Anda di halaman 1dari 4

TEKNIK PENGAMBILAN HEMOLIMFA UNTUK PENGUKURAN

TINGKAT/BEBAN OSMOTIK PADA KEPITING BAKAU (Scylla tranquebarica)

Reni Rahmawati1’ dan Nurfajar2’


1) Mahasiswa Jurusan MSP-FPIK-UHO
2) Asisten Praktikum Fisiologi Hewan Air FPIK-UHO

ABSTRAK

Hemolimfa adalah cairan pengganti darah pada kepiting. Hemolimfa berfungsi


sebagai alat transport yang menyebarkan nutrisi dan sisa metebolisme dalam tubuh
kepiting. Hemolimfa berwarna putih bening hingga biru keungu-unguan. Tujuan dari
percobaan ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknis pengambilan hemolimfa pada
kepiting dan untuk mengetahui bagaimana karakteristik hemolimfa tersebut. Percobaan
ini dilakukan pada sabtu, 4 mei 2019 di Laboratorium Oseanografi GIS dan Remote
Sensing, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari. Metode
pengambilan hemolifa pada kepiting bakau (S. tranquebarica) dilakukan dengan cara
menyuntikkan spoit ke otot di antara sendi-sendi kaki jalan kepiting. Mengamati
karakteristik warna hemolimfa yang diperoleh. Karakteristik hemolimfa berwarna
coklat kekuningan. Perubahan warna dari bening ke coklat kekuningan diakibatkan oleh
tingkat stres yang terjadi pada kepiting.
Kata Kunci: Hemolimfa, Kepiting bakau, Peredaran darah terbuka.

I. PENDAHULUAN

Kepiting bakau (Scylla tranquebarica) merupakan salah satu spesies crustacea


yang hidup di air payau. Sesuai dengan namanya, habitat kepiting bakau ialah dihutan
manggrove. Kelimpahan kepiting bakau (S. tranquebarica) sangat dipengaruhi oleh
kerapatan manggrove karena guguran-guguran daun manggrove merupakan makanan
alami bagi kepiting. Penyebarannya sangat luas dan dapat ditemukan hampir diseluruh
perairan pantai Indonesia.
Kepiting bakau (S. tranquebarica) dalam melakukan proses fisiologinya
membutuhkan suatu zat untuk mengangkut substansi-substansi yang dibutuhkan oleh
tubuh seperti mineral dan oksigen. Sistem peredaran darah pada kepiting bakau
Kepiting bakau (S. tranquebarica) adalah system peradaran terbuka. Zat yang berfungsi
sebagai pengangkut pada Kepiting bakau (S. tranquebarica) disebut hemolimfa.
Hemolimfa adalah cairan pada organisme dengan peredaran terbuka seperti
kepiting yang fungsinya sama seperti darah. Hemolimfa berfungsi sebagai alat transport
yang menyebarkan nutrisi dan sisa metebolisme dalam tubuh kepiting. Hemolimfa
hanya dimiliki oleh organisme invertebrata, hemolimfa berwarna putih bening karena
tidak mengandung hemogoblin. Sebagai pengganti hemogoblin hemolimfa mengandung
hemosianin, yaitu protein yang memiliki fungsi untuk mengikat oksigen.
Hemolimfa pada kepiting bakau Kepiting bakau (S. tranquebarica) tidak
selamanya berwarna putih bening. Warna hemolimfa dipengaruhi oleh kondisi
lingkungan dan tingkat stresnya. Terkait dengan hal tersebut perlu dilakukannya
percobaan ini untuk mengetahui teknik pengambilan hemilomfa dan untuk mengamati
langsug karakteristik hemolimfa mulai dari tekstur hingga warnanya.

II. MATERIAL DAN METODE

Percobaan ini dilaksanakan pada hari sabtu, 4 mei 2019 pukul 10.00 WITA.
Bertempat di Laboratorium Oseanografi GIS dan Remote Sensing, Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan Universitas Halu Oleo, Kendari. Alat yang digunakan pada
percobaan ini adalah sebagai berikut: spoit, jarum suntik 3mm dan baki. Bahan yang
digunakan pada percobaan ini adalah Kepiting bakau (S. tranquebarica). Kepiting
bakau (S. tranquebarica) yang disiapkan berjumlah 8 ekor dengan berat 80-95 gram dan
diperoleh dari hasil tangkapan nelayan. Pengambilan hemolimfa pada kepiting bakau (S.
tranquebarica) dilakukan dengan cara menyuntikkan spoit ke otot di antara sendi-sendi
kaki jalan kepiting. Mengamati karakteristik warna hemolimfa yang diperoleh.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 1. Hemolimfa Kepiting Bakau (S. tanquebarica)


