Anda di halaman 1dari 17

1

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha esa, karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum

Ikhtiologi dengan judul “PENGENALAN MORFOLOGI SPESIES IKAN

BERBEDA” dapat selesai tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada

dosen mata kuliah Ikhtiologi serta para asisten yang telah membantu penulis

selama melaksanakan praktikum Ikhtiologi sampai pada penulisan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,

penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini memberi manfaat kepada penulis

khususnya dan pembaca umumnya.

Pekanbaru, 13 Maret 2019

Dita Aulia Fahrefi


2

DAFTAR ISI

Isi Halaman

KATA PENGANTAR ............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................ ii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................... iii

DAFTAR TABEL ................................................................................... iv

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... v

I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................... 7
1.2. Tujuan dan Manfaat ................................................................... 8
II. TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 9
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat ..................................................................... 12
3.2. Bahan dan Alat ........................................................................... 12
3.3. Metode Praktikum ...................................................................... 12
3.4. Prosedur Praktikum .................................................................... 12
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Praktikum .......................................................................... 13
4.2. Pembahasan ................................................................................. 14
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................. 16
5.2. Saran ........................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)………………………………. 13
2. Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda) ………………………… 15
4

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat-alat dan bahan praktikum .............................................................. 19
5

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dunia ikan dapat dibagi dalam dua bagian grup yaitu ikan yang tidak

berahang (Agnatha) dan ikan yang Berahang (Gnathostomata). Kedua grup ikan

tersebut kemudian dikelompokkan dalam tiga kelas utama, yaitu kelas Cephalospi

domophi, kelas Condrichthyes, dan kelas Osteichthyes.

Kelompok lainnya dinamakan ikan bertulang sejati, karena tulangnya

sebagian besar terbuat dari pada tulang, mempunyai tutup insang. Sisik biasanya

dari jenis cycloid dan ctenoid berupa keping-keping tulang tipis. Osteichthyes

dibagi lagi menjadi dua kelompok besar, yaitu : Palaeopterygii, terdiri dari ikan –

ikan yang primitif, dan Neopterygii terdiri dari ikan – ikan yang modern, yaitu

ikan – ikan Ganoid dan Teleostei.

Ikan adalah hewan vertebrata yang hidup di air, bernafas dengan insang,

bergerak dengan sirip, bersifat poikiloterm dan memiliki linnea lateralis. Pada

bagian morfologi ikan, dapat dilihat secara jelas dan dapat dibedakan langsung

bagian-bagian tubuhnya. Ditinjau dari morfologinya, tubuh ikan dibagi atas tiga

bagian, yakni kepala (caput), badan (truncus) dan ekor (caudal). Bagian kepala

yakni bagian dari ujung mulut terdepan hingga hingga ujung operkulum (tutup

insang) paling belakang. Pada ikan bentuk tubuh setiap individu ikan sangat

dipengaruhi oleh sistem rangka, sistem otot dan habitat dimana ikan hidup karena

beberapa spesies akan mengalami perubahan bentuk tubuh secara berangsur-

angsur, mulai dari larva hingga dewasa sehingga bentuknya menyerupai bentuk

induknya. Antara jenis yang satu dengan jenis lainnya berbeda- beda. Perbedaan
6

bentuk tubuh ini pada umumnya disebabkan oleh adanya adaptasi terhadap habitat

dan cara hidupnya

Ikan hidup dibeberapa habitat yaitu: tawar, payau, dan laut dengan

memiliki ciri-ciri yang berbeda. Dalam praktikum ikhtiologi disediakan 6 ekor

ikan, namun belum ada informasi lebih akurat dan efektif tentang ikan tersebut

dilihat dari bentuk tubuh, bentuk mulut, linnea lateralis, sirip, dan bentuk ekor,

serta habitat masing-masing ikan tersebut. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik

melakukan praktikum ikhtiologi dengan judul ”Pengenalan Morfologi Spesies

Ikan Berbeda”

1.2. Tujuan Praktikum dan Manfaat Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum yang berjudul “Pengenalan Morfologi

Spesies Ikan Berbeda” adalah untuk mengetahui beberapa bentuk ikan air

tawar maupun ikan air laut yang dilihat dari morfologinya, serta melatih

mahasiswa dalam mengidentifikasi ikan yang dipraktikumkan.

Manfaat dari praktikum ini adalah agar mahasiswa mendapatkan informasi

tentang beberapa jenis ikan yang disediakan oleh laboratorium, Serta untuk

mengetahui jenis–jenis ikan ekonomis yang ada di daerah sekitar Pekanbaru.


7

II. TINJAUAN PUSTAKA

Keanekaragaman jenis ikan (Pisces) di Indonesia sangat tinggi, sedikitnya

terdapat 7.000 jenis baik ikan laut maupun tawar.Untuk menentukan berapa

jumlah jenis tersebut maka dibutuhkan suatu keahlian bidang taksonomi

(Biosistematik). Salah satu bagian penting dari taksonomi adaah Teknik

Identifikasi.Dalam pelaksanaannya, mengidentifikasi suatu jenis ikan bukanlah

hal yang mudah karena memerlukan suatu metoda, peralatan tertentu (kaliper,

kaca pembesar, mikroskup, dan lainnya); buku atau pustaka mengenai taksonomi,

pengenalan jenis, dan pustaka terkait (Haryono, 2009).

Secara teori para ahli memperkirakan ada sekitar dua puluh ribu sampai

dengan empat puluh ribu spesies yang mendiami permukaan bumi ini, dan empat

ribu diantaranya menghuni perairan Indonesia baik laut, payau dan perairan

tawar.Jumlah spesies ikan yang tercatat di daerah Riau diperkirakan mencapai tiga

ratus spesies ikan.Dari jumlah tersebut antara spesies yang satu dengan yang

lainnya sudah tentu memiliki beberapa kesamaan dan identifikasi, yang pada

dasarnya dapat dijadikan sebagai dasar pengklasifikasian(Manda et al, 2005).

Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk

luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam

mempelajari jenis-jenis ikan.Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat

ikan tersebut di perairan (Wahyuningsih dan barus, 2006).

Pengenalan struktur ikan tidak terlepas dari morfologi ikan yaitu bentuk

luar ikan yang merupakan ciri-ciri yang mudah dilihat dan diingat dalam
8

mempelajari jenis-jenis ikan. Morfologi ikan sangat berhubungan dengan habitat

ikan tersebut di perairan. (Wahyuningsih dan barus, 2006).

Semua ukuran yang digunakan merupakan pengukuran yang diambil dari

satu titik ke titik lain tanpa melalui lengkungan badan. Panjang total (TL) diukur

mulai dari bagian terdepan moncong/bibir (premaxillae) hingga ujung

ekor.Panjang standar (SL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir

(premaxillae) hingga pertengan pangkal sirip ekor (pangkal sirip ekor bukan

berarti sisik terakhir karena sisik-sisik tersebut biasanya memanjang sampai ke

sirip ekor.Panjang kepala (HL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong/bibir

(premaxilla) hingga bagian terbelakang operculum atau membran operculum

(Jeffri, 2010).

Identifikasi merupakan kegiatan untuk mencari dan mengenal ciri-ciri

yang beraneka ragam dari individu-individu. Kemudian mencari perbedaan-

perbedaan yang mantap sifatnya diantara individu-individu yang nampaknya

sama. Identifikasi Ikan mungkin menjadi cukup sulit dilakukan oleh orang

kebanyakan.Saat identifikasi hanya mengandalkan pola warna (colour pattern) hal

ini tidak dapat dijadikan sebagai acuan, mengingat warna dapat saja berubah

berdasarkan atas umur individu, maupun kondisi phisiologis dari ikan tersebut.

Karakter penting untuk identifikasi ikan juga meliputi jumlah dari spine,dan rays

pada sirip yang berbeda, jumlah sisik sepanjang linea lateralis, bentuk kepala,

bentuk sirip, dan lain sebagainya (Taufik, 2011).

Kelas Chephalospidomophi, meliputi ikan primitif seperti lamprey,

berumur 550 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 50 spesies. Karakteristik

ikan ini tidak memiliki sirip-sirip yang berpasangan tetapi memiliki satu dua sirip
9

punggung dan satu sirip ekor. Kelas Chondroichthyes memiliki karakteristik

adanya tulang rawan dan tidak mempunyai sisik , termasuk kelas primitif umur

450 juta tahun yang lalu dan sekarang tinggal 300 spesies. Misalnya ikan pari dan

ikan hiu. Kelas Osteichthtyes meliputi ikan teleostei yang merupakan ikan tulang

sejati, merupakan ikan kelompok terbesar jumlahnya dari seluruh ikan yaitu

melebihi 20.000 spesies dan ditemukan pada 300 juta tahun lalu (Barus dan Hesti,

2006).

Sirip pada ikan umumnya ada yang berpasangan ada yang tidak.Sirip

punggung, sirip ekor, dan sirip dubu disebut sirip tunggal atau sirip tidak

berpasangan.Sirip dada dan sirip perut disebut sirip berpasangan.Macam macam

sirip ekor dapat dibedakan berdasarkan bentuk sirip tersebut. Bentuk-bentuk sirip

ekor yang simetris yaitu bentuk membulat,bentuk persegi atau tegak, bentuk

sedikit cekung atau berlengkuk tunggal, bentuk bulan sabit, bentuk bercagak,

bentuk meruncing dan bentuk lanset (Wahyuningsih dan barus,2006).

Kulit terdiri atas lapisan luar (epidermis) dan lapisan dalam yang disebut

dermis (porium).Epidermis selalu basah karena adanya lendir yang dihasilkan

oleh sel-sel yang berbentuk piala yang terdapat diseluruh permukaan

tubuhnya.Lendir berguna untuk mengurangi gesekan dengan air agar ikan dapat

beranang lebih cepat, mencegah infeksi, menutup luka, sebagai lapisan semi

permiable yang menghambat masuk keluarnya air melalui kulit (Rahardjo dkk,

2011).
10

III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum Ikhtiologi yang berjudul “Pengenalan Morfologi Spesies Ikan

Berbeda dilaksanakan pada tanggal 13 Maret 2019, pukul 10.30 WIB di

Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan pada praktikum ini adalah nampan, gunting

bedah, penggaris, alat tulis, tisu dan serbet. Sedangkan bahan yang digunakan

pada praktikum Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda yaitu Ikan Nila dan

Ikan Barakuda.

3.3. Metodologi Praktikum

Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah metode pengamatan

secara langsung. Dimana data dan informasi yang dibutuhkan didapat serta

diperoleh dengan cara mengamati secara langsung objek yang dipraktikumkan di

Laboratorium Biologi Perairan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Riau.

3.4. Prosedur Praktikum


Gambarkan ikan sampel yang terdapat pada meja praktek ke dalam buku

penuntun praktikum. Pada sudut kiri atas gambar, buat klasifikasi ikan dari Kelas

sampai Spesies. Pada lembar gambar selanjutnya lengkapi dengan deskripsi ikan

yang anda gambar, mulai dari bentuk tubuh ikan; posisi dan bentuk mulut; ukuran

rostrum (moncong); kondisi bibir; posisi mata; sisik pada tubuh; linea lateralis;

sirip-sirip; serta modifikasi sirip jika ada.


11

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

4.1.1. Klasifikasi Ikan Nila (Oreochromis niloticus)

Ikan Nila adalah sejenis ikan air tawar yang mempunyai nilai konsumsi

cukup tinggi dan banyak terdapat di perairan Indonesia. Ikan nila berasal dari

Sungai Nil dan danau-danau sekitarnya. Sekarang ikan ini telah tersebar ke

negara-negara di lima benua yang beriklim tropis dan subtropis. Dimana

klasifikasi dari pada ikan tersebut adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Osteichtyes

Ordo : Perciformes

Famili : Cichlidae

Genus : Oreochromis

Spesies : Oreohcromis niloticus

Adapun ukuran Ikan yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut: TL

=10,6 cm, BdH =5 cm, HdL =3 cm, SL =8,3 cm.


12

Gambar 1. Ikan Nila (Orechromis niloticus)

4.1.2. Klasifikasi Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)

Ikan barakuda adalah jenis ikan laut yang terdapat di hampir semua lautan

tropis kecuali Samudera Pasifik Timur. Banyak ditemukan pada lepas pantai dan

perairan pantai sekitar karang, dermaga, bangkai kapal tenggelam, Gosong Pasir

dan Padang Lamun. Terkadang anakan ikan barakuda suka terlihat mengumpul

menjadi satu dengan kumpulan anakan ikan kecil yang laingnya, dimana ada

kawanan ikan kecil berkumpul disitulah anakan ikan barakuda suka terlihat

bergerombol.

