Anda di halaman 1dari 32

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Indonesia adalah negara lautan atau lazim disebut negara Maritim. Lautnya
merupakan sumber kekayaan alam yang melimpah dengan ikan yang beraneka ragam. Ikan
adalah bahan makanan dengan kandungan gizi yang tinggi dan kaya akan protein, dan juga
merupakan penghasilan pokok bagi rakyat Indonesia khususnya yang berdiam dipantai.
Karena banyaknya jenis-jenis Ikan diperairan Indonesia, baik laut maupun tawar,
maka diperlukan pengidentifikasian dan pengklasifikasian Ikan-ikan tersebut agar mudah
dikenali dan mudah dipelajari. Para ahli mengklasifikasikan dan mengidentifikasikan Ikan-
ikan tersebut berdasrkan adanya persamaan dan perbedaan yang dimiliki oleh Ikan tersebut.
Ikan adalah hewan vertebrata yang hidup di air, bernafas dengan insang, bergerak
dengan sirip, bersifat poikiloterm dan memiliki linnea lateralis.Pada bagian morfologi ikan,
dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan langsung bagian-bagian tubuhnya.Ditinjau
dari morfologinya, tubuh ikan dibagi atas tiga bagian, yakni kepala (caput), badan (truncus)
dan ekor (caudal).Bagian kepala yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga
ujung operkulum (tutup insang) paling belakang. Perbedaan bentuk tubuh ini pada
umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat dan cara hidupnya
Pengetahuan tentang pengenalan ikan merupakan salah satu aspek yang sangat
penting dalam Ikhtiologi khususnya dalam kegiatan melaksanakan identifikasi, sehingga
berdasarkan data yang telah diuraikan dapat dengan mudah mengelompokkan jenis-jenis
ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun pada ikan yang berlainan jenis maupun
golongan. Pengenalan tehadap ikan-ikan dapat juga dilihat pada morfometrik tubuh ikan.
Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk luar suatu organisme. Bentuk luar
merupakan salah satu ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari organisme.
Bentuk luar ikan seringkalimengalami perubahan sejak ikan itu lahir hingga ikan itu mati
tua. Perubahan bentuk ini ada yang sangat mencolok dan ada yang tidak. Secara garis besar
bentuk tubuh ikan terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kepala, badan, dan ekor. Susanto
(1994), menyatakan bahwa ikan apabila ditinjau dari morfologinya dapat dibagi menjadi
tujuh bagian yaitu bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, sungut, sisik, dan ciri-
ciri lainnya. Sedangkan bagian tubuh lainnya, ikan dapat dibagi tiga bagian yaitu kepala

Laporan Praktikum Ikhtiologi 1


(caput), badan (truncus), dan ekor (caudal) (Enmygolan, 2010). Tidak swmua spesies ikan
memiliki bentuk bagian-bagian tubuh yang sama. Masing-masing memiliki kekhususan
tertentu yang menjadi ciri khas identitasnya. Dengan mengetahui karakteristik
morfologinya maka dapat digunakan untuk menentukan penggolongan ikan.
Setiap ikan mempunyai ukuran yang berbeda-beda, tergantung pada umur, jenis
kelamin, dan keadaan lingkungan hidupnya. Morfometrik adalah ukuran bagian-bagian
tertentu dari struktur tubuh ikan (measuring methods). Ukuran ikan adalah jarak antara satu
bagian tubuh kebagian tubuh yang lain. Karakter morfometrik yang sering digunakan untuk
diukur antara lain panjang total, panjang baku, panjang cagak, tinggi dan lebar badan,
tinggi dan panjang sirip, dan diameter mata (Hubbs dan Lagler, 1958; Parin, 1999). Satuan
ukuran yang umum digunakan adalah sentimeter (cm) atau milimeter (mm) yang
menunjukkan ukuran mutlak. Ukuran yang digunakan untuk identifikasi hanyalah
merupakan ukuran perbandingan.
Bebeda dengan karakter morfometrik yang menekankan pada pengukuran bagian-
bagian tertentu tubuh ikan, karakter meristik berkaitan dengan perhitungan jumlah bagaian-
bagian tubuh ikan (counting methods). Variabel yang termasuk dalam karakter meristik
antara lain jumlah jari-jari sirip, jumlah sisik, jumlah gigi, jumlah tapis insang, jumlah
kelenjar buntu (pyloric caeca), jumlah vertebrata, dN jumlah gelembung tenang (Hubbs dan
Lagler, 1958; Parin, 1999)
Anatomi merupakan cabang biologi yang mempelajari organ-organ dalam suatu
organisme. Pengetahuan tentang anatomi suatu jenis ikan merupakan suatu hal yang sering
sekali terutama sebagai dasar dalam mempelajari penyakit dan parasit, jaringan tubuh,
sistematika dan sebagainya. Bentuk dan letak setiap organ dalam antara satu spesies ikan
dapat saja berbeda dengan spesies ikan lainnya. Hal ini disebabkan adanya perbedaan
bentuk tubuh, pola adaptasi spesies ikan tersebut terhadap lingkungan tempat mereka
hidup, atau stadia dalam hidup spesies tersebut. Organ-organ yang terdapat pada tubuh ikan
antara lain: otak, insang, jantung, hati, kantung empedu, alat pencernaan makanan
lambung, usus dan lain-lain), limpa, gonad, gelembung renang dan sebagainya.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 2


1.2 Maksud dan tujuan
1.2.1 Maksud
kita dapat mengenal morfologi, morfometrik dan meristik, serta anatomi dalam
(internal) ikan yang berbeda. Sehingga diharapkan mahasiswa dapat mengenal morfologi
ikan-ikan dari spesies yang berbeda namun masih tergolong ke dalam satu famili karena
adanya kemiripan pada bentuk tubuhnya.
1.2.2 Tujuan
Untuk mengenal bentuk luar ikan, sehingga dapat membuat deskripsi tentang suatu
jenis ikan.
Untuk memberikan pemahaman dan keterampilan kepada praktikan terhadap
morfometrik dan meristik yang digunakan untuk proses identifikasi.
Untuk mengetahui bentuk serta letak organ-organ dalam pada tubuh ikan.

