b. bahan
Bahan yang digunakan dalam pengamatan Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dapat dilihat
pada tabel
Tabel . Bahan yang digunakan dalam analisa TKG adalah sebagai berikut:
4.3.2 Pembahasan
Pengamatan Tingkat Kematangan Gonad dilakukan dengan membedah ikan (sectio).
Ikan yang diamati gonadnya yaitu Ikan Gigi Jarang (Otolithes argenteus). Setelah melakukan
sectio, ambil gonad ikan jantan dan betina letakkan pada wadah yang telah disediakan lalu
diberi akuades. Kemudian tentukan klasifikasi kematangan gonad dengan melihat kunci
Tingkat Kematangan Gonad (TKG) menurut Kestevan, Nikolsky dan Cassie.
Berdasarkan hasil pengamatan kelompok kami klasifikasi kematangan gonad yang di diperoleh
yaitu pada ikan jantan menurut Nikolsky tidak masak dan ikan betina masak. Kemudian
menurut Kestevan ikan jantan dan ikan betina sama yaitu Perkembangan II. Sedangkan
menurut Cassie ikan jantan III dan ikan betina IV.
Tingkat kematangan gonad merupakan pengelompokan kematangan gonad ikan berdasarkan
perubahan-perubahan yang terjadi pada gonad. Digunakannya Kesteven dalam penentuan
Tingkat Kematangan Gonad pada ikan dikarenakan isi lebih spesifik. Dimana maksudnya
adalah mewakili keadaan tahap-tahap perkembangan kematangan gonad. Berikut adalah
tingkatan pada ikan jantan, dari Kesteven yang dikutip dari Mar’ati (2007), tingkat
kematangan gonad ikan jantan adalah sebagai berikut:
1. Dara. Organ seksual sangat kecil berdekatan di bawah tulang punggung, testes dan
ovarium transparan, dari tidak berwarna sampai abu-abu. Telur tidak terlihat dengan
mata biasa.
2. Dara Berkembang. Testis dan ovarium jernih, abu-abu merah. Panjangnya setengah
atau lebih sedikit dari panjang rongga bawah. Telur satu persatu dapat terlihat dengan
kaca pembesar.
3. Perkembangan I. Testis dan ovarium bentuknya bulat telur, berwarna kemerah merahan
dengan pembuluh kapiler. Gonad mengisi kira-kira setengah ruang ke bagian bawah.
Telur dapat terlihat seperti serbuk putih.
4. Perkembangan II. Testis berwarna putih kemerah-merahan, tidak ada sperma kalau
bagian perut ditekan. Ovarium berwarna oranye kemerah-merahan. Telur dapat
dibedakan dengan jelas, bentuknya bulat telur. Ovarium mengisis kira-kira dua pertiga
ruang bawah.
5. Bunting. Organ seksual mengisi ruang bawah. Testis berwarna putih, keluar tetesan
sperma kalau ditekan perutnya. Telur bentuknya bulat, beberapa dari telur ini jernih
dan masak.
6. Mijah. Telur dan sperma keluar dengan sedikit tekanan di perut. Kebanyakan telur
berwarna jerinih dengan beberapa yang berbentuk bulat telur tinggal dalam ovarium.
7. Mijah/Salin. Gonad belum kosong sama sekali, tidak ada telur yang bulat telur.
8. Salin. Testis dan ovarium kosong dan berwarna merah. Beberapa telur sedang ada
dalam keadaan dihisap kembali.
9. Pulih Salin. Testis dan ovarium berwarna jernih, abu-abu merah,
Sedangkan pengamatan Tingkat Kematangan Gonad menurut Nikolsky (1969) yaitu :
1. Tidak Masak. Individu masih belum berhasrat mengadakan reproduksi. Ukuran gonad
kecil.
2. Masa Istirahat. Produk seksual belum berkembang. Gonad berukurankecil, telur tidak
dapat dibedakan oleh mata.
3. Hampir Masak. Telur dapat dibedakan oleh mata. Testes berubah dari transparan
menjadi warros/kemerah-merahan.
4. Masak. Produk seksual masak, mencapai berat maksimum tetapi produk tersebut belum
keluar bila diberi sedikit tekanan pada perut.
