Anda di halaman 1dari 35

Laporan Praktikum Biologi Perikanan

KEMATANGAN GONAD PADA IKAN KUWE


(Caranx ignobilis)

SITI ZULAEKA
200330010
AKUAKULTUR III A

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Ikhtiologi yang berjudul “Kematangan Gonad Ikan Kuwe
(Caranx ignobilis)”. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Perikanan.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada asisten dosen yaitu Maulyani, Rahayu, dan Fendi
Saputra.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Aceh Utara, 6 November 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................2

1.3 Manfaat Praktikum.....................................................................................2

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).........................3

2.2 Habitat Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).......................................................3

2.3 Kematangan Gonad....................................................................................4

2.3.1 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Cassie.....................................6

2.3.2 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Nykolsky................................6

ii
3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................8

3.2 Alat & Bahan ............................................................................................8

3.3 Metode Praktikum......................................................................................8

3.4 Prosedur Praktikum ...................................................................................9

4. HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil............................................................................................................10

4.1.1 Data Morfometrik...............................................................................10

4.1.2 Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad...................10

4.1.3 Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG).............................................10

4.1.4 Penentuan Kematangan Gonad Berdasarkan Kriteria Cassie dan


Nylkolsky............................................................................................10

4.2 Pembahasan ...............................................................................................10

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15

LAMPIRAN.........................................................................................................17

iii
iv
DAFTAR TABEL

1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betina menurut Cassie................................6


2. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Jantan menurut Cassie................................6
3. Alat-alat yang digunakan beserta fungsinya.....................................................8
4. Bahan-bahan yang digunakan beserta fungsinya..............................................8

v
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)..........................................................................3

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Morfometrik Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)............................................18


2. Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad ................................19
3. Penampakan Gonad Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).........................................20

vii
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khususnya adalah mempunyai
tulang belakang, insang, dan sirip. Dan terutama ikan sangat bergantung atas air
sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan
didalam air untuk bergerak dengan menggunkan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air
yang disebabkan oleh arah angin (Diansyah, 2017).
Biologi perikanan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan
ikan sejak individu ikan menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh,
bermain, bereproduksi, dan akhirnya mati, baik mati secara alami atau karena
faktor-faktor lain. Pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan
dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan
spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies
ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya (Yudasmara, 2014).
Namun untuk melakukan usaha budidaya terlebih dahulu diperlukan data
mengenai aspek reproduksi. Dengan mengetahui reproduksi ini akan dapat
mengetahui indeks kematangan gonad (IKG), dan tingkat kematangan gonad
(TKG). Dengan mengetahui reproduksinya, dapat diketahui untuk proses
penangkapan dan pengelolaan berkelanjutan yang akan mempertahankan kualitas
dan kuantitasnya. Dalam biologi perikanan tingkat kematangan gonad merupakan
salah satu tingkat kuantitatif yang menunjukkan suatu kondisi kematangan
seksual ikan (Agustiawan, 2020).
Ikan kuwe (Caranx sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan laut
bernilai ekonomis dan mempunyai prospek yang cukup cerah karena teknologi
pembesarannya telah dikuasai. Ikan ini berpeluang sebagai spesies yang dapat
dikembangkan dalam usaha budidaya. Tingginya permintaan pasar, baik pasar
lokal maupun internasional, maka semakin tinggi pula tingkat tekanan
penangkapan yang dikhawatirkan mengganggu kelestariannya (Laimeheriwa,

1
dkk. 2019). Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan
praktikum tentang “Kematangan Gonad Pada Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)”.

2
2

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum biologi perikanan ini yaitu:


1. Untuk mengenal dan mengetahui secara langsung jenis kelamin pada ikan
kuwe (Caranx ignobilis) dilihat dari pengamatan ciri seksual primer dengan
melakukan pembedahan diabgain abdominal.
2. Untuk mengetahui timbangan berat tubuh dan gonad ikan kuwe (Caranx
ignobilis) tersebut.
3. Untuk menentukan nilai indeks kematangan gonad yang dimiliki ikan kuwe
(Caranx ignobilis) tersebut.
4. Untuk mengetahui tingkat kematangan gonad pada ikan kuwe (Caranx
ignobilis) berdasarkan kriteria Cassie dan Nikolsky.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai kematangan gonad pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) dan
menjadi salah satu syarat kelulusan mata kuliah biologi perikanan.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Klasifikasi ikan kuwe menurut Nelson (1984) dalam Akbar (2018) yaitu
sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Subordo : Percoidei

Superfamili : Percoidea

Famili : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx ignobilis

Gambar 1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

3
Ikan kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu
biru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh
ditutupi sisik halus berbentuk sikloid. Sisiknya kecil dengan gurat sisi yang
bercabang. Di bagian dada sisiknya berkurang atau tidak ada. Terdapat tiga duri,
dua yang pertama terpisah dari sirip yang diam. Sirip ekornya berjagak (Akbar,
2018).
Ikan yang aktif mencari makan pada malam hari ini biasanya memakan
jenis ikan dan krustacea. Ikan ini biasanya memiliki ciri-ciri fisik tubuh berwarna-
warni mulai dari hijau muda bagian punggung dan bagian bawah berwarna putih
keperakan dengan sirip dada melengkung lancip (Froose dan Pauly, 2011)

2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Menurut Akbar (2018) habitat dari ikan kuwe sangat beragam, dari pantai
sampai laut lepas (oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar

4
4

(demersal). Caranx dan Gnathanodon sangat khas sebagai penghuni terumbu


karang (reef associated). Hampir semua ikan Kuwe mempunyai sifat bergerombol
(schooling) dan bersifat karnivora. Makanan utamanya adalah ikan dan
makrofauna lainnya.
7 Ikan Kuwe hidup di perairan dangkal, terumbu karang, membentuk
gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm, umumnya 50 cm.
Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan
pancing, bubu, jaring klotok, moroami jaring insang. Dipasarkan dalam bentuk
segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; sepanjang pantai
dangkal, perairan karang Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang
pantai Laut Cina Selatan, Philipinna (Akbar, 2018).

2.3 Kematangan Gonad Ikan

Gonad adalah organ reproduksi yang terdapat dalam tubuh individu ikan.
Gonad berada disamping kanan dan kiri dibawah gelembung renang, di bawah
tulang vertebrata, dan di atas saluran pencernaan. Jumlahnya sepasang dan
menggantung pada selaput mesorchia dan mesovaria. Bentuk dan ukuran pada
setiap spesies selalu bervariasi, tergantung bentuk tubuh dan rongga tubuh ikan itu
sendiri.

Perkembangan gonad di dalam tubuh ikan sangat dipengaruhi oleh kualitas


dan kuantitas makanan yang dimakan, serta kondisi lingkungan perairan, salah
satunya yaitu suhu. Mempelajari tahap-tahapan perkembangan gonad dari suatu
spesies ikan sangat penting untuk mendalami aspek biologi ikan. Dengan
diketahuinya rekaman data tentang tahapan testis dan ovari ikan, maka kita dapat
membandingkan antara individu ikan yang belum dewasa dengan individu ikan
yang sudah dewasa, antara individuyang belum matang gonad dengan yang sudah
matang gonad. Selain itu, dapat diketahui pada ukuran beberapa individu dari
spesies ikan itu pertama kali mengalami tentang matang gonad dan memijah.
5

Gonad yang berkembang di dalam tubuh individu ikan akan


mempengaruhi pertamabahan berat tubuh. Individu-individu ikan yang sudah
matang gonad sempurna, berat testesnya mempengaruhi pertambahan berat tubuh
ikan jantan sekitar 10-15%, sedangkan pada ikan betina sekitar 15-22%, kecuali
pada ikan vivipar dan ovovivipar pertambahan berat bisa mencapau 35-50%
(Muliani, dan Rusyidi. 2021).

Dalam Muliani, dan Rusyidi (2021) nilai Indeks Kematang Gonad (IKG)
atau Gonado Somatic Index adalah suatu nilai dalam persen sebagai hasil dari
perbandingan berat gonad dengan berat tubuh ikan termasuk gonad dikal dengan
100%.

IKG= ( BgBt ) ×100 %


Keterangan :

IKG : Indeks kematangan gonad

Bg : berat gonad (gr)

Bt : berat tubuh (gr)

Pengamatan tetnatang tahapan-tahapan kematangan goad ikan dapat


dilakukan secara Morfologi dan Histologi. Pengamatan secara morfologi dapat
dilakukan di lapangan dan di laboratorium, sedangkan secara histologi hanya
dapat dilakukan di laboratorium. Pengamatan histologi memerluka peralatan yang
canggih dan teliti serta melakukan pendanaan yang cukup.

Penampakan ciri yang dapat dipakai untuk pembeda antar kelompok


tersebut dalam penentuan tingkat kematangan gonad di lapangan atau di
laboratorium antara lain (Muliani, dan Rusyidi. 2021).:
6

a. Gonad berupa testes yang diperlu diperhatikan adalah:


 Bentuk testes.
 Bentuk kedua sisi testes .
 Ukuran (panjang dan diameter).
 Perdandingan panjang testes dengan panjang rogga tubuh
 Warna testes.
 Pembuluh darah dari permukaan testes.
b. Gonad berupa ovari yang perlu diperhhatikan:
 Bentuk ovari.
 Bentuk kedua sisi ovari.
 Ukuran (panjang ovari dan diameter ovari).
 Perbandingan panjang ovari dengan panjang tubuh.
 Pembuluh darah dari permukaan ovari.
 Warna ovari.
 Diameter ovari beberapa butir telur.
A. Tingkat kematangan gonad
Tingkat kematangan gonad ikan telah ditentukan oleh beberapa ahli, di
antaranya sebagai berikut:
2.3.1 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Cassie

Tingkat Kematangan gonad ikan betina dan ikan jantan menurut Cassie
disajikan dalam tabel berikut (Muliani, dan Rusyidi. 2021) :

Tabel 1. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Betina menurut Cassie


Tingkat
Betina
Kematangan
Ovari seperti benang, panjang sampai ke depan rongga
I
tubuh, warna jernih, dan permukaan licin.
Ukuran ovari lebih besar, berwarna kekuning-kuningan,
II
telur belum terlihat jelas dengan mata.
Ovari berawarna kuning, secara morfologi telur mulai
III
keihatan butirnya dengan mata.
Ovari makin besar, telur berwarna kuning, mudah
IV dipisahkan, butir minyak tidak tampak, mengisi 1/2-2/3
rongga perut, usus terdesak.
7

Ovari berkerut, dinding tebal, butir telur sisa tedapat


V
didekat pelepasan, banyak telur seperti pada tingkat II

Tabel 2. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Jantan menurut Cassie


Tingkat
Jantan
Kematangan
I Testes seperti benang, lebih pendek (terbatas) warna jernih.
Ukuran testes lebih besar, berwarna,perwarnaa putih
II
seperti susu, bentuk lebih jelas daripada tingkat I.
Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih,
III
testes makin besar, dalam keadaan diawetkan mudah putus.
Seperti pada tingkat III tampak lebih jelas, testes semakin
IV
pejal.
Testes bagian belakang kempis dan bagian dekat pelepasan
V
masih berisi.

2.3.2 Tingkat Kematangan Gonad Menurut Nykolsky

Tingkat kematangan gonad ikan menurut Nykolsky sebagai berikut


(Muliani, dan Rusyidi. 2021) :
1. Tidak Masak : Individu muda belum berhasrat dalam berproduksi, gonad
sangat kecil.
2. Tahap Istirahat : Produk seksual belum mulai berkembang, gonad kecil
ukurannya, telur belum dapat dibedakan dengan mata biasa.
3. Pemasakan/hampir masak : telur-telur dapat dibedakan oleh mata biasa,
pertambahan berat gonada dengan cepat sedang berjalan, testes berubah
dari transparan kewarna merah mudah
4. Masak : Produk seksual masak, mencapai berat maksimum, produk
seksual belum keluar bila diberi tekanan pada perut.
5. Reproduksi : Bila perut diberi tekanan akan menonjol keluar, berat gonad
akan cepat menutun dari permulaan emijah sampai pemijahan selesai.
6. Keadaan salin : Produk seksual telah dikeluarkan, lubang genital berwarna
kemerah- merahan, gonad kempis, ovari berisi beberapa telur saja, testes
juga berisi sperma.
7. Masa Istirahat : Produk seksual telah keluar, warna lubang genital telah
pulih, gonad kempis.
8
3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum dilakasanakan pada hari Rabu tanggal 3 November 2021 pukul


15.00 WIB – 17.00 WIB. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah di
Labolaturium Nutrisi dan Kualitas Air, Fakultas Pertanian, Universitas
Malikussaleh.

3.2 Alat & Bahan

Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada table
1 dan 2 berikut ini :

Tabel 3. Alat – alat yang digunakan beserta fungsinya


No
Alat Fungsi
.
1. Nampan Untuk wadah meletakkan objek yang diamati.
2. Pisau Untuk membedah bagian tubuh ikan.
3. Serbet Untuk membersihkan tangan atau meja laboratorium.
4. Tisu Untuk membersihkan tangan atau meja laboratorium.
5. Penggaris Untuk mengukur morfometrik ikan.
6. Alat Tulis Untuk mencatat hasil dari praktikum.

Tabel 4. Bahan – bahan yang digunakan beseerta fungsinya.

No. Bahan Fungsi

1. Ikan Kuwe Sebagai bahan/objek praktikum yang di amati.

2. Deterjen Untuk membersihkan atau mencuci alat-alat


praktikum yang kotor.

8
3.3 Metode Praktikum
Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan mengamati penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh
ikan. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melalui studi literatur yang
berasal dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul prak

9
9

3.4 Prosedur Praktikum

Beberapa langkah-langkah prosedur kerja dalam melakukan praktikum yaitu :

1. Mempersiapkan alat & bahan yang akan digunakan pada praktikum.


2. Letakkan objek atau ikan kuwe (Caranx ignobilis) di atas nampan.
3. Gambar ikan kuwe (Caranx ignobilis) pada modul praktikum ikhtiologi
kemudian beri keterangan klasifikasi serta morfologi
4. Ukur panjang total (TL), panjang baku (SL), dan panjang ekor (FL)
5. Timbang berat tubuh ikan kuwe (Caranx ignobilis).
6. Lakukan pengamatan ciri seksual sekunder dimorfisme atau dikromatisme.
7. Apabila tidak memungkinkan menyimpulkan jenis kelamin pada ikan yang
diamati dengan pedoman pengamatan ciri seksual sekunder maka lakukan
pembedahan perut ikan kuwe (Caranx ignobilis) tersebut dengan
menggunakan pisau dan amati gonad yang dimiliki ikan tersebut apakah
berupa testes atau ovarium..
8. Timbang berat gonad tersebut dan tentukan nilai indeks kematangan gonad.
9. Kemudian foto bagian-bagian ikan untuk dokumentasi praktikum.
10. Setelah semuanya selesai bersihkan semua alat peralatan laboratorium yang
telah kita gunakan.
11. Kembalikan alat yang telah digunakan ketempatnya semula.
4. HASIL DAN PEMABAHASAN

4.1 Hasil

Adapun hasil pengamatan pada ikan kuwe (Caranx ignobilis)


dilaboratorium adalah sebagai berikut:
4.1.1 Data Morfometrik
1. Panjang Total (TL) : 27,1 cm
2. Panjang Baku (SL) : 21,5 cm
3. Panjang Ekor (FL) : 23,5 cm
4.1.2 Bobot Ikan, Penentuan Jenis Kelamin, dan Berat Gonad

Ikan kuwe (Caranx ignobilis) yang diamati memiliki berat/bobot tubuh


278 gram. Setelah melakukan pengamatan ciri seksual primer yaitu dengan cara
membedah bagian abdominal ternyata gonad yang terdapat pada ikan kuwe yang
diamati berupa testes yang artinya bahwa ikan kuwe tersebut berjenis kelamin
jantan. Selain itu, berat gonad ikan kuwe tersebut memliki berat sekitar 0,2 gram.
4.1.3 Nilai Indeks Kematangan Gonad (IKG)

IKG= ( BgBt ) ×100 %


0,2
IKG= ( 278 )× 100 %
IKG=0,071 %

4.1.4 Penetuan Kematangan Gonad berdasrkan Kriteria Cassie dan


Nikolsky
Tingkat kematangan gonad pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) yang
diamati berdasarkan kriteria Cassie yaitu bahwa ikan kuwe memiliki tingkat
kematangan gonad (TKG) I, sedangkan pada kriteria Nykolsky bahwa gonad ikan
kuwe tersebut memiliki tahapan tidak masak.

10
4.2 Pembahasan

Ikan kuwe (Caranx sp.) merupakan salah satu jenis ikan permukaan
(pelagis) ikan yang hidup pada perairan pantai dangkal, karang dan batu karang.
Ikan ini juga dikenal oleh masyarakat sebagai ikan hias dengan ikan pidana
kuning dan memiliki nama latin yaitu Caranx sp. (Pustria, dkk. 2017). Menurut

11
11

penelitian dari Lumi, K.W., dkk. (2019) ikan kuwe memiliki beberapa unggulan
yaitu tingkat pertumbuhan yang cepat, mampu beradaptasi dengan lingkungan,
benih mudah ditemukan di sekitar padang lamun dan hutan mangrove, tahan
terhadap penyakit dan merupakan ikan yang rakus.

Pembedaan kedua jenis kelamin ini secara nyata hanya dapat dilakukan
dengan membedah ikan dan melihat ciri seksual primernya. (Rahardjo, 2020).
Perbedaan jenis kelamin dari suatu individu ikan dapat ditentukan dengan
memperhatikan karakteristik seksual yang dimilikinya. Testis dan ovari ataupun
spermatozoa dan telur (ovum) adalah karakteristik seksual primer pada ikan
(Pulungan, 2015).

Pada hasil diatas bahwa diketahui setelah dilakukan pembedahan dibagian


abdominal bahwa dapat dilihat gonad pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) tersebut
berupa testes. Testis merupakan sepasang organ memanjang yang terletak pada
dindingdorsal (Tang dan Affandi, 2002). Testis sebagai gonad jantan memiliki
fungsiganda, yaitu sebagai penghasil spermatogonia dan mensekresi hormon
androgen (Agusriana, 2014).

Pada testis muda biasanya terlihat hanya ada selspermatogonia dan sel
sertoli pada tubulusnya (Prasetyaningtyas, 2001). Tubulus biasanya belum
mengandung rumen dan terdapat jaringan ikat yang tebal disekitar tubulus
(Prasetyaningtyas, 2001). Tubuli seminiferi adalah bagian yangdominan dalam
testis yang berupa buluh bulat dan berliku – liku. Pada tubuli terdapat sel – sel
spermatogenik dan sel Sertoli. Sel – sel spermatogenik terdiri daris permatogonia,
spermatosit, spermatid, dan spermatozoa. Berbagai sel spermatogenik
menunjukkan perbedaantahapan dalam perkembangan dan diferensiasi
spermatozoa (Agusriana, 2014).
12

Tingkat kematangan gonad adalah tahapan perkembangan gonad sebelum


dan sesudah ikan memijah. Pengamatan tingkat kematangan gonad dilakukan
dengan cara histologis dan morfologi. Anatomi perkembangan gonad dapat
terlihat lebih jelas dan akurat dengan menggunakan pengamatan secara histologi
edangkan dengan cara morfologi tidak terlihat lebih jelas. Namun cara morfologi
banyak dan mudah dilakukan dengan dasar mengamati morfologi gonad antara ain
ukuran panjang gonad, bentuk gonad, berat gonad, dan perkembangan isi gonad
(Effendie, 1997) dalam Agusriana (2014). Tingkat kematangan gonad pada ikan
kuwe (Caranx ignobilis) yang diamati berdasarkan kriteria Cassie yaitu bahwa
ikan kuwe memiliki tingkat kematangan gonad (TKG) I, sedangkan pada kriteria
Nykolsky bahwa gonad ikan kuwe tersebut memiliki tahapan tidak masak.

Perkembangan gonad ikan secara kualitatif ditentukan dengan mengamati


tingkat kematangan gonad berdasarkan morfologi gonad seperti yang
dikemukakan Siregar (1991) dalam Sari (2007) Perkembangan gonad
dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor lingkungan dan hormon (Tang 2000).
Adanya kecenderungan semakin tinggi TKG maka kisaran panjang dan berat
tubuh semakin tinggi. Selain itu dijumpai pula ikan dengan ukuran kisaran
panjang danberat yang sama tidak mempunyai TKG yang sama. Hal ini dapat
disebabkan oleh kondisi lingkungan dimana ikan tersebut hidup, ada tidaknya
ketersediaan makanan, suhu, salinitas dan kecepatan pertumbuhan ikan itu sendiri
(Yusnita & Arnentis 2002) alam (Agusriana, 2014).

Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan


ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan reproduksi.
Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu ikan itu
memijah,baru memijah atau sudah selesai memijah. Dengan memperhatikan
perkembangan histologi gonadnya, akan diketahui anatomi perkembangan gonad
lebih jelas dan mendetail (Effendie 2002). Tingkat kematangan gonad dalam
penelitian Suhendra, dkk. (2017) memperlihatkan bahwa ikan keperas jantan pada
TKG I ditandai dengan testis agak transparan,bentuk seperti benang bewarna agak
bening.
13

Indeks kematangan gonad atau bisa juga disebut “maturity” atau “Gonado
Somatic Index” merupakan perbandingan antara berat gonad dengan berat
tubuhyang nilainya dinyatakan dalam persen. Indeks kematangan gonad (IKG)
merupakan suatu informasi untukmengetahui perubahan yang terjadi dalam gonad
secara kuantitatif. Penentuan indeks gonad somatik adalah salah satu pengetahuan
dasar tentang biologi reproduksi spesies ikan dalam rangka untuk
menggambarkan siklus reproduksi, sejarah hidup ikan yang sangat diperlukan
dalam mempelajari dinamika populasiikan, seperti usia atau ukuran estimasi ikan
mencapai kematangan seksual, waktu pemijahan dan tempat. Informasi ini dapat
digunakan strategi perencanaan dan taktik penangkapan, untuk melindungi dan
memastikan keberlanjutan stok ikan berasal dari eksploitasi ikan berat badan dan
berat gonad memberikan Indeks kematangan gonad (IKG), berarti sementara
perkembangan dan pertumbuhan gonad secara bersamaan berlangsung di ikan.
Ikan tumbuh, IKG yang tinggi (Hidayat, 2014).

Dari hasil praktikum diatas dipaparkan bahwa indeks kematangan gonad


(IKG) yang didapat 0,071%. Pertambahan berat gonad akan semakin bertambah
dengan bertambahnya ukuran gonad dan diameter telur. Berat gonadakan
mencapai maksimum sesaat sebelum ikan memijah, kemudian menurundengan
cepat selama pemijahan berlangsung hingga selesai (Effendie, 1997) dalam
Agusriana (2014).

Perubahan IKG erat kaitannya dengan tahap perkembangan telur.


Umumnya gonad akan semakin bertambah berat dengan bertambahnya ukuran
gonad dan diameter telur. Pada ikan betina nilai IKG lebih besar dibandingkan
dengan ikan jantan. Berat gonad mencapai maksimum sesaat sebelum ikan akan
memijah dan nilai IKG akan mencapai maksimum pada kondisi tersebut
Peningkatan nilai indeks kematangan gonad dapat disebabkan oleh perkembangan
oosit. Nilai indeks kematangan gonad terkait dengan mutupakan yang
dikonsumsinya maka makin baik mutu pakan maka nilai IKG akan lebih tinggi
(Yulfiperius, 2009).
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari hasil pengamatan praktikum seksualitas pada ikan kuwe


(Caranx ignobilis) yaitu :

1. Data morfometrik yang terdapat pada pengamatan ikan kuwe (Caranx


ignobilis)
1. Panjang Total (TL) : 27,1 cm
2. Panjang Baku (SL) : 21,5 cm
3. Panjang Ekor (FL) : 23,5 cm
2. Ikan kuwe (Caranx ignobilis) yang diamati memiliki jenis kelamin jantan.
Selain itu, berat/bobot tubuh 278 gram, dan berat gonad ikan kuwe tersebut
memliki berat sekitar 0,2 gram
3. Tingkat kematangan gonad pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) yang diamati
berdasarkan kriteria Cassie yaitu bahwa ikan kuwe memiliki tingkat
kematangan gonad (TKG) I, sedangkan pada kriteria Nykolsky bahwa
gonad ikan kuwe tersebut memiliki tahapan tidak masak. Dan a indeks
kematangan gonad (IKG) yang didapat 0,071%.
4. Tingkat kematangan gonad diperlukan untuk mengetahui perbandingan
ikan-ikan yang akan melakukan reproduksi dan yang tidak melakukan
reproduksi. Pengetahuan TKG ini juga akan didapatkan keterangan waktu
ikan itu memijah, baru memijah atau sudah selesai memijah.
5. Penentuan indeks satu pengetahuan untuk menggambarkan siklus
reproduksi, sejarah hidup ikan yang sangat diperlukan dalam mempelajari
dinamika populasiikan, seperti usia atau ukuran estimasi ikan mencapai
kematangan seksual, waktu pemijahan dan tempat. Nilai indeks kematangan
gonad terkait dengan mutupakan yang dikonsumsinya maka makin baik
mutu pakan maka nilai IKG akan lebih tinggi.

