Oleh:
FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2019
LEMBAR PENGESAHAN PRAKTIKUM TEKNIK PENDUGAAN STOK IKAN
oleh :
Firsty Alyaa DR
Kelompok 1
Laporan praktikum ini disusun sebagai salah satu syarat untuk mengikuti responsi
praktikum teknik pendugaan stok ikan pada Fakultas Biologi Universitas Jenderal
Soedirman Purwokerto
Mengetahui,
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah dingin
dengan menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang (Raharjo,
ikan merupakan suatu sub kelompok dari suatu spesies dapat diperlakukan sebagai
statistika dan matematika pada sekelompok datauntuk mengetahui status stok ikan
secara kuantitatif untuk kepentingan pendugaan stok ikan dan alternatif kebijakan
sumberdaya ikan yang besar. Potensi sumberdaya ikan Indonesia terbagi menjadi
sumberdaya ikan pelagis besar, sumberdaya ikan pelagis kecil dan sumberdaya
access, yaitu semua orang dapat melakukan aktifitas penangkapan secara tidak
ikan dapat berlanjut secara terus menerus. Pengkajian stok ikan merupakan suatu
upaya untuk memperoleh data dasar suatu sumberdaya ikan. Data dasar tersebut
reaksi dari populasi ikan. Data dasar tersebut berupa informasi kelimpahan dan
2014).
1.2 Tujuan
Tujuan Praktikum Mata Kuliah Teknik Pendugaan Stok Ikan yaitu mampu
membandingkan hubungan panjang dan berat serta faktor kondisi pada ikan.
1.3 Manfaat
1. Mengetahui analisis hubungan panjang dan bobot untuk mengukur variasi bobot
harapan untuk panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok-
Klasifikasi ikan nilem (Osteochilus hasselti) menurut Saanin (1984) adalah sebagai
berikut :
Phylum : Chordata
Kelas : Pisces
Ordo : Ostariophysi
Familia : Cyprinidae
Genus : Ostechilus
Ikan nilem mempunyai bentuk tubuh pipih, mulut dapat disembulkan. Posisi mulut
terletak diujung hidung (terminal). Posisi sirip perut terletak di belakang sirip dada
(abdominal). Ikan nilem tergolong bersisik lingkaran (sikloid). Rahang atas sama panjang
atau lebih panjang dari diameter mata, sedangkan sungut moncong lebih pendek daripada
panjang kepala. Permulaan sirip punggung berhadapan dengan sisik garis rusuk ke-8
sampai ke-10. Bentuk sirip dubur agak tegak, permulaan sirip dubur berhadapan dengan
sisik garis rusuk ke-22 atau ke-23 di belakang jari-jari sirip punggung terakhir. Sirip perut
dan sirip dada hampir sama panjang. Permulaan sirip perut dipisahkan oleh 4 – 4 1/2 sisik
dari sisik garis rusuk ke-10 sampai ke-12. Sirip perut tidak mencapai dubur. Sirip ekor
bercagak. Tinggi batang ekor hampir sama dengan panjang batang ekor dan dikelilingi oleh
Menurut Jangkaru (2001), ikan nilem memiliki ciri-ciri bentuk badan memanjang dan
sedikit pipih kesamping. Mulut terletak diujung tengah (terminal) dan dapat sembulkan
(protaktil) serat dihiasi dua pasangsungut. Dua pasang sungut terlatak di bibir bagian atas
tetapi terkadang satu pasang sungut rudimeter tidak berfungsi. Gigi kerongkongan
(pharyngeal teeth) terdiri dari tiga baris yang berbentuk geraham. Sirip punggung (pinna
dorsalis) bentuk memanjang dan terletak dibagian permukaan. Sirip dubur (pinna analis)
bagian belakang juga memiliki jari+jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi.
Ikan nilem hidup di lingkungan air tawar dengan kisaran kandungan oksigen terlarut
yang cukup yaitu 5-8 mg/L. Ikan nilem (Osteochilus hasselti) merupakan ikan endemik
(asli) Indonesia yang hidup di sungai – sungai dan rawa – rawa. Di daerah tropis umumnya
ikan nilem dipelihara dengan baik pada daerah dengan ketinggian 150 –1000 m dari
permukaan laut, tapi ketinggian optimumnya 800 m dari permukaan laut. Ikan nilem akan
melakukan pemijahan pada kondisi oksigen berkisar antara 5-6 mg/L, karbondioksida
bebas yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan yaitu ≤ 1 ppm (Willoughby, 1999).