5. Reproduksi. Produk seksual akan menonjol keluar dari lubang pelepasa bila perut
sedikit ditekan. Berat gonad cepat menurun sejak permulaan berpijah sampai
pemijahan selesai.
6. Keadaan Salin. Produl seksual telah dikeluarkan, lubang genitak berwarna kemerahan.
Gonad mengempis, ovarium berisi beberapa telur sisa. Testis juga berisi sperma sisa.
7. Masa Istirahat. Produk seksual telah dikeluarkan, warna kemerah-merahan pada lubang
genital telah pulih. Gonad kecil dan telur belum terlihat oleh mata.
Dalam menilai perkembangan gonad ikan betina selain dilihat hubungan antara Indeks
Kematangan Gonad dan Tingkat kematangan Gonad, dapat dihubungkan dengan
perkembangan garis tengah telur yang dikandungnya hasil dari pengendapan kuning telur
selama proses vitellogenesis.Berdasarkan hubungan ini akan didapatkan ukuran garis tengah
telur yang terbesar pada waktu akan terjadi pemijahan sebagai ukuran telur yang masak ikut
dalam pemijahan. Penelusuran ukuran telur masak dalam komposisi ukuran telur secara
keseluruhan dapat menuntun kepada pendugaan pola pemijahan ikan tersebut (Effendie, 2002).
Seperti telah dikemukakan bahwa semakin berkembang gonad, telur yang terkandung di
dalamnya semakin membesar garis tengahnya, sebagai hasil dari pengendapan kuning telur,
hidrasi dan pembentukan butir-butir minyak berjalan secara bertahap terliput dalam
perkembangan tingkat kematangan gonad. Sudah dapat diduga bahwa semakin meningkat
tingkat kematangan gonad garis tengah telur semakin besar, namun seberapa jauh
berkembangnya garis tengah telur tadi pada tingkat kematangan (Effendie, 2002).
4.4 Kesimpulan dan Saran
4.4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada Praktikum Biologi Perairan tentang Tingkat Kematangan
Gonad adalah :
1. Kematangan gonad yang kita amati menurut Nikolsky tidak masak dan ikan betina
masak. Kemudian menurut Kestevan ikan jantan dan ikan betina sama yaitu
Perkembangan II. Sedangkan menurut Cassie ikan jantan III dan ikan betina IV;dan
2. Hubungan antara Tingkat Kematangan Gonad (TKG) dan Indeks Kematangan Gonad
(IKG) yaitu untuk mengetahui perkembangan di dalam dan di luar gonad.Selain itu
semakin berat ikan maka semakin tinggi IKG nya, karena semakin besar ukuran ikan
maka semakin banyak telurnya/berat gonadnya.
4.4.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan pada Praktikum Biologi Perikanan tentang Tingkat Kematangan
Gonad diantaranya :
1. Dalam pengamatan tingkat kematangan gonad ikan sebaiknya diamati dengan sangat
teliti dan benar-benar mengacu pada buku kunci TKG agar diperoleh hasil yang akurat;
dan
2. Secara umum praktikum Biologi Perikanan ini berjalan dengan baik dan lancar.
Namun, keterbatasan sarana khususnya mikroskop menjadikan praktikum tidak bias
berjalan dengan efisien.
DAFTAR PUSTAKA
Effendie, M.I. 2002. Biologi Perikanan. Yayasan Pustaka Nusatama.
Kordi, et,al. 2010. Pembenihan Ikan Laut Ekonomis Secara Buatan. Penerbit Andi.
Yogyakarta.
Mar’ati, K. 2007. Pengaruh Dosis dan Lama Penyimpanan Pengencer Susu Skim
Kuning telur Terhadap Kualitas Semen Ikan Mas (Cyprinuscarpio L.).
Suminto, et al. 2010. Prosentase Perbedaan Pengaruh Tingkat Kematangan Gonad
Terhadap Fertilitas dan Daya Tetas Telur Dalam Pembenahan Buatan
Abalone (Haliotis asinina).
Tester, A. L. and M. Takata. 1953. Contribution on the Biology of the Aholehole A Potential
Baitfish. Hawaii Mar. Lab. Contr. No. 38.