1.3 Waktu dan tempat


Praktikum pertama dilaksanakan pada hari sabtu, 11 April 2015 pada pukul 13.00 wib yang
bertempat di Laboratorium Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi. Praktikum kedua
dilaksanakan pada hari sabtu, 18 April 2015 pada pukul 13.00 wib yang bertempat di
Laboratorium Universitas 17 Agustus 1945 Banyuwangi.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 3


BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu Agnatha (Ikan
yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang memiliki rahang). Kedua group ikan
tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes,
dan Osteichthyes (Buku Penuntun Praktikum Ikthiologi, 2012).
Ilmu pengetahuan tentang ikan dimunculkan oleh rasa ingin tahu manusia dan
kebutuhan akan data base ikan bagi kepentingan perdagangan, industri maupun pariwisata. Ikan
telah mampu bertahan hidup seiring dengan perkembangan variasi dari tempat hidupnya. Mereka
hidup di air tawar yang bersih sampai pada air yang bersalinitas lebih tinggi pada air
laut. Mereka ada dalam air gunung yang mengalir deras, di dalam air yang sunyi dan gelap dan
tidak terdapat hewan vertebrata lainnya dan di lautan luas. Bagi ikan, air adalah media
komunikasi mereka, tempat beranak dan bertelur, tempat tidur, tempat bermain, toilet, panggung
kehidupan dan kuburan bagi mereka (Rajabnadia, 2009).
Secara garis besar ikan-ikan yang terdapat dialam terbagi atas dua grup yaitu aganatha
(ikan yang tidak berahang) dan gnathostomata (ikan yang memiliki rahang). Grup ikan tersebut
dibagi kedalam tiga kelas, yakni kelas cephalospidomophi, kelas condrichthyes dan kelas
osteichthyes ( Manda, 2013).
Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk luar ikan yang
merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam mempelajari jenis-jenis
ikan.Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat ikan tersebut di perairan.(Wahyuningsih
dan barus, 2006).
Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke
titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur mulai dari bagian terdepan
moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung ekor. Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian
terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor
bukan berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke sirip
ekor.Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxilla) hingga
bagian terbelakang operculum atau membran operculum (Jeffri, 2010).
Rangka ikan berfungsi untuk menegakkan tubuh, menunjang atau atau menyokong
organ-organ tubuh.Secara tidak langsung rangka menentukan bentuk tubuh ikan yang beraneka

Laporan Praktikum Ikhtiologi 4


ragam.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tulang-tulang yang membentuk sistem rangka
berkaitan dengan terhadap lingkungannya secara terus menerus (Rahardjo.dkk, 2011).
Sehubungan dengan bervariasinya integumen pada vertebrata khusunya ikan, maka
fungsinya pun bermacam-macam pula, antara lain: pelindung terhadap gangguan mekanis, fisis,
organis atau penyesuaian diri terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kehidupannya,
termasuk pelindung terhadap hewan lain yang merupakan musuhnya; kulit juga digunakan
sebagai alat ekskresi dan osmoregulasi dan sebagai alat pernapasan pada beberapa jenis ikan
tertentu (Burhanuddin, 2008)
Menurut Anonim1 (2012) morfometri adalah suatu studi yang bersangkutan dengan
variasi dan perubahan dalam bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme, meliputi pengukuran
panjang dan analisis kerangka suatu organisme.
Anonim2 (2012) menerangkan bahwa morfometri merupakan pengukuran ikan dan
bagian-bagian tertentu yang dapat menjadi karakter taksonomi. Karena ukuran ikan berbeda-
beda akibat pengaruh umur dan lingkungannya, maka tidak mungkin memberikan ukuran untuk
identifikasi secara mutlak. Pada umumnya, yang digunakan untuk identifikasi adalah ukuran
perbandingan yang diolah dari hasil pengukuran secara langsung.
Morfologi luar tubuh ikan terdiri dari bentuk sisik, bentuk sirip punggung, bentuk sirip
ekor, bentuk tubuh, warna tubuh, dan ukuran tubuh ikan. Ukuran mulut ikan dapat memberikan
petunjuk terhadap kebiasaan makan bila dikaitkan dengan ukuran dan tempat gigi berada. Bentuk
mulut ikan seperti tabung, panjang, dan melengkung (Wahyuni, 2007).
Pengukuran morfometrik merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik
lain tanpa melalui lengkungan badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang
standar, panjang moncong atau bibir, panjang sirip punggung atau tinggi badan atau ekor
(Rajabnadia, 2009).
Menurut Yusnaini, dkk (2010) mengemukakan bahwa pengukuran mofometrik
merupakan pengukuran yang diambil dari satu titik ke titik yang lain tanpa melalui lengkungan
badan. Metode pengukuran standar ikan antara lain panjang standar, moncong/bibir, sirip
punggung atau tinggi badan dan ekor. Ikan bertulang belakang memiliki beraneka ragam
karakteristik tubuh sehingga bentuk badan dan ukuran berbeda

Laporan Praktikum Ikhtiologi 5


2.1 ikan tongkol (Auxis Rochei-Bullet tuna)
Tongkol lisong atau lisong (Auxis rochei) adalah sejenis ikan laut anggota suku
Scombridae. Ikan yang tergolong dalam kelompok tuna ini menyebar luas di perairan tropika.
Dalam bahasa Inggris, lisong dikenal sebagai Bullet tuna atau Bullet mackerel, merujuk pada
bentuk tubuhnya yang serupa peluru atau torpedo.
Tuna yang berukuran kecil; panjang maksimum sekitar 40 cm FL (fork length),
namun umumnya hanya sekitar 35 cm. Gigi-gigi kecil dan mengerucut, berada dalam satu
baris. Tubuh bulat torak, memanjang, meruncing di moncong dan pangkal ekor, kokoh
padat. Telanjang, tanpa sisik, kecuali di wilayah corselet di tengah sisi tubuh, di mana
terdapat 6 deret sisik atau lebih di bawah awal sirip punggung kedua. Punggung berwarna
kebiruan, beralih menjadi ungu pekat atau nyaris hitam di kepala; dengan pola coret-coret
miring agak lebar di wilayah tak bersisik di atas corselet; perut berwarna putih, sirip-sirip
dada dan perut ungu di luar, hitam di sisi dalam (Carpenter, Kent E dan Volker H, 2001).
Sisir saring biasanya berjumlah 43-48 pada lengkung insang yang pertama. Sirip
punggung pertama dengan X hingga XII jari-jari keras (duri), terpisahkan dari sirip
punggung kedua oleh suatu celah lebar (sekurang-kurangnya selebar pangkal sirip
punggung yang pertama); sirip punggung kedua diikuti oleh 8 buah sirip-sirip kecil (finlet),
dan sirip dubur diikuti 7 buah finlet. Sirip dada pendek, ujungnya tidak mencapai garis
vertikal maya sejajar batas anterior wilayah tak bersisik di atas corselet. Terdapat suatu
tonjolan (flaps) berujung tunggal di antara kedua sirip perut. Sebuah lunas yang besar dan
kuat, diapit oleh dua lunas yang lebih kecil, terdapat di masing-masing sisi di pangkal sirip
ekor (Carpenter, Kent E dan Volker H, 2001).