Suhu yang optimum untuk kelangsungan hidup ikan nilem berkisar antara 18 - 28°C
(Asmawi, 1983) dan untuk pH berkisar antara 6 - 8,6 ppm, serta kandungan ammonia yang
Klasifikasi ikan nila (Oreochromis niloticus ) menurut Saanin (1984), sebagai berikut :
Filum : Chordata.
Kelas : Osteichtyes.
Ordo : Percomorphii.
Famili : Cichlidan.
Genus : Oreochromis.
Morfologi dari ikan nila (Oreochromis niloticus), diantaranya sebagai berikut Ikan
nila memiliki bentuk tubuh yang panjang dan pipih atau biasa disebut dengan sebutan
comprossed. Belahan mulutnya terdapat pada bagian depan kepalanya atau lebih tepatnya
berada pada bagian ujung hidungnya. Gigi kerongkongannya terdapat pada ujung mulut
bagian dalamnya. Seluruh bagian tubuhnya diselimuti oleh sisik stenoid. Memiliki ukuran
tubuh dengan perbandingan antara panjang dan tinggi 2:1. Tubuh ada yang berwarna
kemerahan, kehitaman, atau keabuan, dengan beberapa pita hitam belang yang makin
kandung kemih, dan ginjal. Alat pencernaannya terdiri dari esophagus, perut besar, usus
halus, pankreas, dan hati. Organ-organ tersebut biasanya diselubungi oleh jaringan
pengikat yang halus dan lunak yang disebut peritoneum. Peritoneum merupakan selaput
(membran) yang tipis berwarna hitam yang biasanya dibuang jika ikan sedang disiangi.
Sistem pencernaan Saluran pencernaan terdiri dari mulut, rongga mulut, faring, esofagus,
Habitat ikan nila berada di perairan tawar, seperti kolam, sawah, sungai, danau,
waduk, rawa, situ, dan genangan air lainnya. Ikan ini juga dapat beradaptasi dan hidup
diperairan payau dan perairan laut dengan teknik adaptasi bertahap. Habitat yang ideal
untuk ikan nila adalah perairan tawar yang memiliki suhu antara 14 - 38°C atau suhu
optimal 25 - 30°C. Ikan nila pada masa berpijah membutuhkan suhu antara 22 - 27°C.
Suhu yang terlalu rendah (< 14°C) atau terlalu tinggi (> 30°C) akan mengganggu bahkan
menghambat pertumbuhan. Suhu amat rendah (6°C) atau suhu ekstrem (42°C) dapat
Klasifikasi ikan lele (Clarias sp.) berdasarkan Saanin (1984) yaitu sebagai berikut :
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Ostarophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele merupakan hewan nokturnal dimana ikan ini aktif pada malam hari dalam
mencari mangsa. Ikan-ikan yang termasuk ke dalam genus lele dicirikan dengan tubuhnya
yang tidak memiliki sisik, berbentuk memanjang serta licin. Ikan Lele mempunyai sirip
punggung (dorsal fin) serta sirip anus (anal fin) berukuran panjang, yang hampir menyatu
dengan ekor atau sirip ekor. Ikan lele memiliki kepala dengan bagian seperti tulang
mengeras di bagian atasnya. Mata ikan lele berukuran kecil dengan mulut di ujung
moncong berukuran cukup lebar. Daerah sekitar mulut menyembul empat pasang barbel
(sungut peraba) yang berfungsi sebagai sensor untuk mengenali lingkungan dan mangsa
(Santoso, 1994).
Lele dumbo mempunyai lima buah sirip yang terdiri dari sirip pasangan (ganda)
dan sirip tunggal. Sirip yang berpasangan adalah sirip dada (pectoral) dan sirip perut
(ventral). Sirip tunggal adalah sirip punggung (dorsal), ekor (caudal) serta sirip dubur
(anal). Sirip dada ikan lele dumbo dilengkapi dengan patil atau taji tidak beracun. Patil lele
dumbo lebih pendek dan tumpul bila dibandingkan dengan lele lokal (Santoso, 1994).
