Anda di halaman 1dari 30

Laporan Praktikum Biologi Perikanan

SEKSUALITAS PADA IKAN KUWE


(Caranx ignobilis)

SITI ZULAEKA
200330010
AKUAKULTUR III A

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan, sehingga penyusun bisa menyelesaikan
Laporan Praktikum Ikhtiologi yang berjudul “Seksualitas Pada Ikan Kuwe
(Caranx ignobilis)”. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat
untuk memenuhi tugas mata kuliah Biologi Perikanan.

Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras semata,
melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, saya ucapkan terima
kasih sebesar-besarnya kepada asisten dosen yaitu Maulyani, Rahayu, dan Fendi
Saputra.
Saya sangat menyadari bahwa laporan ini masihlah jauh dari sempurna.
Untuk itu, saya selaku penyusun menerima dengan terbuka semua kritik dan saran
yang membangun agar laporan ini bisa tersusun lebih baik lagi. Saya berharap
semoga laporan ini bermanfaat untuk kita semua.

Aceh Utara, 29 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................ii

DAFTAR TABEL................................................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...........................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................v

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................................1

1.2 Tujuan Praktikum.......................................................................................2

1.3 Manfaat Praktikum.....................................................................................2

2.TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).........................3

2.2 Habitat Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).......................................................3

2.3 Seksualitas Ikan..........................................................................................4

3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat......................................................................................7

ii
3.2 Alat & Bahan ............................................................................................7

3.3 Metode Praktikum......................................................................................7

3.4 Prosedur Praktikum ...................................................................................8

4. HASIL & PEMBAHASAN

4.1 Hasil............................................................................................................9

4.1.1 Data Morfometrik...............................................................................9

4.1.2 Penampakan Ciri Seksual Primer........................................................9

4.1.3 Penampakan Ciri Seksual Sekunder...................................................9

4.2 Pembahasan ...............................................................................................10

5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan.................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................13

LAMPIRAN.........................................................................................................14

iii
DAFTAR TABEL

1. Alat-alat yang digunakan beserta fungsinya.....................................................7


2. Bahan-bahan yang digunakan beserta fungsinya..............................................7

iv
DAFTAR GAMBAR

1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)..........................................................................3

v
DAFTAR LAMPIRAN

1. Data Morfometrik Ikan Kuwe (Caranx ignobilis).........................................15


2. Penampakan Ciri Sekusal Primer Ikan Kuwe (Caranx ignobilis) .................16
3. Penampakan Ciri Seksual Sekunder Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)............17

vi
1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ikan adalah hewan berdarah dingin, ciri khususnya adalah mempunyai
tulang belakang, insang, dan sirip. Dan terutama ikan sangat bergantung atas air
sebagai medium dimana tempat mereka tinggal. Ikan memiliki kemampuan
didalam air untuk bergerak dengan menggunkan sirip untuk menjaga
keseimbangan tubuhnya sehingga tidak tergantung pada arus atau gerakan air
yang disebabkan oleh arah angin (Diansyah, 2017).
Biologi perikanan adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari keadaan
ikan sejak individu ikan menetas (hadir ke alam) kemudian makan, tumbuh,
bermain, bereproduksi, dan akhirnya mati, baik mati secara alami atau karena
faktor-faktor lain. Pengetahuan biologi perikanan ini merupakan pengetahuan
dasar ketika mendalami pengetahuan dinamika populasi ikan, pengembangan
spesies ikan untuk dikelola menjadi ikan budidaya dan upaya pelestarian spesies
ikan yang akan mengalami kepunahan di perairan alaminya (Yudasmara, 2014).
Pengetahuan mengenai perbedaan jenis kelamin dalam budidaya ikan
sangat penting dalam penentuan induk jantan dan betina yang akan digunakan
dalam proses pemijahan pada kegiatan pembenihan ikan. Pada umumnya suatu
spesies ikan terdiri dari dua jenis kelamin, betina dan jantan. Penentuan jenis
kelamin ikan dapat dilakukan dengan mengetahui perbedaan ciri kelamin
(seksual) pada ikan jantan dan ikan betina. 
Ikan kuwe (Caranx sp.) merupakan salah satu komoditas perikanan laut
bernilai ekonomis dan mempunyai prospek yang cukup cerah karena teknologi
pembesarannya telah dikuasai. Ikan ini berpeluang sebagai spesies yang dapat
dikembangkan dalam usaha budidaya. Tingginya permintaan pasar, baik pasar
lokal maupun internasional, maka semakin tinggi pula tingkat tekanan
penangkapan yang dikhawatirkan mengganggu kelestariannya (Laimeheriwa,
dkk. 2019). Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik melakukan
praktikum tentang “Seksualitas Pada Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)”.