14
15
16

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. 2018. Studi Kebiasaan Makanan Ikan Kuwe (Gnathanodon speciosus)


Di Perairan Prigi, Kecamatan Prigi, Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur.
Skripsi, 6-7.
Agusriana. 2014. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Kerling (Tor tambroides) di
Daerah Aliran Sungai Jambak Meureubo Kecamatan Pante Ceureumen :
Pendekatan Histologi. Skripsi, 6-41.
Agustiawan, D. 2020. Tingkat Kematangan Gonad Ikan Tambakan (Helostoma
temminckii) Pada Rawa Gambut di Kabupaten Ogan Komerling Ilir.
Skripsi, 2.

Diansyah, K. R. 2017. Keanakearagaman Spesies Ikan di Zona Sub Litoral


Perairan Pulo Rubiah Sabang Sebagai Materi Pendukung Kingdom
Anamalia Di SMA N 2 Sabang. Skripsi.

Effendie. 2002. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusatama

Froese R & Pauly D (Editors). 2011. Fish Base World Wide electronic
publication.

Hidayat, I. R. (2014). Analisis Tingkat Kematangan Gonad dan Fekunditas Ikan


Kembung (Restrelliger sp) di Perairan Aceh Barat. Skripsi, 21-22.
Laimeheriwa, Bruri. M. F. W. (2019). Evaluasi Kinerja Morfometrik Ikan
Bubara, Caranx Ignobilis Pada Keramba Jaring Apung Di Perairan Teluk
Ambon Dalam. Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan, 242-
246.
Lumi, K.W., U. N. (2019). Kajian Ekologi-Ekonomi Budidaya Ikan Kuwe
(Caranx sp) Di Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmiah Platax, Vol. 7:(1), 122.
Prasetyaningtias, W.E. 2001. Studi histokimia lektin pada distribusi glikokonjugat
di epitel tubuli seminiferi testis babi rusa Babyrousa babyrussa. Skripsi.
Fakultas Kedokteran Hewan. Institut Pertanian Bogor.
Pulungan, C. P. 2015. Nisbah Kelamin dan Nilai Kemontokan Ikan Tabingal
(Puntioplites bulu Blkr) Dari Sungai Sak, Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, Vol 20, 12.
Pustria, B. S. 2017. Efisiensi Usaha Budidaya Ikan Kuwe (Caranx sp.) Dalam
Keramba Jaring Apung Di Desa Banu-Banua Jaya Kabupaten Buton
Utara. Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan, 20-21.
Rahardjo, M. F. 2020. Bagaimana Membedekan Jantan dan Betina Ikan. Warta
Ikthiologi, Vol 4 (3), 2.
17

Sari, I. W.2007. Biologi Reproduksi Ikan Keperas(Cyclocheilichthys apogon)Di


Sungai Musi Sumatera Selatan. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Ilmu
Keleutan, Institut Pertanian Bogor.
Suhendra, dkk. 2017. Biologi Reproduksi Ikan Keperas (Cyclocheilichthys
Apogon) Di Perairan Sungai Menduk Kabupaten Bangka. Jurnal Sumber
budidaya perairan. 11 (1). hlm 4.
Tang, U. M. dan Affandi.R. 2000. Biologi reproduksi ikan. Bogor. 150 hal.
Tang, U.M. dan Affandi, R. 2002. Biologi reproduksi ikan.

Yudasmara, G. A. 2014. Biologi perikanan. Yogyakarta: Plantaxia.

Yulfiperius. 2009. Pengaruh Kadar Vitamin E Dalam Pakan Terhadap Kualitas


Telur Ikan Patin (Pangasius hypoptthalmus). Tesis. Ilmu Periaran,
Program Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. hlm 40.
LAMPIRAN

17
18

Lampiran 1. Data Morfometrik Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Pengukuran Panjang Total (TL)

Pengukuran Panjang Baku (SL)


19

Pengukuran Panjang Ekor (FL)

Lampiran 2. Bobot Tubuh Ikan dan Berat Gonad (Caranx ignobilis)

Bobot Tubuh Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Berat Gonad Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)


20
21

Lampiran 3. Penampakan Gonad Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Gonad Pada Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Anda mungkin juga menyukai