I. PENDAHULUAN
Ikan merupakan salah satu organisme yang hidup di air, dimana setiap
individu mempunyai ciri yang berbeda satu sama lain terutama dalam menentukan
jenis kelamin setiap individu. Untuk mengetahui ciri yang menentukan jenis kelamin
mengenai tentang seksualitas pada berbagai jenis ikan pastilah banyak keuntungannya
Manda (2019) mengatakan bahwa penentuan ciri seksual yang diamati pada
setiap individu ikan terdiri dari ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.
Penampakan ciri seksual sekunder pada individu ikan ada yang bersifat permanen dan
Untuk membedakan suatu individu ikan baik ikan jantan maupun ikan betina
kita dapat memperhatikan ciri- ciri seksual yang dimilikinya yaitu ciri seksual primer
atau sekunder. Pengamatan terhadap ciri seksual primer dapat dilakukan dengan cara
membedah tubuh ikan di bagian perut dan kemudian memperhatikan gonad yang
dimilikinya, gonad tersebut adalah testes atau ovari. Untuk membedakan tetes atau
ovari adalah dengan memperhatikan warna gonad, bentuk permukaan gonad dan
2
diameter gonad sedangkan cara kedua adalah memperhatikan ciri seksual sekunder
yakni penentuan jenis kelamin dilakukan dengan cara memperhatikan bentuk tubuh
sekali terutama dalam pengembangan spesies ikan untuk dijadikan sebagai ikan yang
akan dibudidaya. Kelak jika ikan itu berhasil menjadi ikan budiddaya makan akan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah agar praktikan dapat mengetahui
seksualitas ikan, tingkat kematangan gonad, fekunditas dan diameter telur pada ikan
Selincah (Belontia hasselti) dan semua tingkah laku yang dilakukan ikan baik itu
mengerti cara pengenalan jenis ikan dan identifikasi ikan dan dapat mencari serta
Identifikasi penting artinya bila ditinjau dari segi ilmiahnya, sebab seluruh urutan
pekerjaan berikutnya sangat tergantung kepada hasil identifikasi yang benar dari
mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper, kaca pembesar,
mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis,
Untuk mengenal secara jelas jenis ikan yang diamati dan dapat diketahui secara
pasti nama spesies ikan yang diamati, maka dilakukan pendeterminasian agar dapat
data meristik dan morphometriknya. Data meristik yang dihitung meliputi jumlah
sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik
pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan,
jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur,
sirip dada dan yang lainnya. Data morphometrik yang diambil yaitu panjang total
(TL), panjang baku (SL), panjang kepala (HdL), lebar badan (BdH).
(Widianto, 2016).
4
Populasi ikan yang hidup secara alami di perairan umumnya terdiri dari
kelompok individu ikan jantan dan ikan betina. Akan tetapi pada populasi ikan
tertentu di dalam populasi ikan itu terdapat juga beberapa individu yag bersifat
Menurut Effendi dalam Asep (2015), sifat seksualitas primer dan sekunder
adalah sifat seksual primer pada ikan ditandai dengan adanya organ yang secara
pada ikan betina dan testes dengan pembuluhnya pada ikan jantan. Tanpa melihat
tanda-tanda lain pada ikan akan sukar mengetahui organ seksual primernya. Sifat
seksual sekunder pada ikan adalah tanda-tanda luar yang dapat dipakai untuk
luar yang dapat dipakai untuk membedakan ikan jantan dan ikan betina. Satu spesies
ikan yang mempunyai sifat morfologi yang dapat dipakai untuk membedakan jantan
dan betina dengan jelas, maka spesies itu bersifat seksual dimorfisme. Namun apabila
spesies ikan dibedakan jantan dan betinanya berdasarkan perbedaan warna, maka ikan
itu bersifat seksual dikromatisme. Pada umumnya ikan jantan mempunyai warna
Gonad adalah organ reproduksi pada ikan yang berfungsi menghasilkan sel
makanan, pada beberapa spesies ikan posisinya juga berada di sisi kiri dan kanan
5
gelembung renang. Pada setiap individu spesies ikan yang sudah matang kelamin
Bentuk dan ukuran gonad yang terdapat pada setiap individu ikan dipengaruhi
oleh bentuk tubuh individu ikan, bentuk rongga perut, ukuran tubuh, makanan yang
dimakan ikan selama proses pematangan gonad dan factor fisiologis tubuh. (Susanto,
2001).
gonad ikan yang semakin matang sebelum terjadi pembuahan. Dalam reproduksi,
sebagian hasil metabolisme tertuju pada perkembangan gonad. Berat gonad semakin
bertambah dan mencapai maksimum ketika ikan akan memijah, kemudian beratnya
tersebut. Tahapan TKG yang digunakan terdiri dari 5 tahap (five stage of visual
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovary ikan betina yang telah
matang gonad dan siap untuk dikeluarkan pada saat memijah,. Pengetahuan tentang
berapa banyak jumlah larva tau benih yang akan dihasilkan oleh individu ikan pada
waktu mijah sedangkan dibidang biologi perikanan untuk memprediksi berapa jumlah
Banyak telur yang belum dikeluarkan sesaat sebelum ikan memijah atau biasa
disebut dengan fekunditas memiliki nilai yang bervariasi sesuai dengan spesies.