2.2 ikan putian (Black-Crested trevally)


Ikan yang bertubuh kecil, mencapai panjang tubuh maksimal 22 cm, namun
umumnya kurang dari 15 cm (Ranier Froese dan Daniel Pauly, 2012).
Bentuk jorong memanjang dan pipih tegak; kurang lebih simetris pada lengkung
punggung dan perutnya. Garis tengah mata sebanding atau lebih pendek daripada panjang
moncong, dengan pelupuk mata berlemak setengah penuh pada separuh bagian belakang
mata. Rahang atas tak bergigi, dan rahang bawah dengan sederet gigi kecil-kecil. Sisir
saring insang pada lengkung insang yang pertama berjumlah 10-14 buah pada lengan

Laporan Praktikum Ikhtiologi 6


(bagian) sebelah atas, dan 27-32 pada lengan bawah. Cleithrum (gelangan bahu) halus pada
tepiannya, tanpa tonjolan-tonjolan (Carpenter dan Volker H. Niem, 2001).
Sirip punggung bagian depan dengan VIII jari-jari keras (duri); dan sirip punggung
kedua dengan I duri dan 21-23 jari-jari lunak. Sisik-sisik pada gurat sisi menonjol, berderet
melengkung di bagian depan dan lurus mendatar di bagian belakang tubuh; bagian datar
dengan 13-25 sisik kecil-kecil diikuti oleh 24-29 sisik besar; kelokan dari bagian lengkung
ke datar terletak kurang-lebih di bawah jari-jari lunak ke-10 hingga ke-12 sirip punggung
kedua. Ikan ini memiliki 24 ruas tulang belakang (Carpenter dan Volker H. Niem, 2001).
Punggung biru metalik, dengan suatu pita kuning terang yang lebar berjalan dari sisi
atas mata ke belakang tubuh hingga ke batang ekor. Sebuah noktah hitam besar menonjol
di bagian atas tutup insang, dekat bahu. Sisi tubuh dan perut keperakan. Sirip-sirip
punggung, sirip dubur, dan sirip ekor kuning pucat atau kuning kelabu; sirip perut putih
(Carpenter dan Volker H. Niem, 2001).

2.3 Ikan Pari (Southern Stingray-Dasyatus Americana)


Ikan pari (rays) termasuk ke dalam sub kelas elasmobrancii (ikan bertulang rawan).
Ikan ini dikenal sebagai ikan batoid, yaitu sekelompok ikan bertulang rawan yang
mempunyai ekor seperti cambuk. Ikan ini diperkirakan memiliki lebih dari 300 spesies dan
bersifat kosmopolitan di laut (Bond 1979). Distribusi geografis ikan pari sangat luas. Ikan
pari ditemukan di perairan tropis, subtropis (beriklim sedang), dan perairan antartika yang
dingin.
Berikut klasifikasi ikan pari Dasyatis sp.
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Chondrichthyes
Subkelas : Elasmobranchii
Ordo : Myliobatiformes
Famili : Dasyatidae
Genus : Dasyatis

Laporan Praktikum Ikhtiologi 7


Ikan yang relatif lebih datar dibandingkan hiu ini, mempunyai bentuk tubuh gepeng
melebar (depressed). Sepasang sirip dada (pectoral fins) yang melebar dan menyatu dengan
sisi kiri-kanan kepalanya, membuat tampak atas dan tampak bawah ikan ini terlihat bundar
atau oval. Lebar ukuran tubuh ini umumnya dijadikan sebagai acuan untuk melihat pola
pertumbuhan dan ukuran saat kematangan gonad (Schwartz 2007; Henningsen & Leaf
2010). Ikan pari umumnya mempunyai ekor yang sangat berkembang, berukuran panjang
dan menyerupai cemeti. Berikut pada gambar 1 dan 2 disajikan morfologi ikan pari
Dasyatis sp.
Ikan pari memiliki celah insang, mulut, anus, serta klasper yang terletak disisi
ventral kepala. Bentuk ekor seperti cambuk pada beberapa spesies dengan sebuah atau
lebih duri tajam di bagian ventral dan dorsal. Ekor ikan pari pada beberapa spesies
dilengkapi duri penyengat yang mengandung racun sehingga disebut stingrays. Mata ikan
pari umumnya terletak pada kepala bagian samping. Posisi dan bentuk mulutnya terminal.
Alat pernapasan berupa celah insang (gill openings atau gill slits), berjumlah 5-6 pasang.
Posisi celah insang berada di dekat mulut pada bagian ventral.
Ukuran ikan pari dewasa bervariasi. Ikan pari yang berukuran relatif kecil memiliki
panjang 10 cm dan lebar 5 cm. Ikan pari terbesar, dikenal juga pari manta, berukuran
panjang 700 cm, lebar 610 cm, dan berat 1-3 ton (Bond 1979).

2.4 Belut Sawah (Strophidon Sp. A-Robust Longtail Moray)


Klasifikasi belut adalah sebagai berikut:
Kelas : Pisces
Subkelas : Teleostei
Ordo : Synbranchoidae
Famili : Synbranchidae
Genus : Synbranchus
Species :Synbranchus bengalensis Mc clell (jenis rawa); Monopterus albus
Zuieuw (jenis sawah); Macrotema caligans Cant (jenis kali/laut).
Belut mempunyai ciri-ciri badan bulat panjang seperti ular tetapi tidak bersisik, dan
kulitnya licin mengeluarkan lendir. Matanya kecil hampir tertutup oleh kulit. Giginya juga
kecil runcing berbentuk kerucut dan bibir berupa lipatan kulit yang lebar di sekeliling

Laporan Praktikum Ikhtiologi 8


mulutnya. Belut mempunyai sirip punggung, sirip dubur, dan sirip ekor yang sangat kecil,
sehingga hampir tidak terlihat oleh mata (Mitra, 2010).
Ukuran tubuh bervariasi, kebanyakan tidak suka berenang dan lebih suka
bersembunyi di dalam lumpur. Semua jenis ikan ini adalah pemangsa. Biasanya memangsa
hewan-hewan kecil di rawa atau sungai, seperti ikan, katak, serangga, serta krustasea kecil
(Mitra, 2010).

