PENDAHULUAN
Latar Belakang
Udang merupakan salah satu sumberdaya perikanan yang sangat bernilai
ekonomis komersial. Di Indonesia perikanan udang banyak diusahakan oleh
penduduk yang berdomisili di pesisir pantai. Kecenderungan penangkapan
tersebut diakibatkan oleh permintaan pasar yang tinggi. Permintaan pasar yang
tinggi menyebabkan tekanan terhadap ketersediaan sumberdaya yang ada di alam
sehingga peluang terjadi eksploitasi berlebihan (over exploitation) semakin besar.
Udang adalah binatangh yang hidup di perairan, khususnya sungai, laut,
atau danau. Udang dapat ditemukan di hampir semua "genangan" air yang
berukuran besar baik air tawar, air payau, maupun air asin pada kedalaman
bervariasi, dari dekat permukaan hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan
(Wahyuni et al., 2017).
Hubungan panjang berat ikan merupakan salah satu informasi pelengkap
yang perlu diketahui dalam kaitan pengelolaan sumber daya perikanan, misalnya
dalam penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan–ikan yang tertangkap hanya
yang berukuran layak tangkap. Pengukuran panjang–berat ikan bertujuan untuk
mengetahui variasi berat dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau
kelompok–kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan,
kesehatan, produktifitas dan kondisi fisiologis termasuk perkembangan gonad.
Analisa hubungan panjang–berat juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau
sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting
dari pertumbuhan untuk membandingkan kondisi atau keadaan kesehatan relatif
populasi ikan atau individu tertentu (Saputra et al., 2013).
Pengukuran udang dilakukan oleh tenaga enumerator lapangan yang telah
di latih tentang pengenalan jenis udang dan metode sampling biologi. Jumlah
sampel yang diukur berjumlah seratus ekor dalam setiap bulannya. Pengamatan
biometrik meliputi pengkuran panjang karapas, dilakukan dengan menggunakan
jangka sorong (tingkat ketelitian 0,01 mm). Data panjang karapas yang diperoleh
kemudian ditabulasikan dalam tabel distribusi frekuensi panjang karapas dengan
interval 2 mm menggunakan bantuan program Microsoft Excel. Pengamatan berat
dilakukan dengan menggunakan bantuan alat timbangan digital dengan tingkat
2
masing-masing dilengkapi sepasang kaki renang, kulit keras dari chitin, dan
pleura kedua menutupi pleura pertama dan ketiga. Badan terdiri atas 3 bagian,
yaitu bagian kepala dan dada yang bersatu membentuk kepala dada
(cephalothorax), bagian badan (abdomen), dan bagian ekor (uropoda).
Cephalothorax dibungkus karapas (carapace) (Syafrudin, 2016).
Analisis hubungan panjang dan bobot dimaksudkan untuk mengukur
variasi bobot harapan untuk panjang tertentu dari ikan secara individual atau
kelompok-kelompok individu sebagai suatu petunjuk tentang kegemukan,
kesehatan, perkembangan gonad, dan sebagainya. kegunaan lain dari analisis
hubungan panjang dan bobot yaitu dapat digunakan untuk melakukan estimasi
faktor kondisi atau sering disebut dengan index of plumpness, yang merupakan
salah satu derivat penting dari pertumbuhan untuk membandingkan kondisi atau
keadaan kesehatan relatif populasi ikan atau individu tertentu
(Faizah dan Prisantoso, 2010).
Tujuan Praktikum
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui morfologi dan klasifikasi udang air tawar
(Litopenaeus Vanammei)
2. Untuk mengetahui hubungan panjang dan bobot udang air tawar
(Litopenaeus Vanammei)
3. Untuk mengetahui koefisien korelasi pada udang air tawar udang air tawar
(Litopenaeus Vanammei)
Manfaat Praktikum
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti Laboratorium Biologi Perikanan dan sebagai sumber informasi bagi
pihak yang membutuhkan.
TINJAUAN PUSTAKA
4
udang ini antara lain: ukuran PL 6-7 sudah merupakan benur yang siap tebar
selain kepadatan tebarnya tinggi, tahan terhadap goncangan lingkungan dan juga
memiliki sintasan yang tinggi (Rachmawati, 2009).
utamanya tinggal di dasar laut, udang masih kerabat jauh dari serangga seperti ulat
bulu, kupu-kupu dan cencorang (Rozaki et al., 2014).
fisik untuk sintasan dan reproduksi. Nilai faktor kondisi ikan di suatu perairan
bervariasi. Variasi nilai faktor kondisi tergantung pada makanan, umur, jenis
kelamin dan kema-tangan gonad (Ibrahim et al., 2017).