Jumlah telur yang dihasilkan merupakan hasil dari pemijahan yang tingkat
kelangsungan hidupnya dialam sampai menetas dan ukuran dewasa sangat ditentukan
Diameter telur adalah garis tengah atau ukuran panjang dai suatu telur yang
diukur dengan mikrometer berskala yang sudah ditera. Semakin meningkat tingkat
kematangan gonad garis tengah telur yang ada dalamovarium semakin besar. Masa
pemijahan setiap spesies ikan bebeda-beda, ada pemijahan yang berlangsung singkat,
tetapi banyak pula pemijahan dalam waktu yang panjang ada pada ikan yang
Ukuran telur dapat dipengaruhi oleh faktor status nutrisi induk betina,
Tingkat Kematangan Gonad, serta Fekunditas dan Diameter Telur pada Ikan Selincah
(Belontia hasselti) di laksanakan pada hari Rabu, 30 Oktober 2019. Pukul 13:30-
Universitas Riau.
yang berjumlah 25 ekor. Sedangkan alat yang digunakan dalam praktikum kali ini
adalah nampan, alat tulis, timbangan, mikroskop, serbet, tisu, gunting bedah, dan
Metode yang dipergunakan pada praktikum ini adalah metode langsung dimana
objek diteliti dan diamati secara langsung oleh praktikan untuk diambil datanya
panjang total (TL), panjang baku (SL), tinggi badan (BdH), dan panjang kepala
(HdL), serta pengukuran tehadap bidang-bidang dari tubuh ikan lainnya. Selanjutnya
8
dilakukan penimbangan setiap individu ikan dan pembelahan bagian abdominal untuk
seksual sekunder (dimorphisme dan dichromatisme) pada individu ikan jantan atau
betina yang diamati melihat bentuk secara lengkap dan jelas perbedaan penampakan
ciri seksual primer dan sekunder, menggambar bentuk testes dan ovari yang tampak,
4.1. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan pada Ikan Selincah (Belontia
hasselti) yang memiliki ukuran panjang total (TL) 12,5cm, panjang baku (SL) 9,5 cm,
tinggi badan (HdL) 3 cm, panjang kepala (BdH) 5 cm, dan jenis kelamin betina.
hasselti) yang memiliki ukuran panjang total (TL) 12, panjang baku (SL) 8,5 cm,
tinggi badan (HdL) 2,7 cm, panjang kepala (BdH) 4,3 cm, dan jenis kelamin jantan.
hasselti) yang memiliki ukuran panjang total (TL) 11 cm, panjang baku (SL) 8 cm,
tinggi badan (HdL) 2,5 cm, panjang kepala (BdH) 4 cm, dan jenis kelamin betina.
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Pisces
10
Ordo : Perciformes
Family : Osphronemidae
Genus : Belontia
Ovari Testes
Dari pengamatan ciri seksual sekunder dan ciri seksual primer dari ikan Selincah
Tabel 1. Perbedaan ciri seksual primer dan sekunder pada Ikan Selincah (Belontia
hasselti)
Tabel. 2. Hasil Pengukuran Morfometrik, BG, TKG dan IKG pada Ikan Selincah
(Belontia hasselti)
4.2. Pembahasan
mengamati ciri seksual primer dengan cara : 1) Membelah tubuh bagian abdominal
individu ikan, 2) Mengeluarkan gamet yang dilakukan dengan cara menstriping induk
yang sudah matang gonad sempurna yaitu dilakukan dengan cara memberi tekanan
lembut dan halus pada bagian abdominal dan urut dari arah dada ke lubang genital, 3)
Mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan bantuan kateter
canula. Dalam pelaksanan praktikum yang dilakukan utuk mengetahui jenis kelamin
individu ikan adalah dengan cara membedah tubuh bagian abdominal saja. (Penuntun
Hal ini sesuai dengan pendapat Tang.U.M (2002) Testes pada ikan Selincah
berwarna putih susu sedangkan ovari pada ikan Selincah berwarna kuning keemasan
dimana dapat dilihat dengan mata telanjang. Letaknya di samping kiri dan kanan
gelembung renang, di bawah vertebrae dan di atas saluran pencernaan. Ikan jantan
dan ikan betina juga memiliki sifat yang berbeda secara fisik, misalkan dalam
14
pergerakan, tingkah laku, cara makan, dan penyesuaian diri dalam lingkungan
memperhatikan bentuk atau ukuran serta bagian-bagian tubuh tertentu maupun pada
organ-organ pelengkapnya seperti ukuran tubuh, bentuk tengkuk pada kepala, bentuk
abdominal, bentuk papila genital, jumlah lubang genital, bentuk lubang genital dan
warna pada permukaan tubuh dan organ-organ pelengkapnya seperti warna pada
badan, warna pada sirip punggung dan ekor, warna noktah pada batang ekor, warna
pada dasar sirip dada dan perut serta garis-garis warna pada sirip ekor dan tubuh.
