Anda di halaman 1dari 13

I.

PENDAHULUAN

Ikan sudah menjadi sumber protein utama bagi manusia sejak zaman
purba, namun demikian kajian terhadap biologi dan taksonomi ikan belumlah
terlalu lama dimulai. Diperkirakan kajian tentang ikhtiologi baru dimulai pada
awal abad ke-18, pada mulanya kajian ikhtiologi lebih difokuskan pada bidang
taksonomi dan distribusi pada beberapa spesies, kemudian berkembang lebih luas
pada abad ke-20
Tulisan modern pertama tentang ikan ditulis oleh Block yang meneliti
tentang “Auslaniche Fishes” yang dipublikasikan pada tahun 1785. Sejak abad 20,
penelitian tentang ikhtiologi mulai berkembang pesat dan telah terbagi, menjadi
beberapa kajian, yaitu: (a) taxonomi dan distrubusi, (b) anatomy, (c) fisiologi dan
biokimia, (d) evolusi dan genetic, (e) penyakit, (f) struktur dan dinamika populasi
dan (g) konservasi. Secara ringkas sejarah kajian ikhtiologi dapat disarikan
sebagai berikut:
 Aristoteles (384-322 SM): mendeskripsikan lebih kurang 115
spesies ikan. Aristoteles dalam kajiannya pertama kali
mengemukakan metode untuk membedakan perbedaan jenis
kelamin pada ikan hiu dengan menggunakan perbedaan struktur
sirip perutnya.
 Pierre Belon (1517-1564): mendeskripsikan 110 spesies ikan
berdasarkan ciri-ciri anatomi
 H. Salviani (1514-1572): 92 spesies ikan
 G. Rondelet (1507-1557): menulis buku pertama tentang ikan.
 Peter Artedi (1705-1735): membuat sistem klasifikasi ikan yang
diberi judul Father of Ichthyology
 Carolus Linnaeus: berhasil membuat Systema Nature dengan
mengadopsi sistem klasifikasi Artedi dan menjadi dasar dari
keseluruhan sistem klasifikasi ikan. Banyak nama-nama ikan
dideskripsikan dan diberi nama oleh Linnaeus, sehingga Namanya
ikut tambahkan pada akhir nama ikan bersangkutan.
 Berg (1940): membuat klasifikasi ikan (Classification of Fish)
yang menjadi standar dalam pengklasifikasian ikan hingga
sekarang
Menurut UU No. 45 Tahun 2009, ikan adalah segala jenis organisme yang
seluruh atau sebagian dari siklus hidupnya berada di dalam lingkungan
perairan. Pengertian ikan meliputi Ikan bersirip (Pisces); Udang, rajungan,
kepiting dan sebangsanya (Crustacea); Kerang, tiram, cumi-cumi, gurita, siput dan
sebangsanya. (Mollusca); Ubur-ubur dan sebangsanya (Coelenterata); Teripang,
bulu babi dan sebangsanya (Echinodermata); Kodok dan sebangsanya
(Amphibia); Buaya, penyu, kura-kura, biawak, ular air dan sebangsanya
(Reptilia); Paus, lumba-lumba, pesut, duyung dan sebangsanya (Mamalia);
Rumput laut dan tumbuh-tumbuhan lain yang hidupnya dalam air (Algae); dan
biota perairan lainnya yang ada kaitannya dengan jenis-jenis tersebut diatas
termasuk dalam kategori ikan (Anonim, 2011).
Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya
terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar. Untuk menentukan berapa
jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi
(Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adalah Teknik
Identifikasi. Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah
hal yang mudah karena memerlukan suatu metode, peralatan tertentu (kaliper,
kaca pembesar, mikroskop, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi,
pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan
metode konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi panjang
standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung, panjang
sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya Data meristik
yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh tertentu dan jumlah jari-
jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi, jumlah sisik sebelum sirip
punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah sisik pada pangkal ekor; jumlah
jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip dada dan yang lainnya
(Anonim, 2010)
II
METODE PRAKTIKUM
A. Judul Acara IV
Identifikasi ikan