Habitatnya di sungai dengan arus air yang perlahan, rawa, telaga, waduk, sawah
yang tergenang air, semua perairan tawar dapat menjadi lingkungan hidup. Habitat lele
dapat di waduk, bendungan, danau, rawa, dan genangan air tawar lainnya. Ikan lele tidak
pernah ditemukan di air payau atau air asin. Di alam bebas, lele ini memang lebih
menyukai air yang arusnya mengalir secara perlahan atau lambat. Aliran air arus yang
untuk biologi perikanan dan dinamika populasi sehingga dapat menentukan pola
pemanfaatan dan pengelolaan yang sesuai dengan sumber daya perikanan yang ada.
Pengukuran panjang total (total length) diukur dengan papan ukur dengan ketepatan 1 cm
dan pengukuran bobot menggunakan timbangan ketepatan 0,1 g. Parameter yang diamati
antara lain distribusi panjang bobot, hubungan panjang bobot. Analisis hubungan panjang
dalam logaritma, maka akan mendapatkan persamaan Log W=log a+b log L, yaitu
persamaan linier atau persamaan garis lurus. Harga konstanta b adalah harga pangkat yang
cocok dari panjang ikan agar sesuai dengan bobot ikan (Effendie, 1997).
Faktor kondisi adalah suatu keadaan yang menyatakan kemontokan ikan (Effendie,
2002). Nilai faktor kondisi ikan Swanggi selama penelitian adalah 1,106. Keadaan tersebut
menunjukkan bahwa ikan Swanggi memiliki tubuh kurus. Menurut Effendie (2002), nilai
K yang berkisar antara 1 - 3 menunjukkan bahwa badan ikan tersebut berbentuk kurang
pipih dan masih berada pada batas ambang kondisi yang baik. Menurut Effendie (2002),
faktor kondisi (K) dapat ditentukan berdasarkan panjang dan berat ikan contoh. Rumus
pertumbuhan. Ikan yang memiliki pola pertumbuhan allometrik (b ≠ 3), maka rumus yang
digunakan adalah:
K=W
aLb
Keterangan :
K = faktor kondisi
W = berat rata-rata ikan satu kelas (g) a dan b = konstanta dari regresi (Agustiari et al.,
2017).
III. MATERI METODE
Alat-alat yang digunakan saat praktikum yaitu milimeter block yang sudah
dilaminating, penggaris 30 cm, timbangan digital, alat tulis, baki, kalkulator, dan
handphone(alat dokumentasi).
(Oreochromis niloticus), ikan nilem (Osteochilus vittatus), dan ikan lele (Clarias
sp).
3. Data keduanya dicat dan dimasukkan dalam tabel yang sudah tersedia
4. Data-data yang dimasukkan pada tabel yaitu nilai L, Log L, W, Log W, Log L
x Log W, (Log L)² tersebut kemudian dibuat daftar.
5. Dihitung dan tentukan pola pertumbuhan dan faktor kondisi ikan tersebut
(menggunakan rumus yang sudah dijelaskan di atas).
Data pertumbuhan, hubungan panjang dan berat dianalisis secara statistik pada
langkah untuk menganalisa data Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi
a. Dibuat tabel yang terdiri dari beberapa karakter yang telah di ukur sebelumnya.
