Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN AIR

PENGAMATAN PERGERAKAN SIRIP SIRIP IKAN DAN


MEKANISME IKAN MENGAMBIL MAKANAN DI DALAM
LAMBUNG

OLEH:
REVANDI JANSAH
21041126129
TEK

HARIFAH SYAH PUTRA NASUTION S.Pi


SESI 2/KAMIS 10.30-12.30
KELOMPOK 7

LABORATORIUM BIOLOGI PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN DAN
KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadiran Allah SWT karena atas berkat dan kehadiratnya
dan rahmat-Nya dapat menyelesaikan laporan pratikum ini. Laporan praktikum ini
dilaksanakan pada tanggal 02 Mei 2023 yang berjudul “ Menentukan Tahanan
Osmotik Sel-sel Darah Merah Pada Ikan Lele Lokal (Clarias Batrachus)”.
Penulis mengucapkan juga terima kasih kepada dosen Dr. Dra. Windarti,
MSc selaku dosen penanggung jawab dan bapak/ibu dosen lainnya yang
mengampu pada mata kuliah Fisiologi Hewan Air. Disamping itu penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada abang Harifa Syah Putra nasution S.Pi selaku
asisten laboratorium yang telah membantu dan bersedia dalam hal pembuatan
penuntun pratikum Fisiologi HewanAir yang menjelaskan tentang menentukan
tahanan osmotik sel-sel darah merah Pada Ikan Lele lokal (Clarias Batrachus).

Pekanbaru, Mei 2023

Dewi Kartika Sari


DAFTAR ISI

Isi Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................... i
DAFTAR ISI ....................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum .............................................. 2
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ikan Lele (Clarias batrachus)................................................. 4
2.2 Sel Darah................................................................................. 5
2.3 Haemolisis ………………………………………………….. 6
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................. 7
3.2 Bahan dan Alat....................................................................... 7
3.3 Prosedur ................................................................................. 7
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil........................................................................................ 8
4.2 Pembahasan ............................................................................ 10

V. KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ............................................................................ 12
5.2 Saran ...................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
1. Ikan Lele ( Clarias batrachus)......................................................... 8
2. (1 mL darah ikan) ............................................................................. 8
3. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,3% ) ............................................ 8
4. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,5%) ............................................. 8
5. (1mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,6%) .............................................. 9
6. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,7%) ............................................. 9
7. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,8%) ............................................. 9
8. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 0,9%) ............................................. 9
9. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 1%) ............................................... 10
10. (1 mL darah ikan + 1 mL NaCl 3%) .............................................. 10
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1. Hasil heamolisis pada darah ikan lele ( clarias batrachus)………. 8
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1. Alat dan Bahan.............................................................................. 14
2. Prosedur Praktikum....................................................................... 16
3. Preparat ulas dibawah mikroskop ................................................. 18
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fisiologi merupakan cabang dari ilmu biologi yang mempelajari objek
spesifik mahluk hidup dari sudut pandang struktur dan fungsinya. Secara
terminologis fisiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu physis (sifat) dan logos
(ilmu). Jadi, secara garis besar fisiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari
segala proses yang berlangsung dalam tubuh mahluk hidup, baik organisme ber sel
tunggal maupun ber sel banya, termasuk interaksi antar sel, jaringan, organ serta
semua komunikasi intrecellular, baik energik maupun metabolik (Windarti et al.,
2013).
Sistem peredaran darah pada ikan disebut sistem peredaran darah tunggal.
Yang dimaksud dengan peredaran darah tunggal adalah dimana darah hanya satu
kali saja melewati jantung. Darah yang terkumpul dari seluruh tubuh masuk ke
atrium. Pada saat relaksasi, darah mengalir pada sebuah katup kedalam ventrikel
yang berdinding tebal. Kontraksi dari ventrikel ini sangat kuat sehingga
menyebabkan darah keluar menuju jaringan kapiler insang lalu dari insang darah
mengalir ke jaringan kapiler lain dalam tubuh.
Darah mempunyai suatu komposisi yang terdiri dari dua komponen utama
yaitu sel dan plasma. Sel terdiri atas sel-sel diskret yang memiliki bentuk khusus
dan fungsi berbeda, sedangkan komponen dari plasma selain fibrinogen, juga
terdapat ion-ion anorganik dan komponen organik untuk fungsi metabolik. Fungsi
dari kedua komponen tersebut kadang-kadang terpisah, kadang-kadangbergabung.
(Pulungan dalam et al 2005).
Bahan-bahan untuk menggumpalkan darah berasal dari plasma adalah fibrinogen
sedangkan dari sel darah putih adalah trombosit. yang mengandung bahan
penyusun, diantaranya :1. Sel-sel (butir) darahsel darah merah merupakan bagian
darah yang mempunyai bentuk Ada 3 macam sel darah: Sel darah merah
(Eritrosit), Sel darah putih (Leukosit), Keping Darah (trombosit).Eritrosit (sel
darah merah) ikan berinti, bewarna merah kekuningan. Erotrosit dewasa berbentuk
lonjong, kecil dan berdiameter 7-36 mikron bergantung kepada spesies ikannya.
Jumlah eritrosit tiap-tiap mm3 darah berkisar antara 20.000-3.000.000 tergantung
pada ukurannya. (Windarti et al.,2017).
Sel darah merah merupakan bagian terpenting dalam tubuh ikan karena sel darah
merah yang berada diseluruh bagian tubuh ikan dari mulut sampai dengan pangkal
ekor. Sel darah merah merupakan sel yang paling banyak dalam tubuh ikan. Sel
darah merah mengandung banyak haemoglobin. Darah berwarna merah sebab
haemoglobin berwarna merah tua. Sel darah merah dihasilkan didalamlimpa atau
kura, hati dan sumsum pada tulang pipih. Sel darah merah yang sudah mati
dihancurkan didalam hati.
1.2 Tujuan dan Manfaat Praktikum
Adapun tujuan pada praktikum ini adalah bertujuan agar mahasiwa
mengetahui cara menentukan tahanan osmotik sel-sel darah merah pada ikan lele
lokal (Clarias Batrachus).
Serta manfaat dari praktikum ini ialah para praktikan atau pembaca dapat
mengetahui bagaimana cara menentukan osmotic sel-sel darah merah yang
terdapat pada darah ikan lele tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ikan Lele Lokal (Clarias batrachus)