Kingdom : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Famili : Sphyraenidae

Genus : Sphyraena

Spesies : Sphyraena barracuda


13

Adapun ukuran Ikan yang dipraktikumkan adalah sebagai berikut: TL =26

cm, BdH =4 cm, HdL =7 cm, SL =22 cm.

Gambar 2. Ikan Barakuda (Sphyraena barracuda)

4.2. Pembahasan

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa ikan nila memiliki bentuk

tubuh bilateral simetris dan pipih compressed. Memiliki linea lateralis, memiliki

tutup insang, bentuk mulut inferior, mata terletak di sisi kanan kiri daerah kepala,

memiliki sirip punggung memanjang dari bagian atas tutup ingsang sampai bagian

atas sirip ekor. Memiliki adifose fin, finlet, scute, keel, sirip ekornya berpinggiran

tegak.

Berdasarkan hasil praktikum diperoleh bahwa, Ikan barakuda memiliki

bentuk tubuh berbentuk panah atau sagitiform, memiliki gigi yang besar dan tajam

seperti pisau. bentuk mulut terminal, memiliki tutup insang yang berada di daerah

kepala belakang mata, memiliki linea lateralis berbentuk lurus, memiliki adifose

fin, tidak memiliki finlet, tidak memiliki scute, tidak memiliki keel, sirip ekor

berbentuk cagak (Forked).


14

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pratikum kali ini dapat disimpulkan bahwa sampel ikan yang di

peroleh dari Laboratorium menunjukkan identifikasi ikan dapat dilihat dari bentuk

tubuh, bentuk mulut, linea lateralis, jenis-jenis sirip, dan bentuk ekor serta habitat

nya terdapat keanekaragaman . Keanekaragaman jenis ikan itu bisa kita lihat dari

bentuk morfologinya maupun ciri-cirinya dan klasifikasi dari pada ikan itu sendiri.

Berdasarkan ciri-ciri yang telah kita amati, maka kita dapat

mengklasifikasikannya apakah ikan tersebut masuk dalam kelas Agnatha atau

Gnathostomata.

5.2 Saran

Pada waktu praktikum dilaksanakan, sebaiknya asisten lebih

memperhatikan praktikannya saat mengidentifikasikan ikan-ikan yang disediakan

di Laboratorium agar praktikan dapat lebih memahami karakteristik masing-

masing ikan tersebut untuk kedepannya.


15

DAFTAR PUSTAKA

Amri. 2008. Membuat Pakan Ikan Konsumsi. Agromedia Pustaka, Tanggerang.

Feliatra, et al dkk. 2009. Pengantar Perikanan dan Ilmu Kelautan I. Pekanbaru


Faperika Press Universitas Riau.

Haryono. 2009. Buku Panduan Lapangan: Ikan Perairan Lahan Gambut. Penerbit
LIPI Press. Jakarta.

Jeffri. 2010. Morfologi Ikan, Universitas Sriwijaya, Palembang.

Kottelat M., Whitten AJ, Kartikasari SN, Wiroatmadja S. 1993. Ikan Air
TawarIndonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Jerman: Periplus Edition. 377
hal.

Manda, et aldkk. 2005. Penuntun Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan


Ilmu Kelautan Universitas Riau.Pekanbaru.

Pulungan, Chaidir P dkk. 2014. Penuntun Praktikum Ichthyology. Pekanbaru

Rahardjo.M.F dkk, 2011. Ikhtiology, Lubuk Agung, Jakarta.

Taufik, 2011. Teknik Identifikasi spesies Ikan. http://www.bpppbanyuwangi.com.


[11 April 2015].

Wahyuningsih, H dan Barus. 2006. Buku Ajar Ikhtiologi. Universitas Sumatera


Utara : Medan
16

LAMPIRAN
17

Lampiran 1. Alat dan Bahan Praktikum :

Nampan Meja Foto Lampu

Anda mungkin juga menyukai