Anda di halaman 1dari 14

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Biologi perikanan merupakan salah satu cabang ilmu biologi yang

mempelajari seluk beluk dan cara pertumbuhan ikan. Biologi perikanan itu sendiri

terbagi lagi menjadi dua bagian yakni biologi ikan dan dinamika populasi ikan.

Dinamika populasi ikan khusus mempelajari perubahan populasi ikan, tentang

bagaimana kecepatan populasi ikan tumbuh, mati dan memperbanyak keturunan.

Biologi perikanan yang perlu diperhatikan adalah keadaan hidrografik

menyangkut factor fisika, kimia dan biologi dalam wilayah perikanan tersebut

yang merupakan ilmu yang sangat penting dalam kegiatan pelestarian stok ikan

(Effendie, 2014).

Penentuan umur ikan merupakan sesuatu yang sangat penting terutama untuk

menunjang keperluan penelitian di bidang biologi perikanan. Data umur yang

dihubungkan dengan panjang dan berat ikan dapat memberikan informasi

mengenai komposisi populasi, umur ikan pada saat gonadnya masak pertama kali,

lama hidup mortalitas, pertumbuhan dan reproduksi (Kruse, 2014).

Di dalam setiap kehidupan, selalu mengalami siklus dalam kehidupannya atau

dapat dikatakan sebagai daur sirkulus dalam proses melangsungkan kehidupan.

Salah satunya kehidupan ikan juga mengalami daur hidup dalam kehidupan

populasi ikan dalam ekosistemnya. Biologi ikan khusus mempelajari tentang

kehidupan ikan-ikan yang berupa pertumbuhan ikan, tentang bagaimana ikan-ikan

dalam suatu populasi melakukan pemijahan, tumbuh dan makan (Heriyanto, 2014).
2

1.2. Tujuan

Tujuan dari Kegiatan praktikum ini, untuk mengetahui cara menentukan umur

pada ikan serta mengetahui umur suatu individu ikan yang hidup di perairan

terutama ikan sample yang diamati. Bahkan, mengetahui cara menentukan umur

ikan dengan menggunakan otolith dan dapat mengetahui tempat otolith terletak

serta cara pengambilannnya.

1.3. Manfaat

Manfaaat dari kegiatan praktikum ini adalah mengenal secara langsung

terhadap otolith ikan tambakan (H. temminckii). Bahkan, dapat mengetahui umur

dari suatu individu ikan dan mengetahui cara-cara penentuan umur ikan baik

secara langsung maupun tidak langsung.


3

II. TINJAUAN PUSTAKA

Ikan tambakan (H. temminckii) merupakan ikan air tawar yang bersifat

bentopelagik (hidup di antara permukaan dan wilayah dalam perairan). Wilayah

asli tempatnya tinggal umumnya adalah wilayah perairan tropis yang dangkal,

berarus tenang, dan banyak terdapat tanaman air. Umumnya di Indonesia ikan ini

memiliki nilai ekonomis penting dengan harga jual sekitar Rp. 12.000/kg (Prianto

dkk, 2009 dalam Tafrani, 2015).

Umur ikan adalah lama hidup suatu ikan mulai dari menetasnya telur

hingga dia dewasa. Ikan berumur panjang ada kecenderungan mempunyai tanda-

tanda umum sebagai berikut: secara phylogenetic termasuk ke dalam golongan

ikan primitif, pergerakannya lamban, sebagai penghuni dasar atau perairan

dangkal, mempunyai alat pernapasan tambahan, luwes terhadap perubahan

ekstrim zat asam, suhu dan salinitas. Dalam hal ini umur ikan sangat berpengaruh

dengan ukuran dari sisik pada ikan (Effendie, 2014).

Penentuan umur ikan merupakan sesuatu yang sangat penting terutama untuk

menunjang keperluan penelitian di bidang bniologi peikanan. Penentuan umur

suatu individu ikan dapat dilakukan melalui beberapa cara yaitu cara langsung,

cara ini hanya dapat dilakukan individu spesies ikan budidaya. Sedangkan, cara

tidak langsung yaitu pada individu spesies ikan yang masih hidup diperairan

alami. Namun, untuk penentuan umur ikan memperhatikan tanda-tanda tahunan

pada bagian tubuh yang keras ini selalu dilakukan pada daerah subtropics. Karena

ikan-ikan yang hidup di daerah subtropics sangat terpengaruh oleh suhu

lingkungannya, dimana pada musim dingin pertumbuhan ikan hamper terhenti


4

ataupun lambat sama sekali. Sehingga sangat mempengaruhi pertumbuhan pada

sisik, vertebrae, tulang overculum, duri sirip dan tulang otholit yang menyebabkan

terbentuk susunan sirkulasi yang sangat rapat dan akhirnya membentuk annulus

(Effendie, 2014).

Bagian-bagian tubuh yang keras untuk dapat dipedomani dalam pembacaan

umur individu ikan menurut (Lagler dalam Penuntun paraktikum biologi

perikanan, 2019) adalah:

 Sisik kunci
 Tulang vertebrae
 Tulang operculum
 Pangkal duri sirip dada
 Tulang otolith.

Salah satu cara untuk mengetahui umur spesies ikan dapat dilakukan dengan

pengamatan otolith ikan. Otolith adalah sebuah struktur tulang seperti pada telinga

bagian dalam ikan yang digunakan untuk keseimbangan. Karna otolith ikan bisa

berenang tegak. Selain itu, otolith dapat menentukan umur ikan dilihat dari jumlah

lingkaran seperti cincin hampir sama dengan untuk menentukan umur pada pohon

atau tanaman. Otolith akan lebih cepat tumbuh selama musim panas dan lebih

lambat di musim dingin (Kruse, 2014).

Salah satu cara untuk menentukan umur ikan bertulang sejati melalui analisis

bagian terkeras ikan, misalnya otolit, sisik, duri keras, atau tulang vertebra.

Analisis otolit untuk menentukan umur ikan dapat diterapkan terhadap ikan

bertulang sejati pada berbagai umur. Larva dan juwana sebagai tahapan awal

perkembangan hidup ikan menjadi aspek penting, karena terkait langsung dengan

pertumbuhan dan kelangsungan hidup pada tahapan selanjutnya. Umur ikan pada
5

stadia larva dan juwana dapat ditentukan lebih akurat melalui pengamatan jumlah

lingkaran harian pada otolit ikan (Habibie et al., 2015).

Meskipun pendugan umur ikan dewasa dengan pembacaan lingkaran yang

terdapat pada otolith sangat sulit dilakukan untuk ikan-ikan yang hidup di daerah

tropis, akan tetapi untuk stadia larva pendugaan umur dapat dilakukan dengan

pembacaan lingkaran harian yang terdapat pada otolith larva ikan. Pendugaan

umur larva ikan merupakan salah satu cara untuk mengetahui proses dan waktu

atau musim dari larva ikan masuk ke daerah asuhannya, lama menetap dan waktu

keluar dari daerah tersebut dalam siklus hidupnya. Selain itu melalui cara ini akan

didapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai upaya pengelolaan

sumberdaya perairan (Subiyanto et al., 2014).


6

III. METODE PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Biologi Perikanan dilaksanakan pada hari Rabu, 20 November

2019 pukul 08:00 WIB s/d selesai di Laboratorium Biologi Perairan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan UR.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah nampan, buku Penuntun

Praktikum Biologi Perikanan, serbet, tissue, objek glass, asahan, hot plat (setrika),

mikroskop dan alat-alat tulis. Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum

kali ini adalah crystal bond, aquades, otolith dari ikan tambakan (H. temminckii).

3.3 Metode Praktikum

Metode pada praktikum ini adalah metode pengamatan langsung terhadap

sampel yang sudah dipersiapkan sebelum praktikum. Pengamatan dilakukan

dengan menggunakan mikroskop dengan berbagai perlakuan sebelumnya.

3.4. Prosedur Praktikum

Pertama, ambil sepotong crystal bond dan letakkan pada bagian tengah dari

objek glass. Objek glass dipanaskan dengan menggunakan hot plat, pada

praktikum kali ini hot plat menggunakan setrika, objek glass dipanaskan dengan

suhu sekitar 80°C sampai crystal bond meleleh. Otolith diletakkan pada crystal

bond yang meleleh secara horizontal dan kemudian cyrstal bond direndam pada

aquades sampai mendingin dan mengeras. Asahan diletakkan pada nampan yang

telah diisi penuh aquades. Kemudian otolith yang telah mendingin dan mengeras

diatas crystal bond diasah secara horizontal diatas batu asahan halus.
7

Setelah lingkaran nampak jelas bila diamati dibawah mikroskop, objek glass

dipanaskan kembali sampai crystal bond meleleh. Lelehan crystal bond ini

digunakan untuk menutupi otolith yang telah diasah. Selanjutnya sampel diamati

dibawah mikroskop dan diamati garis-garis yang terdapat pada otolith.


8

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Otolith ikan tambakan (H. temminckii) yang telah diasah dan nampak jelas

lingkarannya, diamati di bawah mikroskop. Maka akan terlihat susunan-susunan

circuli yaitu yang berupa seperti susunan-susunan garis dan inti otolith seperti

pada gambar di bawah.

Gambar 1. Otolith yang diamati dibawah mikroskop

4.2 Pembahasan

Otolith adalah unit mikrostruktur yang digunakan untuk menghitung umur

ikan terdiri dari lapisan-lapisan Kristal kalsium karbonat yang mengendap secara

periodic pada matriks organik. Fungsi otolith sebagai alat penyeimbang dan alat

pendengar. Dari hasil praktikum, didapat lah lingkaran gelap yang terlalu banyak

pada ikan menandakan ikan tersebut sedang mengalami stress, karena otolith yang

dipakai bersumber dari ikan betina yang memungkinkan pada saat kehamilan ikan

mengalami stress. Dan juga menandakan perairan tempat ikan berada tercemar

atau mengalami gangguan. Sedangkan, terbentuknya lingkaran pertumbuhan

gelap yang jauuh dari inti menggambarkan bahwa pada masa awal
9

perkembangannya ikan tumbuh dengan cepat, tetapi pada suatu waktu ikan

mengalami tekanan yang menyebabkan pertumbuhan terganggu. Seperti menurut

(Kruse, 2014) Otolith akan lebih cepat tumbuh selama musim panas dan lebih

lambat di musim dingin. Berarti kondisi lingkungan sangat berpengaruh terhadap

otolith ikan.
10

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat di tarik dari praktikum kali ini adalah penentuan

umur pada individu ikan dapat dilakukan dengan mengamati tanda-tanda umur

harian pada tulang otolith. Selain itu juga dapat diketahui dengan mengamati sisik

kunci, tulang vertebrae, tulang operculum dan pada pangkal duri sirip dada.

Penentuan umur dengan otolith dapat dipengaruhi oleh faktor lingkungan ataupun

oleh faktor internal yang terdapat pada individu atau pada spesies ikan tersebut.

5.2. Saran

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang sudah maju

dan modren diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan

praktikum ini lebih ditingkatkan lagi sehingga memudakan dalam objek yang

akan kita teliti. Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan sudah

menguasai dan memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk

melakukan praktikum tersebut.


11

DAFTAR PUSTAKA

Putra, Ridwan Manda. 2019.Penuntun Praktikum Biologi Perikanan Fakultas


Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. Pekanbaru.
Effendie. M.I. 2015. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri. Bogor.
Habibie, Djumanto. 2015. Penggunaan Otolith Untuk Penentuan Umur dan Waktu
Pemijahan Ikan Red Devil. 15(2):87-98. UGM.
Subiyanto. 2014. Intelligent Photovoltaic Maximum Power Point Tracking
Controller For Energy Enhancement in Renewable Energy System.
Selangor. UKM.
Tafrani. 2015. Makanan dan Reproduksi Ikan Tambakan. Fakultas Perikanan IPB.
Bogor. Sekripsi.
Heriyanto, T. 2014. Fekunditas dan Diameter Telur. Diakses pada
http://scribd.com [26 November 2019].
Kruse, C. G. et al., 2014. Comparison Of Otolith and Scale Age Characteristic For
Black Crappies From South Dakota Waters. North American Journal Of
Fisheries Management, 13:856-858. Department Of Wildlife and Fisheries
Sciences. South Dakota State University, Brookings, South Dakota 57007,
USA.
12

LAMPIRAN
13

Lampiran 1. Alat dan Bahan

objek glass mikroskop

nampan otolith

Batu asah
14

Lampiran 2. Hasil Praktikum

Anda mungkin juga menyukai