1
2
2

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan praktikum biologi perikanan ini yaitu:


1. Untuk mengenal dan mengetahui secara langsung jenis kelamin pada ikan
kuwe (Caranx ignobilis).
2. Untuk mengetahui penampakan ciri seksual pada ikan kuwe(Caranx
ignobilis) dilihat dari pengamatan ciri seksual primer maupun pengamatan
ciri seksual sekunder.
3. Untuk menentukan jenis kelamin pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) dari
melalui beberapa cara penampakan ciri seksual primer dan penampakan ciri
sekunder.

1.3 Manfaat Praktikum

Adapun manfaat dari praktikum ini adalah dapat menambah wawasan dan
pengetahuan mengenai seksualitas pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) dan
menjadi salah satu syarat kelulusan mata kuliah biologi perikanan.
.
2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Klasifikasi dan Morfologi Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Klasifikasi ikan kuwe menurut Nelson (1984) dalam Akbar (2018) yaitu
sebagai berikut:

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Kelas : Actinopterygii

Ordo : Perciformes

Subordo : Percoidei

Superfamili : Percoidea

Famili : Carangidae

Genus : Caranx

Spesies : Caranx ignobilis

3
Gambar 1. Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Ikan kuwe berbentuk oval dan pipih. Warna tubuhnya bervariasi, yaitu
biru bagian atas dan perak hingga keputih-putihan di bagian bawah. Tubuh
ditutupi sisik halus berbentuk sikloid. Sisiknya kecil dengan gurat sisi yang
bercabang. Di bagian dada sisiknya berkurang atau tidak ada. Terdapat tiga duri,
dua yang pertama terpisah dari sirip yang diam (Akbar, 2018) Sirip ekornya
berjagak (Poernomo, 2006).
Ikan yang aktif mencari makan pada malam hari ini biasanya memakan
jenis ikan dan krustacea. Ikan ini biasanya memiliki ciri-ciri fisik tubuh berwarna-
warni mulai dari hijau muda bagian punggung dan bagian bawah berwarna putih
keperakan dengan sirip dada melengkung lancip (Froose dan Pauly, 2011)

2.2 Habitat dan Penyebaran Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Menurut Akbar (2018) habitat dari ikan kuwe sangat beragam, dari pantai
sampai laut lepas (oseanik) dan dari yang bersifat pelagis sampai mendekati dasar

4
4

(demersal). Caranx dan Gnathanodon sangat khas sebagai penghuni terumbu


karang (reef associated). Hampir semua ikan Kuwe mempunyai sifat bergerombol
(schooling) dan bersifat karnivora. Makanan utamanya adalah ikan dan
makrofauna lainnya.

7 Ikan Kuwe hidup di perairan dangkal, terumbu karang, membentuk


gerombolan kecil, dapat mencapai panjang ikan 75 cm, umumnya 50 cm.
Termasuk ikan buas, makanannya ikan-ikan kecil, krustasea, penangkapan dengan
pancing, bubu, jaring klotok, moroami jaring insang. Dipasarkan dalam bentuk
segar, asin kering (harga agak mahal). Daerah penyebaran; sepanjang pantai
dangkal, perairan karang Indonesia, Teluk Benggala, Teluk Siam, sepanjang
pantai Laut Cina Selatan, Philipinna (Akbar, 2018).

