Anda di halaman 1dari 3

A.

Pemijahan Ikan Koi


Menurut Effendi (1997), pemijahan adalah pertemuan sel telur dan sperma yang
umumnya terjadi secara eksternal. Keberhasilan pemijahan sangat tergantung pada
kondisi lingkungan dan sekitarnya. Secara umum, ada dua teknik pemijahan yang sering
dilakukan adalah :
1. Pemijahan alami yaitu : pemijahan ikan yang terjadi secara alami tanpa adanya
pemberian rangsangan hormonal maupun perlakuan lainnya.
2. Pemijahan Semi Alami yaitu : pemijahan yang dilakukan dengan cara pemberian
rangsangan hormonal untuk mempercepat proses reproduksi, baik dari induk ikan
jantan (menghasilakan sperma) maupun betina (menghasilkan sel telur).
3. Buatan/ Inject Breeding yaitu : pemijahan jenis ini merupakan pengambilan sperma
induk Koi jantan sehingga harus dibunuh untuk diambil kantung spermanya.
Pemilihan jenis pemijahan ini bergantung pada presentasi keberhasilan
pembuahan telur dan keberlangsungan hidup induk ikan koi terutama ikan koi jantan.
Pada kegiatan ini penting bagi guru untuk memperhitungkan kedua factor tersebut,
kaitannya dengan tujuan pembelajaran maupun dengan induk koi yang relatif mahal.
Oleh karena itu guru disarankan untuk memilih jenis pemijahan yang alami maupun semi
alami. Pemilihan kedua jenis pemijahan ini memiliki kelebihan dimana siswa dapat
belajar perilaku kawin pada Koi dan juga memangkas biaya indukan Koi jantan. Hal ini
karena pada pemijahan jenis Inject breeding induk Koi jantan harus dibunuh untuk
diambil kantung spermanya, padahal harga ikan Koi terutama untuk yang memiliki motif
yang bagus sangat mahal. Tetapi pada buku petunjuk ini hanya akan dibahas mengenai
pemijahan semi alami menggunakan suntikan rangsang.
Karena ikan Koi termasuk ikan yang mahal dan komersial, maka saat akan
dilakukan pemijahan dengan teknik semi alami dengan penyuntikan hormone perangsang
baik kepada induk jantan maupun betina supaya telur yang dihasilkan saat reproduksi
bisa maksimal.
B. Pesiapan kolam pemijahan
Pertama kali yang harus dipersiapkan untuk pemijahan adalah kolam. Kolam di
keringkan dan dibersihkan. Pintu pemasukan dipasang saringan untuk mencegah telur
yang mungkin hanyut.
Telur ikan menempel (adesif) sifatnya. Biasanya koi akan bertelur di bawah
tanaman atau bahan apa saja yang bisa dipakai untuk menempelkan telurnya. Oleh karena
itu, sediakan penempel telur yang memadai agar telur koi bisa selamat.
Penempel telur bisa menggunakan kakaban, yang dipakai untuk memijahkan ikan
koi. Kakaban dibuat dari ijuk yang dijepit dengan bilah bambu dan dipaku. Kakaban yang
baik terbuat dari ijuk yang panjang dan rata, panjang 120 cm dan lebar 40 cm. jumlah
kakaban yang diperlukan disesuaikan dengan besar induk betina, biasanya 4-6 buah untuk
setiap 1 kg induk betina.
Agar bisa mengapung, kakaban disusun di atas sepotong bambu yang masih utuh.
Diatas kakaban diberi bambu dan diikat agar kumpulan kakaban tidak tercerai-berai
ketika pasangan induk memijah. Sebelum dipasang, kakaban dibersihkan, dicuci dan
dibilas agar terbebas dari lumpur.
Kakaban dipasang setelah kolam diisi air. Air selalu mengalir ke kolam pemijahan
untuk merangsang pasangan koi yang akan memijah. Sealin kakaban, tempet menempel