Nilai faktor kondisi sering bervariasi dan hal ini dipengaruhi oleh jenis
kelamin. Selain itu nilai factor kondisi juga tergantung kepada jumlah organisme
yang ada didalam suatu perairan, ketersediaan makanan didalam perairan tersebut,
dan kondisi lingkungan perairan itu sendiri. nilai factor kondisi akan meningkat
pada saat gonad ikan terisi oleh sel – sel kelamin dan akan mencapai nilai terbesar
sesaat sebelum terjadi pemijahan (Sangadji, 2016).
METODOLOGI
10
Prosedur Praktikum
Prosedur dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Diambil udang air tawar dari kolam perpus menggunakan jaring kecil
sebanyak 100 ekor.
2. Disiapkan alat dan bahan yang telah tersedia
3. Di ukur panjang karapas udang putih dengan menggunakan millimeter blok
4. Di ukur berat udang putih dengan menggunakan timbangan analytic
5. Dicatat hasilnya dan didokumentasikan gambar nya sampai udang putih
yang ke-100.
4. Di klik data dan pilih data analysis, maka akan mucul kotak dialog seperti
dibawah ini.
12
7. Di input nilai X range dengan memblok data bobot udang, sehingga akan
muncul tampilan seperti dibawah ini:
13
8. Di klik output range pada output optios dan pilih disembarang kolom
untuk meletakkan hasil data analysis kemudian klik “OK”.
11. Di klik kanan kemudian klik kanan select data klik add dan isi kolom
X dengan memblok kolom panjang karapas udang dan kolom Y dengan
memblok kolom berat udang. Maka akan tampil grafik seperti dibawah ini:
12. Di klik garis dan klik kanan kemudian pilih opsi “Delete” untuk
menghapus garis pada grafik. Kemudian klik kanan pada grafik dan pilih
“Add trendline”. Pada “Trend type” pilih power dan ceklis “display
equations on chart” dan “Display R-Squared value on chart”, kemudian
klik close maka akan tampil grafik seperti dibawah ini:
13. Di klik nilai Y dan R kemudian klik kanan dan pilih “Format Trendline
Label”. Setelah itu pilih “Number” dan ketik angka 5 pada kolom
“Decimal places”. Kemudian close dan akan muncul grafik seperti
dibawah ini:
15
14. Pada sheet 2 buat kembali data panjang dan bobot udang air tawar,
kemudian masukkan nilai a dan b pada grafik yang telah didapat dan buat
juga kolom FK untuk mencari nilai FK.
15. Dicari nilai FK dengan menggunakan rumus FK= W/aLb. Maka akan
didapat hasil FK dan diurutkan dari yang terkecil sampai ke nilai terbesar
dengan mengeklik “Short and Filter” dan pilih “Short A to Z” dan cari
rata-ratanya, maka akan tampil sebagai berikut:
Hasil
Hasil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
16
Pembahasan
Nilai Faktor kondisi udang putih di kolam perpus 1-3 menunjukkan bahwa
udang memiliki bentuk yang kurang pipih. Hal ini dapat diakibatkan oleh jenis
makanan yang dimakan di kolam perpus berhubung dengan kondisi perairan
perpustakaan yang kurang baik yaitu kondisi nya yang banyak sampah dan benda-
17
DAFTAR PUSTAKA
Rozaki, M., Arfath, A., Rohyadi dan Hoek, F. 2014. Estimasi Sebaran Frekuensi
Panjang Udang Banana (Penaeus marguensis) yang Tertangkap dengan
Alat Tangkap Pukat Udang di Perairan Kaimana- Timika. Jurnal Airaha. 3
(1).
Sangadji, M. 2016. Hubungan Panjang Bobot dan Faktor Kondisi Ikan Momar
Putih (Decapterus macrosoma Bleeker, 1851) di Perairan Pantai Selatan
Pulau Haruku Maluku Tengah. Jurnal Ilmiah Agribisnis dan Perikanan. 9
(2).
Laewa, N., Fahri dan Annawaty. 2018. Udang Air Tawar Macrobrachium
(Decapoda, Caridea, Palemonidae) dari Sungai Gililana, Morowali Utara,
Sulawesi, Indonesia. Journalof Science and Technology. 7(2).
Rahmi., Annawaty dan Fahri. 2016. Keanekaragaman Jenis Udang Air Tawar di
Sungai Tinombo Kecamatan Tinombo Kabupaten Parigi Moutong Provinsi
Sulawesi Tengah. Journal of Natural Science. 5 (2).