2.3 Seksualitas Ikan

Studi mengenai jenis kelamin dari suatu spesies ikan merupakan suatu
kegiatan yang cukup menarik. Terutama, bagi orang-orang yang sangat senang
menekuni bidang budidaya perikanan maupun melakukan penelitian di bidang
biologi perikanan karena individu setiap spesies ikan memiliki ciri-ciri khusus
sebagai penentu apakah individu ikan tersebut berjenis kelamin jantan atau betina.
Penampakan cirri-ciri tersebut dapat diketahui melalui pengamatan terhadap organ
reproduksi yang dimiliki dan juga dapat diolihat melalui penampakan ciri-ciri
morfologis pada permukaan tubuhnya.

Penampakan ciri-ciri seksual ini pada beberapa spesies ikan baru nyata
terlihat apabila individu ikan sudah mengalami matang gonad (kelamin), akan
tetapi pada beberapa spesies ikan lainnya cirri-ciri seksual itu dapat terlihat
dengan jelas walaupun individu ikan tersebut belum matang gonad ataupun sudah
selesai memijah. Dengan dikenalinya penampakan cirri-ciri seksual dari setiap
individu pada spesies ikan, maka akan sangat membantu orang-orang yang
5

berusaha di bidang budidaya perikanan dan juga peneliti di bidang biologi


perikanan.

Penampakan ciri seksual yang dimiliki pada setiap individu spesies ikan
terdiri dari ciri seksual primer dan ciri seksual sekunder.Penampakan ciri seksual
sekunder ada yang bersifat permanen dan ada yang bersifat sementara (Muliani,
dan Rusyidi. 2021).

2.3.1 Penampakan Ciri Seksual Primer

Untuk pengamatan penampakan ciri seksual primer pada setiap individu


ikan dilakukan melalui beberapa cara yaitu (Muliani, dan Rusyidi. 2021):

1) Membelah tubuh bagian abdominal individu ikan, selanjutnya amati


gonad yang diteliti berbentuk testis atau ovari, jika yang dimiliki
individu ikan itu adalah testis maka individu ikan tersebut berjenis
kelamin betina. Gonad yang sudah jelas berbentuk testis atau ovari
ialah apabila individu ikan itu sudah mulai matang gonad menurut
Kesteren dalam Bagenal dan Braum (1971) berada pada tahap
perkembangan 1 atau ke 2, akan tetapi jika masih berada pada tahap
kematangan gonad 1 dan 2 masih agak sulit untuk dibedakan
bentuknya dengan mata biasa. Testis dan ovari semakin jelas
perbedaannya apabila sudah sampai pada TKG IV ke atas.

2) Mengeluarkan gamet dengan cara men-striping induk yang sudah


matang gonad sempurna, yaitu membei tekanan lembut dan halus pada
bagian abdominal dan diurut dari arah dada ke lubang genital. Bila
keluar berupa cairan putih seperti susu, berarti individu ikan itu adalah
ikan jantan. Jika yang keluar berupa butiran telur maka individu ikan
itu adalah betina. Cara ini dapat dilakukan pada individu ikan yang
masih hidup.
6

3) Mengambil gamet dari dalam gonad melalui cara pengisapan dengan


bantuan catheter cannula (selang). Cara ini dapat dilakukan pada
individu ikan yang masih hidup dan sudah matang gonad III. Menurut
Kesteven, apabila yang terhisap cairan putih mengarah ke putih susu
maka individu ikan iitu adalah ikan jantan dan jika yang terhhisap
berupa butiran telur maka individu ikan itu adalah betina.

Penampakan seksual primer individu ikan jantan adalah:

1. Bentuk testis
2. Warna testis

Penampakan seksual primer pada individu ikan betina adalah:

1. Bentuk ovari
2. Adanya butiran telur
3. Warna ovari

2.3.2 Penampakan ciri seksual sekunder

Penentuan jenis kelamin ikan dengan cara memperhatikan penampakan


ciri seksual sekunder yang terlihat pada permukaan tubuh. Cara ini paling
disenangi karena tidak mematikan ikan. Penampakan ciri seksual sekunder ini ada
yang bersifat permanen dan ada yang bersifat temporer (hanya muncul di waktu
musim mijah apabila selesai memeijah maka penampakan ciri seksual sekunder
itu akan berubah kembali kebentuk semula.