B. Waktu dan Tempat


Tempat : Laboratorium Budidaya Perairan
Waktu : 13.00 Wita - selesai
Hari dan Tanggal : Kamis, 7 November 2019

C. Tujuan
Tujuan pada praktikum kali ini adalah untuk mengetahui cara mengidentifikasi
ikan menggunakan kunci taksonomi

D. Alat dan Bahan


1. Alat
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum, sebagai berikut:
a. Nampan
b. Buku taksonomi dan kunci identifikasi ikan
2. Bahan
Bahan yang digunakan sebagai berikut:
a.Ikan kueh

E. Dasar Teori
 Identifikasi ikan
Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri
yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-
perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya
sama. Identifikasi ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang
kebanyakan. Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern)
hal ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja
berubah berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan
tersebut. Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari
spine,dan rays pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis,
bentuk kepala, bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).
Identifikasi ikan didasarkan atas morfometrik dan meristik yang dilakukan
sesuai petunjuk identifikasi. Langkah-langkah penggunaan kunci identifikasi
yaitu, pada setiap nomor terdapat lebih dari dua alternatif atau dari dua
pernyataan yang berbeda. Pengidentifikasi diharuskan memilih salah satu
alternatif yang sesuai dengan ciri spesies ikan. Jika alternatif pertama tidak
sesuai maka diharuskan memilih pada alternatif yang lainnya pada nomor
terpilih berikutnya terdapat 2 alternatif. Seperti apa yang telah dikerjakan pada
nomor sebelumnya, pada nomor ini pun kita harus memilih alternatif yang
sesuai dengan ciri spesies ikan yang sedang diidentifikasi. Identifikasi dimulai
dari kunci untuk menetapkan subordo dan seterusnya sampai pada genus dan
spesies. (Saanin, 1984).
Identifikasi atau determinasi pada umumnya dilakukan dengan urutan
sebagai berikut : (1) Penggunaan kunci pendahuluan untuk mencari sub-kelas,
ordo dan familia; (2) Penggunaan kunci untuk mencari genus dan species,
apabila dapat memperoleh monografi atau publikasi fauna yang mutakhir; (3)
Pencocokan atau penyesuaian dengan katalog dan bibliografi (sumber literatur)
lain yang diterbitkan paling mutakhir; (4) Pencocokan dengan deskripsi yang
asli; dan (5) Pembandingan dengan tipe specimen yang ada (Taufik, 2011).
Pekerjaan mencari dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu yang
beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu takson merupakan cara untuk
mengidentifikasi suatu spesies. Identifikasi ini ditinjau dari segi ilmiah, sebab
seluruh pekerjaan berikutnya sangat tergantung dari hasil identifikasi yang
benar dari suatu spesies yang sedang diteliti. Dalam melakukan identifikasi
ikan, buku kunci identifikasi ikan mutlak diperlukan agar mudah dalam
menggunakan buku kunci identifikasi, terlebih dahulu harus memahami istilah-
istilah yang biasa digunakan dalam identifikasi. Identifikasi ikan didasarkan
atas morfometrik dan meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk
identifikasi (Rifai, 1983).
Pengidentifikasian ikan, diperlukan beberapa karakteristik yang perlu
diamati. Antara lain yaitu, jumlah sirip, panjang sirip, tinggi badan, lebar
badan, bentuk sisik, bentuk mulut dan ekor, serta masih banyak lagi
karakteristik yang dapat diamati untuk pengidentifikasian ikan. Pengetahuan
mengenai bentuk dan struktur bagian-bagian tubuh ikan akan membantu
seseorang dalam mendeterminasinya, sehingga diperoleh klasifikasi ikan secara
lebih cepat dan mudah (Rifai, 1983).
Deskripsi terhadap setiap jenis yang ditemukan dilakukan berdasarkan
metode konvensional. Pengukuran menggunakan kaliper digital meliputi
panjang standar (SL), panjang total (TL), panjang sebelum sirip punggung,
panjang sebelum sirip perut, panjang sebelum sirip dubur, dan sebagainya
(Haryono, 2009).
Data meristik yang dihitung meliputi jumlah sisik pada bagian tubuh
tertentu dan jumlah jari-jari sirip, diantaranya jumlah sisik pada gurat sisi,
jumlah sisik sebelum sirip punggung, jumlah sisik melintang badan, jumlah
sisik pada pangkal ekor; jumlah jari-jari pada sirip punggung, sirip dubur, sirip
dada dan yang lainnya (Haryono, 2009).
 Klasifikasi Ikan Kueh
Klasifikasi Ikan Kueh menurut Anonymous (2007) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidei
Super Famili : Percoideia
Famili : Carangidae
Genus : Caranx
Species : Caranx Ignobilis
Gambar 1. Ikan Kueh (C.Ignobilis)

Ikan kueh berbentuk oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu biru
bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh ditutupi
sisik halus berbentuk ctenoid. Sisiknya kecil dengan gurat sisi yang bercabang.
Di bagian dada sisiknya berkurang atau tidak ada. Terdapat tiga duri, dua yang
pertama terpisah dari sirip yang diam. Sirip ekornya berjagak
(Poernomo,2006).

F. Cara Kerja
1. Diambil ikan lalu diletakkan dinampan
2. Dibaca buku taksonomi dan identifikasi ikan
3. Kemudian tentukan klasifikasi ikan berdasarkan ciri-cirinya
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan hasil praktikum uji identifikasi ikan, menggunakan buku
taksonomi dan kunci identifikasi ikan, ditemukan ciri-ciri ikan kueh sebagai
berikut:
1. Rangka terdiri dari tulang benar bertutup insang (3)
3. Kepala simetris (4)
4. Badan tidak seperti ular (6)
6. Badan bersisik atau tidak, kadang-kadang seluruhnya atau sebagian
tertutup oleh kelopak-kelopak tebal (7)
7. Garis rusuk jika ada, diatas sirip dada (9)
9. Tidak demikian (10)
10. Lebih dari 2 jari-jari sirip punggung keras (12)
12. Hanya 1 sirip punggung, atau 2 sirip punggung yang bersambungan atau
berdekatan (16)
16. Hanya 1 sirip punggung, sirip perut tidak bersatu, 1 atau 2 sirip punggung
yang berpisahan (17)
17. Jari-jari dibelakang sirip punggung dan sirip dubur merupakan sirip yang
terpisah (92)
92. Garis rusuk lengkap (93)
93. Bersisik sisir (ctenoid), jarang sekali bersisik lingkaran (sikloid) sisik
sedang atau kecil, mulut diujung atau sedikit kebawah biasanya runcing
(98)
98. Bersisik (100)
100. Bersisik sisir {ctenoid} (101)
101. Garis rusuk tidak (atau sangat jarang sekali) terputus, hanya 1, mulut
umumnya dapat menyembul ke muka, sirip perut di dada 1 jari-jari keras
dan 5 jari-jari yang lemah. Badan memanjang, tulang-tulang insang depan
tidak berduri, tutup insang dan pipi bersisik (104)
104. Sirip punggung berjari-jari keras yang kuat dan kaku, atau berjari-jari yang
mengeras dan liat (107)
107. 2 sirip punggung terpisah, yang dimuka berjari-jari keras, yang dibelakang
berjari-jari lemah, kadang-kadang dengan 1 jari-jari keras dimuka (108)
108. 2 jari-jari keras terpisah dari sisinya sirip dubur dan jarang sekali
tersembunyi dibawah kulit (109)
109. Sirip dubur tidak bersisik (1643)
1643. Garis rusuk berkelopak tebal (1648)
1648. Tidak ada sirip kecil dubelakang sirip tersebut (1649)
1649. Perut tidak berbundar ditengah (1650)
1650. Tulang saringan insang biasa dan sedang panjangnya (1659)
1659. Gigi pada kedua rahang langit-langit, langit-langit tulang mata bajak dan
biasanya juga pada lidah (1660)
1660. Gigi pada kedua rahang sekurang-kurangnya, pada bagian depan berbaris
banyak (1669)
1669. Gigi dengan umur menjadi 1 garis pada rahang dan kurang jelas pada
tulang mata bajak, langit-langit dan lidah, menghilang jika sudah tua
D. VII. 18; A.11. 1. 17 (18) 25 kelopak tebal bergigi

caranx (carangoides) dinema Blkr.


Nama Indonesia: Kueh

Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Sub Ordo : Percoidei

Super Famili : Percoideia

Famili : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx Ignobilis


B. Pembahasan
Identifikasi berkaitan dengan ciri-ciri taksonomi yang akan menuntut suatu
sample kedalam suatu urutan kunci identifikasi. Jasad yang beranekaragam
dialam di kelompokkan dalam kelompok yang mudah dikenal, kemudian
ditetapkan ciri-ciri penting dan senantiasa dicari pembedaan yang tetap antara
kelompok itu, kemudian diberi nama ilmiah. Identifikasi penting artinya bila
ditinjau dari sudut ilmiah seluruh urutan pekerjaan selanjutnya sangat
bergantung dari hasil identifikasi yang benar dari suatu spesies. Cara
mengidentifikasi ikan dapat dilakukan dengan mencari kunci identifikasi dari
ikan menggunakan buku identifikasi, dalam buku identifikasi tersebut terdapat
huruf sesudah nomor yang masing-masing menunjukkan pilihan yang
tercantum pada nomor tersebut. Langkah yang selanjutnya adalah menyusun
hirarki dari kategori-kategori taksonomi. Hirarki ini pertama kali hanya
meliputi lima kategori, yaitu kelas, ordo, genus, spesies dan varietas
(Mayr dan Ashlock 1991)
Ikan kueh berbentuk oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu biru
bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh ditutupi
sisik halus berbentuk ctenoid. Sisiknya kecil dengan gurat sisi yang bercabang.
Di bagian dada sisiknya berkurang atau tidak ada. Terdapat tiga duri, dua yang
pertama terpisah dari sirip yang diam. Sirip ekornya berjagak
(Poernomo,2006).
Klasifikasi Ikan Kueh menurut Anonymous (2007) adalah sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Perciformes
Sub Ordo : Percoidei
Super Famili : Percoideia
Famili : Carangidae
Genus : Caranx
Spesies : Caranx Ignobilis
Pada saat praktikum, penentuan ciri-ciri ikan didasarkan atas morfometrik
dan meristik yang dilakukan sesuai dengan buku petunjuk identifikasi,
sehingga ditemukan ciri-ciri ikan kueh beserta klasifikasinya sesuai dengan
referensi diatas dan juga menurut buku kunci identifikasi ikan
IV
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil praktikum identifikasi ikan, ditemukan bahwa ikan
kueh termasuk kedalam kelas Actinopterygii, ordo Perciformes, sub
ordo Percoidei, super family Percoideia, famili Carangidae, genus
Caranx dan spesies Caranx Ignobilis
2. Pola warna tidak dapat dijadikan acuan saat mengidentifikasi ikan
karena warna dapat berubah berdasarkan umur individu maupun
phisiologis ikan, sehingga diperlukan peralatan tertentu, buku atau
pustaka mengenai taksonomi, pengenalan jenis, dan pustaka terkait
B. Saran
1. Sebaiknya praktikum dimulai sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan agar kegiatan praktikum dapat berjalan dengan lancar dan
tidak terburu-buru
2. Dianjurkan pada saat praktikum, praktikan lebih teliti dalam
mengklasifikasikan seekor ikan karena banyak terdapat ikan yang
memiliki karakteristik hampir sama
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Ikhtiolgi Ikan. http://iktiologi-indonesia.org [23 Maret 2012].


Anonim. 2011. Defenisi Ikan. http://www.inaheart.or.id [22 Maret 2012].
Anonymus. 2007. Dokumen Analisis Kebijakan Pengelolaan Sumberdaya
Kelautan dan Perikanan Provinsi Nanggroe Aceh Darrussalam
Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit
LIPI Press. Jakarta.
Mayr, E. & P. D. Ashlock. 1991. Principles of Systematic Zoology. McGraw Hill,
New York
Poernomo. 2006. Ikan Hias Laut Indonesia. Penebar Swadaya. Jakarta
Rifai, S.A. 1983. Biologi Perikanan 2. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan
Menengah. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Saanin, 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Binacipta Bogor. Bogor

Anda mungkin juga menyukai