(Sumber: Dok. Pribadi, 2019)
Hemolimfa merupakan plasma yang berfungsi menjalankan fungsi darah pada
kepiting. Fungsi tersebut antara lain transportasi zat-zat hasil metabolisme, oksigen,
serta membunuh patogen yang menyerang kepiting karena mengandung protein. Hal ini
sesuai dengan pernyataan Suwannatrai dkk. (2016), yang menyatakan bahwa hemolimfa
terdiri atas plasma dan hemosit yang berfungsi sebagai sumber metabolit dan nutrisi,
hemolimfa juga mengandung banyak protein, yang dapat bertindak untuk secara
langsung melawan dan membunuh patogen yang menyerang organisme.
Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik pada hemolimfa berwarna coklat
kekuningan. Hemolimfa pada normalnya berwarna bening atau hijau kebiruan.
Perubahan warna diakibatkan oleh perubahan lingkungan. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Fredrick dan Ravichandran (2012), yang menyatakan bahwa hemolimfa
mengandung hemosianin, protein yang berubah menjadi kebiruan ketika teroksidasi,
sehingga memberi warna biru kehijauan. Warna hemolimfa juga dipengaruhi oleh
kebiasaan dan habitat organisme termasuk perbedaan salinitas dan temperatur
(Lorenzon dkk., 2011).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan dari percobaan ini hemolimfa merupakan plasma yang berfungsi


menjalankan fungsi darah pada kepiting. Fungsi tersebut antara lain transportasi zat-zat
hasil metabolisme, oksigen, serta membunuh patogen yang menyerang kepiting karena
mengandung protein. Berdasarkan hasil pengamatan karakteristik pada hemolimfa
berwarna coklat kekuningan. Hemolimfa pada normalnya berwarna bening. Perubahan
warna diakibatkan oleh tingkat stress yang terjadi pada kepiting.
Saran untuk praktikum selanjutnya adalah praktikan harus lebih disiplin lagi,
seperti hadir tepat waktu dan lebih fokus lagi saat mendengarkan penjelasan dari dosen
dan asisten pembimbing agar ilmu yang diberikan dapat lebih mudah dipahami.

UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillah puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah swt, kerena
berkat rahmat, kehendak dan ridha-Nya penulis dapat menyelesaikan Jurnal Mingguan
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini. Penulis menyadari bahwa Jurnal Mingguan
Praktikum Fisiologi Hewan Air ini tidak akan selesai tanpa dukungan dan dorongan
berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan
rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya
kepada Kak Nurfajar, selaku asisten pembimbing yang sudah bersedia meluangkan
waktu disela-sela rutinitasnya untuk memberikan petunjuk, saran dan arahan hingga
selesainya penulisan Jurnal Mingguan Praktikum Fisiologi Hewan Air ini.

DAFTAR PUSTAKA

Fredrick, W. S. & Ravichandran, S. 2012. Hemolymph Proteins in Marine Crustaceans. Asian


Pasific Journal of Tropical Biomedicine. 2(6): 596-502
Lorenzon, S., Marzia, M. & Enrico, A. F. 2011. Ecological Relevance of Hemolymph Total
Protein Concentrationin Seven Unrelated Crustacean Species from Different Habitats
Measured Predictively by a Density-Salinity Refractometer. Journal of Marine Biology.
10(1): 1-6
Suwannatrai, K., Apiporn, S., Pairat, T., Jariya, U. W., Sirikachorn, T., Cinzia, C.,
Jason, M., Smarn, T., Alex, L. & Javier, S. 2016. Differential Protein Expression
in the Hemolymph of Bithynia siamensis goniomphalos Infected with
Opisthorchis viverrini. Neglected Tropical Diseases. 10(11): 1-20
JURNAL FISIOLOGI HEWAN AIR

PRAKTIKUM II
HEMOLIMFA

OLEH :

NAMA : RENI RAHMAWATI


STAMBUK : I1A1 17 007
KELOMPOK : III (TIGA)
ASISTEN PEMBIMBING : NURFAJAR

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2019

Anda mungkin juga menyukai