2.5 Ikan buntal (Lagocephalus Sceleratus-Silver puffer)


Ikan Buntal adalah sebuah famili dari ikan muara dan laut yang berasal dari ordo
Tetraodontiformes. Secara morfologi, ikan-ikan serupa yang termasuk dalam famili ini
serupa dengan ikan landak yang memiliki tulang belakang luas yang besar (tidak seperti
tulang belakang Tetraodontidae yang lebih tipis, tersembunyi, dan dapat terlihat ketika ikan
ini menggembungkan diri). Nama ilmiah ini merujuk pada empat gigi besar yang terpasang
pada rahang atas dan bawah yang digunakan untuk menghancurkan cangkang krustasea dan
moluska, mangsa alami mereka.
Ikan buntal secara umum dipercayai sebagai vertebrata paling beracun kedua di
dunia setelah Katak Racun Emas. Organ-organ dalam seperti hati dan kadang kulit mereka
sangat beracun bagi sejumlah hewan jika dimakan, namun daging beberapa spesies ikan ini
dijadikan sebagai makanan di Jepang (disebut fugu), Korea (disebut bok), dan Cina (disebut
he2 tun2) dan disiapkan oleh juru masak yang tahu bagian tubuh mana yang aman dimakan
dan seberapa banyak kadarnya.
Tetraodontidae terdiri dari sedikitnya 121 spesies ikan buntal yang terbagi dalam 20
genera. Ikan ini banyak ragamnya di perairan tropis dan tidak umum dalam di perairan
zona sedang dan tidak ada di perairan dingin. Mereka memiliki ukuran kecil hingga sedang,
meski beberapa spesies memiliki panjang lebih dari 100 centimeter (Pauli, 2007).

2.6 Ikan Lele Dumbo (clarias Sp.-Clarias gariepinus)


Ciri khusus Lele Dumbo adalah bentuk badan memanjang, mulut lebar, jumlah
sungut delapan, lima buah sirip dan patil atau taji yang tidak beracun. Menurut Saanin
dalam La Cepde ( 1803 ), klasifikasi ikan Lele dumbo sebagai berikut:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 9


Kindom : Animalia
Fillum : Chordata
Sub Fillum : Vertebrata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Siluriformes
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias gariepinus
Sejak tahun 1986 telah diimpor jenis lele baru dari Taiwan. Lele ini kemudian
diperoleh dengan sebutan Lele Dumbo atau bahasa ilmiahnya disebut Clarias fuscus.
Menurut keterangan importirnya, lele dumbo merupakan hasil kawin silang antara betina
lele Clarias fuscus yang asli taiwan dengan pejantan Clarias mossambicus ( dengan nama
sinonim Clarias gariepinus ) yang berasal dari Afrika dan pertumbuhannya tergolong cepat
(Djatmiko, 1986).

2.7 Ikan Kacangan (Tylosurus Crocodilus-Hound)


Kacangan adalah ikan yg memiliki ordo Synentognathi, Family Belonidae, Genus :
Tylosurus, merupakan jenis ikan yang sudah biasa dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Banyak sebutan untuk ikan ini, salah satunya yaitu Ikan Cucut. Rasa yang enak dan dengan
kandungan gizi yang tinggi membuat masyarakat menggemarinya.
Badan sangat panjang, gilig. Kedua rahang tumbuh sangat panjang, menyerupai
paruh. Mulut lebar. Pada kedua rahangnya terdapat gigi-gigi taring, lancip-lancip,
mengarah ke belakang. Garis rusut bersisik 195-200. Sirip punggung berjari-jari lemah 22-
23, sedang sirip duburnya 19-21. Termasuk ikan buas, predator, makanannya ikan kecil,
hidup di lapisan permukaan menyendiri, solitaire. Dapat mencapai panjang 100 cm. Warna
biru kehijauan bagian atas, putih bagian bawah, dengan garis putih perak di tengah-
tengahnya. Bagian atas sirip punggung gelap dengan sedikit kekuningan pada bagian
bawahnya demikian pula ujung sirip ekor dan sirip dada. Pada ikan yang baru saja mati
terdapat bintik-bintik hitam pada bagian tengah badan membujur ke belakang sampai badan
ekor.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 10


Karena termasuk ikan laut, Ikan Kacangan biasanya minum banyak serta
mengeluarkan urin sedikit dan kental, hal ini dilakukan agar kandungan garam pada tubuh
ikan kacangan dapat terjaga dengan baik dan stabil. Ikan Kacangan mempunyai gurat sisi,
gurat sisi mempunyai fungsi untuk mengetahui tekanan dalam air.

2.8 Ikan Kacang-kacang (Trichiurus Acus-Agujan needlefish)


Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Super Class : Osteichthyes
Class : Actinopterygii
Ordo : Beloniformes
Familiy : Belonidae
Genus : Tylosurus
Species : Tylosurus crocodiles
Ikan Cendro (Tylosurus crocodilus) berbadan sangat panjang,gilik. Kedua rahang
tumbuh sangat panjang, menyerupai paruh. Mulut lebar. Pada kedua rahangnya terdapat
gigi-gigi taring, lancip, mengarah ke belakang. Garis rusuk bersisik 195-200 buah. Sirip
punggung berjari-jari lemah 22-23 lembar, sedang sirip duburnya 19-21 lembar.T ermasuk
ikan buas, predator, makanannya ikan kecil, hidup di lapisan permukaan
menyendiri/solitaire. Dapat mencapai panjang 100 cm. Warna biru kehijauan bagian atas,
putih bagian bawah, dengan garis putih perak ditengah-tengahnya. Bagian atas sirip
punggung gelap dengan sedikit kekuningan pada bagian bawahnya demikian pula ujung
sirip ekor dan sirip dada. Pada ikan yang baru saja mati terdapat bintik-bintik hitam pada
bagian tengah badan membujur ke belakang sampai badan ekor.