Ikan lele (Clarias sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan air tawar
yang unggul di pasaran selain mujair, patin, nila dan gurami. Ikan lele memiliki
keunggulan dibandingkan dengan jenis ikan lain yaitu pertumbuhannya tergolong
cepat, toleran terhadap kualitas air yang kurang baik, relatif tahan terhadap
penyakit dan dapat dipelihara hampir di semua wadah budidaya (Anis dan
Hariani, 2019). Adapun klasifikasi ikan lele dibawah ini sebagai berikut.

Kingdom : Animalia
Sub-Kingdom : Metazoa
Filum : Chordata
Sub-Filum : Vertebrata
Ordo : Teleostei
Sub Ordo : Oistarlopryri
Famili : Claridae
Genus : Clarias
Spesies : Clarias batrachus
Ikan lele (Clarias Batrachus) merupakan jenis ikan konsumsi air tawar
dengan tubuh memanjang dan kulit licin. Secara morfologi, bentuk tubuh lele
memanjang,berlendir dan tidak bersisik, agak bulat pada bagian tengahnya, dan
bagian belakang berbentuk pipih. Kepala lele pipih dengan memiliki panjang yang
hampir mencapai seperempat panjang tubuhnya. Sekitar mulut terdapat empat
pasang sungut peraba yang berfungsi sebagai alat peraba saat mencari makan atau
saat bergerak. Dekat sungut terdapat pula alat olfaktori yang berfungsi untuk
perabaan dan penciuman serta penglihatan lele yang kurang berfungsi dengan
baik. (Saputri dan Razak, 2018).

Ikan lele memiliki kulit tubuh yang licin, berlendir, tidak bersisik dan
mempunyai organ arborescent, yaitu alat yang membuat lele dapat hidup di
lumpur atau air yang hanya mengandung sedikit oksigen. Ikan lele berwarna
kehitaman atau keabuan memiliki bentuk badan yang memanjang pipih ke bawah
(depressed), berkepala pipih dan memiliki empat pasang kumis yang memanjang
sebagai alat
peraba. Habitat atau lingkungan hidup ikan lele ialah semua perairan air tawar. Di
sungai yang airnya tidak terlalu deras, atau di perairan yang tenang seperti danau,
waduk, telaga, rawa serta genangan-genangan kecil seperti kolam, merupakan
lengkungan hidup ikan lele. Kualitas air yang dianggap baik untuk kehidupan lele
adalah suhu yang berkisar antara 20 – 30 ̊ C, akan tetapi suhu optimalnya
adalah 27 ̊ C kandungan oksigen terlarut > 3 ppm, pH 6,5-8 dan NH3 sebesar
0,05 ppm. Ikan lele digolongkan ke dalam kelompok omnivora (pemakan segala)
dan mempunyai sifat scavenger yaitu ikan pemakan bangkai. (Manik, et al.,
2022).