telur bisa juga menggunakan tanaman Hydrilla yang disusun atau potongan tali raffia
sebagai pengganti ijuk.
C. Penyuntikan Indukan
Penyuntikan Hormon perangsang ini dilakukan agar memaksimalkan pemijahan
yang terjadi. Hormon perangsang yang digunakan yaitu ovaprim. Ovaprim adalah
campuran analog salmon Gonadotropihin Releasing Hormon (sGnRH-a) dan anti
dopamine. Ovaprim adalah hormon yang berfungsi untuk merangsang dan memacu
hormon gonadothropin pada tubuh ikan sehingga dapat mempercepat proses ovulasi dan
pemijahan, yaitu pada proses pematangan gonad dan dapat memberikan daya rangsang
yang lebih tinggi, menghasilkan telur dengan kualitas yang baik serta menghasilkan
waktu laten yang relatif singkat juga dapat menekan angka mortalitas (Sukendi, 1995).
Penyuntikan hormone perangsang pada ikan betina berfungsi untuk memicu terjadinya
ovulasi, sedangkan penyuntikan pada ikan jantan berfungsi untuk meningkatkan kuantitas
sperma yang dikumpulkan dan mengurangi sifat kekentalannya (Slembrouck, dkk. 2005).
Dosis pemberian hormone ovaprim berbeda-beda tergantung pada berat ikan (per
kilogramnya) yaitu 0,2 ml/kg dan diencerkan dengan akuabidest berupa NaCl Fisiologis
sebanyak 0,3 ml/kg.. Penyuntikan hormone dilakukan pada daging di daerah
punggungnya, jarum suntik disisipkan di sela-sela sisik ditusukkan kemudian agak ditarik
supaya terdapat ruang bagi hormone. Pemijahan Ikan Koi dilakukan pada kolam 2 dan
kolam 4, pada kolam 2 berisi seekor betina dan tiga ekor ikan koi jantan dengan
perlakuan seluruh ikan koi yang ada di kolam 2 baik jantan maupun betina diberikan
suntikan hormone ovaprim, sedangkan pada kolam 4 berisi dua ekor ikan koi jantan dan
seekor ikan koi betina dengan perlakuan yang diberikan suntikan ovaprim hanya ikan koi
betina saja. Setelah disuntikkan Hormon Ovaprim indukan dikembalikan lagi ketempat
semula.
D. Perilaku setelah penyuntikan
Perilaku yang teramati setelah dilakukan penyuntikan yaitu betina mulai aktif
berenang mengitari kolam pemijahan, sedangkan koi jantan mulai agresif mengikuti
kemanapun arah Koi betina berenang sambil meempel-nempelkan badannya pada betina
dan kadag juga berenang berdampingan. Hal ini untuk menarik perhatian betina.
Perilaku yang kemudian tampak setelah 6 jam penyuntikan masih sama seperti
sebelumnya namun terdapat perilaku lain yaitu koi jantan menempel-nempelkan
kepalanya ke perut koi betina hal ini dimungkinkan supaya mempercepat rangsangan
untuk betina agar mengeluarkan telurnya.
Kemudian perilaku yang muncul dari koi betina apabila telah mengeluarkan
telurnya yaitu berenang di sekitar Kakaban sambil mengibaskan ekornya . Hal ini
dimaksudkan agar telur yang keluar tidak bergerombol jadi satu dan bisa tersebar rata
menempel pada kakaban.

Dapus

Effendi, M. I. 1997. Biologi Perikanan. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Slembrouck, Jacques,dkk . 2005. Petunjuk Teknis Pembenihan Ikan Patin Indonesia,


Pangasius djambal. ISBN: IRD-BRKP.

Sukendi. 1995. Pengaruh kombinasi penyuntikan ovaprim dan prostaglandin p2 a terhadap


perubahan histology ovarium ikan dumbo {Glorias gariepinm Burcheel). Lembaga Penelitian
Universitas Riau.

Anda mungkin juga menyukai