(Ridwan, 2014).
ciri individu jantan dan betina. Individu jantan mempunyai ciri-ciri seksual sekunder
Dimorphisme antara lain ukuran tubuh lebih kecil dari tubuh ikan betina yang
bervariasi karena ikan yang menjadi objek tidak seumur, permukaan tengkuk kepala
kasar pada ikan jantan dan permukaan tengkuk kepala pada ikan betina halus, bentuk
ujung sirip punggung jantan besar dan meruncing dan pada betina kecil dan runcing,
bentuk papila genital pada jantan dan betina bulat, mempunyai satu lubang genital
pada jantan dan dua lubang genital pada betina, bentuk lubang genital pada jantan
lonjong dan memanjang dan bentuk lubang genital pada betina bulat dan lubang agak
besar, bentuk abdominal mendatar pada jantan dan pada betina menggembung,
bentuk ujung sirip anal jantan dan betina memanjang, bentuk ujung sirip perut
15
sebalah kiri pada jantan panjang dan pada betina lebih memanjang, serta pada
individu ikan jantan permukaan kepala lebih kasar daripada ikan betina.
ciri individu jantan dan betina. Individu jantan mempunyai ciri-ciri seksual sekunder
Dichromatisme antara lain : warna pada badan ikan jantan lebih cerah dan pada ikan
betina kurang cerah/kusam, warna pada sirip punggung dan ekor ikan jantan lebih
cerah dan betina agak gelap, garis-garis warna pada sirip ekor dan tubuh ikan jantan
lebih cerah dan ikan betina agak gelap, warna noktah pada batang ekor ikan jantan
lebih cerah dan ikan betina agak gelap, serta warna pada dasar sirip dada dan sirip
perut ikan jantan lebih cerah dan ikan betina agak gelap Hal ini sesuai dengan
didapatkan ukuran badan antara 10- 14 cm dan berat setiap individu antara 18-57 gr.
Dan dari hasil pengamatan jenis kelamin didapatkan 6 ekor ikan jantan dan 19 ekor
ikan betina.
16
5.1. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
penentuan jenis kelamin ikan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu dengan
seksualitas primer dapat dilakukan dengan cara membedah tubuh ikan itu sendiri
kemudian gonadnya diperhatikan. Dari situlah kita dapat menentukan jenis kelamin
pengamatan bagian-bagian luar tubuh ikan tanpa membedah tubuh ikan yang akan
diamati.
bahwa ikan yang diamati Tingkat Kematangan Gonad nya baik , sehingga mudah
diperoleh ikan yang siap untuk memijah atau ikan yang telah matang gonad. Dan
selain itu perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kuantitas
dan kualitas makanan serta kondisi lingkungan perairan tempat ikan itu hidup.
5.2. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah agar dalam pengamatan seksualiatas ikan
dan kematangan gonad ikan ini sebaiknya menggunakan spesies ikan yang berbeda
dan sebaiknya ikan yang akan disiapkan untuk praktikum adalah segera dikeluarkan,
DAFTAR PUSTAKA
Ernawati, Y., Siti Nurul Aida, dan H. A. Juwaini. 2014. Biologi Reproduksi Ikan
Sepatung (Pristolepis grooti) di Sungai Musi. Jurnal. Jurnal Iktiologi
Indonesia, 9 (1): 2009. Bogor. 13-24 Hal.
Hardjamulia, A., N. Suhenda., dan E. Wahyudi. 1995. Perkembangan Oosit dan Ovari
Ikan Semah (Tor dourenensis) di Sungai Selabung, Danau Ranau, Sumatera
Selatan. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia I(3) : 36 – 48.
Kottelat, M. A. 1993. Ikan Air Tawar di Perairan Indonesia Bagian Barat dan
Sulawesi. Periplus Edition (HK) Limited Bekerjasama Proyek EMDi. Kantor
kementerian Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia.
Jakarta. 594 Hal.
Susanti, L. 2014. Study Biologi Reproduksi Ikan Pantau Janggut Dari Rawa Banjiran
Sungai Tapung dan Sungai Tenayan Provinsi Riau. Skripsi. Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Riau. Pekanbaru. 68 Hal. (tidak
diterbitkan).
Thaib Rizwan. 2016 Identifikasi Jenis Ikan di Perairan Laguna Gampoeng Kecamatan
Aceh Besar. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. 1 (1)
: 66-81.
LAMPIRAN
20
Timbangan Gonad
Ovari Testes
22
𝑊
Fekunditas : X 𝑤 x
5,98
=0,03 x 0,795
4,7541
=
0,03
= 158,47 gr