w
kondisi ikan dengan rumus FK = aLᵇ
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
nilem (Osteochilus vittatus)
Ikan L (cm) Log L W (gram) Log W Log L x Log W (Log L)^2
Ke-
Tabel 2. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
nila (Osteochilus vittatus)
Ikan L (cm) Log L W (gram) Log W Log L x Log W (Log L)^2
Ke-
Tabel 3. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
lele (Clarias batracus)
Ikan L Log L W Log W Log L x Log (Log L)²
ke W
1 9,3 0,96 5,16 0,71 0,69 0,93
2 10 1 5,88 0,76 0,76 1
3 8,5 0,92 4,01 0,60 0,56 0,86
4 10,5 1,02 7,35 0,86 0,88 1,04
5 8,7 0,93 4,24 0,62 0,58 0,88
6 8 0,90 4,41 0,64 0,58 0,81
7 10,6 1,02 7,11 0,85 0,87 1,05
8 9,5 0,97 4,56 0,65 0,64 0,95
9 9,5 0,97 5,4 0,73 0,71 0,95
10 9,3 0,96 4,73 0,67 0,65 0,93
11 10,7 1,02 6,29 0,79 0,82 1,05
12 9,7 0,98 5,16 0,71 0,70 0,97
13 9,3 0,96 4,96 0,69 0,67 0,93
14 9,2 0,96 5,33 0,72 0,70 0,92
15 10,9 1,03 7,7 0,88 0,91 1,07
16 11 1,04 8,05 0,90 0,94 1,08
17 9,3 0,96 4,76 0,67 0,65 0,93
18 10,1 1,00 6,13 0,78 0,79 1,00
19 9,3 0,96 4,51 0,65 0,63 0,93
20 10,8 1,03 7,33 0,86 0,89 1,06
21 10,8 1,03 6,78 0,83 0,85 1,06
22 9,4 0,97 4,98 0,69 0,67 0,94
23 9,9 0,99 6,31 0,80 0,79 0,99
24 11,1 1,04 7,94 0,89 0,94 1,09
25 9 0,95 4,51 0,65 0,62 0,91
26 9,7 0,98 4,5 0,65 0,64 0,97
27 10 1 5,94 0,77 0,77 1
28 9 0,95 4,47 0,65 0,62 0,91
29 9,4 0,97 4,7 0,67 0,65 0,94
30 11,5 1,06 8,66 0,93 0,99 1,12
31 9,6 0,98 5,2 0,71 0,70 0,96
32 9,3 0,96 4,83 0,68 0,66 0,93
33 9,9 0,99 6,4 0,80 0,80 0,99
34 9 0,95 4,48 0,65 0,62 0,91
35 9,6 0,98 5,16 0,71 0,70 0,96
36 9,1 0,95 5,16 0,71 0,68 0,91
37 9 0,95 4,99 0,69 0,66 0,91
38 10,4 1,01 6,88 0,83 0,85 1,03
39 8,7 0,93 4,43 0,64 0,60 0,88
40 11 1,04 7,88 0,89 0,93 1,08
41 9 0,95 4,59 0,66 0,63 0,91
42 9,8 0,99 5,82 0,76 0,75 0,98
43 8,7 0,93 4,55 0,65 0,61 0,88
44 8,7 0,93 4,13 0,61 0,57 0,88
45 9 0,95 4,56 0,65 0,62 0,91
46 9,3 0,96 4,69 0,67 0,65 0,93
47 9,9 0,99 6,06 0,78 0,77 0,99
48 9 0,95 5,11 0,70 0,67 0,91
49 10,3 1,01 6,52 0,81 0,82 1,02
50 9,7 0,98 5,78 0,76 0,75 0,97
51 8 0,90 4,77 0,67 0,61 0,81
52 9 0,95 5,06 0,70 0,67 0,91
53 11,5 1,06 9,63 0,98 1,04 1,12
54 9,5 0,97 6,35 0,80 0,78 0,95
55 9,5 0,97 5,74 0,75 0,74 0,95
56 9,5 0,97 6,76 0,82 0,81 0,95
57 11 1,04 8,84 0,94 0,98 1,08
58 10,3 1,01 7,67 0,88 0,89 1,02
59 10,8 1,03 6,66 0,82 0,85 1,06
60 10 1 8,44 0,92 0,92 1
61 9,5 0,97 7,32 0,86 0,84 0,95
62 9 0,95 4,62 0,66 0,63 0,91
63 11 1,04 8,41 0,92 0,96 1,08
64 9,5 0,97 5,52 0,74 0,72 0,95
65 10 1 6,53 0,81 0,81 1
66 10,7 1,02 7,18 0,85 0,88 1,05
67 9,4 0,97 5,13 0,71 0,69 0,94
68 9,8 0,99 6,07 0,78 0,77 0,98
69 10 1 6,37 0,80 0,80 1
70 9 0,95 5,17 0,71 0,68 0,91
71 9,5 0,97 5,95 0,77 0,75 0,95
72 9,5 0,97 5,42 0,73 0,71 0,95
73 9,5 0,97 5,26 0,72 0,70 0,95
74 9,5 0,97 5,85 0,76 0,75 0,95
75 9,9 0,99 4,7 0,67 0,66 0,99
76 10,2 1,00 6,89 0,83 0,84 1,01
77 10,7 1,02 5 0,69 0,71 1,05
78 11 1,04 8,1 0,90 0,94 1,08
79 9,2 0,96 5,09 0,70 0,68 0,92
80 10,2 1,00 5,97 0,77 0,78 1,01
81 9,5 0,97 5,2 0,71 0,70 0,95
82 9,3 0,96 5,3 0,72 0,70 0,93
83 9,5 0,97 5,69 0,75 0,73 0,95
84 9,6 0,98 5,38 0,73 0,71 0,96
85 10 1 6,2 0,79 0,79 1
86 10 1 6,68 0,82 0,82 1
87 9 0,95 4,87 0,68 0,65 0,91
88 9,4 0,97 4,73 0,67 0,65 0,94
89 9,4 0,97 5,9 0,77 0,75 0,94
90 9,5 0,97 5,54 0,74 0,72 0,95
91 9 0,95 5,01 0,69 0,66 0,91
92 10,8 1,03 6,38 0,80 0,83 1,06
93 10,4 1,01 7,37 0,86 0,88 1,03
94 9,7 0,98 5,3 0,72 0,71 0,97
95 9,5 0,97 5,33 0,72 0,71 0,95
96 9,2 0,96 4,76 0,67 0,65 0,92
97 10 1 6,74 0,82 0,82 1
98 9,5 0,97 5,06 0,70 0,68 0,95
99 9,9 0,99 5,42 0,73 0,730795522 0,99
100 9,8 0,99 4,76 0,67 0,671661681 0,98
101 10 1 5,98 0,77 0,776701184 1
102 9,8 0,99 5,78 0,76 0,755242741 0,98
103 10,4 1,01 7,13 0,85 0,867620493 1,03
∑ 1002,4 101,66 600,06 77,95 77,17 100,45
Rata- 9,73 0,98 5,82 0,75 0,74 0,97
rata
4.2 Pembahasan
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal
merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri seperti umur,
dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk memanfaatkan
makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor eksternal merupakan faktor yang
berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang meliputi sifat fisika dan kimia
air, ruang gerak dan ketersediaan makanan dari segi kualitas dan kuantitas.
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pakan, wadah budidaya, suhu, salinitas,
musim dan aktivitas fisik. Ikan bersifat poikilothermal dan hidup di air, maka sangat
tertentu, akan tetapi pertumbuhan itu sendiri merupakan prooses biologi yang
kompleks dimana faktor yang mempengaruhinya dari dalam maupun dari luar
seperti ukuran, umur, makan, kualitas air dan jenis kelamin (Efffendi,1997). Pola
mengukur panjang dan berat ikan. Pola pertumbuhan pada ikan terdapat dua macam
yaitu pertumbuhan isometrik (n=3) dan allometrik (n>3 atau n<3). Pertumbuhan
allometrik terdapat dua yaitu allometrik positif dan allometrik negative. Allometrik
positif menunjukkan ikan itu gemuk/ montok, dimana pertambahan berat lebih cepat
Hubungan panjang bobot ikan merupakan salah satu informasi pelengkap yang
penentuan selektifitas alat tangkap agar ikan–ikan yang tertangkap hanya yang
variasi bobot dan panjang tertentu dari ikan secara individual atau kelompok–
hubungan panjang bobot juga dapat mengestimasi faktor kondisi atau sering disebut
dengan index of plumpness, yang merupakan salah satu hal penting dari
ikan atau individu tertentu. Pertumbuhan ikan nilem pada kelompok 1 dan 2
menyatakan bahwa hubungan panjang dan berat ikan nilem bersifat pertumbuhan
bera ikan. Pertumbuhan pada ikan nila kelompok 3 dan 4 yaitu bersifat allometrik
negatif. Perumbuhan pada ikan lele kelompok 5 dan 6 yaitu bersifat allometrik
positif dimana pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang ikan.
Jika ikan tersebut memiliki panjang yang tidak berbanding lurus dengan berat, bisa
dikatakan pertumbuhan ikant idak berlangsung dengan baik. Panjang dan berat pada
ikan dapat menduga kematangan gonat dengan kriteria yang berbeda pada tiap
Perbedaan pola pertumbuhan pada ikan nila bahwa nilai b sebesar 1,42, pada
ikan nilem nilai b sebesar 0,91. pada ikan lele nilai b sebesar 2,28. nilai b dari
ketiga pertumbuhan tersebut dapat dikategorikan lebih kecil dari 3 sehingga pola
pertumbuhan pada ikan nila, ikan nilem dan ikan lele yang di dapat yaitu bersifat
jika b=3, maka pertambahannya isometrik yaitu tingkat pertumbuhan panjang dan
beratnya adalah sama atau pertumbuhan ikan yang bentuk dan berat jenisnya tidak
allometrik yaitu allometrik positif apabila b>3 dan apabila allometrik negatif b<3.
Perbedaan ini dipengaruhi oleh perbedaan kelompok ukuran yang di sebabkan oleh
(2003) yang menyatakan bahwa besar kecilnya nilai b dipengaruhi oleh perilaku
ikan, misalnya ikan yang berenang aktif menunjukkan nilai b yang lebih rendah bila
dibandingkan dengan ikan yang berenang pasif. Menurut Nofrita et al. (2013)
seperti suhu, pH, letak geografis dan teknik sampling dan juga kondisi biologis.
mempengaruhi Nilai faktor kondisi dan juga Nilai b. Febrianti et al. (2013)
perbedaan variasi ukuran ikan yang diamati, jenis kelamin, dan perbedaan waktu
Salah satu faktor penting dalam pertumbuhan adalah faktor kondisi atau indeks
ponderal. Sering pula disebut faktor K. Faktor ini menunjukkan keadaan balik dari
ikan yang dilihat dari segi kapasitas fisik untuk survival dan reproduksi.
Penggunaanya secara komersil maka kondisi ini memiliki arti kualitas dan kuantitas
daging ikan yang tersedia untuk dapat dimanfaatkan atau dimakan. Kondisi disini
perbandingan liniernya akan tetap. Berat ikan yang ideal dianggap sama dengan
pangkat tiga dari panjangnya dan berlaku untuk ikan kecil maupun besar. Berat
ikan ini bila terdapat perubahan berat tanpa diikuti oleh perubahan panjang atau
1997).
Hasil analisis faktor kondisi yang didapatkan dari data panjang bobot ikan
nilem – 0,63, nilai faktor kondisi ikan nila 1,05, nilai faktor kondisi ikan lele 3,29.
Nilai faktor kondisi yang tertinggi dari ikan lele. Nilai faktor kondisi yang berbeda
Masriwaty (2002), bahwa faktor kondisi dari suatu jenis ikan tidak tetap sifatnya.
Apabila dalam suatu perairan terjadi perubahan yang mendadak terhadap kondisi
ikan maka dapat mempengaruhi faktor kondisi ikan tersebut. Bila kondisinya
kurang baik, mungkin disebabkan populasi ikan terlalu padat, maka kemungkinan
mendapat asupan makanan. Perbedaan nilai faktor kondisi dapat dipengaruhi oleh
makanan dan tingkah laku. Faktor kondisi merupakan suatu cara untuk mengetahui
mengindikasikan bahwa contoh ikan yang diobservasi berada dalam kondisi yang
baik dan dapat digunakan untuk konsumsi. Menurut Olurin (2006), jenis kelamin,
5.1 Kesimpulan
kelompok 3 dan 4 yaitu bersifat allometrik negatif. Pertumbuhan pada ikan lele
pertambahan berat lebih cepat daripada pertambahan panjang ikan. Faktor kondisi
yang didapatkan dari data panjang bobot ikan nilem – 0,63, nilai faktor kondisi
5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan dalam praktikum kali ini yaitu sebaiknya asisten
praktikum dapat lebih mempersiapkan segala sesuatunya mulai dari alat dan bahan
Agustiari, M. A., Suradi, W. S., Anhar, S. 2017. Beberapa Aspek Biologi Ikan Swanggi
Asmawi. 1983. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Jakarta : Agromedia Pustaka
Djunaedi, A., Retno, H., Rudhi, P., Sri, R. 2016. Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis
niloticus) di Tambak dengan Pemberian Ransum Pakan dan Padat Penebaran yang
Effendi. M.I. 1997. Metode Biologi Perikanan. Bogor: Yayasan Dewi Sri.
Febrianti, A., T. Efrizal., & Z. Andi. 2013. Kajian Kondisi Ikan Selar (Selaroides
Pinang. Riau: Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan Universitas Maritime Raja
Ali Haji.
Sumatera Utara.
Masriwaty. 2002. Hubungan Panjang Bobot, Faktor Kondisi dan Kebiasaan Makan
Nurhayati., Fauziyah., & Siti, M.B. 2016. Hubungan Panjang Berat dan Pola
Nuryanto. 2001. Morfologi, Kariotip dan Pola Protein Ikan Nilem Dari Sungai Cikawung
Olurin, K. B., & O. A. Aderibigbe. 2006. Length weight relationship and condition
Zoology.1(2)PP:82-85.
Kebudayaan .
Saanin. H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Bandung: Bina Cipta.
Vanichkul & Hongskul. 1966. Hubungan Panjang Berat dan Faktor Kondisi Ikan Lemuru.
Tabel 1. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
nilem (Osteochilus vittatus)
Ikan L (cm) Log L W (gram) Log W Log L x Log W (Log L)^2
Ke-
Tabel 2. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
nila (Osteochilus vittatus)
Ikan L (cm) Log L W (gram) Log W Log L x Log W (Log L)^2
Ke-
Tabel 3. Hasil Perhitungan Secara Langsung Pengukuran Panjang dan Berat Ikan
lele (Clarias batracus)
Ikan L Log L W Log W Log L x Log (Log L)²
ke W
1 9,3 0,96 5,16 0,71 0,69 0,93
2 10 1 5,88 0,76 0,76 1
3 8,5 0,92 4,01 0,60 0,56 0,86
4 10,5 1,02 7,35 0,86 0,88 1,04
5 8,7 0,93 4,24 0,62 0,58 0,88
6 8 0,90 4,41 0,64 0,58 0,81
7 10,6 1,02 7,11 0,85 0,87 1,05
8 9,5 0,97 4,56 0,65 0,64 0,95
9 9,5 0,97 5,4 0,73 0,71 0,95
10 9,3 0,96 4,73 0,67 0,65 0,93
11 10,7 1,02 6,29 0,79 0,82 1,05
12 9,7 0,98 5,16 0,71 0,70 0,97
13 9,3 0,96 4,96 0,69 0,67 0,93
14 9,2 0,96 5,33 0,72 0,70 0,92
15 10,9 1,03 7,7 0,88 0,91 1,07
16 11 1,04 8,05 0,90 0,94 1,08
17 9,3 0,96 4,76 0,67 0,65 0,93
18 10,1 1,00 6,13 0,78 0,79 1,00
19 9,3 0,96 4,51 0,65 0,63 0,93
20 10,8 1,03 7,33 0,86 0,89 1,06
21 10,8 1,03 6,78 0,83 0,85 1,06
22 9,4 0,97 4,98 0,69 0,67 0,94
23 9,9 0,99 6,31 0,80 0,79 0,99
24 11,1 1,04 7,94 0,89 0,94 1,09
25 9 0,95 4,51 0,65 0,62 0,91
26 9,7 0,98 4,5 0,65 0,64 0,97
27 10 1 5,94 0,77 0,77 1
28 9 0,95 4,47 0,65 0,62 0,91
29 9,4 0,97 4,7 0,67 0,65 0,94
30 11,5 1,06 8,66 0,93 0,99 1,12
31 9,6 0,98 5,2 0,71 0,70 0,96
32 9,3 0,96 4,83 0,68 0,66 0,93
33 9,9 0,99 6,4 0,80 0,80 0,99
34 9 0,95 4,48 0,65 0,62 0,91
35 9,6 0,98 5,16 0,71 0,70 0,96
