaiknya ikan Ketambak ini dikelola dengan baik agar habitatnya tetap lestari
dan terjaga dalam kondisi yang sangat bagus.

Daftar Pustaka

Carpenter KE, Allen GR.1989. FAO Species Catalogue. Vol. 9. Emperor fishes and
large-eye breams of the world (family Lethrinidae). FAO Fisheries
Synopsis.125(9): 118 p
Currey LM, Williams AJ, Mapstone BD, Davies CR, Carlos G, Welch DJ.2013.
Compa-rative biology of tropical Lethrinus species (Lethrinidae): challenges for
multi-species management. Journal of Fish Biology, 82(3): 764-788
Ezzat AA, Elham AW, Faiza AB. 1996. Studi histologi gonad redspot emperor Lethri-
nuslentjan (Lacepede), (Famili Lethri-nidae) di Perairan Jeddah, Laut Merah.
Journal of Marine Environment, 7(10): 215-232.
Grandcourt EM. 2002. Demographic charac-teristics of a selection of exploited reef fish
from the Seychelles: preliminary study. Journal of Marine and Freshwater
Research, 53(2) :123-130.
Kulmiye AJ, Ntiba MJ, Kisia SM. 2002. Some aspects of the reproductive biology of
the Thumbprint Emperor, Lethrinus harak (Forsskål, 1775), in Kenyan coastal
waters. Western Indian Ocean Journal of Marine Science, 1(2): 135-144.
Prihatiningsih. 2015. Estimasi parameter populasi ikan lencam (Lethrinus lentjan)
disekitar perairan Kotabaru (P. Laut)–Kalimantan Selatan. Prosiding Seminar
Nasional Ikan ke 8, Bogor, 3-4 Juni 2014. Masyarakat Iktiologi Indonesia. Bogor.
pp. 269-278.

Anda mungkin juga menyukai