2.9 Ikan Mas


Ikan mas memiliki sifat yang sangat adaptif pada setiap lingkungan baru sehingga
ikan mas ini dengan ragam strain-nya tersebar luas berbagai daerah dan mancanegara.
Berdasarkan ilmu taksonomi hewan (merupakan sistem pengelompokan hewan
yang didasarkan pada bentuk tubuh dan sifat-sifat hewan tersebut) ikan mas dapat
diklasifikasikan dengan sistematika sebagai berikut:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 11


Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Superclass : Pisces
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Subordo : Cyprinoidea
Famili : Cyprinida
Ubfamily : Cyprinus
Species : Cyprinus carpio (Linne), Cyprinnus carpio,
Ciri-ciri morfologi adalah ciri-ciri yang menunjukkan bentuk dan struktur suatu organisme.
Umumnya, bentuk tubuh ikan mas agak memanjang dan sedikit memipih ke samping
(compressed).
Sebagian besar dari tubuh ikan mas tertutup oleh sisik kecuali beberapa strain yang
hanya mempunya sisik yang sedikit.
Moncongnya ada di ujung tengah atau terminal dan dapat disembulkan (protaktil).
Di bibirnya yang lunak ada dua pasang sungut (berbel) yang tidak bergerigi.
Di bagian dalam mulut ada gigi kerongkongan (pharynreal teeth) sebanyak 3 baris
geraham.
Sirip punggung ikan mas memanjang yang mana bagian permukaannya letaknya
berseberangan dengan permukaan sirip perut atau ventral.
Sirip punggung ikan mas (dorsal) berjari-jari keras dan bergerigi di bagian akhirnya.
Pada bagian belakan sirip dubur (anal) ikan mas ini juga berjari-jari keras dan pada
ujungnya bergerigi.
Sirip ekor ikan mas seperti cagak memanjang simetris sampai ke belakang tutup insang.
Sisik ikan mas relatif besar dengan tipe sisik lingkaran (cycloid) yang terletak
beraturan.
Garis rusuk atau gurat sisi (linea lateralis) ikan mas yang lengkap terletak di bagian
tengah tubuh yang posisinya melintang dari tutup insang hingga ke ujung belakang
pangkal ekornya.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 12


BAB 3 METODOLOGI

3.1 Alat dan Fungsi


Praktikum 1
Baki preparat/talenan berfungsi sebagai tempat diletaknya ikan supaya mudah diamati
jarum penusuk berfungsi sebagai penjepit bagian tubuh ikan
Kamera berfungsi untuk mengambil gambar
Pensil berfungsi untuk menulis hasil praktikum
Praktikum 2
Alat bedah berfungsi sebagai pembedah tubuh ikan
Baki preparat/talenan berfungsi untuk tempat dimana ikan diletakkan untuk diamati
Jarum penusuk berfungsi sebagai penjepit bagian tubuh ikan
Mistar/milimeter blok berfungsi untuk mengukur
Jangka sorong berfungsi untuk mengukur
Kamera berfungsi untuk mengambil gambar
pensil berfungsi untuk menulis
Praktikum 3
Alat bedah berfungsi sebagai pembedah tubuh ikan
Baki preparat/talenan berfungsi untuk tempat dimana ikan diletakkan untuk diamati
Jarum penusuk berfungsi sebagai penjepit bagian tubuh ikan
Mistar/milimeter blok berfungsi untuk mengukur
Jangka sorong berfungsi untuk mengukur
Kamera berfungsi untuk mengambil gambar
pensil berfungsi untuk menulis
3.2 Bahan
1. ikan lele 6. Ikan tongkol
2. Ikan putian 7. Ikan pari
3. Belut sawah 8. Ikan buntal
4. Ikan kacangan 9. Ikan kacang-kacang
5. Ikan Mas

Laporan Praktikum Ikhtiologi 13


3.3 Prosedur
3.3.1 Prosedur Praktikum 1
a. Letakkan ikan pada baki preparat atau talenan dengan posisi kepala disebalah kiri.
b. Sirip-sirip ikan dibuat dalam posisi meregang yaitu diregangkan dengan bantuan jarum
penusuk.
c. Gambarkan ikan yang telah disiapkan tadi dan agar gambar yang dibuat mirip dengan
keadaan aslinya, buatlah sketsa terlebih dahulu.
d. Dalam membuat sketsa ukurlah bagian tubuh ikan kemudian perbesar/perkecil ukuran
tersebut sesuai yang diinginkan.
e. Setelah sketsa terbentuk periksa posisi bagian tubuh ikan, misal letak sirip, mata, dan
sebagainya apakah sudah benar? Gambar bentuk ikan secara lengkap dengan
mengamati dan memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
bentuk tubuh
Bentuk dan posisi mulut
Letak dan bentuk sungut
Posisi sirip perut terhadap sirip dada
Bentuk dan letak masing-masing sirip (dorsal, pectoral, anal, abdominal, dll)
bentuk sirip ekor
linea literalis dan garis sisi
Hitung jumlah sisik yang membentuk linea literalis
ciri khusus (jika ada)
f. Gambar ikan dengan garis yang tegas bukan arsiran dan sebutkan bagian-bagiannya
g. Setelah gambar selesai berilah nama daerah dan nama ilmiah gambar tersebut
h. Kerjakan bergiliran pada masing-masing ikan pada kelompok lainnya.

3.3.2 Prosedur praktikum 2


Ukur berbagai bagian tubuh ikan masing-masing kelompok sebagaimana berikut:
a. Panjang baku (panjang biasa), yaitu jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang
paling depan (biasanya ujung salah satu dari rahang yang terdepan) sampai ke pelipatan
pangkal sirip ekor.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 14