Pengamatan terhadap pernampakan ciri seksual sekunder itu akan berubah


kembali kebentuk semula (Muliani, dan Rusyidi. 2021).

1) Bentuk dan ukuran tubuh serta bagian tubuh tertentu maupun pada
organ pelengkapnya (seksual dimorfisme) seperti:
7

 Ukuran tubuh
 Bentuk tengkuk pada kepala.
 Halus kasarnya permukaan kepala.
 Bentuk ujung sirip punggung.
 Bentuk abdominal.
 Bentuk papilla genital.
 Jumlah lubang genital.
 Bentuk salah satu jari sirip anal
 Bentuk salah satu jari sirip perut sebelah kiri.

2) Warna pada perumakaan tubuh dan organ-organ pelengkapnya


(seksual dikromatisme) seperti:

 Warna pada badan.


 Warna pada sirip punggung dan ekor.
 Garis-garis warna pada sirip ekor dan tubuh.
 Warna noktah pada batang ekor.
 Warna pada dasar sirip dada dan perut.
3. METODE PELAKSANAAN

3.1 Waktu dan Tempat


Praktikum dilakasanakan pada hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 pukul
15.00 WIB – 17.00 WIB. Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah di
Labolaturium Nutrisi dan Kualitas Air, Fakultas Pertanian, Universitas
Malikussaleh.

3.2 Alat & Bahan


Alat dan bahan yang di gunakan pada praktikum ini dapat dilihat pada table
1 dan 2 berikut ini :
Tabel 1. Alat – alat yang digunakan beserta fungsinya
No
Alat Fungsi
.
1. Nampan Untuk wadah meletakkan objek yang diamati.
2. Pisau Untuk membedah bagian tubuh ikan.
3. Serbet Untuk membersihkan tangan atau meja laboratorium.
4. Tisu Untuk membersihkan tangan atau meja laboratorium.
5. Penggaris Untuk mengukur morfometrik ikan.
6. Alat Tulis Untuk mencatat hasil dari praktikum.

Tabel 2. Bahan – bahan yang digunakan beseerta fungsinya.


No. Bahan Fungsi
1. Ikan Kuwe Sebagai bahan/objek praktikum yang di amati.
2. Deterjen Untuk membersihkan atau mencuci alat-alat
praktikum yang kotor.

3.3 Metode Praktikum


Metode yang digunakan pada praktikum ini adalah pengamatan secara
langsung dengan pengumpulan data primer dan data sekunder. Data primer
diperoleh dengan mengamati penggolongan, bentuk tubuh, dan bagian luar tubuh
ikan. Sedangkan data sekunder diperoleh dengan melalui studi literatur yang
berasal dari buku, jurnal, dan karya ilmiah yang berkaitan dengan judul prak

7
8

3.4 Prosedur Praktikum


Beberapa langkah-langkah prosedur kerja dalam melakukan praktikum yaitu :
1. Mempersiapkan alat & bahan yang akan digunakan pada praktikum.
2. Letakkan objek atau ikan kuwe (Caranx ignobilis) di atas nampan.
3. Gambar ikan kuwe (Caranx ignobilis) pada modul praktikum ikhtiologi
kemudian beri keterangan klasifikasi serta morfologi
4. Ukur panjang total (TL), panjang baku (SL), dan panjang ekor (FL)
5. Catatlah penampakan ciri seksusal sekunder (dimorfisme dan dikromatisme)
pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) apakah jantan ataupun betina yang
diamati.
6. Lakukan striping pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) tersebut atau
7. Bedah perut ikan kuwe (Caranx ignobilis) tersebut dengan menggunakan
pisau dan amati gonad yang dimiliki ikan tersebut.
8. Kemudian foto bagian-bagian ikan untuk dokumentasi praktikum.
9. Setelah semuanya selesai bersihkan semua alat peralatan laboratorium yang
telah kita gunakan.
10. Kembalikan alat yang telah digunakan ketempatnya semula.
4. HASIL DAN PEMABAHASAN

4.1 Hasil

Hasil pengamatan seksualitas pada ikan kuwe (Caranx ignobilis)


dilaboratorium bahwa ikan kuwe tersebut berjenis kelamin betina karena didlihat
beberapa ciri visualnya. Adapun hasil paparan pengamatan dilaboratorium yaitu
sebagai berikut:
4.1.1 Data Morfometrik
1. Panjang Total (TL) : 27,2 cm
2. Panjang Baku (SL) : 20,5 cm
3. Panjang Ekor (FL) : 23,7 cm
4.1.2 Penampakan Ciri Seksual Primer

Cara yang dilakukan untuk menentukan jenis kelamin ikan kuwe pada
pengamatan penampakan ciri seksual primer yaitu dengan cara membedah tubuh
bagian abdominal. Setelah melakukan pembedahan pada ikan kuwe tersebut
ternyata belum terlihat gonad (kelamin) pada ikan tersebut.
4.1.3 Penampakan Ciri Seksual Sekunder

a. Dimorfisme

Memiliki ukuran tubuh yang terbilang cukup besar yaitu dengan panjang
total (TL) 27,2 cm. Bentuk kepala tidak menonjol. Memiliki terkstur
permukaan kepala yang halus. Memiliki bentuk ujung sirip punggung
yang runcing tetapi tidak tajam. Untuk bentuk abdominal tidak rata tetapi
memiliki permukaan yang halus dan sedikit melebar kebawah dibagian
sirip perut. Memiliki urogenital bulat dan hanya memiliki 1 jumlah
lubang genital. Salah satu jari sirip anal memiliki ujung yang lunak tidak
atau tidak runcing dan sedikit berbentuk segitiga. Jari-jari sirip pada sirip
perut memiliki jari-jari sirip lemah mengeras dan mengeras sedikit
berbentuk segitiga

9
b. Dikromatisme

Warna tubuh pada ikan kuwe (Caranx ignobilis) sedikit putih keabu-
abuan. Sirip punggung pada ikan kuwe tersebut memilki warna abu-abu
kehitaman dan warna sirip ekor dibagian kanan yaitu berwarna sedikit

10
10

keabu-abuan agak kehitam-hitaman sedangkan dibagian sirip ekor kiri


memilki warna sedikit kekuning-kuningan. Garis-garis warna pada sirip
ekordan tubuh memiliki warna gelap. Warna noktah pada ikan kuwe
yang daiamti berwarna putih kegelap-gelapan dan sedikit tajam
(runcing). Warna dasar sirp dada dan perut sama-sama berwarna putih
sedikit kekuning-kuningan.
4.2 Pembahasan

Ikan kuwe (Caranx sp.)merupakan salah satu jenis ikan permukaan


(pelagis) ikan yang hidup pada perairan pantai dangkal, karang dan batu karang.
Ikan ini juga dikenal oleh masyarakat sebagai ikan hias dengan ikan pidana
kuning dan memiliki nama latin yaitu Caranx sp. (Pustria, dkk. 2017). Menurut
penelitian dari Lumi, K.W., dkk. (2019). Ikan kuwe memiliki beberapa unggulan
yaitu tingkat pertumbuhan yang cepat, mampu beradaptasi dengan lingkungan,
benih mudah ditemukan di sekitar padang lamun dan hutan mangrove, tahan
terhadap penyakit dan merupakan ikan yang rakus.

Pembedaan kedua jenis kelamin ini secara nyata hanya dapat dilakukan
dengan membedah ikan dan melihat ciri seksual primernya. (Rahardjo, 2020).
Perbedaan jenis kelamin dari suatu individu ikan dapat ditentukan dengan
memperhatikan karakteristik seksual yang dimilikinya. Testis dan ovari ataupun
spermatozoa dan telur (ovum) adalah karakteristik seksual primer pada ikan
(Pulungan, 2015). Sebelum memasuki fase remaja (juvenil), umumnya ikan tidak
bisa dikenali jenis kelaminnya. Hal ini terjadi karena kelamin ikan belum
terdiferensiasi secara sempurna. Meskipun secara genetis ikan terdiri dari jantan
dan betina (XX dan XY, WW dan WZ), namun faktor lingkungan lebih
mempengaruhi diferensiasi kelaminnya. Sehingga memungkinkan terjadinya
perbedaan kelamin ikan secara fungsional dan genetis. Maka dari itu, penentuan
jenis kelamin ikan dapat dianggap plastis. Jenis kelamin ikan tidak dapat diketahui
saat ikan tersebut baru menetas. Kelamin ikan dapat diketahui setelah sel kelamin
telah terdiferensiasi sempurna, tidak seperti pada mamalia yang jenis kelaminnya
11

dapat diketahui sejak lahir. Hal ini dikarenakan adanya interaksi lingkungan yang
menentukan jenis kelamin pada ikan (Budi, 2019). TKG I betina secara
makroskopik ditandai dengan awal perkembangan gonad ukurannya masih terlalu
kecil, terdapat selaput berwarnah itam yang membungkusnya, belumt erlihat
dengan jelas butiran-butiran telur secara kasat mata (Karyanti, dkk. 2018).

Dimorfisme seksual dan dikromatisme seksual adalah karakteristik seksual


sekunder ikan. Karakteristik seksual sekunder ini ada yang bersifat permanen adan
ada juga yang bersifat sementara. Karakteristik seksual bersifat sementara hanya
muncul ketika musim ikan mijah, biasanya hanya dapat dijumpai pada ikan jantan
saja. Biasanya setiap spesies ikan akan memiliki karakteristik seksual sekunder
yang berbeda – beda (Pulungan, 2015). Secara umum, bentuk sirip ikan jantan
lebih panjang, warna ikan jantan lebih cerah dan cemerlang, serta ikan jantan
memiliki tingkat agresivitas yang lebih tinggi. Namun dari segi ukuran, pada
beberapa spesies, ikan betina memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar dari
ikan jantan (Budi, 2019) .Warna pada ikan sering dimanfaatkan sebagai penciri
dalam pengenalan seksual. Secara umum boleh dikatakan bahwa ikan jantan
mempunyai warna yang lebih cemerlang daripada ikan betina. Bagi ikan jantan
warna berfungsi untuk menarik perhatian ikan betina (Rahardjo, 2020). Menurut
hasil penelitian dari Manalu (2014) ciri seksual sekunder pada ikan betina yaitu
warna pada badan lebih pucat dan tidak terang sesuai jenisnya, warna pada sirip
punggung dan ekor memudar, garis-garis pada sirip ekor dan tubuh keliatan tipis
dan tidak pekat. Warna noktah pada batang ekor seperti warna pada bagian tubuh
lainnya .
12
5. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan praktikum seksualitas pada ikan kuwe
(Caranx ignobilis) yaitu :
1. Data morfometrik yang terdapat pada pengamatan ikan kuwe (Caranx
ignobilis)
1. Panjang Total (TL) : 27,2 cm
2. Panjang Baku (SL) : 20,5 cm
3. Panjang Ekor (FL) : 23,7 cm
2. Pembedaan kedua jenis kelamin ini secara nyata hanya dapat dilakukan
dengan membedah ikan dan melihat ciri seksual primernya. Perbedaan jenis
kelamin dari suatu individu ikan dapat ditentukan dengan memperhatikan
karakteristik seksual yang dimilikinya. Testis dan ovari ataupun
spermatozoa dan telur (ovum). TKG I betina secara makroskopik ditandai
dengan awal perkembangan gonad ukurannya masih terlalu kecil, terdapat
selaput berwarnah itam yang membungkusnya, belum terlihat dengan jelas
butiran-butiran telur secara kasat mata.
3. Dimorfisme seksual dan dikromatisme seksual adalah karakteristik seksual
sekunder ikan. Karakteristik seksual sekunder ini ada yang bersifat
permanen adan ada juga yang bersifat sementara. Ciri seksual sekunder pada
ikan betina yaitu warna pada badan lebih pucat dan tidak terang sesuai
jenisnya, warna pada sirip punggung dan ekor memudar, garis-garis pada
sirip ekor dan tubuh keliatan tipis dan tidak pekat. Warna noktah pada
batang ekor seperti warna pada bagian tubuh lainnya dari segi ukuran, pada
beberapa spesies, ikan betina memiliki ukuran tubuh yang jauh lebih besar
dari ikan jantan.

12
DAFTAR PUSTAKA

Akbar, M. (2018). Studi Kebiasaan Makanan Ikan Kuwe (Gnathanodon


speciosus) Di Perairan Prigi, Kecamatan Prigi, Kabupaten Trenggalek,
Jawa Timur. Skripsi, 6-7.

Budi, D. S. (2019). Ciri Seksual Ikan. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan

Diansyah, K. R. (2017). Keanakearagaman Spesies Ikan di Zona Sub Litoral


Perairan Pulo Rubiah Sabang Sebagai Materi Pendukung Kingdom
Anamalia Di SMA N 2 Sabang. Skripsi.

Froese R & Pauly D (Editors). 2011. Fish Base World Wide electronic
publication.

Kariyanti, S. B. (2018). Identifikasi Tingkat Kematangan Gonad Ikan Endemik


Beseng-Beseng (Marosatherina ladigesi Ahl, 1936) Secara Makroskopik
dan Mikroskopik.

Laimeheriwa, Bruri. M. F. W. (2019). Evaluasi Kinerja Morfometrik Ikan


Bubara, Caranx Ignobilis Pada Keramba Jaring Apung Di Perairan Teluk
Ambon Dalam. Prosiding Seminar Nasional Kelautan dan Perikanan, 242-
246.

Lumi, K.W., U. N. (2019). Kajian Ekologi-Ekonomi Budidaya Ikan Kuwe


(Caranx sp) Di Kecamatan Lembeh Utara Kota Bitung Provinsi Sulawesi
Utara. Jurnal Ilmiah Platax, Vol. 7:(1), 122.

Pulungan, C. P. (2015). Nisbah Kelamin dan Nilai Kemontokan Ikan Tabingal


(Puntioplites bulu Blkr) Dari Sungai Sak, Riau. Jurnal Perikanan dan
Kelautan, Vol 20, 12.

Pustria, B. S. (2017). Efisiensi Usaha Budidaya Ikan Kuwe (Caranx sp.) Dalam
Keramba Jaring Apung Di Desa Banu-Banua Jaya Kabupaten Buton
Utara. Jurnal Sosial Ekonomi Perikanan, 20-21.

Rahardjo, M. F. (2020). Bagaimana Membedekan Jantan dan Betina Ikan? Warta


Ikthiologi, Vol 4 (3), 2.

Yudasmara, G. A. (2014). Biologi perikanan. Yogyakarta: Plantaxia.

13
LAMPIRAN

14
15

Lampiran 1. Data Morfometrik Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Pengukuran Panjang Total (TL)

Pengukuran Panjang Baku (SL)

Pengukuran Panjang Ekor (FL)


16

Lampiran 2. Penampakan Ciri Seksual Primer Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)

Membelah Tubuh Bagian Abdominal


Ikan Kuwe (Caranx ignobilis)
17

Lampiran 3. Penampakan Ciri Seksual Sekunder Ikan Kuwe (Caranx


ignobilis)

Warna Pada Sirip Ekor (Pinnea caudalis)

Warna Pada Sirip Punggung (Pinnea dorsalis)

Warna Pada Sirip Anus (Pinnea analis)


18

Warna Pada Sirip Dada (Pinnea pectroralis)

Warna Pada Sirip Perut (Pinnea ventralis)

Anda mungkin juga menyukai