2.2 Sel Darah


Sel darah merah (Eritrosit) dapat dilihat secara makroskopis dan mikroskopis.
Selain itu, pada sel darah merah memiliki tahanan osmotik yang dapat ditentukan.
Oleh karena itu, laporan ini akan membahas menentukan tahanan osmotik sel-sel
darah merah.

Darah mengangkut oksigen dari insang ke jaringan dan mengankut CO dari


jaringan ke insang. Pada kebanyakan sepesies ikan. O₂ terikat pada haemoglobin
pada darah sel merah. Tetapi pada sebagian ikan tidak memerlukan Hb untuk
transparans O, dan Hb darah. Ketika darah mencapai jaringan, dimana CO₂ tinggi,
afinitas dan kejenuhan menurun dan demikian O2 akan dilepaskan dari Hb dan
berdifusi kedalam jaringan (Windarti et al., 2017).

Sel darah merah ikan berinti berfungsi untuk mengikat oksigen. Eritrosit
berwarna merah kekuningan, bentuknya lonjong, kecil dan ukurannya sekitar 7-36
um.Jumlah eritrosit tiap mm' darah ikan sekitar 20.000-3.000.000 butir, tergantung
pada jenis dan ukuran ikan (Windarti et al.,2017). Pengangkutan oksigen dalam
darah bergantung kepada jumlah hemoglobin (pigmen pernapasan) yang terdapat
didalam eritrosit.

2.3 Haemolisis
Hemolisis adalah pecahnya membran eritrosit, sehingga hemoglobin bebas
kedalam medium sekelilingnya (plasma).Kerusakan membran eritrosit dapat
disebabkan oleh antara lain penambahan larutan hipotonis, hipertonis kedalam
darah, penurunan tekanan permukaan membran eritrosit, zat/unsur kimia tertentu,
pemanasan dan pendinginan, rapuh karena ketuaan dalam sirkulasi darah
dll.Apabila medium di sekitar eritrosit menjadi hipotonis (karena penambahan
larutan NaCl hipotonis) medium tersebut (plasma dan lrt. NaCl) akan masuk ke
dalam eritrosit melalui membran yang bersifat semipermiabel dan menyebabkan
sel eritrosit menggembung. Bila membran tidak kuat lagi menahan tekanan yang
ada di dalam sel eritrosit itu sendiri, maka sel akan pecah, akibatnya hemoglobin
akan bebas ke dalam medium sekelilingnya. Sebaliknya bila eritrosi berada pada
medium yang hipertonis, maka cairan eritrosit akan keluar menuju ke medium luar
eritrosit (plasma), akibatnya eritrosit akan keriput (krenasi). Keriput ini dapat
dikembalikan dengan cara menambahkan cairan isotonis ke dalam medium luar
eritrosit, (Sri, 2013).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Waktu dan Tempat praktikum


Praktikum yang telah pada hari selasa tanggal 02 Mei 2023 pukul 10.30
sampai dengan selesai. Lokasi praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi
Perairan, Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan
Kelautan, Universitas Riau, Kota Pekanbaru.
3.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan pada saat praktikum yaitu, mikroskop, objek
glass, cover glass, nampan, serbet, alat tulis, pipet tetes, tabung reaksi, suntik dan
tisu. Serta untuk bahan yang digunakan dalam praktikum yaitu, minyak cengkeh,
ikan lele, darah ikan, NaCl 0 %, NaCl 0,3%. NaCl 0,5%, NaCl 0,6%, NaCl 0,7%,
NaCl 0,8%, NaCl 0,9%, NaCl 1% dan NaCl 3% serta EDTA dan aquades.
3.3 Prosedur Praktikum
3.3.1 Cara Mengambil Darah Ikan
Pembiusan ikan lele dengan menggunakan minyak cengkeh sebanyak 5 tetes
kedalam wadah yang sudah diisi air dan ikan lele yang masih hidup dan biarkan
ikan lele tersebut pingsan. Jarum suntik dan spuit dibasahi mengunakan EDTA
10% untuk mencegah pembekuan darah. Ikan yang telah pingsan diletakkan pada
nampan, dan pengambilan darah ikan menggunakan suntikan pads vena caudalis
dengan sudut 45°.
3.3.2 Tahanan OSmotik Sel-sel Darah Merah
Setiap tabung reaksi diberi sampel dan pengisian larutan NaCl sesuai dengan
konsentrasi yang berbeda sebanyak 1 mL/tabung. Darah ikan diteteskan sebanyak
10 tetes kedalam tiap-tiap tabung reaksi. Penghomogenan darah ikan yang telah
dicampur oleh larutan NaCl dan didiamkan salama 30 menit. Pengambilan dari
tiap- tiap tabung sebanyak 1 tetes campuran darah dengan larutan NaCl dan
diteteskan diatas object glass dan ditutup dengan cover glass. Pengamatan
dilakukan dengan menggunakan mikroskop.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