36 9,1 0,95 5,16 0,71 0,68 0,91
37 9 0,95 4,99 0,69 0,66 0,91
38 10,4 1,01 6,88 0,83 0,85 1,03
39 8,7 0,93 4,43 0,64 0,60 0,88
40 11 1,04 7,88 0,89 0,93 1,08
41 9 0,95 4,59 0,66 0,63 0,91
42 9,8 0,99 5,82 0,76 0,75 0,98
43 8,7 0,93 4,55 0,65 0,61 0,88
44 8,7 0,93 4,13 0,61 0,57 0,88
45 9 0,95 4,56 0,65 0,62 0,91
46 9,3 0,96 4,69 0,67 0,65 0,93
47 9,9 0,99 6,06 0,78 0,77 0,99
48 9 0,95 5,11 0,70 0,67 0,91
49 10,3 1,01 6,52 0,81 0,82 1,02
50 9,7 0,98 5,78 0,76 0,75 0,97
51 8 0,90 4,77 0,67 0,61 0,81
52 9 0,95 5,06 0,70 0,67 0,91
53 11,5 1,06 9,63 0,98 1,04 1,12
54 9,5 0,97 6,35 0,80 0,78 0,95
55 9,5 0,97 5,74 0,75 0,74 0,95
56 9,5 0,97 6,76 0,82 0,81 0,95
57 11 1,04 8,84 0,94 0,98 1,08
58 10,3 1,01 7,67 0,88 0,89 1,02
59 10,8 1,03 6,66 0,82 0,85 1,06
60 10 1 8,44 0,92 0,92 1
61 9,5 0,97 7,32 0,86 0,84 0,95
62 9 0,95 4,62 0,66 0,63 0,91
63 11 1,04 8,41 0,92 0,96 1,08
64 9,5 0,97 5,52 0,74 0,72 0,95
65 10 1 6,53 0,81 0,81 1
66 10,7 1,02 7,18 0,85 0,88 1,05
67 9,4 0,97 5,13 0,71 0,69 0,94
68 9,8 0,99 6,07 0,78 0,77 0,98
69 10 1 6,37 0,80 0,80 1
70 9 0,95 5,17 0,71 0,68 0,91
71 9,5 0,97 5,95 0,77 0,75 0,95
72 9,5 0,97 5,42 0,73 0,71 0,95
73 9,5 0,97 5,26 0,72 0,70 0,95
74 9,5 0,97 5,85 0,76 0,75 0,95
75 9,9 0,99 4,7 0,67 0,66 0,99
76 10,2 1,00 6,89 0,83 0,84 1,01
77 10,7 1,02 5 0,69 0,71 1,05
78 11 1,04 8,1 0,90 0,94 1,08
79 9,2 0,96 5,09 0,70 0,68 0,92
80 10,2 1,00 5,97 0,77 0,78 1,01
81 9,5 0,97 5,2 0,71 0,70 0,95
82 9,3 0,96 5,3 0,72 0,70 0,93
83 9,5 0,97 5,69 0,75 0,73 0,95
84 9,6 0,98 5,38 0,73 0,71 0,96
85 10 1 6,2 0,79 0,79 1
86 10 1 6,68 0,82 0,82 1
87 9 0,95 4,87 0,68 0,65 0,91
88 9,4 0,97 4,73 0,67 0,65 0,94
89 9,4 0,97 5,9 0,77 0,75 0,94
90 9,5 0,97 5,54 0,74 0,72 0,95
91 9 0,95 5,01 0,69 0,66 0,91
92 10,8 1,03 6,38 0,80 0,83 1,06
93 10,4 1,01 7,37 0,86 0,88 1,03
94 9,7 0,98 5,3 0,72 0,71 0,97
95 9,5 0,97 5,33 0,72 0,71 0,95
96 9,2 0,96 4,76 0,67 0,65 0,92
97 10 1 6,74 0,82 0,82 1
98 9,5 0,97 5,06 0,70 0,68 0,95
99 9,9 0,99 5,42 0,73 0,730795522 0,99
100 9,8 0,99 4,76 0,67 0,671661681 0,98
101 10 1 5,98 0,77 0,776701184 1
102 9,8 0,99 5,78 0,76 0,755242741 0,98
103 10,4 1,01 7,13 0,85 0,867620493 1,03
∑ 1002,4 101,66 600,06 77,95 77,17 100,45
Rata- 9,73 0,98 5,82 0,75 0,74 0,97
rata
Dokumentasi Kegiatan