b. Panjang cagak (fork lenght), adalah panjang ikan yang diukur dari ujung kepala yang
terdepan sampai ujung bagian luar lekukan cabang sirip ekor.
c. Panjang total, adalah jarak garis lurus antara ujung kepala yang terdepan dengan ujung
sirip ekor yang paling belakang.
d. Tinggi badan, diukur pada tempat yang tertinggi antara bagian dorsal dengan ventral,
dimana bagian dari dasar sirip yang melewati garis punggung tidak ikut diukur.
e. Tinggi batang ekor, diukur pada batang ekor ditempat yang mempunyai tinggi terkecil.
f. Panjang batang ekor, merupakan jarak miring antara ujung dasar sirip dubur dengan
pangkal jari-jari tengah sirip ekor.
g. Panjang dasar sirip punggung dan sirip dubur, merupakan jarak antara pangkal jari-jari
pertama dengan tempat selaput sirip dibelakang jari-jari terakhir bertemu dengan badan.
Jarak ini diukur melalui dasar sirip.
h. panjang dibagian depan sirip punggung, merupakan jarak antara ujung kepala terdepan
sampai ke pangkal jari-jari pertama sirip punggung
i. tinggi sirip punggung dan sirip dubur, diukur dari pangkal keping pertama sirip sampai
ke bagian puncaknya.
j. Panjang sirip dada dan sirip perut, adalah panjang terbesar menurut arah jari-jari dan
diukur dari bagian dasar sirip yang paling depan atau terjauh dari puncak sirip sampai
ke puncak sirip ini. Sambungan sirip berupa rambut atau benang halus, oleh beberapa
ahli juga ikut diukur, sehingga harus lebih waspada. Pengukuran panjang sirip dada
hanya dilakukan jika bentuk sirip dada tersebut tidak simetris.
k. Panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang, pengukuran ini hanya dilakukan jika jari-
jari yang terpanjang terletak ditengah-tengah atau dibagian tengah sirip. Pengukuran
dilakukan mulai dari pertengahan dasar sirip sampai keujung jari-jari tersebut. Jika jari-
jari lain yang dimaksudkan dan bukan jari-jari tengah maka hal ini harus dinyatakan.
l. Panjang kepala, adalah jarak antara ujung termuka dari kepala hingga ujung
terbelakang dari keping tutup insang. Beberapa peneliti melakukan pengukuran sampai
ke pinggiran terbelakang selaput yang melekat pada tutp insang (membrana
branchiostega) sehingga diperoleh panjang kepala yang lebih besar.
m. Tinggi kepala, merupakan panjang garis tegak antara pertengahan pangkal kepala dan
pertengahan kepala disebelah bawah.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 15


n. Lebar kepala, merupakan jarak lurus terbesar antara kedua keping tutup insang pada
kedua sisi kepala.
o. Lebar/tebal badan, adalah jarak lurus terbesar antara kedua sisi badan.
p. panjang hidung, merupakan jarak antara pinggiran terdepan dari hidung atau bibir dan
pinggiran rongga mata sebelah kedepan.
q. panjang ruang antar mata, merupakan jarak antara pinggiran atas dari kedua rongga
mata (orbita).
r. lebar bukaan mulut, merupakan jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka
selebar-lebarnya.

selain pengukuran secara langsung, juga dilakukan nisbah atau pembandingan


beberapa ukuran tubuh seperti dibawah ini:
a. Indeks panjang kepala, yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang kepala.
b. Indeka panjang bahu, yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang bahu
c. Indeks tinggi badan, yaitu perbandingan antara panjang total dan tinggi badan
d. Indeks sirip punggung, yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang dasar sirip
punggung
e. Indeks sirip dubur, yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang dasar sirip
dubur
f. Indeks batang ekor (1), yaitu perbandingan antara panjang total dan panjang batang
ekor
g. Indeks batang ekor (2), yaitu perbandingan antara panjang total dan tinggi batang ekor
h. Indeks tinggi kepala, yaitu perbandingan antara panjang kepala dan tinggi kepala.

Setelah selesai pengukuran, lakukan penghitungan terhadap:


1. Jari-jari dorsal, pectoral, abdominal, dan sirip lainnya
2. Jumlah sisik
3. jumlah finlet
4. jumlah filamen insang

Laporan Praktikum Ikhtiologi 16


Ada tiga cara yang dapat digunakan untuk menghitung sisik-sisik diatas dan
dibawah garis rusuk, yaitu:
Dengan cara menjatuhkan garis tegak dari permulaan sirip punggung pertama (D1)
sampai ke pertengahan dasar sirip perut, kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang
dilalui oleh garis tersebut.
Jika cara diatas tidak mungkin dilakukan karena garis tersebut melalui dasar sirip perut,
maka harus diambil garis tegak dari ujung dasar sirip perut sampai ke punggung dan
kemudian menghitung jumlah sisik-sisik yang dilalui oleh garis ini.
Cara yang lain yaitu jumlah siaik diatas garis rusuk dihitung mulai dari permulaan sirip
punggung pertama terus ke bawah dan ke belakang, sedangkan untuk jumlah sisik
dibawah garis rusuk dimulai pada permulaan sirip dubur dan dihitung miring naik ke
atas dan ke muka

3.3.3 Prosedur praktikum 3


Sebelum prosedur yang dikemukakan dibawah ini dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan proses pengawetan terhadap ikan yang akan diamati. Pengawetan ini dilakukan
dengan maksud agar organ-organ dalam ikan tetap berada pada posisi yang sebenarnya.
Ikan yang akan diamati dimasukkan ke dalam larutan formalin 5-10% selama 24
jam. Setelah itu ikan telah siap untuk digunakan dalam praktikum.
Prosedur pembedahan:
a. Ikan yang akan diamati, letakkan diatas baki preparat/talenan dengan kepala
menghadap ke sebelah kiri dan bagian punggung terletak dibagian atas.
b. Dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dibuat sayatan membujur, dimulai
dari pertengahan mulut kemudian terus kearah bagian atas kepala sehingga otak akan
tampak.
c. jika sayatan telah melewati daerah tengkuk (kuduk) maka penyayatan harus dilakukan
dengan hati-hati agar ujung pisau tidak melewati dasar tulang punggung. Hal ini
dimaksudkan agar organ yang berada dibawah tulang punggung tidak terganggu.
d. Penyayatan atau pembedahan harus doarahkan ke bagian bawah pada saat pisau bedah
telah mendekati bagian ekor. Ujung sayatan kemudian berakhir didaerah belakang anus.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 17


e. Dengan menggunakan gunting bedah, bagian dasar tubuh (dasar perut) kemudian
digunting mengarah ke bagian depan sehingga otot-otot yang membungkus organ-organ
dalam dapat dibuka secara keseluruhan.
f. Bagian yang dikelupas (telah dibuka) hanya bagian sebelah depan saja sehingga dengan
demikian letak organ dalam, mulai dari organ-organ yang terletak dibagian kepala
sampai ke organ-organ yang terletak di bagian belakang, akan nampak jelas terlihat.
g. amati dan gambar organ-organ nampak pada preparat tersebut, sebutkan bagian-
bagiannya. Beberapa organ yang perlu diamati adalah:
rongga mulut dan langit-langitnya
Otak
Mata
Insang
Jantung
Hati
Empedu
Alat pencernakan makanan
Limpa
Gonad
Gelembung renang
Ginjal
h. Organ-organ yang tidak nampak dalam preparat dapat dicari dengan cara menelusuri
dan membandingkannya dengan pustaka.
i. Ambil satu filamaen insang, amati dibawah mikroskop, gambar bagian-bagian insang.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 18


BAB 4 HASIL PENGAMATAN

4.1 Praktikum 1 Morfologi Ikan


4.1.1 Gambar Morfologi Ikan Tongkol (Auxis Rochei-Bullet Tuna)

Keterangan:

4.1.2 Gambar Morfologi Ikan Putian (Black-Crested Trevally)

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 19


4.1.3 Gambar Morfologi Ikan Pari (Southern Stingray-Dasyatus Americana)

Keterangan:

4.1.4 Gambar Morfologi Belut Sawah (strophidon Sp.-Robust Longtail Moray)

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 20


4.1.5 Gambar Morfologi Ikan Buntal (Lagocephalus Sceleratus-Silver Puffer)

Keterangan:

4.1.6 Gambar Morfologi Ikan Lele Dumbo (Clarias Sp.-Clarias Gariepinus)

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 21


4.1.7 Gambar Morfologi Ikan Kacangan (Tylosurus Crocodilus-Hound)

Keterangan:

4.1.8 Gambar Morfologi Ikan Kacang-kacang (Trichiurus Acus-Agujan Needlefish)

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 22


4.2 Praktikum 2 Morfometrik dan Meristik
4.2.1 Ciri Morfometrik Ikan Pari
No Bagian Tubuh yang Diukur Panjang (cm) Persentase
1. Panjang total 37 cm 100 %
2. Panjang gtarpu/cagak
3. Panjang baku 15 cm 40,5 %
4. Panjang kepala
5. Panjang predorsal
6. Panjang batang ekor 24 cm 64,9 %
7. Tinggi badan
8. Tinggi batang ekor 0,5 cm 1,4 %
9. Tinggi kepala
10. Lebar kepala
11. Lebar badan 18,2 cm 49,2 %
12. Panjang hidung
13. Panjang bagian kepala dibelakang mata
14. Lebar ruang antar mata 2 cm 5,4 %
15. Diameter mata 1 cm 2,7 %
16. Panjang rahang atas
17. Panjang rahang bawah
18. Lebar bukaan mulut
19. Tinggi bawah mata
20. Panjang dasar sirip punggung
21. Panjang dasar sirip anal 4 cm 10,8 %
22. Tinggi sirip punggung
23. Panjang sirip dada
24. Panjang sirip perut

Laporan Praktikum Ikhtiologi 23


4.2.2 Ciri Morfometrik Ikan Mas
No Bagian Tubuh yang Diukur Panjang (cm) Persentase
1. Panjang total 12,5 cm 100 %
2. Panjang gtarpu/cagak 10,5 cm 84 %
3. Panjang baku 10 cm 80 %
4. Panjang kepala 3 cm 24 %
5. Panjang predorsal 5 cm 40 %
6. Panjang batang ekor 2,5 cm 20 %
7. Tinggi badan 3,5 cm 28 %
8. Tinggi batang ekor 1,5 cm 12 %
9. Tinggi kepala 2,3 cm 18,4 %
10. Lebar kepala 1,8 cm 14,4 %
11. Lebar badan 1,8 cm 14,4 %
12. Panjang hidung 0,5 cm 4%
13. Panjang bagian kepala dibelakang mata 1,5 cm 12 %
14. Lebar ruang antar mata 1,3 cm 10,4 %
15. Diameter mata 0,5 cm 4%
16. Panjang rahang atas 0,7 cm 5,6 %
17. Panjang rahang bawah 0,2 cm 1,6 %
18. Lebar bukaan mulut 1,5 cm 12 %
19. Tinggi bawah mata 1 cm 8%
20. Panjang dasar sirip punggung 3,5 cm 28 %
21. Panjang dasar sirip anal 1,5 cm 12 %
22. Tinggi sirip punggung 1,5 cm 12 %
23. Panjang sirip dada 2 cm 16 %
24. Panjang sirip perut 1,6 cm 12,8 %

Laporan Praktikum Ikhtiologi 24


4.2.3 Ciri Meristik Ikan Mas
No Parameter Jumlah
1. Jari-jari sirip keras:
Sirip D 18 buah
Sirip C 22 buah
Sirip A 7 buah
Sirip P P1=18 buah P2=18 buah
Sirip V V1=9 buah V2=9 buah
2. Jari-jari sirip lemah:
Sirip D 34 buah
Sirip C 52 buah
Sirip A 20 buah
Sirip P P1=23 buah P2=23 buah
Sirip V V1=12 buah V2=12 buah
3. Perumesan sirip:
Sirip D
Sirip C
Sirip A
Sirip P
Sirip V
4. Jumlah sisik:
Pada LL 35 buah
Di bawah LL 183 buah
Di atas LL 138 buah
5. Jumlah sisik predorsal 16 buah
6. Jumlah sisik pipi 712 buah
7. Jumlah sisik keliling badan 8 buah
8. Jumlah sisik batang ekor
9. Jumlah tapis insang:
Bagian bawah
Bagian atas
10. Jumlah finlet

Laporan Praktikum Ikhtiologi 25


4.3 Praktikum 3 Anatomi Dalam (Internal) Ikan
4.3.1 Pengamatan Anatomi Ikan Pari
Gambar utuh hasil Pengamatan

Keterangan:

Gambar organ hasil pengamatan

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 26


4.3.2 Pengamatan Anatomi Ikan Mas
Gambar utuh hasil Pengamatan

Keterangan:

Gambar organ hasil pengamatan

Keterangan:

Laporan Praktikum Ikhtiologi 27


BAB 5 PEMBAHASAN
5.1 Pembahasan Hasil Pengamatan
5.1.1 Prosedur Praktikum 1 Morfologi Ikan
Letakkan ikan pada baki preparat atau talenan dengan posisi kepala disebalah kiri.
Sirip-sirip ikan dibuat dalam posisi meregang yaitu diregangkan dengan bantuan jarum
penusuk. Gambarkan ikan yang telah disiapkan tadi dan agar gambar yang dibuat mirip
dengan keadaan aslinya, buatlah sketsa terlebih dahulu. Dalam membuat sketsa ukurlah
bagian tubuh ikan kemudian perbesar/perkecil ukuran tersebut sesuai yang diinginkan.
Setelah sketsa terbentuk periksa posisi bagian tubuh ikan, misal letak sirip, mata, dan
sebagainya apakah sudah benar. Gambar ikan dengan garis yang tegas bukan arsiran dan
sebutkan bagian-bagiannya. Setelah gambar selesai berilah nama daerah dan nama ilmiah
gambar tersebut. Kerjakan bergiliran pada masing-masing ikan pada kelompok lainnya.

5.1.2 Prosedur praktikum 2 Morfometrik dan Meristik


Ukur Panjang baku, yaitu jarak garis lurus antara ujung bagian kepala yang paling
depan sampai ke pelipatan pangkal sirip ekor. Panjang cagak, panjang ikan yang diukur
dari ujung kepala yang terdepan sampai ujung bagian luar lekukan cabang sirip ekor.
Hituing Panjang total, jarak garis lurus antara ujung kepala yang terdepan dengan ujung
sirip ekor yang paling belakang. Lalu mengukur Tinggi badan, Tinggi batang ekor, Panjang
batang ekor, Panjang dasar sirip punggung dan sirip dubur, Tinggi sirip punggung dan sirip
dubur, Panjang sirip dada dan sirip perut, dan Panjang jari-jari sirip dada yang terpanjang.
Selanjutnya yaitu mengukur Panjang kepala, Tinggi kepala, Lebar kepala,
Lebar/tebal badan, Panjang ruang antar mata. Panjang ruang ant6ar mata merupakan jarak
antara pinggiran atas dari kedua rongga mata (orbita). Lebar bukaan mulut, merupakan
jarak antara kedua sudut mulut jika mulut dibuka selebar-lebarnya.

5.1.3 Prosedur praktikum 3 Anatomi dalam (Internal) Ikan


Sebelum prosedur yang dikemukakan dibawah ini dilakukan, terlebih dahulu
dilakukan proses pengawetan terhadap ikan yang akan diamati. Pengawetan ini dilakukan
dengan maksud agar organ-organ dalam ikan tetap berada pada posisi yang sebenarnya.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 28


Prosedur pembedahan ikan yang akan diamati, pertama letakkan diatas baki
preparat/talenan dengan kepala menghadap ke sebelah kiri dan bagian punggung terletak
dibagian atas. Dengan menggunakan pisau atau gunting yang tajam dibuat sayatan
membujur, dimulai dari pertengahan mulut kemudian terus kearah bagian atas kepala
sehingga otak akan tampak. jika sayatan telah melewati daerah tengkuk (kuduk) maka
penyayatan harus dilakukan dengan hati-hati agar ujung pisau tidak melewati dasar tulang
punggung. Penyayatan atau pembedahan harus doarahkan ke bagian bawah pada saat pisau
bedah telah mendekati bagian ekor. Ujung sayatan kemudian berakhir didaerah belakang
anus. Dengan menggunakan gunting bedah, bagian dasar tubuh (dasar perut) kemudian
digunting mengarah ke bagian depan sehingga otot-otot yang membungkus organ-organ
dalam dapat dibuka secara keseluruhan.
Kedua, bagian yang dikelupas (telah dibuka) hanya bagian sebelah depan saja
sehingga dengan demikian letak organ dalam, mulai dari organ-organ yang terletak
dibagian kepala sampai ke organ-organ yang terletak di bagian belakang, akan nampak
jelas terlihat. Amati dan gambar organ-organ nampak pada preparat tersebut, sebutkan
bagian-bagiannya. Organ-organ yang tidak nampak dalam preparat dapat dicari dengan
cara menelusuri dan membandingkannya dengan pustaka. Ambil satu filamaen insang,
amati dibawah mikroskop, gambar bagian-bagian insang.

5.2 Manfaat sebagai sumber belajar


Praktikum Ikhtiologi perlu dilakukan, agar mahasiswa dapat lebih mengerti, memahami
dan mengembangkan lebih jauh dasar teori di dalam bangku perkuliahan sebagai
penunjang kegiatan akademis.
Dengan adanya praktikum Ikhtiologi juga dapat diketahui sistem organ dalam ikan
secara sectio anatomis. Ilmu yang sudah diperoleh dari praktikum Ikhtiologi ini dapat
digunakan untuk disiplin ilmu tentang perikanan selanjutnya dan untuk perkembangan
dunia perikanan.
manfaat praktikum adalah sebagai latihan praktek bagi mahasiswa dalam membedakan
jenis kelamin setiap ikan tertentu.

Laporan Praktikum Ikhtiologi 29


BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Pada beberapa bagian tubuh ikan sedikit memiliki kemiripan pada ukuran di tiap
tiap bagian morfometriknya, dan juga yang memiliki ukuran yang berbeda ditiaptiap
bagian morfometriknya. Ada beberapa jenis ikan yang tidak memiliki kriteria dari
pengukuran morfometrik tersebut, ini di sebabkan oleh bentuk-bentuk ikan-ikan tersebut
berbeda.

6.2 Saran
Sebelum melakukan praktikum, hendaknya praktikan sudah menguasai dan
memahami teori yang akan di praktikumkan atau cara untuk melakukan praktikum tersebut.
Dan dalam melakukan praktikum, praktikan hendaknya melakukan pengamatan secara
spesifik dan berhati-hati, agar tidak terjadi kesalahan dalam pengidentifikasian dan dapat
memperoleh hasil yang sebenarnya
Saya menyadari masih memiliki banyak kekurangan dan memiliki banyak kendala
dalam mengerjakan laporan praktikum ini, hal ini karena kurangnya buku-buku yang
mendukung untuk kelancaran dan kemudahan dalam pelaksanaan praktikum dan dalam
penyelesaian laporan praktikum. Oleh sebab itu saya mengharapkan kerja sama dari
asisten, untuk membimbing kami dalam pembuatan laporan praktikum

Laporan Praktikum Ikhtiologi 30


DAFTAR PUSTAKA
Burhanuddin, A. Iqbal.2008.Ikhtiologi Ikan Dan Aspek Kehidupannya. Yayasan Citra
Emulsi.Makassar
Kordi, K.2010. Panduan Lengkap Mmelihara Ikan Air Tawar.LilyPublisher.Yogyakarta
Rajabnadia, L. Abdul. Buku Ajar Ichtyology. Fakultas Perikanan dan IlmuKelautan Universitas
Haluoleo. Kendari.
Sulistiyono.2005. Morfologi Dasar Ikan. Mandala Pratama: Jogjakarta.
Rajabnadia, 2009. Dinamika Kehidupan Perairan. Citra Emulasi. Makasar

Laporan Praktikum Ikhtiologi 31


LAMPIRAN-LAMPIRAN

Laporan Praktikum Ikhtiologi 32

Anda mungkin juga menyukai