Gambar 1. Ikan Lele (Clarias batrachus)

Gambar 2. Heamolisis 1 mL darah ikan

Gambar 3. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,3% NaCl

Gambar 4. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,5% NaCl


Gambar 5. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,6% NaCl

Gambar 6. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,7% NaCl

Gambar 7. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,8% NaCl

Gambar 8. Heamolisis 1 m L darah ikan + 0,9% NaCl


Gambar 9. Heamolisis 1 m L darah ikan + 1% NaCl

Gambar 10. Heamolisis 1 m L darah ikan + 3% NaCl

4.2 Pembahasan

Fisiologi pada ikan lele memiliki aktivitas sebelum ikan dibius ikan
bergerak secara aktif dan bebas, kemudian setelah dibius ikan bergerak melambat
atau bahkan berhenti. Adapun respon pada ikan sebelum dibius memiliki respon
yang lebih cepat terhadap lingkungan sekitarnya sementara ikan yang sudah dibius
akan kehilangan respon karena kehilangan kesadaran sementara. Pada pernapasan
ikan sebelum dibius memilki frekuensi pernapasan yang normal sementara
sesudah dibius ikan memiliki frekuensi pernapsan yang lebih lambat.
Haemolisis adalah pecahnya sel darah serta keluarnya hemoglobin dari
dalam sel darah menuju cairan disekelilingnya. Membran sel darah termasuk
membran yang permeabel selektif. Pada percobaan tahanan osmotik sel-sel darah
merah ada 9 percobaan yang dilakukan dengan penambahan kosentrasi NaCl yang
berbeda- beda, pada kosentrasi Nacl 0% terdapat hasil yaitu darah normal, tidak
ada endapan serta tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 0,3% tidak memiliki
endapan dan tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 0,5% ada terdapat endapan
dibawah (hypertonis)
serta tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 0,6% tidak memilikin endapan
dibawah dan tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 0,7% terdapat endapan
dibawah (hypertonis) dan tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 0,8% adanya
endapan, tidak tembus cahaya, dan pada bagian atas bening. Pada kosentrasi 0,9%
terdapat endapan dibawah (hypertonis) dan tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi
1% terdapat endapan dibawah dan tidak tembus cahaya. Pada kosentrasi 3%
terdapat endapan dibagian bawah (hypertonis) serta bersifat tidak tembus cahaya.
V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pratikum yang telah dilaksanakan, diketahui bahwa darah yang


dicampur NaCL 0,5% ; 0,6% ; 0,7% bersifat hipotonis, darag yang dicampur
NaCL 0,8% ; 0,9% bersifat isotonis dan darah yang dicampur NaCL 0,3% ; 1% ;
3% bersifat hipetonis. Sehingga darah yang dicampur dengan larutan bersifat
hipotonis. Isotonis dan Hipetonis maka terjadi proses osmosa dan difusi

5.2 Saran

Saat melakukan pratikum sebaiknya saat akan dilaksanakannya praktikum,


usahakan ketika melakukan pembiusan ikan dengan pemberian minyak cengkeh
tidak berlebihan dosis agar ikan masih bisa hidup dan jangan pula kekurangan
karena ikan bisa stres dan ketika melakukan penyuntikan menjadi sulit. Praktikan
juga harus berhati – hati dan cermat dalam menggunakan alat suntik untuk
mengambil darah ikan serta hati-hati dalam mencampurkan larutan serta jangan
lupa untuk membasahi alat praktikum dengan EDTA agar darah ikan tidak beku.
DAFTAR PUSTAKA

Femande. 2015. Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Air Rupa darah Secara
MAkroskopis dan Mikroskopis Setelah dan Sesudah Haemolisis dan
Menentukan Tahanan Osmotik Darah Merah. Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan Pekanbaru.

Fajri, Nur El dan Agustina. 2018. Penuntun Praktikum dan Lembar Kerja
Praktikum Ekologi Perairan. Fakultas Perikanan dan Kelautan

Redy Sptiansyah, Ridwan Zaelani, Latip Mustofa. 2014. Laporan Akhir Praktikum
Fisiologi Ternak Praktikum Darah. Fakultas Peternakan. Universitas
Padjajaran. Jatinangor.

Windarti, dkk 2019. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air Pekanbaru: UR Press
Pekanbaru Windarti, Niken Ayu Pamungkas, Morina Riauwaty, Benny
Heltonika, M.Fauzi, Efawani.2017. Buku Ajar Fisiologi Hewan Air,
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau. UR Press.
Pekanbaru. Yustina, Darmadi. 2017. Buku Ajar Fisiologi Hewan.
FKIP Universitas Riau.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai